Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum. Wr.

Wb

Alhamdulillah

Segala puji bagi Allah Subhanahuwata'ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta nikmat
Iman dan nikmat sehat wal Afiat sehingga kita dapat berkumpul di kesempatan yang Berbahagia ini.
Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi besar kita nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita sebagai umatnya mendapatkan syafaatnya di
yaumul akhir nanti
Yang saya hormati bapak H. Ponijan M.Pd, Yang saya hormati bapak dewan juri, yang saya hormati
bapak ibu guru dan karyawan SMA Islam PB Sudirman 2 Bekasi, Dan yang saya banggakan teman
teman seperjuangan SMA Islam PB Sudirman 2 Bekasi. Terimakasih atas kehadirannya di pagi hari
yang cerah ini.

Hadirin wal hadiroh yang saya banggakan, izinkan saya Imad Anshori dari 11 IPS Reguler
menyampaikan sedikit tausiyah pada pagi hari ini di acara Loketa atau lomba keterampilan agama,
disini saya melihat banyak sekali teman – teman semua bersemangat mendengarkan tausiah pada pagi
hari ini ya masyaAllah, semoga kedepannya teman – teman mendapatkan mood yang bagus di acara
loketa ini aamiin.

Langsung saja pada kesempatan kali ini, saya ingin membawakan tausiyah tentang “bagaimana cara
kita umat muslim menyikapi hari natal dan tahun baru masehi.” Karena kita sudah memasuki bulan
Desember atau jumadil awal, pasti kita akan mendengar banyak kata – kata “merry christmast and
happy new year” entah dari internet maupun media sosial, kita tahu bahwa hari natal itu bukanlah
tradisi, bukanlah ibadah umat muslim, itu adalah tradisi / ibadah umat nasrani, orang – orang kristen.
Seorang muslim diharamkan merayakan maupun mensyiarkan simbol – simbol agama lain. Hal ini
disebabkan setiap perayaan agama – agama selain islam merupakan ibadah bagi mereka, bukan kita
umat muslim.

Agar kaum muslimin tidak mudah terjatuh kepada fenomena perayaan tersebut, maka perlu adanya
Pemahaman tentang Aqidah Islam, Islam sangat melarang keras mencampur adukan antara yang hak
dan yang Batil dan ikut serta merayakan perayaan umat non muslim adalah Kebatilannya yang sangat
nyata.

Sedikit sejarah tentang natal dan tahun baru, natal berasal dari bahasa portugis yang berarti
“kelahiran” adalah hari raya umat kristen yang diperingati setiap tahun pada tanggal 25 Desember
untuk memperingati kelahiran Yesus kristus, peringatan Natal mulai muncul antara tahun 325 – 354
masehi oleh paus liberius yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember sekaligus menjadi moment
penyembahan Dewa matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 oktober, 28
April dan 18 Mei. Oleh kaisar konstantin pada tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan
sebagai kelahiran Yesus (natal).

Adapun terkait dengan tahun baru Masehi, tahun masehi ini sangat berhubungan dengan keyakinan
agama kristen, masehi adalah nama lain dari Isa al Masih, orang yang pertama kali membuat
penanggalan kalender masehi adalah seorang kaisar romawi bernama Julius caesar pada tahun 45 SM,
kemudian kaisar Julius meninggal kalender ini diambil oleh paus yang bernama paus gregorius
kemudian dirubah namanya dimodifikasi menjadi kalender gregorian.

Kita lebih sering menggunakan kalender Masehi daripada kalender Hijriyah, kalau kalender Hijriah
itu kan dihitung dari Hijrahnya Rosul dari Mekkah ke Madinah, sedangkan masehi dihitung dari
lahirnya Isa Al Masih. Bolehkah kita ikut menggunakan kalender masehi? Dalam Islam ada yang
disebut hadroh dan Madania, hadoroh adalah perkara yang terkait dalam akidah, kalau tidak terkait
akidah namanya madaniyah, penanggalan kalender kita gunakan sehari – hari itu termasuk kedalam
madaniyah, meskipun kita sebagai umat muslim juga harus tahu tentang penanggalan hijriyah, contoh
hadhoroh dalam bentuk fisik itu ada kalung salib yang mana kita sebagai umat muslim tidak boleh
menggunakannya, kalau contoh lain madaniyah : ada mobil, microphone, jam, tv bentuk fisik yang
terlahir dari pemikirain sains teknologi kita boleh menggunakan alat - alat non muslim, tapi jika sudah
masuk kedalam ritual, ibadah non muslim jangan kita pakai, seperti terompet itu kan ritual mereka
membuang – buang waktu, berfoya – foya pada saat tahun baru narkoba berzina dll. Hal – hal yang
tidak bermanfaat ada di malam itu. Kita kaum muslimin tidak diperbolehkan mengikuti perayaan itu

Cara kita sebagai umat muslim menyikapi perayaan natal dan tahun baru ini adalah dengan tidak
mengikuti perayaan – perayaan tersebut

‫َم ْن تَ َشبَّهَ بِقَوْ ٍم فَه َُو ِم ْنهُ ْم‬

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [HR. Ahmad

dan Abu Daud]. 

Jika ada saudara kita Yang Nonmuslim atau tetangga atau teman mengajak kita meraikan atau

bersama mereka kita harus bisa menolaknya karena itu bukan ritual kita bukan ibadah kita begitu pula

dengan kita mengucapkan selamat kepada mereka gitu selamat Natal kepada mereka itu haram karena

Kita tidak merayakannya ngapain kita ngucapinn, kita berhak ga ngucapin ke meraka, mereka juga

berhak nggak ngucapinn selamat Idul Fitri ke kita

Lakum dinukum wa liyadin, untukmu agamamu, untukku agamaku

Kita sebagai umat muslim juga tidak boleh mengganggu perayaan mereka ibadah mereka ritual

mereka inilah pentingnya toleransi begitu, jangan kita larang larang mereka ini itu.

Kita juga tidak boleh mengikuti perayaan tahun baru seperti main petasan, maksiat, hedonisme,

mubazir dan hal tidak bermanfaat lainnya, harusnya kita bisa mengisi malam tahun baru dengan hal

yang bermanfaat, mendekatkan diri kepada Allah SWT, Mengaji, menghafal, siapa yang disini belum

setoran ke abi Fudael? Kemudian selalu berdoa, berdzikir, agar tahun selanjutnya kita masih bisa

diberikan kesempatan hidup begitu supaya kita bisa bertemu dengan perayaan tahun baru kita, idul

fitri

mungkin itu saja tausiyah dari saya, apabila ada salah kata mohon dimaafkan, karna kebenaran

datangnya hanya dari Allah SWT, semoga bisa memberi manfaat bagi diri saya sendiri dan teman –

teman sekalian, itu saja, kurang lebihnya mohon maaf wabilahitaufik wal hidayah wassalamualaikum

wr wb.

Anda mungkin juga menyukai