Anda di halaman 1dari 3

Edu-KUHP Games: INOVASI GAMES BERBASIS STORY TELLING GUNA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KITAB UNDANG-


UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) BARU
Edu-KUHP Games: INNOVATION GAMES BASED ON STORY TELLING TO IMPROVE
PUBLIC UNDERSTANDING OF THE NEW CRIMINAL LAW BOOK (KUHP)

Berkembangnya teknolologi yang kian semakin cepat menuntut setiap orang untuk
mengikuti arus perkembangannya yang semakin hari semakin tanpa batas di seleruh dunia.
Apalagi di masa kini penggunaan teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak
dapat dipisahkan sebagai contoh penggunaan berbagai jenis teknologi seperti gadget maupun
personal computer (PC) yang digunakan dalam aktivitas keseharian seperti belajar maupun
bekerja. Disisi lain penggunaan gadget maupun PC telah dilengkapi dengan fitur hiburan berupa
games ataupun aplikasi social media yang dapat digunakan untuk mengisi waktu-waktu luang
ketika jenuh dengan aktivitas seharian.

Berdasarkan laporan Digital 2020: Global Digital Overview yang di liris awal tahun 2020
sekitar 80% pengguna internet pada rentang umur 16-64 tahun bermain game setiap bulannya.
Jadi gamer di seluruh dunia mencapai 3,5 miliar orang. Sebagian besar pengguna internet 69%
mengaku bermain games di Handphone. Sementara 41% bermain di laptop atau PC dan 25%
bermain game di konsol (Stik PS).1 Ini mengindikasikan bahwa fitur game merupakan fitur yang
paling banyak digemari. Namun pada realitanya bermain games tidak selalu memberikan efek
positif justru terlalu banyak memainkan games dapat menimbulkan efek negative seperti
kecanduan bahkan ketergantungan yang merusak fikiran dan Kesehatan. 2
Bayangkan jika ini
terus di biarkan tentu akan menyebabkan turunya kualitas Sumber Daya Manusia.

Oleh sebab itu diperlukan suatu inovasi dalam games yang bukan saja bersifat sebagai
hiburan semata tapi juga mengedukasi para penggunanya salah satunya dengan menghadirkan
games edukasi. Game edukasi sendiri merupakan permainan yang dikemas untuk merangsang
daya fikir termasuk meningkatkan konsentrasi dan memecahkan masalah. 3
Melalui games
1
Yohanis Bastian Lete, dan Fepyani T Foeh. 2022. "Hubungan Intensitas Bermain Game Online Dengan Interaksi
Sosial Remaja Di Desa Busalangga Timur Kecamatan Rote Barat Laut." CHM-K Applied Scientfic Journal Vol 5 No.1 9.
2
Artikel InfoSehat FKUI “Jumalah Pecandu Game Online Di Indonesia Diduga Tertinggi di Asia”,
(https://fk.ui.ac.id/infosehat/jumlah-pecandu-game-online-di-indonesia-diduga-tertinggi-di-asia/ ) diakses pada 14
April 2022 pukul 18.00 WIB
3
Ridwan Arief Rahman dan Dewi Trisnawati. 2016. "Pengembangan Game Edukasi Penganalan Naman Hewan dan
Habitatnya Dalam 3 Bahasa Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Multimedia." Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi
edukasi penggunanya dituntut untuk lebih kreatif dalam memahami materi yang disajikan,
terlebih dapat memberikan edukasi bagi para penggunanya. Games Edukasi tersebut dapat
disajikan dari berbagai jenis bidang bukan hanya mengenai sains atau pengetahuan alam tapi
juga dari segi lain seperti dalam pengetahua dibidang hukum. Namun sayangnya edukasi di
bidang hukum sangat jarang dilakukan padahal pemberian edukasi hukum kepada masyarakat
umum sangat penting mengingat hampir semua aspek kehidupan memiliki tata aturan yang telah
diatur tersendiri baik itu tertuang dalam hukum tertulis maupun tidak tertulis (kebiasaan). Selain
itu pemberian edukasi tersebut juga bertujuan untuk mencegah kesalahpahaman antara
pemerintah dengan masyarakat seperti baru-baru ini RUUKP telah sah mejadi KUHP baru
menggantikan KUHP Lama yang merupakan peninggalan zaman Belanda dulu. Pastinya terdapat
berbagai perubahan, penambahan, pengarsipan, bahkan penghapusan pasal yang tentu berbeda
dari KUHP Lama terhadap KUHP Baru sehingga ini pelu di berikan pemahaman kepada
masyarakat terutama masyarakat awam yang belum tahu menahu mengenai KUHP baru tersebut.

Lebih lanjut Pada draft RKUHP 2022 lalu masih ada beberapa substansi yang
kontroversial, seperti pasal perzinahan, penghinaan presiden, bahkan santet. Pasal-pasal seperti
penghinaan presiden dinilai ingin menghidupkan kembali budaya kolonial anti kritik, masyarakat
menganggap hal ini merupakan pengekangan terhadap tindakan kritis. Pasal perzinahan dinilai
ingin melegalisasikan zina, padahal sejak dahulu KUHP memang hanya mengatur perbuatan zina
jika salah satu nya terikat perkawinan yang sah menurut undang-undang. Pasal santet juga
dianggap akan mempidanakan penyedia jasa santet yang sulit dipahami oleh masyarakat karena
akan sulit di pembuktian. Nah, beberapa fenomena tersebut merupakan sedikit dari banyaknya
pasal kontroversial yang timbul pada draft RKUHP tersebut dan menyebabkan miskonsepsi besar
di masyarakat.

Dengan adanya miskonsepsi tersebut diperlukan suatu inovasi untuk membantu


masyarakat awam memahami KUHP tersebut dengan baik dan benar sesuai ketentuan
sebagaimana mestinya. Inovasi tersebut adalah dengan menghadirkan Edu-KUHP Games yakni
Game edukasi dengan menggunakan game berbasis storytelling. Game ini dirancang untuk
menjelaskan bagaimana substansi pasal-pasal dalam KUHP agar dapat dimengerti sehingga tidak
menimbulkan multitafsir, misalnya pada pasal perzinahan ada pergeseran delik dari yang biasa

Teknologi Garut Vol. 13 No.1 185.


ke aduan pada KUHP terbaru, artinya kini pihak lain yang merasa dirugikan secara langsung
seperti suami/istri dari pelaku zina, orang tua, maupun anak dapat mengadukan perbuatan zina
yang dilakukan oleh pasangan maupun anaknya. Nah, contoh ilustrasi tersebut yang akan kemas
ke dalam bentuk story telling agar dapat mudah dipahami dan ilmu yang akan disampaikan dapat
dimengerti oleh masyarakat awam.

Gambar 1.1 Contoh Desain Games

Anda mungkin juga menyukai