Anda di halaman 1dari 5

ISSN 2085-9937

Patanjala
Volume 1 Nomor 1 September 2009
Patanjala bermakna air sungai yang tiada hentinya mengalir mengikuti alur yang dilaluinya hingga ke
muara. Seperti halnya karakteristik air sungai, manusia harus bekerja dan beramal baik, serta fokus pada
cita-citanya. Patanjala adalah media penyebarluasan tentang Nilai Budaya, Seni, dan Film serta Kesejarahan
yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung di wilayah kerja Jawa Barat,
DKI Jakarta, Banten, dan Lampung. Patanjala diterbitkan secara berkala dalam satu tahun. Siapapun dapat
mengutip sebagian isi dari Jurnal Penelitian ini dengan ketentuan menuliskan sumbernya.
Pelindung
Direktur Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Penanggung Jawab
Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung

Mitra Bestari
Dr. T.M. Marwanti, Dra., M.Si
Drs. Mumuh Muhsin Z., M.Hum
Editor Ahli
Prof. Dr. A. Sobana Hardjasaputra, S.S., M.A.
Dr. Ade Makmur K., M.Phil
Redaksi
Ketua : Iim Imadudin, S.S.
Anggota : 1. Irvan Setiawan, S.Sos.
2. Dra. Ria Intani Tresnasih
3. Dra. Lina Herlinawati
Diterbitkan oleh
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung – Bandung 40294
Telp./Faks. (022) 7804942
E-mail: jurnalpatanjala@yahoo.com

Penata Sampul, Dra. Ria Intani T.& Dra. Lina H.


Sumber: Kesenian Gondang Tasik, Dok. Yudi Putu Satriadi

Dicetak oleh

Isi di luar tanggung jawab percetakan


PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Patanjala yang ada di hadapan pembaca merupakan format baru.


Apabila dibandingkan dengan jurnal sebelumnya terdapat perubahan pada nama,
ukuran dan bentuk perwajahan serta format penulisan. Nama semula “Jurnal
Penelitian” menjadi Patanjala. Kemudian ukuran semula, dari 14,5 x 21 cm, menjadi
18 x 25,5 cm. Perubahan tersebut sebagai respon terhadap pedoman majalah ilmiah
yang diterbitkan Pusbindiklat Peneliti LIPI.
Diharapkan dengan perubahan ini tidak saja meningkatkan kualitas isi jurnal,
tetapi semakin tersosialisasikan hasil penelitian BPSNT kepada masyarakat luas.
Segala masukan dan saran untuk perbaikan jurnal amatlah diharapkan, dan lebih
diharapkan lagi kritik yang membangun agar penyajian jurnal menjadi lebih baik lagi.

Bandung, September 2009


Redaksi
PENGANTAR EDITOR

Salah satu tugas moral ilmuwan, khususnya sejarawan dan budayawan adalah
menyelamatkan realitas-empiris aktivitas kultural manusia, baik yang pernah ada atau
yang masih eksis di tengah-tengah masyarakat. Salah satu upaya penyelamatan itu
dilakukan melalui pendokumentasian dengan berbagai ekspresinya, di antaranya
dalam bentuk tulisan yang mendeskripsikan realitas-empiris itu, atau merekamnya
dalam bentuk suara atau gambar. Kebutuhan akan hal itu dirasakan semakin mendesak
(urgent) ketika kita menyadari betapa derasnya arus perubahan yang berpotensi
mengancam eksistensi kultur kita, lebih-lebih yang tradisional. Dengan
pendokumentasian itu diharapkan memori kolektif anak bangsa ini terabadikan, yang
besok lusa akan bermanfaat bagi generasi-generasi mendatang.
Tujuh artikel yang tersaji dalam Jurnal Patanjala nomor ini adalah dalam
upaya ke arah itu. Budaya spiritual dalam bentuk ziarah ke makam-makam keramat
masih tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, aktivitas
ziarah ini memiliki nilai-nilai fungsional. Akan tetapi, cepat atau lambat aktivitas
kultural ini akan berubah sering dengan perubahan persepsi masyarakaat yang kian
tercerdaskan. Karya-karya sastra yag mengambil setting spasial pesantren memang
pernah berjaya di Tatar Sunda. Akan tetapi realitas-empiris ini sebentar lagi hanya
akan menjadi kenangan “masa lalu” kita. Proses sosialisasi dan enkulturasi anak pada
masyarakat Arab-Sunda di Kabupaten Purwakarta, yang sementara ini masih
berlangsung pun perlu didokumentasikan sehingga tergambarkan dinamikanya. Tiga
karya terakhir dalam nomor ini adalah artikel sejarah yang bertemakan sejarah kota
(Lampung Utara, Cilegon, dan Jakarta), dengan pendekatan dan penekanan yang
berbeda. Semua ini, sekali lagi, bermanfaat bagi pendokumentasian kekayaan kultur
kita.
Akan tetapi, tentu saja, besar kecilnya manfaat yang bisa diambil dari tulisan-
tulisan tersebut sangat bergantung pada kualitas para penulis/peneliti dalam
memproduksi tulisan/penelitiannya dan kepada masyarakat pembaca dalam menyikapi
tulisan/penelitian tersebut.

Bandung, September 2009

Editor
ISSN 2085-9937

Patanjala
Volume 1 Nomor 3 September 2009

DAFTAR ISI
Pengantar Redaksi i
Pengantar Editor ii
Daftar Isi iii

Hari Jadi Kota Jakarta 215 -228


Iim Imadudin

Karya Sastra di Lingkungan Pesantren 229 - 242


Endang Supriatna

Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat Leluhur Sumedang 243 -257
Tjetjep Rosmana

Sejarah Lampung Utara (Periode Pembangunan Masa Orde Baru) 258 - 271
M. Halwi Dahlan

Perkembangan Kesenian Gondang di Kecamatan Pagerageung 272 - 282


Kabupaten Tasikmalaya
Enden Irma R.

Budaya Spiritual Syekh Aulia Abdul Gopur 283 - 295


Hermana

Cilegon: Dari Kota Administratif Sampai Kota (1986-2005) 296 - 306


Herry Wiryono

Pola Pengasuhan Anak pada Masyarakat Arab Sunda 307 -319


di Kabupaten Purwakarta
Yanti Nisfiyanti

Anda mungkin juga menyukai