Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN CAIRAN PADA

PASIEN LUKA BAKAR

OLEH
Ns.Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep
Pendahuluan
 Kemajuan Tehnologi
 Kelalaian manusia  Berdasarkan data
statistik data, The National Institute of
Burn Medicine Amerika Serikat  75%
pasien luka bakar adalah akibat
perbuatannya sendiri
 Cobb,Maxwell dan Silverstein (1992) 13%
pasien luka bakar yang dirawat di RS
ataupun anggota keluarganya pernah
terkena luka bakar.
Derajat Luka Bakar

Kriteria Tipe Luka Bakar

Minor/Ringan Moderate/Sedang Mayor/Berat

< 10% TBSA pada 10-20% TBSA pada 20% TBSA pada
dewasa dewasa dewasa
<5% TBSA pada 5-10% TBSA pada >10% TBSA pada
pasien muda dan psien muda dan psien muda dan
tua tua tua
<2% luka bakar 2-5% luka bakar >5% luka bakar
seluruh lapisan seluruh lapisan seluruh lapisan
1. Metode Rule of Nine

2. Metode Lund Bowner


– Berdasarkan area tubuh
– Berdasarkan usia

– Perlu waktu lama dalam perhitungan


– Hasilnya lebih akurat
Patofisologi Luka Bakar

Trauma  Luka Bakar Kerusakan jaringan lokal

Kadar Prosraglandin dlm Komplemen antibody terangsang


darah me ( Prostaglandin me )

Pe vasodilatasi pembuluh darah Cairan dari intravaskuler masuk ke


perifer  permiabilitas kapiler me jaringan interstitiel ( Edema )

Defisit Volume Cairan Volume Darah menurun

Gangguan Perfusi
Sirkulasi jaringan me Cardiac Output Me
Jaringan me
Kebutuhan Plasma
pada kasus Luka Bakar

% Luas Luka Kebutuhan Plasma (ml ) Pada Berat Badan


Bakar 70 kg
20-40 0-500

40-60 500-1700

60-80 1000-3000

>80 1500-3500

Baxter CR, Pathophysiology and treatment of burn and cold injury, in Hardy JD (ed) : Rhoads Textbook
of Surgery, 5th , ed. Philadelphia, LB Lippincott, 1977 )
KESEIMBANGAN CAIRAN

INTAKE + OUTPUT = 0
Keseimbangan cairan tubuh

Figure 20-2: Water balance in the body


Pertukaran cairan

Figure 27.3
REGULASI VOLUME CAIRAN ,OSMOLALITAS
KEHILANGAN CAIRAN/HIPOTONIK
( BERLEBIHAN )

VOLUME PLASMA OSMOL PLASMA

SEKRESI ADH
CURAH JANTUNG RASA HAUS

TEK. DARAH URINE


ANGIO.I
RENIN
PERFUSI GINJAL REABSOPSI ION
ANGIO II
Na & AIR
AIR, Na DI FILTRASI S. ALDOSTERON

•VOLUME AIR

Na, EKSKRESI AIR •OSMOLALITAS


Jenis Cairan yang Diberikan
1. Cairan Koloid
 Larutan dengan berat molekul tinggi,
 efeknya mempengaruhi tekanan osmotik. Karena sifat
semipermeabilitas kapiler,
 koloid cenderung tetap berada di dalam kompartemen
intravaskuler.
 Pada prinsipnya cairan koloid ditujukan untuk penggantian
cairan pada kompartemen intravaskuler.

2. Cairan Kristaloid
 Cairan isotonik yang akan dan efektif karena cairan ini
memiliki osmolaritas sesuai dengan cairan tubuh dan tidak
mempengaruhi efek osmotik cairan,
 cenderung meninggalkan kompartemen intravaskuler (
mengisi kompartemen intersisiel ).
 Pada prinsipnya cairan kristaloid ditujukan untuk penggantian
cairan pada kompartemen ekstravaskuler.
Penggantian Cairan ( Rumus )
1. Parkland/Baxter
 Formula : 4 ml x kg BB x % ( Total Body
Surface Area /TBSA)
 Cairan : Ringer laktat ( RL )
 Waktu :
 Hari pertama  8 jam pertama dan 16 jam
kedua ( 50% diberikan 8 jam pertama dan
25% 8 jam kedua dan 25% 8 jam ketiga )
 Hari kedua  Bervariasi, ditambahkan koloid
 Pemantauan jumlah diuresis antara 0,5 -1
ml/kg BB/jam
2. Formula Brooke Army
 Formula : 2 ml x kg BB x % ( Total Body
Surface Area /TBSA) + 2000 ml/24 jam
 Cairan :
 Koloid : 0,5 ml x kg BB x % TBSA
 RL : 1,5 ml x kg BB x % TBSA
 Glukosa ( Dextrose 5% ) dalam air 2000 ml
untuk kehilangan IWL
 Waktu :
 Hari pertama  8 jam pertama dan 16 jam
kedua ( 50% diberikan 8 jam pertama dan
sisanya 16 jam kedua
 Hari kedua  50% dari cairan koloid dan
50% elektrolit; seluruh penggantian IWL
 Pemantauan jumlah diusis antara > 50 ml/jam
3. Formula Evans
 Formula : 2 ml x kg BB x % ( Total Body Surface
Area /TBSA) + 2000 ml/24 jam
 Cairan :
 Koloid : 1 ml x kg BB x % TBSA
 Elektrolit ( Saline ) : 1,5 ml x kg BB x % TBSA
 Glukosa ( Dextrose 5% ) dalam air 2000 ml untuk
kehilangan IWL
 Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam kedua
 Hari pertama  8 jam pertama dan 16 jam kedua (
50% diberikan 8 jam pertama dan sisanya
dalam 16 jam kedua
 Hari kedua  50% dari cairan elektrolit dan koloid
yang diberikan pada hari sebelumnya;
seluruh penggantian IWL
 Pemantauan jumlah diuresis antara 30-50 ml/jam
4. Formula Konsensus
 Formula : 2-4 ml x kg BB x %
TBSA
 Cairan : Ringer laktat ( RL )
 Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam
kedua
Formula Winski
 Formul : 4 ml x kg BB x % ( Total
Body Surface Area /TBSA)
 Cairan : Ringer laktat ( RL )
 Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam
kedua
SESUNGGUHNYA SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.
Alam Nasyrah (94) : 5-6

WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai