PENELITIAN
JUDUL
Kajian Nilai Kearifan Lokal Pertunjukan Seni Bangreng pada Lagu Hayam
Ngupuk sebagai bentuk Warisan Budaya Lokal Jawa Barat
Ketua
Maylan Sofian (0405058502)
Anggota Tim
Otin Martini (0007036512)
Rizaldy Antya Ramadhan (211423023)
Peneliti/Pelaksana PKM
Nama Lengkap :Maylan Sofian
NIDN :0405058502
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Program Studi : Angklung dan Musik Bambu
Alamat surel :maylansofian05@gmail.com
Anggota (1)
Nama Lengkap : Otin Martini
NIDN : 0007036512
Program Studi : Prodi Tari S1
Anggota (2)
Nama Lengkap : Rizaldy Antya Ramadhan
NIDN/NIM : 211423023
Program Studi : Angklung dan Musik Bambu
Menyetujui
Ketua LPPM
Kajian Nilai Kearifan Lokal Pertunjukan Seni Bangreng pada Lagu Hayam
Ngupuk sebagai bentuk Warisan Budaya Lokal Jawa Barat menjadi satu kajian
seni Bangreng yang penting untuk diteliti. Seni Bangreng merupakan satu
kesenian yang keberadaan nya sampai saat ini masih ada namun bentuk
pertunjukan nya sudah mengalami banyak perubahan, Lagu-lagu Bangreng saat
ini tidak terlepas dari lagu-lagu populer terutama dari dangdut, sehingga lagu-lagu
Bangreng nya sendiri banyak yang tidak masyarakat ketahui seperti lagu hayam
Ngupuk, lagu asli dari kesenian Bangreng ini pun sudah tidak terdengar lagi
dalam pertunjukan Bangreng oleh karena itu penting untuk menggali kembali
serta merekonstruksi kesenian Bangreng pada lagu hayam Ngupuk dalam proses
pelestarian, penelitian ini urgen untuk diteliti karena belum ada penelitian yang
berkaitan dengan kajian nilai yang terdapat dalam lagu hayam ngupuk, banyak
penelitian yang dilakukan dalam kesenian Bangreng diantaranya Estetika Tari
pada Jenis kesenian Bangreng di Sumedang (Sopian Hadi dan Lili Suparli, 2019);
Kesenian Bangreng Dalam Upacara Ngaruat Bumi di Desa Sukatani Kecamatan
Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Ass-shiddiqi FB, 2021);
Bangreng As A Means Of spreading Islam (Sofian M, 2019); Pengaruh Jaipongan
terhadap Seni Bangreng (Rustandi Y, Supriatna RA., 2021); Perkembangan Seni
Bangreng Di Sumedang tahun 1970-1990 (Murniasih M. 2008); Dari beberapa
sumber yang membahas Bangreng ini tidak ada yang melakukan penelitian Kajian
Nilai Kearifan Lokal Pertunjukan Seni Bangreng pada Lagu Hayam Ngupuk ini,
sehingga penelitian ini benar-benar baru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
melestarikan kesenian Bangreng, membantu para pengajar dalam membedah
rumpaka hayam Ngupuk, serta mencoba menciptakan industri kreatif melalui
pembedahan seni Bangreng ini. Adapun tahapan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini yaitu mengapresiasi kembali seni Bangreng khusus nya pada lagu
hayam Ngupuk, memaknai rumpaka hayam Ngupuk sehingga menghasilkan
makna yang bisa diambil dari lagu hayam Ngupuk. Luaran yang ditargetkan yaitu
mendapatkan Jurnal Nasional Sinta 6 TKT yang diusulkan yaitu TKT 2.
Penelitian merupakan sebuah kewajiban bagi akademisi maka dari itu sangat
bersyukur sekali, dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul "Kajian Nilai
Kearifan Lokal Pertunjukan Seni Bangreng pada Lagu Hayam Ngupuk sebagai
Bentuk Warisan Budaya Lokal Jawa Barat.
Penelitian ini merupakan bagian dari cara melestarikan kebudayaan khususnya
tentang Seni Bangreng.
Terimakasih kami ucapkan atas kesempatan yang sudah diberikan oleh LPPM
ISBI Bandung dalam melaksanakan penelitian ini. Penelitian ini merupakan awal
dari riset-riset yang dilakukan, kedepan masih banyak lagi riset tentang Seni
Bangreng yang akan dibahas sehingga kesenian ini bisa lebih berkembang.
Mohon maaf jika dalam penulisan masih banyak kekurangan. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.
1.2.2 Solusi
2. 1 Target
Target dari penelitian ini ada ingin mengetahui sejauh mana perkembangan seni
Bangreng dan mengetahui nilai yang terkandung dalam seni Bangreng pada lagu
hayam Ngupuk. Lagu hayam Ngupuk ini memiliki keunikan tersendiri dimana
setiap penari memiliki karakter gerakan yang sama. Target yang dilakukan yaitu
dengan menerbitkan jurnal nasional Sinta 6 pada Jurnal Seni Makalangan.
2.2 Luaran
Luaran yang dijanjikan pada riset ini yaitu jurnal nasional Sinta 6 di Jurnal
Makalangan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3. 1. Metode
3. 1. 1.Jenis Data
Pada periode pertama kesenian Bangreng ini sering disebut juga sebagai seni
terbang. Alat yang digunakan yaitu gemyung dengan berbagai ukuran, kendang.
Semua pemain dalam pertunjukan ini adalah laki-laki termasuk penyanyi atau
vokal dinyanyikan oleh laki-laki. Lagu-lagu yang diterapkan dalam pertunjukan
ini berkaitan dengan nadoman-nadoman seperti solawatan dan sebagai nada
dengan nada identik salendro.
Penari dalam tarian ini sesuai dengan gender dan gerakan tari pun mirip satu
sama lain walaupun tidak berpola Pada masa ini pertunjukan kalau yang menari
laki-laki semua laki-laki dan jika perempuan yang menari maka perempuan semua
silih berganti. Disini budaya Islam sangat kental sehingga tidak ada percampuran
anatara perempuan dan laki-laki.
4.2 Periode Kedua
Periode kedua yaitu dimana sudah masuk sinden dan ronggeng dalam
pertunjukan Bangreng, lagu-lagu pun sudah mulai masuk lagu-lagu yang isinya
tentang nasihat. Pada masa ini kesenian Bangreng diawali dengan adanya soder
dimana seorang soder memberikan sampur atau selendang kepada yang hadir
supaya bisa kedepan dan pesan lagu serta menari. Pada pertunjukan ini masih
menggunakan gemyung atau terbang dan diperkenankan perempuan dan laki-laki
nari bersama. Jika pemegang selendang mengijinkan atau mempersilahkan untuk
menari.
4. 3 Periode Ketiga
Pada periode ke tiga pergeseran terjadi pada alat musik dimana terbang
digantikan dengan alat musik gamelan salendro namun lagu-lagu masih sama
tidak ada perubahan. Baru akhir-akhir ini banyak lagu-lagu baru masuk namun hal
ini yang menyebabkan kesenian Bangreng ini bertahan.
Pertama kita bahas terlebih dahulu mengenai judul lagu hayam ngupuk
Judul lagu ini memiliki makna ganda yaitu hayam ngupuk sebagai
binatang dan sebagai simbol pasangan yang akan berhubungan badan.
Namun dalam lagu ini tidak ada satu makna pun yang berkaitan. Hal ini
mungkin kesengajaan dari sang kreator dalam membuat lagu. Bisa juga
sebuah ktirikan sosial atau ironi yang ingin disampaikan oleh seorang
kreator. Sehingga akan memunculkan kekuatan interpretasi dalam
memaknai lagu tersebut, sehingga bisa membuat penasaran dan perlu
didiskusikan lebih lanjut. Hal ini akan melahirkan dari pengalaman
mendengarkan sehingga dengan sering mendengarkan maka maknanya
akan tertangkap dengan jelas. Sehingga akan menumbuhkan suasana
emosional pendengar yang akan berpikir keras memaknai dari lagu hayam
ngupuk ini. Menjelajahi ketidaksesuaian antara judul dan isi lagu dapat
membawa wawasan menarik tentang proses kreatif seniman dan cara lagu-
lagu dapat menghasilkan dampak yang lebih mendalam pada audiens.
Dari judul dapat dilihat dengan jelas ada makna yang berubah tentang
hayan ngupuk dengan isi dari lagu tersebut
Bait pertama menjelaskan bahwa hidup itu harus satu hati sehingga satu
tujuan dalam menjalankan kehidupan. Bait Kedua membicarakan bahwa
harus satu suara dalam membela negara. Bait ketiga menjelaskan harus
sepakat dan harus jujur supaya panjang persaudaraan. Bait ke empat
menceritakan bahwa hidup harus saling tolong menolong demi bangsa.
Dari ke empat bait diatas memiliki nilai semangat perjuangan, yang
menandakan bahwa lagu ini dibuat untuk memberikan pembelajaran pada
masa lalu berkaitan dengan kemerdekaan. Dimana masyarakat pada masa
itu belum merdeka. Makna-makna perjuangan disembunyikan dalam
sebuah lagu yang dibalut dengan makna yang jauh berbeda seperti hayam
ngupuk yang dimaknai tentang ayam yang sedang bercinta. Namun dibalik
lagu tersebut tersimpan makna-makna yang menumbuhkan jiwa
patriotisme.
4.5 luaran
Luaran yang dijanjikan pada riset ini yaitu jurnal nasional Sinta 6
di Jurnal Makalangan yang akan diterbitkan pada bulan Desember 2023
dengan judul "Pentingnya Peran Tari dalam Pertunjukan Seni Bangreng
pada Lagu Hayam Ngupuk" Pada Jurnal Seni Makalangan Volume 10 No
2 Edisi Desember tahun 2023 sesuai dengan surat keterangan yang dibuat
oleh Pimpinan Pengelola Jurnal Lalan Ramlan, S. Sen., M. Hum. Pada
tanggal 23 Oktober 2023. Bukti surat akan dilampirkan dalam lampiran.
Dengan adanya surat keterangan dari pimpinan pengelola Jurnal
Makalangan ini, maka janji pun sudah terpenuhi, selain itu ada tambahan
prosiding yang akan di muat di LPPM sebagai tambahan luaran. Baik
prosiding maupun Jurnal akan dilampirkan sebagai bukti dalam laporan ini
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. Kesimpulan
Kesimpulan nya bahwa seni Bangreng memiliki perkembangan baik dari instumen
maupun dari lagu-lagu hal ini terjadi untuk kebertahanan seni Bangreng itu
sendiri. Nilai yang terdapat dalam pada pertunjukan hayam Ngupuk terdapat nilai
kebersamaan dan cinta tanah air dimana syair nya memiliki banyak nasihat.
5.2 Saran
Oleh karena itu perlu adanya pelestarian terutama supaya lagu-lagu Bangreng
seperti lagu hayam Ngupuk ini bisa bertahan dibuat menjadi lagu iringan tari yang
sudah baku pola nya. Sebagai bentuk pelestarian dan kebertahanan lagu
DAFTAR PUSTAKA
Ardjo Irawati Durban. 2008. Tari Sunda Tahun 1940-1965. Bandung:
Pusbitari Press
Sudjana, Anis. 2015. Politik Tubuh Tanda dan Makna Sinden di Panggung
Bajidoran. Bandung: Sunan Ambu Press.
Press.
Burke, Peter. 2015. Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Pustaka Pelajar.
Malang:UMM Press
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Rosdakarya Offset.
Makin Al. 2016. Keragaman dan perbedaan: Budaya dan Agama dalam
Lintas Sejarah manusia. Yogyakarta: Suka Press.
Bandung:Pustaka Setia.
Susanto Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: CAPS
University
LAMPIRAN
JURNAL SENI MAKALANGAN
JURUSAN SENI TARI, FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN, ISBI BANDUNG
Jalan Buah Batu Nomor 212 Bandung 40265
Telepon: (022) 7314982 – 7315435 Fax (022) 7303021
e-mail: jurnal.makalangan@gmail.com
Kepada,
di Tempat
Dengan Hormat,
Kami dari Redaksi Jurnal Seni “Makalangan” di bawah pengelolaan Jurusan Seni
Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung menerangkan bahwa:
Judul Artikel : “Pentingnya Peran Tari Dalam Pertunjukan Seni Bangreng
..Pada Lagu Hayam Ngupuk”
Nama penulis : Maylan Sofian, Otin Martini, dan Rizaldy Antya R
Asal Institusi : ISBI Bandung
Telah masuk ke redaksi Jurnal Seni Makalangan dan pada saat ini naskah artikel sedang
dalam proses review oleh dewan Penyunting dan Mitra Bestari. Artikel tersebut akan
diproses untuk diterbitkan di pada Jurnal Seni Makalangan Volume 10 No. 2 Edisi
Desember tahun 2023.
Abstract
Bangreng art is a typical Sumedang art that shows identity for the Sumedang community.
The name Bangreng still survives today, but has undergone many changes so that its
identity is increasingly invisible. The role of dance in Bangreng art, which was appointed as
the title of the research, turns out to have a role, songs would not exist without orders So the
role of dance becomes the main one even though there are no special movements in
Bangreng Art. Hayam Ngupuk is one of the Bangreng songs which has the unique similarity
of the dancers dancing Bangreng to Hayam Ngupuk and the values contained in the song
provide a deep meaning. The aim of this research is to find out how important the role of
dance is in Bangreng Art, especially in the song Hayam Ngupuk. The theoretical basis used
in this research is several cultural theories and historical contexts; preservation and change,
heritage and identity are the basis of this research. The method used is literature study,
conducting field research and conducting analysis using qualitative methods by collecting
data from the community and was involved in the Bangreng show. So with this activity
there are several discussions that are carried out, namely the role of dance in Bangreng Art
which is the main thing in the performance even though it does not have special
movements, the songs appear based on requests from the dancers, the percussion patterns
also follow the dancers' movements. So the function of the nayaga is to serve requests from
the audience who want to join in the dancing. Hayam Ngupuk is one of Bangreng's unique
songs, firstly the song has moral values or conveys advice, secondly there are consistent
movements made by the audience when dancing this song. In conclusion, the role of dance
seiring dengan perkembangan jaman. Permasalahan ini terjadi oleh banyak faktor di
memicu adanya perubahan dalam seni Bangreng. Sesuai dengan pendapat nya
karena secara batin dari para apresiator tidak terganggu, intinya mereka masih bisa
joget dan enak untuk berjoget maka musik apapun bisa diterima oleh masyarakat.
Hal ini menunjukan begitu penting nya peran tari dalam seni Bangreng. Karena
selama bisa menari dalam acara walaupun alat musik nya bahkan jenis musiknya
berubah menjadi bukan sebuah permasalahan. Namun jika musiknya tidak bisa
mengiringi atau tidak enak ditarikan maka ini baru menjadi sebuah permasalahan.
Hal ini pun diperkuat dengan pernyataan dari Haditresna, P. and Sigit, R.( 2017:11)
teknologi pun sangat dirasakan dalam pertunjukan seni Bangreng yang tergeser
Dengan terjadi di masyarakat seperti ini menjadi bahaya bagi kesenian Bangreng
sendiri karena baik alat musik maupun lagu-lagu pun tergeser. Hanya pola
masyarakat dalam acara tersebut tetap tidak bergeser. Bahkan jika tidak ada yang
menari dalam pertunjukan tersebut maka tidak berhasil pertunjukan. Jika kegiatan
ini dibiarkan begitu saja maka seni Bangreng baik dari alat musik maupun dari lagu-
lagu akan mulai hilang. Kegelisahan ini akan kepunahan kesenian Bangreng menjadi
sebuah masalah yang dihadapi, sehingga ada beberapa permasalahan yang dapat
diangkat dalam penelitian ini, yaitu seberapa penting peran tari dalam pertunjukan
Bangreng? Makna apa yang terkandung dalam lirik lagu Hayam Ngupuk?
Permasalahan ini jika ditemukan solusinya maka akan bisa mempertahankan seni
Bangreng kedepannya.
Seni Bangreng adalah bentuk seni yang telah ada dalam budaya dan masyarakat
Budaya dan Konteks: Seni Bangreng erat terkait dengan budaya dan konteks di
mana seni tersebut berkembang. Ini mencakup nilai-nilai, kepercayaan, dan norma-
norma budaya yang memengaruhi karya seni Bangreng. Budaya: Seni Bangreng
selalu terkait erat dengan keberadaan seni itu berkembang. Ini mencakup bahasa,
nilai-nilai, norma-norma sosial, dan praktik budaya yang memengaruhi seniman dan
budaya ini merujuk padaHadi, S. and Suparli, L., 2019. Estetika Tari Pada Jenis
Konteks Sejarah: Sejarah budaya dan sejarah seni sangat penting dalam memahami
seni Bangreng. Peristiwa historis, seperti perubahan politik atau sosial, dapat
memang ada 4 tahapan perubahan yang terjadi hal ini dari awal muka sampai saat
ini berkembang, untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai konteks sejarah yang
mempengaruhi Seni Bangreng ini diperkuat dengan teorinya dari Sutisna, R.H.,
Wiresna, A.G. and Sukmana, E., 2023. Gamelan Koromong dalam Konteks Ritual 14
Saat memahami seni Bangreng, penting untuk menyelidiki konteks budaya dan
sejarah yang mendalam, karena hal ini membantu mengungkap makna dan nilai seni
Teknik dan Materi Bangreng: Seniman Bangreng sering menggunakan teknik dan
materi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Pemahaman akan teknik-
teknik ini adalah bagian penting dari landasan teori. Namun teknik dan materi
tentang Seni Bangreng ini masih belum menemukan teori-teori atau yang membahas
kearah sana sehingga menyulitkan untuk mencari referensi namun begitu ini
menjadi bagian penting dalam menemukan peran tari maupun musikal dalam
kesenian Bangreng
Fungsi dalam Masyarakat: Seni Bangreng sering memiliki fungsi dalam masyarakat,
seperti dalam upacara keagamaan, peringatan budaya, atau ekspresi identitas. Seni
Bangreng memiliki fungsi dalam masyarakat dimana menjadi sebuah kewajiban
ketika masyarakat ada hajatan baik pernikahan atau khitanan hiburan dengan
Bangreng walaupun saat ini begeser yang disebut masayarakat Bangreng adalah
Organ tunggal adapun yang menyebutnya dengan jaipong dangdut dan sebagainya
Pertukaran Budaya dan Pengaruh Asing: Selama sejarah, seni Bangreng sering kali
terpengaruh oleh pertukaran budaya dengan masyarakat lain. Hal ini bisa dilihat
dengan masuknya alat musik keyboard dalam pertunjukan Bangreng, selain itu juga
masuknya lagu-lagu dangdut dalam pertunjukan Bangreng menjadi salah satu bukti
bahwa pertukaran budaya ini terjadi di kesenian Bangreng. Oleh karena itu perlu
Bangreng ditengah gempuran budaya asing hal ini sesuai dengan Akbar, H.M. and
Najicha, F.U., (2022). Upaya Memperkuat Jati Diri Bangsa Melalui Pemahaman
Pelestarian dan Perubahan: Bagian penting dari teori ini adalah bagaimana seni
Pelestarian dan perubahan ini sesuai dengan Pratama, I.G.Y., (2021). Fenomena
Seni Bangreng ini memiliki keunikan tersendiri ketika membahas warisan dan
identitas. Warisan iya memang diakui bahwa Seni Bangreng diwariskan sampai saat
ini masayarakat mengenal nama kesenian Bangreng namun dari segi identitas
Bangreng seperti apa? Identitas Bangreng dari segi musik banyak perubahan baik
dari alat maupun lagu, namun dari segi fungsinya tetap tidak berubah yaitu sebagai
pengiring masayarakat menari atau joget istilahnya. Namun untuk gerakan tari pun
tidak ada identitas karena setiap orang bebas meng ekpresi kan dan seperti apa
gerakannya yang tidak berubah ada musiknya, ada masayarakat yang menari
Dalam proses penelitian ini ada beberapa metode yang dilakukan diantaranya:
buku, artikel, dan jurnal ilmiah yang membahas tari dalam konteks kesenian
pengamat budaya, atau anggota masyarakat yang dapat memberikan wawasan yang
metode penelitian kualitatif untuk menggali makna dan peran tari dalam kesenian
Bangreng. Baik dalam konten dari pertunjukan Bangreng, dari pemain, praktisi,
Mengumpulkan data dari masyarakat yang menjadi penonton atau pendukung tari
Bangreng melalui survei. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi persepsi dan
Menganalisis rekaman video atau foto pertunjukan seni Bangreng untuk memahami
gerakan, kostum, dan estetika yang terlibat dalam pertunjukan kesenian ini.
untuk memahami lebih dalam peran seniman bangreng dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Menggali bagaimana tari
Bangreng dianggap sebagai bentuk ekspresi seni, baik dalam hal gerakan, musik,
B. ISI
Tari memiliki peran penting dalam kesenian Bangreng dan memainkan beberapa
fungsi yang signifikan dalam kesenian Bangreng, walaupun tidak ada aturan
tersendiri tentang gerakan-gerakan tari namun ini sudah menjadi satu kesatuan
dalam pertunjukannya. Tari yang ditarikan oleh penonton secara bebas sering
disebut sebagai "tari spontan" atau "tarian bebas." Ini adalah fenomena di mana
penonton dalam suatu acara atau pertunjukan bangreng merasa terdorong untuk
adanya koreografi atau instruksi formal. Tari spontan ini biasanya dipicu oleh
lingkungan yang penuh energi. Tari spontan sering terjadi dalam konser musik live,
festival, atau acara hiburan di mana penonton merasa begitu terhubung dengan
musik atau suasana yang ada sehingga mereka ingin berpartisipasi secara aktif
dengan berjoget. Ini bisa menjadi cara yang sangat ekspresif dan membebaskan
untuk merasakan musik secara mendalam. Penting untuk diingat bahwa tari
spontan adalah bentuk ekspresi pribadi dan kreatif. Ini tidak memiliki aturan yang
kaku, dan setiap orang bebas untuk mengekspresikan diri mereka sendiri sesuai
dengan ritme dan emosi yang mereka rasakan. Tarian semacam ini bisa menjadi cara
yang indah untuk merasakan dan merayakan musik dalam bentuk yang sangat
pribadi dan alami. tari dalam kesenian Bangreng dapat menjadi elemen penting
dalam pertunjukan meskipun tidak selalu mengikuti aturan yang ketat dalam
hasil dari tradisi lisan dan praktik turun temurun yang telah berkembang selama
gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan improvisasi. Ini memungkinkan penari untuk
menghadirkan tari dengan nuansa pribadi yang unik. Tari dalam kesenian Bangreng
seringkali sangat terkait dengan musik. Gerakan tari sering diilhami oleh irama dan
melodi musik yang mengiringi pertunjukan, menciptakan hubungan erat antara tari
dan musik. Seperti pada lagu Hayam Ngupuk maka muncul pula beberapa identitas
gerak identitas dalam lagu Hayam ngupuk. Gerakan tari sering kali diwariskan
melalui tradisi lisan, di mana penari muda mempelajari tarian dari para pendahulu
mereka, termasuk teknik gerakan dan makna simbolis dari setiap gerakan. Apresiasi
yang dilakukan masyarakat secara turun temurun menjadi salah satu bentuk
pewarisan dalam gerakan tari pada lagu hayam Ngupuk ini. Tari dalam Bangreng
juga berperan dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Dengan menjaga seni
bersama yang mempererat hubungan antara penari, pemusik, dan penonton. Ini
pribadi, koneksi dengan musik, dan tradisi lisan untuk menciptakan pengalaman
Perubahan yang signifikan dalam pertunjukan seni Bangreng bisa terjadi karena
meliputi: Pengaruh dari dunia luar dan modernisasi dapat mengubah unsur-unsur
dan globalisasi dapat memengaruhi gaya, kostum, atau musik dalam pertunjukan.
