Anda di halaman 1dari 56

KEBUTUHAN DASAR

MANUSIA:

KELUARG
A
BATASAN KELUARGA
 Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
adalah suatu wadah atau lembaga perkawinan
dari pasangan suami-istri, atau suami-istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya. (UU No. 10 Th 1992 & PP No. 21 Th
1994)
 Kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi
dan tinggal dalam satu rumah (Friedman, 1998)
PAHAM KLASIK

Sekelompok orang yang diikat dalam pertalian


perkawinan, darah atau adopsi, terdapat dalam
satu rumah tangga, saling berinteraksi dan
berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya
dalam tanggungjawab sosialnya masing-masing
(suami dan istri, ibu dan suami, antar saudara
kandung), serta menciptakan dan menjaga budaya
yang diyakini secara kolektif (Burgess dan Locke,
1930)
PAHAM MASA KINI

Keluarga secara kontekstual didefinisikan sebagai


suatu ekspresi seksual maupun hubungan orang
tua dan anak dimana :
(1) tinggal bersama dalam komitmen tertentu,
(2) merupakan bentuk unit ekonomi dan
perlindungan terhadap yang lebih muda,
(3) sebagai wahana untuk mencari identitas
seperti apa yang diberikan kepada
kelompoknya
(Lamanna & Riedmann, 1991)
Lima hal penting yang ada pada
definisi keluarga :
1. Keluarga adalah suatu sistem atau unit
2. Komitmen dan keterikatan antar anggota keluarga yang
meliputi kewajiban di masa mendatang
3. Fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi
perlindungan, pemberian nutrisi, dan sosialisasi untuk
seluruh anggota keluarga
4. Anggota-anggota keluarga mungkin memiliki hubugan
dan tinggal bersama atau mungkin juga tidak ada
hubungan dan tinggal terpisah
5. Keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga
tidak
(Stuart, 2001)
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA

 TERORGANISASI
 Keluarga adalah cerminan sebuah
organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsinya
masing-masing sehingga tujuan keluarga
dapat tercapai
 Organisasi yang baik ditandai dengan
adanya hubungan yang kuat antar anggota
sebagai bentuk saling ketergantungan dalam
mencapai tujuan
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA

 KETERBATASAN
 Dalam mencapai tujuan, setiap anggota
keluarga memiliki peran dan tanggungjawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi
setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh
tanggungjawab masing-masing anggota
keluarga
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA

 PERBEDAAN & KEKHUSUSAN


 Adanya peran yang beragam dalam keluarga
menunjukkan masing-masing anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan
khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-
anak
STRUKTUR KELUARGA

DOMINASI JALUR HUBUNGAN DARAH


 PATRILINEAL
 Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur
garis ayah.
 Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga patrilineal
 MATRILINEAL
 Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur
garis ibu
 Contoh : Suku Padang
STRUKTUR KELUARGA

DOMINASI KEBERADAAN TEMPAT TINGGAL


 PATRILOKAL

 Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang


tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
suami
 MATRILOKAL
 Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang
tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri
STRUKTUR KELUARGA

DOMINASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


 PATRIAKAL
 Dominasi pengambilan keputusan
ada pada pihak suami
 MATRIAKAL
 Dominasi pengambil keputusan ada
pada pihak istri
BENTUK-BENTUK KELUARGA

SUSSMAN (1974) dan MACLIN


(1988) :
 KELUARGA TRADISIONAL
 KELUARGA NON TRADISIONAL
KELUARGA NON TRADISIONAL
1) Keluarga dengan orang tua yang
memiliki anak tanpa menikah
2) Pasangan yang memiliki anak tanpa
menikah
3) Pasangan yang hidup bersama tanpa
menikah
4) Keluarga gay
5) Keluarga lesbi
6) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih
dari satu pasang monogami dengan
anak-anak yang secara bersama-sama
menggunakan fasilitas, sumber-sumber
dan memiliki pengalaman yang sama
KELUARGA TRADISIONAL
1) Keluarga Inti: keluarga yang terdiri atas ayah,
ibu, anak
2) Pasangan inti: keluarga yang terdiri dari suami
dan istri saja
3) Keluarga dengan orang tua tunggal: 1 orang yang
mengepalai keluarga sebagai konsekuensi
perceraian
4) Bujangan yang tinggal sendirian
5) Keluarga besar tiga generasi
6) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia
7) Jaringan keluarga besar
Anderson Carter
1) Keluarga Inti (nuclear family): keluarga
yang terdiri atas ayah, ibu, anak
2) Keluarga besar (extended family): keluarga
inti ditambah dengan sanak saudara, nenek-
kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dsb.
3) Keluarga berantai (sereal family): Keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti
Anderson Carter
1) Keluarga duda/janda (single
family): Keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian
2) Keluarga berkomposisi: Keluarga
yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama
3) Keluarga kabitas (cohabiting
family): 2 orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga
FUNGSI KELUARGA
(Lamanna & Riedmann, 1991)

 Fungsi tanggungjawab reproduksi


(responsible reproduction)
 Memberikan kontrol sosial terhadap peran
reproduksi dan perlindungan anak.
 Pengembangan fungsi dalam mengasuh anak
diasumsikan sebagai dua orang tua lebih baik
dibandingkan dengan satu orang tua (single
parent) dan pasangan orang tua harus
merupakan ikatan antara pria dan wanita
(heterosexual).
FUNGSI KELUARGA
(Lamanna & Riedmann, 1991)
 Fungsi dukungan ekonomi (economic
support).
 Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
misal : makan, menyediakan sandang dan
mendapatkan tempat tinggal.
 Dengan bantuan anggota keluarga yang lain,
anggota keluarga mendapatkan manfaat
perlindungan jasmani, misal : penyediaan
asuransi kesehatan, bantuan biaya pendidikan
atau bantuan modal untuk berusaha.
FUNGSI KELUARGA
(Lamanna & Riedmann, 1991)
 Fungsi perlindungan emosional (emotional
security).
 Anggota keluarga dewasa merupakan sumber
potensial sebagai pelindung emosional bagi
anggota keluarga lain yang lebih muda.
 Anggota keluarga dewasa bukan berarti
memiliki dominasi untuk memberikan kasih
sayang, persahabatan maupun keintiman
terhadap anggota lainnya, mereka haruslah
saling memberikan perlindungan emosional
yang sama dan seimbang.
FUNGSI KELUARGA
(Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 )

 Fungsi agama
Keluarga dan anggotanya didorong dan dikembangkan
agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian
nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa untuk
menjadi insan agamis yang penuh iman dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Fungsi sosial budaya
Memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya
bangsa yang beraneka ragam dalam suatu kesatuan.
FUNGSI KELUARGA
(Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 )

 Fungsi cinta kasih


Memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan
anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan
anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi
sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya
kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.
 Fungsi melindungi
Untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan.
FUNGSI KELUARGA
(Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 )

 Fungsi reproduksi
Keluarga merupakan mekanisme untuk melanjutkan
keturunan yang direncanakan sehingga dapat
menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia
yang penuh iman dan taqwa.
 Fungsi sosialisasi atau pendidikan
Keluarga berperan untuk mendidik keturunan agar bisa
melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di
masa depan.
FUNGSI KELUARGA
(Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 )

 Fungsi ekonomi
Menjadi unsur pendukung kemandirian dan
ketahanan keluarga
 Fungsi pembinaan lingkungan
Memberikan pada setiap anggota keluarga
kemampuan untuk menempatkan diri secara
serasi, selaras dan seimbang sesuai dengan
daya dukung alam dan lingkungan yang
berubah secara dinamis.
PERUBAHAN SOSIAL YG BERPENGARUH
TERHADAP KELUARGA

 Pertumbuhan penduduk  usia harapan hidup


me  pupolasi lansia me
 Perubahan komposisi populasi: Ras dan suku
 Perubahan ekonomi dan budaya  Krisis ekonomi
& budaya
 Menurun ukuran rumah tangga, keluarga luas 
keluarga inti, family carer menjadi masalah
 Perubahan norma gender, dengan pendidikan
wanita me ; kesempatan kerja me;
kekuasaannya didalam keluarga me
TINJAUAN KELUARGA

 KELUARGA  berkaitan dengan


individu, kelompok, dan komunitas
sebagai klien perawat atau
penerima pelayanan perawatan
 Dua tujuan utama keluarga adalah :
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat
dimana keluarga sebagai bagian/unitnya,
dan
2. Memenuhi kebutuhan masing-masing
anggota keluarga
KARAKTERISTIK…

 Memotivasi otonomi anggotanya


 Mengharapkan anggota klggg utk
mengambil tg jwb personal utk
tindakannya
 Mendemostrasikan sikap yg hangat
dan kedekatan satu sama lain diantara
anggota klg

Kamampuan keluarga beradaptasi


didalam konteks sosial dalam
kehidupannya
ALASAN KELUARGA SEBAGAI
SENTRAL PELAYANAN KEPERAWATAN

 Keluarga sebagai sumber kritis dalam pemberian


pelayanan kesehatan
 Disfungsi apapun (sakit, cedera atau perpisahan)
berdampak terhadap satu atau lebih anggota
keluarga atau keseluruhan keluarga
 Hubungan yang kuat antar anggota keluarga dan
status kesehatan setiap anggota keluarga, peran
keluarga merupakan hal-hal penting pada saat
menghadapi masalah anggota keluarga
ALASAN KELUARGA SEBAGAI
SENTRAL PELAYANAN KEPERAWATAN

 Temuan kasus kesehatan merupakan salah


satu alasan pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan pada keluarga
 Pemahaman yang jelas dari individu-individu
dan fungsinya dalam konteks keluarga
 Keluarga merupakan sistem pendukung yang
vital untuk individu di dalam keluarga dengan
mengkaji setiap sumber yang tersedia di dalam
keluarga
alasan mengapa keluarga menjadi penting
bagi perawat

(1)Keluarga sebagai sebuah sistem juga membutuhkan


pelayanan kesehatan seperti halnya individu agar ia
dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase
perkembangan;
(2)Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan
tingkat kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya;
dan
(3)Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil
dari komunitas dapat mempengaruhi derajat
kesehatan sistem di atasnya.
(Spradley dan Allende, 1997)
Feeley & Gottlieb (2000)

“Keperawatan keluarga sepenuhnya


tidak hanya tanggungjawab perawat
keluarga, namun tanggungjawab
tersebut perlu pula diberikan kepada
keluarga itu sendiri dengan
mempertimbangkan kapasitas,
kompetensi dan sumber daya klien
atau keluarga”
INTERAKSI SEHAT-SAKIT
DAN KELUARGA
1. Upaya keluarga terkait dengan promosi kesehatan
2. Respons keluarga terhadap tanda dan gejala penyakit
3. Mencari tempat pelayanan kesehatan
4. Upaya rujukan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan
5. Respons segera klien dan keluarga terhadap
permasalah kesehatan dan perawatan
6. Adaptasi terhadap penyakit atau upaya penyembuhan
KARAKTERISTIK KELUARGA
SEHAT
Keluarga berfungsi secara optimal ditandai
dengan:
1. Memperlihatkan kemampuan yang optimal secara
konsisten dalam mengatasi masalah kesehatan
dan meningkatkan derajat kesehatannya
2. Mengekspresikan secara spontan, terbuka dan
jelas terhadap perasaan, keyakinan dan
perbedaan yang dimilikinya
3. Menghargai perasaan anggota keluarga lainnya
4. Mendorong otonomi anggota keluarganya
5. Mengharapkan anggota keluarganya untuk
bertanggungjawab terhadap segala tindakan yang
dilakukannya
KARAKTERISTIK KELUARGA SEHAT

6. Memperlihatkan sikap kebersamaan/kekeluargaan terhadap


anggota keluarga lainnya
7. Anggota keluarga sering berinteraksi dalam berbagai situasi
8. Anggota keluarga meningkatkan hubungan yang lebih luas
dengan organisasi atau kelompok di masyarakat
9. Anggota keluarga memiliki peran dalam mencari informasi,
menentukan pilihan serta mengambil keputusan
10. Anggota keluarga menggunakan hubungan peran yang
fleksibel; berbagi kekuatan; responsif terhadap perubahan;
mendukung perkembangan dan otonomi anggota lainnya;
serta mendukung keputusan yang berdampak positif bagi
kesehatan anggota keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA

Merupakan salah satu area spesialisasi


didalam keperawatan yg berfokus kepada
keluarga sbg target pelayanan

Praktik Keperawatan keluarga:


Pemberian yan/askep dg menggunakan
pendekatan proses kep kepada klg dan
anggota klg dlm situasi sehat atau sakit
LEVEL KEP. KELUARGA

Level I Level II Anggota klg


Klien A B
individu
C D

Family as context Family as Sum of its part

Level III A Level IV


B A B
C
E
D C D

Family subsystem as client Family as client


TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA

LEVEL I
 Keluarga menjadi latar
belakang
individu/anggota
keluarga.
 Fokus pelayanan
Klien keperawatan: individu
individu  Individu/anggota
keluarga akan dikaji
dan diintervensi
Family as context  Keluarga akan
dilibatkan dalam
berbagai kesempatan
TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA

LEVEL II
 Keluarga merupakan
penjumlahan dari
anggota-anggotanya
Anggota klg  Masalah kesehatan/
keperawatan yang sama
A B dari masing-masing
anggota akan
diintervensi bersamaan.
C D  Masing-masing anggota
keluarga dilihat sebagai
Family as Sum of its part unit yang terpisah
 Secara implisit
dipraktikan pada CHN
TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA

LEVEL III
 Fokus pengkajian dan
intervensi keperawatan
adalah sub sistem
dalam keluarga.
A B  Anggota-anggota
keluarga dipandang
C sebagai unit yang
E
D berinteraksi
 Fokus intervensi:
Family subsystem as client hubungan ibu dengan
anak; hubungan
perkawinan; dll
TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA

LEVEL IV
 Seluruh keluarga dipandang
sebagai klien dan menjadi
fokus utama dari pengkajian
dan perawatan.
 Keluarga menjadi fokus dan
A B individu sebagai latar
belakang.
 Keluarga dipandang sebagai
D interaksional sistem
C
 Fokus intervensi: dinamika
internal keluarga; hubungan
Family as client dalam keluarga; struktur
dan fungsi keluarga;
hubungan sub sistem
keluarga dengan lingkungan
luar.
3 LEVEL PREVENSI KELUARGA

 Pencegahan PRIMER
1. promosi kesehatan (health promotion)
2. perlindungan khusus (specific protection)
 Pencegahan SEKUNDER
1. Memotivasi kelompok berisiko melakukan uji skrining (early
diagnosis)
2. Penatalaksanaan gejala penyakit yang muncul (prompt
treatment)
3. Mencegah / pembatasan kecacatan (disability limitation)
 Pencegahan TERSIER
1. Rehabilitasi
2. Pendidikan kesehatan yang bersifat readaptasi
3. Pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi
4. Memelihara stabilitas kesehatan
INTERVIEW KELUARGA

 Sopan santun: teknik pendekatan/interview


disesuaikan dengan budaya/perilaku sosial
setempat agar memudahkan perawat
membangun kepercayaan dan hubungan yang
terapeutik
 Percakapan yang terapeutik
 Silsilah (pedigree), genogram, ecomap
 Pertanyaan terapeutik yang mendasar:
harapan keluarga terhadap interview atau
kunjungan rumah; tantangan, keprihatinan,
dan masalah yang dihadapi keluarga pada saat
interview dilakukan, serta berbagi informasi
 Menghargai kekuatan individu dan keluarga
PENDEKATAN DALAM
KESEHATAN KELUARGA

 Teori keluarga
 Teori sistem secara umum
 Kerangka konsep
fungsional-struktural
 Teori perkembangan
Keluarga sebagai sebuah SISTEM
sistem keluarga merupakan bagian dari suprasistem
1)
yang lebih besar dan disusun dari beberapa subsistem
2) mempelajari keluarga secara utuh lebih mudah
daripada mempelajari masing-masing anggotanya
3) perubahan pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi semua anggota keluarga
4) perubahan dan stabilitas keluarga dapat
diseimbangkan
5) perilaku masing-masing anggota keluarga lebih mudah
dipelajari sebagai kausalitas seutuhnya daripada
kausalitas secara linear
Wright dan Leahey (1994: p.15-21)
Sistem Kesehatan Keluarga

Berfokus pada lima aspek kehidupan keluarga


yang menunjang kesehatan keluarga :
(1) proses interaksi
(2) proses perkembangan
(3) proses koping
(4) proses integritas
(5) proses kesehatan
(Anderson & Tomlinson, 1992)
1. PROSES INTERAKSI

 Hubungan keluarga
 Komunikasi keluarga
 Pengasuhan keluarga
 Ekspresi keintiman keluarga
 Dukungan sosial
 Pemecahan konflik
 Peran (instrumental dan ekspresif)
 Pemanfaatan waktu luang
 Konsep interaktif lainnya
2. PROSES PERKEMBANGAN

 Masa peralihan keluarga


 Penyelesaian tahapan tugas
perkembangan keluarga
 Masalah perkembangan individu yang
berdampak pada perkembangan
keluarga
 Pengaruh keluarga terhadap
kesehatan
 Konsep perkembangan lainnya
3. PROSES KOPING

 Pemecahan masalah
 Pemanfaatan sumber daya
keluarga
 Stresor dan percekcokan keluarga
 Strategi dan efektifitas koping
 Pengalaman masa lalu dalam
mengatasi krisis
 Sumber pertahanan keluarga
 Konsep koping lainnya
4. PROSES INTEGRITAS

 Nilai keluarga
 Kepercayaan keluarga
 Arti keluarga
 Identitas keluarga
 Ibadah keluarga
 Spiritualitas keluarga
 Kebiasaan dan budaya keluarga
 Konsep-konsep integritas lainnya
5. PROSES KESEHATAN
 Keyakinan kesehatan keluarga dan keyakinan
terhadap permasalah dan fokus perhatian
kesehatan keluarga
 Perilaku kesehatan anggota keluarga
 Pola kesehatan dan upaya pengelolaan kesehatan
 Tanggungjawab mengasuh anggota keluarga
 Kondisi penyakit, upaya pengobatan, dan akibatnya
bagi keluarga
 Stresor kesakitan pada keluarga
 Hubungan dengan petugas kesehatan dan
aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan
Asumsi dalam Sistem Kesehatan Keluarga

(1) kesehatan keluarga berdasarkan proses yang


sistematis
(2) kesehatan keluarga merupakan interaksi aspek
biopsikososial dengan kejadian yang terkait
(3) kesehatan keluarga merupakan kesatuan dari
kesehatan individu dan interaksi antar kesehatan
individu terhadap keluarga itu sendiri
(4) tujuan intervensi kesehatan keluarga merupakan
respon optimal dari masing-masing kelima aspek
sistem kesehatan keluarga.
 Upaya promosi, pemeliharaan, dan perbaikan kesehatan
keluarga harus berfokus pada interaksi di dalam unit keluarga
dan peningkatan komponen proses interaksi, perkembangan,
koping, integritas, dan kesehatan serta gaya hidup yang
membangun kehidupan keluarga yang sehat
DIMENSI STRUKTUR
KELUARGA

 Proses dan pola komunikasi


keluarga
 Kekuatan keluarga
 Peran keluarga
 Norma dan nilai-nilai
keluarga
Proses Komunikasi Keluaga yang
“Berfungsi” dan “Tidak Berfungsi”

Proses komunikasi yang berfungsi :


PENGIRIM PESAN (SENDER)
• Pesan lengkap, tegas dan jelas
• Mengharapkan umpan balik
• Mau menerima umpan balik

PENERIMA PESAN (RECEIVER)


• Mendengar secara aktif dan efektif
• Memberikan umpan balik
• Memvalidasi manfaat atau ketidakmanfaatan pesan
Proses Komunikasi Keluaga yang
“Berfungsi” dan “Tidak Berfungsi”

Proses komunikasi yang tidak berfungsi :


PENGIRIM PESAN (SENDER) :
• Menimbulkan asumsi (pengandaian)
• Mengekspresikan perasaan yang tidak jernih
• MAKES JUDGMENTAL RESPONSES.
• IS UNABLE TO DEFINE OWN NEEDS.
• EXHIBITS INCONGRUENT COMMUNICATION.
PENERIMA PESAN (RECEIVER) :
• FAILS TO LISTEN.
• USES DISQUALIFICATION.
• RESPONDS OFFENSIVELY AND NEGATIVELY.
• FAILS TO EXPLORE SENDER’S MESSAGE.
• FAILS TO VALIDATE MESSAGES.
SENDER dan RECEIVER :
• COMMUNICATE IN DIFFERENT WAFELENGTHS (PARALEL TALK)
• ARE UNABLE TO FOCUS ON ONE ISSUE.
Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga
PERILAKU KESEHATAN KELUARGA :
 Gaya hidup
 Praktik dietik
 Kebiasaan istirahat & tidur keluarga
 Kebiasaan latihan & rekreasi keluarga
 Perilaku pencarian pelayanan kesehatan / perilaku sakit
 Perilaku perawatan kesehatan secara mandiri
 Perilaku hygien & sanitasi lingkungan
 Upaya pencegahan penyakit (medically based)
 Kebiasaan perawatan kesehatan gigi
Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga
5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA:
1. Mengenal masalah

2. Mengambil keputusan

3. Melakukan perawatan di rumah

4. Memodifikasi lingkungan

5. Menggunakan fasilitas pelayanan


kesehatan

Anda mungkin juga menyukai