Anda di halaman 1dari 3

Aku Mau Terus Berlaku Jujur

BAHAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 5:1-11


FOKUS
Menanamkan nilai-nilai Kristiani dengan dasar Alkitab kepada anak-anak merupakan suatu hal
yang sangat penting.   Salah satu nilai Kristiani yang perlu kita wariskan dan tanamkan adalah
kejujuran. Pada Amsal 20:11 tertulis, “Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari (pada) perbuatannya,
apakah bersih dan jujur kelakuannya.”   Jadi, nilai kejujuran sudah dapat diajarkan sejak dini.
Saat ini, kejujuran menjadi sebuah nilai yang terasa begitu sulit dilakukan. Karenanya muncul
pernyataan “betapa sulitnya menjadi orang jujur.”  Mampukah kita terus bersikap jujur di antara
orang-orang yang tidak jujur? Jelas ini membutuhkan perjuangan. Pada waktu kita berusaha
menjadi orang jujur, tidak jarang orang lain malah membenci kita, menganggap kita sok suci,
dll. Maka, diperlukan peran atau keterlibatan semua pihak, baik itu di lingkungan rumah,
sekolah, maupun di gereja, sehingga anak-anak mampu menjadikan kejujuran sebagai sikap
hidupnya.

Melalui pelajaran ini, Anak Sekolah Minggu diharap mampu menjadikan kejujuran sebagai sikap
hidupnya. Tidak hanya sekadar mampu bertahan untuk hidup jujur, tetapi mampu menunjukkan
dan menularkan nilai-nilai kejujuran kepada teman-temannya.

PENJELASAN BAHAN
Ananias (artinya: Allah yang memberikan), dan Safira (artinya: cantik, jelita) mempunyai
sebidang tanah.  Pada waktu itu, untuk mendukung pekerjaan pelayanan, banyak di antara
anggota jemaat yang rela menjual tanah atau barang miliknya, yang hasilnya kemudian
diserahkan kepada para rasul. Apalagi pada waktu itu, orang Kristen masih mengalami tindakan
diskriminatif dari banyak pihak, sehingga banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan,
bahkan untuk sekadar makan. Kata kunci hidup mereka yang saling berbagi adalah sehati dan
sejiwa (Kis 4:32).

Ananias dan Safira menjual sebidang tanah miliknya. Namun ternyata mereka sudah mempunyai
rencana yang tidak baik, tidak jujur. Hasil penjualan tanah itu sebagian mereka simpan, dan
sebagian mereka berikan kepada para rasul. Mereka berbohong dengan menyebutkan bahwa itu
adalah seluruh hasil  penjualan tanah milik mereka. Pikir mereka, toh tidak ada yang tahu.
Dengan melakukan kebohongan itu, mereka akan dianggap sebagai orang yang dermawan, baik,
mendukung pelayanan, dan mereka akan dihormati dan dihargai semua orang, termasuk para
rasul. Selain itu, mereka juga masih memiliki sebagian uang hasil penjualan tanah itu. Jadi, tidak
rugi. Mereka telah berkolusi atau berkomplot untuk melakukan kebohongan bersama-sama.

Namun ternyata kebohongan mereka diketahui oleh Tuhan. Akibat kebohongan itu, Ananias
dihukum oleh Tuhan.  Begitu juga Safira.
Kebohongan akan selalu membawa akibat buruk bagi siapapun yang melakukannya! Maka,
jangan sekali-sekali melakukan kebohongan, apalagi menjadikannya sebagai kebiasaan!

Ayat Hafalan:
“Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur
kelakuannya.”  (Amsal 20:11)
 

PELAJARAN UNTUK ANAK KECIL


1. Ceritakan pada anak kisah Tono, sebagai berikut:
Tono senang sekali membaca buku cerita. Setumpuk buku cerita mengisi rak bukunya. Telah
berulang kali ia membaca buku-bukunya itu, dan selalu saja ia merasa menemukan hal yang
baru. Salah satu kebiasaan Tono saat membaca atau belajar adalah menutup pintu kamarnya.
Suatu ketika Tono tergoda untuk membaca buku cerita saat seharusnya ia belajar. Ia merasa
orangtuanya tidak melihat, kalau ia sedang membaca buku cerita. Lagipula membaca buku cerita
itu ‘kan baik. Begitu katanya dalam hati. Akhirnya, setiap kali belajar, Tono menyelipkan buku
cerita dalam buku pelajarannya. Ia pun mulai asyik membaca buku cerita, dan lupa belajar.
Setiap kali ditanya, apakah sudah belajar atau belum, ia menjawab mantap: sudah dong.
Orangtuanya percaya, karena selama ini Tono dapat membagi waktunya dengan baik.
Saat pengambilan raport tiba. Betapa terkejutnya mereka saat tahu nilai Tono hampir semua
merah. Tono tidak naik kelas! Astaga, jadi selama ini Tono telah berbohong. Orangtua Tono
sedih sekali. Mereka merasa gagal mendidik Tono. Di rumah mereka membicarakan apa yang
sudah terjadi. Tono mengakui ia salah. Ia telah berbohong. Dan kebohongan itu telah menyakiti
dan merugikan banyak orang. Dirinya, orangtuanya, gurunya dan teman-temannya. Tentu saja
Tuhan, yang melihat perbuatan tidak jujur Tono.

2. Tanyakan pada anak: Bagaimana pendapat anak-anak/adik-adik dengan kelakuan si Tono?


(tunggu jawaban dari anak-anak).  Tanyakan pula apa akibat kebohongan yang diperbuat Tono?
3. Sampaikan cerita tentang pak Ananias dan bu Safira. Mereka berbohong. Hasil kebohongan itu
merugikan banyak orang. Persis seperti yang dilakukan Tono juga.
4. Berikan penegasan bahwa anak Tuhan harus menunjukkan kejujuran itu: di mana saja, kapan
saja, kepada siapa saja.   
 Di rumah, di dalam pergaulan dengan teman-teman, di sekolah, di gereja, di mana saja.
 Waktu pagi, siang, sore, malam, waktu ulangan, kapan saja.
 Kepada orangtua, guru, kepada teman, kepada siapa saja:  harus jujur!
 
Kegiatan
Ajak anak-anak menghapalkan doa singkat tentang kejujuran. Guru Sekolah Minggu
membuatkan doa singkat tapi jelas tentang kejujuran.

 
PELAJARAN UNTUK ANAK BESAR
1. Ceritakan pada anak kisah berikut ini:
Seorang guru matematika, sebelum memberi  ujian, memberi tahu murid-muridnya begini, “Hari
ini saya akan memberi dua ujian. Pertama, dalam pelajaran matematika, dan kedua, dalam
kejujuran. Saya harap kalian bisa lulus dua-duanya. Jika kalian gagal dalam salah satunya, lebih
baik gagal dalam ujian matematika. Banyak orang tidak lulus ujian matematika, tetapi selama ini
semua murid saya lulus ujian kejujuran.”   
2. Berikan penjelasan pada anak bahwa kejujuran amat penting dalam hidup ini.
Percuma saja orang pintar (dalam cerita di atas) kalau ia tidak jujur. Masuklah dalam cerita
Ananias dan Safira. Sampaikan penegasannya sebagai berikut: Anak Tuhan harus menunjukkan
kejujuran di mana saja, kapan saja, kepada siapa saja.

 Di rumah, di dalam pergaulan dengan teman-teman, di sekolah, di gereja, di mana saja.


 Waktu pagi, siang, sore, malam, waktu ulangan, kapan saja.
 Kepada orangtua, guru, kepada teman, kepada siapa saja:  harus jujur!
 

AKTIVITAS
Membuat doa atau puisi dengan diawali huruf yang membentuk kata JUJUR. Contoh:

Jaman ini sudah begitu diwarnai kebohongan


Umat manusia sudah tidak takut berbuat curang
Jadikan aku anak yang berani berkata dan bertindak jujur, ya Tuhan
Untuk menerangi dunia yang gelap ini
Roh Kudus, bimbinglah aku memenuhi tekadn dan janjiku ini.
 
KATA-KATA BIJAK
“Orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang jujur di dunia ini berarti dia sendirilah orang
(yang tidak jujur) itu”  (George Barkeley).

Anda mungkin juga menyukai