Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM

STATISTIK INDUSTRI

DISUSUN OLEH:

NAMA : ASTRI SASMITA HARAHAP

NIM : 2203020

JUDUL BAB : ANALISIS KORELASI

TANGGAL : 18 JULI 2023

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum:
1. Untuk mengetahui tingkat hubungan pengetahuan dengan kinerja karyawan
pada perusahaan X
2. Untuk mengetahui tingkat hubungan antara kualitas produk dengan
kepuasan konsumen
3. Untuk mengetahui apakah terjadi hubungan antara kualitas produk dengan
kepuasan konsumen dilihat dari signifikansinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat (seberapa kuat)
hubungan antara dua variabel atau lebih. Ukuran derajat hubungan disebut
Koefisien Korelasi. Sederhanya, analisis korelasi merupakan cara untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel. Dewasa ini, koefisien korelasi
merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuat hubungan antara dua varibel
atau lebih. Arah tersebut dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif
Arah hubungan positif, artinya:
Apabila nilai variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai variabel yang
lain. Apabila nilai variabel diturunkan, maka akan menurunkan nilai variabel yang
lain. Arah hubungan negatif, artinya:
a. Apabila nilai variabel ditingkatkan, maka akan menurunkan nilai variabel
yang lain.
b. Apabila nilai variabel diturunkan, maka akan meningkatkan nilai variabel
yang lain. (Halim,2020).
Ada 2 jenis korelasi :
1. Korelasi positif
Korelasi positif adalah hubungan antara 2 variabel dimana kenaikan satu variabel
menyebabkan penambahan nilai pada variabel lainnya. Atau sebaliknya, semakin
kecil nilai suatu variabel, nilai variabel lainnya juga akan ikut turun. Bisa dikatakan
juga, korelasi ini merupakan hubungan yang searah.
Contohnya : penambahan usia berbanding lurus dengan penambahan tinggi badan,
penambahan waktu produksi akan berbanding lurus dengan penambahan jumlah
produksi.
2. Korelasi negatif
Korelasi negatif adalah hubungan antara 2 variabel dimana kenaikan satu variabel
menyebakan penurunan nilai dari variabel lainnya. Begitu juga sebaliknya, semakin
kecil nilai suatu variabel, semakin besar nilai variabel lainnya. Hubungan antara
kedua variabel dalam kasus ini adalah berbalik arah.
Contohnya : semakin lama waktu belajar seseorang, semakin sedikit kesalahan yang
dilakukan saat ujian. (Andika,2007).
Dalam pendugaan ada atau tidaknya korelasi, kita bisa mengacu kepada teori-teori
yang sudah ada sebelumnya atau asumsi-asumsi yang sudah diyakini kebenarannya.
Dengan teori ini, kita bisa menduga apakah terdapat korelasi antara kedua variabel
atau tidak. Misalkan saja, hubungan antara tingkat pendapatan dengan jumlah
tabungan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar pula tabungan yang
ia miliki. Atau dengan contoh lain, semakin tinggi harga suatu produk, semakin
rendah daya beli masyarakat. (Daffa,2010).
Deteksi hubungan korelasi menggunakan scatterplot
Salah satu cara untuk mendeteksi apakah benar terdapat hubungan korelasi antara
2 variabel adalah dengan menuggunakan scatterplot. Dengan menggunakan
scatterplot, kita bisa mendapatkan gambaran secara umum tentang kondisi dari dua
variabel tersebut dan melihat apakah terdapat hubungan korelasia atau tidak.
Scatterplot juga membantu mendeteksi apakah terdapat outlier (data yang terlalu
ekstrim) dari variebel tersebut. Meskipun, data juga menunjukkan bahwa ada nilai
yang tinggi tetapi menjual produk lebih sedikit dari yang nilainya lebih dibawahnya.
Namun secara umum, scatterplot ini membantu dalam deteksi awal apakah terdapat
korelasi atau tidak. Anda juga bisa menambahkan garis tren untuk penjelasan yang
lebih mudah dimengerti. Diagram scatterplot menunjukkan bahwa tinggi hampir
keseluruhan data berada pada kisaran garis tren yang bisa kita munculkan pada
microsoft excel. nterpretasi koefisien korelasi
Besaran nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 hingga 1
➢ 00 – 0.19 = korelasi antar variabel sangat lemah
➢ 20 – 0.39 = korelasi antar variabel lemah
➢ 40 – 0.59 = korelasi antar variabel cukup kuat
➢ 60 – 0.79 = korelasi antar variabel kuat
➢ 80 – 1.00 = korelasi antar variabel sangat kuat
Bila koefisien korelasi bernilai -1, artinya korelasi memiliki hubungan linier
sempurna negatif. (Heni,2017).
Uji hipotesis pada analisis korelasi
Uji hipotesis juga bisa dilakukan pada analisis korelasi. Uji ini digunakan untuk
membuktikan apakah antar variabel memiliki hubungan korelasi yang signifikan
atau tidak. H_{0}:r=0 (tidak terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara
variabel x dan y) H_{1}:r\neq 0 (t terdapat hubungan korelasi yang signifikan
antara variabel x dan y). Layaknya uji hipotesis lain, bila nilai p-value lebih kecil
dari alpha, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Begitu juga sebaliknya
Metode pengukuran korelasi
Secara umum, kita bisa mengetahui apakah 2 variabel memiliki hubungan korelasi
atau tidak dengan menggunakan scatter plot seperti contoh di atas. Terlebih lagi,
dengan menambahkan garis tren, kita bisa mengetahui apakah sebaran data terlalu
jauh dengan garis tersebut atau berada di sekitar garis. Tapi, sebagai seorang
statistisi, tentu harus ada metode pengukuran yang bersifat eksak dan bisa
menjelaskan dengan nilai yang akurat. Secara umum, ada dua metode yang bisa
digunakan dalam pengukuran korelasi
1. Koefisien korelasi pearson
Koefisien korelasi pearson merupakan metode pengukuran korelasi yang sering
digunakan. Metode ini bisa digunakan dengan kondisi data sebagai berikut:
Data memiliki skala interval atau rasio
Korelasi antara 2 variabel haruslah linier, artinya distribusi data haruslah
Menunjukkan hubungan searah
4. Koefisien korelasi spearman
Koefisien korelasi spearman merupakan metode pengukuran korelasi yang
digunakan bila data yang digunakan bersifat ordinal atau ranking. Korelasi
spearman sendiri memiliki dua kondisi penggunaan. Pertama, yaitu kondisi dimana
data yang digunakan bersifat unik atau tidak ditemukan data ganda. Kedua, kondisi
dimana data yang digunakan terdapat data ganda atau double. Karena terdapat data
bernilai sama yang jumlahnya lebih dari 1, maka kita perlu menggunakan faktor
koreksi dengan formula sebagai berikut.
Tahapan dalam menggunakan uji korelasi spearman :
a. Susun peringkat data dari yang terkecil sampai terbesar. Bila ada data yang
sama berikan nilai peringkat rata-rata.
b. Cari selisih peringkat variabel pertama dengan variabel kedua.
c. Gunakan formula perhitungan sesuai dengan kondisi data
d. Tidak ada kata ganda
e. Ada kata ganda. (Sintya,2018).
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
TUGAS 1
1. Buka aplikasi SPSS

