Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PERJALANAN DINAS

DALAM VERIFIKASI LAPANG PENYUSUNAN FORM KA-ANDAL DAN UKL-UPL


KEGIATAN STANDAR SPESIFIK DI KAWASAN IKN
Mursalin dan Harun Alrasyid

Maksud dan Tujuan


Maksud : Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka verifikasi lapangan untuk
penyusunan form KA-ANDAL Kegiatan Standar Spesifik Pembangunan
Jaringan Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan UKL-UPL
Standar Spesifik Pembangunan Jembatan atau Underpass/ Overpass di
Kawasan IKN.
Tujuan : Mendapatkan informasi tentang kondisi atau gambaran rona lingkungan
hidup di sekitar dan di lokasi spesifik area IKN serta potensi dampak
terhadap rencana kegiatan.
Pelaksanaan Perjalanan : Tanggal 28-31 Agustus 2023.
Dinas
Hasil Perjalanan Dinas :

1. Gambaran Umum Lokasi Rencana Kegiatan:


Lokasi rencana kegiatan akan berada di area Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang secara administratif
berada di Provinsi Kalimantan Timur. Wilayah IKN terbagi atas wilayah daratan (± 256.142 ha) dan lautan (±
68.189 ha). Untuk wilayah darat, terdapat menjadi 3 (tiga) wilayah perencanaan, yaitu Kawasan
Pengembangan IKN (KP-IKN), Kawasan IKN (K-IKN), dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN (KIPP-IKN)
(Gambar 1).

Gambar 1. Visualisasi Kawasan Ibu Kota Nusantara (Kiri) dan distribusi keanekaragaman hayati untuk
satwa liar di sekitar IKN (Kanan) (sumber: PDLKWS dan BPSILHK Samboja)

Melalui tinjauan visualisasi Gambar 1 di atas bahwa dalam deleniasi Kawasan IKN terdapat sumber daya
yang memiliki nilai konservasi tinggi. Kondisi baseline pada lanskap IKN saat ini teridentifikasi bebeberapa
bagian kawasan penting sebagai habitat alami flora dan fauna termasuk juga daerah jelajah satwa liar kunci
seperti macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan (Pongo pygmaeus), beruang madu (Helarctos malayanus),
(Nasalis larvatus), buaya muara (Crocodylus porosus) dan lainnya. Tidak hanya pada deleniasi Kawasan IKN,
namun di luar deleniasi tersebut terdapat HL, Sungai Wain, Ekosistem Mangrove dan Perairan Teluk
Balikpapan serta Hutan Alam PT. ITCIKU (Yassir, dkk BPSILHK Samboja).
Kondisi eksisting saat ini di areal KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) akan ada 37 rencana
pembangunan yang berupa kompleks Istana Presiden, Gedung perkantoran dan perumahan, penyedia air
bersih, pengendali banjir dan pembangunan jalan lingkungan. Areal KIPP IKN secara administratif, areal
KIPP berada di Kecamatan Sepaku tepatnya di Desa Bumi Harapan dan Desa Pemaluan. Dari aspek
hidrologi, areal KIPP berada pada DAS Sanggai dan sub DAS Sei Sepaku, Sei Terunen, Siew Semuntai dan
Sei Pemaluan (Masterplan Bappenas, 2020 dan KLHK, 2019). Dari aspek tutupan lahan, Sebagian besar
berupa konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan tutupan lahannya didominasi oleh tanaman
Eucalyptus spp. Namun demikian, lahan di areal ini masih terhubung dengan Taman Hutan Raya (Tahura)
Bukit Soeharto dan areal Hutan Produksi. Beberapa jenis satwa kunci yang teridentifikasi (KLHS 2019 dan
studi Balitek KSDA 2021) diantaranya adalah macan dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos
malayanus), babi (Sus barbatus), dan jenis-jenis rangkong (Bucerotidae), dll.
Kemudian untuk di luar areal KIPP IKN, akan ada 16 rencana pembangunan berupa pembangunan jalan tol,
dermaga logistrik, termasuk pengelolaan sampah dan penyediaan air bersih. Pembangunan jalan tol (segmen
karangjoang-Jembatan Pulau Balang) akan menjadi rencana akses jalan yang menghubungkan bandara
internasional di Sepinggan Balikpapan menuju KIPP (±47,63 Km) (Kementerian PUPR, 2021). Berdasarkan
rencana akses jalan tol tersebut (Sepinggan-KIPP), kemungkinan badan jalan tol akan melintasi atau
setidaknya beririsan dengan dengan beberapa ekosistem yang memiliki nilai konservasi tinggi berupa
ekosistem mangrove, perairan Teluk Balikpapan dan HL. Sungai Wain (Gambar 2).

Gambar 2. Rencana konektivitas akses jalan menuju IKN (Sumber: PUPR 2023)

2. Keterkaitan dengan Rencana Kegiatan:


Dampak potensial kegiatan eksisting yang teridentifikasi secara umum berupa penurunan tutupan vegetasi
(khususnya tanaman Eucalyptus spp), gangguan habitat dan jalur jelajah satwa liar, migrasi satwa,
peningkatan suhu udara, peningkatan debu, peningkatan kebisingan, gangguan lalu lintas, peningkatan
aliran permukaan, erosi dan sedimentasi, banjir dan longsor. Untuk erosi dan sedimentasi serta longsor
tidak hanya disebabkan oleh penurunan tutupan vegetasi dan kondisi curah hujan yang tinggi, namun juga
kondisi alaminya yang berupa topografi yang hampir seluruhnya tidak datar (morfologi bergelombang dan
fisiografis berbukit), serta jenis tanahnya yang juga didominasi oleh Podsolik Merah Kuning dengan
kemampuan daya simpan air yang rendah, mudah tercuci, dan labil. Atas dasar potensi dampak tersebut
maka dimungkinkan akan berpotensi terhadap penurunan kualitas air dan pendangkalan di hulu-hulu
sungai sekitar (Sungai Sepaku, Pemaluan dan Terunen) dan teluk Balikpapan. Penurunan kualitas air dan
potensi pendangkalan sungai dapat disebabkan oleh adanya potensi dampak peningkatan aliran permukaan,
erosi dan sedimentasi, longsor dan banjir. Selain itu, bagian hulu-hulu sungai (Sungai Sepaku, Pemaluan
dan Terunen) dan Teluk Balikpapan merupakan salah satu habitat alami dan jalur jelajah buaya muara
(Crocodylus porosus). Hal demikian akan berpotensi terhadap gangguan habitat dan jalur jelajah buaya
muara serta migrasi ke areal atau habitat yang lebih nyaman (menjauh dari area gangguan).

Kemudian keberadaan sungai-sungai sekitar (Sungai Sepaku, Pemaluan dan Terunen) dan Teluk Balikpapan
merupakan areal penting yang saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari ikan, kepiting,
udang, dll. Potensi dampak di atas akan memicu timbulnya dampak potensial berupa konflik manusia
dengan satwa liar (buaya muara, monyet ekor Panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestrina),
beruang madu (Helarctos malayanus), jenis-jenis ular, dll). Dampak potensial tersebut dimungkinkan akan
timbul oleh adanya gangguan habitat dan jalur jelajah satwa liar.
Selanjutnya untuk rencana kegiatan spesifik yang berupa Pembangunan Jaringan Transmisi Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dan Pembangunan Jembatan atau Underpass/Overpass di Kawasan Ibu Kota
Nusantara (IKN) setidaknya akan ada dampak potensial yang secara umum hampir serupa. Pada kedua
rencana kegiatan spesifik tersebut akan terdapat kegiatan berupa mobilisasi/demobilisasi peralatan dan
material, pembukaan dan pematangan lahan (pondasi tower SUTT, lahan pembangunan jembatan atau
underpas/ overpass), pemasangan dan pendirian tower, penarikan kawat penghantar SUTT, pengoperasian
SUTT dan pengoperasian jembatan atau underpass/overpass. Kegiatan-kegiatan tersebut baik di tahap
kontruksi ataupun operasi akan berpotensi spesifik terhadap penurunan kualitas udara ambien
(peningkatan debu, dll), peningkatan kebisingan, gangguan lalu lintas, gangguan habitat satwa liar dan jalur
jelajahnya, potensi erosi dan sedimentasi, longsor, dll.

Saat ini sebagai analogi kegiatan, telah berlangsungnya kegiatan pembangunan jembatan yang melintasi
Pulau Balang (Gambar 3) dan jaringan transmisi serta Gardu Induk Mobile IKN oleh PT. PLN (Persero) UIP3B
Kalimantan di Jl. Pulau Balang, Kelurahan Pantai Lango, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Pasir
Utara (Gambar 4).
Gambar 3. Analogi kegiatan sejenis dalam pembangunan jembatan yang melintasi Pulau Balang sebagai
bagian dari Kawasan IKN.

Gambar 4. Analogi kegiatan sejenis untuk kegiatan transmisi SUTT sebagai bagian dari Kawasan IKN.

Anda mungkin juga menyukai