Anda di halaman 1dari 78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN TUGAS AKHIR

KAMPANYE KESELAMATAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN


KESADARAN BEKERJA AMAN BAGI KARYAWAN, SUPPLIER
DAN SUBCONTRACTOR DENGAN TEMA ”SPECIAL
SAFETY ACTIVITY” DI PT. TOYOTA MOTOR
MANUFACTURING INDONESIA –
KARAWANG PLANT

Adi Setiyawan
NIM.
R0009002

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
comm2i0t1to2user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah,
rahmat, hidayah, karunia, perlindungan, dan keridhoannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan sampai hari terakhir praktek kerja lapangan di PT. Toyota Motor
Manufacturing Indoesia Karawang Plant dan dapat menyelesaikan penyusunan
laporan tugas akhir dengan judul “Kampanye Keselamatan Kerja Untuk
Meningkatkan Kesadaran Bekerja Aman Bagi Karyawan, Supplier Dan
Subcontractore Dengan Tema ”Special Safety Activity” Di PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia – Karawang Plant”.
Penyusunan laporan ini disusun sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah
magang program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hakikatnya manusia adalah mahkluk cipataan Allah SWT yang diliputi
dengan keterbatasan dan ketidaksempurnaan. Sehingga manusia dalam menajalankan
setiap kehidupannya pasti membutuhkan bantuan orang lain. Begitu pula dengan
penulis, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan praktek kerja lapangan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah memberikan
kesempatan kedapa penulis menjadi mahasiswa di Program Diploma III Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM., M. Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta, dan sebagai pembimbing I dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak Tarwaka, PGDip.Sc., M.Erg, selaku Pembimbing II dalam penyusunan
laporan ini, yang telah memberikan petunjuk dan arahan hingga terselesainya
penulisan laporan ini.
4. Ibu Yeremia Rante Ada’, S.Sos., M.Kes, selaku Penguji laporan tugas akhir.
5. Bapak Ibu Dosen Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas
kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang senantiasa memberi
bimbingan dan ilmunya kepada penulis.
6. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek kerja
lapangan.
7. Bapak Turmudi selaku General Manager Divisi Plant Administration Division
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant.

v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Bapak Arif Munandar selaku Pembimbing Lapangan, yang telah memberi


pengarahan dan masukannya kepada penulis saat pelaksanaan praktek kerja
lapangan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant.
9. Bapak Bachrudin, Bapak Nugroho, Bapak Zakwan, Bapak Asep, Bapak Djoko
Guntoro, Bapak Suprapto, Bapak Tulus, Bapak Ichsan, Bapak Afif, Bapak
Suwarso, Bapak Surawan, Bapak Sugeng, Bapak Yahya, Bapak Giyono, Bapak
Harry, Bapak Gibran, Bapak Ziaul dan rekan-rekannya yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu per satu, yang telah membimbing dan membantu penulis
dalam mendapatkan informasi.
10. Kedua Orang Tua Penulis, Bapak Gito Suwarno dan Ibu Sularni yang selalu
mendoakan serta memberikan restu, semangat, nasehat dan dukungan kepada
penulis.
11. Kedua Kakak Penulis, Mbak Haryanti dan Mas Tomi yang selalu memberikan
bantuan dan dukungannya dalam menjalankan praktek kerja lapangan.
12. Kepada teman-teman penulis, Yunita, Wuri, Ritma, Syara, Anisa, Novalia, Pipin,
Setiyono, Tina, Aninndia, Junita, Adin, Lutfi, Amin, Yuda, Lukman, Titi dan
teman-teman penulis yang lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per
satu, yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis saat
pelaksanaan praktek kerja lapangan.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan tugas akhir sebagai tugas akhir mata kuliah, sehingga penulis
mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan selanjutnya dari pembaca.
Semoga laporan ini dapat bermamfaat dan dimamfaatkan sebagaimana mestinya.

Surakarta, April
2012 Penulis,

Adi Setiyawan

vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ......................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 5


A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5
B. Kerangka Pemikiran ............................................................. 13

BAB III METODE PENELITAN............................................................. 14


A. Metode Penelitian................................................................. 14
B. Lokasi Penelitian .................................................................. 14
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ................................... 14
D. Sumber Data ........................................................................ 15
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 16
F. Pelaksanaan.......................................................................... 16
G. Analisis Data........................................................................ 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 18


A. Hasil Penelitian .................................................................... 18
B. Pembahasan ......................................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 68


A. Simpulan.............................................................................. 68
B. Saran.................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 71


LAMPIRAN

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran............................................................................13


Gambar 2 : Skema Stop Point Confirmation..........................................................21
Gambar 3 : Rambu Melakukan SPC Untuk Pejalan Kaki......................................23
Gambar 4 : Rambu Melakukan SPC Untuk Pengendara.......................................23
Gambar 5 : Logo Kampanye Keselamatan Kerja..................................................27
Gambar 6 : Agenda Kampanye Keselamatan Kerja..............................................28
Gambar 7 : Grafik Pencapaian (%) Hidden Camera Pimpinan Kerja...................45
Gambar 8 : Grafik Pencapaian (%) Hidden Camera Operator..............................45

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadual Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Lampiran 2. Undangan Pelaksanaan One Day Safety Gathering
Lampiran 3. Safety Commitment Pada Pelaksanaan One Day Safety Gathering
Lampiran 4. KY Contest
Lampiran 5. Susunan Acara One Day Safety Gathering
Lampiran 6. Tata Tertib Lomba Cerdas Cermat
Lampiran 7. Soal Lomba Cerdas Cermat
Lampiran 8. Penghargaan SGA
Lampiran 9. Kebijakan Kesehatan, Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Kualitas

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Alat Pelindung Diri........................................................................31


Tabel 2. Jadwal Trainner Safety Dojo...................................................................39
Tabel 3. Juri KY Contest.......................................................................................50
Tabel 4. Agenda Team Cross Patrol Manager.....................................................51
Tabel 5. Hasil Cross Patrol Manager...................................................................52
Tabel 6. Peserta Safety Film Contest.....................................................................54

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Kampanye Keselamatan Kerja Untuk Meningkatkan Kesadaran Bekerja Aman Bagi


Karyawan, Supplier dan Subcontractor Dengan Tema ”Special Safety Activity”
di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant

Adi Setiyawan*), Sumardiyono*), Tarwaka**)

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan kampanye keselamatan kerja di PT. Toyota


Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant yang dilatar belakangi oleh
adanya hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional dimana dengan
adanya pelaksanaan kampanye keselamatan kerja diharapkan kesadaran karyawan
dalam aktivitas pekerjaannya menjadi peduli akan keselamatan kerja.

Metode : Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian


diskriptif yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan kampanye
keselamatan kerja yang ada di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia -
Karawang Plant melalui observasi langsung ke lapangan, melakukan wawancara
terhadap pihak terkait dan melakukan studi kepustakaan.

Hasil : Dengan membuat kegiatan berupa aktivitas tentang K3 dengan sasaran


tenaga kerja dan pihak manajemen, maka program kampanye dapat direalisasikan
selama bulan Februari 2012. Kemudian pelaksanaan kampanye keselamatan kerja
diikuti oleh semua tenaga kerja dan mendapat dukungan dari pihak manajemen,
dalam kaitannya untuk mencapai target peningkatan kesadaran bekerja aman bagi
tenaga kerja.

Simpulan: Pelaksanaan kampanye keselamatan kerja PT. Toyota Motor


Manufacturing Indonesia - Karawang Plant merupakan kegiatan dalam
peningkatan kesadaran bekerja aman pada tenaga kerja. Melakukan pengukuran
setiap aktivitas program kampanye, didapatkan bahwa target pencapaian pada
aktivitas tenaga kerja menjadi lebih sadar dan mampu melakukan identifikasi
bahaya selama bekerja ditunjukkan dari data pencapaian Stop Point Confirmation
(SPC).

Kata kunci : Kampanye Keselamatan Kerja

*)
Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran
UNS.
**)
Disnaker Sragen.

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya industri memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan

yang tidak mungkin untuk diabaikan. Dengan kemajuan industri yang

sekarang ini mulai pesat, industri memiliki posisi yang penting pada

kehidupan masyarakat. Produk-produk hasil industri yang dihasilkan

selama ini sangat dirasakan mamfaatnya oleh masyarakat.

Dalam kasus kecelakaan kerja pada setiap perusahaan merupakan

kejadian yang harus dihindari karena setiap kecelakaan yang ada

dipastikan menimbulkan kerugian dari dampak yang dihasilkan, baik itu

kerugian yang berdampak pada manusia langsung, maupun berdampak

pada mesin, material, uang dan sumber perusahaan lainnya.

Upaya yang dilakukan oleh perusahaan yang pernah terjadi kecelakaan

mempunyai tindakan perbaikan yang berbeda-beda. Upaya ini diwujudkan

dengan mengendalikan dampak yang lebih parah lagi dari akibat

kecelakaan. Pengendalian ini dapat berupa pengetatan peraturan yang ada

di perusahaan, pemenuhan peraturan yang belum ada bahkan sampai

dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan kesadaran pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja

mereka. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan merupakan suatu langkah

untuk tindakan perbaikan dalam diri karyawan. Dan salah satunya berupa
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

kampanye keselamatan kerja. kampanye keselamatan kerja merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan aktivitas kegiatan

keselamatan yang ada disetiap perusahaan guna meningkatkan kesadaran

karyawan akan pentingnya keselamatan dan bekerja aman.

Manajemen (dari manajer bagian ketua kelompok) bertanggungjawab

dan bertanggunggugat dalam seleksi, penempatan, pembinaan, dan

pimpinan para karyawan. Sukses suatu unit operasi akan ditentukan oleh

partisipasi pekerja yang mengoperasikan fasilitas tersebut. Oleh sebab itu

partisipasi aktif seluruh pekerja dari semua lapisan strata sangat diperlukan

untuk menjamin kegiatan operasi berjalan dengan aman dan lancar,

sehingga diperlukan suatu usaha untuk mempromosikan keselamatan dan

kesehatan kerja di perusahaan, guna pengetahuan tenaga kerja mengenai

K3 dapat ditingkatkan (Tjandra Yoga Aditama dan Tri Hastuti, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, penulis membahas tentang pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja yang terdapat di PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia - Karawang Plant, berupa kegiatan-kegiatan

yang bertemakan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana pelaksanaan kampanye keselamatan

kerja dalam meningkatkan kesadaran bekerja aman dengan mengadakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

kegiatan yang bertemakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

karyawan PT. Toyota Motor Manufacture Indonesia, supplier dan

subcontractor?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan kampanye keselamatan kerja yang

dilakukan oleh anggota Safety Officer di perusahaan PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia - Karawang Plant, sehingga kesadaran

karyawan terhadap keselamatan dapat ditingkatkan dan dapat

mewujudkan zero accident.

2. Mengetahui peran manajer dan pimpinan perusahaan dalam

mendukung kegiatan kampanye keselamatan kerja.

3. Mengetahui reaksi yang ditunjukan oleh karyawan dalam keikutsertaan

setiap kegiatan kampanye keselamatan kerja.

4. Mengetahui cara anggota Safety Officer dalam menarik minat tenaga

kerja agar melakukan setiap kegiatan kampanye keselamatan kerja.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana kesempatan untuk mengembangkan ilmu yang

berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja yang ada pada .

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja yang ada pada PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia - Karawang Plant.

3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan kampanye

keselamatan kerja yang ada pada PT. Toyota Motor Manufacturing

Indonesia - Karawang Plant.

b. Menambah penbendaharaan buku perpustakaan kampus Diploma

III Hiperkes dan Keselamatan Kerja sebagai bahan pembelajaran

dan informasi.

4. Bagi Pembaca

Memberikan sumbangan berupa informasi dan ilmu pengetahuan

tentang pelaksanaan kampanye keselamatan kerja yang ada pada PT.

Toyota Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusianya harus bermula

pada hari pertama ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap karyawan

harus diberitahu secara tertulis mengenai jabatannya, tugas dan tanggung

jawab, serta syarat-syarat kerjanya.

Setelah itu harus dipandang prinsip bahwa kesalahaan utama sebagian

besar kecelakaan, kerugian, atau kerusakan terletak pada karyawan yang

kurang bergairah, kurang terampil, kurang tepat, terganggu emosinya, yang

pada umumnya menyebabkan kecelakaan dan kerugian ( Bennett N.B.S dan

Rumondang B.S, 1991 ).

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan terbuka atau tertutup,

bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki

tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber atau sumber-

sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air

dan di udara ( Tarwaka, 2008 ).

Potensi bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi

terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa cedera, penyakit, kematian,

kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah

ditetapkan ( Tarwaka, 2008


).
commit to
user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

Proses produksi merupakan aktivitas dalam suatu kerja yang membuat atau

menghasilkan barang tertentu, baik mentah, setengah jadi, maupun barang

jadi. Sukses suatu unit operasi akan ditentukan oleh partisipasi pekerja yang

mengoperasikan fasilitas tersebut. Oleh sebab itu partisipasi aktif seluruh

pekerja dari semua lapisan strata sangat diperlukan untuk menjamin kegiatan

operasi berjalan dengan aman dan lancar. Usaha-usaha yang dilakukan:

1. Tersedianya sistem yang mengatur tentang tugas dan tanggung jawab dan

cara pelaksanaannya.

2. Tersedianya kesisteman yang disediakan media organisasi resmi maupun

tidak resmi untuk membuka kesempatan karyawan berperan aktif dalam

mengungkapkan ide-idenya/ saran guna meningkatkan operasi yang andal

dan aman (melalui safety committee, talk, kotak saran, dan lain-lain)

3. Sistem yang mengatur tentang evaluasi, feedback, record, dan

dokumentasi termasuk reward.

Penyebab terjadinya kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 (Tjandra Yoga

Aditama dan Tri Hastuti, 2002):

1. Kondisi tidak aman (unsafe condition)

Kondisi tidak aman dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan

kegiatan pekerja di lingkungan kerja seharusnya mematuhi aturan dari

industrial hygiene, yang mengatur agar kondisi tempat kerja aman dan

sehat.

Apabila tempat kerja tidak mengikuti aturan kesehatan dan

keselamatan kerja yang telah ditentukan maka terjadilah kondisi yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

tidak aman sebagai contoh, lantai licin sehingga dapat menyebabkan

jatuhnya seseorang, selang air melintang di jalan dan lain lain.

2. Tindakan tidak aman (unsafe action)

Menurut penelitian hampir 85% kecelakaan terjadi disebabkan karena

faktor manusia yang melakukan tindakan tidak aman, tindakan tidak aman

ini dapat disebabkan oleh:

a. Karena tidak tahu

Yang besangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan

pekerjaan yang aman dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ada.

b. Karena tidak mampu/ tidak bisa

Yang bersangkutan telah mengetahui cara kerja yang aman,

bahaya-bahaya yang ada tetapi karena belum mampu, kurang terampil

dia melakukan kesalahan.

c. Karena tidak mau

Walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja dan peraturan-

peraturannya serta yang bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi

karena tidak mau melaksanakan maka terjadi kecelakaan, misalnya

tidak mau memakai alat keselamatan atau melepas alat pengaman.

Contoh tindakan tidak aman:

1) Menjalankan sesuatu tanpa wewenang

2) Menjalankan sesuatu dengan kecepatan tinggi

3) Membuat alat pengaman tidak berfungsi

4) Mempergunakan peralatan yang kurang baik


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

5) Pemuatan, penempatan, pencampuran secara berbahaya

6) Mengambil kedudukan atau sikap yang salah

7) Mengancam, menggoda sembrono, membuat terkejut dan lain lain

8) Tidak menggunakan alat pelindung diri

Setiap proses produksi, peralatan/ mesin dan tempat kerja yang

digunakan untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung potensi

bahaya tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan

dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat

menyebabkan kecelakaan kerja dapat berasal dari beberapa kegiatan atau

aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja.

Identifikasi potensi bahaya di tempat kerja yang berisiko menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh beberapa faktor

(Tarwaka, 2008).

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Tidak terduga karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan

karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan

dari yang paling ringan sampai yang paling berat (Suma’mur, 1989).

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki

dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian

baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di

dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka,

2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Mungkin karena perbedaan kondisi dan tempat kerja setiap

perusahaan berbeda-beda, pelaksanaan tentang kampanye keselamatan

kerja telah digunakan ke aspek yang lebih luas dalam beberapa sektor

industri guna untuk mendidik tenaga kerja dalam bekerja aman. Pandangan

setiap perusahaan mengenai kampanye adalah untuk menarik pihak

manajemen dan memberitahukan bahwa program kampanye keselamatan

kerja dapat menghemat biaya, untuk mencapai target pada tenaga kerja.

Meskipun banyak jenis sarana yang digunakan dalam menyampaikan pesan

kampanye, misal: poster, in-house publications, video, film, dan lain-lain,

sarana penyampaian dari kampanye keselamatan kerja biasanya

dikembangkan dengan tujuan untuk mendidik tenaga kerja dan

meningkatkan budaya keselamatan kerja di perusahaan. Dengan demikian,

sarana yang digunakan biasanya mengandung unsur-unsur yang mencoba

untuk mengubah keyakinan dan pengetahuan serta berusaha untuk

memotivasi dan mendorong khususnya dalam tindakan bekerja aman.

Dalam pelaksanaan kampanye keselamatan kerja, dilakukan usaha-

usaha yang sebaiknya diberikan dan menjadi unsur penting dalam

penyampaian pesan kampanye, antara lain:

1. Mengembangkan materi kampanye dengan bantuan dari tenaga kerja

yang ahli dalam bidang desain.

2. Membuat pesan yang berbeda sesuai kondisi potensi bahaya yang ada

pada tempat kerja.

3. Mengubah poster secara berkala


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

4. Melakukan usaha umpan balik, dari tenaga kerja dengan manajemen.

Dalam penulisan atau pembuatan pesan pada sarana kampanye, harus

dapat menjadi alat yang dapat mengajak dan membuat isi pesan yang

berisi informasi mengenai hal negatif atau kecelakaan kerja yang

memungkinkan terjadi apabila bekerja tidak aman (dalam artian isi pesan

yang dapat memberikan kesan menakuti tenaga kerja). Metode ini sering

dicoba untuk menakuti tenaga kerja sehingga tenaga kerja melakukan

bekerja aman.

Beberapa kampanye kesalamatan dapat dengan cara memberikan unsur

ketakutan atau menyediakan informasi yang nyata, dengan menunjukan

tingkat keparahan suatu kejadian dari yang ringan, menengah sampai

tinggi, yang memungkinkan terjadi terhadap sikap tenaga kerja yang tidak

aman saat bekerja, meskipun ini tidak selalu diikuti oleh setiap perubahan

pada kebiasaan. Dapat dijelaskan setiap keadaan yang ada, dimaksudkan

bahwa pesan yang disampaikan disetujui oleh setiap tenaga kerja dan

hubungan antara pesan dan isi pesan sebagai pengaruh untuk mengajak

yang lebih penting (Dominic Cooper, 1998).

Terdapat beberapa cara yang dapat dipakai untuk memperbaiki dan

mempromosikan tingkat K3 yang efektif di tempat kerja. Cara-cara

tersebut melengkapi ketentuan perundang-undangan dan merupakan

praktik industrial dan komersial yang baik. Tujuan yang ingin dicapai

adalah meningkatkan kesadaran kita akan kebutuhan standar K3 yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

tinggi. Mengkomunikasikan pesan keselamatan kerja melalui media (John

Ridley, 2008):

1. Poster

2. Lembar berita atau bulletin

3. Sekitar petunjuk pada kotak-kotak peralatan

4. Mencontohkan dengan pantunan.

Manajemen memiliki peran penting dalam setiap kegiatan K3 yang ada

di perusahaan, karena dukungan manejemen merupakan lampu hijau bagi

setiap kegiatan K3 di perusahaan. Dukungan manajemen yang tinggi

terhadap pelaksanaan kampanye keselamatan kerja dapat juga sebagai

contoh dan bukti nyata, bahwa pelaksanaan K3 di perusahaan harus

dilakukan dengan tujuan kesadaran bekerja aman di tempat kerja dapat

menjadi budaya dan kebiasaan pada tenaga kerja. Setiap tempat kerja dan

proses produksi memiliki karakteristik dan persyaratan K3 yang berbeda,

karena itu K3 tidak bisa timbul sendirinya pada diri tenaga kerja atau

pihak lainnya. K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan

pelatihan (Soehatman Ramli, 2010).

Kampanye adalah kegiatan penerangan dan penyuluhan lewat berbagai

media yang dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai departemen,

masyarakat, perusahaan-perusahaan dan organisasi profesi (Bennett N.B.S

dan Rumondang B.S, 1991).

Pola kampanye nasional K3 disusun dnegan sistematika sebagai

berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

1. Pendahuluan

2. Permasalahan

3. Tujuan dan sasaran kampanye Nasional K3

4. Isi pesan kampanye Nasional K3

5. Media dan khalayak sasaran

6. Organisasi pelaksanaan

7. Program, jadual waktu dan bentuk-bentuk kegiatan

Aman adalah kondisi dimana bahaya sudah diidentifikasi dan

dilakukan pengendalian ke tingkat yang lebih aman. Tindakan aman

adalah perilaku keselamatan manusia di area kerja dalam mengidentifikasi

bahaya serta menilai potensi risiko yang timbul hingga yang bisa diterima

dalam melakukan pekerjaan yang berinteraksi dengan aktivitas produk dan

jasa yang dilakukannya (Dewo P.R, 2010).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

B. Kerangka Pemikiran

Tempat Kerja

Proses Produksi Kondisi Kerja

Potensi Bahaya

Perbuatan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman

Kampanye Keselamatan
Kerja

Kecelakaan Kerja

Pelaksanaan Kampanye Keselamatan Kerja

Dukungan Manajemen Pengukuran

Keikutsertaan Tenaga
Kerja
Peningkatan Kesadaran
Keselamatan Kerja Tenaga Kerja

Perbuatan Aman

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif

yaitu metode yang membahas mengenai teknik-teknik pengumpulan,

pengolahan/ analisis, penyajian dan penarikan kesimpulan/ intepretasi

terhadap sekelompok data, dan memberikan gambaran yang sejelas-

jelasnya mengenai suatu masalah, dan dalam hal ini adalah penulis

menulis tentang gambaran pelaksanaan kegiatan kampanye keselamatan

kerja di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant.

B. Lokasi Penelitian

Nama Perusahaan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia -

Karawang Plant.

Alamat Perusahaan : Jl. Permata Raya, Lot DD-I, Kawasan Industri KIIC

(Karawang International Industrial City),

Karawang, Jawa Barat.

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai objek penelitian adalah pelaksanaan kegiatan kampanye

keselamatan kerja yang dilakukan di PT. Toyota Motor Manufacturing

Indonesia - Karawang Plant yaitu berupa berbagai kegiatan yang


commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

dilaksanakan, serta tanggapan dari pihak manajemen mengenai kegiatan

kampanye keselamatan kerja.

Ruang lingkup penelitian mengenai kegiatan kampanye keselamatan

kerja yang dapat menjadikan karyawan bekerja secara aman dan selamat.

Dalam pelaksanaan kampanye keselamatan kerja kesesuaian terhadap

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-13/MEN/1984 tentang Pola

Kampanye Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

D. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari:

1. Data Primer

Data diperoleh secara langsung dengan mengadakan observasi

langsung ke lapangan dan dengan wawancara dengan pihak terkait.