Generasi yang lebih muda mungkin memiliki pandangan dan preferensi yang
berbeda terhadap kesenian. Mereka dapat membawa inovasi dan perubahan dalam
tarian dan musik Bangreng. Jika pertunjukan seni Bangreng tergantung pada
dukungan finansial atau popularitas di pasar, hal ini dapat mendorong perubahan
agar pertunjukan tetap relevan dan menarik bagi penonton. Beberapa pertunjukan
seni atau budaya lainnya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menarik.
Perubahan dalam masyarakat dan budaya Bangreng itu sendiri, seperti pergeseran
seni. Seniman Bangreng, seperti dalam setiap bentuk seni, memiliki kreativitas
mereka sendiri. Mereka dapat mencoba eksperimen dengan ide-ide baru dan
mengubah pertunjukan sesuai dengan visi mereka. Peristiwa politik atau sosial
tema yang diangkat dalam seni bangreng. Perubahan dalam pertunjukan seni
Bangreng adalah hal yang wajar dalam perkembangan budaya. Ini dapat
beberapa alat musik tradisional dalam satu unit, seperti keyboard elektronik yang
dapat menghasilkan berbagai suara, termasuk suara alat musik tradisional. Adopsi
organ tunggal dalam kesenian Bangreng dapat memiliki beberapa dampak: Organ
membutuhkan ruang dan peralatan yang lebih besar. Ini dapat membuat
pertunjukan lebih praktis, terutama dalam lingkungan yang lebih terbatas. Organ
tunggal dapat menghasilkan berbagai suara yang mencakup alat musik tradisional
tradisional yang mungkin mahal dan memerlukan perawatan khusus. Organ tunggal
dapat membuka pintu bagi inovasi dan eksperimen dalam musik Bangreng. Ini
yang berbeda. Namun, perubahan seperti ini juga dapat menimbulkan berbagai
pertanyaan terkait dengan pelestarian tradisi dan nilai budaya. Oleh karena itu,
Keselarasan antara organ tunggal dan tradisi musik Bangreng akan sangat
contoh lain dari perubahan yang signifikan dalam musik dan budaya Bangreng.
Dangdut adalah genre musik populer di Indonesia yang memiliki ciri khas seperti
ritme yang kuat, penggunaan alat musik modern, dan lirik yang sering kali
Bangreng. Ini bisa memengaruhi mood dan gaya pertunjukan secara keseluruhan.
Bangreng mungkin dapat menarik minat generasi muda yang lebih terbiasa dengan
perbedaan dalam identitas musik dan nilai-nilai yang mungkin dibawa oleh
dangdut. Perubahan dalam musik adalah hal yang alami dan dapat menciptakan
respek terhadap tradisi dan nilai budaya yang ada dalam kesenian Bangreng serta
Lagu-lagu Bangreng mulai tergeser dengan adanya musik-musik baru seperti lagu-
lagu pemuda idaman, ayam jago, dan lagu-lagu dangdut lainnya. Karena lagu-lagu
tersebut bisa juga ditarikan maka, hal ini sangat berdampak pada perubahan lagu-
lagu yang ada pada kesenian Bangreng. Permintaan dari penonton atau yang akan
menari menjadi salah satu faktor masuk nya lagu-lagu dangdut pada kesenian
Bangreng ini, sehingga pengaruh tari dalam hal ini penari atau masayarakat yang
Karena lagu-lagu tersebut bisa juga ditarikan maka, hal ini sangat berdampak pada
perubahan lagu-lagu yang ada pada kesenian Bangreng. Permintaan dari penonton
atau yang akan menari menjadi salah satu faktor masuk nya lagu-lagu dangdut pada
kesenian Bangreng ini, sehingga pengaruh tari dalam hal ini penari atau
seni mereka. Nama tersebut adalah bagian dari identitas budaya dan sejarah
sebagai pengingat akan akar budaya dan sejarah mereka. Hal ini membantu
budaya dan penggunaan nama yang telah lama dikenal adalah langkah yang
menari dalam pertunjukan seni Bangreng adalah ciri khas yang tetap tidak berubah
dan melekat dalam kesenian tersebut. Ini mencerminkan sifat interaktif dan
ikut menari adalah bagian integral dari tradisi dan budaya Bangreng, dan ini telah
dapat menciptakan atmosfer yang meriah dan keterlibatan yang mendalam dalam
pertunjukan. Ini juga dapat memperkuat rasa persatuan dalam komunitas dan
perubahan dalam elemen-elemen lain dalam pertunjukan Bangreng, tradisi ini yang
dan interaksi sosial yang dihormati dalam seni Bangreng. Ini adalah bagian penting
dari apa yang membuat kesenian Bangreng begitu unik dan berharga. Lagu-lagu
pemuda idaman, ayam jago, dan lagu-lagu dangdut lainnya. Karena lagu-lagu
tersebut bisa juga ditarikan maka, hal ini sangat berdampak pada perubahan lagu-
lagu yang ada pada kesenian Bangreng. Permintaan dari penonton atau yang akan
menari menjadi salah satu faktor masuk nya lagu-lagu dangdut pada kesenian
Bangreng ini, sehingga pengaruh tari dalam hal ini penari atau masayarakat yang
Karena dari segi Seniman Bangreng atau pemusik Bangreng mengikuti dari
penonton yang akan menari, hanya saja ketika ini terus-terusan dibiarkan maka
lagu-lagu Bangreng ini akan mulai hilang dari masyarakat. Karena dengan adanya
lagu-lagu baru menghilangkan beberapa seperti dalam lagu Bangreng misalnya
pada lagu Hayam Ngupuk ada beberapa gerakan yang identik selalu ditarikan
seperti gerakan nyerekebengbeng. Dengan lagu-lagu baru dan hanya goyang kepala
maka akan merubah. Jadi peran tari dalam pertunjukan seni Bangreng menjadi
sangat penting walaupun tidak beraturan. Karena lagu-lagu pun perubahan banyak
dilakukan oleh penari bukan dari pemusik. Pemusik hanya berperan dalam
mengabulkan permintaan dari penari. Namun jika ditolak maka akan dianggap
pemusik tidak bisa apa-apa yang akan berdampak pada panggilan kedepannya
pertunjukan Bangreng pada lagu Hayam Ngupuk ini, ada beberapa gerakan yang
unik yang sering dijumpai, sehingga gerakan ini bisa menjadi salah satu identitas
Pada tari Hayam Ngupuk ini, memang tidak ada gerakan yang dikhususkan namun
para penonton yang menarikan lagu ini ada beberapa gerakan yang sama, mungkin
ini dipengaruhi oleh pewarisan dimana dari dulu ketika lagu Hayam Ngupuk ada
yang menarikan seperti itu, gerakan yang sering jumpai yaitu gerakan seperti ayam
yang akan bercinta, gerakan ini mengilhami para penari sesuai dengan lagunya
Hayam Ngupuk. Namun uniknya kalau dari isi lirik lagu ini juga memiliki nilai
yang bagus. Banyak sekali lirik yang digunakan dalam lagu Hayam Ngupuk salah
Dipacokan ku jagoan
Selain dari memiliki identitas gerakan memiliki makna yang mendalam terkait
dengan syair dimana memberikan nasihat, hal ini yang kemudian menghilang
C. Kesimpulan
Perubahan Seni Bangreng sangat dipengaruhi oleh pesanan dari seorang
penari sehingga mengalami perkembangan. Hal ini mencerminkan
kemampuan Seni Bangreng untuk tetap hidup, beradaptasi dan merespon
perubahan budaya dan sosial seiring berjalannya waktu. Hal ini dipengaruhi
adanya berbagai faktor yang memberikan pengetahuan-pengetahuan musik
diluar Bangreng yang diterapkan dalam pertunjukan Bangreng. Karena ini
sebuah permintaan dari penonton sehingga membuat Seniman mengabulkan
permintaan dan menjadi kebiasan.
Oleh karena itu maka tari menjadi faktor penting dalam perubahan Seni
Bangreng. Lagu Bangreng sangat berpengaruh dalam gerakan-gerakan tari
seperti pada lagu Hayam ngupuk.
D. Daftar Pustaka;
Akbar, H.M. and Najicha, F.U., 2022. Upaya Memperkuat Jati Diri Bangsa Melalui
Pemahaman Wawasan Nusantara Di Era Gempuran Kebudayaan
Asing. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), pp.2122-2127.
Hariyono, A.H., 2016. Ateng Japar: Sang Legenda Seni Pertunjukan Longser
dan Peranannya di Kabupaten Bandung, Tahun 1975–2002. MIMBAR .
PENDIDIKAN, 1(1).
Haditresna, P. and Sigit, R., 2017. Tata Kelola Kesenian Group Gembyung Dangiang
Dongdo Kabupaten Subang. Pegi Haditresna
116040027 (Doctoral dissertation, Seni Musik).
Hadi, S. and Suparli, L., 2019. Estetika Tari Pada Jenis Kesenian Bangreng di
Sumedang. Jurnal Seni Makalangan, 6(1).
Pratama, I.G.Y., 2021. Fenomena Perubahan Dalam Pelestarian Budaya Mesatua
Bali. Besaung: Jurnal Seni Desain Dan Budaya, 6(1).
Saepudin, A., 2013. Garap Tepak Kendang Jaipongan dalam Karawitan Sunda. BP ISI
Yogyakarta.
Sutisna, R.H., Wiresna, A.G. and Sukmana, E., 2023. Gamelan Koromong dalam
Konteks Ritual 14 Mulud pada Masyarakat Cikubang Sumedang Jawa
Barat. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 24(2), pp.176-190.
Vancouver
SUNAN AMBU PRESS
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG
Jalan Buah Batu Nomor 212 Bandung 40265
Telp. (022) 7314982, 7315435, Faks. (022) 7303021
Surel: penerbitan@isbi.ac.id
Melalui surat ini, Penerbit Sunan Ambu Press menerangkan bahwa naskah-naskah dengan
keterangan judul dan penulis terlampir, akan diterbitkan pada:
Demikian surat keterangan ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
No Judul Penulis
TRESNA SUMIRAT:
1 TAFSIR ROMANTIKA SANG PANGERAN Ai Mulyani, Caca Sopandi
SUMEDANG LARANG
REALITAS BUDAYA BERBAHASA
2 MASYARAKAT SUNDA: ANTARA BAHASA Ai Siti ZenabRina, Dewi Anggana
NASIONAL DAN BAHASA DAERAH
SENI PARTISIPATORI: TRANSFORMASI DESA
3 WISATA ALAMENDAH MELALUI PENTAS Alfiyanto, Erwin Mardiansyah
TUMBUH RUMAH TUMBUH
UPACARA NGALAKSA DESA WISATA
4 Apip, Ario Wibisono
RANCAKALONG PASKA PANDEMI COVID-19
ALTERNATIF PENGEMBANGAN SUMBER
Ari Winarno, Khairul Mustaqin, Ardine
5 CAHAYA LAMPION TENGTENGAN APLIKASI
Samsu
VISUAL LOGO ISBI
IBING TAYUB BALANDONGAN PRODUK
6 Asep Jatnika, Dindin Rasidin
BUDAYA LOKAL YANG TERPINGGIRKAN
EKSISTENSI SENI ORMATAN TARAWANGSA:
Atang Suryaman, Maspon Herizal,
7 FUNGSI TARAWANGSA DI TENGAH
Masyuning
EKOSISTEM MASYARAKAT BANJARAN
MENGIDENTIFIKASI WACANA KOTA
8 SEBAGAI KANDUNGAN LATEN GAGASAN Benny Yohanes Timmerman
ESTETIKA URBAN
POTENSI LOKAL SENI BUDAYA DI SUMEDANG
Dara Bunga Rembulan & Rufus Goang
9 SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KONTEN
Swaradesy
AUDIO VISUAL
PENGEMBANGAN KONSEP DAN PEMBUATAN
DESAIN MOTIF DIGITAL KARYA ANAK
10 Dede Ananta, Martien Roos
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB PANGUDI
LUHUR JAKARTA BARAT
REKONTEKSTUALISASI SEBAGAI STRATEGI
PEMERTAHANAN TRADISI LOKAL SECARA
11 Deni Yana
BERKELANJUTAN PADA SENTRA KERAJINAN
KERAMIK PLERED
IKONOGRAFI, SIMBOLISME, DAN SEJARAH
LATEN: ANALISIS VISUAL DAN MATERI
12 Dida I. Abdurrahman
SUBJEK LAMBANG JAWA BARAT DALAM
KONSTRUKSI SEJARAH WILAYAH
MOTIF BATIK SINGABARONG KERATON Hadi Kurniawan , Djuniwarti, Syilvi Karisa
13
CIREBON DALAM GAYA FLATDESIGN Putri
WRITTEN CLOTHING
36 Suharno, Annisa Fitra
ARTWEAR INSPIRASI PRABANGSA
GONG RÉNTÉNG
37 INTERNALISASI NILAI DALAM Suhendi Afryanto
TRANSFORMASI DARI SAKRAL KE PROFAN
EKSPLORASI PENGAPLIKASIAN NATURAL
38 PIGMENT PADA MEDIA KAYU BERBASIS Teten Rohandi, Hilman Cahya Kusdiana
BAHAN ALAMI
PROSES KREATIF PENCIPTAAN TARI
39 GANDASARI GANDAWANGI Turyati
SEBAGAI KEMASAN SENI WISATA
GARAP KOTEKAN GAMELAN BALI: NGEMPAT
40 Whayan Christiana
DAN NELUIN
Abstract
Bangreng art is an art that still exists today, but the form of performance
has undergone many changes. Bangreng songs are currently inseparable
from popular songs, especially dangdut, so many of the Bangreng songs
themselves are unknown to the public, such as Hayam Ngupuk song, the
original song from Bangreng art, is no longer heard in Bangreng
performances, therefore it is important to re-excavate and reconstruct
Bangreng art in the Hayam Ngupuk song in the preservation process. This
research is urgent to be researched because there is no research related to
the value of the study. contained in the Hayam Ngupuk song, a lot of
research has been carried out on Estetika Tari pada Jenis kesenian
Bangreng di Sumedang (Sopian Hadi dan Lili Suparli, 2019); Kesenian
Bangreng Dalam Upacara Ngaruat Bumi di Desa Sukatani Kecamatan
Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Ass-shiddiqi FB, 2021);
Bangreng as a means of spreading Islam (Sofian M, 2019); Pengaruh
Jaipongan terhadap Seni Bangreng (Rustandi Y, Supriatna RA., 2021);
Perkembangan Seni Bangreng Di Sumedang tahun 1970-1990 (Murniasih
M. 2008); Of the several sources that discuss Bangreng, no one has
conducted research on the Study of the Value of Local Wisdom of
Bangreng Performing Arts on the Hayam Ngupuk Song, so this research is
completely new. The aim of this research is to preserve Bangreng art, help
teachers in dissecting Ngupuk hayam rumpaka, and try to create a creative
industry through the discovery of Bangreng art. The stages that will be
carried out in this research are re-appreciating Bangreng art, especially the
Hayam Ngupuk song, interpreting the Hayam Ngupuk rumpaka so as to
produce meaning that can be taken from the Hayam Ngupuk song.
A. Pendahuluan
Bangreng dalam konotasi masyarakat memiliki konotasi yang jelek, padahal
dibalik prasangka jelek masyarakat dalam pertunjukan seni bangreng
tersimpan nilai-nilai yang baik khususnya jika kita memaknai dari lirik lagu
yang terdapat pada pertunjukan bangreng. Begitupun pada lirik lagu yang
terdapat pada lagu hayam ngupuk Kontek judul lagu hayam ngupuk dengan
lirik lagu didalamnya memiliki ketidaksamaan hal ini menunjukan adanya
kesengajaan dan kekuatan interpretasi sehingga ini sangat menarik untuk
dibahas.
Adapun hal-hal yang ingin dibahas dalam penelitian ini, bagaimana makna
dari lagu hayam ngupuk? Nilai apa yang terdapat dalam lagu hayam
ngupuk? Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengetahui nilai-nilai yang
terkandung dalam lirik lagu hayam ngupuk tersebut.
Ada beberapa sumber yang menginspirasi dalam penelitian ini diantaranya:
Rekonstruksi Sejarah Seni Dalam Konstruk Sejarah Visual (Reza D.
