Anda di halaman 1dari 32

PERAN DAN FUNGSI

GENDER DALAM
KELUARGA

Andra Vidyarini, S.Gz, M.Si


Tim Pengajar Gender dan Kesehatan
Prodi Ilmu Gizi FIKES
UHAMKA 2021
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki)
telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-
perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada
Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena
Allah telah menjaga (mereka). …..

- QS AN NISA : 34
Table of contents

01 02
Kesenjangan gender
Struktur keluarga
dalam keluarga

03 Peran dan fungsi gender


dalam keluarga 04 Kesejahteraan gender
dalam keluarga
gender dalam keluarga akan mengikuti
pola nilai dan tatanan yang sudah ada dan
dibangun oleh masyarakat sekitar di mana
keluarga tersebut hidup dan tinggal.
01
STRUKTUR
KELUARGA
“keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.”
— Kementrian Kesehatan RI (2016)
DEFINISI KELUARGA
1. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978)
2. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional
dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan Bersama
(friedman, 1998).
TIPE KELUARGA
Tradisional Non tradisional

• The unmarried teenege mather


1. Keluarga inti, • The stepparent family
2. Keluarga besar • Commune family
3. Keluarga “Dyad” • The non marital heterosexual cohibitang family
4. “Single Parent” • Gay and lesbian family
5. “Single Adult” • Cohibiting couple
• Group-marrige family
• Group network family
• Foster family
• Homeless family
• Gang
STRUKTUR KELUARGA
1. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) bersifat terbuka dan jujur, (2) selalu
menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikiran positif, dan (4) tidak mengulang-ulang isu
dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1). Karakteristik pengirim :
• Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
• Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
• Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2). Karakteristik penerima :


• Siap mendengarkan.
• Memberi umpan balik.
• Melakukan validasi.
STRUKTUR KELUARGA

b. Struktur peran
posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri,
anak, dan sebagainya.

c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain menjadi lebih baik

d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Pola hubungan gender
1. patriarkhis, tentunya lebih didomiasi oleh pihak laki-laki sebagai orang yang
memiliki kewenangan (kekuatan) lebih tinggi daripada perempuan
2. matriarkhis, kewenangan lebih didominasi oleh perempuan.
3. Dalam masyarakat liberal-demikratis yang cenderung egaliter, terjadi
keseimbangan dalam pola relasi antara laki-laki dan perempuan
 Implikasi dari ketiga model tatanan masyarakat tersebut juga berbeda satu
dengan lainnya, baik negatif maupun posittif. Misalnya, dalam masyarakat
patriarkhis akan terjadi ketidakseimbangan dalam pola relasi yang dibangun
antara laki-laki dan perempuan.
02
KESENJANGAN
GENDER DALAM
KELUARGA
Kesenjangan gender
1. Nilai-nilai yang dibangun dan disepakati bersama antara anggota keluarga yang satu
dengan lainnya. tidak jauh berbeda dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
dimana keluarga tersebut tinggal.
2. Misalnya, apabila masyarakat di lingkungan sekitar bernuansa patriarkhis, maka
nilai-nilai yang dibangun dalam istitusi keluarga tersebut juga bersifat patriarkhis.
3. Sebaliknya, apabila nilai yang dibangun dilingkungan masyarakat bersifat
matriarkhi, maka nilai-nilai yang ada dalam keluarga tersebut juga cenderung ke
matriarkhi.
4. Sedangkan, apabila nilai modern yang bersifat liberal dan demokratis sudah menjadi
tatanan umum di lingkungan suatu masyarakat, maka tidak bisa dipungkiri institusi
keluarga tersebut juga akan mengikuti arus yang ada dalam suatu masyarakatnya
tersebut.
Kesenjangan gender dalam keluarga

1. Masih kuatnya budaya patriarkis (budaya yang didasarkan pada kekuasaan


laki-laki) masih memposisikan perempuan pada streotype, peran, dan posisi
yang termarginalkan
2. Dalam teori struktural-fungsional, peran masing-masing anggota keluarga
sangat ditentukan oleh struktur kekuasaan laki-laki (ayah) sebagai kepala
keluarga yang secara hierarkis memiliki kewenangan paling tinggi dalam
keputusan-keputusan keluarga.
3. Hierarki dilanjutkan pada perbedaan usia dan jenis kelamin anggota
keluarga, misalnya saudara laki-laki memiliki struktur sosial lebih tinggi
dibanding saudara perempuan.
Kesenjangan Gender dalam Keluarga
4. Hubungan yang terbangun seringkali menempatkan seolah-olah laki-laki
memiliki kemampuan/kekuasaan/kekuatan lebih besar dibanding anggota
keluarga perempuan
5. Banyak streotype bahkan mitos yang sudah tertanam di masyarakat,
misalnya tanggungjawab mutlak terhadap ekonomi keluarga hanya ada di
tangan ayah/suami, sementara tanggungjawab domestik melulu tanggung
jawab ibu/istri.
6. Faktanya begitu banyak kaum perempuan (istri/ibu) yang mampu menjadi
tulang punggung keluarga, secara mandiri menghidupi keluarganya dan
lebih mampu bertahan dalam kesulitan ekonomi keluarga.
7. Image anak perempuan lebih lemah, rapuh serta berbagai sifat-sifat feminimnya
sedangkan anak laki-laki yang dipandang lebih kuat, tidak cengeng dan dengan segala
atribut maskulinitasnya  perbedaan perlakuan dan pola pendidikan yang diberikan
orang tua dalam kehidupan sehari-hari.
8. Setiap anak baik perempuan maupun laki-laki memiliki sifat feminim dan maskulin
meskipun pada masing-masing jenis kelamin ada sifat yang lebih dominan
9. Pembiasaan perlakuan dan pembagian peran gender dalam keluarga yang tidak
seimbang, bahkan menempatkan posisi perempuan sebagai subordinat banyak
menimbulkan konflik dalam keluarga yang secara tidak sadar konflik tersebut akan
berkembang lebih luas ke konflik masyarakat dan bahkan konflik kemanusiaan
03
PERAN DAN FUNGSI GENDER
DALAM KELUARGA
PERAN GENDER
DALAM KELUARGA
Definisi peran gender
1. Peran gender dapat didefinisikan sebagai perilaku, nilai, dan sikap yang dianggap
sesuai oleh masyarakat baik untuk laki-laki maupun perempuan
2. Secara tradisional, laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sangat
berlawanan, laki-laki dipandang sebagai pencari nafkah bagi keluarga dan
perempuan dipandang sebagai pengasuh rumah dan keluarga.
3. Pembagian peran gender sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan keluarga
dalam menjalankan fungsi keluarga menuju terwujudnya tujuan keluarga.
4. Suami dan istri bersepakat dalam membagi peran dan tugas sehari-hari,
bertanggung jawab terhadap peran dan tugasnya masing-masing, dan saling
menjaga komitmen bersama.
5. Pembagian peran gender sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan
keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga menuju terwujudnya tujuan
keluarga.
6. Suami dan istri bersepakat dalam membagi peran dan tugas sehari-hari,
bertanggung jawab terhadap peran dan tugasnya masing-masing, dan saling
menjaga komitmen bersama.
PEMBAGIAN PERAN GENDER
(PUSPITAWATI 2008)

1. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan keuangan dan


rumahtangga lebih banyak dilakukan oleh istri, seperti merencanakan
keuangan keluarga, mengelola uang keluarga, memutuskan untuk
membelanjakan keuangan keluarga, mengontrol pengeluaran keuangan
keluarga, mengatur penyediaan makanan, mengatur kegiatan rumahtangga
dan mencari pinjaman uang ke tetangga/keluarga , kecuali untuk kegiatan
mencari jalan pemecahan masalah keuangan dimana persentasi terbesar
dilakukan oleh suami dan istri (bersama-sama).
2. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan domestik khususnya dalam
mengurus anak dan memelihara rumahtangga lebih banyak dilakukan oleh istri,
seperti perawatan fisik anak sehari-hari, perawatan pada saat anak sakit,
mendampingi anak belajar, memandikan anak, menyuapi anak makan, menidurkan
anak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, menyediakan
makanan, belanja kebutuhan sehari-hari, belanja peralatan rumahtangga, mengambil
air, menyapu halaman dan menata ruangan. Aktivitas domestik yang sudah mulai
dilakukan oleh suami adalah mengambil air dan menata ruangan
3. Kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan publik/ekonomi (mencari nafkah)
lebih banyak dilakukan oleh suami , tetapi pada kegiatan mencari nafkah ini terlihat
pula keterlibatan istri
4. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas sosial seperti arisan hanya
dilakukan oleh persen perempuan. Aktivitas sosial lainnya seperti pengajian lebih
banyak dilakukan oleh suami dan istri (bersama-sama), sedangkan rapat desa dan
kerja bakti lebih banyak dilakukan oleh suami
5. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha tani dilakukan secara bersama-
sama antara suami istri. Kegiatan merencanakan keuangan dan
6. mengontrol keuangan usahalebih banyak dilakukan oleh suami, sedangkan
mengelola uang usaha dan memutuskan untuk membelanjakan uang usaha lebih
banyak dilakukan oleh istri yaitu masing-masing
FUNGSI GENDER
DALAM KELUARGA
Kesetaraan dan fungsi gender
1. Kesetaraan gender menurut Laporan UNICEF 2007 (Hartiningsih 2007)
akan menghasilkan “deviden” ganda.
2. Perempuan yang sehat, berpendidikan, berdaya akan memiliki anak-anak
perempuan dan laki-laki yang sehat, berpendidikan dan percaya diri.
3. Pengaruh perempuan yang besar dalam rumah tangga, telah memperlihatkan
dampak yang positif pada gizi, perawatan kesehatan, dan pendidikan anak-
anak mereka.
4. Posisi Gender dalam Keluarga dapat dilakukan melalui proses manajemen,
yakni melalui kegiatan fungsi-fungsi perencanaan (Planning), mengelola
(Organizing), menggerakkan (Actuiting) dan mengawasi (controlling)
(POAC)
Fungsi gender dalam keluarga

1. fungsi perencanaan: keluarga dapat merencanakan; masa depan pendidikan anak-


anaknya, kegiatan dalam rumah tangganya dan lainnya.
2. Fungsi mengelola dalam keluarga; yakni kedua pasangan dapat mengatur pembagian
tugas masing-masing serta dapat membentuk anak-anak yang pribadi unggul, serta
menata kehidupan keluarga yang harmonis.
3. Fungsi menggerakkan dalam kelurga bahwa antara suami/istri dapat membentuk
karakter anggota keluarganya, menjadi motivasi, panutan dan teladan terhadap anak-
anaknya dan anggota keluarga lainnya.
4. Fungsi mengawasi dalam keluarga hendaknya antara suami/istri dapat menjadi
penyejuk hati terhadap kegundahan dan keresahan anak-anaknya, juga dapat menahan
emosi jika ada diantara keduanya saling konflik serta dapat menjaga hubungan yang
baik diantara lingkungan keluarganya maupun di lingkungan masyarakat.
Peran dan Fungsi Gender
1. Peran-peran dalam keluarga tidak seluruhnya kaku sebagai tugas/peran ibu, ayah,
anak laki-laki, atau anak perempuan saja, tetapi ada beberapa tugas/peran yang
dapat dipertukarkan.
2. Sebaiknya, peran-peran yang melekat pada perempuan atau laki-laki di dalam
keluarga tidak terjebak pada streotype yang dilekatkan pada perbedaan gender
04
KESEJAHTERAAN
GENDER DALAM
KELUARGA
Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana
terpenuhi semua kebutuhan fisik materil, mental spiritual, dan sosial yang
memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta
memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan
yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang
sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.
Kesetaraan gender dengan kesejahteraan keluarga

1. Kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan termasuk kehidupan keluarga,


didasarkan pada adanya perbedaan biologis, aspirasi, kebutuhan masing-masing
individu sehingga pada setiap peran yang dilakukan akan memiliki perbedaan.
2. Kesetaraan gender juga tidak berarti menempatkan segala sesuatu harus sama, tetapi
lebih pada pembiasaan yang didasarkan pada kebutuhan spesifik masing-masing
anggota keluarga.
3. Kesetaraan gender dalam keluarga mengisyaratkan adanya keseimbangan dalam
pembagian peran antar anggota keluarga sehingga tidak ada salah satu yang
dirugikan.
4. Tujuan serta fungsi keluarga sebagai institusi pertama yang bertanggung jawab dalam
pembentukan manusia yang berkualitas dapat tercapai.
TERIMA KASIH
Apakah ada pertanyaan??

Credits: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai