Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENELITIAN

OBSERVASI MASYARAKAT TERKAIT MUAMALAH


(GHARAR DALAM GAME ONLINE)

Diajukan untuk memenuhi tugas UTS


Mata kuliah Praktik Penyusunan Fatwa

Dosen Pengampu : Yoyo Sundoyo, S.E

Disusun oleh : Muhammad Wafi Wuddan 42004062

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI
1445 H / 2023 M
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Semakin sibuknya manusia dan bertambahnya pekerjaan manusia maka manusia juga
membutuhkan yang namanya kesenangan atau hiburan. Tentunya, tidak dapat dipisahkan
antara manusia dan hiburan. Hiburan itu seperti musik, film, opera, drama, olahraga, wisata,
kerajinan, membaca, keterampilan, dan juga permainan. Bahkan, bagi beberapa orang yang
memiliki sifat workaholic, bekerja juga dapat dianggap sebagai hiburan. Selain itu, terdapat
juga tempat-tempat hiburan seperti kelab malam atau rumah makan yang dilengkapi dengan
musik, karaoke, dan opera. Ada juga yang menganggap permainan judi sebagai hiburan atau
sarana membuang sial. Hiburan merupakan salah satu jenis rekreasi berdasarkan fungsi
kegiatannya yaitu rekreasi hiburan (Moelyono, 1980)
Permainan pun juga merupakan bagian dari hiburan. Pada awalnya, permainan
dianggap sebagai aktivitas yang tidak dianggap. Awalnya kegiatan tersebut, belum
mendapatkan perhatian khusus dari para psikolog, karena masih kurangnya pembahasan
tentang psikologi pengembangan anak dan kurangnya perhatian terhadap pengembangan
anak pada masa lampau. (Sugianto, 1995:4). Permainan tradisional sangat populer sebelum
teknologi masuk ke Indonesia dan memiliki manfaat bagi masyarakat, seperti menyehatkan
tubuh dan meningkatkan kerja sama dalam kelompok. Game atau permainan merupakan
bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari permainan. Permainan juga dapat
dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan atau hanya sebatas kesenangan belaka. Permainan
merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada
yang diketahui, dan dari yang tidak diketahui sampai pada yang dikenali. Huizinga berusaha
mengungkapkan ciri-ciri atau karakteristik “permainan” dalam kegiatan manusia dengan
mendefinisikan lakon, bermain, dolanan sebagai: “(a)voluntary activity existing out-side
“ordinary” life; (b) totally absorbing; (c) unproductive; (d) occuring within a circumscribed
time and space; (e) ordered by rules; and (f) character- rized by group relationships wich
surround themselves by secrecy and disguise”. Dengan definisi tersebut, berbagai aktivitas
masyarakat memiliki unsur “permainan”. Bahkan “permainan’ itu sendiri ada di dalam
kehidupan para binatang, jadi menurut Huizinga budaya itu ada setelah adanya permainan
atau intinya permainan itu ada sebelum kebudayaan itu ada.
Sejak 1958 yaitu rilisnya video game pertama dalam sejarah adalah tennis for two,
yang ditemukan oleh fisikawan Amerika William Highbotham, video game menjadi salah
satu hiburan atau permainan yang paling digemari oleh banyak orang. Game merupakan jenis
hiburan yang disukai oleh semua orang dari usia anak-anak, dewasa, maupun tua. Dahulu,
game hanya dijadikan sarana hiburan semata, namun sekarang game telah menjadi luas dan
memiliki banyak jenis. Game merupakan salah satu aplikasi interaktif yang melibatkan
hubungan antara manusia dengan komputer maupun manusia dengan manusia.
Perkembangan game begitu pesat dengan jenis yang beragam, mulai dari game strategi,
adventure, action, puzzle, dan lain-lain. Meskipun game dapat menjadi sarana hiburan yang
menyenangkan, namun game juga memiliki dampak buruk bagi kehidupan, terutama bagi
anak-anak yang suka bermain game daripada belajar. Pada dasarnya, game diciptakan sebagai
sarana hiburan saja, tetapi akan lebih baik jika game diciptakan untuk sarana belajar supaya
anak-anak bisa lebih kreatif.
Game dibagi menjadi dua yaitu, game online dan juga game offline. Singkatnya,
game online adalah video game yang membutuhkan koneksi internet untuk memainkannya,
sebaliknya game offline adalah game yang tidak membutuhkan koneksi internet untuk
memainkannya. Semakin maraknya game online, tentunya kegiatan bisnis juga terjadi di
dalamnya, seperti menjual item, skin, senjata dan karakter. Begitu juga di dalam salah satu
game paling populer yaitu game mobile legends, kita bisa membeli item, skin hero, hero,
karakter dan lain-lain. Maka hal yang ingin dibahas di sini adalah seperti apa pandangan
