Latar Belakang
Sejak berdirinya pada tahun 1922 hingga kini Tamansiswa sangat dikenal
sebagai lembaga pendidikan yang menasional. Meski beberapa dekade belakangan ini
nama Tamansiswa agak surut, termasuk dalam dunia pendidikan yang menjadi
andalannya itu sendiri. Hal tersebut tidak semata-mata karena semakin banyaknya
bermunculan lembaga-lembaga pendidikan yang kompetif, meski cenderung menjadi
pasar, namun juga karena tampaknya Tamansiswa sendiri kehabisan energi, terutama
energi pembaruan, di bidang pendidikan.
Selain itu, sebagai lembaga perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat yang menggunakan pendidikan sebagai sarana, peran Tamansiswa
beberapa dekade belakangan ini juga kurang tampak. Memang disadari bahwa
langgam pejuangan Tamansiswa berbeda pada saat kolonialisme masih bercokol di
negeri ini dengan saat kemerdekaan negeri sudah diraih. Namun pasca kemerdekaan
hingga terjadinya pergantian kepemimpinan nasional beberapa kali, tidak lalu
membuat Tamansiswa semakin berkibar namun malah semakin surut, terutama pasca
reformasi. Padahal pasca reformasi, dimana neo-kapitalisme dan neo-liberalisme
melanda negeri, termasuk dalam dunia pendidikan, serta kehidupan anak negeri yang
semakin sulit, kontribusi dan peran Tamansiswa untuk tampil membela dan
melindungi kepentingan bangsa sangatlah diharapkan. Namun sayangnya hal itu tidak
tampak, pengaruh Tamansiswa hilang dalam riuh rendahnya persoalan bangsa serta
keramaian pasar neo-kapitalisme pendidikan.
Meskipun demikian, Tamansiswa masih bisa berbesar hati. Sebagai lembaga
pendidikan nasional tertua di Indonesia, tentu telah menghasilkan sangat banyak
alumni yang tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam profesi dan jabatan.
Keberadaan alumni di berbagai bidang profesi dan jabatan dengan jiwa Tamansiswa-
nya, sedikit banyak telah turut mewarnai dinamika pembangunan bangsa. Apalagi
alumni Tamansiswa dikenal memiliki rasa nasionalisme yang kuat.
Terkait dengan hal tersebut, dan melihat potensi yang luar biasa dari para
alumni, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa dan Pengurus Pusat Persatuan Keluarga
Besar Tamansiswa dalam rangka peringatan HUT Tamansiswa ke-86 tahun 2008,
memandang penting untuk melakukan konsolidasi alumni dan membahas kebangkitan
peran Tamansiswa di dalam dunia pendidikan, kebudayaan dan pembangunan
masyarakat melalui sebuah sarasehan alumni.
Narasumber :
1. Ki Darmaningtyas : Peran Tamansiswa dalam Bidang Pendidikan
2. Ki Syahnagra : Peran Tamansiswa dalam Bidang Kebudayaan
3. Ki Prof. Dr. Mohtar Mas’ud : Peran Tamansiswa dalam Pembangunan Masyarakat
Pembahas :
1. Ki Prof. Dr. Tadjudin Noor Effendi
2. Ki DR. Rahmad Ali, MBA.
3. Ki Joko Suwindi
Moderator :
Ki dr. Inu Wicaksono, Sp.KJ
Peserta :
Alumni Tamansiswa se-Indonesia
Susunan Acara :