SKRIPSI SARJANA
NIM : 190707058
ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2023
PERTUNJUKAN TORTOR SIBORU MAILIATE GONDANG SIBORU
MAULIATE DAN GONDANG PARBINSAR MATANIAR OLEH GRUP
MATANIARI DI PASAR HAMBURG JERMAN : DESKRIPSI STRUKTUR
GERAK DAN MUSIK
SKRIPSI SARJANA
NIM : 190707058
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2023
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi
salah satu syarat ujian Sarjana Seni (S.Sn) dalam bidang disiplin Etnomusikologi di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan
Medan
Hari :
Tanggal :
Dekan,
NIP. 196301091988032001
Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
NIM: 190707058
“… tulisan ini ditujukan dan di persembahkan untuk ibu kuat ditempat yang indah,
untuk bapak dan kedua saudara laki-laki ku yang selalu mendukung dan menasehati
…”
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Deskripsi Tortor Siboru Mauliate dan Gondang Siboru
Mauliate Gondang Parbinsar Mataniari oleh Grup Mataniari di Pasar Hamburg
Jerman” ini bertujuan untuk mendeskripsikan a. konsep dari pertunjukan Tortor Siboru
Mauliate, b. motif dari Struktur gerak Tortor Siboru Mauliate dalam pertunjukan. Untuk
menjawab permasalahan tersebut penulis menggunakan teori yang membahas struktur
gerak tari yaitu teorimorfologi struktural dan teori seni pertunjukan. Metode yang penulis
gunakan adalah metode deskripsi kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dan
perekaman. Grup Mataniari merupakan organisasi musik yang ingin membawakan
sejumlah karya-karya asli dari kebudayaan yang mereka bawakan. Adapun salah satu
hasil karya Tortor dari grup ini merupakan sejumlah gerakan dasar yang memang sudah
terdapat dalam kebudayaan sejak lama, dan Grup Mataniarilah yang menyusun kembali
gerakan tersebut untuk menjadi salah satu Tortor didalam pertunjukan. Tortor Siboru
Mauliate sendiri merupakan sebuah karya yang Mataniari ciptakan untuk memberikan
rasa hormat dan rasa terima kasih kepada setiap peran ibu, dan perempuan dalam
masyarakat Batak Toba.
Kata Kunci: Pertunjukan, Tortor Siboru Mauliate, Gondang , Grup Mataniari.
ABSTRACT
The thesis entitled "Description of Tortor Siboru Mauliate and Gondang Siboru
Mauliate Gondang Parbinsar Mataniari by the Mataniari Group in the Hamburg
Market, Germany" aims to describe a. concept from the Tortor Siboru Mauliate show, b.
motif from the Siboru Mauliate Tortor movement structure. To answer this problem the
author uses theories that discuss the structure of dance movements, namely structural
morphology theory and performing arts theory. The method the author uses is a
qualitative description method by conducting observations, interviews and recording. The
Mataniari Group is a musical organization that wants to present a number of original
works from the culture they perform. One of Tortor's works from this group is a number
of basic movements that have been present in culture for a long time, and it was the
Mataniari Group that rearranged these movements to become one of the Tortors in the
performance. Tortor Siboru Mauliate itself is a work that Mataniari created to give
respect and gratitude to every role of mothers and women in Toba Batak society.
Keywords: Performance, Tortor Siboru Mauliate, Gondang , Mataniari Group.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 13 Garantung
Gambar 14 Hesek
Tabel 3. Uraian gerak Tortor Siboru Mauliate dalam Gondang Siboru Mauliate
Tabel 4. Uraian gerak Tortor Siboru Mauliate dalam Gondang Parbinsar Mataniari
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lapisan kebudayaan tingkat
tinggi, dimana Indonesia memiliki bermacam-macam seni yang menjadi salah satu
kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan itu tercipta dari keseharian dan kebiasaan
sekitar 1340 suku bangsa dan dalam setiap suku tersebut memiliki kebudayaan masing-
masing. Dapat diketahui bahwa kebudayaan Indonesia tidak hanya terpaku pada sejarah,
namun kebudayaan juga dapat dilihat dari kesenian yang diciptakan oleh masyarakat
budaya tersebut.
Suku Batak terdiri atas enam sub suku yaitu Toba, Karo, Simalungun, Pakpak,
Angkola dan Mandailing. Pada tahun 2010 Badan Pusat Statistik mencatat sebanyak
44,75% populasi di Provinsi Sumatera Utara merupakan etnis suku Batak dan 25,62%
terbanyak adalah Masyarakat Batak Toba yang mayoritas menduduki wilayah bagian
Tapanuli. Sebagian besar suku Batak masih memelihara kebudayaan yang diwariskan
oleh leluhur mereka. Salah satu suku yang masih memelihara budaya dengan sangat baik
yaitu suku Batak Toba. Kebudayaan Batak Toba memiliki keberagaman kesenian seperti
seni tari, seni musik, seni rupa, seni tekstil, dan seni sastra.
Hampir semua aspek kebiasaan manusia senantiasa diwarnai oleh kesenian. Setiap
gejala, peristiwa, dan benda-benda apa pun yang ada di sekeliling kehidupan manusia bisa
digunakan menjadi sebuah karya seni. Kesenian sebagai salah satu unsur dari budaya
merupakan hal yang sangat penting dari kebudayaan, yang merupakan cara penyaluran
kreativitas dari kebudayaan itu sendiri. Tingkat kemampuan kreativitas manusia telah
dipandang biasa menjadi sesuatu yang bernilai seni kemudian diubah menjadi sebuah
Seni merupakan unsur dari kebudayaan yang memiliki konteks eksis karena setiap
manusia memerlukan aspek keindahan seperti seni. Dalam penelitian ini akan membahas
dua jenis seni yaitu, seni tari dan seni musik. Seni tari merupakan seni yang dasar
keindahannya diekspresikan melalui gerak dan tenaga, seni ini digunakan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan melalui gerak. Berbeda dengan Seni musik yang
keindahan mengandung beberapa unsur seperti nada, melodi, harmoni, ritme, dan
masyarakat yang berbeda. Lalu perubahan fungsi dan bentuk tersebut adalah hasil dari
perubahan masyarakat yang semakin lama akan menciptakan banyak kreativitas yang
muncul (Sedyawati, 1986). Adapun salah catu contoh Seni yang merupakan hasil dari
perkembangan masyarakat Batak Toba yaitu, Tortor Siboru Mauliate yang dibawakan
Tortor adalah kesenian masyarakat Batak Toba yang biasanya digunakan dalam
setiap upacara adat. Tortor merupakan kegiatan spiritual dalam adat Batak Toba yang
tariannya menggunakan seluruh badan untuk bergerak dengan iringan musik dan pola
gerakan yang berpusat pada kaki, tangan, jari, telapan kaki, punggung dan bahu. Di
dalam Tortor terdapat beberapa prinsip yaitu, semangat kebersamaan, rasa persaudaraan,
atau solidaritas untuk kepentingan bersama. (Sinaga 2012:1). Pada dasarnya setiap
gerakan Tortor merupakan gerakan baku yang sudah ada dalam kehidupana masyarakat
Batak Toba. Pada Tortor Siboru Mauliate juga menggunakan gerakan dasar seperti
dan Marembas.
Tor-tor Siboru Mauliate merupakan sebuah tari tradisional koreografi baru yang
diciptakan oleh Grup Mataniari. Tortor ini diciptakan untuk memberikan apresiasi lebih
kepada peran ibu atau juga perempuan yang kelak akan menjadi seorang ibu. Tortor ini
ditujuan kepada sosok perempuan didalam kebudayaan masyarakat Batak Toba yang
memiliki tugas sebagai ibu, istri yang bijaksana, dan menantu yang penurut, paham
membagi setiap struktur yang terdapat dalam setiap gerakan. Gerakan kecil yang
dilakukan saat manortor disebut sebagai motif-motif yang disusun menjadi serangkaian
gerakaan utuh. Maka contoh motif – motif kecil yang terdapat didalam Tortor Siboru
Mauliate anatara lain adalah Tangan diperut (Tangan dibutuha), Memohon dari lubuk
Gondang Siboru Mauliate dan Gondang Parbinar Mataniari. Yang dibawakan oleh enam
Gondang yang memang sudah ada dalam kebudayaan Batak Toba. Gondang Siboru
Mauliate dulunya sering dimainkan dalam upacara pernikahan dan juga upacara kematian
hiburan dan acara adat batak lainnya. Sedangkan Gondang Parbinsar Mataniari biasanya
dimainkan saat paminta Gondang meminta Gondang mangaliat untuk melakukan Tortor
dalam pertunjukan Tortor Siboru Mauliate dan ingin mengetahui setiap unsur gerak yang
terdapat dalam Pertunjukan Tortor Siboru Mauliate pada Gondang Siboru Mauliate
Gondang Parbinsar Matanari oleh karena itu peneliti mengangkat judul yaitu
“Pertunjukan Tortor Siboru Mailiate Gondang Siboru Mauliate dan Gondang Parbinsar
Mataniari oleh Grup Mataniari Di Pasar Hamburg Jerman : Deskripsi Struktur Gerak
Dan Musik”
1.2 Pokok Permasalahan
Mauliate
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, berikut ini adalah
2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk
Toba.
Konsep yang berarti pengertian, gambaran dari objek, proses, pendapat (paham),
pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang perlu dirumuskan. Konsep dalam
masalah. Untuk mempermudah pengertian konsep dari penelitian ini, peneliti akan
Siboru Mauliate dan Gondang Parbinasar Mataniari oleh Grup Mataniari di Pasar
menjadi objek pertunjukan) dan individu (penonton sebagai saksi dari pertunjukan yang
disajikan). Berbeda dengan kegiatan adat istiadat karena pertunjukkan digunakan dalam
kegiatan hiburan. Pertunjukan juga termasuk dalam sebuah kajian seni, yang mengkaji
ilmu seni tari dan seni teater. Dalam setiap pertunjukkan terdapat elemen-elemen yang
digunakan sebagai pelengkap penyajian pertujukan antara lain; gerak, pelaku, instrumen,
tata busana, tata rias, tata pentas, tata suara, properti, dan penonton (Jazuli, 1994:9).
Tortor Siboru Mauliate merupakan kegiatan gerak tari Batak Toba yang menjadi
salah satu kegiatan yang tidak termasuk dalam upacara adat. Karena adanya perubahan
waktu dan zaman maka budaya dapat berubah sesuai dengan masyarakatnya. Tortor
Siboru Mauliate juga merupakan sebuah hasil kreativitas masyarakat Batak Toba atau
lebih tepatnya karya dari Grup Mataniari dimana Tortor tersebut diciptakan dan
digunakan pada Festival yang digelar di Jerman. Tortor merupakan kegiatan spiritual
dalam adat Batak Toba yang tariannya menggunakan seluruh badan untuk bergerak
dengan iringan musik dan pola gerakan yang berpusat pada kaki, tangan, jari, telapan
kaki, punggung dan bahu. Di dalam Tortor terdapat beberapa prinsip yaitu, semangat
2012).
Repertoar Musik. Gondang Siboru Mauliate. Gondang ini dapat dimainkan dalam
upacara perkawinan ataupun upacara kematian. Gondang ini memang sudah ada sejak
dahulu, dikatakan bahwa disuatu kerajaan terdapat seorang boru raja yang sangat manja,
dan karena sayangnya raja tersebut kepada borunya maka dipanggillah seorang pargonsi
dalam kebudayaan Batak Toba Gondang Parbinsar Mataniari biasanya dimainkan saat
Mataniari memiliki misi untuk mempertahankan musik budaya Batak Toba, karena sudah
banyaknya percampuran budaya dizaman yang semakin maju. Mataniari sudah banyak
mengikuti berbagai acara besar yang beberapa diantaranya dinaungi oleh pemerintah,
contohnya pada tahun 2017 di Pasar Humburg Jerman merupakan salah satu misi dari
untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan Pernah berkolaborasi dengan salah satu
kata yang jelas dan terperinci. Deskripsi dalam penelitian adalah kegiatan dimana peneliti
mendeskripsikan suatu peristiwa kemudian dalam deskripsi tersebut akan dijelasan dan
deskripsi pada metode sebuah penelitian adalah sebagai pemecah masalah untuk
deskripsi untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan setiap struktur gerak yang
terdapat dalam Pertunjukan Tortor Siboru Mauliate dan Gondang Siboru Mauliate
berbahasa Indonesia struktur merupakan sebuah cara dalam suatu penyusunan dengan
pola-pola tertentu. Maka dalam penelitian ini Struktur digunakan untuk mengidentifikasi
setiap pola-pola gerak yang kerkandung dalam Tortor Siboru Mauliate. Dalam proses
penelitian Struktural ini menggunakan pengertian Struktur oleh Martin dan Pasovar
(1961) dimana untuk melakukan konstruksi pada sebuah tari hanya dapat dilakukan
kumpulan nada menjadi sebuah bunyi. Nada-nada yang disusun menjadi musik memiliki
jiwa di dalamnya atau dalam kata lain memiliki arti yang dapat mempengaruhi perasaan
pendengar, seperti musik yang memiliki nada yang rendah dan ritme yang pelan biasanya
merupakan bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Musik dalam
Pertunjukan Tortor Siboru Mauliate merupakan susunan nada yang digunakan sebagai
menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi dan argumentasi. Lalu
menurut Kerlinger teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. Sedangkan pengertian Teori dalam penelitian bisa
juga digunakan untuk perspektif teoritis sebagai panduan umum untuk meneliti gender,
Pertunjukan Seni adalah sebuah pertunjukan yang memiliki nilai seni yang
dilakukan untuk mengekspresikan nilai budaya yang memperlihatkan seni keindahan dari
kesenian itu disuguhkan kepada yang menyaksikan, penonton, para pengamat, pembaca,
pendengar, khayalak ramai pada umumnya. Sedangkan unsur yang berperan dalam
penampilan atau penyajian adalah bakat, keterampilan, serta sarana atau media. Dapat
dikatakan bahwa penyajian merupakan penampilan yang meliputi unsur-unsur seperti alat
musik, pemain musik, musik, kostum, penonton, dan tempat pertunjukan. Maka dari itu
setiap unsur dari Pertunjukan Tortor Siboru Mauliate dan Gondang Siboru Maulite
Koreografi merupakan gerak dalam seni tari, yang perlu disusun dalam gerak
setiap penari atau kelompok penari dan disusunan antar ruang, sinar, warna dan seni
sastra pada sebuah pengorganisasian seni tari (Djelantik, 1990). Lalu dalam pengkajian
Tortor menggunakan teori struktur gerak tari yaitu teori morfologi struktural (Marhin dan
Perpovar 1961). Teori morfologi struktural merupakan teori yang menjelaskan tentang
kata dimana morfologi merupakan sebuah gabungan morfem yang berbeda untuk
membentuk sebuah kata. Lalu teori morfologi struktural dalam gerak tari merupakan
syarat dalam menganalisis struktural dalam unit element disebut sebagai elemen kinetik
yang terdiri dari ragam gerak, frase gerak, bentuk gari, hitungan tari dan busana tari atau
juga untuk menentukan arti atau susunan kata menggunakan susunan motif dalam tarian.
tujuan dalam pengelolaannya. Lalu Metode merupakan fakta yang ditemui dalam
(Naibaho, 1998).
Dalam penelitian ini digunakan pula Metode deskriptif kualitatif. Dimana
penelitian untuk dijelaskan dengan luas dan mendalam. Lalu Penelitian Kualitatif
digunakan sebagai fokus pada fenomena tentang apa yang terjadi pada objek penelitian
dengan cara dideskripsikan dalam bentuk tulisan dan bahasa. Dengan ini penelitian
Pertunjukan Gondang dan Tor-Tor Siboru Mauliate akan dideskripsikan pada fokus
Studi Pustaka atau Tinjauan Pustaka merupakan kegiatan yang dasar dari
informasi yang akurat, untuk membawa masalah atau topik menjadi objek penelitian
sebagai karya tulis ilmiah. Proses Studi pustaka adalah mengumpulkan sejumlah data dari
berbagai Kepustakaan sehingga nantinya setiap data yang dikumpulkan dapat menjadi
dasar teori dari penelitian. Sehingga penelitian bukan hanya sebagai buain belaka namun
juga karya yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sumber kepustakaan yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah berupa Skripsi Sarjana, Tesis, dan Jurnal yang
Tesis sarjana Etnomusikologi yaitu “Tortor dalam Pesta Horja pada Kehidupan
Masyarakat Batak Toba: Suatu Kajian Struktur dan Makna” oleh Sannur Sinaga yang
membahas detail mengenai teknik dasar dari struktur Tortor masyarakat Batak Toba.
Buku-buku yang mendukung penyelesaian masalah dari penelitian ini berupa; Tari
Komunal; World History Of The Dance; The Antropologi Of Music. Dan beberapa buku
Kerja lapangan merupakan sebuah metode yang meneliti dengan terjun ke lokasi
dengan melihat, mendengar untuk mengumpulkan data lapangan sebagai landasan yang
diwajibkan untuk mengumpulkan data tidak hanya mencatat hal yang terjadi pada lokasi
namun juga harus memiliki video atau rekaman. Bukan hanya untuk keaslian penelitian
namun juga rekaman berfungsi untuk menangkap setiap kegiatan yang tidak dapat
disimpan dengan sempurna oleh ingatan manusia, sehingga rekaman ini berfungsi untuk
yang sudah dipersiapkan dengan pertanyaan yang sesuai dengan penelitian yang diambil
dan narasumber yang pas atau yang memang mendalami peran penelitian. Penelitian ini
menggunakan alat bantu perekam audio untuk mendengar jelas kegiatan dan Kamera
kediaman narasumber yaitu Niesya Harahap (panortor Tortor Siboru Mauliate) Jl. Stella
No. 27, Medan, Sumatera Utara pada tanggal 9 Juni 2023 Pukul 20.00 WIB, 7 November
2023 Pukul 12.00 WIB; Rithaony Hutajulu (Choreografer Tortor Siboru Mauliate) di
Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Sumatera Utara pada tanggal 23 Oktober 2023
Fakultas Ilmu Budaya, Sumatera Utara pada tanggal 24 November 2023 Pukul 13.00
WIB. Dalam kegiatan wawancara peneliti telah mempersiapkan sejumlah pertanyaan dan
menggunakan internet. Kegiatan ini dilakukan karena adanya data yang tidak terjangkau
dalam data fisik sehingga peneliti mencari atau mengumpulkan data menggunakan
internet, namun dalam pengumpulan data ini juga perlu yang namanya teliti untuk
mendapatkan data yang relevan dan sesuai. Menurut Bungin 2007 “Metode penelusuran
data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media
online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online”.
menganalisis seluruh data yang telah dikumpulkan. Maka dari sini lah peneliti harus
mengkaji setiap data seperti data lapangan, wawanca, dan data online untuk dijadikan
sebagai landasan kegiatan penelitian. Pada masalah penelitian ini telah dapat pokok
masalah yang dibahas berupa kegiatan Gondang Siboru Mauliate dalam budaya
masyarakat Batak Toba dan menganalisis struktur gerak dari kegiatan Tortor Siboru
Mauliate.
merupakan salah satu kelompok musik yang dibentuk oleh Alm. Irwanysyah Harahap dan
Rithaony Hutajulu. Sarana dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui, menganalisi
dan mendeskripsikan sebuah karya Tortor yang terinspirasi dari gerakan tradisi yaitu
Tortor Siboru Mauliate yang diciptakan dan disusun oleh grup Mataniari dengan musik
GRUP MATANIARI
Grup Mataniari adalah kelompok musik yang dibentuk oleh Alm. Irwansyah
Harahap dan Rithaony Hutajulu. Pada tahun 2015, grup ini akhirnya dibentuk menjadi
divisi yang berbeda dari grup sebelumnya dengan maksud untuk memperjelas identitas
dari masing-masing grup. Identitas yang dimaksud merupakan sebuah tujuan dan fungsi
dari grup. Mataniri dibentuk sebagai grup musik Batak Toba yang membawakan
sejumlah kebudayaan masyarakat yang dikemas dalam sebuah pertunjukan. Nama grup
Mataniari terinsprirasi dari salah satu Gondang yaitu Gondang Parbinsar Mataniari,
arti kata Binsar Mataniari sendiri merupakan Matahari yang baru saja terbit, dengan
nama tersebut grup ini berharap agar grup Mataniari melakukan tugasnya sebagai
matahari yang selalu menyinari. Grup Mataniari juga memberikan pandangan bahwa
setiap orang berkebudayaan seharusnya dapat mengenal kembali akarnya. Oleh karena itu
grup Mataniari selalu membawakan sejumlah kesenian budaya yang masih kental akan
adat istiadat.
Irwansyah dan Rithaony sudah cukup lama meneliti kehidupan dan kebudayaan
agama Parmaim1 tentang upacara ritual dan cara masyarakat parmalim bermasyarakat,
hal ini dilihat dari Buku Hata Ni Debata oleh Irwansyah Harahap dan Gondang Batak
Toba oleh Rithaony Hutajulu. Terdapat juga seorang maestro didalam grup ini yang
memberikan menguasai pengetahuan seputar upacara adat baik dahulu ataupun saat ini.
kebudayaan yang masih terjaga kebudayaannya, adapun hasil karya yang diciptakan oleh
grup ini tidak jauh dan terinspirasi dari kebudayaan tradisional. Mataniari mengemas
1
Parmalim merupakan agama yang diwarisikan oleh nenek moyang masyarakat Batak
sejumlah kebudayaan dengan membawakan Gondang Sabangunan, Gondang Hasapi2
Opera Batak diperkenalkan sekitar tahun 1920an, ini merupakan teater keliling
yang diciptakan oleh Tilhang Gultom. Pertunjukan opera Batak menampilkan sejumlah
kegiatan yaitu musik, tarian dan teater yang berakar dari tradisi. Kisah yang ditampilkan
dalam opera batak adalah mitologi, legenda, cerita rakyat dan sejumlah persoalan yang
terjadi dalam kehidupan sosial tradisional masyarakat Batak Toba. Bentuk kesenian ini
pengaruh kristenisasi serta budaya musik luar lainnya (Carle 1994; Hutajulu 1988, 1994,
pada 2005:64).
untuk mengiringi sebuah seni pertunjukan. Uning-ungingan atau dalam pengertian musik
alat musik yang digabungkan dari alat musik tradisi Batak Toba yaitu, Gondang
Sabangunan dan Gondang Hasapi tetapi Uning-uningan tidak memiliki kata Gondang
didalam nama ensambel ini. Hal ini terjadi karena Uning-uningan digunakan dalam Opera
Batak yang merupakan musik hiburan panggung. Alat musik Uning-uningan terdiri dari
Gordang, Taganing, Hasapi Ende, Hasapi Doal, Sarune Etek, Sulim, dan Garantung.
Peran setiap alat musik ensambel uning-uningan tidak jauh berbeda dengan Gondang
tradisional.
2
Keterangan lebih mengenai Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi terdapat pada Bab III
2.1 Tujuan dan Fungsi Grup
apa yang harus dilakukan. Tujuan merupakan sebuah arah atau langkah pertama sebelum
melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh
Grup Mataniari yang sangat jelas adalah untuk mengembalikan atau membawakan
ditampilkan.
masyarakat untuk melestarikan kembali nilai budaya yang ditinggalkan oleh leluruhnya.
Saat ini anak muda masyarakat Batak Toba hanya dapat melihat perkembangan dan
mengikuti jaman. Namun, adapun faktor pendukung dari kurangnya minat generasi muda
besar bagi seluruh masyarakat berbudaya karena dengan adanya perubahan lingkungan
dapat merubah setiap pola kehidupan dan beradat. Pada perubahan lingkungan juga sering
terjadinya perkawinan penduduk asli dan penduduk pendatang sehingga kedua budaya
tersebut bisa saja memudar atau hanya mengikuti salah satu budaya saja. Maka dari itu
peran dari Grup Mataniari ini penting untuk tetap menjaga kelestarian masyarakat Batak
Toba. Cara untuk melestarikan budaya dilakukan oleh grup ini dengan memasarkan
musik dan tarian dari budaya masyarakat Batak Toba ke dalam atau bahkan luar negeri.
Dengan cara tersebut juga dapat menarik minat dari generasi muda untuk kembali melirik
kebudayaannya sendiri.
Fungsi merupakan kegunaan suatu hal, yang memiliki daya guna dalam pekerjaan
yang dilakukan. Grup Mataniari memiliki fungsi yang cukup banyak karena didalam grup
ini bukan hanya membawakan sebuah musik, melainkan juga tarian dan teater. Kegunaan
mengatur segala jawdal, keperluan, dan mengatur anggota dalam grup. Mataniari
Alm. Irwansyah bersama dengan istrinya pada tahun 2015 membentuk Mataniari
Namun pada tahun 2021 Allah SWT memanggil beliau untuk beristrahat dengan tenang.
Beliau pergi dengan meninggalkan istri dan satu anak perempuannya. Saat ini Rithaony
Hutajulu yang merupakan istri dari Almarhum menjadi kepala atau penggerak dari grup
musik Mataniari, dan Niesya Harahap anak perempuan dari almarhum menjadi pengurus
Mataniari.
Sistem keanggotaan dalam grup musik ini terdapat 2 jenis, anggota tetap dan
anggota panggilan. Anggota tetap pada grup Mataniari salah satunya merupakan maestro
musisi Batak Toba yaitu, Marsius Sitohang yang lahir dan dibesarkan di dalam
kebudayaan musik Batak terkhusus dalam tradisi Opera Batak. Kemahiran dalam
menguasai salah satu musik Batak Toba yaitu Sulimlah yang menjadikan Marsius
Sitohang sebagai maestro. Marsius Sitohang sudah bergabung selama 8 tahun didalam
grup ini atau dapat dikatakan sejak awal dibentuknya divisi grup musik Mataniari. Adik
Marsius Sitohang yaitu Eduard Sitohang juga personil tetap dari Mataniari.
Adapun anggota yang tampil dalam pertunjukan Tortor Siboru Mauliate dan
Irwansyah Harahap, Marsius Sitohang, Eduard Sitohang, Horas Panjaitan, Erni Zulfan,
sinkonisasi dari satu seni yang akan di persiapkan. Selain itu latihan juga digunakan untuk
dengan sesama anggota berdiskusi atau mengevaluasi hal yang harus diperbaiki dan yang
Sistem latihan yang Mataniari biasanya lakukan tidak begitu sering. Hal ini
dikarenakan setiap anggota dari organisasi ini sudah memiliki banyak pengalaman dalam
pertunjukan. Namun bukan berarti tidak ada latihan, hanya saja kelompok ini melakukan
satu sampai dua bulan sebelum tampil dalam pertunjukan. Sebelum melakukan latihan
gabungan, anggota sudah mendapatkan informasi mengenai pertunjukan apa yang akan
dibawakan, lalu setiap anggota berlatih dan mengulik dengan mandiri, lalu berkumpul
2.3 Prestasi dan Kegiatan yang telah diikuti oleh Grup Mataniari
Adapun sejumlah prestasi membanggakan yang telah dicapai oleh Grup Musik
Tirtagangga, Bali 1999, Sharq Taronalari Festival, Samarkhand Uzbekistan 2001, North
Sumatra Traditional Music and Dance di Guangzhou, China 2001, Musik dan Tari
Tradisional Sumatera Utara di Singapura 2002, dan Asian Composer League dan
International Puppet Festival, New Zealand, 2007, Frankfurt Book Fair, Jerman 2015,
Europalia 2017 dan Mataniari-Vinculos Project di Asturias Spanyol 2017, Toba Caldera
Hasil karya yang Mataniari miliki tidak begitu banyak, walaupun Mataniari
merupakan grup pertunjukan tetapi fokus utamanya adalah untuk melestarikan dan
menyebar luaskan kebudayaan. Sehingga karya yang diciptakan oleh grup ini juga
terinspirasi dari tradisi namun tidak merubah ciri khas kebudayaan yang dibawakan. Pada
tahun 2013, grup ini pernah terlibat dalam proyek drama paduan suara kolosal yang
bertajuk “Kisah Buku Ende: Nyanyian Rohani dari Tanah Batak” yang diambil dari buku
paduan suara tradisional umat Kristen Batak, “Buku Ende”. “Kisah Buku Ende” pernah
dipentaskan di Medan (2013), Bandung (2014) dan Jakarta (2015). Lalu pada tahun 2015
juga Mataniari kembali membawakan satu pertunjukan di Pasar Hamburg Jerman yang
membawakan Tortor cipataan Mataniari yaitu Tortor Siboru Mauliate dalam kegiatan
Indonesisches Kulturfestival. Tortor ini merupakan satu karya yang diciptakan untuk
mengekspresikan sebuah ucapana terima kasih yang sangat mendalam kepada semua
Terdapat dua jenis seni tari dalam Masyarakat Batak Toba yaitu, Tumba dan
Tortor. MarTumba berasal dari kata Tumba yang muncul di Desa Onan Tuka pada tahun
1940-an. Tari ini dilakukan oleh para muda-mudi sebagai hiburan untuk menyambut
kepulangan para pejuang yang berperang melawan penjajah waktu itu, sebagai ucapan
syukur ke Mula Jadi Nabolon. Tari ini ditampilkan di halaman rumah dengan gerakan
Berbeda dengan Tumba, Tortor adalah sebuah tarian seremonial pada masyarakat
Batak Toba. Walaupun memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda, namun pada kedua
seni tari tersebut, mangembas juga digunakan dalam Tortor. Martumba bukanlah Tortor
dan Tortor bukanlah martumba. Matumba memiliki fungsi sebagai media hiburan,
sedangkan Tortor difungsikan sebagai media ritual dan upacara adat. (Manurung
2023:77). Untuk ini penulis akan menjelaskan sejumlah aktivitas Tortor dalam kegiatan
Tortor diambil dari salah satu kejadian atau prilaku pada masyarakat Batak Toba.
Suka Batak Toba terkenal dengan rumah adat yang memiliki bangunan tinggi terbuat dari
kayu, dan gerakan Tortor terkenal dengan gerakan baku dengan hentakan kaki yang
sesuai ritme. Maka kejadian yang dilakukan masyarakat Batak Toba saat menari diatas
rumah adat suku Batak menciptakan bunyi seperti “Tor Tor” saat panortor
menghentakkan kakinya dengan kaku. Panortor atau penari adalah seorang pelaku yang
Tortor yang merupakan hasil karya seni dari masyarakat Batak Toba memiliki
aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam upacara. Menurut (Malau 2000; dalam Sinaga
2012:2) Tortor merupakan seni tari dengan menggerakkan seluruh badan dengan dituntun
irama Gondang , dengan pusat gerakan pada tangan dan jari, kaki dan telapak
kaki/punggung atau bahu. Tortor biasanya dilakukan secara berkelompok yaitu pada
Upacara adat yang menggunakan Dalihan Na Tolu (sistem kekerabatan masyarakat Batak
Toba). Di dalam Tortor terdapat beberapa prinsip yaitu, semangat kebersamaan, rasa
Tortor adalah bentuk tarian yang dilakukan secara seremonial yang secara nyata
merupakan sebuah gerakan tarian dan secara totalitas mempunyai makna yang luas dalam
setiap gerakan dan menunjukkan bahwa Tortor menjadi media komunikasi karena dalam
melakukan aktivitas manortor dapat dilihat interaksi di antara sesama manusia dan
Penjiptanya atau setiap yang terlibat dalam kegiatan manortor dan juga interaksi antara
Saat ini Tortor sebagai upacara Ritual hanya dapat ditemukan di Parmalim.
mengamalkan dan melaksanakan ajara ugamo malim.’ Malim memiliki pengertian ‘suci;’
dan hamalimon memiliki pengertian ‘kesucian.’ Kadang kala juga disebut Par-Ugamo,
(Hatutubu Ni Tuhan) yaitu hari lahirnya Tuhan Raja Si Marimbulubosi dan telah
ditetapkan sebagai “hari kemenangan iman.” Sedangkan Ritual Si Paha Lima4, Pameleon
Bolon (Persembahan Besar) merupakan ritual yang dilakukan di hari ke 13, 14, dan 15
dari Bulan Si Paha Lima berdasarkan perhitungan kalender Batak. Bulan Si Paha Lima
atau bubuni taon (tengahnya tahun) terutama saat bulan purnama penuh yang dipercaya
bahwa Debata Mulajadi Na Bolon, Para Dewa, habonaran (malaikat), atau makhluk suci
lainnya yang berasal dari Banua Ginjang (Surga) turun ke Banua Tonga (Bumi) untuk
Masyarakat Parmalim Batak Toba melakukan Upacara Ritual Si Paha Sada dan
Si Paha Lima dengan cara Martonggo (berdoa). “Tonggo merupakan media tradisional
kepada Mula Jadi Nabolon atau Tuhan Maha Pencipta. Sebagai bentuk jamak, Tonggo-
Tonggo berati beberapa permohonan secara berulang ulang, sungguh-sungguh atau secara
Selain menjadi sarana tradisi verbal untuk permohonan atau doa, unsur lain yang
terdapat dalam MarTonggo antara lain Gondang dan Tortor. Gondang sudah terlebih
dahulu menjadi sebuah sarana bagi masyarakat Batak Toba, dimana setiap bunyi pukulan
3
Sipaha Sada (bulan pertama) berdasarkan perhitungan kalender Batak Toba, yang jatuh pada hari
pertama(Artia) dilaksanakan dengan memakan yang pahit kemudian puasa selama dua puluh empat jam,
hari kedua (Suma) dilaksanakannya puncak dari perayaan diperingatinya hari lahir Raja Simarimbulubosi di
Bale Pasogit, hari ketiga (Anggara) hari penutupan acara dimana Raja Ihuton memberikan petuah.
4
Sipala Lima dilakukan selama tiga hari yaitu, ritual Ulaon Parsahadatan (aktivitas yang berisikan
permohonan kepada Debata Mulajadi Na Bolon untuk sibersihkan hati dan disucikan hatinya sebelum
melakukan upacara Ulaon Pameleon), ritual Ulaon Pameleon (ritual inti dari perayaan persembahan.
Mempersembahkan makanan dan hewan kepada Debata Mulajaadi Na Bolon), ritual Panggohi atau
Manatti (upacara yang dilakukan di Bale Pasogit untuk mengucap syukur kepada Debata Mulajadi Na
Bolon terlah terlaksanakannya upacara dengan baik). (Harapah 2016: 139,140,143,144)
yang keluar dari Gondang dipercaya dapat menyampaikan atau menyalurkan Tonggo
yang masyarakat Batak Toba sampaikan. Gondang dan Tortor adalah perpaduan bunyi
Pelaksanaan upacara ritual yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba biasa
antara lain adalah demban (daun sirih), anggir (jeruk purut), saoan (mangkuk) yang diisi
dengan air suci, itak gurgur, hajut (tondok). Tidak ada syarat khusus untuk melakukan
upacara ritual, yang diperlukan hanyalah cara bedoa yang benar menurut imannya.
Terdapat dua upacara adat dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba, Upacara
Kematian, dan Upacara Perkawinan, Pelaksanaan Upacara Adat masyarakat Batak Toba
Toba) sebagai wadah interaksi hubungan sosial pada sesama orang batak. Dalihan Na
Tolu terdiri dari Hula-hula (marga dari pihak istri), Boru (pihak anak perempuan),
Masyarakat Batak Toba percaya bahwa setelah kematian di bumi masih terdapat
kehidupan lainnya di Banua Ginjang (surga). Terdapat beberapa tingkatan kematian pada
masyarakat Batak Toba, hal ini mendasari pada ada atau tidaknya keturunan yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal karena masyarakat percaya bahwa anak adalah
harta yang harus dimilik dan tanggung jaawab yang harus dipenuhi, terlebih pada anak
laki-laki hal ini dikarenakan anak laki-lakilah yang dapat meneruskan silsilah keluarga
poso (kematian bayi yang belum dibaptis), Mate Dakdanan (kematian anak umur 1-
13tahun), Mate Bulung (kematian remaja usia 10-17tahun), Mate Ponggol (kematian
yang sudah berumur dewasa namun belum menikah), Mate Makar (Kematian yang sudah
(kematian orang tua dengan anak yang sudah menikah namun belum memiliki cucu),
Sarimatua (kematian orangtua dengan anak yang sudah menikah dan memiliki cucu,
namun terdapt anak yang belum menikah), Saurmatua (kematian orangtua yang sudah
lengkap memiliki cucu dari semua anak), Saurmatua Mauli Bulung (kematian orangtua
yang memiliki anak, cucu dan cicit). Namun tidak semua kematian dilakukan upacara
adat kematian, hal ini terjadi karena pada kematian bayi, anak-anak, remaja dan umur
dewasa (belum menikah) belum memiliki unsur Dalihan Na Tolu (suhut, hula-hula,
Pada upacara kematian yang melayat bukan dari kalangan kerabat saja (Dalihan
Na Tolu) Namun dalam lingkungan yang luas seperti dongan sahuta (teman sekampung).
Acara adat biasanya dilaksanakan beberapa hari sesuai dari tingkatan kematian dan acara
biasaya dilakukan dengan dua tahapan didalam rumah dan diluar rumah.
alunan musik. Gondang ini juga dijadikan sebagai pengumuman bahwa terdapat upacara
Dalihan Na Tolu. Pihak Suhut berada disebelah kanan peti yang meninggal, pihak boru
disebelah kiri peti yang meninggal, dan hula-hula berada didepan peti mati yang
meninggal. Apabila masih ada suami atau istri yang meninggal maka posisinya akan
berada disebelah kanan bersama dengan suhut namun suami atau istri berada di paling
depan. Setelah posisi sudah sesuai maka Tortor akan dilaksakan dengan iringan Gondang
dianggap sebagai hal yang harus. Seseorang yang belum menikah dianggap jauh dari
kesempurnaan, hal ini dipengaruhi karena bila adanya perkawinan maka akan
memberikan keturunan yang merupakan buah dari hasil perkawinan. Perkawinan juga
titik awal bagi seseorang untuk terlepas dari tanggung jawab keluarga.
“Perkawinan adalah sebuah hal yang sakral dan penting. Tujuan dan falsafah
(kehormatan),hamoraon (kekayaan), hanya bisa dicapai kalau seseorang itu sudah masuk
Perkawinan memiliki arti dimana keluarga yang telah berkorban membesarkan anak
kepada keluarga pihak laki-laki . Maka dari untuk membayar jasa keluarga perempuan,
pihak laki-laki memberikan sinamot (mahar) sebagai tanda dari kesungguhan dan
perjuangan.
Tortor dalam upacara perkawinan dimulai saat pengantin masuk ke dalam gedung
tempat acara adat dilaksanakan. Posisi pengantin berdiri di depan pintu masuk bersama
keluarga pihak laki-laki. Kemudian sambil diiringi musik dipanggilah terlebih dahulu
pihak hula-hula (pihak perempuan) untuk masuk menyalami pengantin dan keluarganya,
(tari pembuka untuk memohon agar acara dapat berjalan dengan lancar), Tortor somba
sesama manusia dalam sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu), dan Tortor hasahatan/sitio-
Saat ini penggunaan Tortor sudah mengalami banyak perubahan, faktor awal yang
mengakibatkan perubahan tersebut adalah masuknya kekristenan ke Tanah Batak. Hal ini
Karena kegiatan tersebut dianggap sebagai sipelebegu (animisme). Tortor saat ini masih
tetap digunakan untuk upacara adat, namun masyarakat yang memeluk agama Kristen
Saat ini penggunaan Tortor jauh lebih luas, Tortor digunakan dalam perta gereja
untuk mengumpulkan dana atau kegiataan kegembiraan, Tortor dapat ditemukan dalam
musik video lagu-lagu populer berbahasa batak, Tortor juga dapat ditemukan dalam
banyak perubahan pada gerakan-gerakan Tortor yang sudah diluar dari konteks Tortor
masyarakat Batak Toba. Hal ini terjadi saat dibentuknyaa uning-uningan Opera Batak
yang membawakan Gondang , teater, Tortor Batak Toba dengan konsep pertunjukan.
dapat menyaksikan penampilan dari pertunjukan, namun Tortor pada dasarnya adalah
gerakan baku dan kaku yang apabila gerakan tersebut ditampilkan secara terus menerus
akan memberikan efek bosan, sehingga dikembangkanlah gerakan Tortor menjadi lebih
tarian seribu tangan yang berasal dari China didalam membawakan Tortor Batak Toba.
Peran ibu adalah salah satu peran yang paling berat di dunia ini. Seorang wanita
harus melewati perjuangan yang besar yaitu merasakan sembilan bulan mengandung,
mental yang berantakan saat mengandung karena terjadinya perubahan hormon, dan juga
bertaruh nyawa saat melahirkan anak. Di saat itulah peran seorang ibu dimulai, bukan
hanya dituntut untuk dapat menjadi contoh yang baik tetapi ibu juga dituntut untuk dapat
mengurus kepentingan rumah, memiliki ilmu dalam mengurus anak, dan menyesuaikan
diri dalam keluarga suaminya. Tidak jarang ditemukan ibu yang depresi akan tekanan
yang dia dapatkan, hal ini terjadi karena tidak adanya support dan apresiasi kepada
sosoknya.
Maka dari itu diciptakanlah Tortor Siboru Mauliate untuk mengucapkan rasa
terimakasih kepada semua peran ibu, wanita, perempuan pada masyarakat Batak. Dengan
kelincahan, keahlian, kesabaran dan keringan yang telah dicurahkan setiap ibu untuk
membesarkan anak yang dia harapkan dapat menjadi orang yang kelak berguna bagi
Pada hari Jumat, 9 Juni 2023 penulis mengadakan wawancara singkat kepada
Niesya Haraphap yang merupakan pengurus Grup Mataniari serta panortor (penari)
Tortor Siboru Mauliate. Yang mengatakan bahwa “Tortor Siboru Mauliate merupakan
sebuah tarian yang bentuk tradisi keseniannya masih sangat kuat dengan akarnya. Yang
dalam Tortor tersebut masih menyimpan makna yang dalam, karena Tortor Siboru
Mauliate menggambarkan sebuah terima kasih kepada peran seorang perempuan dalam
Tortor Siboru Mauliate merupakan sebuah karya yang diciptakan oleh salah satu
grup musik masyarakat Batak Toba. Ibu Rithaony yang saat ini merupakan penggerak
memperkenalkan kembali budaya asli Batak Toba dalam acara misi kebudayaan di
Jerman. Tortor Siboru Mauliate bukanlah sebuah tarian garapan yang menyajikan ke
modernan, namun pencipta menggarap Tortor Siboru Mauliate ini dengan gerakan dasar
asli yang dimiliki masyarakat Batak Toba. Dengan bertujuan untuk mengembalikan dan
Ibu Rithaony Hutajulu selaku Penggerak dari Grup Mataniari yang menciptakan
Tortor Siboru Mauliate mengambil setiap gerakan Tortor dasar yang dikemas kembali
kedalam satu tarian, menambahkan sedikit kesan estetika yang diambil dari fenomena
kebudayaan masyarakat Batak Toba. Tortor ini diambil dari salah satu repertoar musik
kebudayaan Batak Toba yaitu Gondang Siboru Mauialte, dan digaraplah Tortor yang
mewakili repertoar musik ini berjudul Tortor Siboru Mauliate. Gerakan ini
yang.berlandaskan tradisi.
memiliki nilai seni. Seni pertunjukan atau performance art merupakan kegiatan yang
melibatkan individual atau kelompok dengan empat unsur seperti tempat, waktu, ruang,
tubuh seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Seni pertunjukan meliputi
beberapa jeni yaitu pertunjukan musik, pertunjukan tari, dan pertunjukan teater. Penyajian
seni pertunjukan dapat berupa seni tradisional, modern atau kontenporer, dan daat berupa
dan pikiran dalam jiwa, yang di apresiasikan dengan mengembangkan kreativitas dan
tidak dapat dilakukan tanpa elemen-elemen pendukung dalam seni pertunjukan seperti,
tema, gerak, penari, iringan musik, tata rias, pola lantai, tata panggung, properti, dan
penonton.
3.3.1 Gerak
Gerak merupakan sebuah perubahan yang melibatkan ruang dan waktu, dengan
gerak maka terjadinya perubahan tempat, perubahan posisi dari tubuh penari. Serangkain
gerak yang digabungkan dapat menciptakan sebuah seni tari. Gerak pada dasarnya
melibatkan setiap bagian tubuh manusia yaitu, kepala, tangan, badan, dan kaki. Gerak
contohnya sebagai komunikasi. Bukan hanya sebagai sebuah kebudayaan atau kesenian,
Pada kebudayaan Batak Toba terdapat beberapa gerakan dasar yang sudah
menjadi gerakan baku Tortor, dan dengan perkembangan jaman/waktu tidak sedikit dari
gerakan dasar yang sudah dikembangkan oleh masyarakat tersebut. Namun dalam
Melainkan pencipta sengaja untuk menggunakan kembali gerakan dasar yang sudah
jarang ditampilkan dalam dunia pertunjukkan. Gerakan-gerakan dasar yang dimaksud
antara lain adalah Mangurdot, Marsomba, Manean Roha, Manolak Mara, Manerser,
a. Mangurdot
dilakukan saat setelah berbunyinya alat musik sarune. Inti dari gerakan Mangurdot ada
pada bagian kaki, gerakan ini dilakukan dengan posisi berdiri dengan lutut yang sedikit
ditekuk dan digenjot sesuai dengan ketukan, kemudian salah satu bagian depan kaki
diayunkan keatas dan kebawah dengan tumit sebagai titik tumpu kaki.
b. Marsomba
Posisi pada Marsoba tangan disatukan seperti sedang bermohon, posisi telapak
tangan berada tepat di depan wajah, lengan tidak menempel pada badan, pandangan
melihat pada ujung ibu jari. Gerakan tangan Marsomba memiliki titik pada ujung kelima
jari yang disatukan dan siku pergelangan tanganlah yang diayun dari bawah ditarik ke
atas.
Gambar 2 Gerakan Marsombah
c. Manean Roha
Gerakan ini dimulai dari posisi marsomba (telapak tangan yang menyatu) dibuka
perlahan dengan posisi telapak tangan menghadap kewajah, kemudian perlaahan kembali
digerakan telapak tangan dengan diputar ke arah yang berlawanan dan ditarik kearah
bahu.
Gerakan ini merupakan gerakan lanjutan dari Manean Roha. Pada posisi tangan
yang berada di bahu, maka gerakan Manulak Mara dilakukan dengan mendorong kedua
tangan yang berada dibahu dengan perlahan diturunkan hingga tangan berada tepat pada
e. Mangeol
Inti dari gerakan mangeol merupakan gerakan badan yang gemulai dengan ayunan
badan yang mengikuti arah gerakan dari kedua tangan. Posisi kedua tangan berada
disebelah kiri dan kanan paha, sambil pundak diayunkan ke kiri dan ke kanan, kemudian
tangan ditarik kembali pada bagian bahu sambil diayunkan juga ke kiri dan ke kanan.
Gambar 5a Gerakan Mangeol Kanan Gambar 5b. Gerakan Mangeol kiri
f. Manerser
Poin dari gerakan manerser merupakan telapak kaki. Gerakan ini merupakan
gerakan kaki yang bergerak ke kiri dan kekanan seperti diseret dengan kaki membentuk
segitiga. Yang dimaksud membentuk segitiga adalah gerakan kaki yang titik temunya
adalah ujung jari kanan dengan ujung jari kiri, dan tumit kanan dengan tumitkiri.
Mangait memiliki dua gerakan yaitu mengait kiri dan mangait kanan. Posisi
tangan kanan berada diepan perut, tangan kiri diluruskan kemudian dengan perlahan
tangan kiri ditarik ke tengah. Begitupun sebaliknya dengan gerakan Mangait kiri.
g. Mangembas
Mangembas merupakan hentakan yang dilakukan dengan tangan dikepal dan
diayunkan, posisi mengayunkan tangan dapat dibedakan yaitu mangembas kiri dan
mangembas kanan. Mangembas kanan dilakukan dengan lengan kiri ditekuk ke perut
Gambar 8a. Gerakan Mangembas kanan Gambar 8b. Gerakan Mangembas kiri
3.3.2 Penari
pokok, antara lain wiraga atau gerak merupakan tubuh yang memberikan sebuah titik
penekanan pada gerakan yang dilakukan, wirama atau irama pada penari merupakan
kemampuan untuk menafsirkan kekuatan irama yang berkaitan dengan musik iringan,
wirasa adalah kemampuan penari dalam mengungkapkan ide atau karakter tari yang
Penari atau dalam kehidupan masyarakat Batak Toba disebut sebagai panortor.
Tortor Batak Toba dalam Upacara Ritual, Upacara Adat biasanya dilakukan secara
sekala besar atau dilakukan dengan sistem kekerabatan Batak Toba (Dalihan Na Tolu).
Namun dalam masa perkembangan jaman, maka saat ini Tortor sudah dilakukan ke dalam
dunia pertunjukkan dan Tortor dalam dunia pertunjukan dapat dilakukan secara
Dalam pertunjukan Tortor Siboru Mauliate yang diciptakan oleh Grup Mataniari
merupakan pengurus daripada Grup Mataniari yaitu, Niesya Harahap. Terlihat dalam
wiraga, penulis melihat bahwa panortor dapat melakukan titik gerakan menggunakan
melakukan setiap gerakan dengan mendengarkan ketukan atau riteme dan disaat panortor
wirasa, dalam pertunjukan ini penulis melihat bahwa panortor ingin mengambarkan rasa
terima kasih dan kasih sayang seorang perempuan didalam kehidupan bermasyarakat
Batak Toba.
Musik didalam sebuah pertunjukan dapat bersifat tunggal atau pun dapat menjadi
sebuah pengiring pada teater atau tari. Unsur dasar dalam musik merupakan nada, ritme,
dan melodi. Musik dan tari bukan hanya sekedar iringan, tetapi musik adalah partner tari.
Musik dapat memberikan irama yang selaras, sehingga dapat mengatur ritme dalam
tarian.
Gondang merupakan warisan kebudayan masyarakat Batak Toba yang sakral, hal
Gondang dalam kehidupan masyarakat Batak Toba digunakan sebagai bagian penting
dari Upacara Ritual dan Upacara Adat. Gondang dalam Upacara Ritual terdapat di
Upacara Sipaha Sada, Upacara Sipaha Lima, Upacara Panen. Sedangkan Gondang dalam
Pargonsi atau pemain musik memiliki peran penting dalam sebuah upacara-
upacara yang dilakukan masyarakat Batak Toba. Ini dikarenakan pargonsi dipercaya
sebagai orang yang memiliki ilmu tinggi yang dapat memainkan alat musik Gondang
Kata Gondang dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba sangat luas atau
Repertoar musik, 4) Komposisi suatu lagu, 5) Ritmis lagu, 6) Suatu upacara, atau salah
satu upacaranya yang menyuguhkan kegiatan manortor oleh kelompok kerabat (Harahap
2016:160). Arti kata Gondang sangat rumit penggunaannya, maka dari itu kata Gondang
hanya bisa dipahami apabila mengerti apa konteks penggunaannya dan bagaimana
yang terdiri dari Sarune Bolon, Taganing, Gordang Bolon, Ogung, dan Hesek. Terdapat
juga Odap dalam ensambel Gondang Sabangunan, namun ini jarang terlihat karena
Odap dalam Gondang Sabangunan hanya dapat ditemukan dalam Ritual Upacara
Sipaha Lima yang dilakukan oleh kelompok parmalim, karena Odap dianggap sebagai
alat musik yang sakral. Gondang Sabangunan dapat juga disebut sebagai Gondang
Bolon yang memiliki art i ensambel besar, dan biasanya dilakukan di halaman terbuka.
Kedua, Gondang Hasapi terdiri dari Sarune Etek, Hasapi Ende, Hasapi Doal,
Garantung, dan Hesek. Ensambel Gondang Hasapi merupakan ensambel skala kecil
Saat ini Gondang sudah banyak digunakan sebagai hiburan, ataupun juga
sebagai musik pengiring atau pertunjukan repertoar musik. Pada Pertunjukan Tortor
Pada pertunjukan tersebut Pargonsi terdiri dari Satu (1) orang yang memainkan
alat musik Sarune Etek; Satu (1) orang yang memainkan Garantung; Satu (1) orang
memainkan Hasapi Ende; Dua (2) orang memainkan Hasapi Doal; Satu (1) orang yang
Garangtung
Hasapi Doal
a. Sarune Etek
Sarune Etek merupakan alat musik tiup berlidah tunggal (single tongue aerophone)
yang memiliki empat lobang jari dibangian depan dan satu lobang jari dibelakang. Sarune
Etek atau terompet dengan ukuran kecil ini memiliki panjang rata-rata lebih kurang 26-
30cm saja. Bagian-bagian Sarune etek terdiri dari sayap, angar-angar, porda, ambong-
ambong, dan ipit-ipit. Sarune Etek dalam ensambel Gondang Hasapi memiliki peran
b. Hasapi Doal
Hasapi merupakan alat musik dawai sejenis lute yang dipetik dan memiliki dua senar.
Hasapi dibedakan menurut fungsinya, Hasapi Doal dalam ensambel memiliki fungsi
sebagai pembawa melodi konstan. Nama Hasapi Doal diambil dari salah satu set ogung
pada Gondang sabangunan yaitu ogung doal yang dapat disejajarkan atau dibandingkan
c. Hasapi Ende
Sangat berbeda, Hasapi Ende dalam ensambel memiliki peran sebagai pembawa
melodi utama. Hasapi ende dan HadapiDoal memiliki bentuk fisik yang sama, namun
letak perbedaannya hanya pada fungsinya dalam permainan ensambel. Hasapi Ende atau
disebut juga dengan hasapi tagading karena perannya sama dengan tagading yaitu,
pembawa melodi. Bagian-bagian hasapi terdiri dari ulu, pinggol, tangan-tangan, butuha,
d. Garantung
Alat musik Garantung adalah sejenis xilofon yang terbuat dari kayu. Cara memainkan
Garantung adalah dengan memuluk bilah kayu dengan pemuluk atau palu-palu. Setiap
bilah-bilah garantung disusun dari nada tertinggi sebelah kiri ke sebelah kanan yang
terendah. Garantung dalam ensambel memiliki peran sebagai pembawa melodi variatif.
Gambar 13 Garantung
e. Hesek
Hesek merupakan alat musik idiophone. Hesek atau hesek-hesek merupakan alat
musik perkusi. Alat musik hesek merupakan plat besi dan dipukul dengan sepotong besi.
Selain dengan plat besi hesek juga dapat dimainkan dengan satau botol kosong, dan
dipukul dengan sepotong kayu. Hesek dalam sebuah ensambel memiliki peran sebagai
Gambar 14 Hesek
a. Tata rias
Setiap kebudayaan memiliki ciri khas dalam penggunaan tata rias dan busana. Pada
pengunaan tata rias dalam kehidupan keseharian masyakat Batak Toba dulunya tidak
begitu diperhatikan. Namun saat ini tata rias untuk wanita sudah sangat wajib digunakan
baik didalam upacara perkawinan ataupun juga upcara kematian, juga dalam pementasan
atau pertunjukan tata rias merupakan salah satu hal yang harus di perhitungkan. Karena
b. Busana
Pada dasarnya busana pokok yang digunakan saat manortor adalah Ulos5. Ulos
dulunya digunakan sebagai busana sehari-hari masyarakat Batak Toba dan digunakan
juga sebagai busana manortor. Sebutan kain ulos pada busana wanita adalah Sampe-
sampe yang merupakan kain selendang yang letakkan pada bahu sebelah kanan, terdapat
5
Ulos merupakan seni tekstil masyarakat Batak Toba. Ulos adalah kain tenunan dengan motif gorga
dengan warna yang dominan dengan merah (melambangkan keberanian), hitam (simbol dari
kepemimpinan), putih (dan simbol kesucian), dan pada beberapa ulos terdapat hiasi dengan benang
berwarna emas atau perak. Ulos dugunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu didalam acara syukuran
kandungan, kelahiran, membuat nama anak, perkawinan, dan kematian. (Sannur 2012:104)
juga kain ulos yang dililitkan untuk menutupi bagian dada sampai ke pinggang disebut
sebagai Hohop-hohop, pada bagian pinggang hingga ke ujung mata kaki dililitkan ulos
Saat ini busana wanita sudah menggunakan pakaian kebaya didalam dan diluarnya
menggunakan kain ulos yang diletakkan pada bahu kanan. Ulos yang saat ini sering
digunakan sebagai selendang bahu merupakan ulos sadum yaitu ulos yang sudah
modifikasi dengan motif modern dan dengan warna yang bervariasi. Rok yang digunakan
merupakan kain bermotif ulos, dipakai pada bagian pinggang hingga ujung mata kaki.
Aksesoris pada perempuan disebut sebagai Sortali berwarna merah dengan hiasan benang
Sampe-
sampe
Sortali
Sabe-sabe
Tortor Siboru Mauliate dapat dikatakan sebagai busana Batak Toba semi modern.
selendang dengan motif ulos bintang maratur (ulos yang diartikan sebagai membawa
6
Kebaya di Malaya berasal dari dari Surabaya mengikuti pakaian perempuan Jawa dan Cina peranakan (H.
Mohd Saod, H. Sulaiman 1876-1955). Saat ini kebaya sudah menjadi pakaian Nusantara.
suka cita digunakan untuk memberkati anak yang memasuki rumah baru), sabe-sabe
dengan motif ulos pucca (ulos ini biasanya digunakan dalam perkawinan Batak Toba),
Tata Panggung merupakan tata letak yang digunakan sebagai latar belakang
tempat pertunjukan, baik itu bagain dari musik atau tari. Tata panggung juga termasuk
dalam suasana yang diciptakan dan visualisasi yang diberikan kepada penonton. Tata
Panggung pertunjukan Tortor Siboru Mauliate menempatkan pernortor sebagai inti dari
pertunjukan, karena penari dalam pertunjukan tersebut tunggal dan letaknya yang berada
didepan. Kemudiaan terdapat juga pemain musik dan alat musik yang berada di bagian
belakang penari, dengan susunan Hesek, Sarune, Garantung, dan ketiga pemain Hasapi.
3.3.6 Penonton
Penonton dalam sebuah pertunjukan merupakan hal penting, karena setiap
Parbinsar Mataniari mendapatkan respon yang sangat baik di Jerman. Setiap penonton
dimainkan terdengar tepuk tangan yang sangat meriah memenuhi ruangan. Terdapat juga
satu momen yang sangat membekas dalam memori panortor yaitu Niesya Harahap yang
mengatakan “Saat sedang Manortor, saya melihat respon dari seorang anak kecil yang
gerakan yang saya lakukan dan menikmati pertunjukan tersebut”. Dan juga Rithaony
Hutajulu yang berada diposisi tempat duduk bersama dengan penonton merasakan
meriahnya reaksi yang diberikan penonton, juga sesaat setelah selesai pertunjukan Ibu
Ritha mendapatkan apresiasi oleh salah satu perwakilan dari negara Indonesia.
BAB IV
Sruktur memiliki tiga ide dasar yaitu, ide kesatuan, ide transformasi, ide
pengeturan diri sendiri. Pertama, strurktur merupakan keseluruhan yang bulat yaitu
bagian-bagian yang memberntuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Kedua,
struktur itu berisi gaya transformasi dalam arti bahwa struktur tidak itu tidak statis.
Struktur itu mampu melakukan prosedur itu. Ketiga, struktur itu mengatur diri sendiri dan
setiap unsur mempunyai fungsi berdasarkan letaknya. (Hawkes 1978; dalam Sinaga
2012 : 182)
didalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berhubungan dan gerak merupakan sebuah
perubahan yang melibatkan ruang dan waktu, dangan gerak maka terjadinya perubahan
tempat, perubahan posisi dari tubuh penari. Maka dalam struktur gerak dapat disimpulkan
sebagai susunan setiap unsur-unsur gerak yang saling berhubungan dalam sebuah tarian.
(Martin dan Pesovar 1961; Suharto 1987; dalam Wahyuni 2020:5) mengatakan
pentingnya kejelasan morfologi dan struktur yaitu konstruksi organik sebuah tari hanya
dikategorikan sebagai bagian dan berikutnya disebut dengan istilah motif. Yang
merupakan unit organik terkecil dalam tari, yaitu unit dimana pola ritme dan kinetik
membentuk suatu struktur yang secara relatif mirip dan berulang atau muncul kembali.
4 Ampe di Gerakan
abara bersambung
(Meletak setelah
tangan di melakukan
bahu) bungka tangan
kemudian
mengayunkan
badan kekiri dan
kekanan.
5 Rap udur Gerakan yang
juruk tu dilakukan dengan
jolo mendorong
(Bersama- kedua tangan
sama yang berada
bergerak dibahu dengan
menuju perlahan
kedepan) diturunkan
hingga tangan
berada tepat pada
samping kiri dan
kanan paha kaki,
kemudian badan
diayunkan kekiri
dan kekanan.
8 Maremba Gerakan
s dilakukan
(Menghen dengan tangan
takkan dikepal dan
tangan) salah satu kaki
dihentakkan,
yaitu dengan
tangan kanan
diayunkan
ditekuk kearah
perut dan
tangan kiri lagi
dihempaskan
kebelakang.
Begitu
sebaliknya
tangan kiri
ditekuk
kedepan dan
tangan kanan
dihempas
kebelakang.
Tabel 1. Motif Gerak Tortor Siboru Mauliate
merupakan gambaran dari banyak gerakan dilakukan oleh penari yang berpindah posisi
yang megiringi, untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan antara setiap motif gerakan
dengan alunan musik. Pada pertunjukan ini, terdapat dua jenis iringan musik yaitu
Gondang Siboru Mauliate dan Gondang Parbinsar Mataniari. Kedua Gondang ini
tidak memiliki syair lagu yang artinya Gondang ini memiliki makna sebagai musik
repertoar.
Dalam pertunjukan Tortor Siboru Mauliate terdapat dua Gondang yang
dimainkan yaitu Gondang Siboru Mauliate dan Gondang Parbinsar Mataniari. Alasan
memilih dua Gondang repertoar ini kedalam pertunjukan karena alunan bunyi yang
dihasil dari kedua Gondang ini selaras dan menarik. Dengan Gondang Siboru Mauliate
yang memiliki tempo pelan dan lembut, dan kemudian disambung dengan Gondang
Parbinsar Mataniari yang memiliki tempo lebih cepat dan gembira dari Gondang
dimainkan yaitu Gondang Siboru Mauliate dan Gondang Parbinsar Mataniari. Alasan
memilih kedua Gondang repertoar ini kedalam pertunjukan karena alunan bunyi yang
dihasil dari kedua Gondang ini selaras dan menarik. Dengan Gondang Siboru Mauliate
yang memiliki tempo pelan dan lembut, dan kemudian disambung dengan Gondang
Parbinsar Mataniari yang memiliki tempo lebih cepat dan gembira dari Gondang
Gondang Siboru Mauliate adalah Gondang yang dibuat oleh seorang raja yang
memiliki boru (anak perempuan) yang sangat disayanginya dan dimanjakan. Sehingga
pada suatu ketika raja tersebut meminta seorang pargonsi untuk membuatkan satu
Gondang untuk borunya. Gondang itu disebut sebagai Gondang Siboru Mauliate yang
diTortor kan oleh boru dari raja tersebut. Gondang Siboru Mauliate didalam upacara
merupakan Gondang yang menggambarkan terbitnya matahari pagi yang siap untuk
menyinari bumi. Hal itu digambarkan dari tempo cepat lagu ini, yang memberikan
semangat dan kegembiraan. Gondang Parbinsar Mataniari tidak dimainkan diawal atau
akhir dari upacara, namun dimainkan dipertengahan upacara saat acara muda-mudi atau
juga tidak terikat dengan sebuah upacara. Gondang Parbinsar Mataniari biasanya
Tortor Mangaliat. Gondang ini memiliki makna sebagai repertoar musik yang tidak
4.2.2 Transkrip