Anda di halaman 1dari 8

KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan Volume 5, Nomor 2, Desember 2019

P- ISSN 2460-1071, E-ISSN 2615-1197 p 75 - 82

Analisis Metode Penciptaan


Gending Gesuri Karya I Wayan Beratha

I Wayan Diana Putra

Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan


Institut Seni Indonesia Denpasar

analisamulnori@gmail.com

Metode mencipta karya musik khususnya karawitan Bali yang dijadikan panduan penciptaan se-
cara teoritis masih sangat sedikit. Konsep penciptaan gending karawitan diperlukan sebagai acuan
dalam menciptakan komposisi gending karawitan Bali dengan arah yang jelas. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penelitian dengan Analisis Metode Penciptaan Gending Gesuri Karya I Wayan Beratha.
Proses Analisis Metode Penciptaan Gending Gesuri Karya I Wayan Beratha diawali dengan mengga-
li data dari studi kepustakaan berupa pemahaman lewat buku pengetahuan karawitan dan wawan-
cara dengan narasumber ahli khususnya para composer karawitan yang handal. Setelah mendapa-
tkan data dari studi kepustakaan dan hasil wawancara, maka data akan diolah untuk menemukan
formulasi penciptaan gending Gesuri yang kemudian menjadi panduan dalam menciptakan karya
musik selanjutnya. Melaui analisis metode penciptaan ini dijelaskan mengenai tata cara mengolah
nada menjadi melodi, pengolahan tempo dan dinamika serta penyusunan struktur gending.

Kata kunci: metode penciptaan, i wayan beratha, gesuri

The role of Balinese compotitional music method is still difficult to finded. Compotitional method
is important instrument for Balinese composer during they has composed with the clear aims. Be-
side that the Balinese composer need to knowledge and compotitional technic. Gending Gesuri by
I Wayan will be analysis to get the compotitional method such us how to make melody progresion,
how to make ritmic. Reaseach was begun by analysis book script to knowing karawitan knowledges
and theories. Interview with few famous composer karawitan Bali to get information about how I
Wayan Beratha make a Balinese compotition especialy Gesuri. After exploration book script and
interview all of data will be analysis to get I Wayan Beratha’s formulation and then his formulation
will be establish as a guidline for new compotition metods. Through this analysis we can get knowl-
edge about how to make melody progression, tempo, dynamic changes and built gending structure.

Keyword: compotition metods, i wayan beratha, gesuri

Proses review : 2 - 30 september 2019, dinyatakan lolos 25 oktober 2019

75
I Wayan Diana Putra (Analisis...) Volume 5, Nomor 2, Desember 2019

PENDAHULUAN merangsang pengolahan nada, timbre, dinamika dan


tempo. Dalam Gending Gesuri unsur ekstra musikal
Gending Gesuri yang dijadikan topik diskusi ini mer- yang dimaksud ialah isu nasionalisme bangsa Indo-
upakan salah satu lagu monumental yang diciptakan nesia yang menggebu-gebu ditengah era kebangkitan
oleh empu Karawitan Bali yaitu I Wayan Beratha pada bangsa setelah memperoleh kemerdakaannya. Ga-
tahun 1964 dalam rangka New York World Fair 1964. gasan ekstra musikal tertuang dalam dimensi karak-
Penciptaan Gending Gesuri dilatarbelakangi oleh ter dari Gending Gesuri.
permintaan Presiden Soekarno untuk menciptakan
sebuah lagu untuk mencitrakan semangat heroisme METODE
bangsa Indonesia terhadap dunia luar mengingat
saat itu merupakan masa-masa awal berkembangnya Pada proses Analisis Metode Penciptaan Gending
Republik Indonesia. Gending Gesuri dalam proses Gesuri Karya I Wayan Beratha menggunakan ran-
penciptaanya mengambil tempat di Training Camp cangan penelitian deskriftif kualitatif sebagai kerang-
(TC) Wisma Atlet Asian Game Jakarta. Penabuh ka dasar analisa. Penelitian kualitatif sering disebut
pertama dari Gending Gesuri adalah Sekehe Gong dengan pendekatan kualitatif deskriftif. Penelitian
Sadmerta. Gending Gesuri dipentas perdanakan te- kualitatif adalah data yang dikumpulkan peneliti be-
pat pada pembukaan New York World Fair (NYWF) rupa kata-kata, kalimat ataupun gambar yang memi-
1964 dihadapan para delegasi dari bangsa-bang- liki arti yang lebih bermakna yang mampu memacu
sa lain di dunia. Pementasan Gending Gesuri pada timbulnya pemahaman nyata tentang gambaran se-
pembukaan NYWF 1964 di Amerika Serikat secara suatu yang bukan sekedar sajian angka-angka atau
tidak langsung menegaskan arahan Presiden Soekar- frekuensi (Sutopo, 2006:40). Seorang peneliti dalam
no untuk menggaungkan spirit nasionalisme bangsa menggambarkan situasi dan kondisi sesuatu lebih
Indonesia terhadap lawan-lawan politiknya saat itu menekankan sajian datanya pada bentuk deskripsi
dalam bentuk karya karawitan. kalimat-kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam
(Maryono, 2011:18). Pendekatan kualitatif dalam
Dalam perkembanganya Gending Gesuri pernah penelitian ini untuk mengurai dan menjelaskan tata
mendapat predikat juara satu dalam Utsawa Mer- cara dari I Wayan Beratha dalam menyublimasi ga-
danga II tahun 1969 (Festival Gong Kebyar) yang gasan ide, menyusun melodi, mengolah ritme, tempo
dimainkan oleh sekehe Gong Gladag sebagai Duta dan dinamika dalam gending Gesuri.
Kabupaten Badung (Yudha, 2010:24). Gending Ge-
suri juga sangat familiar dikalangan masyarakat seni Subjek penelitian menurut Arikunto adalah tempat
karawitan Bali. Hal tersebut dibuktikan dengan ban- dimana data untuk variable penelitian diperoleh
yaknya sekehe-sekehe di seluruh Bali yang menggu- (Arikunto, 2010). Objek dalam penelitian kualitatif
nakan gending Gesuri sebagai materi penyajiannya. adalah objek alamiah atau natural setting. Dalam
Institut Seni Indonesia Denpasar juga menggunakan buku Memahami Penelitian kualitatif Basrowi meng-
penggalan gending Gesuri untuk gending Bedel yang utip pernyataan Sugiyono mengenai objek peneli-
berfungsi untuk menyertai rektor, dewan penyantun, tian. Objek alamiah adalah objek yang apa adanya,
senat institut dan tamu undangan VIP ketika me- tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondidi
masuki ruangan sidang senat terbuka seperti acara pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada
wisuda dan dies natalies. Gending Gesuri menurut di objek dan setelah keluar dari objek relative ti-
Ketut Gde Asnawa dan Ketut Sukarata (Wawancara dak berubah (Sugiyono, 2005:2). Subjek penelitian
tanggal 1 Agustus 2018) menjadi cikal bakal dari ben- ini adalah gending Gesuri karya I Wayan Beratha.
tuk gending lelambatan kreasi (Tabuh Nem Galang Gending Gesuri adalah sebuah gending kekebyaran
Kangin tahun 1968) dan bentuk kreasi pepanggulan yang berakar pada gending-gending pagongan. Dari
sebagai materi wajib Festival Gong Kebyar tahun tema gendingnya menggunakan pola gegancangan.
2002 sebagai penyeimbang kreasi kekebyaran (Waw- Gegancangan adalah sebuah lagu dengan ukuran
ancara dengan Bapak Ketut Gde Asnawa di kediaman relatif tanggung, sistem permainan didominasi oleh
Jl. Gatot Subroto Timur, Blok III/I No 11 tanggal 27 sistem ubit-ubitan dengan terdapat bentuk-bentuk
Juli 2018). angsel (Aryasa, 1984:64). Selain disebut dengan ge-
gancangan gending Gesuri disebut dengan golongan
Hal yang menarik dari Gending Gesuri ini selain panggilak (Aryasa, 1984:65). Panggilak berasal dari
bentuk tekstual musikalnya ialah gagasan ekstra kata gilak yang berarti gending yang disajikan da-
musikalnya. Gagasan ekstra musikal yang dimak- lam irama cepat atau tanggung yang terdiri dari satu
sud ialah elemen yang melatarbelakangi penciptaan sampai empat gongan yang dimainkan secara be-
musik yang tidak datang dari elemen musik seperti rulang-ulang (Sukerta, 1998:55). Objek yang diama-
nada, timbre, dinamika dan tempo. Elemen tersebut ti adalah metode penciptaan gending Gesuri secara
meliputi isu atau permasalahan sosial yang dapat keseluruhan mulai dari cara membuat melodi tema

76
Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan

(bantang gending), memilih ornamentasi, bentuk Teknik pengumpulan data yang kedua adalah waw-
angsel dan struktur gending. ancara. Wawancara menurut Basrowi ialah per-
cakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak,
Lokasi pengambilan sampel data yang akan di- yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/
gunakan pada analisis ini adalah di Studio Media pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (inter-
Rekam Gedung Latta Mahosadi, Studio Beratha, viewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan
Institut Seni Indonesia Denpasar, Gedung Gede itu (2008:127). Adapun yang akan diwawancarai
Manik, Institut Seni Indonesia Denpasar dan Ban- dalam penelitian ini adalah I Ketut Sukarata selaku
jar Sadmerta Belaluan Denpasar. Banjar Sadmerta, ahli karawitan Bali dan anak kandung dari I Wayan
Belaluan, Denpasar Utara tempat lahirnya I Wayan Beratha, I Ketut Gde Asnawa seorang composer
Beratha dan locus dari Sekehe Gong Sadmerta yang karawitan Bali yang mengetahui seluk beluk gending
membawakan gending Gesuri pertama kali dan tem- Gesuri, Prof. I Wayan Rai, S. MA selaku pakar karaw-
pat tinggal para penabuh gamelan yang mengetahui itan Bali yang sangat intens memperhatikan tumbuh
persis proses penciptaan dan perkembangan gend- kembang Sekehe Gong Sadmerta di dalam memb-
ing Gesuri karya I Wayan Beratha. awakan gending Gesuri, dan I Nyoman Winda, MA
sebagai composer yang mengaransemen penggalan
Tahapan proses dari “Analisis Metode Penciptaan gending Gesuri menjadi musik Bedel.
Gending Gesuri Karya I Wayan Beratha” mengacu
pada pandangan Bogdan (1972) meliputi tiga taha- Teknik analisis data yang digunakan pada proses
pan yaitu 1) Tahap Pralapangan untuk penentuan “Analisis Metode Penciptaan Gending Gesuri Karya
lokasi penelitian, penentuan narasumber yang akan I Wayan Beratha” merujuk pada analisis data kual-
dituju, observasi alat yang akan dijadikan objek pe- itatif yang dikemukakan oleh Straus dan Corbin.
nelitian, merumuskan kerangka berpikir, menentu- Menurut Starus dan Corbin terdapat tiga langkah
kan model penelitiandan mengumpulkan bahan ten- untuk melakukan analisis data kualitatif, yaitu 1)
tang gending Gesuri dan proses penciptaan gending Open Coding, 2) Axial Coding dan 3)Selective Cod-
Gesuri, 2) Tahap Kegiatan Lapangan untuk terjun ing (Basrowi, 2008:206). Open Coding adalah tahap
langsung ke lapangan, melakukan wawancara den- peneliti menemukan sebanyak mungkin varian data
gan narasumber, menuangkan kerangka berpikir yang dapat mendukung terwujudnya ide gagasan.
dalam bentuk kontruksi penelitian secara deskriptif Dalam penelitian ini tahap pertama ini adalah
dan memilih model penelitian dan 3) Tahap Anali- menyerap data sebanyak-banyak dari sumber tertu-
sis Intensif (Basrowi dan Suwandi, 2008:84) pros- lis berupa buku dan wawancara dengan ahli terkait.
es analisis Gending Gesuri secara tekstual dengan Axial Coding ialah pemilahan data yang dibagi ke
membedah bentuk musikalnya seperti melodi, pen- dalam proporsi-proporsi berdasarkan klasifikasi je-
gaturan tempo, dinamika dan cara kerja penyusunan nis data yang telah ditentukan apakah berupa teori
ornamentasi sehinga ditemukan metode penciptaan ilmiah ataupun berupa manuskrip dari narasumber.
gending Gesuri karya I Wayan Beratha. Selective Coding merupakan tahap akhir dari anali-
sis data, yaitu data yang telah terpilah-terpilah ses-
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada uai dengan jenis dan bentuknya kemudian disaring
proses “Analisis Metode Penciptaan Gending Gesu- merujuk pada kebutuhan untuk pembuktian gagasan
ri Karya I Wayan Beratha” menggunakan teknik 1) yang ingin diwujudkan.
Pengamatan (Observasi) dan 2) Wawancara. Teknik
Pengamatan (Observasi) pada penelitian ini gending HASIL DAN PEMBAHASAN
Gesuri yang dimainkan oleh beberapa sekehe di Bali
dari masa ke masa untuk melacak perkembangan Karakter Gending Gesuri
dari gending Gesuri karya I Wayan Beratha. Secara Dalam konteks musikal karakter Gending Gesuri
lebih spesifik teknik pengamatan (observasi) yang adalah salah satu gending dengan gaya kekebyaran.
digunakan adalah pengamatan observasi terstruk- Kekebyaran identik dengan media ungkap gamelan
tur. Observasi terstruktur sesuai dengan pendapat Gong Kebyar. Kekebyaran adalah istilah untuk
Rukaesih adalah observasi yang telah dirancang se- menunjukan gending-gending yang digarap kebyar
cara sistematis tentang apa yang akan diamati dan di (Sukerta, 1998:82). Arya Sugiartha mengatakan bah-
mana tempat pengamatannya (2015:150). Observasi wa: “Secara musikal Gamelan Gong Kebyar adalah se-
terstruktur dilakukan dalam penelitian ini mengin- buah orchestra tradisional Bali yang memiliki peran-
gat peneliti adalah seorang penabuh dan composer gai keras (coarse sounding ensemble) (2015:40).
gamelan Bali yang sangat memerlukan perkemban- Dengan perangai yang keras Gamelan Gong Kebyar
gan gending Gesuri dari masa ke masa untuk mene- oleh masyarakat Bali dikenal dengan ciri khasnya
mukan formulasi penciptaan gendingnya. ‘ngebyar’. Kekebyaran berasal dari kata kebyar yang

77
I Wayan Diana Putra (Analisis...) Volume 5, Nomor 2, Desember 2019

mendapat awalan ke- dan akhiran –an. Kata kekeb- Karakter Gending Gesuri Secara Ekstra Musi-
yaran dalam konteks Bahasa Bali tergolong kata yang kal
masuk dalam klasifikasi kata pengulangan Dwi Pur- Karakter gending secara kontekstual sering disebut
wa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dwi dengan gagasan ekstra musikal. Sebuah karya musik
Purwa adalah pengulangan sebagian atau seluruh atau gending yang lebih menekankan aspek gagasan
suku awal sebuah kata, contohnya tamu menjadi tet- ekstra musikal menurut Hugh M. Milller dikategori-
amu dan laki menjadi lelaki. Kekebyaran sesuai den- kan dengan musik Programa (2017:180). Secara rin-
gan teori bahasa Dwi Purwa dengan mengulang kata ci Miller mengatakan bahwa musik programa yaitu
depan sebuah laksem dengan mendapat akhiran –an musik/gending instrumental yang dengan sengaja
merujuk pada makna seperti kebyar. Artinya tidak digubah komponis untuk menyampaikan ide-ide
murni kebyar. Gending Gesuri dengan gaya keke- esktra musikal. Lebih khusus lagi musik programa
byarannya adalah sebuah gending gubahan baru naratif adalah sebuah komposisi berbasis programa-
dengan beranjak pada pola-pola gending pegongan tis yang diarahkan ke tingkat lebih tinggi dari suatu
dengan olahan dan ornamentasi roh kebyar. realism apabila musik tersebut dimaksudkan untuk
menceritakan sebuah kisah (2017:181). Gending Ge-
Dengan mengusung rasa kebyar dari media ungkap suri secara inklusif memiliki karakter heroik sesuai
gamelan Gong Kebyar maka gending Gesuri memi- dengan akronim dari kata Gesuri itu sendiri yang be-
liki karakter tempo cepat, volume suara yang nyar- rarti Genta (Ge) Suara (Su) Revolusi Indonesia (Ri).
ing dengan ornamentasi yang beragam. Tempo cepat Genta suara revolusi merupakan sebuah spirit rev-
disebabkan oleh karakter gamelan Gong Kebyar yang olusi Indonesia yang baru memerdekakan diri dari
mengakomodir munculnya pola-pola kotekan, norot dekapan penjajah. Menurut Yudha gending Gesuri
dan ngoncang yang sistem kerjanya lahir untuk porsi bahkan diidentikan dengan pidato dari Presiden Su-
tempo cepat. Volume suara yang nyaring disebabkan karno yang awal-awalnya tenang kemudian mengge-
suara gamelan Gong Kebyar dengan karakter nyaring legar (2010:24). Perlu dicatat gending Gesuri lahir
untuk dapat menghasilkan suara keras dan serempak pada masa-masa Indonesia sedang getolnya menyu-
(Wawancara dengan I Wayan Gde Juniarta di besalen arakan nilai-nilai nasionalisme bangsa terhadap
Banjar Tubuh Blahbatuh, Rabu 13 Juni 2018). Berag- bangsa lain dan digarap di ibu kota Jakarta pada saat
am ornamentasi terjadi mengingat jumlah orkestra- dilaksanakannya training camp (TC) peserta New
si dari gamelan Gong Kebyar beravariasi mulai dari York World Fair 1964. Secara lebih rinci lagi Ketut
golongan melodi (penyacah, calung dan jegog), pen- Gde Asnawa menafsirkan karakter dari masing-mas-
gubit (gangsa, kantil dan reyong), pemegang matra ing struktur gending Gesuri yaitu:
yaitu kajar, kolotomik (gong, kempur, kemong dan a. Gineman sebagai ungkapan keindahan bangsa
kempli), pemurba irama (kendang) dan ritme ada- Indonesia;
lah tungguhan ceng-ceng. Dari sekian banyak in- b. Jagul Kekendangan sebagai dentuman komando
srumen dalam gamelan Gong Kebyar menyebabkan untuk rakyat Indonesia bersemangat untuk me-
banyaknya peluang di dalam mengolah ornamen- mekikkan ide-ide kemerdekaan;
tasi untuk menghiasi melodi pokok. Kompleksitas c. Kebyar Bebaturan sebagai respon dari rakyat In-
instrument seperti ini menjadikan warna gamelan donesia untuk menyambut dan mengimplemen-
Gong Kebyar sangat kompleks, sehingga memberi- tasi nilai-nilai nasionalisme kemerdekaan;
kan ruang gerak yang sangat fleksibel untuk diolah d. Pengawak merupakan penggambaran dari mas-
dalam komposisi lagu (Arya Sugiartha, 2015:40). Hal yarakat Indonesia yang berinteraksi dan berkon-
inilah yang menyebabkan gending Gesuri memiliki solidasi dalam mempertahankan kemerdekaan
progresi yang lincah akibat dari kompleksnya pengo- dan ideologi bangsa yang nasionalis
lahan masing-masing instrument yang terdapat da- e. Pengecet merupakan gerakan rakyat Indonesia
lam gamelan Gong Kebyar. Dengan karakter tempo secara massif di dalam mempertahankan ke-
cepat, volume suara yang nyaring dan ornamentasi merdekaan Indonesia yang mulai digrogoti oleh
yang bervariasi menyebabkan Gending Gesuri men- kekuatan kapitalisme bangsa asing (Wawancara
jadi gending dengan karakter kekebyaran. dengan Ketut Gde Asnawa di rumah beliau Jalan
Gatot Subroto, Blok I, GG III No 11, Jumat 27
Dalam konteks karakter gending Gesuri memiliki Juli 2018).
dua dimenasi gaya yaitu secara ekstra musikal dan
musikal murni. Secara ekstra musikal dalam artian Setelah mencermati pernyataan Yudha dan Asnawa
gending Gesuri yang lahir atas respon suasana, isu, mengenai gagasan dan nilai spirit gending Gesuri
gagasan dan topik diluar unsur musikal sendiri. yang berangkat dari isu dan gagasan nasionalisme
Musikal murni adalah gending Gesuri dilihat dari kebangsaan, ditambah dengan penjabaran Asnawa
elemen musikalnya seperti melodi, dinamika, tempo mengenai struktur gending Gesuri yang dikaitkan
dan ritme. dengan pesan nasionalisme dengan teori Miller men-

78
Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan

genai sifat musik programa maka gending Gesuri ing Gesuri untuk mewujudkan kesan galak adalah
termasuk pada musik programa dengan menekank- seperti berikut di bawah ini:
an gagasan esktra musikal yaitu nilai nasionalisme.
Maka dalam konteks ekstra musikal gending Gesuri Contoh Melodi Ngubeng
sangat merupakan bagian dari karakter musik pro-
grama naratif terkait karakter heroism rakyat Indo- 1 2 3 4 5 6 7 8
nesia.
. . . ( ) + . + ( )
Karakter Gending Gesuri Secara Musikal
Murni i a u a o i a U
Karakter gending Gesuri secara musikal dari segi
sudut pandangnya berlawanan dengan musik pro- Pola gegilakan delapan ketuk dengan melodi ngu-
grama. Walaupun nantinya menemukan hakikat beng dapat dijumpai pada bagian pekaad (akhir)
yang sama. Musik murni menjelaskan musik tanpa Gending Gesuri. Kesan galak yang juga dimunculkan
melihat gagasan diluar musik itu sendiri. Adapun da- oleh pemilihan tempo yang cepat atau dalam istilah
lam dimensi musik murni karakter gending Gesuri Bali disebut dengan gancang atau genjang.
dilihat dari pola gending yang digunakan, tempo dan Gending manis diejawantahkan dengan menggu-
dinamika. nakan ukuran lagu dengan ukuran lagu yang relat-
if panjang. Adapun ukuran lagunya berjumlah 32
Karakter gending Gesuri menurut I Ketut Sukerata ketukan dalam satu kali siklus gongan. Melodi yang
yang merupakan anak kandung dari I Wayan Beratha digunakan adalah melodi mejalan. Melodi mejalan
dan sekaligus pengendang handal mengatakan bah- adalah sebuah melodi dengan progresi nada yang
wa gending Gesuri tergolong kedalam gending ber- berjalan dari satu tonal menuju nada yang berbeda.
watak keras namun ada manisnya. Dalam konteks Biasanya pergerakan nadanya menggunakan sistem
karawitan Bali karakter tersebut disebut dengan Gal- nada tengga satu nada lebih rendah atau lebih tinggi.
ak Manis (Wawancara dengan Bapak I Ketut Sukera- Tempo yang dipilih untuk menyajikan pola ini ada-
ta, tanggal 1 Agusutus 2018 di Jalan Gatot Kaca, Den- lah tempo adeng atau banban (lambat).
pasar). Karakter galak manis yang diutarakan oleh Contoh Melodi Mejalan dengan ukuran 32
Sukerata mengacu pada dua hal yaitu tempo dan din- ketukan dalam satu gongan
amika. Kesan galak diakibatkan oleh ukuran gending
gilak dengan siklus yang pendek sehingga menjadi 1 2 3 4 5 6 7 8
tajam disajikan dengan tempo yang cepat. Bentuk ini
dapat dijumpai pada bagian pengecet gending. Kes- . . . . . . . ( )
an karakter manis ditimbulkan dari penyajian ben-
tuk gending dengan siklus gong yang panjang den- a i a u a i a U
gan permainan dinamika perpaduan keras dan lirih.
Bentuk ini dapat dijumpai pada bagian pengawak. 9 10 11 12 13 14 15 16
Karakter galak diejawantahkan dengan gegilakan
dengan ukuran delapan ketukan dalam satu siklus . + . V . + . ( )
gong (gongan). Ukuran delapan ketukan dalam da-
lam satu siklus gong (gongan) termasuk ukuran i a u e a u e O
yang pendek. Dengan ukuran lagu yang pendek maka
siklus lagu terkesan tajam. Kesan tajam inilah yang 17 18 19 20 21 22 23 24
kemudian diasosiasikan dengan karakter galak.
. . . . . . . ( )
Contoh bentuk Gilak delapan ketuk
e u e o e u e O
1 2 3 4 5 6 7 8
25 26 27 28 29 30 31 32
. . . ( ) + . + ( )
. + . V . + . ( )
Selain menggunakan ukuran lagu yang pendek, kes-
an galak dimunculkan dari karakter melodi ngubeng. e u i a o i a U
Melodi ngubeng adalah sebuah progresi nada yang
berjalan dari tonal nada yang sama, contoh pergera- Pola gending ini digunakan dengan bentuk ngwilet.
kan dari nada U (dung) menuju nada U (dung). Ada- Ngwilet adalah sebuah teknik memainkan lagu den-
paun melodi ngubeng yang digunakan dalam Gend- gan melebarkan jumlah divisi antar ketukan. Pola

79
I Wayan Diana Putra (Analisis...) Volume 5, Nomor 2, Desember 2019

ngwilet menyebabkan mater gending menjadi leb- dikenal dengan lelambatan dan gegancangan. Secara
ih panjang. Biasanya disajikan dengan tempo yang lebih rinci Aryasa menjelaskan ciri-ciri dari kedua
tanggung atau sedang. Dengan tempo yang tanggung bentuk gending tersebut yaitu: 1) Bentuk Lelam-
dan alur melodi yang panjang dipilih sebagai repre- batan memiliki ukuran lagu panjang, suasana lagu
sentasi kesan manis. tenang, sistem permainan didominir oleh pukulan
keklenyongan, ukuran gending umumnya metris
Antara karakter gending dari sudut pandang ekstra dan ikatan komposisi dalam pola yang ketat. 2) Ben-
musikal yang menyatakan gending Gesuri dengan tuk Gegancangan yaitu ukuran lagu pendek, suasana
karakter heroisme dengan karakter galak manis dari lagu gelisah, teknik permainan ubit-ubitan, dinami-
urain bentuk tempo, dinamikanya, karakter melodi ka sibuk dan semangat dan ikatan pola lagu kurang
maka karakter gending Gesuri dikatagorikan dengan ketat (Aryasa, 1984/1985:64).
gending dengan spirit heroik dapat dibuktikan ko-
relasinya. Dari pernyataan Asnawa yang menyadur dari teori
Rembang dan pendapat Aryasa dapat ditarik kesi-
Bentuk dan Struktur Gending Gesuri mpulan bahwa bentuk komposisi dapat dibagi dua
Secara penyajian Gending Gesuri tergolong ke dalam yaitu bentuk gegangsaran atau gegancangan dan
gending karawitan instrumental. Gending Karawitan bentuk gending lelambatan atau megending. Kemu-
Instrumental adalah sebuah gending yang disajikan dian jika dilihat dari ciri-cirinya maka Gending Ge-
murni untuk kepentingan musik dan tidak dikait- suri tergolong bentuk gending gegancangan atau
kan dengan tari, teater, puisi ataupun drama. Dalam gegangsaran. Jadi pendapat Asnawa yang menga-
konteks komposisi bentuk dari Gending Gesuri se- takan gending Gesuri sebagai gending pepanggulan
suai dengan pendapat Ketut Gde Asnawa tergolong berdasar dari bentuk gending beserta ciri-ciri bentuk
dalam bentuk Pepanggulan. Pepanggulan menurut gending gegancangan atau gegangsaran.
Asnawa adalah sebuah bentuk lagu dengan menon-
jolkan permainan kendang dengan memakai pang- Gending Gesuri setelah dianalisis menggunakan
gul dan tidak memiliki uger-uger lagu yang ketat. konsep struktur sarwa telu yaitu analogi kepala,
Alasan Asnawa mengatakan Gending Gesuri berben- badan dan kaki. Konsep struktur sarwa telu ini lebih
tuk pepanggulan mengingat dalam gending Gesuri dikenal dengan Tri Angga dengan penjabaran musi-
komposisi kendang disajikan dengan menggunakan kalnya adalah kawitan, pengawak dan pengecet.
panggul. Sejalan dengan pemikiran Asnawa, I Nyo- Bagian kepala dianalogikan dengan kawitan, bagian
man Windha salah satu seorang composer gamelan badan diejawantahkan dengan pengawak. Bagian
Bali yang juga merupakan murid dari I Wayan Be- kaki diasosiasikan dengan pengecet. Kepala/kawitan
ratha juga menyetujui jika gending Gesuri berben- merupakan sumber dari gending. Badan/pengawak
tuk gending instrumental murni jenis pepanggulan sebagai tempat tersusun formulasi dengan berbagai
(Wawancara dengan I Nyoman Windha di kampus sistem dan fungsinya. Bagian kaki/pengecet mer-
ISI Denpasar, Jumat 3 Agustus 2018). upakan bagian dari pengerucutan dari bagian badan/
pengawak yang dikahiri dengan kalimat konklusi.
Lebih jauh Asnawa mengatakan bentuk pepanggu-
lan seperti halnya gending Gesuri biasanya berang- Jika dilihat lebih rinci bagian Gending Gesuri terdiri
kat dari pola-pola gegangsaran. Menurut teori Ba- dari:
pak Rembang, pola komposisi gending dibagi atas a. Kawitan berisi pembukaan dari kotekan gang-
dua yaitu gegangsaran dan megending (Wawancara sa, kilitan reyong dan pengenalan wilayah nada
dengan Ketut Gde Asnawa di rumah beliau Jalan dalam bentuk gineman instrument terompong.
Gatot Subroto, Blok I, GG III No 11). Gegangsaran Bagian kawitan ini diakhiri dengan pola kendang
berasal dari kata gangsar yang berarti cepat. Pola ge- berpasangan dengan motif jagul disusul dengan
gangsaran ialah pola alur melodi lagu dengan siklus kebyar dengan motif bebaturan.
pendek untuk mendapat pungtuasi gong. Megending b. Bagian Pengawak disajikan ke dalam dua ben-
yang berarti menyanyi ialah sebuah pola lagu dengan tuk yaitu dengan teknik ngwilet dan priring.
sistem yang terukur dengan alur melodinya dalam Pada bagian ngwilet alur melodi lagi disusun
mencari pungtuasi elemen-elemen kolotomik seperti dengan konsep mebasang-metundun dengan
kempul, kemong dan gong. Gending Gesuri yang be- setiap baris terdiri dari 16 ketuk. Ketukan ke 16
rangkat dari pola gegilakan dan tabuh telu memiliki mendapat pukulan gong. Total ketukan dalam
alur melodi dengan siklus gong pendek dengan uku- gending pengawak ini berjumlah 32 ketuk (2x16
ran lagu paling panjang 16 ketuk dalam satu gong. ketuk). Bagian Pengawak priring disajikan den-
gan tempo yang tanggung dengan memberikan
Terkait dengan pola komposisinya, Aryasa juga ber- hiasan kotekan norot dan ngoncang.
pendapat bahwa bentuk komposisi ada dua yaitu c. Bagian pengecet mengolah bentuk gegilakan

80
Volume 5, Nomor 2, Desember 2019 KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan

yang diberikan ornamentasi dialog antara instru- Angga untuk struktur Gending Gesuri digunakan
ment gangsa dengan ritmis reyong yang diselingi pola kawitan, pengawak dan pengecet. Kawitan
dengan pola kotekan ngempat dan ngoncang. merupakan bagian awal lagu yang merupakan otak
dari keselurahan sistem gending, oleh sebab itu pada
Metode Penciptaan Gending Gesuri Karya I bagian kawitan Gending Gesuri merupakan pen-
Wayan Beratha genalan pola melodi dan ritme dari masing-masing
Menurut Bapak I Ketut Gde Asnawa metode pen- instrument seperti kotekan gangsa, gegulet reyong,
ciptaan gending-gending karawitan karya I Wayan gineman/perangrang terompong dan jagul ken-
Beratha selalu didasari atas konsep tiga atau yang dang. Bagian Pengawak yang merupakan sistem
disebut dengan Sarwa Telu (Wawancara dengan Ke- dari Gending Gesuri berisi sistem lagu yang digarap
tut Gde Asnawa di rumah beliau Jalan Gatot Subroto, dengan pola tabuh telu dengan jumlah 32 ketukan
Blok I, GG III No 11, tanggal 27 Juli 2018). Konsep dalam satu gong. Pada bagian pengawak ciri khas
tiga tersebut dapat berupa tahapan penciptaan atau- dari I Wayan Beratha ialal mengolah progresi melodi
pun struktur gending. Selain faktor teknik musikal yang relatif panjang. Dalam hal ini kekuatan Beratha
rangsangan diluar unsur musikal juga turut serta se- dalam mengolah progresi melodi panjang berdasar-
bagai pemantik penciptaan karya Gending Gesuri. kan kecakapan beliau mengolah angkep-angkepan
dalam pelarasan gamelan sehingga wilayah nada
a. Tahapan Penciptaan Gending Gesuri berfrekuensi rendah-tinggi dapat dijangkau dengan
Pada tahap penciptaan I Wayan Beratha berpegang seimbang. Keseimbangan mengolah wilayah nada
teguh pada tiga proses seperti yang disebutkan oleh inilah yang kemudian menjadikan karya I Wayan
Senen yaitu 1) Nguping (Peniruan), 2) Mena- Beratha memiliki alur melodi yang (lemuh) menga-
hin (Perbaikan) dan 3) Ngelesin (Menghaluskan) lun dengan bagus termasuk pada pengawak Gend-
(2002:108). Begitu juga dengan penciptaan Gending ing Gesuri. Terakhir, pada bagian pengecet/pekaad
Gesuri yang merupakan salah satu karyanya yang merupakan konklusi atau pemadatan dari sistem
monumental. Nguping (peniruan) adalah sebuah gending yang telah tersaji pada bagian pengawak.
metode pelatihan sebuah gending dengan pelatih Biasanya karya-karya dari I Wayan Beratha pada ba-
memberikan contoh teknikal langsung seperti melo- gian pengecet menggunakan pola gegilakan dengan
di, ritme, dinamika dan tempo yang kemudian ditiru ukuran delapan ketuk seperti halnya pada Gending
oleh pemain hingga bentuknya sama persis dengan Gesuri.
apa yang telah dicontohkan. Tahap kedua adalah
Menahin (memperbaiki). Tahapan ini merupa- c. Kepekaan di luar Konteks Musikal
kan tahap lanjutan dari tahap Nguping yaitu pola Selain faktor teknik musikal, salah satu hal yang men-
yang telah dicontohkan dan dimainkan oleh pemain gawali sebuah penciptaan karawitan dari I Wayan
gamelan diteliti lagi kemungkinan kesalahan atau- Beratha adalah sebuah rangsangan. Rangsangan
pun tingkatan ideal pola yang ingin dicapai dalam yang dimaksud adalah kepekaan untuk menangkap
komposisi. Ketiga, ialah proses Ngelesin (mengh- gejala-gejala diluar konteks musikal seperti keadaan
aluskan) yaitu tahapan akhir untuk menghaluskan alam ataupun situasi sosial yang dapat menghilhami
pola-pola melodi, ritme, dinamika dan tempo yang terciptanya komposisi musikal. Penciptaan Gending
telah direvisi untuk kemudian diberikan energy be- Gesuri diawali dengan kepekaan dari I Wayan Be-
rupa umbang-isep (keras-lirih) sehingga dimensi ratha dalam menangkap instruksi Presiden Soekar-
dan kountur gending menjadi lebih variatif. no mengenai kebangkitan Bangsa Indonesia yang
Ketiga tahapan ini yang menjiwai dari proses pencip- kemudian disublimasi ke dalam gending karawitan.
taan gending Gesuri sehingga menjadi sebuah karya Adapun ploting tema kebangkitan bangsa Indonesia
karawitan yang utuh. dinarasikan dalam struktur Gending Gesuri, seper-
ti contoh bagian kebangkitan Indonesia tercermin
b. Strukturirasi Gending Gesuri pada bagian pengecet/pekaad dengan menggunakan
Konsep sarwa telu lainnya yang menjadi ciri khas pola gegilakan.
dari penciptaan karawitan dari I Wayan Beratha ada-
lah konsep struktur Tri Angga. Tri Angga merupa- d. Transformasi Pola Lagu Instrumen Lain
kan pembagian struktur ke dalam tiga dimensi yaitu Pada Gamelan Gong Kebyar
kepala, badan dan kaki. Struktur kepala, badan dan Teknik komposisi yang memunculkan kesan baru da-
kaki ini diambil dari analogi Bhuana Alit (badan ma- lam Gending Gesuri yang perlu untuk diamati adalah
nusia), sedangkan Bhur (alam bawah), Bwah (alam prihal transformasi instrumen non gamelan ke da-
manusia), Swah (alam kedewataan) merupakan lev- lam pola pada gamelan Gong Kebyar. Transformasi
elisasi dari Bhuana Agung (alam semesta). Dalam yang dimaksud terdapat dalam pola gegilakan Gend-
karawitan Bali disebut dengan kawitan (kepala), ing Gesuri. Pada bagian gegilakan tersebut terdapat
pengawak (badan) dan pengecet (kaki). Konsep Tri pola ornamentasi/pepayasan berupa ritme unison

81
I Wayan Diana Putra (Analisis...) Volume 5, Nomor 2, Desember 2019

(serempak) yang diolah dari pola ritme snear drum Maolani, Ruakesih A & Ucu Cahyana. 2015. Metodelo-
pada ensambel drum band. Adapaun pola ritme yang gi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
diolah tersebut seperti berikut dibawah ini: Persada.

Pola Sner Drum Maryono. 2011. Penelitian Kualitatif Seni Pertunju-


kan. Surakarta: ISI Press Solo.
. . . . . . . .
McDermoth, Vincent. 2013. Membuat Musik Biasa
dd ddd dd ddd dd ddd dd ddd Jadi Luar Biasa. Yogyakarta: Art Music Today.

Keterangan: d dibaca dug Miller, Hugh M. 2017. Apresiasi Musik. Yogyakarta:


Panta Rhei Books.
Diolah ke dalam ornamentasi/pepayasan unison
tungguhan Gangsa menjadi seperti ini: Prodi Sendratasik. 2015. Renstra Program Studi
Pola Ornamentasi/Pepayasan Gangsa Pendidikan Sendratasik, FSP, ISI Denpasar. Den-
pasar: FSP, ISI Denpasar.
. . . (.) + . + (.)
Senen, I Wayan. 2002. Wayan Beratha, Pembaharu
ii iii ii iii ii iuu uu uii Gamelan Kebyar Bali. Yogyakarta: Tarawang Press.

Keterangan: i dibaca ding, u dibaca dung Sugiartha, I Gede Arya. 2015. Lekesan, Fenom-
ena Seni Musik Bali. Denpasar: Institut Seni In-
Perbedaan antara pola sner drum dengan pola or- donesia Denpasar, UPT Penerbit
namentasi/pepayasan tungguhan Gangsa ialah
penggunaan nada i (ding) dan u (dung) untuk meng-
ganti timbre dug pada pola sner drum. Hal inilah Sukerta, Pande Made. 1998. Ensiklopedi Mini
yang kemudian dapat dijadikan acuan untuk olahan Karawitan Bali. Bandung: Sastrataya-Masyarakat
komposisi dengan ide transformasi pola lagu pada Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
instrument yang berbeda timbre khususnya seperti
yang dilakukan oleh I Wayan Beratha pada Gending Sukerta, Pande Made. 2011. Metode Penyusunan
Gesuri. Karya Musik (Sebuah Alternatif). Surakarta: ISI
Press Solo.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Sukerta, Pande Made. 2011. Belajar Rebab Bali, Edi-
Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta. si 2. Surakarta: ISI Press Surakarta.

Aryasa, I WM. 1984. Pengetahuan Karawitan.Den- Waesberghe S.J, F.H. Smiths van. 2016. Estetika
pasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Di- Musik. Yogyakarta: Thafa Media.
rektorat Jendral Kebudyaan Proyek Pengembangan
Kesenian Bali. Yudha, I Nyoman. 2010. Kilas Balik Sekaa Gomg
Sadmerta Sebagai Duta Budaya Indonesia Pada New
Basrowi & Suwandi.2008. Memahami Penelitian York World Fair 1964 (Membedah Pacifik Menuju
Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Amerika Melintasi Atlantik Menuju Eropa). Denpas-
ar: Okawabes.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka

Hadi, Sumandiyo.1990. Mencipta Lewat Tari (ter-


jemahan dari Creating Trough Dance oleh Alma M.
Hawkins). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yog-
yakarta.

Hardjana, Suka. 2003. Corat Coret Musik Kontem-


porer Dulu dan Kini. Jakarta: Ford Foundation dan
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

82

Anda mungkin juga menyukai