1 2 5 10 SK Penerapan Manajemen Resiko
1 2 5 10 SK Penerapan Manajemen Resiko
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS AUR DURI
Jln.Aur Duri Raya No.1 Perumnas Aur Duri Kec. Telanaipura Kota Jambi
Email : pkm.aurduri@gmail.com Kode Puskesmas P1571050101
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS AUR DURI
Nomor : / PKM AD / / 2018
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DAN PELAYANAN KLINIS
DI PUSKESMAS AUR DURI TAHUN 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Jambi
Pada Tanggal : 10 Januari 2018
JUMHARI
Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas Simpang Sungai Duren
Nomor : A / 1 / SK / 16 / 029
Tanggal : 9 Mei 2016
Tentang : Penerapan Manajemen Resiko dalam pelaksanaan
Program dan Pelayanan klinis di Puskesmaas Simpang
Sungai Duren tahun 2016
Ada 8 langkah yang bisa diapiasikan sebagai upaya penerapan manajemen resiko di
Puskesmas, yaitu :
1. Menetapkan konteks.
Kontek merupakan dasar bagi proses manajemen resiko selanjutnya.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu :
a. Adanya kontek manajemen di Puskesmas.
Contoh : Adanya kejadian infeksi / abses pasca suntik imunisasi pada bayi,
maka perlu dibuat protab untuk menekan angka kejadian infeksi / abses pada
bayi pasca imunisasi.
b. Adanya kriteria resiko di Puskesmas.
Contoh : Dengan mengidentifikasi jenis penyakit yang berkemungkinan
beresiko / menimbulkan bahaya pasca pengobatan / tindakan di Puskesmas.
2. Identifikasi resiko.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian antara lain :
a. Adanya resiko K3 pada pelayanan / tindakan di Puskesmas.
Contoh : apabila Dokter Gigi berhalangan datang dan di gantikan perawat
gigi, maka perlu di antisipasi adanya kesalahan dalam pemberian obat pada
pasien baik pemberian dosis maupun etiket penggunaan obat.
b. Adanya registrasi resiko yang ada pada Puskesmas yang mencatat semua
sumber resiko / bahaya, lokasi, tingkat resiko dan rencana pengendalianya
Contoh : Pada kasusu infeksi / abses pasca imunisasi, sumber resiko bisa
dari alat yang tidak steril, petugas yang tidak sesuai prosedur dll.
Rencana Pengendalian harus dijadikan suatu ketetapan / protap yang nharus
dilaksanakan oleh semua pegawai Puskesmas.
3. Penilaian resiko.
Penilaian resiko adalah proses menganalisa tingkat resiko, pertimbangan tingkat
resiko dan mengevaluasi apakah tingkat bahaya bisa dikendalikan atau tidak
dengan memperhitungkan kemungkinan yang terjadi.
Indikator yang diperlukan untuk dasar penilaian :
a. Adanya penilaian resiko untuk setiap bahaya yang ada.
b. Terdapat matrik resiko.
4. Analisa resiko.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu adanya analisa secara selektif
terhadap setiap setiap resiko di Puskesmas.
5. Pengendalian resiko.
Adanya langkah-langkah pengendalian sampai resiko mencapai batas yang bisa
diterima.
Langkah pengendalian resiko merupakan tahapan pengendaalian bahaya
semaksimal mungkin sehingga bahaya dapat dikurangi dan diminimalkan.
Langkah penerapan pengendalian resiko antara lain :
a. Pemecahan pada sumber resiko.
b. Proteksi akibat dari bahaya.
c. Tanggap darurat.
d. Belajar dari kasus sebelumnya.
6. Komunikasi resiko.
Indikator yang dapat dijadikan dasar penilaian yaitu :
a. Adanya pola komunikasi semua resiko kepada pihak terkait.
b. Adanya sarana dan media yang bisa dipakai untuk menyebarkan hasil
pengendalian resiko kesemua pihak terkait.
7. Dokumentasi manajemen resiko.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penailaian yaitu :
a. Adanya dokumen semua program manajemen resiko.
b. Adanya dokumen hasil dari identifikasi bahaya, penilaiaan dan pengendalian
yang dilakukan.
8. Implementasi manajemen resiko.
a. Implementasikan semua hasil pengendalian resiko dalam setiap tahap
kegiatan.
b. Adanya program pengendalian resiko dalam rencana kerja.
KEPALA PUSKESMAS
SIMPANG SUNGAI DUREN