hukum Islam terhadap fenomena jual beli dalam game ini atau biasa disebut gacha. Gacha
berbentuk sistem lotre yang mengizinkan pemain untuk menarik lotre virtual secara real time
dan mendapatkan barang virtual seperti misalnya item, senjata ataupun karakter (Koeder et
al., 2018, p 16). Karena itulah, bisa dikatakan bahwa mekanisme Gacha dirancang untuk
membuat player merasa terdorong agar bisa menghabiskan uang lebih banyak dengan tujuan
mendapatkan barang virtual langka yang sangat tinggi (Koeder et al., 2018; 2019).
Salah satu bidang ekonomi digital yang tumbuh pesat di masa pandemi covid-19 ialah
industri game. Total lebih dari 170 juta orang, dengan rincian 133,8 juta mobile gamers dan
53,4 juta PC gamers. Menurut riset yang dilakukan New Zoo (2020), nilai ekonomi
permainan di Indonesia akan mencapai 1,7 miliar USD atau sekitar 24,2 triliun rupiah. Selain
itu, jumlah pengguna internet di negara ini adalah 202,6 juta, terhitung sekitar 73% dari
populasi Indonesia. Dirjen Departemen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel
A. Pangerapan (2020), menyatakan dukungannya terhadap pengembangan industri game
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. “Hal inilah yang menjadikan gim sebagai
salah satu fokus kementerian kominfo, mendukung perkembangan ekosistem industri gim
serta menciptakan inisiatif yang dapat mendorong laju pertumbuhan para pelaku industri gim
di Indonesia,” jelasnya dalam Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) Business and
Conference di Legian, Kuta, Badung, Bali, Minggu (16/10/2022).
Co-Founder dan CMO EVOS Esport, Michael Wijaya (2021) mengatakan, Indonesia
menjadi pendorong utama pertumbuhan industri esport di Asia Tenggara. “Dari total 274,5
juta gamers di Asia Tenggara pada 2021, Indonesia berkontribusi sekitar 43%” katanya dalam
acara Media Discussion : Indonesia Esport Industry Outlook 2021, kamis (5/8). Esport di
Indonesia menjadi semakin berkembang karena tingginya minat bermain game
masyarakatnya. Ada tiga game paling populer di Indonesia saat ini yaitu Free Fire, PUBG
Mobile, dan Mobile Legends. Dalam catatan Michael (2021) dijelaskan bahwa, dalam satu
bulan gamers di Indonesia itu setidaknya memainkan satu judul game. “33 % gamers yang
kita punya itu hanya bermain satu game dalam satu bulan,” tuturnya. Mengenai waktu yang
dihabiskan para gamers itu dalam satu kali bermain game, waktu tertinggi itu mencapai 3-5
jam. Kemudian, dalam satu minggu, sampai sebanyak 62,80% gamers Indonesia itu bermain
setiap hari. Dengan waktu yang sebanyak itu, maka bisa di katakan bahwa, banyak gamers
Indonesia yang sudah kecanduan dengan yang namanya game. Bahkan, mereka sampai rela
menghabiskan uangnya hanya untuk kesenangan bermain game. “Rata-rata gamers itu bisa
melakukan transaksi 1 sampai 3 kali dalam satu bulan,” (Michael, 2021)
Menurut data yang disajikan Michael (2021) bahwa 67,96% pemain Indonesia
menghabiskan kurang dari Rp 100.000 untuk sekali transaksi. Setelah itu, 27,31% membayar
antara Rp100.000 dan Rp300.000 dan 4,72% membayar lebih dari Rp300.000. Saking
kecanduannya, beberapa orang bahkan sampai melampaui batas hanya demi mewujudkan
sesuatu di dalam game. Seperti dilansir di website resmi Detik News tentang berita seorang
kasir indomaret dimarahi oleh orang tua anak kecil yang melakukan top-up di indomaret
tersebut sebesar 800 ribu. (Herianto, 2021). Itu baru 800 ribu, pada berita lain bahkan ada
yang sampai 2 juta dalam sehari sampai-sampai membuat murka ayahnya. Diberitakan di
dalam website kompas.com bahwa seorang ibu-ibu mendapatkan tagihan sebesar 11 juta
disebabkan anaknya yang memakai identitas ayahnya untuk melakukan pembelian dalam 3
game termasuk mobile legends. (Hangga, 2019). Seorang anak kecil dengan inisial A dan
berumur 15 tahun mencuri dan membakar rumah warga dikarenakan tidak punya uang untuk
melakukan top-up game, hal itu dilansir dari tribunnews,com. (Galuh, 2021). Bahkan ada
yang meninggal karena ke seringan bergadang bermain game, berita tersebut dilampirkan di
website resmi republika yaitu republika.co.id. (Rahma, 2021). Lebih parah lagi banyak
sampai stress bahkan sampai melakukan bunuh diri, insiden tragis tersebut terjadi di India,
tepatnya di wilayah Chhatarpur kota Madhya Pradesh. Seorang anak laki-laki berusia 13
tahun itu mati bunuh diri dengan cara menggantung dirinya setelah kehilangan uangnya
sekitar Rp 7,7 juta di game Free Fire. (Teguh, 2021).
Sama halnya dengan para pemain game yang sudah punya penghasilan, tetap saja
tidak boleh kecanduan dalam bermain game, walaupun mereka punya kemampuan untuk
mengeluarkan uang untuk bermain game tetap saja perlu adanya manajemen uang atau
pengeluaran. Menurut Glints, meskipun kamu bisa menentukan besaran pengeluaran untuk
hiburan sesuai keinginan, sebaiknya besaran tersebut tidak lebih dari 10-15 persen dari total
penghasilan. Jadi, misalkan penghasilan per bulan kamu sebanyak 100 juta, maka yang bisa
kamu keluarkan untuk hiburan adalah sekitar 10 juta per bulan. Dengan begitu, kamu bisa
tetap mendapatkan hiburan tanpa harus mengganggu pengeluaran lainnya apalagi untuk
kebutuhan. Bahkan, menurut Ippho Santosa (2020) mengatakan bahwa pengeluaran itu dibagi
menjadi tiga yaitu produksi, konsumsi, dan Donasi. Sementara menurut metode yang
ditemukan oleh Elizabeth Warren, dia adalah seorang profesor di Harvard dan pakar
perencanaan keuangan di Amerika Serikat. Menurut metode ini, pendapatan sebulan dibagi
menjadi 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 20% untuk tabungan dan investasi, dan 30%
sisanya untuk kesenangan atau hiburan. Di Indonesia sendiri, rata-rata gaji karyawannya
adalah sebesar Rp 3.070.000 per bulannya. Informasi tersebut didasarkan pada survei yang
dilakukan pada tahun 2023 dan telah diterbitkan oleh Salary Explorer, layanan perbandingan
gaji dan portal karier.
Alasan mengapa hal ini harus dibahas adalah banyak orang awam yang tidak tahu-
menahu tentang hukum melakukan jual beli tersebut, sehingga mereka melakukannya tanpa
landasan apa pun. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, karena berkaitan kuat dengan
Program studi hukum ekonomi syariah dan juga belum banyak yang membahas hal ini
apalagi secara mendalam dan secara spesifik. MUI sendiri belum mengeluarkan pernyataan
tentang hukum dari melakukan gacha, sementara negara tetangga kita yaitu Malaysia, sudah
mengeluarkan pernyataannya melalui Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan yang bisa
dikatakan setara dengan MUI, mereka sudah mengeluarkan pernyataan tentang hukum gacha
di halaman resmi Facebook mereka dan juga di website resmi mereka. (Saiful, 2021). Alasan
paling utama adalah penulis juga merupakan pemain game tersebut dan juga banyak teman-
teman di sekitar penulis juga merupakan pemain game tersebut. Apalagi, game mobile
legends menjadi game paling populer di Indonesia di tahun-tahun terakhir. Permainan Mobile
Legends sangat bagus untuk hiburan belaka dan dapat meningkatkan skill keterampilan
kognitif untuk player dan mengajarkan kerja sama tim, tetapi pemain harus tetap mengontrol
dirinya sendiri, supaya tidak menyalahgunakannya. Jika player sudah kecanduan maka bisa
mempengaruhi minat belajar dan berdampak pada prestasi akademik (Sudarto, 2018). Dengan
adanya penelitian ini, diharapkan bisa menjadi rujukan ataupun referensi dalam membuat
permohonan fatwa kepada MUI, agar dapat mengeluarkan pendapatnya atau fatwa tentang
hukum gacha, yang mana gacha adalah perkara baru yang ditemukan di masa kini dan tidak
ada pada masa lampau.
Dalam hal ini, penulis setuju dengan apa yang telah dikatakan Afdawaisa (Afdawaisa,
2008). Bahwa salah satu masalah mendasar menghadapi fiqh muamalah di zaman modern
sekarang ini adalah bagaimana hukum Islam merespon berbagai jenis masalah dan bentuk
transaksi dan perkembangan ekonomi kontemporer belum tercapai pengaturannya dalam
kitab-kitab fikih klasik. Ini bisa dimengerti, karena ahli hukum klasik mempelajari fikih
muamalah secara atomik, di mana fuqaha segera masuk ke aturan kecil dan rinci tanpa
mengelaborasi terlebih dahulu asas-asas umum hukum yang mengatur dan mendukung
perjanjian khusus ini. Dalam kitab-kitab fikih, para ahli hukum klasik langsung
membahasnya aturan rinci untuk membeli, menjual, menyewa, aliansi atau serikat pekerja.
Dalam hal ini, Syamsul Anwar (Afdawaisa, 2008:182) bahwa untuk memenuhi tuntutan
tersebut di atas, para ahli hukum Islam mengisyaratkan bahwa kajian hukum Islam di era
modern ini bertujuan untuk mengekstrak prinsip-prinsip hukum Islam dari aturan-aturan rinci
diusulkan oleh ahli hukum klasik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang menjadi permasalahan objek observasi?
B. Apa pandangan Islam terhadap permasalahan itu?
C. Apa solusinya?

1.3TUJUAN MASALAH
A. Mengetahui apa yang menjadi permasalahan objek observasi
B. Memberitahu tentang pandangan Islam terhadapnya
C. Memberikan solusi atas permasalahannya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OBJEK WAWANCARA


NAMA : Zaki

2.2 PERMASALAHAN
Saya suka bermain game CODM (call of duty) sampai saya melakukan top up (mengeluarkan
uang) untuk mendapatkan item, senjata, skin, dan karakter yang bagus. Saya sudah tahu
tentang gharar yang terdapat pada gacha, tetapi saya hampir semua uang top up saya pakai
untuk mendapatkan sesuatu dalam game tetapi bukan dengan cara spin, akan tetapi cp (uang
dalam CODM) saya tersisa 1 dan karena tidak terpakai dan sayang, saya pakai untuk nge spin
(undi) apakah hal tersebut termasuk gharar?

2.3 PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERMASALAHAN


Hal mengenai gacha atau undian maka hal tersebut terdapat unsur gharar di dalamnya.

2.3.1 DALIL AL-QURAN TENTANG GHARAR


‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن‬
‫ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian di


antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha.
Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih
Sayang kepada kalian. (Q.S. An-Nisa ayat 29)

Ayat di atas tidak secara tegas melarang jual-beli gharar. Akan tetapi ada dua poin
terkandung dalam ayat tersebut yang mengarah kepada haramnya gharar.
Poin pertama, Allah SWT melarang memakan harta orang lain secara batil. Para
ulama menjelaskan yang dimaksud dengan batil di sini di antaranya adalah transaksi-
transaksi yang dilarang seperti mencuri, riba, judi, dan gharar.

Poin kedua, pada ayat di atas juga tersirat adanya kewajiban menghadirkan unsur
saling ridha dalam jual-beli. Sedangkan gharar menghilangkan unsur saling ridha tersbut,
sebab gharar menimbulkan potensi adanya pihak yang merasa dirugikan. Sehingga gharar
termasuk jual-beli yang terlarang.

Asbabunnuzul Surat An-Nisa 29.

Dalam beberepa literatur bahwa asbabunnuzul dari ayat ini seperti yang dikisahkan
oleh Ibnu Jarir bahwa ayat ini diturunkan karena pada waktu para orang-orang arab banyak
yang melakukan kegiatan memakan harta dengan cara yang tidak syar'i.

‫َو اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل َو ُتْد ُلو۟ا ِبَهٓا ِإَلى ٱْلُح َّك اِم ِلَتْأُك ُلو۟ا َفِر يًقا ِّم ْن َأْم َٰو ِل ٱلَّناِس ِبٱِإْل ْثِم َو َأنُتْم َتْع َلُم وَن‬

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan
jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya
kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 188).

Asbabun nuzul surat Al Baqarah ayat 188


Ayat ini turun berkenaan dengan Imriil Qais bin ‘Abis dan ‘Abdan bin Asyma’ al-Hadlrami
yang bertengkar dalam sual tanah. Imriil Qais berusaha untuk mendapatkan tanah itu menjadi
miliknya dengan bersumpah didepan Hakim. Ayat ini sebagai peringatan kepada orang-orang
yang merampas hak orang dengan jalan bathil.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abin Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair.

2.3.2 DALIL AS-SUNNAH TENTANG GHARAR


“Rasulullah melarang jual beli Al-Hashah dan beli gharar.” (HR. Muslim, Kitab Al-
Buyu, BAB: Buthlaan Bai Al-Hashah wal Bai Alladzi Fihi Gharar no. 1513).
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Rasulullah ‫ ﷺ‬melarang jual beli kerikil dan jual beli
gharar.” (H.R. Muslim)

Jual-beli kerikil yang disebut dalam hadis di atas memiliki beberapa penafsiran, di
antaranya bahwa yang dimaksud adalah praktik di zaman jahiliyah di mana orang menjual
tanah dengan cara melemparkan kerikil. Sejauh lemparan kerikil itulah luas tanah yang dijual.
Penafsiran yang lain yang dimaksud dengan jualbeli kerikil dalam hadis adalah jual-
beli dengan cara meletakkan beberapa barang, kemudian pembeli melemparkan kerikil ke
arah barang-barang itu.

Barang yang terkena lemparan kerikil itulah yang didapat oleh pembeli.
Dua jenis praktik jual-beli di atas terlarang sebab mengandung gharar. Pembeli tidak punya
kepastian berapa luas tanah dan barang apa yang akan didapatnya.

Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Janganlah kalian


membeli ikan yang masih di air, karena itu gharar.” (H.R. Ahmad)
Terlarangnya jual-beli ikan di dalam air karena mengandung gharar. Di mana tidak bisa
dipastikan berapa ekor ikan yang akan didapat. Bahkan ada kemungkinan tidak dapat sama
sekali.

Ikan yang boleh dijual adalah ikan yang sudah ditangkap yang jelas keberadaannya,
jelas kualitasnya, jelas berapa beratnya dan lain sebagainya.

Dari Imran bin Hushain, diriwayatkan secara marfu’, bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
melarang jual-beli susu hewan yang belum diperah, jual-beli janin yang masih dalam perut
induknya, jual-beli ikan yang masih di air, jual-beli madhamin, malaqih, hablil habalah dan
jual-beli gharar.

Dalam hadis di atas Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menyebutkan beberapa praktik jual-beli


yang terlarang sebab praktik-praktik tersebut mengandung unsur gharar (ketidakpastian).
Termasuk jual-beli madhamin, malaqih dan hablil habalah.

Imam ‘Abdurrazzaq menafsirkan bahwa yang dimaksud madhamin dalam adalah


sperma yang berada di tulang sumsum unta jantan, sedangkan malaqih adalah hewan yang
masih berada di perut induknya. Adapun habalil habalah adalah anak unta yang masih dalam
perut induknya.

Madhamin yaitu seorang penjual mengawinkan unta jantannya dengan unta betina,
maka anak unta yang dilahirkan oleh induknya (dari hasil perkawinan tersebut) akan menjadi
milik pembeli dengan harga sekian.

Malaqih yaitu jual beli janin hewan yang masih berada dalam perut induknya.
Para ulama sepakat bahwa jual beli ini adalah bathil (tidak sah) karena mengandung unsur
gharar.

Ibnul Mundzir rahimahullah berkata, “Mereka (para ulama) telah sepakat bahwa jual
beli madhamin dan malaqih tidak diperbolehkan. Alasannya ada dua hal:
1) Adanya ketidakjelasan hewan/sperma yang dijualbelikan, karena sifat serta hidup dan
matinya tidak bisa diketahui secara pasti.
2) Hewan/sperma ini tidak bisa diserahkan kepada si pembeli.

2.3.3 BENTUK-BENTUK GHARAR


1. Membeli Barang yang Belum Berwujud

Salah satu bentuk jual beli yang mengandung gharar yaitu jual beli barang yang
belum ada (ma’dum). Salah satu bentuk Ma’dum adalah jual beli Habal Al Habalah (janin
hewan ternak) dalam bentuk mudhamin (masih di dalam tubuh jantan) atau malaqih (masih di
dalam tubuh betina).

Contohya yaitu jual beli susu yang belum diperah, janin dalam perut betina, atau wol
yang masih menyatu di kulit hewan.

2. Tidak Jelas Sifatnya

Kegiatan transaksi jual beli merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


menguntungkan kedua belah pihak (penjual dan pembeli), disertai dengan kejelasan
informasi terhadap barang tersebut. Maka dari itu, dalam transaksi harus tertera berbagai sifat
barang yang akan dijual atau dibeli.

Jika tidak memiliki kejelasan, maka transaksi tersebut termasuk dalam kategori
gharar. Contoh sederhananya, ketika ada penjual yang menjual anak sapi yang masih berada
dalam kandungan yang belum jelas sifat dan bentuknya ketika nanti lahir. .Penjual dan
pembeli tidak tahu mangga tersebut manis atau tidak.

3. Tidak Jelas Harganya

Pada bentuk ini, unsur gharar ada pada nominal harga objek transaksi. Contohnya,
hari ini sebuah jaket dijual dengan harga 1 juta rupiah apabila dibayar lunas. Jika dibeli esok
hari, harganya naik menjadi 1.5 juta rupiah. Namun, jika kita membayar dengan sistem
angsuran, nominal totalnya menjadi 2 juta rupiah.

Ketidakjelasan tersebut diakibatkan oleh perbedaan dalam cara pembayaran dan


kapan transaksi dilakukan.

2.3.4 GHARAR YANG DIPERBOLEHKAN

Gharar dalam sebuah transaksi ada dua macam. Ada yang fahisy yang berarti gharar
yang berat dan dominan, dan ada gharar yang yasir artinya ringan atau sepele. Dan gharar
yang terlarang adalah yang fahisy bukan yang yasir. Dengan demikian, gharar yang sedikit
diperbolehkan dan tidak merusak keabsahan akad. Ini perkara yang telah disepakati para
ulama, sebagaimana disampaikan Ibn Rusyd dalam Bidayah al-Mujtahid (2/155) dan al-
Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab (9/258).
Para ulama memberikan contoh dengan masuk ke kamar mandi umum untuk mandi
dengan membayar. Ini mengandung gharar, karena orang berbeda dalam penggunaan air dan
lamanya tinggal di dalam. Demikian juga, persewaan (rental) mobil untuk sehari atau dua
hari, karena orang berbeda-beda dalam penggunaannya dan cara pemakaiannya. Ini semua
mengandung gharar, namun dimaafkan syari’at karena gharar-nya tidak besar. Atau contoh
lain seperti membayar sewa kontrakan atau kos setiap bulan dengan harga yang sama,
padahal hari dalam sebulan itu beda-beda, ada yang 31 hari, 30 hari, 29 hari, dan 28 hari.

Karenanya, jual beli borongan diperbolehkan dalam Islam. Alasannya, meskipun


mengandung gharar tapi ringan.

‫َع ْن اْبِن ُع َم َر ُكَّنا َنْش َتِر ي الَّطَع اَم ِم ْن الُّر ْك َباِن ِج َزاًفا َفَنَهاَنا َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأْن َنِبيَع ُه َح َّتى َنْنُقَلُه ِم ْن َم َك اِنِه‬

Dari Abdullah ibn Umar ‫ رضي هللا عنهما‬berkata, “Dahulu kami (para Sahabat) membeli
makanan secara taksiran, maka Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬melarang kami menjual lagi
sampai kami memindahkannya dari tempat belinya.” (HR Muslim: 1526)

Makna dari: ‫ ِج َز اًفا‬adalah jual beli makanan tanpa ditakar, tanpa ditimbang, dan tanpa
ukuran tertentu, tetapi menggunakan sistem taksiran. Dan inilah makna jual beli borongan.
Sisi pengambilan hukum dari hadits ini adalah bahwa jual beli sistem borongan itu
merupakan salah satu sistem jual beli yang dilakukan oleh para Sahabat pada zaman
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan beliau tidak melarangnya. Hanya, beliau melarang untuk
menjualnya kembali sampai memindahkannya dari tempat semula. Dan ini
merupakan taqrir (perserujuan) beliau atas bolehnya jual beli sistem tersebut; seandainya
terlarang, pasti Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬akan melarangnya dan tidak hanya menyatakan hal
di atas.

Al-Hafizh Ibn Hajar ‫ رحمه هللا‬berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa jual beli
makanan dengan sistem taksiran hukumnya boleh.” (Fath al-Bari: 4351)

Al-Imam Ibn Qudamah ‫ رحمه هللا‬berkata, “Kami tidak mengetahui adanya perselisihan
dalam masalah ini.” (Lihat pula Mausu’ah al-Manahi Syar’iyyah oleh asy-Syaikh Salim al-
Hilali 2/233.)

APA PERBEDAAN ANTARA GHARAR FAHISY DENGAN YASIR


Ada satu perbedaan mendasar antara keduanya yaitu kalau fahisy maka sesuatu yang tidak
jelas dan tidak tampak tersebut sama sekali tidak bisa diprediksi, sedangkan yang yasir, yang
tampak menunjukkan ada yang tidak tampak. Misalkan jeruk, yang tampak di luarnya adalah
kulit meskipun tatkala orang beli yang diinginkan ada dalamnya. Ini ada gharar tetapi ringan
karena dengan kulitnya bisa diprediksi isinya.

2.3.5 KRITERIA GHARAR YANG DIHARAMKAN

1️. Jumlahnya besar

Gharar yang mempengaruhi keabsahan akad hanya gharar yang besar. Jika ghararnya
kecil dan tidak mempengaruhi keabsahan akad, maka transaksinya dibolehkan.
Contoh: pembeli mobil yang tidak mengetahui bagian dalam mesin atau pembeli saham yang
tidak mengetahui rincian aset perusahaan.

Ibnu Qayyim berpendapat bahwa gharar dalam jumlah sedikit atau tidak mungkin
dihindari niscaya tidak mempengaruhi keabsahan akad, berbeda dengan gharar besar atau
gharar yang mungkin dihindari

Al Qarafi berpendapat bahwa gharar dalam bai’ ada 3 macam:


1. Gharar besar membatalkan akad, seperti menjual burung di angkasa.
2. Gharar yang sedikit tidak membatalkan akad dan hukumnya mubah, seperti ketidakjelasan
pondasi rumah atau ketidakjelasan jenis benang qamis yang dibeli.
3. Gharar sedang, hukumnya diperselisihkan oleh para ulama. Apakah boleh atau tidak.

Menurut Al Baji, gharar besar yaitu rasionya dalam akad terlalu besar sehingga orang
mengatakan bai’ ini gharar

Jual beli batal jika mengandung riba karena riba mutlak haram baik besar atau pun kecil.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS Al-Baqarah: 279 :

‫َفِإن َّلۡم َتۡف َع ُلوْا َفۡأ َذُنوْا ِبَح ۡر ٖب ِّم َن ٱِهَّلل َو َر ُسو ۖۦِلِه َو ِإن ُتۡب ُتۡم َفَلُك ۡم ُر ُء وُس َأۡم َٰو ِلُك ۡم اَل َتۡظ ِلُم وَن َو اَل ُتۡظ َلُم وَن‬

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

Sedangkan gharar diharamkankan tapi tidak mutlak. Salah satunya jika ghararnya besar.

Cara menilai besar kecilnya gharar dikembalikan pada urf/kebiasaan. Jika biasa
dilakukan, maka boleh. Yang susah adalah menentukan gharar yang sedang karena akan
berbeda pendapat satu orang dengan orang lainnya. Untuk menentukannya dapat dilakukan
berdasarkan pendapat orang yang ahli dalam bidangnya.

2️. Keberadaannya dalam akad mendasar

Jika gharar dalam akad hanya sebagai pengikut, maka tidak merusak keabsahan akad.

Contoh: menjual binatang ternak yang bunting, menjual binatang ternak yang menyusui dan
menjual sebagian buah yang belum matang dalam satu pohon dibolehkan. Walaupun janin,
susu dan sebagian buah tersebut tidak jelas tapi keberadaanya hanya sebagai pengikut
sehingga tidak masalah.

Contoh lain: menjual unta bunting harganya beda dengan unta tidak bunting, akadnya
mengikut dengan jual beli induk. Jika akadnya jual beli janinnya, maka haram dan tidak sah
Contoh lain: dalam jual beli tiket transportasi yang di dalamnya terdapat harga tiket dan harga
premi asuransi. Asuransinya haram karena mengandung unsur riba dan gharar. Namun akad
jual belinya adalah tiketnya dan pengikutnya adalah asuransi. Jual beli seperti ini dibolehkan.

Contoh lain: mengirim barang yang mana jenis barangnya wajib diasuransikan oleh ekspedisi
logistik. Jika akadnya dipisahkan antara jasa kirim dan asuransi, maka tidak boleh.
Sedangkan jika harga asuransi sudah dimasukkan dalam komponen biaya jasa kirim maka
dibolehkan.

3️. Akad yang mengandung gharar bukan termasuk akad yang dibutuhkan orang banyak

Jika suatu akad mengandung gharar dan akad tersebut dibutuhkan oleh orang banyak
hukumnya sah dan dibolehkan.

Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa mudharat gharar di bawah riba, oleh karena itu
diberi rukhsah (keringanan) jika dibutuhkan oleh orang banyak, karena jika diharamkan
mudharatnya lebih besar daripada dibolehkan.

Contoh: menjual barang yang tertimbun dalam tanah seperti wortel, bawang, umbi-umbian
dan menjual barang yang dimakan bagian dalamnya seperti semangka, telur, dll sekalipun
terdapat gharar maka dibolehkan karena kebutuhan orang banyak untuk menjual dengan cara
demikian tanpa dibuka terlebih dahulu bagian dalamnya atau dicabut dari tanah

4. Gharar terjadi pada akad jual-beli

Jika gharar terdapat pada akad hibah, maka hukumnya dibolehkan

Misalnya sseorang bersedekah dengan uang yang ada dalam dompetnya padahal dia tidak
tahu berapa jumlahnya atau seseorang yang menghadiahkan bingkisan kepada orang lain,
orang yang menerima tidak tahu isi dalam bingkisan tersebut, maka akadnya sah walaupun
mengandung gharar.

Gharar dalam jualbeli diharamkan karena prinsip akadnya mu’awadhoh, yaitu ada tukar
menukar dan timbal balik antara penjual pembeli.

2.3.6 MUI TENTANG GHARAR

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa mata uang kripto adalah barang
haram. Argumen MUI adalah kripto mengandung unsur gharar, dharar, qimar. Gharar berarti
transaksi mengandung ketidakpastian, dharar yakni bisa merugikan salah satu pihak, dan
qimar artinya bersifat spekulatif atau perjudian. Dalam keterangannya, Ketua MUI Bidang
Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh mengatakan, alasan penggunaan mata uang kripto
diharamkan, yakni mengandung unsur gharar, dharar, serta bertentangan dengan Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2011 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17 Tahun 2015.
2.3.7 POSISI GACHA DALAM GHARAR
Posisi gacha dalam gharar adalah gharar yang terjadi pada akad jual beli, yang mana
ini merupakan salah satu kriteria gharar yang haram. Gacha yang haram adalah gacha yang
menggunakan uang asli atau harus melakukan top up terlebih dahulu agar bisa melakukan
gacha tersebut, lain halnya dengan gacha yang tidak dengan menggunakan uang asli, yaitu
uang di dalam game yang didapatkan dengan cara seperti menyelesaikan misi, login atau
mengundang teman. Dalam hal ini gacha terbagi menjadi 2 :

1. GACHA YANG HARAM

Yaitu gacha yang menggunakan uang asli, dikarenakan dalam gacha terdapat ketidakpastian
apa yang akan kita dapat dari undian atau gacha yang dilakukan.

2. GACHA YANG BOLEH

Yaitu gacha yang menggunakan uang di dalam game, yang didapatkan bukan dengan cara
mengeluarkan uang atau top up, melainkan dengan cara seperti menyelesaikan misi, login,
mengundang teman dan semisalnya. Artinya tidak ada uang asli yang dikorbankan untuk
melakukan gacha atau undian itu.

2.3.8 PERBEDAAN PANDANGAN ULAMA TENTANG GHARAR

Ulama berbeda pendapat terhadap gharar pertengahan, ada yang mengatakan boleh,
ada yang mengatakan haram. Maka pandangan saya adalah Dikembalikan dalam fikihnya
berdasarkan ahli/expert di bidangnya masing-masing agar dapat menentukan nilai ghararnya.
Misal dalam pembangunan rumah/gedung. Orang awam yang tidak tahu komposisinya maka
baginya ghararnya besar. Namun bagi yang mengerti dan sudah ahli/expert di bidang
pembangunan rumah/gedung maka ghararnya kecil. Menurut saya sendiri, gharar sedang atau
pertengahan itu tidak ada, yang ada hanya gharar kecil dan besar, artinya, jika ada yang
menganggap hal ini adalah gharar sedang, pernyataan dia itu salah terhadap gharar yang
terkandung dalam perkaranya, gharar yang terkandung dalam perkara tersebut pasti antara
gharar kecil atau gharar besar, antara diperbolehkan atau diharamkan.

2.3.9 JAWABAN ATAS PERMASALAHAN

Hal yang dilakukan Zaki adalah mengundi di dalam game, dan yang namanya undian, pasti
ada ketidakpastian di dalamnya, entah Zaki akan mendapatkan apa dan Zaki tidak tahu
menahu apa yang akan didapatkannya. Namun dalam kasus Zaki, disitu dikatakan bahwa
hanya 1 CP yang dia gunakan untuk melakukan kegiatan undian, Maka jawabannya adalah
tetap saja hal itu adalah gharar karena mengandung ketidakpastian, akan tetapi hal tersebut
masuk ke gharar kecil atau shogir, karena yang digunakan Zaki untuk melakukan undian
hanyalah 1 CP dan juga ketika 1 CP tersebut dirupiahkan, itu tidak banyak. Para ulama
mengatakan bahwa, gharar kecil itu dimaafkan, seperti misalnya dalam kasus yang lain yaitu,
membayar sewa ruko, kontrakan, kos selama berbulan-bulan dan dengan harga yang sama,
hal itu terdapat ketidakpastian dalam jumlah hari dalam setiap bulan, ada yang 31, 30, 29,
bahkan 28, akan tetapi karena rentang perbedaannya tidak terlalu jauh dari 31 sampai 28,
maka hal tersebut termasuk gharar kecil dan dimaafkan.

2.5 SOLUSI

1. Jangan pernah top up di game apapun, toh ada banyak item, skin, senjata, skin senjata,
karakter, skin hero, dan lain sebagainya yang gratis, dan juga bagus-bagus, bahkan
terkadang melebihi skin-skin yang berbayar.
2. Jangan mengundi, kalaupun tetap ingin top up, maka jangan mendapatkan item, skin,
senjata atau hero dengan cara mengundi atau gacha, karena ada item, skin, senjata,
hero lain yang bisa didapatkan dengan top up dan tidak dengan cara mengundi,
artinya kita pasti mendapatkan hal tersebut. Toh, jika dengan mengundi, belum tentu
item, skin, senjata, hero yang kita inginkan bisa didapatkan, karena adanya gharar
atau ketidakpastian kita dalam mendapatkannya.
3. Cari game lain yang tidak ada top up di dalamnya, ada banyak game lain yang aman
dari hal-hal gharar, seperti minecraft dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Hal yang dilakukan Zaki berupa mengundi dengan sisa uang game hasil dari top up
yang dilakukannya yaitu hanya 1 CP dalam mata uang game itu
2. Pandangan Islam terhadapnya adalah hal itu dikategorikan sebagai gharar kecil dan
dimaafkan
3. Solusi nya adalah jangan pernah top up di game apapun, game itu hanya untuk
kesenangan dan hanya sementara belaka. Dan juga banyak item, skin, senjata, hero
yang bagus-bagus dan bisa kita dapatkan dengan gratis tanpa mengeluarkan uang.
kalaupun tetap ingin top up, maka jangan mendapatkan item, skin, senjata atau hero
dengan cara mengundi atau gacha, karena ada item, skin, senjata, hero lain yang bisa
didapatkan dengan top up dan tidak dengan cara mengundi, artinya kita pasti
mendapatkan hal tersebut. Toh, jika dengan mengundi, belum tentu item, skin, senjata,
hero yang kita inginkan bisa didapatkan, karena adanya gharar atau ketidakpastian
kita dalam mendapatkannya. Dan yang terakhir cari game lain yang tidak ada top up
di dalamnya, ada banyak game lain yang aman dari hal-hal gharar, seperti minecraft
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai