Anda di halaman 1dari 27

Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Journal Reading

Respon Radioterapi dan Faktor-Faktor


Klinikopatologi yang berhubungan pada Pasien
dengan Kanker Serviks

Dibimbing oleh : dr. Erwin Rahakbauw, Sp. OG.

Disusun oleh : Venia Virginia Parera


Penulis

dr. Hariyono Winarto, Sp. OG(K)

dr. Erwin Rahakbauw Sp. OG.


Abstrak
Insiden kanker serviks di RSCM masih tinggi, dan sebagian besar pasien telah dalam
stadium lanjut. Sekitar 20-50% dari pasien ini, radioterapi tidak mencapai kontrol tumor
lokal. Tercapainya respon lengkap dan pemberantasan tumor lokoregional pada pasien
dengan kanker serviks harusnya dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Oleh
karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon radioterapi, dan
karakteristik patologi klinik terkait pasien kanker serviks di rumah sakit. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dari 123 pasien kanker serviks stadium IIA-IIIB yang
menjalani terapi radiasi di rumah sakit dari Januari 2014 hingga Desember 2015.
Abstrak
Penelitian ini mencatat usia, indeks massa tubuh, tekanan darah, hemoglobin,
jumlah leukosit darah, albumin serum, tingkatan FIGO diameter tumor terbesar, dan
karakteristik patologis untuk setiap pasien. Selama radiasi sampai 3 bulan pasca
radiasi, kami juga mencatat adanya efek samping gastrointestinal, genitourinari, dan
hematologi. Hasil menunjukkan bahwa efek samping akut umumnya dapat ditoleransi
selama dan tiga bulan pasca terapi radiasi. Karakteristik klinikopatologi yang
berhubungan bermakna dengan respon lengkap adalah diameter tumor terbesar.
Pengenalan

WHO Indonesia
(2010) Beban Kesehatan, ekonomi
dan sosial

Kanker serviks adalah kasus kanker Kanker kedua terbanyak pada Wanita usia
tersering kedua dan kanker tersering ke-7 di 15-44 tahun
antara semua kanker di dunia

RS Cipto Mangunkusumo
(2007)
Terdapat 3112 kasus, terhitung dari 75%
seluruh kanker ginekologi
Pengenalan
Dilakukan penelitian dan ditemukan :

•Pasien sudah dalam stadium lanjut; berkaitan dengan tingkat


kelangsungan hidup yang rendah

RS Cipto Mangunkusumo Tidak ada perbedaan respon pada pasien yang menjalani radiasi
dengan kemoradiasi
•Sulit bagi pasien untuk menyelesaikan pengobatan dengan
kemoradiasi dibandingkan dengan radioterapi saja.
•Sebagian pasien terapi radiasi dapat menjadi modalitas
pengobatan sendiri tapi control tumor local masih rendah (20-
50%)morbiditas meningkat dan risiko metastasis jauh.
•Jika control tumor berhasiltingkat kelangsungan hidup naik
50%.
•Identifikasi faktor yang mempengaruhi respon radioterapi
•Efek samping akut selama radoterapipengobatan terhenti.
Metode
Penelitian kohort ini menggunakan data sekunder dari pasien yang terlibat di RS Cipto
Mangunkusumo, Dept. Radioterapi dari Januari 2014 hingga Desember 2015

Data Subjek : Digunakan jika telah didiagnosis kanker serviks berdasaran


pemeriksaan histopatologi yang menyelesaikan radioterapi protocol standar.
Subjek dikeluarkan jika memiliki tumor primer lainnya atau data tidak lengkap

Jumlah subjek ditentukan menggunakan prosedur rule of thumb 123 subjek untuk
analisis bivariat dan multivariat.
Metode
Penelitian ini mencatat faktor klinis pra-radiasi pasien, seperti usia, IMT, tekanan
darah, kadar hemoglobin, jumlah leukosit darah, albumin serum, staging FIGO
diameter tumor terbesar dan karakteristik patologis (misalnya histopatologi dan
grading)

mencatat adanya efek samping hematologi, dan efek samping yang melibatkan saluran
pencernaan dan saluran genitourinari selama protokol radiasi, hingga tiga bulan pasca
radiasi

Evaluasi respon radioterapi didasarkan pada Kriteria Evaluasi Respon pada Tumor Padat.

Stata 13 digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan lebih lanjut.


Metode
● Penelitian ini mencatat faktor klinis pra-radiasi pasien,
seperti usia, IMT, tekanan darah, kadar hemoglobin,
jumlah leukosit darah, albumin serum, staging FIGO
diameter tumor terbesar dan karakteristik patologis
(misalnya histopatologi dan grading)
Hasil
Median
Karakteristik Klinis n(%) Mean  SD
(min-max)
Usia (tahun)   50 9 51 (26-74)
26-49 51 (41.46)
 
50-74 72 (58.54)
Indeks Masa Tubuh (IMT) (kg/m2)   23.984.77 23.7 (14.3-46.6)
<18.5 10 (8.13)

18.5-22.9 46 (37.40)  

≥23 67 (54.47)
Tekanan Darah (mmHg)  

Hipertensi 43 (34.96) 130.17  19.50/79.6811.43 129 (90-189)/82(54-114)


Tidak hipertensi 80 (65.04)    
Kadar hemoglobin darah (g/dL)  
<10 12 (9.76) 11.481.45 11.3 (7.3-15.8)
10 111 (90.2)    

[Tabel 1] Karakteristik klinis pasien dengan kanker serviks yang sedang menjalani radiasi dari Januari 2014 hingga Desember 2015
Hasil
Hitung sel darah putih(sel/mm3)  
≤10.000 76 (61.79) 95894082 8480 (2960-19410)
>10.000 47 (38.21)    
Kadar Albumin serum (g/dL)  
<3.5 9 (19.15) 3.990.73 4.2 (1.27-4.89)
3.5 38 (80.85)    
       
Diameter tumor (mm)  
<40 45 (36.59) 45.7918.78 40 (15-102)
40 78 (63.41)    
Stagig FIGO      
Stadium IIA 4 (3.25)    
Stadium IIB 42 (34.15%) N/A N/A
Stadium IIIA 7 (5.69)    
Stadium IIIB 70 (56.91)    

[Tabel 1] Karakteristik klinis pasien dengan kanker serviks yang sedang menjalani radiasi dari Januari 2014 hingga Desember 2015
Hasil
Karakteristik Patologi N (%)
Tipe Histopatologi
Sqamous cell carcinoma 89 (72.36)
Adenosquamous carcinoma 9 (7.32)

Adenocarcinoma 24 (19.51)

Neuroendocrine 1 (0.81)
Diferensiasi (Grading)
Good 44 (35.77)
Moderate 58 (47.15)
Poor 21 (17.07)

[Tabel 2] Karakteristik patologi dari pasien dengan kanker serviks yang hanya menjalani radiasi selama Januari 2014 – Desember 2015
Hasil

Gambar 1. Respon tumor dari pasien dengan kanker serviks yang menjalani radiasi dari Januari 2014 sampai Desember 2015
Hasil

Gambar 2. Insidensi efek samping akut pada pasien dengan kanker serviks yang hanya menjalani terapi radiasi dari Januari 2014 sampai
Desember 2015.
Hasil

Serum
Respon Komplit Respon Tidak
Albumin p RR IK95%
(n=34) Komplit (n=13)
(g/dL)
  n % n %      
<3.5 5 14.71 4 30.77 0.198 0.73 0.44-1.20
≥ 3.5 29 85.29 9 69.23   Reff  

Tabel 3. Analisis bivariat untuk kadar albumin serum.


Hasil
 
Respon Komplit Respon Tidak
P RR CI 95%
Karakteristik (n=84) Komplit (n=39)

n % n %  
Usia (tahun) 26-49 32 38.10 19 48.71 0.266 0.87 0.67-1.12

50-74 52 61.90 20 51.29 Reff

Tekanan darah Hipertensi 29 34.52 14 35.90 0.882 0.98 0.76-1.27

Non-hipertensi 55 65.48 25 64.10 Reff

Kadar Hb <10 6 7.14 6 1-5.38 0.193 0.71 0.40-1.27

≥10 78 92.86 33 85.62 Reff

Indeks Masa Tubuh Overweight 48 55.81 19 51.35 0.397 1.06 0.83-1.34


(IMT)
Non-overweight 38 44.19 18 48.65 Reff

Hitung sel darah putih ≤10.000 52 61.90 24 61.54 0.969 1.00 0.78-1.29
(sel/ μL )
Reff

Tabel 4. Analisis bivariat


Hasil
Staging FIGO Stage II 33 39.29 13 33.33 0.526 1.08 0.85-1.38
Reff
Stage III 51 60.71 26 66.67

Diameter tumor <40 36 42.86 9 23.08 0.034 1.30 1.03-1.63


terbesar (mm) Reff
≥40 48 57.14 30 76.92

Tipe histopatologi Squamous cell 65 75.58 24 64.86 0.159 1.18 0.90-1.55


carcinoma
Non-squamous cell 21 24.42 13 35.14 Reff
carcinoma
Diferensiasi Good 33 39.29 11 28.21 0.469 N/A N/A

Moderate 38 45.24 20 51.28

Poor 13 15.48 8 20.51

Tabel 4. Analisis bivariat


Hasil

IK95%
Variabel Koef OR SE p
Min Max
Hemoglobin -0.756 0.47 0.30 0.230 0.14 1.61
Diameter tumor 0.973 2.64 1.23 0.036 1.07 6.56
Tipe histopatologi -0.549 1.73 1.73 0.213 0.73 4.11
Konstan -0.997        

Tabel 4. Analisis multivariat


Diskusi
• Sebagian besar pasien (n = 84, 68,29%) mengalami respon komplit. Dengan demikian,
respon radioterapi tampak relatif baik, meskipun lebih rendah dari yang dilaporkan
pada penelitian sebelumnya  ukuran sampel dan lamanya waktu pengamatan ;
Namun, sebuah penelitian oleh Amin et al. di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya,
ditemukan hasil yang sama.
• Beberapa subjek memiliki efek samping akut dengan derajat rendah, dan sebagian
besar tidak mengalami efek samping.
• Dibandingkan dengan kemoradiasi dengan efektivitas yang sama, efek samping radiasi
dilaporkan jauh lebih dapat ditoleransi.
Diskusi
• Usia adalah faktor prognostik klinis untuk kontrol lokal dan kelangsungan hidup dalam
beberapa penelitian. Penelitian oleh Elantholi dkk. ditemukan pasien usia >50thn
dikatikan dengan tingginya angka tumor yang tidak tersisa.
• Dalam penelitian ditemukan hasil pada pasien yang lebih muda; namun, belum dapat
membuktikan hubungan langsung dengan respons lengkap yang lebih rendah.
• Secara klinis, orang berusia 26-50 tahun cenderung menunjukkan penurunan respons,
sebesar 0,87 kali, dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih dari 50 tahun.
Namun, secara statistik, usia bukanlah penentu yangsignifikan dari respons lengkap.
Diskusi
• Status gizi sederhana, diukur dengan IMT, menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
kelebihan berat badan hingga obesitas->berbanding terbalik dengan kebanyakan
persepsi bahwa pasien kanker dengan stadium lanjut selalu kurang gizi.
• IMT yang lebih tinggi pada pasien dengan penyakit stadium lanjut meningkatkan
risiko kematian karena faktor non-kanker
• Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara IMT dan
respon lengkap.
• Kadar albumin menunjukkan bahwa sebagian besar pasien tidak hipoalbuminemia.
Secara klinis, kadar albumin <3,5 g/dL cenderung menurunkan respons sebesar 0,73
kali, tetapi tetap tidak signifikan secara statistik
Diskusi
• Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diameter lesi kanker > 4 cm lebih sulit
untuk diobati, dibandingkan dengan tumor berukuran lebih kecil, karena hubungannya
yang tinggi dengan metastasis jauh onset dini.
• Besarnya ukuran tumor juga sering dikaitkan dengan sel-sel yang sudah radio-resisten
karena mutase derajat tinggi.
• Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran tumor < 40 mm dikaitkan dengan
respons lengkap yang lebih baik (2,64 kali) dibandingkan dengan tumor >40 mm,
dengan hasil yang signifikan secara statistik pada analisis bivariat dan multivariat.
Diskusi
• Lebih dari setengah subjek dalam penelitian ini sudah dalam stadium IIIB
berpotensi membuat pengobatan menjadi sulit.
• Dalam penelitian ini didapatkan pasien dengan stadium awal yang lebih sedikit, yaitu
sebanyak 4 orang
• Pada analisis bivariat, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara stadium FIGO
dan respons radioterapi.
Diskusi
• Karsinoma sel skuamosa banyak didapatkan dalam kelompok penelitian ini, diikuti oleh
adenokarsinoma.
• Garcia-Arias dkk. memiliki temuan serupa. Baru-baru ini, ada peningkatan insiden
adenokarsinoma tetapi insidensi karsinoma sel skuamosa menurun. Hal ini dapat dikaitkan dengan
klasifikasi diagnostik yang lebih baik, obesitas, dan usia yang lebih muda saat diagnosis.
• Dalam penelitian ini, kelompok karsinoma sel skuamosa memberikan respon serupa dengan
mereka yang memiliki karsinoma sel non-skuamosa.
• Prognosis kanker serviks juga terkait dengan diferensiasi atau grading. Dalam penelitian ini, lebih
banyak subjek memiliki diferensiasi baik dan sedang, mirip dengan temuan oleh Chufal et al.
Namun, perbedaan grading tidak menghasilkan respon radioterapi yang berbeda.
Kesimpulan
• Sebagian besar respon radiasi kuratif definitif untuk pasien kanker serviks stadium
IIA-IIIB yaitu 68,29% respon komplit. Respon parsial terlihat pada 24,49%, respon
stabil pada 4,88%, dan respon progresif pada 2,44%
• Efek samping gastrointestinal, genitourinari, dan hematologi yang akut dapat
ditoleransi selama dan tiga bulan pasca terapi radiasi.
• Didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara diameter tumor terbesar dengan
respon komplit radiasi. Faktor klinis seperti usia, IMT, kadar hemoglobin, jumlah
leukosit, kadar albumin serum, stadium FIGO, histopatologi, dan diferensiasi jaringan
tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan respon terapi radiasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai