Anda di halaman 1dari 20

KITAB

PENGKHOTBAH
PREDIGER

• Dalam Bahasa Ibrani Qoheleth (‫)ֹקֶהֶלת‬


• Dalam Bahasa Yunani Ecclesiates (Ἐκκλησιαστής)
• Baik Ay maupun Pkh bergumul dengan kebijaksanaan tradisional:
pembalasan di bumi namun tidak sama sifatnya karena Ay
dirampungkan pada zaman Persia (abad V SM) sedangkan Pkh
pada zaman Yunani (abad III SM)
2:24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia
dari pada makan dan minum dan
bersenang-senang dalam jerih payahnya.
TAHUN PENULISAN Aku menyadari bahwa inipun dari tangan
Allah.

• Diperkirakan pada akhir abad III SM


• Kaum elite masyarakat Yahudi mulai menaruh minat terhadap budaya Helenis,
meskipun mereka tidak bermaksud melepaskan warisan Yahudi.
• Namun, dalam ketegangan antara tradisi dan modernisasi, dibutuhkan suatu
pengembangan pemikiran dalam tradisi Israel
• Inilah yang diupayakan oleh kitab Pengkhotbah. Hikmatnya bersentuhan
dengan dunia pemikiran Helenis.
• Pertanyaan pokok filsafat Helenis adalah mengenai sifat kebahagiaan manusia
dan kemungkinan terbatas untuk mewujudkannya dalam hidup perorangan
PONDOK DAUN
• Dibacakan di sinagoga pada hari raya Pondok Daun
• Hari raya Pondok Daun (Sukkot ‫ )סכות‬disebut juga
Chag haasif (‫ )חג האסיף‬artinya hari raya
pengumpulan, yang merupakan masa panen terakhir.
• Dengan membaca Pkh, umat Yahudi diingatkan agar
tidak terlena dengan hasil panen yang sudah tercapai
dan lebih meningkatkan rasa “takut akan Allah”
karena semua jerih payah manusia adalah kesia-siaan.
1:1 Inilah perkataan Pengkhotbah, anak
PENGKHOTBAH Daud, raja di Yerusalem.

• 12:9 Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu


pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal.
• Ajaran Pkh kritis dan agar dapat diterima secara lebih luas, kitab ini
tampaknya diedit kembali oleh redaktor yang ortodoks (12:9-14; 8:12b-13)
• Benarkah Pkh berpikiran skeptisisme? 3:14, 3:11
1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah,
kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-
sia. (‫)ֲהֵ֤בל ֲהָבִלי֙ם ָאַ֣מר ֹקֶ֔הֶלת ֲהֵ֥בל ֲהָב ִ֖לים ַהֹ֥כּל ָ ֽהֶבל‬
1:14 Aku telah melihat segala perbuatan yang
dilakukan orang di bawah matahari, tetapi
SUSUNAN KITAB lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan
usaha menjaring angin (‫)ַהֹ֛כּל ֶ֖הֶבל וּ ְר֥ﬠוּת ֽרוַּח‬.

• 1:1-2 Judul dan tema


• 1:3-6:12 Penyelidikan tentang usaha-usaha dan soal-soal kehidupan manusia (Ref:
segalanya/ini pun adalah kesiasiaan dan usaha menjaring angin 1:14, 17; 2:11, 17, 26; 4:4, 6,
16; 6:9)
• 7:1-8:17 Kesimpulan (Ref: Manusia tidak dapat menemukan apa yang sebaiknya
diperbuatnya 7:14, 24, 25-29, 8:17)
• 9:1-11:6 Kesimpulan (Ref: Manusia tidak tahu apa yang akan terjadi 9:1, 5, 10, 12;
10:14, 15; 11:2, 5, 6)
• 11:7-12:8 Syair tentang orang muda dan orang tua diakhiri dengan 11:8
• 12:9-14 Kata penutup
PROTES TERHADAP HIKMAT
TRADISIONAL DAN KEADILAN
• 7:15, 8:14, 8:10 – hikmat tradisional (bdk Ams 11:21, 12:21)
• 3:16, 4:1, 5:7 – keadilan
• 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan
bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat,
juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib
dialami mereka semua.
2:(11-)16 Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal
baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang
SEGALA SESUATU bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang
kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang
ADALAH SIA-SIA berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh! (bdk Ams
13:14, 10:7)

• Kesia-siaan (‫ )ֲהֵ֤בל‬dipakai sebanyak 38x menggarisbawahi tema utama: hidup manusia


adalah seperti hembusan nafas atau angin yang lewat, tak berbekas. (3:19-20)
• 1:9 tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari
• Kesibukan manusia (2:1-3 kesenangan, 2:4-11 bekerja keras) ini pun sia-sia
• 4:13 Menguji hikmat: nilai hikmat itu amat relatif (1:15, 3:19), kematian menjadi
pengganggu terbesar, orang-orang bijak dan bodoh ditimpa oleh nasib kematian yang
sama dan mereka akan terlupakan begitu saja. 2:16
• Pkh membenci hidup (2:17), mulai putus asa (2:20) – jarang keluar dari mulut seorang
guru hikmat
NASIB ORANG SAMA
• 9:2 Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang benar
maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang
tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun
yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula
orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang
takut untuk bersumpah.
• 9:3 Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib
semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan
kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam
orang mati.
DALAM KRISIS … 2:24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia
dari pada makan dan minum dan bersenang-
senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari
Carpe diem quam minimum credula posterior bahwa inipun dari tangan Allah.