2. Data Sekunder

Data diperoleh secara tidak langsung yaitu dari dokumen

perusahaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dan membaca

literatur-literatur yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan

kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi langsung

Pengamatan dilakukan secara langsung ke lapangan dengan

mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kampanye

keselamatan kerja.

2. Wawancara

Melakukan Tanya jawab secara langsung kepada pihak yang terkait

mengenai pelaksanaan kampanye keselamatan kerja.

3. Studi Kepustakaan

Untuk memperoleh data sekunder dilakukan dengan membaca

literatur yang ada dan perundang-undangan yang berkaitan dengan

materi praktek kerja lapangan.

F. Pelaksanaan

Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 6

Februari – 30 April 2012. Dengan kegiatan praktek kerja lapangan tersaji

dalam lampiran 1.

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan termasuk analisis diskripsi, yaitu dengan

menggambarkan secara sejelas-jelasnya pelaksanaan kegiatan kampanye

keselamatan kerja di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia –


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

Karawang Plant dan selanjutnya dibandingkan dengan Undang-Undang

No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja, Lampiran Kepmenaker No.

Kep.13/ME/1984 tentang Pola Kampanye Nasional Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, dan Kepmenaker No. PER. 05/MEN/1996 tentang

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Latar Belakang Program Kampanye Keselamatan Kerja.

Ada beberapa kejadian yang melatar belakangi kegiatan kampanye

keselamatan kerja di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia –

Karawang Plant (PT. TMMIN – Krw Plant), kejadian tersebut antara

lain:

a. Sebagai tindakan follow up pada kecelakaan yang terjadi pada

perusahaan lain.

Kasus kecelakaan yang dijadikan sebagai latar

belakang pelaksanaan kampanye keselamatan kerja,

antara lain:

1) Terjadi kasus kecelakaan yaitu tutup tabung gas O 2 terlempar ke

atas dan merusak atap pabrik. Kejadian tersebut disebabkan

karena kecerobohan karyawan dalam pengisian ulang tabung gas

oksigen yang diisi dengan gas asytilen, sehingga terdapat suatu

reaksi antara gas oksigen yang tersisa dengan gas asytelin yang

dimasukan, maka didalam tabung terdapat tekanan yang

kemudian tekanan tersebut keluar melewati ujung tabung dan

melemparkan tutup tabung. Setelah dilakukan pencarian, tutup

tabung tersebut tidak ditemukan. Kerugian pada kasus kecelakaan

tersebut tidak terlalu besar, karena mengingat tidak ada korban


commit to user
manusia dan kerusakan pada mesin, kerusakan tersebut
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

menyebabkan atap pabrik berlubang karena lemparan tutup

tabung gas O2.

2) Kecelakaan selanjutnya terjadi sebagai akibat kelalaian karyawan.

Kejadian tersebut terdapat korban manusia tetapi dalam kategori

ringan, yaitu berupa tergores pada bagian leher dan tangan.

Kecelakaan tersebut terjadi pada saat karyawan melakukan proses

kerja bongkar muat barang dengan menggunakan forklift. Dimana

pada saat kejadian karyawan melakukan penempatan pallet yang

berisi material produksi ke dalam truk. Pada saat itu, pallet sudah

berada di atas truk kemudian keseimbangan pada tumpukan pallet

tidak seimbang, sehingga pallet tersebut bergoyang menimpa

karyawan, dan reflek dari karyawan adalah dengan menahan

pallet menggunakan kedua tangannya. Di sisi lain berat pallet

tidak mungkin untuk ditahan oleh karyawan, sehingga reflek yang

kedua adalah karyawan meloncat dari forklift dan turun ke bawah

kolong truck. Pada saat reflek kedua inilah, karyawan mengalami

goresan pada bagian leher dan tangan.

b. Pemahaman dan Implementasi Stop Point Confirmation (SPC) dalam

bekerja masih rendah.

Dalam kegiatan proses produksinya terdapat beberapa prosedur

keselamatan yang umum dan ditargetkan untuk menjadi sebuah

kebudayaan yang ada di kawasan PT. Toyota Motor Manufacturing

Indonesia – Karawang Plant yaitu SPC. SPC adalah aktivitas

mengkonfirmasi koncdoismimaimt taonusdearlam aktivitas sehari-


hari, dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

bekerja ataupun saat menyebrang jalan. (Standar Peraturan PT.

TMMIN).

SPC memiliki tujuan untuk mengkonfirmasi potensi bahaya

sebagai akibat dari terlupa, terlewat atau kesalahan tindakan dengan

kegiatan secara natural yang melibatkan pikiran dan gerakan tubuh,

dengan aktivitas yang tersaji pada gambar


2:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

STOP

Melihat potensi bahaya Duga Bahaya


dan pikirkan
bahayanya

Tunjuk potensi Perhatikan


bahaya

Ucapkan Yosh Waspada

Dengar dan
Konfirmasi

Perilaku Aman
Kondisi Aman

Gambar 2. Skema Stop Point Confirmation


Sumber : Standar Peraturan PT. TMMIN, 2012.

Dari pengertian dan tujuan SPC tersebut dapat diketahui bahwa

SPC adalah kegiatan yang dilakukan untuk menduga bahaya atau

mengidentifikasi bahaya yang ada ditempat kerja maupun proses

kerja guna menghindari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan

kecelakaan, dan juga sebagai suatu prosedur yang digunakan untuk

memastikan bahwa kcoonmdmisiit ytaonugsearda ditempat kerja

dalam keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

aman dan tidak ada potensi bahaya yang membahayakan. Sehingga

apabila kondisi di tempat kerja belum aman, maka dapat dilakukan

tindakan perbaikan agar tercipta kondisi yang aman.

Dalam prakteknya, pemahaman yang ada pada karyawan masih

belum sesuai target. Dan kebanyakan pemahaman SPC oleh karyawan

hanya dilakukan pada saat menyebrang jalan di kawasan pabrik,

bukan pada keseluruhan aktivitas pekerjaan.

Di kawasan pabrik banyak dilalui kendaraan yang lalu lalang.

Kebanyakan dari kendaraan tersebut adalah truk yang sedang

menyalurkan material atau komponen untuk produksi. Sehingga

didalam kawasan pabrik, pejalan kaki menjadi prioritas keselamatan.

Maka dari itu, setiap jalan yang ada di kawasan perusahaan dibuatkan

jalur khusus yang digunakan oleh karyawan yang berjalan kaki. Jalur

tersebut berwarna hijau dan dibagian pinggir diberi warna kuning atau

putih. Warna kuning berarti adanya area tersebut berbatasan dengan

daerah yang memiliki potensi bahaya, yang berarti peringatan. Warna

putih berarti sebagai warna pembatas keterangan sehingga warna

dominan sebagai rambu dapat dilihat oleh karyawan. Selain itu, jalur

pejalan kaki juga dibuat di dalam area produksi, karena di dalam area

produksipun terdapat kegiatan transportasi, yaitu transportasi forklift

dan towing. Towing sejenis kendaraan roda empat mini, yang

digunakan untuk menarik dolly. Adapun untuk pengamanan tambahan

bagi pejalan kaki, terdapat bagian-bagian jalur yang diberi pagar

berwarnna kuning. Secloamnjmutitnytoaudsiesertiap persimpangan


jalan, terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

rambu untuk melakukan SPC bagi pejalan kaki dan rambu yang

ditujukan bagi pengendara forklift dan towing. Rambu tersebut berada

di tengah jalan.

Gambar 3. Rambu Melakukan SPC Untuk Pejalan Kaki Sumber:


Standar Peraturan PT. TMMIN, 2012.

Gambar 4. Rambu Melakukan SPC Untuk Pengendara


Sumber: Standar Peraturan PT. TMMIN, 2012.

Konfirmasi aman inilah yang digunakan sebagai prosedur

keselamatan kerja pada karyawan, karena dengan memastikan dan

mengidentifikasi bahaya yang ada di tempat kerja maupun proses

kerja, menjadi dasar keamanan dan keselamatan kerja. Dalam

konteksnya, bahwa keselamatan dimulai dari diri sendiri dan dari hal

yang paling sederhana. Itulah beberapa kalimat-kalimat yang terus


commit to user
disuarakan selama kampanye keselamatan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

c. Bulan K3 Nasional bertepatan pada bulan Februari.

Di Negara Indonesia bulan K3 diperingati pada tanggal 14 Januari

sampai dengan 14 Februari dan dilakukan setiap tahunnya. Dan

selama bulan K3, perusahaan diharuskan untuk mengadakan

kegiatan-kegiatan yang bertemakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam keputusan yang terdapat di PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia – Karawang Plant menyatakan adanya

pemberlakuan bulan K3 khusus yang dilakukan oleh perusahaan,

yaitu pada bulan September. Alasan mengapa PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia – Karawang Plant mempunyai bulan K3

sendiri karena pada tahun 2006 terjadi kasus kecelakaan fatality yang

mengakibatkan korban meninggal, terjadi sebagai akibat human eror

pada karyawan.

Kecelakaan tersebut menjadi dasar untuk pengingat bahwa

keselamatan harus diutamakan dan menciptakan nihil kecelakaan.

Maka dari itu, penetapan bulan K3 yang ada di PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia – Karawang Plant sudah menjadi standar

peraturan.

2. Tujuan dan Target Program Kampanye Keselamatan Kerja

Sebagai sasaran dalam mengadakan kegiatan kampanye keselamatan

kerja yang menjadi pencapaian keberhasilan, yaitu:

a. Tujuan dilakukannya kampanye keselamatan kerja, sebagai berikut:

1) Meningkatkan safety knowledge melalui basic safety training.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

Pengetahuan mengenai keselamatan bekerja aman dan selamat

merupakan dasar untuk menciptakan kondisi tempat kerja yang

aman dan selamat. Dalam artian bahwa keselamatan tanpa

mengetahui apa itu aman dan selamat, akan menjadi sulit untuk

menciptakan budaya yang selamat dan aman di tempat kerja.

2) Meningkatkan kemampuan duga bahaya kepada seluruh karyawan

dan supplier maupun subcontractor.

Duga bahaya atau dapat dikatakan identifikasi bahaya

merupakan aspek yang penting pada pekerjaan. Karena dengan

menduga bahaya, maka karyawan dapat mengetahui bahaya apa

yang ada disekitarnya, sehingga karyawan akan mampu untuk

melakukan cara penanggulangan bahaya tersebut. Dan

kemampuan duga bahaya ini haruslah dapat menjadi dasar untuk

menciptakan kondisi yang aman dan selamat di tempat kerja.

Karena duga bahaya merupakan prosedur sebelum melakukan

pekerjaan.

3) SPC campaign dalam proses kerja.

SPC sama halnya dengan menduga bahaya. Akan tetapi SPC

merupakan aktivitas yang mewujudkan konfirmasi aman akan

suatu pekerjaan. Sehingga konfirmasi ini menjadi kepastian

bahwa karyawan telah mengidentifikasi bahwa dirinya berada

dalam kondisi aman.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

b. Target dilakukannya safety campaign, sebagai berikut:

1) SPC Result (Hidden Camera) :

a) 100% pimpinan kerja.

b) 70% team member.

c) 50% supplier dan subcontractor.

Untuk memperoleh data pelaksanaan SPC yang dilakukan

oleh karyawan dengan melakukan pengambilan gambar melalui

kamera tersembunyi. Sehingga akan diketahui karyawan dalam

melakukan pekerjaannya yang melakukan SPC atau tidak. Di sisi

lain, pengambilan gambar melalui kamera tersembunyi ini hanya

berfokus pada pekerjaan menyeberang jalan. Sehingga tidak

semua jenis pekerjaan menjadi sasaran kamera tersembunyi.

Menyeberang jalan baik itu oleh pejalan kaki maupun karyawan

yang mengendarai forklift atau towing.

2) Score Kemampuan Duga Bahaya

a) Score kemampuan duga bahaya operator PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia – Karawang Plant = average 60%.

b) Score kemampuan duga bahaya operator subcontractor dan

supplier = average 50%.

Nilai kemampuan duga bahaya oleh karyawan diukur

dengan melakukan tes gambar suatu pekerjaan dan terdapat

potensi bahaya yang ada di gambar tersebut. Semakin banyak

karyawan yang mampu menjawab potensi bahaya yang ada di


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

dalam gambar, maka nilai kemampuan duga bahaya karyawan

tersebut tinggi dibanding dengan karyawan lainnya.

3. Tema Kampanye Keselamatan Kerja

Sebagai dasar untuk melaksanakan suatu kegiatan, selain latar

belakang kegiatan, juga harus memiliki tema yang akan dipilih sebagai

gagasan dalam pembentukan suatu kegiatan. Tema kampanye

keselamatan kerja adalah “Special Safety Activity”.

4. Logo Kampanye Keselamatan Kerja di PT. Toyota Motor Manufacturing

Indonesia – Karawang Plant.

Gambar 5. Logo Kampanye Keselamatan Kerja


Sumber: Standar Peraturan PT. TMMIN, 2012.

Penjabaran logo kampanye keselamatan kerja, antara lain::

a. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia berwarna merah dibagian

atas logo membentuk setengah melingkar.

b. Saya selalu konfirmasi aman sebelum menyeberang dan saat bekerja

berwarna kuning.

c. SPC Campaign – SHE PAD Karawang Plant @ 2012 berwarna hitam

dibagian bawah logo setengah lingkaran.

d. Yosh, yang berarti telcaohmmmeint gtkoounsfeirrmasi aman kondisi.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

e. Gambar orang yang sedang menunjuk satu jari sebagai perwujudan

ikrar.

5. Agenda Aktivitas Kegiatan Safety Campaign di PT. TMMIN Karawang

Plant.

Dalam aktivitasnya, program kampanye keselamatan kerja

mempunyai agenda yang telah dibuat, guna keefektifan agenda dalam

setiap pesan dan jadual yang telah ditentukan. Jadual agenda program

kampanye keselamatan kerja tersaji pada gambar 6, yang kemudian akan

dijelaskan dan dijabarkan pada sub-bab berikutnya.

Gambar 6. Agenda Kampanye Keselamatan Kerja


Sumber: Standar Peraturan PT. TMMIN, 2012.

6. Pelaksanaan Kegiatan Kampanye Keselamatan Kerja

Sesuai dengan agenda yang telah dibuat, kegiatan pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja, sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

a. Kick Off atau briefing massal.

Kick off atau briefing massal merupakan rangkaian kegiatan

didalam pelaksanaan kampanye keselamatan kerja dimana dalam

kegiatan ini sebagai tanda dimulainya pelaksanaan kegiatan

kampanye keselamatan kerja dan untuk serangkaian agenda

kampanye keselamatan kerja selanjutnya. Kick off dilaksanakan pada

hari Rabu, tanggal 8 Februari 2012, pada pukul 07.30 WIB. Dihadiri

oleh seluruh karyawan, supplier dan subcontractor.

Dalam kegiatan tersebut setiap manajer dari PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia – Karawang Plant, supplier dan

subcontractor sebagai wakil dari karyawan untuk berderet di depan

lapangan untuk penyematan budged dan PIN yag berlogokan special

safety activity oleh general manajer plant administration devisi.

Acara tersebut sebagai simbol komitmen bahwa setiap perusahaan

yang berada di kawasan perusahaan harus mengikuti pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja.

Setelah pemasangan budged dan PIN oleh general manajer plant

administration division, acara selanjutnya adalah melakukan langkah-

langkah teknik SPC yang dikomandoi oleh general manajer plant

administration devisi dan diikuti oleh seluruh peserta kick off.

Teknik SPC sebagai berikut:

1) Menunjuk arah sebelah kiri menggunakan telunjuk jari tangan

kanan kearah kiri. Dan diakhiri kata “Yosh”.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

2) Menunjuk arah sebelah kanan menggunakan telunjuk jari tangan

kanan kearah kanan. Dan diakhiri kata “Yosh”.

3) Menunjuk arah depan dengan menggunakan telunjuk jari kanan

kearah depan. Dan diakhiri kata “Yosh”.

Teknik SPC tersebut lebih difokuskan dalam kegiatan

menyeberang jalan di kawasan pabrik.

Susunan acara kick off sebagai berikut:

1) Pembukaan

2) Pidato oleh pihak manajemen

3) Penyematan PIN dan budget oleh manajemen ke manajer PT.

Toyota Motor Manufacturing Indonesia – Karawang Plant,

supplier dan subcontractor.

4) Simulasi SPC yang dikomandoi oleh manajemen dan ikrar

5) Penutup

b. Safety Training (Awareness/ Dojo)

Pelatihan keselamatan kerja sebagai langkah awal bagi karyawan

untuk mengetahui tentang keselamatan kerja. Sehingga didalam

pelatihan keselamatan kerja, dijelaskan mengenai keadaan yang dapat

menyebabkan kecelakaan kerja, misalnya: tindakan yang tidak aman

dan kondisi tempat kerja yang tidak aman. Selain itu, karyawan

dilatih untuk menduga bahaya yang ada ditempat kerja dan dilakukan

simulasi mengenai proses terjadinya kecelakaan.

”Dojo” diambil dari bahasa jepang yang artinya tempat yang luas

yang digunakan untcuokmmlaittihtaonu.seDr an pelatihan


keselamatan kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

tersebut dilakukan di area safety dojo atau tempat latihan

keselamatan.

Di safety dojo terdapat alat-alat yang digunakan sebagai simulasi

proses kerja. Simulasi proses kerja antara lain:

1) Alat Pelindung Diri (APD)

Sebagai pengenalan, APD menjadi materi pelatihan awal yang

diberikan kepada karyawan. Karena APD merupakan alat

pelindung yang harus diketahui oleh karyawan pada saat

memasuki area produksi. Macam-macam APD yang dijelaskan

tersaji pada tabel 1:

Tabel 1. Jenis Alat Pelindung Diri


No Alat Pelindung Diri Jenis Potensi Bahaya
1 Alat pelindung Kepala Bump Cup Kejatuhan benda
Safety Helmet
2 Alat Pelindung Muka Face Shield Loncatan spark,
Kain penutup sinar dari proses las
muka
3 Alat pelindung Mata Kaca mata Loncatan spark,
Gogles debu, gram besi
4 Alat Pelindung Telinga Earplug Kebisingan dari
Earmuff mesin/ kendaraan
5 Alat Pelindung Masker Gas beracun
Pernapasan Respirator
6 Alat Pelindung Kaki Safety Shoes Ujung jari kaki
terlindas kendaraan
7 Pakaian Pelindung Pelindung Loncatan Spark
Tangan
Pelindung
Kaki
Pelindung
Badan
8 Sabuk pengaman Terjatuh
9 Alat Pelindung Pelana Tergores material
tajam
commit to
Sumber : Dept. Toyota Institute, Safety Dojo, 2012.
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

2) Simulasi gram besi masuk ke dalam mata

Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efek

apabila gram besi terbang dan masuk ke mata. Simulasi ini

menggunakan kotak kaca yang berisi gram besi, dan bagian depan

kotak dibuat bentuk menyerupai kaca mata. Setelah itu, karyawan

diperintahkan untuk melihat di bagian bentuk yang menyerupai

kaca mata. Selanjutnya gram dari dalam kotak disemburkan ke

arah mata karyawan menggunakan dorongan tenaga angin.

Sehingga akan diketahui reflek karyawan apabila terdapat gram

besi yang terbang ke arah mata karyawan.

3) Simulasi membersihkan gram besi dalam kotak menggunakan

penyemprot angin

Tujuan untuk mengetahui bagaimana cara membersihkan

gram besi menggunakan penyemprot angin. Cara penggunaannya

antara lain:

a) Mengecek tekanan angin yang ada pada penyemprot seperti

pistol angin dengan menempelkan tangan (yang sudah

memakai APD)

b) Memasukan ujung pistol angin ke dalam kotak

c) Menekan pelatuk pistol angin sehingga tekanan angin keluar

d) Karyawan pada saat membersihkan gram besi dalam kotak

dianjurkan untuk bergerak di tempat (jangan diam di satu titik)

e) Bersihkan sampai gram besi masuk ke dalam lubang buangan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

4) Simulasi alat cuci mata

Tujuannya adalah untuk mengetahui cara mengeluarkan benda

asing yang masuk ke dalam mata, cara tersebut sebagai berikut:

a) Jangan mencoba mengucek mata yang kemasukan benda

asing.

b) Lakukan pertolongan pertama dengan mencuci

mata menggunakan alat pencuci mata.

Prosedur penggunaan alat pencuci mata:

a) Buka alat selama beberapa detik, tujuan untuk mengeluarkan

kotoran yang ada pada pipa alat.

b) Arah pancuran air usahakan bertemu disatu titik tepat ditengah

tirus mata.

c) Hadapkan mata ke titik tirus pancuran

d) Buka tutup keran pengatur air

e) Dan lakukan seterusnya sampai benda asing keluar dari mata

5) Simulasi tersayat

Dengan mengetahui seberapa besar sisi alat yang tajam dapat

menyayat sarung tangan yang dipakai oleh karyawan.

6) Simulasi menggunakan dolly

Dalam penggunaan dolly, standar operasional prosedurnya

dengan mendorong dolly ke depan, tidak diperbolehkan untuk

ditarik. Sehingga cidera yang diakibatkan dari manual handling

dapat dikurangi dan dalam mendorong pun telapak tangan harus

berada di pegangacnombemrwitatronausheirjau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

7) Simulasi terpeleset

Terpeleset merupakan kecelakaan kerja yang dapat berakibat

fatal karena saat terpeleset kemungkinan tempurung kelapa

terbentur lantai atau benda keras sangat besar. Dengan simulasi

terpeleset, karyawan dapat mengetahui efek dan reflek apabila

mengalami terpeleset.

8) Simulasi safety shoes

Dengan membandingkan keamanan sepatu biasa dengan

sepatu keselamatan. Sebagai indikasi jari kaki untuk pengujian

digunakan bambu kecil dipotong-potong + 5 cm. Bambu

dimasukan ke dalam sepatu biasa dan sepatu keselamatan.

Keduanya dijatuhkan benda seberat 20 kg.

Maksud dari simulasi safety shoes adalah untuk mengetahui

seberapa besar suatu benda terjatuh mengenai ujung jari mampu

dilindungi sepatu. Pada hasil simulasi, sepatu biasa tidak dapat

melindungi ujung jari dengan tanda bambu yang digunakan pecah

menjadi beberapa bagian. Sedangkan bambu yang ditempatkan di

safety shoes tetap utuh tanpa pecah.

9) Simulasi keseimbangan

Dengan mendorong perwakilan peserta secara mendadak

tanpa ada pemberitahuan, tetapi diperintahkan untuk memasukan

tangan ke dalam saku celana. Sehingga akan diketahui reflek

karyawan tersebut apabila didorong dan disandungkan

menggunakan kakciomdemnigtatno utasnegran masuk


dimasukan ke kantong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

celana. Kesimpulan dalam simulasi keseimbangan adalah bahwa

tangan merupakan alat untuk keseimbangan tubuh, sehingga pada

saat berjalan tidak diperbolehkan untuk memasukan tangan ke

dalam saku celana.

10) Simulasi menaiki dan menuruni tangga

Menaiki dan menuruni tangga dengan memegang handle

tangga yang sesuai dengan antropometri. Membandingkan antara

tangga yang tinggi jarak pijakan >20cm dengan <20cm. Sehingga

akan diketahui kenyamanan tangga yang disesuaikan dengan

antropometri dinamis manusia yang menggunankan.

