Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Antibakteri dapat dibagi menjadi dua, yaitu antibiotic dan agen


kemoterapetik. Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang mempunyai kemampuan dalam larutan encer untuk
menhambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme, contohnya penisilin,
sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan lainlain. Berdasarkan sifat toksisitas
selektif, ada antibiotik yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri, dikenal
sebagai aktivitas bakteriostatik (contohnya sulfonamid, trimetroprim,
kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin dan klindamisin) dan ada yang bersifat
membunuh bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakterisid (contohnya penisilin,
sefalosporin, streptomisn, neomisin, kanamisin, gentamisin dan basitrasin)
(Rudiansyah 2021).
Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya menjadi
5 kelompok. Mekamisme yang pertama adalah menghambat sintesis atau merusak
dinding sel bakteri. Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini seperti beta-
laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-
laktamase), basitrasin, dan vankomisin. mekanisme yang kedua adalah
memodifikasi atau menghambat sintesis protein. Antibiotik yang termasuk dalam
kelompok ini seperti aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin. Mekanisme yang ketiga
adalah menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat, misalnya
trimetoprim dan sulfonamid. Antibiotik ini bersifat bakteriostatik mupirosin, dan
spektinomisin. Mekanisme yang keempat adalah mempengaruhi sintesis atau
metabolisme asam nukleat, misalnya kuinolon, nitrofurantoin. Mekanisme yang
kelima adalah mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri. Antibiotika
yang termasuk adalah polimiksin. Berdasarkan spektrum kerjanya, antibiotik
terbagi atas dua kelompok besar, yaitu antibiotik dengan aktivitas spektrum
sempit (narrow spectrum) seperti penisilin dan antibiotik spektrum luas (broad-
spectrum) seperti kloramfenikol (Savitri 2019).

TUJUAN
Percobaan bertujuan untuk menentukan kelarutan kloramfenikol,
menganalisis kloramfenikol secara kualitatif dan kuantitif

METODE

Alat Bahan
Alat yang digunakan tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet
Mohr 5 mL, Bulb, vortex, gelas piala 250 mL, Bunsen, kaki tiga, kasa asbes,
sudip, batang pengaduk, corong kaca, kaca arloji, gelas piala 1000 mL, labu takar
1000 mL, botol semprot dan spektrofotometer UV-Vis.
Bahan yang digunakan adalah serbuk kloramfenikol, air, akuades,
kloroform, eter, etil asetat, aseton, etanol, NaOH, etanol 70%, bubuk seng,
benzoilklorida, FeCl3, HCl encer, NaNO2 10%, 1-naftol, HNO3, dan AgNO3.

Prosedur

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMPULAN
Berdasarkan percobaan diperoleh hasil urutan kelarutan kloramfenikol
dari yang paling larut adalah etanol, etil asetat, aseton, eter, air, dan kloroform.
Analisis kualitatif pada kloramfenikol didapat hasil positif pada semua uji
sedangkan pada analisis kuantitatif pada kloramfenikol didapat hasil ….

DAFTAR PUSTAKA

Savitri NH, Indiastuti DN, Wahyunitasari MR. 2019. Aktivitas daya hambat
ekstrak bawang putih terhadap bakteri streptococcus pyogenes dan
pseudomonas aeruginosa. Journal of vocational health studies. 3(9): 72-77

Rudiansyah D, dermawan A, Mulia YS. 2021. Analisa potensi antibiotika


berdasarkan konsentrasi hambat minimal dan konsentrasi bakterisidal
minimal kloramfenikol dan amoksisilin terhadap salmonella typhi. Jurnal
riset kesehatan. 13(1): 50-56

Anda mungkin juga menyukai