ِۗ ۤ
tidak tergolong orang-orang yang merugi.
ِِِۙۙۗ َّ َّ
ُِۙك ُّلِۙنَ ْفسِۙ َذا ِٕى َقةُِۙالْ َم ْوت َِۙواَّنَاِۙتُ َوف ْو َنِۙاُ ُج ْوَرُك ْمِۙيَ ْوَمِۙالْقٰي َمةِۙ فَ َم ْن
ِۙاِۙاْلَٰيوةُِۙالدُّنْيَآِۙاَّْل
ْ از ِِِۗۙۙ َوَم َِۙ َِۙاْلَنَّةَِۙفَ َق ْدِۙف
ْ ِۙواُْدخ َل َ ِۙعنِۙالنَّار َ ُز ْحز َح
ِۙ 185ِۙ:ِِۙۙالِۙعمران.َِۙمتَاعُِۙالْغُرْور
ُ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari
Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa
yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya. [Q.S. Ali Imran : 185]
ِۙ:
ِۙ ُِۙوُه َوِۙيَعظُهَ ﷺِۙ لَر ُجل
ِۙ ِِۙۙر ُس ْو ُلِۙهللا
َ ال
َ َِۙق:ال َ َِۙعبَّاسِۙق
َ َعنِۙابْن
ِۙكِۙقَ ْب َل
َ َِۙوص َّحت،
َ ك َ ِۙهَرمَ كِۙقَ ْب َل
َ َِۙشبَاب:
َ ا ْغتَن ْمَِۙخَْ ًساِۙقَ ْب َلَِۙخَْس
ِۙك َ َِۙو َحيَات،
َ ك َ ِۙش ْغل
ُ كِۙقَ ْب َل
َ ِۙوفَ َرا َغ،
َ اكِۙقَ ْب َلِۙفَ ْقرَك
َ َِۙوغن،
َ ك َ َس َقم
ِۙ10248ِۙ:ِۙرقم،263ِۙ:7ِِۙۙالبيهقىِۙىفِۙشعبِۙاْلميان.ك َ ِۙم ْوت
َ قَ ْب َل
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada
seorang laki-laki, pada waktu itu beliau menasehatinya,
“Gunakanlah lima (kesempatan) sebelum datangnya lima
(kesempitan):
3
1. Gunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu,
2. Gunakan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu,
3. Gunaan masa kayamu sebelum datang masa faqir (miskin)mu,
4. Gunakan masa longgarmu sebelum datang masa sibukmu,
5. Gunakan masa hidupmu sebelum datang kematianmu”.
[HR. Baihaqiy dalam Syu'abul iimaan juz 7, hal. 263, no. 10248]
Skala prioritas menentukan apa yang akan kita lakukan dan dari
mana kita akan memulai. Prinsip prioritas mengajarkan bahwa kita
melakukan sesuatu hal yang tujuannya sama dengan tujuan yang
kita miliki dan kita yakini kebenarannya. Selain itu prinsip ini juga
memperhatikan terkait kemampuan diri kita dan kondisi yang ada
untuk menghadapi masa mendatang. Sesuatu hal yang hakikat nilai
kebenaran dan kemanfaatannya lebih tinggi, lebih diprioritaskan
dari pada hal-hal lainnya.
Dalam syariat Islam ada hukum wajib dan sunnah, sebaik-baik
amalan sunnah tidak akan bisa mengalahkan yang wajib, yang
wajib harus lebih didahulukan/diutamakan dari pada yang sunnah.
3. Aspek keseimbangan
ِۖ ۤ
terbangun kehidupan yang teratur dan harmonis.
ِْۙيِۙ ّٰللِۙ ُش َه َداءَِۙ ِبلْق ْسطِۙ َوَْل َ ْ ٰٰٓيَيُّ َهاِۙ الَّذيْ َنِۙ اٰ َمنُ ْواِۙ ُك ْونُ ْواِۙ قَ َّوام
َِِۖۙيرمنَّ ُكمِۙشناٰنِۙق ومِۙع ٰلٓىِۙاَّْلِۙت عدلُوا ِِِۗۙۙاعدلُ ِۗواِۙهوِۙاقْ ربِۙللتَِّۙقوى
ٰ ْ ُ َ َ َ ُ ْ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َْ
ِۙ 8:ِۙاملائدة.ن َِۙ ِۙخب ْيٌِۙمِبَاِۙتَ ْع َملُ ْو ٰ اِۙاّللَِِِۗۙۙا َّن
َ َِۙاّلل ِٰۙ َواتَّ ُقو
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak
(kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak)
dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena
(adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah.
6
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
[Q.S. Al Maaidah : 8]
َ ْيِۙ ٰذل
ِۙ.ِۙكِۙقَ َو ًامِۙا َ َْاِۙوَكا َنِۙب َ َوالَّذيْ َنِۙا َذآِۙ اَنْ َف ُق ْواِۙ ََلِْۙيُ ْسرفُ ْو
َ اِۙوََلِْۙيَ ْق ُِۙتُْو
ِۙ 67ِۙ:ِۙالفرقان
ِۙ
Dan, orang-orang yang apabila berinfaq tidak berlebihan dan tidak
(pula) kikir. (Infaq mereka) adalah pertengahan antara keduanya.
ۤ
[Q.S. Al Furqaan : 67]
ِۗ اِۙاّللِۙاوِۙادعوِۙاِۙالرْح
ِِۙۙاْلُ ْس ٰ ٰۚن
ْ ُ َْ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َّ ِۙادعُو ٰ َ َ ْ ُ َّ ْ ٰ َ َا
ء ا ْسِۙاْل ه ل اِۙف
و ع دتِۙا ِۙم ٰي اِۙ ن ْ قُل
ِۙ.ل ًِۙ كِۙ َسبْيَ ْيِۙ ٰذل
َ َْاِۙوابْتَغِۙب
َ َتِۙ ِب ْ ُِۙتَاف ُ ِۙوَْل َكَ ص َلتَ َِۙت َه ْرِۙب
َْ َوَْل
ِۙ 110ِۙ:ِۙاْلسراء
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah ‘Allah’ atau serulah ‘Ar-
Raḥmaan! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena
Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul husna).
Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) shalatmu dan janganlah
(pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara
(kedua)-nya” [Q.S. Al Israa’ : 110]
7
ِۙ ِۙاْل ُُم ْورِۙأ َْو َسطُ َها
ْ َُخ ْي
Sebaik-baik perkara/urusan adalah yang di tengah-tengah
(Maqolah)
4. Aspek kesinambungan
ِِۙۙعلَْيه ُمِۙالْ َم ٰل ِٕى َكةُِۙاََّْل َ ِۙاستَ َق ُام ْواِۙتَتَ نَ َّزُلْ َُِّۙث ٰ َا َّنِۙالَّذيْ َنِۙقَالُْواِۙ َربُّن
ُ ُاِۙاّلل
ِۙ 30ِۙ:ِۙفصلت
ِۙ ِۙ.ِۙ اِۙواَبْش ُرْواِِۙب ْْلَنَّةِۙالَّ ِْتِۙ ُكْن تُ ْمِۙتُ ْو َع ُد ْو َِۙن
َ َِۙتَزنُ ْو
َْ اِۙوَْل
َ َُتَافُ ْو
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah
Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-
malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut
dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan kepadamu.” [Q.S. Fushshilat : 30]
5. Aspek keteraturan
Teratur atau disiplin menjadi salah satu ilmu yang diajarkan dalam
Islam. Disiplin sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
apalagi sikap disiplin sangat berpengaruh pada kesuksesan kita di
masa depan. Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan
tapi juga kedisiplinan. Sebagai contoh, waktu shalat fardlu yang
mempunyai batasan waktu awal dan akhir sehingga setiap muslim
harus shalat tepat di waktu shalat yang telah ditentukan, jika tidak
maka shalatnya dianggap tidak sah. Disiplin juga merupakan sifat
orang yang bertakwa, di samping itu Allah mencintai orang-orang
yang teratur/disipin.
9
ِۙص افاِۙ َكاَ ََّّنُِْۙمِِۙۙبُْن يَا ٌِۙن
َ ِِۙۙبِۙ الَّذيْ َنِِِۙۙۙيُ َقاتلُ ْو َنِۙ ْفِِۙۙ َس ِب ْي ِ ٗل
ُّ ا َّنِۙ ٰاّللَِۙ ُُي
ِۙ 4ِۙ:ِِۙۙالصف.ص ٌِۙ ص ْو ُ َّم ْر
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu
bangunan yang tersusun kukuh. (Q.S. Ash Shaaf : 4)
--o0o--
10