Dienaputra, 2012) jurnal ini membahas mengenai sejarah seni dapat
dipahami sebagai rekonstruksi peristiwa masa lalu, sehingga dalam
penelitian karya seni ini mencoba melakukan rekonstruksi terhadap
pertunjukan seni bangreng khusus nya pada lagu hayam ngupuk, sehingga
ciri khas dari lagu, maupun gerakan tari pada hayam Ngupuk di tatakembali
dan di rekonstruksi menjadi musik dan tarian hayam Ngupuk yang sudah
terpola. Selain itu, nilai yang terdapat dalam lagu hayam ngupuk ini
memiliki makna dalam pembentukan karakter. Estetika Tari pada Jenis
kesenian Bangreng di Sumedang (Sopian Hadi dan Lili Suparli, 2019), dan
beberapa tulisan yang sudah dituliskan sebelumnya, semua membahas
mengenai perkembangan Seni Bangreng namun untuk rekonstruksi ini
belum pernah ada yang membahas sebelumnya sehingga penelitian ini
perlu dilakukan selain sebagai pelestarian tetapi berpotensi untuk masuk di
dunia industri kreatif terutama di bidang musik label
Menurut Creswell (2013:3) mengatakan ada tiga jenis penelitian
yang dapat disajikan, yaitu penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode
campuran. Sesuai dengan apa yang didefinisikan Creswell (2013:4) tentang
Penelitian Kualitatif yang merupakan metode untuk mengekplorasi dan
memahami makna yang pada penelitian ini yaitu memahami dan
mengekplorasi Lagu Hayam Ngupuk pada pertunjukan seni bangreng,
metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Tujuan penelitian ini adalah memahami suatu model pelestarian seni tradisi
melalui seni bangreng. Untuk dapat menggali seluruh data yang diperlukan
menurut Creswell (2014:94) membahas mengenai lima pendekatan yang
dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif diantaranya pendekatan Studi
Naratif, Fenomenologi, Grounded Theory, Etnografi dan Studi Kasus.
Karena penelitian ini lebih terhadap pengembangan deskripsi tentang seni
bangreng di Kabupaten Sumedang, pembahasan yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini mengenai aktivitas ritual, prilaku masyarakat dan
aktivitas mengenai seni bangreng. Pendekatan yang diambil yaitu
pendekatan etnografi. Penelitian etnografi bermakna untuk membangun
suatu pengertian yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia
dari presfektif yang telah mempelajari kebudayaan. Studi kasus etografis
melibatkan penggunaan observasi yang lebih khusus, observasi partisipan
yang disertai dengan wawancara yang tidak berstruktur. Peneliti etnografi
terlibat secara mendalam yang lebih dikenal dengan partisipan observer
dengan tujuan untuk memahami situasi sosial tempat-tempat yang
dijadikan objek kajian itu berada. Observasi mengenai masyarakat menjadi
bagian terbesar dari pendekatan ini.
Secara keseluruhan kekuatan penelitian ini bertumpu pada paradigma
kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penekanan lebih pada paradigm
kualitatif ini disebabkan oleh beberapa asumsi antara lain:
Pertama kita bahas terlebih dahulu mengenai judul lagu hayam ngupuk
Judul lagu ini memiliki makna ganda yaitu hayam ngupuk sebagai binatang
dan sebagai simbol pasangan yang akan berhubungan badan. Namun
dalam lagu ini tidak ada satu makna pun yang berkaitan. Hal ini mungkin
kesengajaan dari sang kreator dalam membuat lagu. Bisa juga sebuah
ktirikan sosial atau ironi yang ingin disampaikan oleh seorang kreator.
Sehingga akan memunculkan kekuatan interpretasi dalam memaknai lagu
tersebut, sehingga bisa membuat penasaran dan perlu didiskusikan lebih
lanjut. Hal ini akan melahirkan dari pengalaman mendengarkan sehingga
dengan sering mendengarkan maka maknanya akan tertangkap dengan
jelas. Sehingga akan menumbuhkan suasana emosional pendengar yang
akan berpikir keras memaknai dari lagu hayam ngupuk ini. Menjelajahi
ketidaksesuaian antara judul dan isi lagu dapat membawa wawasan
menarik tentang proses kreatif seniman dan cara lagu-lagu dapat
menghasilkan dampak yang lebih mendalam pada audiens.
Dari judul dapat dilihat dengan jelas ada makna yang berubah tentang
hayan ngupuk dengan isi dari lagu tersebut
Bait pertama menjelaskan bahwa hidup itu harus satu hati sehingga satu
tujuan dalam menjalankan kehidupan. Bait Kedua membicarakan bahwa
harus satu suara dalam membela negara. Bait ketiga menjelaskan harus
sepakat dan harus jujur supaya panjang persaudaraan. Bait ke empat
menceritakan bahwa hidup harus saling tolong menolong demi bangsa.
Dari ke empat bait diatas memiliki nilai semangat perjuangan, yang
menandakan bahwa lagu ini dibuat untuk memberikan pembelajaran pada
masa lalu berkaitan dengan kemerdekaan. Dimana masyarakat pada masa
itu belum merdeka. Makna-makna perjuangan disembunyikan dalam
sebuah lagu yang dibalut dengan makna yang jauh berbeda seperti hayam
ngupuk yang dimaknai tentang ayam yang sedang bercinta. Namun dibalik
lagu tersebut tersimpan makna-makna yang menumbuhkan jiwa
patriotisme.
C. Penutup
Kesimpulan bahwa hayam ngupuk dari segi lirik memiliki makna yang
tinggi terutama berkaitan dengan kecintaan terhadap tanah air. Bahwa
makna yang terkandung dalam lagu hayam ngupuk memiliki ciri gerak yang
khas dan memiliki kebebasan bergerak dalam pertunjukan seni Bangreng
pada lagu hayam ngupuk. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
mengetahui makna-makna yang tersembunyi dari seni bangreng
Daftar Pustaka;