Anda di halaman 1dari 13

Bab IX : Pelanggaran & Kategori Pelanggaran

Bab X : Konsekuensi, Kriteria dan Bentuk Konsekuensi


BAB IX
PELANGGARAN DAN KATEGORI PELANGGARAN

Pasal 1
Pelanggaran

1. Pelanggaran adalah segala bentuk sikap, tindakan, perbuatan yang secara


langsung maupun tidak langsung, disengaja atau tidak disengaja telah menyalahi
dan bertentangan dengan kaidah agama islam dan tata tertib yang berlaku di AL
WAFI IBS.
2. Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan Santri AL WAFI IBS (WIBS) akan
mendapatkan konsekuensi sesuai dengan ketentuan peraturan yang telah
ditentukan AL WAFI IBS.

Pasal 2
Jenis Pelanggaran berdasarkan Kategori
Pelanggaran dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
1. Pelanggaran dalam hal kehadiran, kedisiplinan, dan ibadah.
2. Pelanggaran dalam hal etika dan kesusilaan.
3. Pelanggaran dalam hal administrasi.
4. Pelanggaran dalam hal permainan dan barang terlarang.
5. Penyalahgunaan HP
6. Pelanggaran dalam hal pencurian, perusakan, perkelahian, dan kriminal.

Pasal 3
Jenis Pelanggaran Berdasarkan Tingkatan
Pelanggaran dibagi menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut:
1. Pelanggaran Ringan
2. Pelanggaran Sedang
3. Pelanggaran Berat
4. Pelanggaran Sangat Berat

Pasal 4
Pelanggaran dalam Hal Kehadiran, Kedisiplinan, dan Ibadah
Jenis pelanggaran dalam hal kehadiran, kedisiplinan, dan ibadah sebagai berikut:
A. Pelanggaran Ringan
1. Keluar dan masuk pesantren tidak melalui pintu yang telah ditentukan.
2. Keluar dan masuk kelas atau kamar atau asrama tidak melalui pintu yang telah
ditentukan.
3. Terlambat datang dari perizinan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
4. Tidak menunjukkan surat izin kepada petugas piket baik ketika pergi maupun
datang ke pesantren.
5. Membawa tamu (bukan keluarga) tanpa melapor petugas piket dan bagian
kepengasuhan.
6. Datang terlambat masuk ke kelas.
7. Tidak menghadiri Thobur Shobahi tanpa alasan yang jelas.
8. Terkunci di kamar saat KBM.
9. Masuk kamar saat KBM tanpa izin.
10. Tidak menetap di masjid pada waktu yang telah ditentukan.
11. Tidak mengikuti kegiatan pesantren tanpa keterangan.
12. Tidak mengikuti acara yang diselenggarakan oleh ALSO.
23 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
13. Tidak berada di kamar pada jam istirahat malam.
14. Terlambat shalat fardhu berjama'ah di masjid pesantren.
15. Tidak memakai songkok ketika shalat.

B. Pelanggaran Sedang
1. Keluar dari lingkungan pesantren tanpa izin.
2. Keluar pesantren tanpa membawa kartu atau surat izin.
3. Menyalahgunakan perizinan.
4. Bermalam atau menginap di luar pesantren tanpa izin.
5. Melampaui batas waktu perizinan dan liburan.
6. Tidak ikut shalat fardhu berjama'ah di masjid pesantren, kecuali ada udzur syar’i.

C. Pelanggaran Berat
1. Tidak menunaikan shalat dengan sengaja.
2. Tidak berpuasa pada bulan Ramadhan dengan sengaja tanpa alasan syar’i.

Pasal 5
Pelanggaran dalam Hal Etika dan Norma Kesusilaan
Jenis pelanggaran dalam hal etika dan norma kesusilaan adalah sebagai berikut:
A. Pelanggaran Ringan
1. Berpakaian tidak sesuai dengan tuntunan syariat islam.
2. Berpakaian tidak layak pakai atau tidak memakai songkok saat KBM.
3. Menambah atau mengurangi atribut seragam sekolah.
4. Tidak memakai seragam yang telah ditentukan.
5. Memakai seragam milik santri atau sekolah lain.
6. Memanjangkan dan mewarnai kuku.
7. Potongan rambut yang tidak sesuai dengan ketentuan pesantren.
8. Membuat kegaduhan atau keributan.
9. Khusus putri: mengenakan cadar, ciput dan kaus kaki di tempat umum.
10. Memakai atau mengambil barang orang lain tanpa izin.

B. Pelanggaran Sedang
1. Tidak berperilaku sopan dan berkata santun.
2. Masuk ruang kantor dan kamar guru/musyrif tanpa izin.
3. Mengenakan kalung, gelang, anting dalam bentuk apapun kecuali cincin yang
dibolehkan sesuai ketentuan syariat.
4. Mewarnai, menyemir, dan mengecat rambut.
5. Bermain atau mendengarkan musik.
6. Bersiul, bernyanyi, berjoged.
7. Menonton TV, VCD/DVD film, bioskop, dan sejenisnya.
8. Menginap di hotel, motel, penginapan, kos, atau sejenisnya tanpa izin orang tua.
9. Menggunakan atau menyembunyikan barang orang lain.
10. Tidak bersedia untuk diperiksa barang-barang bawaanya oleh satpam atau dewan
guru dan musyrif atau pegawai yang diberikan amanah.
11. Melakukan candaan yang mengarah pada seksual dan atau pelecehan seksual.
12. Berjualan di pesantren.

C. Pelanggaran Berat
1. Berbohong, bersumpah palsu, dan atau memberi kesaksian palsu.
2. Mengeluarkan kata kotor dalam bentuk lisan atau tulisan.
3. Menjadi penyebab perkelahian dengan teman satu lembaga atau lembaga lain.
4. Melihat, memperlihatkan, dan atau menonton gambar/video porno.
24 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
5. Berjudi dengan menggunakan taruhan dalam bentuk media apapun.
6. Mentato dan atau meminta ditato pada anggota tubuh.
7. Membentuk kelompok yang mengarah kepada ashobiyah (fanatisme).
8. Membuat, mengajak, dan atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan
pelanggaran.
9. Mengintimidasi, membuat orang lain takut, mengancam, mengejek, menghina,
melecehkan, memfitnah, dan mencemarkan nama baik sivitas pesantren atau non
sivitas secara lisan maupun tertulis dengan tanpa terencana.
10. Menolak sanksi yang telah ditetapkan atas pelanggaran yang dilakukan.
11. Menentang peraturan pesantren.
12. Perbuatan yang menjurus pada pacaran (melalui media SMS, Surat menyurat,
atau sosial media lainnya).
13. Melakukan perilaku yang mengarah pada homoseksual dan atau pelecehan
seksual.

D. Pelanggaran Sangat Berat


1. Mengintimidasi, membuat orang lain takut, mengancam, mengejek, menghina,
melecehkan, memfitnah, dan mencemarkan nama baik sivitas pesantren atau
non sivitas secara lisan maupun tertulis dengan terencana,
2. Melakukan homoseksual dan atau pelecehan seksual,
3. Pacaran (berpegang-pegangan tangan, berdua-duaan, bermesraan, dan
sejenisnya).
4. Berzina.

Pasal 6
Pelanggaran dalam Hal Administrasi
Jenis pelanggaran dalam hal administrasi sebagai berikut:
A. Pelanggaran Ringan
1. Memindahkan inventaris dan fasilitas umum sekolah atau pesantren.

B. Pelanggaran Sedang
1. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan ALSO.
2. Mencorat-coret atau merusak media atau perangkat administrasi ALSO.
3. Mencorat-coret atau merusak inventaris dan fasilitas umum sekolah atau
pesantren.
4. Mengadakan kegiatan di dalam atau di luar pesantren tanpa izin.

C. Pelanggaran Berat
1. Mengubah, memalsukan, dan menyalahgunakan surat izin, tanda tangan,
stempel, dan atau administrasi sekolah atau pesantren.
2. Mencontek atau memberi contekan ketika ujian.

Pasal 7
Pelanggaran dalam hal Permainan dan Barang Terlarang
Jenis pelanggaran dalam hal permainan dan barang terlarang sebagai berikut:
A. Jenis barang berbahaya dan terlarang
1. Semua jenis permainan yang melalaikan (playstation, game online/offline,
bilyard, kartu, monopoli, karambol, catur, kartu domino/remi, dan sejenisnya).
2. Barang berbahaya (korek api, kompor, tabung gas, rokok, rokok elektrik/vape,
miras, narkoba, senjata tajam, senjata api, petasan, dll.).