2. Masukkan data kecemasan masa depan (X) dan optimisme (Y) kedalam
variable view

3. Masukkan nilai dari data ke dalam data view


4. Klik Analyz >> Correlate >> Bivariate sehingga muncul kotak dialog
seperti ini

5. Pindahkan variable X dan Y ke kotak variables kemudian centang korelasi


pearson lalu klik OK, maka akan muncul output seperti berikut

TUGAS 2
1. Buka aplikasi SPSS
2. Masukkan data kecerdasan dan prestasi belajar kedalam variable view

3. Masukkan nilai dari data ke dalam data view

4. Klik Analyz >> Correlate >> Bivariate sehingga muncul kotak dialog
seperti ini
5. Pindahkan variable kecerdasan dan prestasi belajar ke kotak variables
kemudian centang korelasi pearson lalu klik OK, maka akan muncul output
seperti berikut

TUGAS 3
1. Buka aplikasi SPSS

2. Masukkan data penjualan dan kelompok belajar kedalam variable view


3. Masukkan nilai dari data ke dalam data view

4. Klik Analyz >> Correlate >> Bivariate sehingga muncul kotak dialog
5. Pindahkan variable penjualan dan kelompok ke kotak variables kemudian
centang korelasi kendall dan spearman lalu klik OK, maka akan muncul
output seperti berikut

LATIHAN 1
1. Buka aplikasi SPSS

2. Masukkan data tingkat pengetahuan dan kinerja karyawan kedalam variable


view
3. Masukkan nilai dari data ke dalam data view

4. Klik Analyz >> Correlate >> Bivariate sehingga muncul kotak dialog
5. Pindahkan variabel tingkat pengetahuan dan kinerja karyawan ke kotak
variables kemudian centang korelasi kendall dan spearman lalu klik OK,
maka akan muncul output seperti berikut

LATIHAN 2
1. Buka aplikasi SPSS

2. Masukkan data intelegensi umum dan wawasan kebangsaan kedalam


variable view
3. Masukkan nilai dari data ke dalam data view

4. Klik Analyz >> Correlate >> Bivariate sehingga muncul kotak dialog
5. Pindahkan variable intelegensi umum dan wawasan kebangsaan ke kotak
variables kemudian centang korelasi kendall dan spearman lalu klik OK,
maka akan muncul output seperti berikut

LATIHAN 3
1. Buka aplikasi SPSS

2. Masukkan data kualitas produk dan kepuasan konsumen kedalam variable


view
3. Masukkan nilai dari data ke dalam data view

4. Klik Analyz >> Correlate >> Bivariate sehingga muncul kotak dialog
5. Pindahkan variabel kualitas produk dan kepuasan konsumen ke kotak
variables kemudian centang korelasi kendall dan spearman lalu klik OK,
maka akan muncul output seperti berikut
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Output Latihan 1

Dari output data diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara dua variabel
koefisiennya adalah 0,698, hal ini jika dilihat pada patokan berada pada
tingkat kuat. Untuk pengujian hubungan tentang arahnya yaitu berada pada
signifikasi 0,001 yaitu signifikasi <0,05 yang artinya terjadi hubungan yang
signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara antara
tingkat pengetahuan dan kinerja karyawan.
2. Output Latihan 2

Dari output data diatas dapat dilihat hubungannya berlawanan arah atau
timbal balik karena korelasinya bernilai minus. Korelasi antara dua variabel
koefisiennya tertera 0,509, hal ini jika dilihat pada patokan berada pada
tingkat sedang. Hubungan antara intelegensi umum dan wawasan
kebangsaan berlawanan arah atau timbal balik
3. Output Latihan 3
Dari output data diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara dua variabel kendal
koefisiennya tertera 0,789, hal ini jika dilihat pada patokan berada pada tingkat
kuat. Untuk pengujian hubungan tentang arahnya yaitu berada pada signifikasi
0,007 yaitu signifikasi <0,05 yang artinya terjadi hubungan yang signifikan. Pada
korelasi antara dua variabel spearman koefisiennya tertera 0,838, hal ini jika dilihat
pada patokan berada pada tingkat sangat kuat. Untuk pengujian hubungan tentang
arahnya yaitu berada pada signifikasi 0,002 yaitu signifikasi <0,05 yang artinya
terjadi hubungan yang signifikan antara kualitas produk dan kepuasan konsumen.
BAB V
KESIMPULAN
1. Tingkat hubungan pengetahuan dengan kinerja karyawan pada perusahaan
X dapat dilihat bahwa korelasi antara dua variabel koefisiennya adalah
0,698, hal ini jika dilihat pada patokan berada pada tingkat kuat yaitu pada
rentang 0,60-0,799.
2. Tingkat hubungan antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen pada
output diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara dua variabel kendal
koefisiennya tertera 0,789, hal ini jika dilihat pada patokan berada pada
tingkat kuat yaitu pada rentang 0,60-0,799
3. Pada korelasi kendall untuk pengujian hubungan tentang arahnya yaitu
berada pada signifikasi 0,007 yaitu signifikasi <0,05 yang artinya terjadi
hubungan yang signifikan. Pada korelasi spearman untuk pengujian
hubungan tentang arahnya yaitu berada pada signifikasi 0,002 yaitu
signifikasi <0,05 yang artinya terjadi hubungan yang signifikan antara
kualitas produk dan kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Andika. (2007). Pengertian Korelasi. Jakarta: penerbit Gramedia Pustaka.
Daffa. (2010). Hubungan anntara variabel dependen dengan variabel. yogyakarta:
Penerbit Gramedia Pustaka.
Halim. (2020). Macam-macam korelasi. Bandung: Salemba Empat.
Heni. (2017). Syarat-syarat data yang digunakan dalam Korelasi Pearson . Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sintya. (2018). Prosedur Korelasi Pearson. Semarang: Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai