MANUSIA:
KELUARG
A
BATASAN KELUARGA
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
adalah suatu wadah atau lembaga perkawinan
dari pasangan suami-istri, atau suami-istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya. (UU No. 10 Th 1992 & PP No. 21 Th
1994)
Kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi
dan tinggal dalam satu rumah (Friedman, 1998)
PAHAM KLASIK
TERORGANISASI
Keluarga adalah cerminan sebuah
organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsinya
masing-masing sehingga tujuan keluarga
dapat tercapai
Organisasi yang baik ditandai dengan
adanya hubungan yang kuat antar anggota
sebagai bentuk saling ketergantungan dalam
mencapai tujuan
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
KETERBATASAN
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota
keluarga memiliki peran dan tanggungjawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi
setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh
tanggungjawab masing-masing anggota
keluarga
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
Fungsi agama
Keluarga dan anggotanya didorong dan dikembangkan
agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian
nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa untuk
menjadi insan agamis yang penuh iman dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Fungsi sosial budaya
Memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya
bangsa yang beraneka ragam dalam suatu kesatuan.
FUNGSI KELUARGA
(Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 )
Fungsi reproduksi
Keluarga merupakan mekanisme untuk melanjutkan
keturunan yang direncanakan sehingga dapat
menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia
yang penuh iman dan taqwa.
Fungsi sosialisasi atau pendidikan
Keluarga berperan untuk mendidik keturunan agar bisa
melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di
masa depan.
FUNGSI KELUARGA
(Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 )
Fungsi ekonomi
Menjadi unsur pendukung kemandirian dan
ketahanan keluarga
Fungsi pembinaan lingkungan
Memberikan pada setiap anggota keluarga
kemampuan untuk menempatkan diri secara
serasi, selaras dan seimbang sesuai dengan
daya dukung alam dan lingkungan yang
berubah secara dinamis.
PERUBAHAN SOSIAL YG BERPENGARUH
TERHADAP KELUARGA
LEVEL I
Keluarga menjadi latar
belakang
individu/anggota
keluarga.
Fokus pelayanan
Klien keperawatan: individu
individu Individu/anggota
keluarga akan dikaji
dan diintervensi
Family as context Keluarga akan
dilibatkan dalam
berbagai kesempatan
TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LEVEL II
Keluarga merupakan
penjumlahan dari
anggota-anggotanya
Anggota klg Masalah kesehatan/
keperawatan yang sama
A B dari masing-masing
anggota akan
diintervensi bersamaan.
C D Masing-masing anggota
keluarga dilihat sebagai
Family as Sum of its part unit yang terpisah
Secara implisit
dipraktikan pada CHN
TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LEVEL III
Fokus pengkajian dan
intervensi keperawatan
adalah sub sistem
dalam keluarga.
A B Anggota-anggota
keluarga dipandang
C sebagai unit yang
E
D berinteraksi
Fokus intervensi:
Family subsystem as client hubungan ibu dengan
anak; hubungan
perkawinan; dll
TINGKATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LEVEL IV
Seluruh keluarga dipandang
sebagai klien dan menjadi
fokus utama dari pengkajian
dan perawatan.
Keluarga menjadi fokus dan
A B individu sebagai latar
belakang.
Keluarga dipandang sebagai
D interaksional sistem
C
Fokus intervensi: dinamika
internal keluarga; hubungan
Family as client dalam keluarga; struktur
dan fungsi keluarga;
hubungan sub sistem
keluarga dengan lingkungan
luar.
3 LEVEL PREVENSI KELUARGA
Pencegahan PRIMER
1. promosi kesehatan (health promotion)
2. perlindungan khusus (specific protection)
Pencegahan SEKUNDER
1. Memotivasi kelompok berisiko melakukan uji skrining (early
diagnosis)
2. Penatalaksanaan gejala penyakit yang muncul (prompt
treatment)
3. Mencegah / pembatasan kecacatan (disability limitation)
Pencegahan TERSIER
1. Rehabilitasi
2. Pendidikan kesehatan yang bersifat readaptasi
3. Pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi
4. Memelihara stabilitas kesehatan
INTERVIEW KELUARGA
Teori keluarga
Teori sistem secara umum
Kerangka konsep
fungsional-struktural
Teori perkembangan
Keluarga sebagai sebuah SISTEM
sistem keluarga merupakan bagian dari suprasistem
1)
yang lebih besar dan disusun dari beberapa subsistem
2) mempelajari keluarga secara utuh lebih mudah
daripada mempelajari masing-masing anggotanya
3) perubahan pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi semua anggota keluarga
4) perubahan dan stabilitas keluarga dapat
diseimbangkan
5) perilaku masing-masing anggota keluarga lebih mudah
dipelajari sebagai kausalitas seutuhnya daripada
kausalitas secara linear
Wright dan Leahey (1994: p.15-21)
Sistem Kesehatan Keluarga
Hubungan keluarga
Komunikasi keluarga
Pengasuhan keluarga
Ekspresi keintiman keluarga
Dukungan sosial
Pemecahan konflik
Peran (instrumental dan ekspresif)
Pemanfaatan waktu luang
Konsep interaktif lainnya
2. PROSES PERKEMBANGAN
Pemecahan masalah
Pemanfaatan sumber daya
keluarga
Stresor dan percekcokan keluarga
Strategi dan efektifitas koping
Pengalaman masa lalu dalam
mengatasi krisis
Sumber pertahanan keluarga
Konsep koping lainnya
4. PROSES INTEGRITAS
Nilai keluarga
Kepercayaan keluarga
Arti keluarga
Identitas keluarga
Ibadah keluarga
Spiritualitas keluarga
Kebiasaan dan budaya keluarga
Konsep-konsep integritas lainnya
5. PROSES KESEHATAN
Keyakinan kesehatan keluarga dan keyakinan
terhadap permasalah dan fokus perhatian
kesehatan keluarga
Perilaku kesehatan anggota keluarga
Pola kesehatan dan upaya pengelolaan kesehatan
Tanggungjawab mengasuh anggota keluarga
Kondisi penyakit, upaya pengobatan, dan akibatnya
bagi keluarga
Stresor kesakitan pada keluarga
Hubungan dengan petugas kesehatan dan
aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan
Asumsi dalam Sistem Kesehatan Keluarga
2. Mengambil keputusan
4. Memodifikasi lingkungan