Anda di halaman 1dari 2

Nama : Suci Yaliyani Arsyillah

NIM : 3401419025

Rombel : A

Mata Kuliah : Keluarga dan Kekerabatan

Tugas

Mengamati hubungan antar anggota keluarga masing" lebih dekat ke mana? Ke pola Jawa (bilateral),
ke pola minang (matrilenial), pola batak (patrilineal). Dijelaskan bagaimana pola hubungan dalam
keluarga luas dan keluarga inti. Merujuk pada buku "Kebudayaan Jawa" atau "Keluarga Jawa" atau
"Manusia dan Masyarakat Indonesia". Buat 2 halaman.

Jawaban :

Keluarga adalah kumpulan individu yang diikat oleh perkawinan atau karena pertalian darah. Ada
pula keluarga yang dibentuk karenanya ikutan hukum, biasanya terjadi dalam hubungan anak
Adopsi. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya. Sedangkan keluarga luas adalah
keluarga yang tercuri dari beberapa keluarga inti.

Sistem kekeluargaan yang dibangun dalam keluarga saya adalah sistem keluarga pola Jawa (bilateral)
karena kedua orang tua saya juga berawal dari suku Jawa, yaitu gabungan dari Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Sistem pembagian tugas dan pola kekuasaan yang dibentuk adalah seimbang
proporsinya antara laki-laki dan perempuan, tidak ada perbedaan, tidak ada yang lebih mendominasi
satu sama lain.

Dalam keluarga saya peran laki-laki dan perempuan seimbang antara peran di luar rumah mayung di
dalam rumah. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan uang sama untuk ikut andil
dalam kegiatan publik. Atau dan ibu sama-sama diperkenankan untuk bergabung dalam kegiatan
kemasyarakatan. Anak laki -laki dan perempuan memiliki kesempatan uang sama untuk ikut
bergabung dalam kegiatan di luar rumah. Meskipun antara laki-laki tetap ada batasan yang berbeda.
Ada beberapa kegiatan di luar rumah yang tidak bisa diikuti oleh anak perempuan Serta waktu
perempuan berada di luar rumah juga dibatasi.

Secara pengambilan keputusan dalam keluarga juga dimusyawarahkan secara bersama, tidak ada
keputusan salah satu pihak yang mendominasi. Hal ini sebagaimana yang digambarkan oleh Cliford
Geertz dalam penelitiannya tentang masyarakat Jawa yang memiliki pola kekeluargaan seimbang,
tidak berat sebelah antara laki-laki dan perempuan seperti yang diatur oleh Orang Menang
(Matrilineal) maupun suku Batak (Patrilineal).

Pembagian kerja dalam keluarga saya juga tidak ada perbedaan antara perempuan banyak bekerja di
sistem domestik dan laki-laki di sistem publik. Baik laki laki maupun perempuan memiliki bagian
kerjasama yang sama untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Ibu, ayah, anak laki laki dan anak
perempuan sama sama memiliki bagian pekerjaan rumah. Misalnya anak perempuan membantu ibu
memasak, mencuci piring, mencuci baju, dan menyetrika. Maka anak laki-laki mengerjakan
pekerjaan rumah yang berada di luar rumah, misalnya menyapu lantai atau halaman rumah,
mencuci motor, membersihkan taman dan kebun, maupun memberi makan ternak. Begitupun
dengan pekerjaan publik, jika pekerjaan publik tersebut tidak bisa dilakukan oleh ayah maka ibu atau
anak perempuan boleh menggantikannya.
Sistem kekerabatan yang terjadi antar keluarga juga tidak berat sebelah. Hubungan keluarga inti
dengan keluarga luas sama intensitasnya. Cara berkomunikasi dan penghormatan tidak ada
perbedaan antara keluarga dari pihak ayah maupun ibu. Sistem kekerabatan Jawa juga tidak
mengenal sistem marga seperti pada keluarga Batak. Peranan keluarga luas dari ayah maupun ibu
sama-sama seimbang, tidak ada yang mendominasi satu sama lain. Keikutsertaan keluarga luas
terhadap keluarga inti tidak begitu kental. Keputusan yang diambil oleh keluarga inti melalui
persetujuan antara kedua belah pihak keluarga. Tetapi untuk beberapa urusan keluarga yang
berkaitan dengan wanita maka peran dari keluarga perempuan lebih mendominasi, misalnya jika
seorang perempuan melahirkan maka bantuan dari keluarga perempuan lebih dibutuhkan. Sehingga,
kebanyakan perempuan ketika akan memiliki anak akan memilih melahirkan di rumah ibunya sendiri
daripada di rumah mertua.

Selain itu setelah menikah juga tidak ada aturan perempuan harus ikut laki-laki atau sebaliknya.
Dimana pasangan baru itu akan menetap tergantung musyawarah dari kedua belah pihak. Apakah
akan ikut pihak suami atau ikut pihak istri ataukah ingin tinggal terpisah dari keluarga besarnya. Dari
sini dapat kita lihat bahwa peran antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan terhadap
keluarga inti tidak begitu mendominasi. Hanya bila ada masalah besar saja akan dibicarakan dengan
kedua besar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai