Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN WAKTU AGAR SUKSES

DI DUNIA DAN AKHIRAT

BROSUR NAFAR RAMADHAN 1444/2023

YAYASAN MAJLIS TAFSIR AL QURAN (MTA)


SURAKARTA
Jl. Ronggowarsito 111A, Timuran, Banjarsari, Surakarta, Kode Pos 57131, Telp. (0271) 663299
َ ‫)ِۙاَّْلِۙالَّذيْ َنِۙاٰ َمنُ ْو‬2(ِۙ‫ِۙخ ْسر‬
ِۙ‫اِۙو َعملُوا‬ ُ ‫)ِۙا َّنِۙ ْاْلنْ َسا َنِۙلَف ْي‬1(ِۙ‫صر‬ْ ‫َوالْ َع‬
ِۙ 3-1:‫) ِۙالعصر‬3(ِۙ‫لص ْْب‬ َّ ‫اص ْواِِۙب‬
َ ‫اص ْواِِۙب ْْلَقِۙە َِۙوتَ َو‬ ٰ
َ ‫الصل ٰحت َِۙوتَ َو‬
1. Demi masa,
2. sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling
menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (Q.S. Al ‘Ashr : 1-3)

Allah SWT bersumpah dengan masa karena di dalamnya terdapat


bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas
kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya
yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada
masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-
menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda
keagungan Allah.
Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah,
miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain
menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada
pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan
hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik
manfaat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola waktu,


yaitu:
1. Aspek keterbatasan

Manusia memiliki berbagai keterbatasan dalam hidupnya,


termasuk dalam hal waktu. Tidak ada satupun manusia yang akan
hidup abadi dan tidak ada pula satupun manusia yang tahu kapan
dia akan mati. Manusia hidup terbatas dan berada dalam waktu
yang tidak pasti. Namun demikian, keterbatasan dan
ketidakpastian bukanlah suatu hambatan, hal ini menjadi suatu
2
motivasi bagi kita untuk memaksimalkan waktu yang kita miliki
demi mewujudkan cita-cita. Waktu adalah ruang kesempatan dan
amal adalah isinya.
Jangan biarkan waktu yang kita miliki hanya lewat begitu saja,
kosong tanpa amal sholih. Ubahlah setiap satu satuan waktu,
setiap detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun menjadi amal sholih
yang pahalanya berlipat ganda, bahkan pahala yang tak terbatas.
Isilah waktu yang dimiliki dengan amal-amal terbaik sehingga kita

ِۗ ۤ
tidak tergolong orang-orang yang merugi.
ِِِۙۙۗ َّ َّ
ِۙ‫ُك ُّلِۙنَ ْفسِۙ َذا ِٕى َقةُِۙالْ َم ْوت َِۙواَّنَاِۙتُ َوف ْو َنِۙاُ ُج ْوَرُك ْمِۙيَ ْوَمِۙالْقٰي َمةِۙ فَ َم ْن‬
ِۙ‫اِۙاْلَٰيوةُِۙالدُّنْيَآِۙاَّْل‬
ْ ‫از ِِِۗۙۙ َوَم‬ َِۙ َ‫ِۙاْلَنَّةَِۙفَ َق ْدِۙف‬
ْ ‫ِۙواُْدخ َل‬ َ ‫ِۙعنِۙالنَّار‬ َ ‫ُز ْحز َح‬
ِۙ 185ِۙ:ِۙ‫ِۙالِۙعمران‬.ِۙ‫َمتَاعُِۙالْغُرْور‬
ُ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari
Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa
yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya. [Q.S. Ali Imran : 185]