25 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
3. Barang terlarang (HP, smartwatch, kamera, MP3, MP4, kaset, CD, earphone dan
sejenisnya, perangkat penyimpan data, komik, gambar/buku novel, koran,
majalah, binatang peliharaan, dll.).
4. Barang yang melanggar syariat.
5. Pakaian yang tidak sesuai syariat atau pakaian yang identik dengan orang-orang
fasik atau kafir.
B. Pelanggaran Ringan
1. Membawa, menyimpan, dan atau menerima titipan barang berbahaya dan atau
terlarang tanpa mengetahui isi barang tersebut.
2. Membawa Al-Quran Digital yang dapat menyimpan data dan tidak mendapat
segel dari Kepengasuhan.

C. Pelanggaran Sedang
1. Memiliki, menitipkan, menyewa, membeli, melihat, meminjamkan dan atau
menerima titipan barang berbahaya dan atau terlarang dengan mengetahui isi
barang tersebut dalam keadaan terpaksa.
2. Menyimpan catatan hal-hal yg berbau pornografi.
3. Menyewa dan menggunakan kendaraan untuk dikendarai.

D. Pelanggaran Berat
1. Menggunakan, menonton, membaca, mendengarkan, dan atau meminjamkan
barang berbahaya dan atau terlarang.
2. Membuka (browsing) konten porno atau semi porno (gambar, film, tulisan, suara
dan sejenisnya) atau media lainnya, dan menggunakan, menonton atau
mempertontonkan hal tersebut di atas.
3. Menyebarkan situs-situs atau konten porno di lingkungan pesantren atau di luar
pesantren.
4. Merokok (termasuk vape, pod, dll) di lingkungan atau di luar Pesantren.
5. Menerima titipan barang berbahaya dan atau terlarang dengan mengetahui isi
barang titipan tersebut tanpa paksaan.

E. Pelanggaran Sangat Berat


1. Membuat, mengajak, dan mempengaruhi orang lain untuk menggunakan,
menonton, membaca, dan atau mendengarkan, barang berbahaya dan atau
terlarang.
2. Membawa, menyimpan, memiliki, membeli, dan mengkonsumsi khomr (miras,
narkoba, psikotropika, dan sejenisnya) atau oplosan yang berbahaya.
3. Membawa, menyimpan, memiliki, membeli, dan menggunakan senjata api.

Pasal 8
Penyalahgunaan HP
Jenis pelanggaran dalam hal penyalahgunaan HP sebagai berikut:
A. Pelanggaran Sedang
1. Membuka atau memperbarui status dan postingan media sosial.
2. Chatting/berbalas pesan dengan lawan jenis bukan mahrom.
3. Menggunakan HP milik wali kelas, musyrif, orang tua atau tamu tanpa
pengawasan.
4. Menyalahgunakan HP milik wali kelas atau musyrif.
5. Bermain game.

B. Pelanggaran Berat
1. Membuka konten pornografi dan atau pornoaksi.
26 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
2. Chatting/berbalas pesan dengan bukan mahrom yang mengarah pada perzinaan.
3. Membuat konten pornografi dan atau pornoaksi, dan atau konten yang melanggar
syariat.
4. Menyebarluaskan konten pornografi dan atau pornoaksi dan atau konten yang
melanggar syariat.

Pasal 9
Pelanggaran dalam Hal Pencurian, Perusakan, Perkelahian, dan Kriminal
Jenis pelanggaran dalam hal pencurian, perusakan, perkelahian dan kriminal sebagai
berikut:

A. Pelanggaran Sedang
1. Merusak atau menghilangkan inventaris pesantren tanpa sengaja.

B. Pelanggaran Berat
1. Merusak atau menghilangkan inventaris pesantren secara sengaja.
2. Mencuri di lingkungan pesantren atau di luar pesantren yang tidak mencapai ¼
dinar. ¼ dinar = ± 400 ribu rupiah.
3. Menggunakan barang berbahaya senjata tajam dan atau hal-hal yang dapat
membahayakan diri sendiri dan atau orang lain.
4. Membahayakan orang lain yang menyebabkan cedera; sengaja atau tidak sengaja.
5. Perkelahian dengan tidak terencana.
6. Mengancam, memukul, atau menganiaya saksi atas kasus pelanggaran.
7. Melakukan tindakan premanisme atau vandalisme.
8. Melakukan tindak pemerasan terhadap orang lain.
9. Mengintimidasi, membuat orang lain takut, mengancam, dan melecehkan sivitas
pesantren atau non sivitas secara fisik; terencana atau tanpa terencana.
10. Memaksa orang lain untuk menerima titipan barang yang dilarang pesantren.

C. Pelanggaran Sangat Berat


1. Menyebarkan pemahaman sesat dan praktik kesesatan.
2. Mencuri di lingkungan pesantren atau di luar pesantren yang mencapai ¼ dinar.
3. Membahayakan orang lain yang menyebabkan cedera fatal; sengaja atau tidak
sengaja.
4. Perkelahian dengan terencana.
5. Terlibat tindak kriminal yang ditangani pihak kepolisian.
6. Mengkonsumsi narkoba, psikotropika, atau sejenisnya di dalam atau di luar
lingkungan pesantren.
7. Menganiaya sivitas pesantren atau non sivitas secara fisik; terencana atau tanpa
terencana.
8. Pemerkosaan.

Pasal 10
Jenis Pelanggaran yang Langsung Dikeluarkan
1. Pelanggaran yang menyebabkan Santri dikeluarkan ada 2 bentuk:
a. Pelanggaran yang menyebabkan Santri langsung dikeluarkan adalah
konsekuensi yang ada konsekuensi hadd dalam syariat dan atau peraturan Al
Wafi IBS yang masuk kategori sangat berat.
b. Pelanggaran - pelanggaran yang menyebabkan Santri dikeluarkan setelah
mendapatkan SP 2.
2. Pelanggaran yang dimaksud pada poin 1a. adalah:
a. Mencuri yang mencapai nishob.
27 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
b. Pemerasan dan penipuan.
c. Penyimpangan seksual dalam bentuk apapun (misal: berzina atau homoseks,
dll).
d. Berpacaran.
e. Terlibat dalam kasus narkoba, psikotropika, atau sejenisnya.
f. Penganiayaan.
g. Membunuh.
h. Pemahaman sesat.
i. Pencemaran nama baik agama dan Lembaga.
3. Penjelasan poin ke 2:
a. Mencuri yang mencapai nishob adalah mencuri yang dilakukan oleh pribadi;
sekali atau berulang.
b. Pemerasan dan penipuan adalah tindakan personal dan kelompok untuk
mengambil harta orang lain melebihi nominal 400 ribu rupiah baik secara halus
maupun paksaan dan berulang lebih dari 2 kali.
c. Penyimpangan seksual adalah melihat, mendengar, melakukan perbuatan
asusila, yaitu: Berzina, Pemerkosaan, Homoseksual dan Penyimpangan seksual
lainnya.
d. Berpacaran adalah melakukan kencan atau pertemuan dengan lawan jenis
bukan mahrom.
e. Terlibat dalam kasus narkoba, psikotropika, atau sejenisnya adalah
menggunakan, mengedarkan, memfasilitasi, menyimpan narkoba,
psikotropika, atau sejenisnya.
f. Penganiayaan adalah tindakan menyakiti orang lain secara fisik berkali-kali
dalam satu kejadian; atau berulang baik terencana maupun tidak terencana
yang mengakibatkan cedera fatal.
g. Membunuh adalah segala bentuk tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa
orang lain baik sengaja maupun tidak sengaja.
h. Pemahaman sesat adalah memiliki atau menyebarkan pemahaman dan
pemikiran yang sesat.
i. Pencemaran nama baik agama dan lembaga adalah pelecehan baik lisan
maupun tulisan terhadap ajaran islam dan atau nama baik pesantren.

28 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
BAB X
KONSEKUENSI, BENTUK DAN KRITERIA KONSEKUENSI

Pasal 1
Konsekuensi

Konsekuensi adalah segala bentuk tindakan yang diterapkan terhadap santri yang melakukan
pelanggaran aturan dan tata tertib AL WAFI IBS dengan bertujuan mendidik secara aqliyah,
ruhiyah dan jasadiyah.

Pasal 2
Kriteria dan Bentuk Konsekuensi

A. Konsekuensi Ringan:
KONSEKUENSI PELANGGARAN KATEGORI RINGAN:
Durasi pemberian konsekuensi maksimal 10 menit.
1. Diberikan nasehat singkat.
2. Beristighfar (minimal 3x).
3. Meminta maaf.
4. Mengganti dengan perbuatan baik (disesuaikan dengan jenis pelanggaran).
5. Komitmen perubahan secara lisan.

B. Konsekuensi Sedang:
Konsekuensi sedang diberikan pada santri yang melakukan pelanggaran dalam
kategori sedang berupa:
1. Pencatatan pelanggaran pada divisi kedisiplinan.
2. Diberikan Nasehat (guru/ musyrif dan kedisiplinan).
3. Pernyataan tertulis meliputi pengakuan, permohonan maaf dan komitmen
perubahan.
4. Pemberitahuan ke orang tua.
5. Diumumkan pelanggaran dan nasehat tanpa menyebutkan identitas pelakunya di
kelas atau di kamar.
6. Diberikan konsekuensi aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah.

AQLIAH RUHIYAH JASADIYAH


Mencari dan Menulis total Menghafal ayat Al Melakukan 3 kegiatan sosial yang
5 dari ayat Al Quran dan Qur’an / Hadist yang berkaitan dengan pelanggarannya
Hadist tentang berkaitan dengan selama 3 hari. Contoh,
pelanggaran yang pelanggarannya membangunkan santri untuk
dilakukannya. Tulisannya sholat, bersedekah makanan bagi
diulang sebanyak 3 kali. yang membutuhkan,
membersihkan masjid,
Mengumpulkan dan membuang
sampah dalam
satu lantai ke pembuangan
sampah akhir.

Menulis artikel tentang Melakukan shalat *)konsekuensi jasadiyah untuk


pelanggaran yang taubat minimal banat disesuaikan
dilakukan sebagai bahan sebanyak 2 rakaat dan
29 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
materi tausiyah yang akan memperbanyak
disampaikan. (Minimal Istighfar 100x
500 kata)
Memberikan Tausiyah
kepada teman sekamar
terkait dengan
pelanggarannya. Minimal
10 menit.

C. Konsekuensi Berat:
Konsekuensi berat diberikan pada santri yang melakukan pelanggaran dalam
kategori berat berupa:
1. Pencatatan pelanggaran pada divisi kedisiplinan.
2. Diberikan Nasehat (Kedisiplinan, Kepala Sekolah/ Kesantrian/ Tahfidz, BK).
3. Pernyataan tertulis meliputi pengakuan, permohonan maaf dan komitmen
perubahan dari santri.
4. Pernyataan tertulis dari orang tua untuk siap mengikuti aturan dan menerima
konsekuensi dari apa yang terjadi setelahnya.
5. Pemberitahuan, pemanggilan wali santri dan pemberian Surat Peringatan sesuai
tingkatannya.
6. Mengikuti program rehabilitasi dengan biaya yang dibebankan kepada wali
santri.
7. Diumumkan pelanggaran dan nasehat tanpa menyebutkan identitas pelakunya di
masjid.
8. Diberikan konsekuensi aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah.
9. Dipotong pendek (1 cm) dengan bridging (pemberitahuan) pada pelanggaran
berat yang kedua.

AQLIAH RUHIYAH JASADIYAH


Mencari dan Menulis total 5 Menghafal ayat Al Qur’an / Dipotong pendek (1
dari ayat Al Quran dan Hadist Hadist yang berkaitan dengan cm) dengan bridging
tentang pelanggaran yang pelanggarannya (pemberitahuan) pada
dilakukannya. Tulisannya pelanggaran berat
diulang sebanyak 5 kali. yang kedua (Khusus
Ikhwan).

Menulis artikel tentang Melakukan shalat taubat Melakukan 3 kegiatan


pelanggaran yang dilakukan minimal sebanyak 6 rakaat sosial yang berkaitan
sebagai bahan materi dan memperbanyak Istighfar dengan pelanggarannya
tausiyah yang akan 100x selama 7 hari. Contoh,
disampaikan. (Minimal 500 membangunkan santri
kata) untuk sholat, bersedekah
makanan bagi yang
membutuhkan,
membersihkan masjid,
Mengumpulkan dan
membuang sampah
dalam
satu lantai ke
pembuangan sampah
akhir.
30 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
Memberikan Tausiyah Melakukan rehabilitasi
kepada seluruh santri psikologis selama 1 pekan di
mahad di Masjid terkait tempat yang telah
dengan pelanggarannya. direkomendasikan.
Minimal 10 menit.
Membuat 1 konten
dakwah di media sosial.

D. Konsekuensi Sangat Berat:


Konsekuensi berat diberikan pada santri yang melakukan pelanggaran dalam
kategori sangat berat yaitu:
1. Pencatatan pelanggaran pada divisi kedisiplinan.
2. Diberikan Nasehat (Dewan Mudir).
3. Pemberitahuan, pemanggilan wali santri dan pemberian Surat Pengeluaran
(SP3).
4. Pernyataan tertulis dari santri berisi pengakuan, permohonan maaf dan
pernyataan menerima konsekuensi dan tidak diberikan Surat Keterangan
Kelakuan Baik.
5. Pernyataan tertulis dari orang tua untuk menerima keputusan dari AL WAFI IBS.
6. Diumumkan pelanggaran dan nasehat tanpa menyebutkan identitas pelakunya di
masjid.

Pasal 3
Konsekuensi Denda dan Administratif

1. Penyitaan barang-barang yang dilarang seperti: HP, laptop, alat elektronik, senjata
tajam, barang berbahaya, bacaan yang melanggar syariat dll, serta tidak
dikembalikan:
a. Pada pelanggaran sedang, HP akan dikembalikan ketika kelulusan/ kenaikan
kelas.
b. Pada pelanggaran berat, HP akan disita dan tidak dikembalikan untuk
selanjutnya akan dijual dan hasil penjualannya akan disedekahkan.
c. Untuk barang-barang seperti buku novel, komik akan dimusnahkan.
d. Untuk barang-barang elektronik lainnya seperti smartwatch, earphone, charger
dll akan disita dan dikembalikan ketika kenaikan kelas.
2. Mengganti kerugian barang-barang yang dirusak, dipecahkan, atau dihilangkan baik
sengaja ataupun tidak, baik itu kerugian materi, jasa dan waktu dengan nominal
sesuai kebijakan AL WAFI IBS.
3. Membayar denda bagi pelanggaran-pelanggaran tertentu (pakaian, sepatu yang disita
karena digeletakkan begitu saja di sembarang tempat dsb) dengan nominal sesuai
kebijakan AL WAFI IBS.
4. Bagi santri yang pulang lebih awal sebelum waktu liburan maka wajib datang kembali
ke ma’had lebih cepat atau tidak diberikan jatah libur bulanan.
5. Bagi santri yang terlambat kembali ke pesantren dari waktu yang telah ditentukan
maka tidak diberikan jatah libur bulanan dan jatah penjengukan yang diperbolehkan
dibawa keluar.

31 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
Pasal 4
Pelaksanaan Konsekuensi

1. Pemberian konsekuensi atau sanksi atas pelanggaran tata tertib atau peraturan AL
WAFI IBS yang dilakukan oleh santri, berdasarkan pengakuan atau fakta dan bukti
yang sah.
2. Sebagai pelaksana pemberian konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan oleh
santri terhadap tata tertib AL WAFI IBS adalah sebagai berikut:
a. Pelanggaran Ringan: Guru atau Musyrif atau Muhaffidz atau Wali Kelas
b. Pelanggaran Sedang: Bagian Kedisiplinan Pendidikan Atau Kepengasuhan.
c. Pelanggaran Berat: Komisi Disiplin.
d. Pelanggaran Sangat Berat: Komisi Disiplin dan Dewan Mudir.
3. Waktu pelaksanaan konsekuensi atas pelanggaran yang dilaksanakan santri terhadap
tata tertib AL WAFI IBS sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah
ditentukan.
4. Setiap pelanggaran kategori sedang atau berat atau sangat berat yang dilakukan
santri akan disampaikan surat pemberitahuan atau pemanggilan kepada orang tua
atau wali santri.

32 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I
BAB XIV

PENUTUP

Ketentuan Tambahan

1. Tata tertib Santri ini disahkan oleh pimpinan AL WAFI dan mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan dalam adendum
berdasarkan musyawarah komisi disiplin.

Depok, 15 Juli 2022

Mudir Banin Mudir Banat

Ryan Hidayat, BA. Muhammad Asadullah, BA., M.H.

Mengetahui,

Ketua Yayasan

Marullah Marzuq, M.Ag., L.L.M.

37 | B U K U P E D O M A N S A N T R I A L - W A F I

Anda mungkin juga menyukai