Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISA BAHAN

AJAR KEGIATAN BELAJAR 3


MODUL PAI KONTEMPORER

1. SOAL : Bacalah Bahan Ajar baik dari Modul maupun file Materi Diskusi !

JAWAB : Alhamdulillah, saya telah membaca modul Gender, Cadar dan LGBT dan materi
FENOMENA SEGREGASI PENDIDIKAN

2. SOAL : Lakukan analisis terhadap materi Gender, cadar dan


LGBT berdasarkan tiga komponen berikut:

a. Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam
bahan ajar;

JAWAB : Berikut 3 ( tiga ) konsep beserta deskripsi yang saya temukan di dalam materi Gender,
Cadar dan LGBT :

Konsep Gender:
Gender adalah sebuah konsep yang mengacu pada peran sosial, perilaku, ekspresi, dan
identitas yang diberikan kepada individu berdasarkan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Gender bukanlah hanya tentang perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan, tetapi juga mencakup konstruksi sosial yang mempengaruhi cara individu
mengidentifikasi diri mereka sendiri serta berperilaku sesuai dengan peran gender yang
diharapkan.

Konsep Cadar:
Cadar merujuk pada jenis penutup wajah yang biasanya dikenakan oleh beberapa wanita
muslim sebagai bentuk pengekangan bagian wajah mereka. Bagi sebagian wanita, cadar adalah
simbol kepatuhan kepada nilai-nilai keagamaan dan identitas agama mereka. Namun,
pandangan tentang cadar juga bervariasi di antara individu-individu dan masyarakat. Beberapa
melihat cadar sebagai simbol kebebasan beragama dan ekspresi diri, sementara yang lain
menganggapnya sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan.

Konsep LGBT:
LGBT adalah akronim yang merujuk kepada kelompok individu yang memiliki orientasi seksual
dan identitas gender yang berbeda dari mayoritas heteroseksual. LGBT merupakan singkatan
dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Konsep ini mencakup sejumlah identitas seksual
dan gender yang beragam, dan mengakui bahwa preferensi seksual dan identitas gender
seseorang tidak selalu sesuai dengan norma-norma heteronormatif yang ada dalam
masyarakat. Konsep ini berfokus pada pengakuan dan penerimaan terhadap keragaman
seksual dan gender, serta menekankan pentingnya kesetaraan hak dan perlindungan bagi
individu yang termasuk dalam kelompok ini.

b. SOAL : Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas
sosial !

JAWAB : Setelah saya baca dan pahami, berikut konstektuaslisasi atas pemaparan materi
dalam bahan ajar dengan realitas sosial

Gender:
Dalam realitas sosial, konsep gender terkait dengan peran sosial, ekspresi diri, dan identitas
gender dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesetaraan gender dan pelanggaran hak
asasi manusia. Misalnya, stereotipe gender dapat membatasi pilihan karir seseorang atau
memperkuat ketidakadilan gender dalam kesempatan pendidikan dan kesehatan. Masyarakat
yang memperhatikan kesetaraan gender berupaya untuk mengatasi ketidakadilan ini dengan
memberikan akses yang setara kepada individu, terlepas dari identitas dan peran gender
mereka.

Cadar:
Kontekstualisasi cadar dalam realitas sosial akan melibatkan perdebatan tentang kebebasan
beragama dan kesetaraan gender. Beberapa masyarakat memandang cadar sebagai bentuk
kebebasan beragama, memberikan wanita pilihan untuk mengekspresikan identitas
keagamaan mereka. Namun, di tempat lain, cadar juga dapat dianggap sebagai bentuk
penindasan dan simbol ketidaksetaraan gender. Diskusi tentang cadar seringkali melibatkan
pertimbangan antara kebebasan individu untuk mengenakan pakaian apa pun yang mereka
pilih, dan kebutuhan untuk menjaga kesetaraan gender serta memerangi penindasan terhadap
perempuan.

LGBT:
Realitas sosial dalam konteks LGBT melibatkan perjuangan untuk pengakuan hak dan
kesetaraan bagi individu lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Beberapa negara telah
mengadopsi kebijakan progresif yang melindungi hak-hak LGBT dan mempromosikan inklusi,
sedangkan negara lain masih menghadapi tantangan dalam hal penerimaan dan perlindungan
LGBT. Diskriminasi, kekerasan, dan stigmatisasi terhadap individu LGBT masih merupakan
kenyataan yang dihadapi dalam banyak masyarakat. Kontekstualisasi LGBT dalam realitas sosial
melibatkan perjuangan untuk menghapuskan diskriminasi, memperjuangkan hak-hak mereka,
dan mempromosikan kesetaraan gender dan seksual.

c. SOAL : Refleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna !

JAWAB : Dengan mempelajari materi Gender, Cadar dan LGBT, insyaAllah kita mendapatkan
manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Kita dapat memahami lebih mendalam bahwa gender, cadar, dan LGBT bukan hanya
konsep-konsep teoritis, tetapi juga memiliki dampak yang nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Kita bisa menghubungkan konsep-konsep tersebut dengan realitas sosial yang ada di
sekitar kita.
3. Kita dapat memperluas pemikiran dan penghormatan terhadap keragaman dalam
pengalaman gender, pandangan terhadap cadar, dan identitas LGBT.
4. Dapat meningkatkan kesadaran sosial dan empati.
5. Menginspirasi tindakan menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat dengan
memerangi diskriminasi

3. SOAL : Berikan komentar saudara terkait fenomena wanita yang bekerja di luar rumah
sebagaimana pada tayangan vedeo menit ke 15 sampai ke 24:36

JAWAB : Dalam acara RISALAH tertanggal 30 Januari 2016 dengan tema Al Qur’an mengakui
kesetaraan gender, Prof. Dr. K. H. Said Aqil Siroj, M.A, berpendapat bahwa perempuan boleh
menjadi kepala negara atau presiden jika memang memiliki kapabilitas, akseptabilitas,
kredibilitas, dan integritas.2 Terkait dengan hak-hak politik perempuan untuk menjadi kepala
negara, Said Aqiel Siradj berpendapat bahwa kebanyakan kyai, ulama serta fuqaha' (juris Islam)
melarang wanita menjadi seorang presiden berdasar firman Allah SWT. "al-rijâlu qawwâmûna
ala alnisâ'i, laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita. Mereka memahami ayat tersebut secara
tekstual, bahwa term (istilah) pemimpin itu identik dengan presiden, karenanya hanya lakilaki
yang berhak menjadi pemimpin (presiden.

Di negeri Persia yang dipimpin wanita, Nabi SAW pernah mengatakan : "lan-yufliha qaumun
walluu amra-hum imra'atan" hal ini bukanlah kepada seluruh wanita, akan tetapi hanya tertuju
kepada Ratu Buran, yang saat itu diminta untuk masuk Islam tapi tidak mau.

Di sisi lain, menurut Aqiel Siradj pada masa Nabi Sulaiman, ada negeri yang diabadikan sebagai
salah satu nama surat dalam Al-Qur'an yang dikenal negeri yang adil, makmur, aman dan
sentosa, yaitu negeri Saba'. Negeri ini ternyata dipimpin oleh penguasa wanita, Ratu Bilqis.
Sedangkan pada periode awal perkembangan Islam, Ummul Mukminin, Siti Aisyah juga pernah
menjadi seorang panglima perang (pemimpin pertempuran) dalam perang Jamal. Realitas
semacam ini menurut Aqiel Siradj semakin melunturkan larangan wanita untuk tampil sebagai
seorang presiden.

Terakhir yang disampaikan beliau, cara membina keharmonisan keluarga jika salah satu
penghasilan suami atau istri lebih besar yaitu apapun keadaannya di dalam rumah tangga,
asalkan wujud dan lahirnya tetap berpegang pada sakinah, mawaddah warohmah, tetap sayang
dan saling menjaga kehormatan maka timbullah keharmonisan.
TUGAS ANALISA BAHAN
AJAR KEGIATAN BELAJAR 4
MODUL PAI KONTEMPORER

1. SOAL : Bacalah Bahan Ajar baik dari Modul maupun file Materi Diskusi.
JAWAB : Alhamdulillah, saya telah membaca modul Moderasi Beragama dan peta konsep
Implementasi Beragama

2. SOAL : Lakukan analisis terhadap materi Moderasi


Beragama berdasarkan tiga komponen berikut:
a.Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan
ajar;

Berikut adalah tiga konsep yang umumnya terkait dengan toleransi beragama dan kerukunan
dalam perspektif Islam:
1. Tawhid (Penghambaan kepada Allah Yang Maha Esa): Konsep Tawhid dalam Islam menekankan
keyakinan akan keesaan Allah sebagai prinsip utama dalam agama. Dalam perspektif toleransi
beragama, konsep Tawhid mengajarkan umat Muslim untuk mengakui keberagaman dalam
kepercayaan dan keyakinan agama lain, sambil tetap mempertahankan keyakinan dan praktik
Islam mereka sendiri. Tawhid mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan dan
mempromosikan kerukunan antarumat beragama, karena setiap individu memiliki kebebasan
untuk memilih jalan agama mereka.
2. Al-Wala' wa-l-Bara' (Loyalty and Disavowal): Konsep Al-Wala' wa-l-Bara' dalam Islam berbicara
tentang loyalitas dan disavowal terhadap individu dan kelompok dalam konteks agama. Dalam
perspektif toleransi beragama, konsep ini mengajarkan bahwa umat Muslim harus menjalin
hubungan yang baik dengan mereka yang berbeda keyakinan dan melindungi hak-hak mereka,
serta menjauhi permusuhan dan fanatisme agama. Hal ini mendorong sikap saling pengertian,
kerjasama, dan kerukunan dengan umat agama lain tanpa mengabaikan keyakinan agama
sendiri.
3. Ahl al-Dhimmah (Perlindungan Terhadap Non-Muslim): Konsep Ahl al-Dhimmah adalah konsep
yang mengatur perlindungan dan hak-hak non-Muslim dalam negara-negara dengan mayoritas
penduduk Muslim. Konsep ini menekankan pentingnya memperlakukan warga non-Muslim
dengan adil, memberikan kebebasan beragama, dan melindungi hak-hak mereka. Dalam
perspektif toleransi beragama, konsep ini mendorong umat Muslim untuk menghormati dan
memperlakukan dengan baik warga non-Muslim, membangun hubungan yang harmonis, dan
mempromosikan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat.
b. Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan
realitas sosial;

Setelah membaca modul dan materi dalam bahan ajar, berikut adalah beberapa kontekstualisasi
yang saya dapatkan :

1. Toleransi Antarumat Beragama dalam Masyarakat Majemuk:


Dalam masyarakat yang majemuk, seperti di Indonesia, konteks toleransi beragama menjadi
sangat relevan. Kontekstualisasi materi ini akan melibatkan pemahaman tentang keberagaman agama
dan keyakinan di masyarakat, serta upaya untuk mempromosikan saling pengertian, dialog antaragama,
dan kerukunan antara umat Muslim dan umat agama lain. Hal ini dapat melibatkan penanganan isu-isu
seperti kebebasan beragama, diskriminasi, atau konflik berbasis agama.

2. Pengaruh Media Sosial terhadap Toleransi Beragama:


Dalam era digital dan penggunaan media sosial yang luas, kontekstualisasi materi tentang toleransi
beragama dalam perspektif Islam dapat mencakup pemahaman tentang pengaruh media sosial
terhadap sikap dan perilaku umat Muslim terhadap umat agama lain. Konteks ini dapat melibatkan
pengenalan terhadap fenomena seperti penyebaran berita palsu atau diskusi yang tidak sehat di media
sosial yang dapat menghambat toleransi dan kerukunan beragama. Pendidikan tentang etika digital dan
penggunaan yang bijak dari media sosial dapat menjadi bagian penting dari kontekstualisasi ini.

3. Tanggapan terhadap Konflik Agama atau Ekstremisme:


Kontekstualisasi materi ini dapat melibatkan pemahaman tentang konflik agama atau ekstremisme yang
terjadi di berbagai bagian dunia. Materi tentang toleransi beragama dan kerukunan dalam perspektif
Islam dapat dikaitkan dengan upaya untuk mencegah dan mengatasi konflik tersebut. Hal ini dapat
melibatkan pembahasan tentang upaya dialog antaragama, memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai
Islam yang menghormati kebebasan beragama, dan mengajarkan sikap inklusif kepada generasi muda
untuk mencegah penyebaran pemikiran ekstrem.

c. Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran


bermakna.

Hasil kontekstualisasi materi bahan ajar tentang moderasi beragama, toleransi beragama, dan
kerukunan dalam perspektif Islam dapat memberikan pembelajaran bermakna antara lain yang saya
dapatkan :
- Kita dapat melihat bagaimana nilai-nilai moderasi beragama, toleransi, dan kerukunan
dapat memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan adil.
- Diharapkan kita menjadi lebih sadar akan tantangan dan isu-isu kontemporer yang terkait
dengan moderasi beragama, toleransi, dan kerukunan.
- Dapat mempelajari bagaimana faktor seperti keberagaman agama, ekstremisme, konflik,
dan media sosial dapat mempengaruhi dinamika hubungan antaragama.
- Dapat lebih memahami pentingnya menjaga sikap terbuka, inklusif, dan saling pengertian dalam
menghadapi tantangan tersebut.

3. Bagaimana komentar saudara sehubungan dengan tayangan video menit 1 sampai ke 5

Setelah menonton video tentang TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA oleh Nuraini Azzahra
Ilmu Hukum dari rumah plus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,tanggapan saya
antara lain :

1. Keragaman Agama:
Indonesia memiliki keragaman agama yang kaya, dengan mayoritas penduduk menganut
agama-agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Toleransi umat beragama
di Indonesia tercermin dalam kemampuan masyarakat untuk hidup berdampingan dalam
harmoni meskipun memiliki perbedaan keyakinan agama.
2. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika:
Nilai-nilai Pancasila, dasar negara Indonesia, mendorong prinsip-prinsip toleransi, saling
menghormati, dan kerukunan antarumat beragama. Prinsip "Bhinneka Tunggal Ika" (Berbeda-
beda tapi tetap satu) menjadi semangat inklusifitas dan keragaman yang mengilhami
masyarakat Indonesia untuk membangun kesatuan meskipun memiliki perbedaan agama dan
budaya.
3. Keterlibatan Masyarakat:
Masyarakat Indonesia secara aktif terlibat dalam mempromosikan toleransi beragama.
Masyarakat Indonesia juga merespons dengan positif terhadap perayaan keagamaan dan
festival lintas agama, menunjukkan sikap terbuka dan penghargaan terhadap perbedaan.

Meskipun Indonesia dapat dipandang sebagai contoh positif dalam hal toleransi beragama,
tantangan tetap ada. Beberapa isu, seperti diskriminasi, intoleransi, dan konflik berbasis agama,
tetap menjadi perhatian. Namun, melalui pendidikan, dialog antaragama, dan upaya bersama,
Indonesia terus bekerja menuju masyarakat yang lebih inklusif, menghormati perbedaan, dan
membangun kerukunan yang berkelanjutan antarumat beragama.

Anda mungkin juga menyukai