ِۙ:
ِۙ ُ‫ِۙوُه َوِۙيَعظُه‬َ ‫ﷺِۙ لَر ُجل‬
ِۙ ِۙ‫ِۙر ُس ْو ُلِۙهللا‬
َ ‫ال‬
َ َ‫ِۙق‬:‫ال‬ َ َ‫ِۙعبَّاسِۙق‬
َ ‫َعنِۙابْن‬
ِۙ‫كِۙقَ ْب َل‬
َ َ‫ِۙوص َّحت‬،
َ ‫ك‬ َ ‫ِۙهَرم‬َ ‫كِۙقَ ْب َل‬
َ َ‫ِۙشبَاب‬:
َ ‫ا ْغتَن ْمَِۙخَْ ًساِۙقَ ْب َلَِۙخَْس‬
ِۙ‫ك‬ َ َ‫ِۙو َحيَات‬،
َ ‫ك‬ َ ‫ِۙش ْغل‬
ُ ‫كِۙقَ ْب َل‬
َ ‫ِۙوفَ َرا َغ‬،
َ ‫اكِۙقَ ْب َلِۙفَ ْقرَك‬
َ َ‫ِۙوغن‬،
َ ‫ك‬ َ ‫َس َقم‬
ِۙ10248ِۙ:‫ِۙرقم‬،263ِۙ:7ِۙ‫ِۙالبيهقىِۙىفِۙشعبِۙاْلميان‬.‫ك‬ َ ‫ِۙم ْوت‬
َ ‫قَ ْب َل‬
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada
seorang laki-laki, pada waktu itu beliau menasehatinya,
“Gunakanlah lima (kesempatan) sebelum datangnya lima
(kesempitan):
3
1. Gunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu,
2. Gunakan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu,
3. Gunaan masa kayamu sebelum datang masa faqir (miskin)mu,
4. Gunakan masa longgarmu sebelum datang masa sibukmu,
5. Gunakan masa hidupmu sebelum datang kematianmu”.
[HR. Baihaqiy dalam Syu'abul iimaan juz 7, hal. 263, no. 10248]

ِۙ‫ ن ْع َمتَان‬:ِۙ‫َِّبِۙﷺ‬ُّ ‫الِۙالن‬َ َ‫ِۙق‬: ‫ال‬ َِۙ َ‫ِۙعْن ُه َماِۙق‬


َ ُ‫ِۙعبَّاس َِۙرض َيِۙهللا‬
َ ‫َع ْنِۙابْن‬
ِۙ ِۙ.ُ‫غ‬
ِۙ ‫خباري‬ ِۙ ‫َم ْغبُ ِْۙو ٌنِۙفِْۙيه َماِۙ َكث ِْۙيٌِۙم ْنِۙالنَّاسِۙالص َّحةُ َِۙوالْ َفَرا‬
Dari Ibnu Abbas RA dia berkata; Nabi SAW bersabda: "Dua
kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia
adalah kesehatan dan waktu luang. (H.R. Bukhari No. 5933)

َِۙ‫كِۙمْنهُ َِْۙلِۙقْي َمة‬


َ َ‫ص َلِۙل‬
َ ‫اِۙح‬
َ ‫ضِۙلَهُ َِۙوَم‬
َ ‫اتِۙم ْنِۙعُ ُمرَك َِْۙلِۙع َو‬
َ َ‫َماِۙف‬
)‫لَِۙهُِۙ(املقلة‬
"Apa yang berlalu dari usiamu tidak ada ganti baginya, dan apa
yang telah kamu hasilkan/ raih darinya tidak ternilai harganya."
(Maqolah)
ِۗ ِۗ
ِۙ‫كِۙ رْزقًاِۙ ََْن ُن‬
َ َُ ْ َ َ ‫اصطَ ْْبِۙ َعلَْي َه‬
‫ل‬ ‫س‬ ‫ن‬ ِۙ ‫ْل‬ ِۙ ‫ا‬ ْ ‫لص ٰلوةِۙ َو‬
َّ ‫كِۙ ِب‬ َ َ‫َوأْ ُم ْرِۙ اَ ْهل‬
ِۗ
ِۙ 132ِۙ:ِۙ‫ِۙطه‬.‫ِۙوالْ َعاقبَةُِۙللتَّ ْق ٰوى‬
َ َ ُ‫نَْرُزق‬
‫ك‬
Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah
dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak
meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi
orang yang bertakwa. [QS. Thaha : 132]

ِۙ‫ال َِۙر ُس ْو ُلِۙهللا‬


َ َ‫ِۙق‬:‫ال‬
َ َ‫ِۙج ِۙدهِۙق‬
َ ‫ِۙع ْن‬
َ ‫ِۙع ْنِۙاَبْيه‬
َ ‫ِۙش َعْيب‬
ُ ‫ِۙع ْمروِۙبْن‬
َ ‫َع ْن‬
4
ِۙ‫اضربُ ْوُه ْم‬
ْ ‫ِۙو‬،
َ ‫ْي‬َ ْ ‫ِۙسْبعِۙسن‬
َ ُ‫ِۙوُه ْمِۙ اَبْنَاء‬ َ ‫لة‬ َِۙ ‫لص‬
َّ ‫ﷺ ِۙ ُمُرْواِۙ اَْوَِْۙل َد ُك ْمِِۙب‬
ِۙ‫ ِۙابوِۙداود‬.‫ضاجع‬ َ ‫ِۙوفَِۙرقُ ْواِۙبَْي نَ ُه ْمِۙىفِۙالْ َم‬،
َ ‫ِۙع ْشر‬َ ُ‫اِۙوُه ْمِۙ اَبْنَاء‬ َ ‫َعلَْي َه‬
495ِۙ:‫ِۙرقم‬،133ِۙ:1
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anakmu melaksanakan
shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka
karena meninggalkan shalat itu jika berumur sepuluh tahun, dan
pisahkanlah tempat tidur mereka". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 133,
no. 495]
2. Aspek Prioritas

Skala prioritas menentukan apa yang akan kita lakukan dan dari
mana kita akan memulai. Prinsip prioritas mengajarkan bahwa kita
melakukan sesuatu hal yang tujuannya sama dengan tujuan yang
kita miliki dan kita yakini kebenarannya. Selain itu prinsip ini juga
memperhatikan terkait kemampuan diri kita dan kondisi yang ada
untuk menghadapi masa mendatang. Sesuatu hal yang hakikat nilai
kebenaran dan kemanfaatannya lebih tinggi, lebih diprioritaskan
dari pada hal-hal lainnya.
Dalam syariat Islam ada hukum wajib dan sunnah, sebaik-baik
amalan sunnah tidak akan bisa mengalahkan yang wajib, yang
wajib harus lebih didahulukan/diutamakan dari pada yang sunnah.

ِۙ‫كِۙم َنِۙالدُّنْيَا‬ َ َ‫سِۙنَصْي ب‬ ٰ ْ ‫َّار‬ ٰ ‫ىك‬ َ ‫َوابْتَغِۙفْي َمآِۙاٰ ٰت‬


َ ‫ِۙاْلخَرةَ َِۙوَْلِۙتَْن‬ َ ‫ِۙاّللُِۙالد‬
ِۙ‫ِۙاْلَْرضِۙ ِِِۗۙۙا َّن‬
ْ ‫ِۙوَِْۙلِۙتَْبغِۙالْ َف َس َادِۙىف‬
َ‫ك‬ ٰ ‫َواَ ْحس ْنِۙ َك َمآِۙاَ ْح َس َن‬
َ ‫ِۙاّللُِۙالَْي‬
ِۙ 77ِۙ:ِۙ‫ِۙالقصص‬.‫ن‬ َِۙ ْ‫بِۙالْ ُم ْفسدي‬ ُ ‫ٰاّللَ َِْۙل‬
ُّ ‫ُِۙي‬
Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
5
dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” [Q.S. Al Qashash: 77]

ِۙ‫ف ِۙ َح ْرثِهِِٗۙۙ َوَم ِْۙنِِۙۙ َكا َِۙنِِۙۙيُريْ ُِۙد‬


ِْۙ ِِۙۙ‫اْلخَرةِۙ نَزْدِِۙۙ َهٗل‬ ٰ ْ ِۙ‫ث‬ َ ‫َم ْنِۙ َكا َنِۙ يُريْ ُدِۙ َح ْر‬
ِۙ 20:‫ِۙالشورى‬. ِۙ ِۙ‫اْلخَرةِِۙۙم ِْۙنِۙنَّصْيب‬ ٰ ْ ِِۙۙ‫ثِۙالدُّنْيَاِۙن ُْؤتِهِٗۙمْن َهاَِِۙۙوَماِۙ َهٗلِۙىف‬
َِۙ ‫َح ْر‬
Siapa yang menghendaki balasan di akhirat, akan Kami tambahkan
balasan itu baginya. Siapa yang menghendaki balasan di dunia,
Kami berikan kepadanya sebagian darinya (balasan dunia), tetapi
dia tidak akan mendapat bagian sedikit pun di akhirat. [QS. Asy
Syuraa: 20]

3. Aspek keseimbangan

Dunia diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan untuk


menjaga keseimbangan; ada dunia-akhirat, surga–neraka, baik-
buruk, besar-kecil, panas-dingin, kanan-kiri, laki-laki-perempuan,
panas-dingin, dll. Berbagai hal terkait keseimbangan ini harus
diperhatikan dalam mengisi waktu yang kita miliki sehingga akan

ِۖ ۤ
terbangun kehidupan yang teratur dan harmonis.

ِۙ‫ْيِۙ ّٰللِۙ ُش َه َداءَِۙ ِبلْق ْسطِۙ َوَْل‬ َ ْ ‫ٰٰٓيَيُّ َهاِۙ الَّذيْ َنِۙ اٰ َمنُ ْواِۙ ُك ْونُ ْواِۙ قَ َّوام‬
ِِۖۙ‫َيرمنَّ ُكمِۙشناٰنِۙق ومِۙع ٰلٓىِۙاَّْلِۙت عدلُوا ِِِۗۙۙاعدلُ ِۗواِۙهوِۙاقْ ربِۙللتَِّۙقوى‬
ٰ ْ ُ َ َ َ ُ ْ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َْ
ِۙ 8:‫ِۙاملائدة‬.‫ن‬ َِۙ ‫ِۙخب ْيٌِۙمِبَاِۙتَ ْع َملُ ْو‬ ٰ ‫اِۙاّللَِِِۗۙۙا َّن‬
َ َ‫ِۙاّلل‬ ِٰۙ ‫َواتَّ ُقو‬
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak
(kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak)
dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena
(adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah.
6
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
[Q.S. Al Maaidah : 8]

َ ‫َوَْلِۙ ََْت َع ْلِۙ يَ َد َكِۙ َم ْغلُ ْولَةًِۙ ا ٰٰلِۙ عُنُق‬


ِۙ‫كِۙ َوَْلِۙ تَْب ُسطْ َهاِۙ ُك َّلِۙ الْبَ ْسط‬
ُ َّْ ‫ِۙملُ ْوًم‬
ِۙ 29ِۙ:ِۙ‫ِۙاْلسراء‬.ِۙ‫اَِّۙمس ْوًرا‬ َ ‫فَتَ ْقعُ َد‬
Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
(kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan
sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal. [Q.S Al Israa’:
29]

َ ‫ْيِۙ ٰذل‬
ِۙ.ِۙ‫كِۙقَ َو ًامِۙا‬ َ َْ‫اِۙوَكا َنِۙب‬ َ ‫َوالَّذيْ َنِۙا َذآِۙ اَنْ َف ُق ْواِۙ ََلِْۙيُ ْسرفُ ْو‬
َ ‫اِۙوََلِْۙيَ ْق ُِۙتُْو‬
ِۙ 67ِۙ:ِۙ‫الفرقان‬
ِۙ
Dan, orang-orang yang apabila berinfaq tidak berlebihan dan tidak
(pula) kikir. (Infaq mereka) adalah pertengahan antara keduanya.

ۤ
[Q.S. Al Furqaan : 67]
ِۗ ‫اِۙاّللِۙاوِۙادعوِۙاِۙالرْح‬
ِۙ‫ِۙاْلُ ْس ٰ ٰۚن‬
ْ ُ َْ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َّ ‫ِۙادعُو ٰ َ َ ْ ُ َّ ْ ٰ َ َا‬
‫ء‬ ‫ا‬ ‫ْس‬‫ِۙاْل‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫اِۙف‬
‫و‬ ‫ع‬ ‫د‬‫ت‬ِۙ‫ا‬ ‫ِۙم‬ ‫ٰي‬ ‫ا‬ِۙ ‫ن‬ ْ ‫قُل‬
ِۙ.‫ل‬ ًِۙ ‫كِۙ َسبْي‬َ ‫ْيِۙ ٰذل‬
َ َْ‫اِۙوابْتَغِۙب‬
َ َ‫تِۙ ِب‬ ْ ‫ُِۙتَاف‬ ُ ‫ِۙوَْل‬ َ‫ك‬َ ‫ص َلت‬َ ‫َِۙت َه ْرِۙب‬
َْ ‫َوَْل‬
ِۙ 110ِۙ:ِۙ‫اْلسراء‬
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah ‘Allah’ atau serulah ‘Ar-
Raḥmaan! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena
Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul husna).
Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) shalatmu dan janganlah
(pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara
(kedua)-nya” [Q.S. Al Israa’ : 110]

Dalam maqolah disebutkan

7
ِۙ ‫ِۙاْل ُُم ْورِۙأ َْو َسطُ َها‬
ْ ُ‫َخ ْي‬
Sebaik-baik perkara/urusan adalah yang di tengah-tengah
(Maqolah)

4. Aspek kesinambungan

Prinsip kesinambungan meyakini bahwa sesuatu hal yang besar


dibangun atas bagian-bagian yang kecil, kesuksesan besar adalah
gabungan dari kesuksesan-kesuksesan kecil. Seperti halnya suatu
bangunan rumah, ia merupakan gabungan dari pasir, semen, batu
bata dan komponen-komponen lainnya yang saling menguatkan.
Antara satu komponen dengan komponen lainnya memiliki satu
tujuan yang sama. Begitu pula dengan hal-hal yang kita lakukan,
semuanya saling memiliki keterkaitan dalam rangka mencapai
ۤ
tujuan atau cita-cita yang besar.

ِۙ‫ِۙعلَْيه ُمِۙالْ َم ٰل ِٕى َكةُِۙاََّْل‬ َ ‫ِۙاستَ َق ُام ْواِۙتَتَ نَ َّزُل‬ْ َّ‫ُِۙث‬ ٰ َ‫ا َّنِۙالَّذيْ َنِۙقَالُْواِۙ َربُّن‬
ُ ُ‫اِۙاّلل‬
ِۙ 30ِۙ:ِۙ‫فصلت‬
ِۙ ِۙ.ِۙ ‫اِۙواَبْش ُرْواِِۙب ْْلَنَّةِۙالَّ ِْتِۙ ُكْن تُ ْمِۙتُ ْو َع ُد ْو َِۙن‬
َ ‫َِۙتَزنُ ْو‬
َْ ‫اِۙوَْل‬
َ ‫َُتَافُ ْو‬
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah
Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-
malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut
dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan kepadamu.” [Q.S. Fushshilat : 30]

ِِِۙۙۙ‫ولِۙهللاِۙﷺ‬ َ ‫ِۙعائ َش ِۙةَِِۙۙاَ َّن‬


َ ‫ِۙر ُس‬ َ ‫ْحنِِۙۙ َع ْن‬ ِْٰۙ ‫الر‬
َّ ِۙ‫بِۙ َسلَ َمةَِۙبْنِِۙۙ َعْبد‬
ِْۙ َ‫َع ْنِِۙۙا‬
َِۙ‫ِۙاْلَنَّة‬
ْ ُ‫ِۙع َملُه‬
َ ‫اِۙو ْاعلَ ُمو ِۙاِِۙۙاَ ْنِۙلَ ْنِۙيُ ْدخ َلِِۙۙاَ َح َد ُك ْم‬
َ ‫اِۙوقَاربُو‬
َ ‫ِۙ َسد ُدِْۙو‬:‫ال‬ َِۙ َ‫ق‬
ِۙ ‫ِۙخباري‬.‫اِۙواِۙ ْنِۙقَ َِّۙل‬
َِۙ ‫ِۙاْلَ ْع َمالِۙاِۙ َٰلِۙهللاِِۙۙاَ ْد َوُم َه‬
ِْۙ ‫ب‬ َّ ‫َِۙوِۙاَ َّنِِۙۙاَ َح‬
8
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah bahwa Rasulullah
SAW bersabda: "Beramallah sesuai dengan sunnah dan berlaku
imbanglah, dan ketahuilah bahwa salah seorang tidak akan masuk
surga karena amalannya, sesungguhnya amalan yang dicintai oleh
Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit." [HR. Bukhari -
5983)

5. Aspek keteraturan

Teratur atau disiplin menjadi salah satu ilmu yang diajarkan dalam
Islam. Disiplin sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
apalagi sikap disiplin sangat berpengaruh pada kesuksesan kita di
masa depan. Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan
tapi juga kedisiplinan. Sebagai contoh, waktu shalat fardlu yang
mempunyai batasan waktu awal dan akhir sehingga setiap muslim
harus shalat tepat di waktu shalat yang telah ditentukan, jika tidak
maka shalatnya dianggap tidak sah. Disiplin juga merupakan sifat
orang yang bertakwa, di samping itu Allah mencintai orang-orang
yang teratur/disipin.

ُ ‫اِۙو َع ٰل‬ ٰ ‫ِۙالص ٰلوةَِۙفَاذْ ُكُرو‬


ِِۙۙۚ
ِۙ‫ىِۙجنُ ْوب ُك ْم‬ َّ ‫اِۙوقُعُ ْوًد‬
َّ ‫اِۙاّللَِۙقيَ ًام‬ َّ ‫ضْي تُ ُم‬ َ َ‫فَا َذاِۙق‬
ِۙ‫ْي‬ ‫ن‬ ‫م‬
َْ ُْ َ ْ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ىِۙا‬َ‫ل‬ ‫ِۙع‬ ‫ت‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫ك‬
َ َِۙ‫ة‬‫و‬ ٰ
‫ل‬ ‫ِۙالص‬
َّ َّ
‫ن‬ ‫ا‬ِِۙۙۚ ٰ
َّ ‫فَا َذاِۙا ِۙطْ َمأْنَْن تُ ْمِۙفَاَقْي ُمو‬
َ‫اِۙالصلوِۙة‬
ِۙ 103ِۙ:ِۙ‫النساء‬
ِۙ ِۙ.‫اِۙم ْوقُ ْو ًِۙت‬
َّ ً‫كتٰب‬
Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berdzikirlah kepada
Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri,
duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman,
laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat
itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas
orang-orang mukmin. [Q.S. An Nisaa’ : 103]

9
ِۙ‫ص افاِۙ َكاَ ََّّنُِْۙمِِۙۙبُْن يَا ٌِۙن‬
َ ِِۙۙ‫بِۙ الَّذيْ َنِِِۙۙۙيُ َقاتلُ ْو َنِۙ ْفِِۙۙ َس ِب ْي ِ ٗل‬
ُّ ‫ا َّنِۙ ٰاّللَِۙ ُُي‬
ِۙ 4ِۙ:ِۙ‫ِۙالصف‬.‫ص‬ ٌِۙ ‫ص ْو‬ ُ ‫َّم ْر‬
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu
bangunan yang tersusun kukuh. (Q.S. Ash Shaaf : 4)

ِۙ.‫ِۙاْلن َِۙو ْاْلنْس َِۙوالطَّْيِۙفَ ُه ْمِۙيُ ْوَزعُ ْو َِۙن‬


ْ ‫َو ُحشَرِۙل ُسلَْي ٰم َنِۙ ُجنُ ْو ُدهٗهِۙم َن‬
ِۙ 17ِۙ:ِۙ‫النمل‬
Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari (kalangan) jin,
manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib. [Q.S. An
Naml : 17]

ِۙ‫لِۙنظَامِۙيَ ْغلبُهُِۙاِۙلْبَاط ُلِِۙبِۙلنِۙظَام‬


َِۙ ‫اَ ْْلَ ُّقِۙب‬
“Kebenaran yang tidak disiplin/diorganisir dapat dikalahkan oleh
kebatilan yang disiplin/diorganisir" (Maqolah)

--o0o--

10

Anda mungkin juga menyukai