Anda di halaman 1dari 26

BAB II

IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

A. Capaian Perubahan Terhadap Rencana Perubahan


Berdasarkan tujuan proyek perubahan dan tahapan rencana strategis dengan
milestones yang telah ditetapkan sebelum implementasi proyek perubahan maka
dalam proses implementasi proyek perubahan setelah melakukan berbagai
kegiatan baik bersifat administratif maupun bersifat teknis telah dicapai yakni
capaian milestones pada jangka pendek yang ditetapkan antara lain :

1. Pembentukan Tim Efektif


Rapat pembentukan tim efektif tanggal 07 Juni 2023 Bertempat di Ruang rapat
Badan kesatuan bangsa dan politik kabupaten Halmahera tengah dipimpin oleh
kepala badan selaku Project leader dan di hadiri oleh calon anggota tim efektif.
Rapat tersebut merupakan pembentukan tim efektif sekaligus konsolidasi dan
koordinasi stakeholder Internal dalam rangka pelaksanaan seluruh tahapan yang
telah mendapat persetujuan dalam seminar rancangan proyek perubahan
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan draft SK tim efektif pada tanggal 8 Juni
2023 selanjutnya penantangan SK tim efektif oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa
Politik Kabupaten Halmahera Tengah pada tanggal 09 Juni 2023. Seluruh capai
kegiatan pembentukan tim efektif dapat dilihat pada tabel berikut :

Waktu Output
No Tahap utama Keterangan
Rencana Realisasi Kegiatan
Pembentukan Tim Efektif
1 Rapat koordinasi Minggu 1 07 Juni Daftar Hadir Dilaksanakan
stakeholder Internal bulan juni 2023 Notulen sesuai jadwal
dan pembentukan (terlampir)
tim efektif
Minggu
Menyusun Draft SK ke-1 08 Juni Draft SK Dilaksanakan
2
tim efektif bulan 2023 (terlampir) sesuai jadwal
Juni
Minggu
Penandatanganan 09 Juni Sk tim efektif ( Dilaksanakan
3 ke- 1
SK tim efektif. 2023 Terlampir) sesuai jadwal
bulan juni

Dokumentasi Pembentukan Tim Efektif


Penandatanganan SK tTm Efektif

2. Koordinasi Dengan Stakeholder Terkait


Kegiatan ini dilakukan dalam upaya untuk membangun koordinasi dan
mendukung tercapainya implementasi proyek perubahan yang diawali
dengan rapat inventarisasi kesesuaian stakeholder eksternal pada tanggal 12
Juni 2023 kemudian dilanjutkan dengan koordinasi stakeholder eksternal
pada minggu ke dua bulan Juni yakni tanggal 13 hingga 22 Juni 2023.
Dalam koordinasi dengan stakeholder eksternal tim efektif mendapatkan
respon positif dari stakeholder sehingga proyek perubahan ini mendapatkan
dukungan penuh dari para stakeholder eksternal. Pelaksana kegiatan
koordinasi stakeholder eksternal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel…
Membangun Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal Terkait
Waktu Output
No Tahap utama Keterangan
Rencana Realisasi kegiatan
Membangun Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal
Rapat inventarisasi Daftar hadir
kesesuaian Minggu Notulen
stakeholder ke-2 12 Juni (terlampir) Dilaksanakan
1
Eksternal Oleh bulan 2023 sesuai jadwal
project leader dan Juni
tim efektif
Minggu Permohonan
Koordinasi dengan
ke dua 13-22 Pernyataan Dilaksanakan
2 Stakeholder
bulan juni 2023 Dukungan sesuai jadwal
Eksternal
Juni (terlampir)

Dokumentasi kegiatan membangun Koordinasi eksternal

Rapat Inventarisasi Kesesuaian Stakholder

Koordinasi dengan TNI


Koordinasi Dengan APDESI Kab. Halteng dan Penyerahan Dukungan

Koordinasi Dengan Satpol-PP

Koordinasi Dengan Polres Halteng

Koordinasi Dengan Camat Weda Tengah


Koordinasi Dengan Diskominfo dan Persandian

Koordinasi Dengan FKUB dan Ormas dan Paguyuban

3. Penerbitan Regulasi/Kebijakan Sistem Deteksi Dini Pencegahan


Konflik Sosial
Untuk mendukung penanganan dan pencegahan konflik sosial di
Kabupaten Halmahera Tengah maka perlu adanya peningkatan efektifitas
dan keterpaduan dan sinergi dalam pencegahan konflik sosial, penghentian
konflik dan pemulihan pasca konflik melaui koordinasi yang terpadu antar
stakeholder pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Tengah. Surat
Keputusan Bupati merupakan langkah awal dalam membangun kolaborasi
sistem deteksi dini pencegahan konflik sosial dengan tujuan menciptakan dan
menjaga ketahanan masyarakat serta stabilitas daerah juga menciptakan
rasa aman, tentram dan damai di Kabupaten Halmahera Tengah sebagai
wujud tanggung jawab dan urusan wajib pemerintah daerah dalam memenuhi
hak-hak asasi masyarakat.
Pelaksanaan tahapan penyusunan regulasi dan draft rancangan
Keputusan Bupati dapat di lihat pada tabel berikut :

Waktu Output
No Tahap utama Keterangan
Rencana Realisasi kegiatan
Penerbitan regulasi/kebijakan sistem deteksi dini pencegahan dan penanganan
konflik sosial.
Penyusunan Minggu Draft
konsep rancang ke 2 13 Juni rancangan Dilaksanakan
1
ana keputusan bulan 2022 (terlampir) sesuai jadwal;
Bupati Juni
2 Rapat pembahasan Minggu 17 juni Notulen Dilaksanakan
draft rancangan ke 2 2023 Daftar hadir sesuai jadwal
keputusan bupati bulan juni (terlampir)
tentang
pencegahan dan
penganan konflik
sosial terpadu
Konsultasi draft ke
bagian hukum Minggu 3
21 juni Dilaksanakan
3 sekretariat daerah bulan
2023 sesuai jadwal
Kabupaten Juni
Halmahera Tengah
Rapat finalisasi Notulen
rancangan draft Daftar hadir
keputusan bupati Minggu (terlapmir)
22 juni Dilaksanakan
4 tentang ke- 3
2023 sesuai jadwal
pencegahan dan bulan juni
penanganan konflik
sosial terpadu
Penandatanganan Keputusan
keputusan bupati bupati
Minggu
tentang 06 juli (terlampir) Di laksanakan
5 ke-1
pencegahan dan 2023 sesuai jadwal
bulan Juli
penanganan konflik
sosial terpadu.

Dokumentasi Kegiatan Penerbitan Regulasi/Kebijakan Sistem Deteksi Dini


Pencegahan Dan Penanganan Konflik Sosial.
screenshot draft rancangan

Rapat Pembahasan Draft

Konsultasi draft ke bagian Hukumdan HAM Setda


Rapat Finalisasi Draft Rancangan

Penandatanganan Keputusan Bupati Tentang Tim Penanganan Konflik Sosial

4. Penyusunan draft SOP deteksi dini pencegahan dan penanganan


konflik sosial
Salah satu aspek penting dalam mewujudkan penanganan dan
pencegahan konflik sosial secara efektif, efisien dan tepat sasaran adalah
dengan penyusunan dan penerapan SOP. SOP adalah standarisasi cara
yang dilakukan pegawai dalam pekerjaan yang menjadi tugasnya.
Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian pegawai dalam melaksanakan
tugasnya.
Kegiatan penyusunan SOP deteksi dini pencegahan konflik sosial
dilaksanakan pada minggu kedua bulan juli tanggal 10 Juli 2023 dengan
penyiapan konsep draft oleh tim efektif kemudian dilanjutkan pada
penyusunan draft SOP yang dilaksanakan pada 11 Juli 2023. Selanjutnya
pada tanggal 12 Juli tim project leader mengundang time efektif untuk
melaksanakan rapat pembahasan SOP di bukit Snapan Mulo Weda Tengah
dan tanggal 13 Juli 2023 project leader selaku kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik melakukan pengesahan.
Tahapan Pelaksanaan penerbitan SOP deteksi dini pencegahan konflik
sosial dapat dilihat pada tabel berikut :

Waktu Output
No Tahap utama Keterangan
Rencana Realisasi Kegiatan
Menyusun SOP deteksi dini konflik sosial

Penyiapan konsep Draft Konsep


Minggu
rancangan SOP 10 Juli SOP Dilaksanakan
1 ke-2
deteksi dini konflik 2023 sesuai jadwal
bulan juli
Sosial
Penyusunan Draft Draft
Minggu
SOP deteksi dini 11 Juli rancangan Dilaksanakan
2 ke 2
konflik sosial oleh 2023 SOP sesuai jadwal
bulan juli
tim efektif
Rapat pembahasan Daftar Hadir
draft SOP deteksi Minggu Notulen
12 Juli Dilaksanakan
3 dini konflik sosial ke dua ( terlampir)
2023 sesuai jadwal
dan finalisasi bulan juli
rancangan.
Pengesahan SOP SOP deteksi
oleh kepala badan Minggu Dini
13 Juli Dilaksanakan
4 Kesbangpol ke 3 pencegahan
2023 sesuai jadwal
Kabupaten bulan Juli Konflik sosial
Halmahera Tengah Terlampir

Dokumentasi Penyusunan SOP deteksi Dini pencegahan Konflik Sosial

screen shot draft rancangan


Rapat Pembahasan Draft SOP

Penandatanganan SOP

5. Penyusunan Data dan Informasi Awal Potensi Konflik Sosial


Pengelolaan data dan informasi adalah elemen utama dalam pencegahan
konflik sosial. Ketersediaan data dan informasi konflik tidak hanya membantu
pemangku kepentingan pada upaya pengurangan resiko konflik sosial juga
memungkinkan perencanaan pencegahan konflik sosial secara komprehensif
dan terpadu.
Dengan adanya proyek perubahan ini project leader bersama tim efektif
berusaha untuk meningkatkan kapasitas dan melacak informasi data konflik
sosial baik melalui media online, media sosial dan media cetak serta
koordinasi langsung dengan stakeholder eksternal dan seperti Polres dan
Kodim 1512 Weda serta camat dan kepala desa serta tokoh masyarakat di
Kabupaten Halmahera Tengah.
Kegiatan penyusunan data dan Informasi Awal deteksi dini pencegahan
konflik sosial dilaksanakan pada minggu ketiga bulan juli tanggal 17 Juli 2023
diawali dengan penjaringan informasi awal data potensi Konflik oleh tim efektif
kemudian dilanjutkan pada penyusunan data dan informasi awal yang
dilaksanakan pada 18 Juli 2023. Selanjutnya dilakukan pengesahan data
informasi awal oleh kepala badan kesatuan bangsa dan politik pada tanggal
Kabupaten Halmahera tengah pada tanggal 24 Juli 2023.
Pelaksanaan tahapan kegiatan penyusunan data dan informasi awal potensi
Konflik sosial dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel……
Menyusun Data dan Informasi Awal Konflik Sosial

Waktu Output
No Tahap utama Keterangan
Rencana Realisasi kegiatan
Menyusun data dan informasi awal konflik sosial

Rapat Penjaringan Minggu Notulen daftar


17 Juli Dilaksanakan
1 data dan informasi ke-3 hadir
2023 sesuai jadwal
awal oleh tim efektif
bulan Juli (terlampir)
Penyusunan data Minggu Draft data dan
18 juli Dilaksanakan
2 dan informasi awal ke-3 informasi
2024 sesuai jadwal
konflik sosial bulan juli (terlampir)
Minggu Data dan
Pengesahan data
ke-4 24 Juli informasi Dilaksanakan
3 dan informasi oleh
Bulan 2023 (terlampir) sesuai jadwal
kepala badan
Juli
Dokumentasi Kegiatan Menyusun Data dan informasi Awal Konflik sosial

screen shot draft rancangan

Rapat Pembahasan Draft SOP


Penandatanganan Draft SOP

6. Menjalin Kolaborasi dengan Forkompimcam


Kolaborasi adalah adanya pola dan bentuk hubungan yang dilakukan antar
individu ataupun organisasi yang berkeinginan untuk saling berbagi, saling
berpartisipasi secara penuh dan saling menyetujui atau sepakat untuk
melakukan tindakan bersama dengan cara berbagi informasi, berbagi
sumberdaya, berbagi manfaat dan berbagi tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan bersama dalam menggapai cita-cita bersama untuk
mencapai tujuan bersama ataupun untuk menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi.
Kolaborasi dengan forkompimcam dengan tujuan dan harapan terjadinya
saling berbagi informasi dan saling mendukung dalam pencegahan dan
penanganan konflik sosial serta membangun sistem deteksi dini konflik sosial
dilaksanakan oleh project leader dengan sosialisasi sistem deteksi dini
dilaksanakan dengan rapat bersama dan Forkompimcam Kecamatan Weda
Tengah serta menandatangani kesepakatan bersama pencegahan dan
penanganan konflik sosial secara terpadu dilaksanakan pada tanggal 12 Juli
2023.
Tahapan kolaborasi dengan forkompimcam dapat dilihat pada tabel berikut :

Waktu Output
No Tahap utama Keterangan
Rencana Realisasi kegiatan
Membangun kolaborasi bersama forkompimcam

Minggu Undangan Lebih cepat


Penyiapan
ke-1 10 Juli (lampiran) dari jadwal
1 Undangan oleh tim
bulan 2023 yang di
efektif
agustus rancakan
2 Rapat bersama dan Minggu 12 Juli Daftar hadir Lebih cepat
Sosialisasi Sistem Notulen Rapat
deteksi dini ke 1 ( terlampir dari jadwal
pencegahan konflik bulan 2023 yang di
sosial secara agustus rancakan
kolaboratif
Penandatanganan Lembar
kesepakatan Kesepakatan
Lebih cepat
bersama dukungan Minggu Bersama
12 Juli dari jadwal
3 realisasi sistem ke 1 Juli (lampiran)
2023 yang di
deteksi dini konflik 2023
rancakan
sosial secara
kolaboratif.

Dokumentasi Kegiatan Menjalin Kolaborasi Dengan Forkompimcam

Rapat Bersama Dan Sosialiasi Sistem Deteksi Dini Pencegahan Konflik Sisial
Penandatanganan Kesepakatan Bersama

B. Kepemimpinan Strategis
Pencegahan dan penganan konflik sosial dalam menciptakan dan menjaga
ketahanan masyarakat serta stabilitas daerah juga menciptakan rasa aman,
tentram dan damai di kabupaten Halmahera tengah project leader
memberdayakan seluruh kemampuan dan sumberdaya khususnya
sumberdaya aparatur internal maupun eksternal dalam mengidentifikasi,
menganalisis serta mencari solusi penyelesaian masalah yang ada.
Project leader membangkitkan personal mastery (berkompeten), mental
models (pola mental), shared vision (visi bersama), team learning (tim
pembelajar), dan sistems thinking (berpikir sistem), untuk mendapatkan
pemahaman yang utuh dari permasalahan yang ada serta berupaya mencari
alternatif solusi terbaik. Seluruh sumberdaya dalam organisasi di internal
diarahkan sinergitasnya untuk mencapai tujuan output jangka pendek yang
harus dicapai sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Pelaksanaan proyek perubahan diimplementasikan dengan optimalisasi
sumber daya organisasi, dari sisi anggaran dan personil tim efektif
dikondisikan melalui sharing budget dan pemanfaatan kegiatan-kegiatan
internal organisasi, memanfaatkan kegiatan-kegiatan promoters yang sejalan
dengan proyek perubahan. Hal ini didukung oleh kesiapan organisasi yang
tugas dan fungsinya berkaitan dengan koordinasi lintas stakeholder.
Elaborasi lagi trkait kegiatan kebsbang dikaitkan dengan kepemimpinan
strategis..
Kegiatan miitoring.

C. Implementasi Strategi Marketing


1. Strategi Marketing Mix
Hasil analisis marketing mix terhadap elemen 1C4P dalam marketing
sektor publik terhadap permasalahan proyek perubahan adalah sbb.
a. Costumer atau sasaran yang dituju adalah seluruh masyarakat
Kabupaten Halmahera Tengah khususnya di kecamatan Weda tengah
sebagai kawasan penyanggah industri dimana terdapat potensi konflik
sosial lebih tinggi dari pada kecamatan lain di Kabupaten Halmahera
Tengah.
b. Produk untuk menyelesaikan akan masalah dalam tahapan proyek
perubahan jangka pendek adalah keputusan bupati tentang
pembentukan Tim penanganan konflik sosial terpadu nomor
200/KEP/254/2023 dan SOP sistem Penanganan dan Pencegahan
Konflik sosial yang diterbitkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Halmahera Tengah serta untuk jangka panjang pada
proyek perubahan ini terbentuknya sistem digitalisasi pelaporan Konflik
sosial.
c. Place, adalah kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Halmahera Tengah.
d. Price. Pembiayaan implementasi proyek perubahan berasal dari APBD
kabupaten Halmahera tengah Pada DPA badan Kesbangpol
Kabupaten Halmahera tengah.
e. Promotion. Yang digunakan pada proyek perubahan ini adalah melalui
sosialisasi dan diskusi serta koordinasi lintas stakeholder dimana
setiap sosialisasi dan koordinasi selalu mengutarakan tujuan dan
manfaat sistem deteksi dini pencegahan dan penanganan konflik sosial
di Kabupaten Halmahera Tengah.
2. Strategi Komunikasi
Implementasi pada strategi komunikasi dapat di jelaskan sebagai berikut ini
:
a. Untuk stakeholder yang memiliki pengaruh dan kepentingan tinggi
(promoters) dilakukan strategi komunikasi yang bertujuan agar mereka
tetap mendukung proyek perubahan yang akan dilakukan. Stakeholder
yang berada pada kelompok ini umumnya atasan langsung atau terlibat
langsung terhdapat proyek perubahan strategi yang dijalankan antara
lain dialog langsung, advokasi dan konsultasi.
Forkompimcam Kecamatan Weda Tengah dan APDESI Kabupaten
Halmahera Tengah dalam implementasi proyek perubahan ini sangat
mendukung untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban serta
menghindari konflik sosial di wilayahnya. Karena pemerintah desa dan
Kapolsek serta kecamatan adalah wilayah administratif yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat setempat. Dari strategi
komunikasi yang dilakukan oleh time fektif dan project leader
menghasilkan kesepakatan bersama dan dukungan dari
Forkompimcam Kecamatan Weda tengah dan APDESI Kabupaten
Halmahera Tengah. Bukti strategi komunikasi pada stakeholder
promoter dapat dilihat pada dokumentasi berikut:
b. Strategi komunikasi yang dilakukan untuk stakeholder defender yaitu
stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi tapi pengaruh yang
rendah bertujuan agar interest mereka tetap tinggi. Strategi yang dapat
meningkatkan interest mereka agar bisa pindah kelompok promoter
dengan mendapatkan informasi yang terus menerus tentang proyek
perubahan yang akan dilakukan. Strategi komunikasi yang digunakan
meliputi, brainstorming, dialog dan sosialisasi langsung, rapat bersama
diskusi dan informasi.
c. Stakeholder yang memiliki pengaruh tinggi tetapi kepentingan rendah
(latens) umumnya adalah stakeholder yang berperan dalam dukungan
terhadap kebijakan pelaksanaan implementasi proyek perubahan dan
memiliki pengaruh langsung terhadap masyarakat setempat dan
memiliki anggota maupun organisasi tersendiri dan mempunyai
dampak langsung terhadap implementasi proyek perubahan. Strategi
komunikasi yang digunakan seperti brainstorming, diskusi, persuasi
dan advokasi serta meminta dukungan langsung terkait implementasi
proyek perubahan.
d. Untuk stakeholder yang memiliki kekuatan pengaruh dan kepentingan
rendah dilakukan strategi komunikasi yang bertujuan agar merak mau
berpartisipasi dan interest mereka meningkat dengan memberikan
informasi yang terus menerus tentang proyek perubahan yang
dilakukan. Strategi komunikasi yang digunakan meliputi sosialisasi dan
informasi.
3. Peta Pergeseran Stakeholder
Setelah dilakukan komunikasi dengan stakeholder baik komunikasi formal
dan informal, sosialisasi dan rapat koordinasi rapat bersama serta
koordinasi ke stakeholder eksternal maupun internal dalam implementasi
proyek perubahan jangka pendek terjadi pergeseran posisi stakeholder
dan penambahan stakeholder pada stakeholder promoter yaitu APDESI
Kabupaten Halmahera Tengah melalui rapat Inventarisasi Stakeholder
eksternal yang dilakukan oleh tim efektif menyepakati penambahan
stakeholder yakni APDESI Kabupaten Halmahera Tengah dengan
pertimbangan APDESI memiliki pengaruh yang tinggi dalam kesuksesan
implementasi Proyek perubahan baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Pergeseran yang Terjadi pada stakeholder ketua ormas/OKP
yang sebelumnya berada pada aphatetitcs berpindah posisi ke Defenders
karena mereka memiliki peran yang sangat besar untuk proyek perubahan
jangka panjang dan bersedia bekerjasama dengan Badan Kesbangpol
untuk secara instensif melaporkan kondisi konflik dan mengambil peran
dalam pencegahan Konflik Sosial di Kabupaten Halmahera Tengah. Satpol
PP kabupaten Halmahera tengah yang sebelumnya pada posisi Defender
didorong untuk meningkatkan Interest pada pencegahan konflik sosila dan
terlibat langsung pada tindakan penanganan sehingga bersedia bekerja
sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ketiak diminta.
D. Keberlanjutan Proyek Perubahan
Seluruh stakeholders dalam proyek perubahan baik internal maupun eksternal
sesuai dengan klasifikasi tingkat pengaruh dan tingkat kepentingan terhadap
keberhasilan terhadap proyek perubahan. Setelah melakukan strategi
komunikasi sesuai dengan klasifikasi stakeholders melalui berbagai pertemuan
dan komunikasi langsung untuk memberikan penjelasan, dan pemahaman
kemanfaatan proyek perubahan diperoleh dukungan yang sangat kuat
khususnya stakeholder Eksternal Terkait. Selain strategi komunikasi, pertemuan
langsung dengan pimpinan atau tokoh dari instansi/unit kerja dilakukan setelah
diadakan diskusi intens dengan Jajaran yang berada dibawahnya sebagai
pelaksana teknis. dukungan Rencana tindak lanjut proyek perubahan dari
stakeholder terkait dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel…..
Pernyataan dukungan Stakeholder eksternal dan internal

No Stakeholder Surat Dukungan


Kodim 1215
1
Weda

Dinas Kominfo
dan Persandian
2
Kab. Halmahera
Tengah
SATPOL-PP Kab.
Halmahera
Tengah

APDESI
Kabupaten
Halmahera
Tengah

E. Pemberdayaan Organisasi Pembelajar


Penciptaan birokrasi dinamis berbasis teknologi diaplikasikan dalam organisasi
untuk beradaptasi dengan era governance dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kapasitas sumber daya aparatur organisasi.
Kemampuan pengaplikasian tata kerja yang berimplikasi pada struktur birokrasi
yang sederhana, talenta manajemen, pembelajaran berbasis teknologi dan fleksibel
working perlu di tingkatkan dengan kolaborasi sumber daya internal maupun
eksternal yakni
Beradaptasi dengan era atau digital governance, kemampuan pengaplikasian tata
kerja yang berimplikasi pada struktur birokrasi sederhana, talent management,
capacity building, pembelajaran berbasis teknologi serta Co-working space
(Fleksibel working). Penciptaan birokrasi dinamis berbasis teknologi diaplikasikan
dalam organisasi secara bertahap sesuai kapasitas sumberdaya aparatur
organisasi. Kapabilitas/keahlian sumberdaya perlu ditingkatkan dengan Kolaborasi
sumberdaya internal dan transfer pengetahuan, menumbuh kembangkan budaya
tidak korup, mengupayakan kebijakan yang adaptif dan terintegrasi antar unit,
organisasi berbasis kinerja.
1. Implementasi Pengembangan Kompetensi Tim efektif
Pengembangan kompetensi kepada tim efektif oleh project leader di lakukan
melalui beberapa cara dan strategi yakni, melalaui pendampingan, distribusi
tugas dan tanggung jawab serta penugasan langsung kepada tim efektif
untuk menjalin koordinasi dengan stakeholder eksternal. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas diri sebagai
ASN dalam menjalin relasi kepada pihak eksternal organisasi sebagai
stakeholder. Peningkatan sumberdaya dan transfer pengetahuan dilakukan
dengan kolaborasi sumberdaya internal Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Halmahera Tengah. Berikut dokumentasi bukti implementasi
pengembangan kompetensi tim efektif.
2. Implementasi Pengembangan Kompetensi diri
Potensi yang ada pada diri manusia merupakan anugerah dari Tuhan
sehingga tugas manusia adalah untuk mengenali potensi diri sendiri, memiliki
sikap tulus, optimis, dan rasa tanggung jawab yang kuat, gemar belajar, dan
mampu mengakui kekurangan dirinya. Tidak menyalahkan orang lain ketika
menghadapi masalah dan mau menerima kritik dan saran dari orang lain.
Berdasarkan hasil penilaian sikap perilaku, maka ada Dua Sub Komponen
yang mendapat perhatian Reformer untuk ditingkatkan melalui beberapa
kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan pada Sub Komponen Integritas mencakup 4 aspek
dengan 4 kegiatan yaitu :
a. Rapat staf penegasan tugas dan fungsi masing-masing anggota dalam
Tim Kerja. Salah satu agenda dalam rapat staf tersebut adalah pembagian
tugas dan fungsi dalam mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan yang
telah direncanakan.
b. Menyusun dan menyepakati time schedule implementasi program
bersama Tim Kerja. Agar pelaksanaan berbagai kegiatan berjalan sesuai
yang diharapkan maka diperlukan penentuan jadwal pelaksanaan sesuai
tahapan yang direncanakan.
c. Menyemangati seluruh pegawai badan untuk mengikuti apel pagi dan
sore bagi seluruh pegawai badan Kesbangpol ,dengan tujuan agar
mendapat arahan dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas setiap serta
pengembangan kompetensi nya
d. Mengadakan Evaluasi dengan TIM Efektif untuk mengetahui progres
tahapan penyelesaian dan permasalahan dari setiap mile stone.

Pelaksanaan kegiatan pada sub komponen mengelola perubahan mencakup


5 aspek dengan 6 kegiatan diantaranya :
a. Menyediakan keputusan bupati dan SOP sebagai standar pelayanan
pencegahan dan deteksi dini konflik sosial di badan Kesbangpol
Kabupaten Halmahera Tengah
b. Memerintahkan Kepala Bidang penanganan konflik dan kewaspadaan
nasional serta tim efektif mencari dan mempelajari beberapa best practice
isu permasalahan terkait potensi konflik di kabupaten, dan melakukan
koordinasi dengan stakeholder eksternal untuk menjaring dukungan dalam
kolaborasi pelaksanaan proyek perubahan deteksi dini konflik sosial.
c. Melatih diri untuk mengenal lebih luas proses bisnis yang diselenggarakan
organisasi, sehingga tidak terpaku pada lingkup tugas yang ditanganinya
saja. Yaitu dengan mengikuti perkembangan tugas keahlian tupoksi
dengan mengikuti zoom meeting sesuai dengan tupoksi badan
Kesbangpol sebagai unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang
kesatuan bangsa dan politik Serta mengikut sertakan Kepala Bidang dan
staf untuk mengikuti pelatihan dan webinar yang relevan dengan tupoksi.
d. Membuat rencana pengembangan potensi diri. Terkait dengan rencana
pengembangan potensi diri, Reformer telah mengarahkan Sekretaris
untuk mengkoordinir pengisian format Pengembangan Kompetensi untuk
mengetahui kondisi dan kebutuhan pengembangan kompetensi SDM
Aparatur Pegawai Badan Kesbapol Kabupaten Halmahera Tengah.
Selaku Pimpinan Perangkat Daerah, Reformer melakukan penilaian
Kebutuhan Pengembangan Kompetensi pada masing- masing Pejabat
Administrator di Badan Kesbangpol.
e. Aktif menghadiri rapat-rapat koordinasi lintas sektor untuk perencanaan,
monitoring dan evaluasi.
f. Melakukan diskusi-diskusi dengan pejabat/staf dan dengan kepala
organisasi terkait permasalahan pembangunan ataupun sebuah
ide/gagasan. Diskusi-diskusi baik formal dan informal telah dilakukan baik
dengan pegawai internal badan Kesbangpol maupun dengan kepala
perangkat daerah ataupun pegawai perangkat daerah lainnya. Diskusi
umumnya sharing pengalaman, informasi maupun gagasan-gagasan
untuk kebijakan pemerintah daerah.
F. Keterkaitan Mata pelatihan Pilihan
1. Manajemen Sektor Publik

Dalam implementasi Proyek perubahan project leader melakukan


pemetaan atau analisis situasi, baik eksternal dan juga internal organisasi.
Analisis lingkungan eksternal dilakukan mencakup analisis lingkungan strategis
untuk mengeksplorasi lingkungan di luar organisasi sehingga mampu
mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi. Setidaknya
ada tiga kategori utama yang diidentifikasi ketika melakukan analisis lingkungan
eksternal, yaitu:

a. pemetaan kekuatan-kekuatan/tekanan dan tren yang biasanya


dikategorikan sebagai aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan,
dan Hukum;
b. pemetaan pemilik sumber daya;
c. peta pesaing aktual atau potensial, pemangku kepentingan, serta kekuatan
penting yang mempengaruhi kolaborasi.

Selain analisis eksternal, project leader juga melakukan analisis


lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi,
termasuk berbagai aspek dari organisasi yang dapat membantu dan
menghambat pencapaian visi dan pemenuhan mandat organisasi. Beberapa
komponen analisis internal organisasi yang di lakukan project leader, yakni:

a. Kekuatan dan Kelemahan organisasi;


b. Kapasitas internal organisasi termasuk program kerja, Sumber Daya
Manusia di Badan Kesbangpol kabupaten Halmahera Tengah.

Untuk implementasi strategi, project leader menggunakan 3 Aspek yakni;

1. Kejelasan
Strategi yang dirumuskan harus jelas dan mudah di pahami dan terukur
oleh tim efektif dalam implementasi proyek perubahan maupun
melaksanaan kegiatan di badan kesatuan bangsa dan politik.
2. Komunikasi
Strategi Komunikasi yang kritikal ke seluruh tim efektif dan jajaran staf
badan Kesbangpol baik secara daring maupun tatap muka. Dan
digunakan komunikasi yang baik dan efektif unutk mempengaruhi semua
anggota tim efektif dan staf badan Kesbangpol dalalm implemntasi
proyek perubahan.
3. Cascade (Pemetaan)
Selanjutnya melakukan cascade strategi dengan memetakan dan merinci
semua faktor pendukung yang berpengaruh untuk eksekusi strategi di
seluruh jenjang organisasi dengan melibatkan tim efektif untuk mampu
mengimplementasikannya tugas yang menjadi tanggung jawabnya
termasuk koordinasi dengan Stakeholder eksternal.

Kepemimpianan strategis

Anda mungkin juga menyukai