Melalui pelajaran ini, Anak Sekolah Minggu diharap mampu menjadikan kejujuran sebagai sikap
hidupnya. Tidak hanya sekadar mampu bertahan untuk hidup jujur, tetapi mampu menunjukkan
dan menularkan nilai-nilai kejujuran kepada teman-temannya.
PENJELASAN BAHAN
Ananias (artinya: Allah yang memberikan), dan Safira (artinya: cantik, jelita) mempunyai
sebidang tanah. Pada waktu itu, untuk mendukung pekerjaan pelayanan, banyak di antara
anggota jemaat yang rela menjual tanah atau barang miliknya, yang hasilnya kemudian
diserahkan kepada para rasul. Apalagi pada waktu itu, orang Kristen masih mengalami tindakan
diskriminatif dari banyak pihak, sehingga banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan,
bahkan untuk sekadar makan. Kata kunci hidup mereka yang saling berbagi adalah sehati dan
sejiwa (Kis 4:32).
Ananias dan Safira menjual sebidang tanah miliknya. Namun ternyata mereka sudah mempunyai
rencana yang tidak baik, tidak jujur. Hasil penjualan tanah itu sebagian mereka simpan, dan
sebagian mereka berikan kepada para rasul. Mereka berbohong dengan menyebutkan bahwa itu
adalah seluruh hasil penjualan tanah milik mereka. Pikir mereka, toh tidak ada yang tahu.
Dengan melakukan kebohongan itu, mereka akan dianggap sebagai orang yang dermawan, baik,
mendukung pelayanan, dan mereka akan dihormati dan dihargai semua orang, termasuk para
rasul. Selain itu, mereka juga masih memiliki sebagian uang hasil penjualan tanah itu. Jadi, tidak
rugi. Mereka telah berkolusi atau berkomplot untuk melakukan kebohongan bersama-sama.
Namun ternyata kebohongan mereka diketahui oleh Tuhan. Akibat kebohongan itu, Ananias
dihukum oleh Tuhan. Begitu juga Safira.
Kebohongan akan selalu membawa akibat buruk bagi siapapun yang melakukannya! Maka,
jangan sekali-sekali melakukan kebohongan, apalagi menjadikannya sebagai kebiasaan!
Ayat Hafalan:
“Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur
kelakuannya.” (Amsal 20:11)
PELAJARAN UNTUK ANAK BESAR
1. Ceritakan pada anak kisah berikut ini:
Seorang guru matematika, sebelum memberi ujian, memberi tahu murid-muridnya begini, “Hari
ini saya akan memberi dua ujian. Pertama, dalam pelajaran matematika, dan kedua, dalam
kejujuran. Saya harap kalian bisa lulus dua-duanya. Jika kalian gagal dalam salah satunya, lebih
baik gagal dalam ujian matematika. Banyak orang tidak lulus ujian matematika, tetapi selama ini
semua murid saya lulus ujian kejujuran.”
2. Berikan penjelasan pada anak bahwa kejujuran amat penting dalam hidup ini.
Percuma saja orang pintar (dalam cerita di atas) kalau ia tidak jujur. Masuklah dalam cerita
Ananias dan Safira. Sampaikan penegasannya sebagai berikut: Anak Tuhan harus menunjukkan
kejujuran di mana saja, kapan saja, kepada siapa saja.
AKTIVITAS
Membuat doa atau puisi dengan diawali huruf yang membentuk kata JUJUR. Contoh: