Anda di halaman 1dari 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Pasien dengan diagnosis DBD di Rawat

Inap RSUD Dr. Moewardi. Data subjek penelitian diambil melalui Rekam

Medik pasien, dengan remark Dengue Haemorrhagic Fever, yang tercatat di

RSUD Dr. Moewardi. Sejumlah 142 pasien memenuhi kriteria inkusi dan

kriteria ekslusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti.

Tabel 4.1: Distribusi Sampel Pasien DBD Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Usia
Laki-laki Perempuan
Usia (tahun) Jumlah (N) Persentase (%) Jumlah (N) Persentase (%)

18-29 56 39,4 47 33,1


30-39 8 5,7 11 7,7
40-49 5 3,5 2 1,4
50-59 5 3,5 6 4,2
≥60 2 1,4 0 0
Total 76 53,5 66 46,5

Rentang usia pasien dalam penelitian ini adalah 18-71 tahun. Usia rerata

pasien pada penelitian ini adalah 28 tahun dengan Standar Deviasi ±10,95.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 142 sampel penelitian terdiri dari 76 laki – laki

(53,5%) dan 66 perempuan (46,5%). Sampel terbanyak berasal dari pasien

dengan kategori usia 18-29 tahun, sedangkan yang paling sedikit usia ≥ 60

tahun. Berdasarkan jenis kelamin dan usia, maka sampel terbanyak berasal

dari kategori pasien laki-laki usia 18-29 tahun dan tidak ditemukan pasien

perempuan usia ≥ 60 tahun.


commit to user

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Tabel 4.2: Distribusi Derajat DBD


Derajat DBD N %
I 47 33,1
II 89 62.7
III 6 4.2
IV 0 0
Total 142 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada penelitian ini, distribusi pasien DBD

tertinggi terdapat pada DBD derajat II sebesar 89 pasien (62,7%), kemudian

terdapat 47 pasien (33,1%) DBD derajat I, 6 pasien (4,2%) DBD derajat III

dan tidak terdapat pasien dengan derajat IV (0%).

Table 4.3: Distribusi Jumlah Trombosit Pasien DBD


Jumlah Trombosit
(ribu/ul) N %
<21 7 4,9
21-50 40 28,2
51-70 27 19
71-100 41 28,9
>100 27 19
Total 142 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat pada 7 pasien yang jumlah

trombosit < 21ribu/ul. Jumlah trombosit 21-50 ribu/ul terdapat pada 40 pasien.

Jumlah trombosit 71-100 ribu/ul terdapat pada 41 pasien. Jumlah trombosit

>100 ribu/ul terdapat pada 27 pasien. Jumlah trombosit pasien DBD pada

penelitian ini berkisar antara 13-145 ribu/ul, dengan rerata 69 ribu/ul dan

Standar Deviasi ± 32,991.

Tabel 4.4: Distribusi Kadar Hematokrit Pasien DBD


Kadar Hematokrit (%) N %
<35% 1 7
35-45% 100 70,4
45% 41 28,9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sejumlah satu pasien memiliki kadar

hematokrit < 35%. Terdapat 100 pasien memiliki kadar hematokrit 35-45%.

Sejumlah 41 pasien memiliki kadar hematokrit tinggi > 45%. Secara

keseluruhan, kadar hematokrit pasien DBD pada penelitian ini berkisar antara

33-54%, dengan rerata 43% dan Standar Deviasi ± 4,220.

Tabel 4.5: Jumlah Trombosit dan Kadar Hematokrit Pasien DBD Berdasarkan
Jenis Kelamin
Rerata Trombosit Rerata Hematokrit
Jenis Kelamin (ribu/ul) (%)
Laki-laki (N=76) 71 46
Perempuan (N=66) 67 41

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rerata jumlah trombosit pada pada pasien

DBD laki-laki adalah 71 ribu/ul dengan Standar Deviasi ± 33,799. Rerata

jumlah trombosit pada pasien DBD perempuan adalah 67 ribu/ul dengan

Standar Deviasi ± 32,137. Rerata kadar hematokrit pasien DBD laki-laki

adalah 46% dengan Standar Deviasi ± 3,700. Rerata kadar hematokrit pada

pasien DBD perempuan adalah 41% dengan Standar Deviasi ± 3,309.

Tabel 4.6: Jumlah Trombosit dan Kadar Hematokrit Pasien DBD


Berdasarkan Usia
Rerata Rerata
Usia N Jumlah Trombosit (ribu/ul) Kadar Hematokrit (%)
Usia 18-29 tahun 103 71 43
Usia 30-39 tahun 19 62 43
Usia 40-49 tahun 7 64 45
Usia 50-59 tahun 7 65 42
Usia ≥60 tahun 2 75 44

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pasien DDB usia 18-29 memiliki rata-rata

jumlah trombosit 71ribu/ul dengan Standar Deviasi ± 32,062 dan rata-rata


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

kadar hematokrit adalah 43% dengan Standar Deviasi ± 4,080. Pasien DDB

usia 30-39 tahun memiliki rata-rata jumlah trombosit 62 ribu/ul dengan

Standar Deviasi ± 33,477 dan kadar hematokrit 43% dengan Standar Deviasi

± 4,981. Pasien DDB usia 40-49 tahun memiliki rata-rata jumlah trombosit

64ribu/ul dengan Standar Deviasi ± 43,065 dan kadar hematokrit 45% dengan

Standar Deviasi ± 5,802. Pasien DDB usia 50-59 tahun memiliki rata-rata

jumlah trombosit 65ribu/ul dengan Standar Deviasi ± 36,036 dan kadar

hematokrit 42% dengan Standar Deviasi ± 3,562. Pasien DDB usia ≥ 60 tahun

memiliki rata-rata jumlah trombosit 75 ribu/ul dengan Standar Deviasi

± 48,790 dan kadar hematokrit 41% dengan Standar Deviasi ± 0,000.

Tabel 4.7: Kadar Hematokrit Berdasar Jumlah Trombosit


Rerata
Jumlah Trombosit (ribu/ul) N Kadar Hematokrit (%)
<21 7 44
21-50 40 45
51-70 27 43
71-100 41 42
>100 27 42

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada penelitian ini pasien DBD yang memiliki

jumlah trombosit < 21ribu/ul, kadar hematokrit rata-rata pasien tersebut adalah

44% dengan Standar Deviasi ± 5,745. Pasien DBD dengan jumlah trombosit 21-

50 ribu/ul memiliki kadar hematokrit rata-rata 45 dengan Standar Deviasi ± 4,282.

Pasien DBD dengan jumlah trombosit 51-70 ribu/ul memiliki kadar hematokrit

rata-rata 43 dengan Standar Deviasi ± 4,222. Pasien DBD dengan jumlah

trombosit 71-100 ribu/ul memiliki kadar hematokrit rata-rata 42 dengan Standar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Deviasi ± 3,487. Pasien DBD dengan jumlah trombosit > 100ribu/ul memiliki

kadar hematokrit rata-rata 42 dengan Standar Deviasi ± 4,103.

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas data

dengan SPSS terlebih dahulu untuk mengetahui distribusi data. Uji

normalitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas

data anatitik Kolmogorov-Smirnov, sesuai dengan syarat jumlah sampel

penelitian minimal 50 (N=142). Apabila nilai signifikansi (p) > 0,05 maka

distribusi data adalah normal. Berdasarkan hasil uji normalitas data

tersebut (lampiran 5), didapatkan nilai p 0,373 (> 0,05) pada data jumlah

trombosit dan p = 0,067 (> 0,05) pada data kadar hematokrit. Hal ini

berarti bahwa variabel jumlah trombosit dan kadar hematokrit pada

penelitian ini memiliki distribusi data normal. Setelah mengetahui hasil uji

normalitas data pada kedua variabel normal, maka dilanjutkan dengan uji

korelasi parametrik, yaitu uji korelasi Pearson.

2. Uji Korelasi Pearson

Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui korelasi dua

variabel dengan distribusi data normal. Hasil uji korelasi Pearson

menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) adalah 0,008 (lampiran 5). Nilai

signifikansi (p) dikatakan bermakna apabila p< 0,05. Hal ini berarti

terdapat korelasi bermakna diantara variabel jumlah trombosit dengan

kadar hematokrit (p 0,008 < 0,05).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Nilai koefisien korelasi Pearson (r) sebesar -0,222 menunjukkan

bahwa arah korelasi negatif (-), yaitu semakin kecil nilai variabel maka

semakin besar nilai variabel lain. Dalam hal ini, semakin kecil jumlah

trombosit, maka kadar hematokrit akan semakin tinggi. Nilai r 0,222

menunjukkan kekuatan korelasi/hubungan antara variabel jumlah

trombosit dengan kadar hematokrit adalah korelasi lemah.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji korelasi Pearson

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara

jumlah trombosit dengan kadar hematokrit, dengan arah hubungan negatif

(berbalik arah) (p = 0,008). Simpulan yang dapat diambil adalah terdapat

hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dengan kadar

hematokrit pada pasien DBD, dengan kekuatan hubungan yang lemah.

Semakin rendah jumlah trombosit, maka semakin tinggi kadar trombosit

pasien DBD.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai