Disusun Oleh :
JMP 3A/P1
SEKOLAH VOKASI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tata cara pengambilan sampel limbah padat yang
akan dianalisis serta prinsip analisis logam berat timbal pada limbah padat industri.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tata Cara Pengambilan Sampel Limbah Padat (Berdasarkan SNI 8520:2018)
2.1.1 Prinsip
Pengambilan contoh uji limbah B3 padat harus dilakukan secara representatif dan
mengikuti kaidah-kaidah pengendalian mutu serta jaminan mutu pengambilan contoh uji
di lapangan.
Peralatan pengambil contoh uji harus dicuci dengan deterjen bebas fosfat dan
disikat untuk menghilangkan partikel yang menempel di permukaan peralatan
pengambil contoh uji.
Untuk parameter organik, peralatan pengambil contoh uji dibilas dengan pelarut
organik yang sesuai tetapi tidak mempengaruhi parameter yang dianalisis.
Wadah contoh uji dicuci dengan deterjen bebas fosfat dan dibersihkan dengan
sikat, untuk menghilangkan kotoran yang menempel di permukaan wadah
contoh uji.
Wadah direndam dengan HNO3 20 % selama 3 jam kemudian bilas dengan air
bebas mineral.
Dibilas dengan air bersih hingga deterjen hilang.
Wadah contoh uji dicuci dengan deterjen bebas fosfat dan dibersihkan dengan
sikat, untuk menghilangkan kotoran yang menempel di permukaan wadah
contoh uji.
2.1.5. Pengambilan Contoh Uji Limbah B3 di TPS yang dikemas dalam Drum
Jumlah drum yang akan diambil contoh ujinya ditentukan dari populasi drum yang
ada.
Jumlah drum yang akan diambil jika jumlah drum lebih dari 1 ditentukan.
Drum yang akan diambil contoh ujinya dibagi menjadi 3 lapisan dan beberapa titik
untuk mendapatkan contoh uji yang representative.
Alat coliwasa dibuka dan dibenamkan ke dalam tempat penyimpanan limbah
sampai kedalaman yang ditentukan sehingga tinggi limbah dan tabung coliwasa
memiliki posisi yang hampir sama.
Contoh uji dipindahkan secara hati-hati ke dalam wadah yang sesuai dengan
stopper secara perlahan dan hati-hati. Tutup rapat wadah contoh uji.
Diberi identitas yang berisikan informasi yang jelas pada wadah contoh uji
Contoh uji disimpan ke dalam ice box dengan suhu 0 ºC sampai dengan 6 ºC
Semua peralatan pengambil contoh uji dan alat-alat lainnya dibersihkan agar bebas
kontaminasi dan dapat digunakan untuk pengambilan contoh uji selanjutnya
Semua data lapangan dicatat dan dikirim contoh uji ke laboratorium beserta
formulir chain of custody.
Alat pengambil contoh digunakan sesuai dengan buku panduan penggunaan alat
(manual book).
2.1.6. Pengambilan Contoh Uji Limbah B3 di TPS yang dikemas dalam Sack dan Bags
Ditentukan sack dan bags yang akan diambil contoh ujinya dari populasi drum
yang ada dengan rumus.
Ditentukan secara acak nomor sack dan bag yang akan diambil jika jumlah
sack dan bag lebih dari 1.
Contoh uji dipindahkan secara hati-hati ke dalam wadah yang sesuai dan tutup
rapat.
Diberi identitas yang berisikan informasi yang jelas pada wadah contoh uji
Contoh uji disimpan ke dalam ice box dengan suhu 0 ºC sampai dengan 6 ºC
Semua peralatan pengambil contoh uji dan alat-alat lainnya dibersihkan agar
bebas kontaminasi dan dapat digunakan untuk pengambilan contoh uji
selanjutnya
Catatan : Untuk tujuan pengujian parameter logam gunakan sekop berbahan non logam
atau berbahan logam yang dilapisi bahan non logam misalnya plastik,
keramik.
2.1.7. Cara pengambilan contoh uji yang dikemas dalam open-bed truck menggunakan
trier atau thief
Ditentukan open-bed truck yang akan diambil contoh ujinya dari populasi
yang ada dengan rumus.
Ditentukan secara acak nomor open-bed truck yang akan diambil, jika jumlah
open-bed truck lebih dari 1.
Disiapkan alat dan wadah yang sesuai
Contoh uji dipindahkan secara hati-hati dalam wadah alat yang sesuai dan
tertutup rapat
Diberi identitas yang berisikan informasi yang jelas pada wadah contoh uji
Contoh uji disimpan ke dalam ice box dengan suhu 0 ºC sampai dengan 6 ºC
Semua peralatan pengambil contoh uji dan alat-alat lainnya dibersihkan agar
bebas kontaminasi dan dapat digunakan untuk pengambilan contoh uji
selanjutnya.
2.1.8. Cara pengambilan contoh uji yang dikemas dalam storage tank atau bin menggunakan
trier dan thief
Penentuan storage tank atau bin yang akan diambil contoh ujinya dari
populasi yang ada dengan rumus.
Penentuan secara acak nomor storage tank atau bin yang akan diambil, jika
jumlah storage tank atau bin lebih dari 1
Diberi identitas yang berisikan informasi yang jelas pada wadah contoh uji
Contoh uji disimpan ke dalam ice box dengan suhu 0 ºC sampai dengan 6 ºC
Semua peralatan pengambil contoh uji dan alat-alat lainnya dibersihkan agar
bebas kontaminasi dan dapat digunakan untuk pengambilan contoh uji
selanjutnya
2.1.9. Cara pengambilan contoh uji yang dikemas dalam waste pile menggunakan
trier dan thief
Penentuan secara acak nomor waste pile atau bin yang akan
diambil, jika jumlah waste pile lebih dari 1
______________________
Rincian dari kondisi lingkungan selama pengambilan contoh yang dapat mempengaruhi
interpretasi hasil pengujian
Catatan :
Saksi-saksi
No. Nama Instansi Tanda Tangan
1.
2.
Formulir Chain Of Custody Pengambilan Contoh Uji
Nama Lokasi :
Lokasi Pengambilan contoh uji :
Jenis cpntoh uji :
Kondisi Cuaca :
Petugas Pengambil Contoh Uji :
Kedalaman Deskripsi contoh uji / Lokasi
Titik Lokasi Tanggal Waktu Keterangan
contoh uji pengambilan contoh uji
2.3. Diagram Alir Analisis Logam Berat Timbal Sesuai SNI 06-6992.3.2004
2.3.1. Prinsip
Senyawa timbal dalam contoh uji sedimen didestruksi dalam suasana asam sampai
terlarut semua, kemudian diukur kadarnya dengan Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA) secara langsung.
2.3.2. Persiapan dan Pengawetan Contoh Uji
Contoh uji disediakan sesuai dengan metode Sediment
Sampling USEPA-600.
2.3.5. Pembuatan Larutan Kerja Dengan Konsentrasi 0,0 µg/ml; 0,2 µg/ml; 0,4 µg/ml;
0,6 µg/ml; 0,8 µg/ml; dan 1,0 µg/ml
Catatan: Konsentrasi tertinggi dari larutan kerja disesuaikan dengan kemampuan SSA,
dengan ketentuan linearitas kurva kalibrasi yang dihasilkan (r2) > 0,99
2.3.6.1.Pengukuran Blanko
Larutan kerja 0,0 µg/ml; 0,2 µg/ml; 0,6 µg/ml; 0,8 µg/ml; dan
1,0 µg/ml diaspirasikan ke dalam Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA) pada panjang gelombang optimal di sekitar 217,0
nm.
CxV
Perhitungan dalam berat kering contoh uji: Pb =
B
Csb − Cst
Ka = x 100%
Csb
A−B
R= x 100%
C
R adalah persen temu balik (%)
A adalah kadar contoh uji yang di spike (μg/g)
B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike (μg/g)
C adalah kadar standar yang diperoleh (target value) (μg/g)
y
C= xc
v
y adalah volume standar yang ditambahkan (ml)
c adalah kadar timbal, Pb yang ditambahkan (μg/ml)
v adalah berat contoh uji (g)
BAB III
3.1 Hasil
3.1.1 Data Linieritas
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.2
Konsentrasi (ppm)
3.1.2 Data Analisis Sampel
Berat Volume
Kode Pengenceran absorban [konsentrasi] [konsentrasi]
Ulangan sampel sampel
sampel (FP) sampel mg/L mg/g
(gr) (ml)
SP001 U1 1 3,0099 100 50 0,555 0,5547 0,9215
SP001 U2 2 3,1021 100 50 0,567 0,5667 0,9134
SP001 U3 3 3,0087 100 50 0,545 0,5448 0,9054
Rata- Rata 0.9134
SP002 U1 1 3,0021 100 50 0,232 0,2336 0,3890
SP002 U2 2 3,0065 100 50 0,239 0,2405 0,4000
SP002 U3 3 3,0023 100 50 0,24 0,2415 0,4022
Rata-rata 0.3971
SP003 U1 1 3,0550 100 50 0,779 0,7775 1,2725
SP003 U2 2 3,0321 100 50 0,745 0,7437 1,2263
SP003 U3 3 3,0045 100 50 0,715 0,7138 1,1879
Rata-Rata 1.2289
Kode
SD RSD RSDH
sampel
SP001 0.0081 0.88 5.73
SP002 0.0071 1.78 6.50
SP003 0.0423 3.44 5.48
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis logam berat timbal pada limbah padat industri
tapioka. Analisis tersebut dilakukan dengan mengikuti acuan SNI 06-6992.3-2004 tentang cara
uji timbal (Pb) secara destruksi asam dengan spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Berdasarkan data linieritas analisis kadar timbal sampel limbah padat pada bak sedimentasi
diperoleh hasil regresi linear (r2) sebesar 0.9989. Hasil linearitas kurva kalibrasi (r2) tersebut
sudah memenuhi persyaratan SNI 06-6992.3-2004 yaitu ≥ 0.99. Hasil perhitungan tersebut
dapat dipengaruhi oleh kenaikan nilai konsentrasi serta absorbansi secara konstan. Ketelitian
dan keakuratan alat serta faktor- faktor lainnhya.
Pada analisis logam berat timbal pada limbah padat ini menggunakan tiga sampel analisis
yang diberi kode SP001, SP002, dan SP003. Ketiga sampel tersebut dilakukan analisis
konsentrasi timbal sebanyak 3 kali ulangan. Dari analisis yang dilakukan diperoleh hasil rata-
rata konsentrasi timbal sebesar 0.9134 mg/g untuk sampel SP001, sebesar 0.3971 mg/g untuk
sampel SP002 dan sebesar 1.2289 mg/g untuk sampel SP003. Dari data perhitungan yang
diperoleh, dapat dinyatakan bahwa sampel SP003 memiliki konsentrasi timbal tertinggi
dibandingkan kedua sampel lainnya. Apabila dibandingkan dengan nilai cemaran timbal pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2020 tentang tata cara uji
karakteristik dan penetapan status limbah bahan berbahaya dan beracun, ketiga sampel tersebut
masih dibawah ambang batas yang telah ditetapkan yaitu TK-A 6000 mg/L dan TK-B 1500
mg/L. Ketiga sampel tersebut juga tidak ditetapkan sebagai limbah B3 berdasarkan cemaran
timbalnya.
Pada perhitungan ketelitian data hasil analisis logam berat timbal pada ketiga sampel
pengujian diperoleh nilai standar deviasi sebesar 0.0081 pada sampel SP001, sebesar 0.0071
pada sampel SP002, dan sebesar 0.0423 pada sampel SP003. Pada data % RSD dan % RSDH
diperoleh hasil bahwa %RSD < %RSDH, sehingga ketelitian data yang diperoleh pada semua
sampel yang dilakukan analisis dapat diterima. Apabila merujuk pada SNI 06-6992.3-2004,
batas minimal perbedaan pada analisis triplo adalah ≤ 20%, sehingga ketelitian hasil ketiga
sampel tersebut telah memenuhi syarat SNI 06-6992.3-2004.
Berdasarkan perhitungan tingkat akurasi (% recovery) pada kesembilan sampel (spike 1-
9) diperoleh hasil % recovery < 20%. Sehingga jika dibandingkan dengan % recovery yang
dapat diterima sesuai dengan syarat SNI 06-6992.3-2004, semua data sampel tersebut tidak
akurat karena hasil % recovery belum masuk ke dalam syarat % recovery yang dapat diterima.
Adanya ketidakakuratan pada data sampel ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
pengujuan yang dilakukan tidak teliti, terjadinya kontaminasi dengan bahan lain, serta alat-alat
pengujian yang tidak berfungsi secara optimal.
BAB IV
PENUTUP
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2018. SNI 8520:2018: Cara pengambilan contoh uji limbah
B3 padat. Jakarta: BSN.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 06-6992.3-2004: Sedimen- Bagian 3: Cara uji
timbal (Pb) secara destruksi asam dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Jakarta: BSN.
Indrianeu T, Singkawijaya EB. 2019. Pemanfaatan Limbah Industri Rumah Tangga Tepung
Tapioka Untuk Mengurangi Dampak Lingkungan. Jurnal Geografi. 18(2): 39-50
[KLHK]. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.10/Menlhk/Setjen/Plb.3/4/2020 Tentang
Tata Cara Uji Karakteristik dan Penetapan Status Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2020.