• Pkh memilih alternatif yang berbeda …


• Nasihat Pkh: manusia sebaiknya menikmati kesenangan yang masih diberikan
kepadanya dalam hidup yang mengecewakan ini.
UNTUK SEGALA SESUATU Ams 15:23 Seseorang bersukacita
karena jawaban yang diberikannya,

ADA WAKTUNYA dan alangkah baiknya perkataan


yang tepat pada waktunya!

3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya (‫)ְזָ֑מן‬, untuk apapun di bawah langit ada waktunya (‫)ֵ֥ﬠת‬.
3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut
yang ditanam;
3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu
untuk membangun;
3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada
waktu untuk menahan diri dari memeluk;
3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu
untuk membuang;
3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk
berbicara;
3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.

PKH 3 Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang


dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

• ada waktu yang pas untuk segala hal yang diinginkan


• karena setiap peristiwa berlangsung dalam skema Allah, usaha manusia untuk
membuat apa yang terjadi sesuai dengan keinginannya tidak akan akan berhasil atau
sia-sia.
• Allah menjadikan setiap peristiwa indah (tepat) pada waktunya
• apa yang bisa dikerjakan manusia adalah hidup dalam kepatuhan terhadap gerak
maju ‘waktu’ yang tidak dapat ditawar-tawar, sambil menikmati “kebahagiaan yang
lewat” sebagaimana Allah merahmatkannya secara ‘cukup’ dari sudut pandang Allah
kepada manusia
SEGALA SESUATU INDAH PADA
WAKTUNYA
• Allah telah mengatur dan menetapkan segala sesuatu dalam kehendak-Nya
dan rencana-Nya dengan baik. Dengan demikian setiap waktu yang dialami
manusia, dari sudut pandang Allah adalah ‘indah’ adanya. Bagi Allah, setiap
waktu adalah “saat yang indah”, yakni waktu ‘perkenanan’ ketika Allah
menghadirkan diri-Nya dalam kehidupan manusia, di dalam setiap
pengalaman manusia.
• manusia diharapkan menerima segala ketetapan Allah. Hanya dengan cara ini
manusia mencapai kedamaian selama hidupnya di dunia ini, karena ia
(manusia) tidak sepenuhnya memahami misteri Allah.
IBADAH
(4-17) Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik
dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa
mereka berbuat jahat.
(5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di
hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
(5-2) Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh
disebabkan oleh banyak perkataan.
(5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada
orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
(5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
(5-5) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa
engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
(5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.
IBADAH
• Takut akan Allah menentukan segala-galanya, membuat manusia bertindak hati-hati,
juga dalam hal ibadah
• Seorang yang takut akan Allah tidak akan menggebu-gebu mendesak Allah; tidak
akan berdoa bertubi-tubi dan bertele-tele, mempersembahkan kurban sebanyak
mungkin, mengikrarkan banyak nazar
• Di lain pihak orang yang takut akan Allah juga tidak akan berhenti berdoa dan
beribadah, lalu lupa akan Allah.
• Takut akan Allah hendaknya dipelihara dalam praktik-praktik keagamaan yang
dengan hati-hati dengan mencari jalan tengah di antara kelalaian dan tindakan yang
berlebihan
NASIHAT BAGI KAUM MUDA
11:7 Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata;
11:8 oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi
hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang
datang adalah kesia-siaan.
11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu,
dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal
ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena
kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan
mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang
kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan
perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari
jendela semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi
seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga (putih),
belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi karena
manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan
dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Pkh 12:3-5 BIMK
3 Lenganmu gemetar dan tak lagi memberi perlindungan. Kakimu yang kekar akan
goyah tanpa kekuatan. Gigimu tidak lengkap untuk mengunyah makanan. Matamu
kabur sehingga menyuramkan pandangan.
4 Keramaian di jalan sampai di telingamu dengan samar-samar. Bunyi musik dan
penggilingan hampir-hampir tidak terdengar. Engkau tak dapat tidur terlena. Kicauan
burung pun membuat engkau terjaga.
5 Engkau takut mendaki tempat yang tinggi dan harus berjalan dengan hati-hati.
Rambutmu beruban dan kakimu kauseret waktu berjalan. Maka hilanglah segala hasrat
dan keinginan. Kita menuju ke tempat tinggal kita yang penghabisan, orang-orang
berkabung dan meratap di sepanjang jalan.
HIKMAT DARI PKH
• manusia harus berani menghadapi kenyataan, tetapi harus selalu dengan sikap:
jangan terus langsung menerima sesuatu sebagai yang benar; sebelum diuji,
dibuktikan dengan fakta yang ‘terang-benderang’.
• Seseorang harus belajar untuk hidup dengan apa yang tidak dapat diubah dan
tunduk pada hal-hal yang tak dapat dielakkan.
• Pengkhotbah menambahkan sebuah nilai fundamental yang berlaku sama, yaitu
kapasitas untuk menemukan enjoyment (kegembiraan; ‘kenikmatan’) dalam kerja,
kebijaksanaan serta dalam setiap pengalaman kehidupan.
• Sikap menerima tidak merupakan pelarian ke dalam hedonism dari orang yang putus
asa, tetapi didasarkan pada kesadaran bahwa Allahlah yang memberikannya
kepadanya pada saatNya.
SKEPTIKUS?
• Pkh tidak dapat dipandang sebagai seorang skeptikus dalam arti menyeluruh,
orang yang meragukan segala-galanya tanpa batas.
• Ia tidak meragukan kenyataan bahwa Allah telah menciptakan dunia ini
sebagaimana adanya.
• Yang dia ragukan adalah manusia yang tidak dapat menyelami segala
perbuatan Allah itu.
• Pkh bersikap pesimis, ia mengakui Allah namun tanpa dapat mengetahui
rencanaNya dan menaruh harapan spesifik kepadaNya.

Anda mungkin juga menyukai