Pengujian ini dimaksudkan bahwa pada saat menaiki dan

menuruni tangga diharuskan untuk memegang handle pada tangga

dan mengetahui perbandingan antara tangga yang ergonomi

dengan yang tidak ergonomi. Dengan demikian karyawan akan

mengetahui standar yang baik dalam pembuatan tangga.

11) Simulasi pada belokan

Belokan dapat berakibat seorang dapat mengalami kecelakaan.

Dapat disebabakan karena putaran belokan yang menutupi sisi

jalan atau karena kurang konsentrasi karyawan terhadap

lingkungan sekitar.

Pada saat berjalan menuju ke tempat simulasi lain, peserta

pelatihan dikagetkan dari sisi tembok dengan miniatur forklift

untuk mengagetkan peserta disaat belokan. Sehingga akan

diketahui reflek acpoambmilait dtoisuuasetur keadaan terjadi


kondisi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

karena kurangnya konsentrasi atau kondisi tempat kerja yang

kurang mendukung dari segi keselamatan.

12) Simulasi angkat-angkut

Penguji memberikan pertanyaan tentang benda yang ada

dihadapan peserta, dengan melihat benda yang ada dihadapan

perserta untuk diketahui seberapa berat benda tersebut apabila

menggunakan perkiraan dengan wujud dan permukaan benda.

Inti dari simulasi ini adalah bahwa suatu benda tidak dapat

diperkirakan beratnya hanya dengan mata telanjang dan meraba.

Maka dari itu, mengetahui berat benda bisa menggunakan indikasi

dengan cara mendorongnya, sehingga dapat diketahui, apakah

benda tersebut dapat diangkat dengan menggunakan manual

handling atau tidak. Pada saat didorong benda yang susah untuk

bergerak, dapat disimpulkan bahwa benda terlalu berat untuk

diangkat dan diperlukan alat untuk membantu mengangkat benda

tersebut.

13) Simulasi jatuh dari ketinggian

Menggunakan boneka dengan seberat 20 kg dijatuhkan dari

ketinggian 5 meter, dan dibawah tangga disediakan penangkap

jaring terbuat dari tali yang oleh peserta, apabila kondisi jaring

tidak siap, maka boneka seberat 20 kg dapat menyentuh lantai.

Maksud dari simulasi jatuh dari ketinggian adalah bahwa

seberapa tinggi benda atau orang jatuh dari suatu tempat, maka

akan menyebabkcoamnmictidtoeruaseratau kecelakaan,


dan apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

menangkap orang atau benda pada saat jatuh diharuskan posisi

jaring penangkap dalam keadaan siap dan tegap atau kencang.

14) Simulasi terjepit

Mesin yang berputar menggulung, berisiko untuk

menyebabkan kecelakaan terjepit. Putaran ini semakin tinggi,

maka potensi tangan atau bagian tubuh untuk terjepit semakin

besar, dan kekuatan dari mesin untuk menggulung/ menjepit

benda sangat besar.

Dengan menggunakan selembar blue sheet sebagai tiruan

tangan manusia yang dimasukan ke mesin berputar dan ujung

satunya dipegang oleh peserta untuk ditarik keluar. Pada saat

simulasi, yang terjadi adalah bahwa kekuatan mesin untuk

menggulung suatu benda sangatlah besar dan kekuatan manusia

akan kalah dengan kekuatan mesin.

15) Simulasi kekuatan mesin

Mengetahui bahwa tenaga mesin jauh berbeda dengan

kekuatan manusia. Mesin diprogram untuk melakukan pekerjaan

manusia yang sulit dijalankan bagi manusia, dan tenaga yang

dilepas oleh mesin sangat besar dan tidak dapat dihentikan oleh

tenaga manusia selama sumber tenaga mesin tersebut dihentikan.

Dengan mesin bertenaga hidrolik angin, mesin digerakkan

dengan silinder besi maju kedepan dan kembali ke lubang mesin

dan seterusnya. Mencoba menyaingi kecepatan mesin dengan

menaruh pipa pacnojmanmgitytaonugsedrigerakan peserta


untuk diangkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

secepatnya. Akan tetapi kecepatan mesin lebih cepat daripada

kecepatan manusia, dan kekuatan mesin lebih kuat daripada

kekuatan manusia, maka apabila menemukan abnormality pada

mesin, jangan sekali-kali untuk masuk kedalam mesin, melainkan

matikan sumber mesin dan menekan tombol emergency stop.

16) Simulasi tersetrum

Alat yang digunakan berupa lempengan tembaga bermuatan

masing-masing positif dan negatif dan dialiri listrik dengan

tegangan rendah. Maksud simulasi ini adalah untuk mengetahui

reflek kejut yang diakibatkan oleh listrik.

Pelatihan simulasi dilakukan pada setiap Sabtu dan Minggu, dan

perusahaan supplier dan subcontractore diwajibkan mengirim karyawannya

maksimal 20 orang. Peserta dari perusahaan yang mengikuti safety training,

antara lain:

1) PT. Toyota Tsuto Logistic Center

2) PT. Puninar Jaya

3) PT. Mandiri Mitra Logistic

4) PT. Dumas Sakti Utama

5) PT. Syncrum Logistic

6) PT. Sugity Creatives

7) PT. Mahena

8) PT. JMT

9) PT. Kaltim

10) PT. Armas logisticcoSmemrviitcteo user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Jadwal trainer berasal dari pihak safety officer tersaji pada tabel 2:

Tabel 2. Jadwal Trainer Safety Dojo

Jadwal Trainer
Februari Maret
No. Nama
18 19 25 26 3 4 10 11 17 18 24 25 31

1 R. Asep x
2 Harry S x
3 Djoko G x x
4 Ihsan x
5 Gibran x
6 Sugeng x
7 Giyono x
8 Tulus x x
9 Arif M x x
10 Suprapto x
Sumber : Rapat pertemuan Safety Officer, Februari 2012.

c.SPC dalam proses kerja melalui close up activity bersama manajer.

Close up activity merupakan kegiatan untuk mengetahui atau

identifikasi bahaya yang ada selama proses kerja dengan

membandingkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah

ada dan dilakukan tindakan perbaikan, baik itu dalam proses kerja,

maupun SOP. Pencatatan temuan dilampirkan dalam Work Risk

Assesment Sheet (WRAS) yang kemudian digunakan sebagi acuan

dalam tindakan perbaikan.

WRAS adalah lembar penilaian risiko sebagai hasil

dilakukannya identifikasi bahaya pada suatu preses kerja maupun


c o m mit t o u se r
kondisi kerja den g a n m e m b e rikan parameter
katagori jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

kecelakaan pada manusia dan katagori jenis keparahan pada mesin

dan berisikan tindakan penanggulangan dari potensi bahaya

tersebut. (Standar Peraturan PT. TMMIN, 212)

Perbaikan yang ada pada SOP haruslah disetujui oleh manajer

setempat dan diketahui oleh karyawan yang melakukan aktivitas

kerja tersebut. Dengan mengacu pada WRA yang dilakukan pada

saat close up activity, perubahan SOP ini diperlukan guna

menciptakan kondisi tempat kerja yang aman dan selamat bagi

karyawan.

Close up activity bersama manajer menjadi moment yang

penting karena kehadiran manajer membuktikan bahwa dukungan

manajer terhadap terciptanya keselamatan kerja di tempat kerja

sangat tinggi. Manajer dalam posisinya sebagai jajaran atas

organisasi perusahaan, memiliki pengaruh yang besar bagi

karyawan. Dukungan dari manajer menjadi pintu masuk dalam

penerapan safety awareness bagi karyawan. Perwujudan dukungan

yang semana mestinya menjadikan pengaruh yang besar untuk

menjadi contoh bagi karyawan.

SPC dalam proses kerja memberikan gambaran bahwa aktivitas

SPC adalah suatu prosedur keselamatan sebagai tindakan

konfirmasi aman dalam aktivitas kerja. Dan terlebih dalam kondisi

tempat kerja, yang sangat jelas di dalam tempat kerja mempunyai

potensi bahaya. Proses kerja merupakan bagian dari aktivitas kerja

yang bersinggungaconmmlaint gtosuunsger dengan material,


mesin, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

lingkungan kerja. Potensi bahaya yang ada pada proses kerja

menghasilkan dampak kerugian bagi karyawan. Melakukan

identifikasi dan konfirmasi aman dalam proses kerja, menjadi salah

satu bentuk pencegahan terhadap kecelakaan.

Perwujudan safety close up bersama manajer dalam kaitannya

untuk menemukan potensi bahaya yang ada, pada hari Senin

tanggal 13 Februari 2012 dilaksanakan di devisi press welding area

welding shop. Pada proses kerja pelepasan dan pemasangan cup tip.

Temua dalam safety close up, antara lain:

1) Adanya potensi bahaya tersetrum saat mematikan stop kontak

pada sumber mesin.

2) Adanya potensi bahaya yang terjadi apabila ketidak urutan SOP

yang dilakukan karyawan saat membuka dan menutup keran

penyalur angin sebagai bahan hidrolik pada mesin.

3) Bersentuhan cut tip yang panas setelah pemasangan selesai

dengan tangan karyawan.

4) Adanya potensi terjepit jari tangan karyawan saat pengujian

pemasangan cut tip.

5) Material cut tip yang rusak karena pada tahap mengharuskan

untuk memukul menggunakan palu.

Pada hari Selasa, tanggal 14 Februari 2012 dilaksanakan safety

close up devisi assy toso di area toso/ painting. Pada studi kasus

safety device pagar pengaman. Studi kasus ini sebagai tindak lanjut

perbaikan yang sudachomdmilaikt utokauns.er


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Sebelum dilakukan tindakan perbaikan, potensi yang terjadi pada

karyawan adalah kemungkinan apabila deck mobil dalam kondisi

abnormality yang menyebabkan terjatuhnya material mobil dari

deck. Dimana karyawan berada dibawah mobil yang sedang

melakukan penutupan sela sambungan frame body mesin bagian

bawah. Sehingga pagar pengaman ini diberikan sebagai tumpuan

awal saat terjadi abnormality dan dampak langsung terhadap

karyawan dapat dikurangi. Mengetahui bahwa kondisi deck dan

mobil mempunyai bobot yang berat, maka keparahan yang terjadi

dapat menyebabkan fatality apabila kejatuhan.

Akan tetapi improvement pada proses kerja tersebut justru

menimbulkan potensi bahaya yang baru bagi karyawan yaitu berupa

badan terjepit pagar pengaman oleh material deck mobil yang

bergerak. Tinggi pagar 140 cm dari dasar lantai, yang dapat dirata-

rata sepinggang karyawan. Dan bahaya terjepit sangatlah besar

karena kondisi pagar yang mempunyai sela antar pagar berjarak 1

m. Disela-sela pagar inilah potensi bahaya terjepit oleh deck mobil

pada karyawan tinggi.

Dalam pemenuhan jadwal safety close up yang disepakati

sebelumnya, hanya dibagian welding dan toso yang dapat

dilaksanakan. Adapun untuk bagian PAD, QC/ QA, dan Utility

belum dapat dilaksanakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

d. SPC campaign bersama manajer.

Kampanye keselamatan dengan melakukan orasi tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan agar lebih

sadar akan pentingnya keselamatan kerja. Orasi yang dilakukan

dipagi hari pada saat pergantian shift kerja antara shift malam dan

shift siang pada hari Jum’at, tanggal 17 Februari 2012 di depan

pintu gerbang masuk pabrik. Pemilihan tempat dan waktu

disesuaikan pada banyaknya karyawan yang melewati daerah

tersebut.

Mempromosikan K3 kepada karyawan menjadi point penting

dalam orasi, dan pada khususnya untuk melakukan SPC baik pada

saat menyeberang jalan maupun dalam proses kerja. SPC menjadi

seruan yang digalakan pada saat kampanye. Karena tujuan

kampanye adalah untuk menyadarkan karyawan untuk melakukan

SPC dalam proses kerja.

Pada hari jum’at, tanggal 24 Februari 2012 dilaksanakan

kampanye keselamatan pada area depan poliklinik. Dan pada waktu

yang sama pada kampanye keselamatan yang pertama kali,

pergantian shift malam dan shift siang.

Bersama-sama safety officer dan manajer menyuarakan orasi

kepada karyawan menjadikan kepedulain yang nyata bagi

perusahaan terhadap pengembangan pengetahuan karyawan.

Pemantauan terhadap pelaksanaan safety campaign oleh manajer


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

menjadi dukungan program K3 untuk mempromosikan dan

memberikan contoh kepada karyawan.

Edukasi dengan cara kampanye merupakan cara langsung turun

ke lapangan dan berhadapan dengan karyawan. Meskipun dalam

keadaan yang singkat untuk dipahami oleh karyawan yang

melewati, tetapi dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat

dan berisi tentang makna K3 dan menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh karyawan.

Mempromosikan kegiatan K3 yang sedang berlangsung, dengan

tujuan agar adanya peningkatan kesadaran karyawan dalam

aktivitas proses kerja, terlebih dalam penerapan SPC dalam proses

kerja. Pengembangan dalam prosedur kerja yang lebih aman dan

melakukan perbaikan sistem dan safety device menjadi tujuan dan

target yang terarah oleh manajemen dan seluruh karyawan PT.

TMMIN Karawang Plant yang menuju ke arah budaya K3.

Peningkatan yang sesuai target memberikan data pelaksanaan

penerapan K3 di setiap perusahaan yang akan selalu dipantau oleh

manajemen, sehingga akan diketahui seberapa efektifkah sistem

yang telah dijalankan.

e. SPC result (hidden camera)

Setelah dilakukan semua aktivitas yang bertemakan K3, untuk

melihat seberapa efektif program K3 dilaksanakan, maka dengan

melakukan kamera tersembunyi akan diperoleh data tentang

pelaksanaan SPC ycaonmgmidtiltaokuuskearn oleh karyawan,


terutama SPC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

menyeberang jalan/ pejalan kaki. Data yang diperoleh digunakan

sebagai laporan kepada manajemen sesuai kondisi yang ada di

lapangan. Perolehan data tersebut sebagai berikut:

1) Grafik pencapaian (%) hidden camera pimpinan kerja:

100 100%

9090%
82% 86%
80 82% 80%
79% 77% 74%
G70 70%
67%
a60 60%
57% Total
m50 51% 50%
Pimp.Konf
43%
b40 40%
% Konf

a30 30%

r
2020%

1010%

7 00%
AprilMayJuneJuly August SeptOctNovDecJanFeb March
.
Grafik Pencapaian (%) Hidden Camera Pimpinan Kerja
Sumber : Pengukuran oleh safety officer, 2011 - 2012.

Dengan target pencapaian 100% untuk pimpinan kerja, akan

tetapi dalam pelaksanaan lapangan hanya diperoleh 82%

pimpinan kerja yang melakuakan SPC. Data diperoleh dari

bulan April 2011


sampai dengan Januari 2012.

2) Grafik pencapaian (%) hidden camera operator


300 80%
72% 76%75%
70% 69% 68% 70%
250
60%

200
50%
45% Total
150 39% 40%
Opr.Konf
% Konf
32% 30%
100
25%
20%
50
10%

0 0%
AprilMayJuneJuly August SeptOctNovDecJanFeb March

Gambar 8. Grafik Pencapaian (%) Hidden Camera Operator


Sumber : Pengukuran oleh safety officer, 2011 - 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Dengan target pencapaian 70% untuk operator, akan tetapi

dalam pelaksanaan di lapangan data mencapai 75%. Ini

membuktikan bahwa operator dapat dikatakan sudah banyak

yang memahami keselamatan bagi dirinya sendiri, terutama

dalam pelaksanaan SPC.

f. KY ( Kiken Yochi) contest atau kontes menduga bahaya

“Kiken” dalam bahasa jepang yang artinya menduga. Menduga

disini mengartikan untuk mengidentifikasi keadaan yang ada

disekitar. “Yochi” dalam bahasa jepang yang artinya bahaya.

Bahaya disini dimaksudkan adalah suatu kondisi yang berpotensi

untuk terjadi kecelakaan/ kerugian. (Standar Peraturan PT.

TMMIN), sehingga kiken yochi berarti suatu aktivitas berupa

menduga bahaya yang ada disekitar sehingga bahaya tersebut dapat

diidentifikasi dan dapat segera ditanggulangi ke tingkat yang lebih

aman. Menduga bahaya menjadi kegiatan yang dibutuhkan untuk

melatih safety sense dalam setiap aktivitas. Safety sense

memberikan perasaan pada setiap karyawan dalam merasakan

adanya bahaya yang ada disekitar mereka, baik dalam aktivitas

sehari-hari maupun dalam proses kerja. Merasakan dalam artian

bukan suatu kejadian harus terjadi pada diri kita, tetapi merasakan

dalam artian suatu kejadian dapat kita ketahui akibatnya apabila

kejadian tersebut terjadi. Misalkan: suatu kondisi lantai licin, kita

dapat merasakan apabila lantai licin maka dapat menyebabkan

terpeleset. Kita tidackompmeriltutomuesrearsakan rasa terpeleset


seperti apa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

tetapi kita dapat mengetahui akibat dari lantai licin tersebut adalah

terpeleset. Sehingga menduga bahaya menjadi latihan karyawan

untuk merasakan kondisi bahaya yang ada disekitarnya.

Kontes duga bahaya merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

untuk mengetahui seberapa paham karyawan dalam mengetahui

bahaya yang ada di suatu kondisi misalkan proses kerja yang setiap

hari mereka lakukan. Dengan juri netral berjumlah 3 orang dari

pihak safety officer yang menilai kontes tersebut. Dan setiap shop

produksi mengirimkan 1 Small Group Activity (SGA) untuk

menjadi wakil dalam kontes duga bahaya. SGA adalah kelompok

kecil dalam setiap shop produksi yang beranggotakan 6-10

karyawan untuk berdiskusi mengenai aktivitasnya.

Dalam kegiatan kontes duga bahaya terdapat 4 putaran, antara lain:

1) Memahami kondisi yang ada.

Menyusun daftar bahaya apa yang bisa terjadi serta

penyebabnya, yang memiliki makna:

a) Keakraban (Dengan bertanya kabar anggota) sehingga

menjadi suatu langkah awal untuk mengajak dan dari

anggota ada rasa terajak untuk melakukan KY.

b) Melatih anggota dalam kemampuan KY dengan merangsang

angota untuk dimunculkan dalam aktivitasnya.

c) Sebagai alat untuk pembanding dan transfer knowlage.

d) Memberikan gambaran pada daerah yang memiliki bahaya

dengan mencgogmumnaitktaonusmeertode jika maka,


sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

diketahui potensi yang memugkinan untuk timbulnya

kecelakaan.

2) Menentukan masalah terpenting.

Bahaya yang akan terjadi (akibat yang ditimbulkan) &

dievaluasi/ pembobotan bahaya yang paling fatal. Yang

memiliki makna:

a) Menjadikan usaha untuk berkomitmen setiap anggota dalam

melakukan aktifiktas (komitmen disini untuk selalu

melakukan KY dalam setiap aktivitasnya).

b) Pembobotan bahaya dapat memberikan kemudahan dalam

memilah dan memilih mana potensi bahaya yang paling

dominan yang dapat memberikan dampak fatality.

c) Mengajak anggota terhadap kepekaan terhadap safety dari

masing-masing alat atau SOP yang memungkinkan untuk

terjadinya kecelakaan.

3) Membuat tindakan penanggulangan.

Yang memiliki makna:

a) Pimpinan mengajak setiap anggota untuk memunculkan

kepeduliannya terhadap potensi bahaya yang terjadi

sehingga dapat dilakukan dan diberikan tindakan/ upaya

untuk menanggulangi, sehingga kejadian yang

memungkinkan terjadinya kecelakaan dapat dikendalikan

ketingkat yang lebih aman.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

b) Merangsang setiap anggota untuk memberikan gambaran

perencanaan sistem keselamatan dalam area, sehingga dapat

meningkatkan safety awareness setiap anggota.

c) Sebagai tolak ukur untuk meluruskan metode perbaikan

yang sudah ada, sehingga dapat memperoleh metode

perbaikan yang lebih baik dan lebih aman lagi.

4) Kesimpulan dan berikrar untuk

bertindak Yang memiliki makna:

a) Kesimpulan dapat sebagai sarana untuk melatih anggota

untuk menjaga komitmen dan perbaikan-perbaikan yang

telah dilakukan, baik itu pada peralatan maupun pada safety

awareness setiap anggota.

b) Sebagai tindakan yang dapat mengikat komitmen dari setiap

anggota untuk dapat menjalankan semua aktivitasnya agar

selalu mementingkan safety awareness.

c) Ikrar sebagai upaya untuk mensugesti kemampuan KY

setiap anggota agar menjadi kebiasaan dalam setiap

akifitasnya sehari-hari.

Nama-nama juri dalam KY Contest tersaji pada tabel 3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Tabel 3. Juri KY Contest

Team A Team B Team C Team D Team E


J
1. Zakwan 1. Bachrudin 1. Arif M 1. Nugroho 1. Khalil
a
2. Tulus S 2. Surawan 2. Djoko 2. R. Asep 2. Yahya
d
3. Sugeng 3. Suwarso 3. Giyono 3. Suprapto 3. Ichan

Sumber : Rapat pertemuan Safety Officer, Februari 2012

Sedangkan jadwal KY contest terdapat pada lampiran 4.

Setelah melakukan KY terhadap proses kerja yang ada pada

setiap shop produksi masing-masing SGA. Kemudian dilanjutkan

ke babak KY Ability atau kemampuan duga bahaya. Dengan cara

memberikan tes bergambar yang berisikan jenis pekerjaan dan

potensi bahaya yang ada digambar tersebut. Sehingga anggota harus

mencari sebanyak potensi bahaya yang ada pada digambar.

Kemampuan ini diukur dengan semakin banyak potensi bahaya

yang dapat ditemukan oleh setiap anggota, maka kemampuan KY

dikatakan lebih tinggi daripada anggota lainnya.

Dengan memberikan tes bergambar dan lampiran jawaban yang

sudah terdapat tulisan “jika….. maka…..”. Tulisan pada lembar

jawaban tersebut dimaksudkan sebagai tulisan untuk memancing

agar karyawan terfokus pada kejadian “jika” dan akan berakibat

menjadi “maka”. Sehingga akan mempermudah anggota dalam

melakukan KY tes gambar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Setelah dilaksanakan KY kontes, dan diumumkan pemenang

juara pertama sampai ketiga.

1) Juara pertama SGA Centanu

2) Juara kedua SGA Cekal

3) Juara ketiga SGA Black Magic

g. Cross Patrol bersama manajer

Kesempatan ini sama dengan pelaksanaan kegiatan yang lainnya.

Dengan mengikut sertakan manajer dalam setiap aktivitas safety

dapat menjadi dukungan dan kerja sama dalam mewujudkan tujuan

K3. Teknik dalam pelaksanaan cross patrol bersama manajer

adalah bersama-sama manajer dalam mengidentifikasi potensi

bahaya yang ada pada setiap proses kerja.

Berikut agenda cross patrol manajer:

Tabel 4. Agenda Team Cross Patrol Manajer

Waktu aktivitas Detail


10.00 Berkum - Pembagian kelompok patrol
s/d pul di - Pembagian tema patrol
10.05 Confere No Kelompok Area Tema PIC Secretary
nce Patrol Patrol
Room A&T Press Area Pit Arif Ghibran
1 Manajer Shop Maint.
P&W Assy Genie Djoko Nugroho
2
Manajer Shop Boom
QC & QA Log. Loading- Harry Adi
3 Manajer Dock 41 unloadin
g
PE - SHE Welding Tabung Tulus Ichsan
4 Manajer shop Gas
PAD Painting Maint Asep Prayono
5 Shop Mix
Room
10.05 Patrol Patr o l b er d a s a rk an point yokoten
s/d c o m m i t t o u se r
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

10.40
Diskusi Pembahasan temuan
10.40
area
s/d
conferen
10.55
ce room
10.55 Penutup Ikrar
s/d
11.00

Sumber : Rapat pertemuan Safety Officer, Februari 2012

Berhubung penulis dalam hal ini menjadi sekretaris untuk

kelompok QC & QA Manajer dengan daerah yang menjadi sasaran

patrol logistik dock. 41 dengan proses kerja yang ada di daerah

tersebut adalah loading-unloading. Dengan hasil temuan patrol

sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Cross Patrol Manajer

No Temuan Bahaya

1 Pekerja pada saat turun dari Jika kondisi tersebut dibiarkan,

bak truk untuk melakukan maka akan menyebabkan

penataan pallet, tanpa pekerja terpeleset oleh

menggunakan tangga dan tumpuan injakan kaki yang ada

hanya berpegangan pada pada truk, dan tersayat ketika

pinggiran truk dan pengunci jatuh oleh pinggiran truk.

samping truk

2 Rambu-rambu yang ada pada Pekerja tidak paham akan

tempat kerja kurang kondisi yang ada pada tempat

kerja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

3 Pada saat kejadian, terdapat Jika ada truk yang ingin

pallet yang ada pada melakukan bongkar muat pada

belakang stoper permanen area tersebut, dimana pallet

truk. Dimana jarak antar berada di belakang stoper dan

stoper dan pallet kurang dari ketika truk akan mundur maka

1 meter. sopir truk tidak bisa melihat

bagian yang ada dibelakang

truk. Bahayanya pallet akan

tertabrak oleh truk.

4 Pekerja saat mengambil Jika kondisi stoper portable

stoper portable tidak ada tanpa adanya pegangan,

pegangan pada stoper. bahayanya ketika pekerja akan

mengambil stoper mudah

terterlepas dari tangan pekerja,

dan akan jatuh menimpa kaki

pekerja.

Sumber : Hasil observasi pada tanggal 24 Februari 2012 .

h. Safety film contest by safety officer

Sarana visualisasi menjadikan suatu pembelajaran menjadi lebih

mudah. Pembelajaran mengenai pendidikan keselamatan kerja

memberi metode yang sangat efektif melalui pesan bergambar,

dalam perwujudannya berupa film. Film yang bertemakan K3

memberi informasi yang dapat menggambarkan secara langsung

co m m it to u s e r
kepada karyawan. B a ha ya -b a h a ya dan kecelakaan
kerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

diperlihatkan dalam film dapat memberikan efek yang berbeda

kepada karyawan dibandingkan hanya dengan pemberitahuan lewat

lisan dan tulisan.

Kontes film keselamatan, diikuti oleh semua anggota safety

officer dengan nama yang tersaji pada tabel 6:

Tabel 6. Peserta Safety Film Contest

No Shop Produksi Nama


1 Painting Zakwan M, R. Asep
2 Welding Tulus S, Ichsan
3 QA Sugeng D, Giyono
4 Press Surawan, Suwarso
5 Assemblyng Djoko G, Suprapto
6 SHE - PAD Arif M, Khalil G, Nugroho, Bachrudin
7 Utility A. Yahya
8 PE - HSE Ziaul
Sumber : Rapat Pertemuan bulan Februari 2012

Dengan membuat film yang bertemakan keselamatan kerja,

setiap anggota safety officer mempunyai kesempatan untuk

mengembangkan ide dan kreatifitasnya yang dituangkan dalam film

yang dibuatnya. Pembuatan film tersebut boleh mengambil gambar

yang sudah ada, tetapi tidak diperbolehkan semua film, hanya 30%

dari keseluruhan film yang dibuatnya.

Persaingan antar safety officer memberikan gambaran bahwa

kepedulian terhadap keselamatan kerja adalah hal utama yang harus

dilakukan. Dengan media film yang di buat, menjadi sarana yang

strategis dalam mempromosikan dan menginformasikan

commit to user
keselamatan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Kontes film tersebut dimenangkan oleh Bapak R. Asep dari shop

produksi toso/ painting.

i. Lagu SPC pagi dan sore

Selain media visualisasi, kampanye keselamatan kerja juga

dituangkan dalam media lagu. Lagu yang bertemakan keselamatan

terutama yang berkaitan dengan SPC diputar setiap shift pagi yaitu

pada saat masuk jam kerja pagi hari dan pada saat pulang kerja pada

sore hari, dan pada shift malam yaitu pada saat masuk kerja malam

hari dan pada saat pulang kerja subuh. Lagu SPC diputar selama

kampanye keselamatan berlangsung, sebelum hot time waktu masuk

dan pulang kerja.

Media lagu dipilih karena dengan lagu, secara otomatis

karyawan dapat merekam alam bawah sadarnya mendengarkan lagu

keselamatan, sehingga dalam kehidupan sehari-hari secara tanpa

sadar melakukan aktivitas selamat.

j. Event one day safety activity

Puncak safety campaign yang bertemakan special safety activity

adalah pelaksanaan one day safety activity atau one day safety

gathering. Dengan puncak acara tersebut yang diselenggarakan

pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 2012. Dalam pelaksanaannya,

pihak PT. Toyota Motor Manufacturig Indonesia - Karawang Plant

mengundang perusahaan yang bekerjasama dalam kegiatan

produksinya yaitu perusahaan subcontractor dan supplier, antara

lain: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

1) PT. Toyota Tsuto Logistic Center

2) PT. Puninar Jaya

3) PT. Mandiri Mitra Logistic

4) PT. Dumas Sakti Utama

5) PT. Syncrum Logistic

6) PT. Sugity Creatives

7) PT. Mahena

8) PT. JMT

9) PT. Kaltim

10) PT. Armas logistic Service

Pelaksanaan one day safety gathering yang bertemakan “Mari

Kita Bersinergi (TMMIN, Subcontractor dan Supplier) dalam

Mewujudkan Zero Accident”. Teknik pelaksanaan acara tersebut

adalah dengan diadakannya seminar, forum dialog dan lomba

cerdas cermat antar perusahaan subcontractor dan supplier.

Susunan acara dalam pelaksanaan one safety gathering terdapat

pada lampiran 5.

1) Seminar K3

Seminar dengan pembicara dari pihak SHE PT. TMMIN

memberikan materi tentang pemahaman K3 yang ada pada

setiap pelaksanaan proses produksi. Dengan diawali pemberian

materi dari Bapak Gentur dengan judul “Perilaku Tidak Aman

dan Cara Pencegahan”. Pemberian materi yang kedua dari


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Bapak Anys dengan judul “Meningkatkan Kepekaan Melalui

Budaya Yos,Yos, Yos”.

2) Forum dialog bersama supplier dan subcontractor.

Dengan resume tanya jawab antara pihak PT. TMMIN

dengan supplier dan subcontractor, antara lain:

a) Apakah perlu dibuatkan punishment and reward untuk

safety di lingkungan kerja, terutama di PT. TMMIN?

Gentur :

Dalam lingkungan kerja, Faktor Quality, Cost,

Deivery, Safety dan Morality (QCDSM) diharuskan selalu

melekat dalam pekerjaan sehari–hari, Dimana untuk kasus

Quality kita diharuskan menghasilkan pekerjaan yang

memiliki kualitas yang baik, Dalam factor delivery pun

diharuskan mengirimkan barang tepat pada waktunya.

Begitu juga safety, yang memiliki standar zero accident. Jadi

semua fakor tersebut merupakan sesuatu kewajiban sebagai

pegawai oleh karena itu sebaiknya untuk kasus safety tidak

perlu adanya punishment & reward yang khusus.

Perlunya dua unsur sebelum bekerja yaitu usaha dan

berdoa. Sebuah keselamatan bukan sebuah kebetulan tetapi

sebuah usaha yang dilakukan dan tanpa disadari merupakan

doa. Untuk membudayakan sesuatu yang baru kapada orang

lain sebagai pimpinan perlu mencontohkan agar menjadi

teladan bagciomanmaikt tobuuashenrya. Jangan selalu

memikirkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

sangsi kepada pelaku kecelakaan tetapi apakah pernah

memikirkan untuk selalu dapat mengontrol semua hal yang

berhubungan dengan safety terhadap pekerja yang kita

pimpin.

b) Bagaimana kiat–kiat yang harus dilakukan untuk

meningkatkan kegiatan SPC ( Yos )??

Anis :

Memang diperlukan proses yang panjang untuk

membuat sebuah budaya yang baru. Lakukan campaign/

promosi yang berkelanjutan sehingga dengan perlahan–

lahan keterpaksaan mereka melakukan terus–menerus maka

akan menjadi sebuah budaya dengan sendirinya.

c) Mengapa faktor environment tidak disertakan dalam faktor

yang harus di investigasi dalam sebuah kasus kecelakaan?

Gentur :

Faktor environment memang faktor yang penting,

tetapi yang penting adalah sebagai pekerja melihat sebab

kecelakan itu dari faktor yang memang dari hal yang dekat

dengan kita sebagai pelaksana, yaitu machine, material,

method dan man.

d) Perbedaan persepsi tentang safety antara TMMIN dan

supplier dan subcontractor. Pihak kedua mengapa selalu

dijadikan objek, baiknya pihak kedua dapat dijadikan subjek


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

dan selalu dilibatkan dalam kegiatan–kegiatan safety dari

TMMIN?

Gentur :

Perlu adanya ilmu safety yang baik, dimana yang

memilik ilmu yang mumpuni terhadap safety kepada orang–

orang yang lain disekitar kita. Oleh karena itu dari pihak

TMMIN akan mencoba menyamakan persepsi menggenai

safety dalam kegiatan–kegiatan seperti training. Perlu

dilibatkannya pengawas dalam kegiatan safety patrol.

e) Mengapa adanya larangan untuk tidak diperbolehkannya

operator naik ke atas truk saat proses kerja (loading–

unloading)?

Gentur:

Hanya driver (forklift) yang diperbolehkan untuk naik

ke atas truk. Tetapi dalam kondisi loading-unloading tidak

diperkenankan operator naik keatas truk. Jadi tidak dilarang

tetapi perlu diperhatikan faktor keamanannya.

f) Bagaimana kiat–kiat untuk karyawan subcont. dalam

menangani pekerjaan yang bersifat abnormality atau bukan

pekerjaannya yang merupakan intruksi dari TMMIN?

Annis :

Perlunya komunikasi antara karyawan yang diberi

tugas abnormal oleh TMMIN kepada mandor pekerja yang

bersangkutacno.mBmeriit ktolaruisfeikrasi apakah mampu dilakukan,


bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

tidak ada kemampuan lebih baik tidak dilakukan atau diganti

dengan pekerja lain dan mandor yang bersangkutan ikut

aktif dalam mengawasi pekerjaan abnormal tersebut.

3) Lomba cerdas cermat antar supplier dan subcontractor.

Mengetahui wawasan peserta seminar dalam pemahaman

dan pengetahuannya terhadap K3. Dibuatkan suatu konsep

lomba yang berbicara mengenai K3. Pembuatan tata tertib

lomba diharapkan lomba cerdas cermat dapat berjalan efektif

dan menghindari adanya kecurangan. Dengan membacakan

soal-soal seputar K3, peserta diharapkan dapat menjawab

pertanyaan yang dikeluarkan oleh MC.

Tata tertib lomba cerdas cermat terdapat pada lampiran 6.

Sedangkan soal yang diberikan kepada setiap peserta terdapat

pada lampiran 7.

B. Pembahasan

Pelaksanaan kampanye keselamatan kerja yang ada di PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia - Karawang Plant dalam penerapannya sudah

sesuai dengan regulasi yang ada di Indonesia. Antara lain:

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

a. Dimana dalam BAB V Pembinaan pasal 9 ayat 1 yang isinya

“Pengurus diwajibkan menunjuk dan menjelaskan pada tiap karyawan

baru
tentang:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

1) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul

dalam tempat kerja.

2) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan

dalam tempat kerjanya.

3) Alat-alat perlindungan diri bagi karyawan yang bersangkutan.

4) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Dalam pengamatannya, bahwa dalam pelaksanaan kampanye

keselamatan kerja menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970

tentang keselamatan kerja, ayat 9 pasal 1 huruf (a), terdapat kegiatan-

kegiatan yang mencakup berupa training dojo dalam kampanye

keselamatan kerja. Pelatihan ini dimaksudkan agar kesadaran

karyawan terhadap keselamatan kerja dan bekerja aman dapat

ditingkatkan. Sehingga dalam kaitannya pelatihan ini sesuai dengan

peraturan yang disyaratkan. Pelatihan tersebut pada materi

penyampaian dan isi dari ilmunya, sudah mewakili dari semua proses

kerja yang ada di perusahaan. Training Dojo hanya berupa

pengenalan terhadap kondisi yang umum terjadi di perusahaan, untuk

lebih detailnya mengenai tugas dan jenis pekerjaan yang akan di

terima oleh setiap karyawan, masih dilakukan pelatihan yang

menjurus ke setiap proses kerja yang ada di masing-masing shop.

Maka pembuatan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

pelatihan di masing-masing shop telah disediakkan oleh pihak

perusahaan, dan dengcaonmpmenitgatojaursyearng ahli di bidangnya.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

pasal 9 ayat 1 huruf (b), huruf (c) dan huruf (d), dalam kaitannya

dengan training dojo bahwa didalam kegiatan training dojo sudah

dijelaskan alat pelindung diri bagi karyawan dan penggunaannya

dalam tempat kerja, alat pengaman yang ada di tempat kerja, dan cara

kerja atau SOP yang aman pada proses kerja, semua tersebut tercakup

dalam simulasi training dojo. Penggunaan APD pada tempat kerja

sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Ditunjukan dari masing-

masing area produksi memiliki APD yang berbeda-beda karena

dikondisikan oleh proses kerja dan potensi bahaya yang ada,

misalnya: pemakaian pakaian dan sepatu elektrostatis pada area

painting bertujuan sebagai upaya mengurangi potensi bahaya

kebakaran, dan pemakaian APD tersebut hanya pada area painting.

Manejemen puncak juga telah memberikan dukungan dan

memberikan perlindungan terhadap karyawannya, dapat ditunjukan

dari kualitas APD yang ada. Pemilihan APD tidak hanya asal murah

saja, akan tetapi kualitaslah yang diutamakan, dan terdapat APD yang

memiliki harga sangat mahal (lebih dari 1,5 juta) hanya untuk

melindungi proses produksi dan karyawan nya dari potensi

kecelakaan yang ada.

b. BAB VIII Kewajiban dan Hak karyawan

Pasal 12 yang isinya “Dengan peraturan perundangan diatur

kewajiban dan atau hak karyawan untuk: huruf c: “Memenuhi dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

menaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang

diwajibkan”.

Dalam hal ini, kaitannya dengan kegiatan kampanye keselamatan

kerja dengan tema special safety activity bahwa pelaksanaan kegiatan

tersebut dalam garis besarnya adalah untuk mempromosikan atau

lebih ditekankan untuk melakukan SPC. SPC inilah yang harus

menjadi tanggung jawab kewajiban setiap karyawan yang ada pada

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant,

sehingga pemenuhan dari pasal 12 Undang-Undang No. 1 tahun 1970

tentang keselamatan kerja sudah terpenuhi. Tidak hanya SPC yang

menjadi kewajiban oleh karyawan, akan tetapi dalam kaitannya oleh

safety campaign yang diselenggarakan oleh P2K3LK PT. Toyota

Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant maka SPC menjadi

target utama dalam kegiatan tersebut.

2. Peraturan Menteri karyawan Nomor: PER. 05/MEN/1996 Tentang Sistem

Manajemen Keselamatan Kerja.

Pada lampiran I tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, element 2 tentang perencanaan yang

isinya “Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna

mencapai keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan

dapat diukur”.

Kampanye keselamatan kerja yang dilaksanankan oleh PT. Toyota

Motor Manufacturing Indonesia - Karawang Plant dalam tujuan, sasaran


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

dan target sudah sangat jelas. Dan dapat diukur dengan data yang ada di

perusahaan.

Dengan tujuan dan target yang sudah dipaparkan di atas, maka dalam

pemenuhan peraturan tersebut sudah sesuai, hanya saja dalam fokus

kecilnya untuk pelaksanaan SPC. Dan data tersebut tetap valid karena

tidak menyalahi peraturan.

Dan dalam kaitannya dengan perencanaan juga sudah dipenuhi oleh

pelaksanaan kampanye keselamatan kerja. Karena perencanaan kegiatan

tersebut adalah untuk pencapaian keberhasilan SPC dalam proses kerja.

Sehingga SPC dapat menjadi kebudayaan yang ada di PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia - Karawang Plant.

3. Lampiran Kepmenaker No. Kep-13/MEN/1984 tentang Pola Kampanye

Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dijelaskan bahwa pola kampannye K3 dilakukan secara sistematis,

yaitu sebagai berikut:

a. Permasalahan

Sudah dijelaskan pada hasil observasi yang dilakukan oleh

penulis, disebutkan bahwa dilakukannya kampanye keselamatan

kerja di PT. TMMIN – Krw Plant dilatar belakangi karena adanya

follow up kecelakaan kerja dan pemahaman yang rendah terhadap

pelaksanaan SPC proses kerja. Maka dari itu dilakukan kampanye

keselamatan kerja sebagai upaya perbaikan pada sistem

manajemen K3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

Pemenuhan untuk sistematika kampanye yang dikeluarkan

oleh Negara, sudah dipenuhi oleh pihak perusahaan. Adapun latar

belakang kampanye tersebut menjadi permasalahan yang diangkat

oleh perusahaan, selain sebagai upaya perbaikan, juga menjadi

acuan sebagai peningkatan berkelanjutan pada sistem yang sudah

diterapkan.

b. Tujuan dan sasaran kampanye nasional K3

Penjelasan tentang tujuan dan sasaran kampanye keselamatan

kerja terdapat pada hasil observasi. Pemenuhan terhadapat

sistematika kampannye K3 pada tujuan dan sasaran kampanye,

sudah dipenuhi oleh perusahaan.

Dimana tujuan dan sasaran tersebut menjadi target dan

motivasi dalam melakukan program kampanye keselamatan kerja

di perusahaan. Motivasi pencapaian inilah yang dapat menjadi

gerak strategis pada setiap agenda yang nantinya akan dibuat oleh

panitia. Pemillihan target yang tinggi menjadi gairah bagi panitia

untuk dapat mencapainya. Dan disertai dengan pengukuran yang

dilakukan untuk menjadikan bukti yang digunakan sebagai

dokumentasi data.

c. Isi pesan kampanye nasional K3

Jelas pada isi pesan kampanye keselamatan kerja adalah untuk

meningkatakan kesadaran bekerja aman dan melakukan SPC pada

proses kerja. Isi pesan kampanye inilah yang nantinya terus

disuarakan dalamcsoemtiampitatkotiuvsitears agenda kampanye.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

d. Media dan khalayak sasaran

Media dan sarana yang digunakan adalah radio speaker,

poster, film, dan buletin. Maka dari itu, penggunaan media

tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan fungsi dari

kampanye keselamatan kerja. Untuk pemenuhan sistematika

kampanye keselamatan kerja sudah dipenuhi dan penggunaan

media penyampaian pesan kampanye telah dikondisikan pada

aktivitas karyawan.

e. Organisasi pelaksanaan

Safety officer diberikan tanggug jawab dalam pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja. Berjalannya kegiatan kampanye

tergantung dari panita atau organsasi pelaksana, sehingga panitia

pelaksana harus dapat mengetahui ilmu strategis dan efektif dalam

setiap aktivitas kampanye, yang diwujudkan dari pembuatan

program dan agenda kampanye keselamatan kerja.

f. Program, jadual waktu dan bentuk-benuk kegiatan

Program-program kampanye sudah dijabarkan dan dijelaskan

pada hasil observasi, termasuk jadual waktu dan bentuk kegiatan.

Bentuk kegiatan tersebut haruslah menjadi sarana yang efektif

pada penyampaian isi pesan kampanye keselamatan kerja,

sehingga target pencapaian kampanye dapat dicapai.

Program kampanye keselamatan kerja merupakan sarana yang

digunakan untuk meningkatkan kesadaran bekerja aman pada seluruh

karyawan. Pelaksanaan kamcopmanmyiet tsoeulasmera bulan Februari


2012 menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

dorongan dalam pembuatan kegiatan dan agenda kampanye yang efektif dan

strategis. Di sisi lain, dukungan dan keikutsertaan seluruh karyawan menjadi

aspek yang penting dalam keberhasilan kampanye.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pelaksanaan

kampanye keselamatan kerja yang ada pada PT. Toyota Motor

Manufacturing Indonesia - Karawang Plant dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan kampanye keselamatan kerja diikuti oleh seluruh

karyawan karawang plant, supplier dan subcontractor. Ditunjukan dari

keikutsertaan karyawan dalam setiap agenda kegiatan kampanye

keselamatan kerja.

2. Dukungan terhadap program kampanye keselamatan kerja diberikan

oleh managemen, yang ditunjukan dari keikutsertaan menager dalam

setiap kegiatan dan memberikan keleluasaan yang lebih kepada safety

officer untuk membuat agenda-agenda dalam kampanye keselamatan

kerja.

3. Penyelenggaraan setiap agenda kampanye keselamatan kerja oleh

safety officer terutama pada agenda kontes duga bahaya, dalam

pemilihan regu SGA yang diikutsertakan adalah regu yang terbaik.

4. Dengan adanya kampanye keselamatan kerja menunjukan bahwa

kepedulian K3 untuk menciptakan budaya K3 dalam perusahaan

sangat tinggi. Peningkcaotamnmkiet staoduasrearn pada karyawan

selalu dilakukan

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

pengukuran dari setiap aktifitas kerja yang dilakukan oleh safety

officer. Kemudian data tersebut digunakan untuk menjadi acuan

perbaikan dalam sistem managemen K3 selanjutnya.

5. Pemenuhan pelaksanaan kampanye keselamatan kerja yang dilakukan

dibandingkan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh undang-undang

maupun keputusan menteri ketenagakerjaan sudah sesuai, dalam

pemenuhan pada undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pada bab V pasal 9, Lampiran Kepmenaker No.

Kep.13/ME/1984 tentang Pola Kampanye Nasional Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, dan peraturan menteri tenaga kerja No. PER-

05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada lampiran I.

B. Saran

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada materi, kemudian

penulis memberikan saran sebagai berikut

1. Dalam pelaksanaan kontes duga bahaya, sebaiknya dalam

penyelenggaraannya waktu, tempat dan SGA dipilih secara acak.

Sehingga dapat diukur kemampuan yang sebenarnya dari SGA yang

terkait.

2. Ketepatan kegiatan yang sudah dibuat dan di agendakan dalam jadual

kampanye, menjadi acuan untuk keberhasilan dalam pelaksanaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

kampanye, sehingga tidak ada jadual kegiatan yang terlewatkan,

bahkan sampai ditiadakan.

3. Dukungan dari pihak manager atau managemen haruslah 100% untuk

keberhasilan kegiatan kampanye keselamatan kerja.

4. Prioritas pelaksanaan SPC harus menjadi budaya keselamatan kerja

pada seluruh karyawan, supplier dan subcontractor pada proses kerja.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai