Anda di halaman 1dari 3

sMATERI DEBAT DAMPAK NEGATIF GAME ONLINE

Game online merupakan salah satu bentuk hiburan digital berbasis internet yang
sangat diminati, dan menjadi tren gaya hidup yang sangat disukai berbagai kalangan
termasuk anak-anak. Tidak hanya memberikan hiburan, game online pun
memberikan keuntungan yang dahsyat bagi produsen game online karena banyak
item dan karakter yang di jual kepada para gamers yang saat ini jumlah pengguna
nya semakin meningkat.

Bermain tidak hanya merupakan kegiatan yang bersifat hiburan tetapi juga dapat
menambah wawasan seperti melatih kemampuan bahasa, melatih logika, melatih
kerjasama, mengembangkan imajinasi, stimulasi otak, dan sebagainya. Namun di
balik 'sedapnya' game online timbul berbagai dampak negatif.

Mengonsumsi game online yang terlalu berlebihan dapat berdampak negatif pada


anak di antaranya adalah malas melakukan aktifitas lain, kurang bersosialisasi
dengan masyarakat, melupakan orang terdekat disekitarnya, keluarnya kata kasar
(toxic), dan sebagainya.

Anak yang terlalu banyak bermain game beresiko mengalami gangguan kesehatan


seperti gangguan pendengaran, pengelihatan, insomnia, bahkan gangguan
perkembangan otak dan mental.

Selain itu fakta membuktikan kecanduan bermain game online juga mampu
membuat anak - anak malas untuk belajar  atau memahami pelajaran di sekolah.
Mereka lebih peduli dengan permainan game online di bandingkan pelajaran di
sekolah. Dalam hal ini, peran orangtua sangat diperlukan untuk membatasi waktu
bermain anak-anak. Karena kesalahan fatal yang sering dilakukan orangtua adalah
memberi kebebasan dan tidak membatasi waktu bermain game online pada anak.

Selain itu, bermain game tanpa pengawasan orangtua juga dapat berdampak negatif


terhadap anak, karena tidak semua game aman untuk dimainkan oleh anak. Hal ini
dapat kita lihat dari banyaknya game-game yang mulai dilarang untuk dimainkan
karena membawa dampak negatif terhadap anak seperti berperilaku agresif dan
mengikuti hal yang tidak baik pada game tersebut, seperti berkelahi, menimbulkan
banyak tindakan kriminalitas dan sebagainya.

Dalam debat capres putaran ke 5 di The Sultan Hotel pada 15 april 2019 lalu, capres
nomor urut 1 Joko Widodo  menyatakan industri game di indonesia memiliki peluang
yang amat besar bagi pertumbuhan ekonomi di negeri ini yakni 11 - 12 triliun rupiah
pertahun. Karenanya pemerintah akan membangun infrastruktur digital untuk
memfasilitasi para gamers.

Sungguh miris mengingat remaja adalah generasi penerus suatu bangsa. Remaja
merupakan sosok yang sangat berperan dalam proses pembangunan bangsa.
Banyak harapan yang di letakan di pundak remaja. Namun kini sang 'agent of
change' justru di tenggelamkan dalam dunia maya yang melenakan.

Menurut pakar psikologi Douglas Yahudi dan Craig Anderson (2009 dalam Ananda,
2015), menunjukkan bahwa ada kemungkinan kekerasan dalam game
online memungkinkan memiliki efek lebih kuat menimbulkan agresi terhadap anak
dibandingkan dengan pengaruh media terdahulu. Menurut Anderson, Gentle, dan
Buckley (2007 dalam Keken & Benni, 2011), menuturkan bahwa perilaku agresif
yang muncul dapat bersifat verbal, fisik atau kekerasan, dan relasi. Agresif verbal
adalah agresif berbentuk perkataan yang menyakitkan secara verbal seperti
cacian - cacian atau kata-kata kotor akibat isi yang ada di dalam permainan.
Kemudian agresif fisik atau kekerasan adalah jenis perilaku agresif yang paling
banyak terjadi setelah pemain bermain game. Sedangkan agresif secara relasi
adalah kerusakan hubungan atau relasi sosial berupa perasaan ditolak dari
lingkungan, persahabatan, atau pelibatan pada kelompok tertentu. Sifat
dari game itu sendiri adalah sebagai penghibur, tetapi jika terlalu berlebihan
menjadikan anak bertingkah laku agresif seperti menjadi pemarah, senang
memberontak, berkata kasar jika dinasehati atau bahkan bisa memukul.

Seperti yang terjadi di Bukitraya pada kamis 10 januari 2019, dua orang remaja
yakni TMR ( 18 tahun) yang berstatus seorang pelajar dan JG (19 tahun) nekat
melakukan tindakan penjambretan karena membutuhkan uang untuk bermain game
online (jawapos.com). Tidak hanya itu pada sabtu 16 februari 2019 tiga orang pelajar
di tangkap polisi karena membobol SMK 02 Takeyon untuk mengambil uang untuk di
gunakan bermain game di warnet. Lalu juga ada Piyawat Harikun, remaja berusia 17
tahun asal Thailand ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya. Ia meninggal
akibat serangan stroke setelah semalaman bermain video game tanpa henti Dikutip
KompasTekno dari Mirror.co.uk, Kamis (7/11/2019). Selain itu juga ada
Seorang bocah laki-laki di Haimen, Jiangsu di China meninggal secara tragis setelah
melompat dari sebuah gedung apartemen. Bocah bernama Xu Tianci ini jatuh dari
lantai empat gedung apartemen di dini hari pada 30 Agustus 2018 karena Ia ingin
meniru karakter dalam game dan lompati dari lantai empat gedungnya hingga
meninggal secara tragis.

Kejadian-kejadian tersebut merupakan bukti bahwa game online sangatlah


berbahaya.

Kesimpulan:

Kesimpulan yang dapat diambil adalah game online sangat berbahaya bila
dimainkan secara berlebihan dan di luar kendali, karena bisa membahayakan diri
sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai