Anda di halaman 1dari 165

e

bab 3
PEMODELAN EVALUASI PELAKSANAN
MANFAAT INFRASTRUKTUR PUPR DI
WILAYAH BARAT

3.1 TINJAUAN PUSTAKA


3.1.1 Kebijakan Terkait Proyek Strategis Nasional
Kebijakan yang terkait dengan Proyek Strategis Nasional antara lain dapat dilihat pada
penjelasan berikut ini.
a. Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelasanaan
Proyek Strategis Nasional memberikan kepada stakeholder terkait untuk mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan dan/atau memberikan dukungan
percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang mencakup penyiapan
PSN, pengadaan lahan/tanah PSN, pendanaan PSN, perizinan dan nonperizinan PSN,
pelaksanaan pembangunan fisik PSN, pengawasan dan pengendalian PSN, pemberian
pertimbangan hukum dalam pelaksanaan PSN, dan/atau mitigasi risiko hukum dan non
hukum dalam pelaksanaan PSN.

Dalam rangka percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional untuk kepentingan


umum dan kemanfaatan umum, dengan ini menginstruksikan kepada stakeholder untuk:
1. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan pelaksanaan Proyek

Hal 3-1
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Strategis Nasional dan/atau memberikan dukungan dalam percepatan pelaksanaan


Proyek Strategis Nasional, yang mencakup:
a. Penyiapan proyek;
b. Pengadaan lahan proyek;
c. Pendanaan proyek;
d. Perizinan dan nonperizinan;
e. Pelaksanaan pembangunan fisik;
f. Pengawasan dan pengendalian;
g. Pemberian pertimbangan hukum; dan/atau
h. Mitigasi risiko hukum dan non hukum.
2. Melakukan penyelesaian masalah dan hambatan dalam pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional atau untuk memberikan dukungan dalam percepatan
pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dengan:
a. Mengambil diskresi dalam rangka mengatasi persoalan yang konkret dan
mendesak.
b. Menyempurnakan, mencabut, dan/atau mengganti, ketentuan peraturan
perundang-undangan yang tidak mendukung atau menghambat percepatan
pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
c. Menyusun peraturan perundang-undangan dan/atau kebijakan yang
diperlukan untuk percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
d. Menerbitkan petunjuk teknis dan/atau penjelasan/penafsiran kepada para
pejabat dan atau pemerintah daerah terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dan/atau kebijakan dalam percepatan pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.
e. Mengambil langkah-langkah mitigasi dampak sosial yang timbul dalam
percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
f. Melakukan percepatan pengadaan tanah untuk pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional dengan menggunakan waktu minimum dari batas waktu yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dibidang pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
 Melaksanakan percepatan pengadaan barang/jasa dalam rangka
percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional antara lain dengan:
 Mempercepat pemilihan penyedia barang, penyedia pekerjaan
konstruksi, penyedia jasa konsultansi, atau jasa lainnya;
 Memanfaatkan sistem informasi rencana umum pengadaan (SiRUP),
sistem pembelian secara elektronik (e-Purchasing), lelang cepat melalui

Hal 3-2
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

sistem informasi kinerja penyedia dan/atau sistem pengadaan


barang/jasa yang berlaku;
 Melakukan konsolidasi pengadaan barang/jasa dalam rangka percepatan
pelaksanaan proyek strategis nasional.
 Meningkatkan tata kelola (governance) dan meningkatkan fungsi Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah dalam rangka pengawasan pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.
g. Mendahulukan proses Administrasi Pemerintahan dalam melakukan
pemeriksaan dan penyelesaian atas laporan penyalahgunaan wewenang
dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahawa peraturan ini mendukung
percepatan kegiatan pembangunan Proyek Strategis Nasional Bidang pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dalam penyiapan proyek, pengadaan lahan proyek, pendanaan
proyek, perizinan dan nonperizinan, pelaksanaan pembangunan fisik, pengawasan dan
pengendalian, pemberian pertimbangan hukum dan atau mitigasi resiko hukum dan non
hukum agar percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional dapat berjalan dengan
tepat waktu.

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1 Tahun
2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun
2015-2019 merupakan arahan yang akan dijabarkan ke dalam rencana program dan
kegiatan di setiap satminkal di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk mencapai sasaran-sasaran strategis Kementerian dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran nasional.

Proses pencapaian sasaran-sasaran dalam Renstra tersebut memerlukan koordinasi,


konsolidasi, dan sinergi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah serta antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah dengan Dunia Usaha agar keseluruhan sumber daya
yang ada dapat digunakan secara optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal
dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur yang
lebih merata dan berkelanjutan. Oleh karenanya penyelenggaraan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat dalam mencapai target-target yang telah
disepakati perlu dilandasi dengan kerangka regulasi, kelembagaan dan pendanaan yang
optimal.

Hal 3-3
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Dalam rangka sinergi dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah akan memberikan


perhatian yang lebih besar pada aspek peningkatan kapasitas daerah (local capacity
building) sehingga kompetensi dan kemandirian Pemerintah Daerah dapat dicapai
dalam tempo yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu, merupakan tugas Pemerintah
untuk menyusun lebih lanjut peraturan-peraturan pelaksanaan berupa Norma, Standar,
Pedoman, dan Kriteria (NSPK) serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,
kampanye/sosialisasi, pertukaran pengalaman, dan penyebarluasan NSPK.

Pencapaian saran target rencana strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat 2015 - 2015 sangat memerlukan pendanaan yang relatif bersar, sehingga
diperlukan dorongan untuk meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih
besar dalam rangka mengembangkan alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam hal ini tugas pemerintah adalah
menciptakan regulasi yang sehat, membangun iklim yang semakin kondusif dan
kompetitif (seperti pemeliharaan stabilitas politik dan keamanan, penataan sistem
perizinan, perbaikan sistem hukum dan kelembagaan, perluasan akses ke pasar, dan
pemberian insentif pajak bagi kawasan-kawasan yang memiliki prospek baik),
mengurangi risiko investasi, mendorong pengembangan inovasi dan teknologi, serta
mendorong kompetisi antara lain dengan menciptakan tender yang kompetitif guna
memperkuat perkembangan sektor swasta.

Tantangan pembangunan ke depan dalam konteks otonomi daerah adalah bagaimana


menemukan formula pembiayaan investasi infrastruktur yang tepat, melalui skema-
skema kreatif atau non-konvensional. Berbagai insentif untuk menarik investasi dapat
dilakukan terkait kelayakan proyek dan pembiayaan melalui penerapan Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) berupa pemberian dukungan Pemerintah, seperti pembebasan
tanah atau pembangunan yang sebagian dibangun oleh Pemerintah.

Melalui pelaksanaan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Tahun 2015-2019 secara konsisten serta keterlibatan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
swasta, dan masyarakat, diharapkan dapat mempercepat proses peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu koordinasi dan integrasi baik secara vertikal
maupun secara horizontal yang semakin kuat dalam penyelenggaraan bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat sangat diperlukan.

Rencana Strategis memberikan tema besar pada pengembangan Wilayah Barat yaitu

Hal 3-4
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

sebagai pintu gerbang pariwisata ekologis; Pengembangan industri perikanan, garam,


dan rumput laut; Pengembangan industri berbasis peternakan sapi dan perkebunan
jagung; dan Pengembangan industri mangan, dan tembaga. Diterpadukan dengan
program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan di antaranya
di Pulau Sumatera; Pulau Jawa-Bali; Kepulauan Nusa Tenggara; Pulau Kalimantan;
Kepulauan Maluku dan Pulau lainnya.

Selain itu, bentuk dukungan Rencana Strategis Kementerian terhadap Proyek Strategis
Nasional adalah Pembangunan 65 Buah bendungan (65 bendungan on going, 49
bendungan baru, dan 29 Buah waduk selesai dibangun), dan pembangunan 1.893 Buah
embung/bangunan penampung air lainnya.

3.1.2 Teori Infrastruktur


Penjelasan berikut ini merupakan penjelasan yang terkait dengan teori-teori atau
pemahaman tentang infrastruktur.
a. Pengertian Infrastruktur
Fox ( 2004), mendefinisikan infrastruktur sebagai, “those Services derived from the set of
public work traditionally supported by the public sector to enhance private sector
production and to allow for household consumption”. Moteff (2003), mendefinisikan
infrastruktur tidak hanya terbatas pada sudut pandang ekonomi melainkan juga
pertahanan dan keberlanjutan pemerintah. Selanjutnya Vaughn and Pollard (2003),
menyatakan infrastruktur secara umum meliputi jalan, jembatan, air dan sistem
pembuangan, bandar udara, pelabuhan, bangunan umum, dan juga termasuk sekolah-
sekolah, fasilitas kesehatan, penjara, rekreasi, pembangkit listrik, keamanan, kebakaran,
tempat pembuangan sampah, dan telekomunikasi. Merujuk pada konsep dan definisi
infrastruktur di atas, maka dapat disimpulkan bahwa infrastruktur secara umum meliputi
fasilistas-fasilitas publik yang disiapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah sebagai
pelayan public (sebagai akibat mekanisme pasar tidak bekerja) untuk menunjang dan
mendorong aktivitas ekonomi maupun sosial suatu masyarakat. Infrastruktur yang
disiapkan pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan setiap wilayah, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraannya.

Infrastruktur yang dibutuhkan negara maju tentunya berbeda dengan yang dibutuhkan
oleh negara berkembang bahkan terbelakang. Hal yang sama juga untuk wilayah
perkotaan dan pedesaan, atau daerah industri dengan wilayah pertanian dan pesisir atau
kepulauan. Jadi, penulis dapat mendeskripsikan infrastruktur pedesaan sebagai sarana

Hal 3-5
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

dan prasarana yang disiapkan oleh pemerintah, ataupun pemerintah bekerjasama


dengan pihak swasta dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi maupun sosial
masyarakat seperti jalan, jembatan, kendaraan, terminal, pelabuhan, bandar udara,
perumahan, pasar, perbankkan, sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan, air
bersih, penerangan dan sanitasi yang dapat mendukung tercapainya kehidupan yang
layak bagi masyarakat pedesaan baik materil maupun spiritual.

Kurangnya infrastruktur menyebabkan banyak masyarakat hidup terkurung di wilayah


terisolasi dengan tingkat kemiskinan yang sangat parah. Berbagai persoalan mendera
kehidupan masyarakat mulai dari kemiskinan, wabah penyakit menular, gizi buruk, buta
huruf dan keterbelakangan. Obat mujarab yang dapat menyembuhkan berbagai
penyakit tersebut adalah dengan membangun infrastruktur dasar seperti jalan raya,
irigasi, air bersih, pendidikan, kesehatan dan sebagainya (Hermanto et al.1995; Hermanto
Dardak 2009).

J’afar M. (2007) menyatakan bahwa, infrastruktur memiliki peranan positif terhadap


pertumbuhan ekonomi dengan jangka pendek menciptakan lapangan kerja sektor
konstruksi dan jangka menengah dan panjang akan mendukung peningkatan efisiensi
dan produktivitas sektor-sektor terkait. Infrastruktur sepertinya menjadi jawaban dari
kebutuhan negara- negara yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan
membantu penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, mendukung
tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta
merendahkan biaya aktifitas investor dalam dan luar negeri.

Problemnya, pembangunan infrastruktur dasar membutuhkan modal besar, yang sering


tidak selalu diikuti oleh loncatan perolehan nilai tambahnya (value added). Daerah-
daerah terpencil yang dinilai tidak memiliki potensi ekonomi dan sosial budaya yang
memadai cenderung ditelantarkan (Hermanto, et al.1995). Terutama jika dikaitkan
dengan kriteria-kriteria yang ditentukan pemerintah seperti jumlah penduduk, nilai
ekonomi yang akan segera kembali dari invesatasi yang ditanamkan dan lain-lain.
Seperti yang dinyatakan oleh Kasiyanto (1996), bahwa jumlah penduduk di wilayah –
wilayah terisolasi di kota sangat sedikit sehingga pemerintah rugi besar kalau
mengalokasikan dana besar untuk pembangunan jalan, sebaiknya alokasi dana besar
tersebut diarahkan ke kebutuhan lain yang lebih mendesak untuk peningkatan taraf
hidup masyarakat. Sebenarnya pemikiran ini sangat benar dan tepat, tetapi sayangnya
hanya menolong masyarakat untuk jangka pendek dan hal ini tidak menolong

Hal 3-6
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

masyarakat untuk mandiri.

Namun pemerintah juga perlu menyiapkan infrastruktur yang akan mendorong


peningkatan taraf hidup masyarakat dalam jangka panjang melalui akses ke pasar bagi
masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu para pengambil
keputusan di tingkat pusat jangan berpandangan myopic (jangka pendek). Alokasi
anggaran untuk pembangunan infrastruktur di daerah-daerah seperti ini mungkin lebih
sering dipandang sebagai beban dan bukan sebagai bentuk investasi bangsa.

Teori Dorongan Kuat (Big push theory) menyatakan bahwa perlu dibangun dulu
infrastruktur, semua yang lain berkembang kemudian menetes, (trickle down effect).
Teori ini selanjutnya menyatakan bahwa untuk menanggulangi hambatan pembangunan
ekonomi negara terbelakang dan untuk mendorong ekonomi tersebut ke arah kemajuan
diperlukan suatu “dorongan kuat’ atau suatu program besar yang menyeluruh dalam
bentuk suatu jumlah minimum suatu investasi. Ada sejumlah sumber minimum yang
harus disediakan jika suatu program pembangunan diharapkan berhasil. Memacu suatu
negara menuju swasembada adalah sedikit mirip dengan kapal terbang yang tinggal
landas. Ada suatu titik kritis kecepatan yang harus dilewati sebelum kapal itu dapat
terbang”. Teori ini secara jelas menyatakan bahwa cara kerja “sedikit demi sedikit” tidak
akan mendorong ekonomi dengan berhasil pada lintasan pembangunan; tetapi jumlah
investsai infrastruktur yang besar merupakan syarat mutlak dalam hal ini. Ia memerlukan
tercapainya ekonomi eksternal, yang timbul dari pendirian secara serentak industri-
indistri yang secara teknik saling berkaitan, (Jhingan, 2000).

Mengacu pada konsep teori “Dorongan Kuat” di atas, maka untuk membangun wilayah
perlu suatu investasi besar dari pemerintah dengan mengabaikan tingkat efisiensi dan
mengutamakan pelayanan kepada warganya yang masih miskin dan terisolir. Selain itu,
konsep pusat pertumbuhan yang diyakini akan berdampak trickle down effect perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah terpencil atau terisolasi,
karena konsep pembangunan ini telah diterapkan pada masa Orde Baru ternyata proses
trickle down effect kurang menetes sehingga memicu ketidakpuasan di daerah yang
dapat menimbulkan chaos tahun 1997.

Infrastruktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakkan pembangunan ekonomi


bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan atau wilayah terpencil. Melalui
proyek, sektor infrastruktur dapat menciptakan lapangan kerja yang menyerap banyak

Hal 3-7
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

tenaga kerja. Selain itu, infrastruktur merupakan pilar menentukan kelancaran arus
barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari satu zona pasar ke zona pasar lainnya.
Kondisi ini akan memungkinkan harga barang dan jasa akan lebih murah sehingga bisa
dibeli oleh sebagian besar rakyat Indonesia yang penghasilannya masih rendah. Jadi,
perputaran barang, jasa, manusia, uang dan informasi turut menentukan pergerakan
harga di pasarpasar, dengan kata lain, bahwa infrastruktur jalan menetralisir hargaharga
barang dan jasa antar daerah (antar kota dan kampung-kampung).

Ada tiga alasan pokok yang dapat dikemukakan tentang pentingnya pembangunan
infrastruktur.
1. Pembangunan infrastruktur mampu menyediakan lapangan pekerja. Hal ini
merupakan salah satu nilai penting dan langkah ke arah terciptanya rakyat dan
negara adil dan makmur.
2. Pembangunan infrastruktur dasar, infrastruktur teknologi, dan infrastruktur sains
secara langsung akan mempengaruhi iklim investasi. Pertumbuhan kapital dan aliran
investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur pendukung baik pada
zona kapet, kawasan industri, pelabuhan, pasarpasar, dan perguruan tinggi yang
dapat mendorong penemuanpenemuan baru di bidang sains dan dapat diterapkan
oleh kalangan industri dan pelaku pasar.
3. Infrastruktur akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan integrasi sosial-
ekonomi rakyat satu daerah dengan daerah lainnya.
4. Pembangunan infrastruktur akan membuka isolasi fisik dan nonfisik di sejumlah
wilayah. Dalam rangka politik integrasi bangsa di bidang sosial dan ekonomi
tantangan bagi pemerintah ialah membangun infrastruktur yang dapat mengatasi
isolasi fisik daerah di Indonesia awal abad 21 kini. Sebab isolasi fisik akan membawa
dampak terhadap pembangunan sosial ekonomi pada wilayah-wilayah. Karena
isolasi wilayah sehingga hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan sulit dipasarkan
ke kota terdekat sehingga praktis hanya dikonsumsi anggota keluarga. Akibatnya,
tingkat pendapatan tetap rendah, kemudian mereka diklaim sebagai masyarakat
miskin.

b. Pengaruh Infrastruktur jalan Terhadap Manfaat Ekonomi


Pertumbuhan berkaitan erat dengan pembangunan infrastruktur yang dalam berbagai
pendekatannya dapat menjadi pendorong pertumbuhan wilayah baik secara ekonomi
maupun spasial, maupun membatasi pertumbuhan suatu wilayah. Studi yang dilakukan
di Amerika Serikat oleh Aschauer pada tahun 1989 dan Munnell pada tahun 1990

Hal 3-8
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi infrastruktur terhadap


pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 60% (Dikun,2003).

Pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi


oleh metode pelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut. Pengaruh pembangunan
infrastruktur oleh pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai salah
satu fenomena penting dalam perekonomian. Kegiatan pembangunan infrastruktur oleh
pemerintah secara langsung maupun tidak langsung memungkinkan terjadinya
peningkatan output melalui interaksi dengan sektor swasta. Tingkat pertumbuhan yang
tinggi dapat dicapai melalui pengeluaran pemerintah pada tingkat yang tinggi pula,
sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi berlipat dibandingkan pengaruh yang
diberikan

Beberapa hasil penelitian tentang teori pertumbuhan baru (new Growth Theory)
mencoba menjelaskan pentingnya infrastruktur dalam mendorong perekonomian. Teori
ini memasukkan infrastruktur sebagai input dalam memepengaruhi output agregat dan
juga merupakan sumber yang mungkin dalam meningkatkan batasbatas kemajuan
teknologi yang didapat dari munculnya eksternalitas pada pembangunan infrastruktur
(Hulten dan Schwab, 1991:91). merujuk pada pembahasan sebelumnya, secara singkat
hipotesis kapital publik meningkatkan output pada sektor privat secara langsung dan
tidak langsung. Efek langsung berdasarkan pada hipotesis, karena kapital publik
menyediakan intermediated service pada sektor privat dalam proses produksi atau
dengan kata lain produk marginal layanan kapital publik adalah positif. Efek tidak
langsung muncul dari asumsi bahwa kapital publik dan kapital privat bersifat
komplementer dalam produksi. Sebagaimana dalam penjelasan sebelumnya,
infrastruktur mempunyai efek limpahan atau eksternalitas, terutama yang tampak dalam
kegiatan produksi.

Eksternalitas infrastruktur mempengaruhi kegiatan produksi dengan memberikan


eksesibilitas, kemudahan dan kemungkinan kegiatan produksi menjadi lebih produktif.
Eksternalitas ini yang disebut dengan eksternalitas positif. Oleh karena itu, ada suatu
penyederhanaan masalah mengenai eksternalitas positif yang diakibatkan oleh
infrestruktur ke dalam fungsi produksi.

Sektor publik mempunyai peranan penting dalam kegiatan produksi. Secara nyata,
sektor publik dapat dimasukkan ke dalam fungsi produksi sebab adanya peran penting

Hal 3-9
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

dari sektor publik sebagai salah satu input dalam produksi. peran sektor publik yang
produktif akan menciptakan potensi keterkaitan positif antara pemerintah dan
pertumbuhan ekonomi (Barro, 1990: 53). Dalam studi literaturnya mengenai public
spending, Barro (190: 54) meulai memasukkan beberapa asumsi untuk menjelaskan
keterkaitan antara pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi. Diasumsikan bahwa
pemerintah disini adalah pelayanan publik yang disediakan tanpa adanya pengenaan
biaya penggunaan dan tidak dihalangi dengan efek kemacetan (congesion effects).

3.1.3 Teori Pertumbuhan


Model pertumbuhan ekonomi yang umum digunakan sebagai acuan adalah exogenous
growth model atau Solow growth model. Model Solow mengasumsikan bahwa pertumbuhan
ekonomi hanya dipengaruhi oleh perubahan faktor produksi modal fisik (tabungan dan
investasi) dan tenaga kerja (pertumbuhan populasi), sementara teknologi yang
menggambarkan tingkat efisiensi merupakan variabel eksogen dan dianggap sebagai
residual. Model Solow merupakan pengembangan dari model pertumbuhan Harrod-Domar
dengan menambahkan faktor tenaga kerja dan teknologi kedalam persamaan pertumbuhan.
Tenaga kerja dan modal diasumsikan mengalami diminishing returns jika keduanya dianalisis
secara terpisah dan constant returns to scale apabila keduanya dianalisis secara bersama-
sama (Todaro dan Smith, 2006).

Model pertumbuhan Solow memakai fungsi produksi agregat, yaitu:


Y = A K α L1−α ..................................................................................................... (1)
dengan:
Y : Produk domestik bruto (PDB)
K : Stok modal fisik dan modal manusia
L : Tenaga kerja
A : Tingkat kemajuan teknologi
a : Elastisitas output terhadap modal

Persamaan (1) di atas apabila dinyatakan dalam per tenaga kerja maka:

( )( ) ( )
α 1−α
Y K L K α
=A =A ..................................................................... (2)
L L L L
y= A k α .......................................................................................................... (3)

Dengan demikian, model pertumbuhan Solow menekankan pentingnya peranan investasi


dalam proses akumulasi modal fisik ( physical capital). Laju pertumbuhan ekonomi akan

Hal 3-10
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

ditentukan oleh tingkat akumulasi kapital per tenaga kerja. Berdasarkan model ini, daerah
yang memiliki akumulasi kapital lebih baik akan tumbuh lebih tinggi.

Stok kapital didefinisikan sebagai fungsi dari investasi (I) dan depresiasi (D) atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
∆ K =1−D ...................................................................................................... (4)
Sehingga akumulasi kapital per tenaga kerja menjadi:
∆ k=1−d ∆ K=1−D ................................................................................. (5)

Di mana i dan d masing-masing merupakan jumlah investasi per tenaga kerja dan depresiasi
dari kapital. Investasi diasumsikan merupakan rasio tetap (γ) dari output, dan investasi per
tenaga kerja dinotasikan sebagai:
i=γy ................................................................................................................... (6)

Kapital diasumsikan terdepresiasi dengan laju yang konstan (d) dan merupakan fungsi dari
kapital sehingga dapat dituliskan:
d=δk ................................................................................................................. (7)

Sehingga akumulasi kapital per tenaga kerja dapat dituliskan sebagai fungsi dari output per
tenaga kerja dan depresiasi kapital sebagai berikut:
∆ k=γy−δk ..................................................................................................... (8)
∆ k=γf ( k )−δk ............................................................................................... (9)
α
∆ k=γA k −δk ............................................................................................... (10)

Steady state pada model Solow terjadi pada saat tidak terdapat lagi akumulasi kapital per
tenaga kerja atau Dk = 0. Dengan demikian, pada saat steady state,
α
γA k ss =δ ........................................................................................................... (11)
1−α
γA=δ k ss ........................................................................................................ (12)
α /(1−α)
A
k ss =(γ ) ............................................................................................. (13)
δ

Sehingga pada saat steady state, output per tenaga kerja :


α
y ss = A k ss.......................................................................................................... (14)
α/(1−α) α /(α −1 )
y ss = A ( γ /δ) .............................................................................. (15)

Hal 3-11
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Dengan demikian, jika rasio investasi meningkat maka steady state output per tenaga kerja
akan semakin tinggi. Daerah dengan kapital awal yang sama namun rasio investasi lebih
tinggi akan memiliki steady state pendapatan per kapita lebih tinggi (Gambar 1) sehingga
ketimpangan (disparitas) antar daerah akan semakin lebar. Sementara itu, daerah dengan
kapital awal lebih rendah namun dengan rasio investasi lebih tinggi akau tumbuh lebih tinggi
(Gambar 3.1).
Gambar 3.1
Implikasi Model Solow

Selain itu, terdapat asumsi bahwa mobilitas faktor produksi baik modal maupun tenaga kerja
pada awal proses pembangunan kurang lancar sehingga modal dan tenaga kerja ahli
cenderung terkonsentrasi di daerah yang lebih maju. Akibatnya terjadi ketimpangan regional
yang lebar. Akan tetapi,dengan semakin baiknya prasarana dan fasilitas komunikasi di antara
daerah-daerah seiring dengan proses pembangunan berkelanjutan maka mobilitas modal
dan tenaga kerja akan semakin lancar. Apabila negara semakin maju, ketimpangan
pembangunan regional akan berkurang. Perkiraan ini merupakan kesimpulan kedua dari
model ini dan kemudian dikenal sebagai Hipotesis Neoklasik.

3.1.4 Pembangunan Infrastruktur Terhadap Peningkatan Daya Saing


Kajian lainnya dilakukan oleh IMD (The International Institute for Management Development).
IMD menyatakan bahwa rendahnya daya saing industri di Indonesia disebabkan oleh
buruknya kinerja perekonomian Indonesia, yang ditandai oleh empat hal pokok, yaitu: (1)
Buruknya kinerja perekonomian nasional yang tercermin dalam kinerja di perdagangan
internasional, investasi, ketenagakerjaan, dan stabilitas harga; (2) Buruknya efisiensi
kelembagaan pemerintah dalam mengembangkan kebijakan pengelolaan keuangan negara
dan kebijakan fiskal, pengembangan berbagai peraturan dan perundangan untuk iklim usaha
kondusif, lemahnya koordinasi akibat kerangka institusi publik yang masih banyak tumpang

Hal 3-12
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

tindih; (3) Lemahnya efisiensi usaha dalam mendorong peningkatan produksi dan inovasi
secara bertanggung jawab yang tercermin dari produktivitas yang rendah, pasar tenaga kerja
yang belum optimal, akses ke sumberdaya keuangan yang masih rendah, serta praktik dan
nilai manajerial yang relatif belum profesional; dan (4) Keterbatasan infrastruktur, baik
infrastruktur, baik infrastruktur fisik, teknologi dan infrastruktur dasar yang berkaitan dengan
kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan.

Laporan WEF dalam Global Competitivenes Report, daya saing Indonesia cenderung
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 – 2016, peringkat daya saing Indonesia berturur-
turut adalah 50, 38, 34, 37 dan 37. Statistik peringkat daya saing tersebut memberikan
indikasi bahwa Indonesia semakin kompetitif. Kondisi ini tentunya merupakan hal baik bagi
perekonomian Indonesia, karena dapat memberikan dampak yang baik terhadap iklim
investasi di Indonesia. Investor asing tentunya akan melihat hal tersebut di atas sebagai suatu
kondisi yang kondusif bagi iklim investasi di Indonesia.

3.1.5 Kerangka Keterpaduan Infrastruktur PUPR terhadap Pengembangan Kawasan


Keterpaduan infrastruktur PUPR merupakan hasil sinergi yang efektif dari proses pelaksanaan
pemograman dengan melibatkan keterpaduan (spasial)-antar daerah, keterpaduan antar
sektor (SDA, Bina Marga, Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan) serta keterpaduan antar
level pemerintahan (pemrintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota).
Tentunya proses pelaksanaan pemograman diawali dari keterpaduan perencanaan yang
memiliki muatan keterpadauan perencanaan spasial yakni keterpaduan dalam WPS, dalam
kawasan, antarkawasan, antar WPS. Model kerangka keterpaduan infrastruktur PUPR dengan
pengembangan kawasan dapat dilhat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2
Keterpaduan Dalam Pembangunan Infrastruktur PUPR

Hal 3-13
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Berdasarkan pengertian tersebut, maka kondisi ideal dalam menilai keterpaduan infrastruktur
PUPR terhadap pengembangan kawasan paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
 Keterpaduan Spasial-Antar Daerah. Dukungan infrastruktur PUPR tidak dapat dibatasi
oleh batas administratif dalam kawasan. Keberadaan infrastruktur PUPR yang tidak
berbatasan langsung dengan kawaan tersebut dapat dinilai memilki dukungan
langsung terhadap pengembangan kawasan. Sebagai contoh pengembangan
infrastruktur jalan, penyediaan air baku dan sebagainya yang berlokasi tidak
berbatasan langsung dengan kawasan termatik tersebut.
 Keterpadauan Antar-Sektor. Dukungan infrastruktur PUPR bersifat saling melengkapi
dalam memenuhi kebutuhan pengembangan kawasan secara tematik seperti tematik
kawasan pariwisata, industri, pertanian dan sebagainya. Bahkan secara teknispun
dapat dilihat saling terkait satu dengan yang lain seperti penyediaan sistem air baku
dapat dikatakan berfungsi apabila dimanfaatkan untuk pengembangan sistem
penyediaan air minum. Contoh lain pengembangan jalan akses ke lokasi TPA
merupakan bentuk saling keterpaduan antara bina marga dan cipta karya dan lain
sebagainya.
 Keterpaduan antar level pemerintahan. Dukungan infrastruktur PUPR terhadap
pengembangan kawasan tidak hanya terbatas mengandalkan sumber pendanaan
APBN (Pemerintah Pusat) tetapi sumber-sumber pendanaan lain juga memiliki andil
dan peran yang penting diantarnya sumber pembiayaan dari daerah (APBD Provinsi
maupun APBD Kabupaten/Kota) bahkan juga sumber pembiayaan model KBBU
(Kerjasama dengan sektor swasta).

Hal 3-14
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam melakukan evaluasi program pelaksanaan


kebijakan pengembangan kawasan dengan inrastruktur PUPR menggunakan kriteria diatas,
diantaranya memperhatikan dan mempertimbangkan:
 Sumber pembiayaan tidak hanya dari APBN, tetapi dari APBD (Prov dan kab/kota),
KBBU dan DAK (Dana Alokasi Khusus) periode 2015-2019.
 Pendekatan penilaian dukungan infrastruktur PUPR tidak dibatasi oleh wilayah
adminsitratif yang berbatasan langsung tetapi dapat dibangun pada lokasi yang
relatif tidak berbatasan langsung terhadap kawasan tersebut.
 Output dukungan infrastruktur PUPR dinilai keberfungsiannya dari sektor Bina Marga,
Cipta karya, Penyediaan perumahan dan Sumber daya air.

3.1.6 Kerangka Evaluasi Progam Pengembangan Kawasan


Kerangka Evaluasi Program pengembangan kawaan merupakan hasil 2 proses evaluasi yang
telah dikenal dalam teori evaluasi yakni evaluasi yang bersifat format dan evaluasi psedo
(semu). Evaluasi formal jelas melihat pencapaian target yang telah dirumuskan sebelumnya.
Gambar 3.3
Evaluasi Perencancaan dan Pelaksanaan

Dalam regulasi peratuan perundangan evaluasi formal program pengembangan kawasan


mencakup 3 jenis evaluasi yakni evaluasi Ex-Ante, evaluasi on-going dan evaluasi Ex-Post.

Sedangkan Evaluasi Pseudo sudah mengarah kepada pengukuran kepada manfaat (benefit)
dan dampak dari dukungan infrastruktur PUPR terhadap pengembangan kawaan. Hasil dari
penggabungan 2 jenis evaluasi dalam satu siklus evaluasi program pelaksanaan kebijakan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Hal 3-15
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Gambar 3.4
Tahapan Dalam Evaluasi Manfaat dan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR

3.1.7 Kerangka Kawasan Tematik


Prioritas nasional 2015-2019 pengembangan kawasan dengan nilai tematik yang akan
didukung oleh infrastruktur PUPR sangat beragam dan telah diidentifikasi sebagai berikut:
1) 12 kawasan metropolitan
2) 13 kota baru
3) 19 kawasan industri
4) 10 KEK
5) 12 KSPN
6) 40 KPPN
7) 18 Provinsi Lumbung Pangan
8) Kawasan perbatasan negara serta 10 PKSN
9) Konektivitas multi moda
Secara diagramatis kawasan-kawasan tematik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.5
Kawasan Tematik di Indonesia

Hal 3-16
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Mengingat beragamnya kawasan-kawasan tematik, maka dilakukan pemilihan kawasan-


kawasan tematik yang akan dievaluasi mulai dari evaluasi formal sampai dengan evaluasi
pseudo dengan kriteria dukungan infrastruktur PUPR sepanjang 2015-2019 dinilai signifikan
pembangunannya serta disisi lain juga mewakili tematik-tematik tertentu. Berdasakan hal
tersebut untuk kawasan Indonesia Barat yang menjadi kawasan yang di evaluasi manfaat
pengembangan infrastruktur wilayahnya adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Industri Arun
2. Kawasan Patungraya Agung
3. KSPN Danau Toba
4. Kawasan Industri Willmar
5. Kawasan Industri Kendal
6. Kawasan Gerbangkertasusila
7. KSPN Mandeh

3.1.8 Kriteria Dukungan Infrastruktur PUPR


Dalam menentukan output dukungan infrastruktur (yang telah berfungsi) PUPR akan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) infrastruktur berada di Dalam deliniasi kawasan tsb.
2) Infrastruktur Di antara kawasan tersebut
3) Infrastruktur Di dalam Wilayah Pengembangan Strategis pada kawasan tersebut
4) Infrastruktur diantara Wilayah Pengembangan Strategis.

3.1.9 Asumsi dasar dalam Evaluasi Manfaat


Asumsi dasar dalam melakukan evaluasi manfaat adalah sebagai berikut :
a. Dalam melakukan kawasan tematik akan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Hal 3-17
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Output infrastruktur berada di Dalam deliniasi kawasan tsb.


 Output infrastruktur Di antara kawasan tersebut
 Output infrastruktur Di dalam Wilayah Pengembangan Strategis pada kawasan tersebut
 Output Infrastruktur diantara Wilayah Pengembangan Strategis
b. Cakupan Input Data hasil Pemantauaan Inf.PUPR (Dukungan Inf.PUPR yg dilaksanakan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal ini menggunakan sumber pendanaan APBN,
APBD Provinsi, APBD Kab/kota dan Dana Alokasi Khusus selama 5 tahun sebelumnya
c. Pengaruh pengembangan wilayah berdasarkan komponen pembangunan infrastruktur PUPR.
d. Proyek Infrastruktur PUPR sebagai core dari perhitungan di lihat dari tingkat alokasi anggaran
dan output terbangun dari pembangunan infrastruktur PUPR di wilayah tersebut
e. Perhitungan pengaruh yang dilakukan berjenjang berdasarkan urutan keterkaitan input, output,
outcome, benefit dan dampak.
f. Outcome/hasil/fungsi: merupakan output terbangun yang sudah berfungsi di Kawasan tematik
yang dievaluasi
g. Manfaat/benefit terbagi dua:
1) Manfaat awal merupakan manfaat yang didapat dari outcome;
2) Manfaat daya saing merupakan manfaat lanjutan dari manfaat awal.
h. Dampak merupakan pengaruh dari pengembangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi, aspek
social budaya. Aspek lingkungan dan aspek hankam
i. Penggunaan tingkat kesalahan pada model statistik berdasarkan pada Gujarati (2008) dimana
tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditentukan dalam suatu pengujian
j. statistik maksimal 20 persen dan Kautsoyianis (1977) dimana tingkat kesalahan harus sesuai
dengan ketersediaan data dan tingkat penyimpangan asumsi klasik yang berlaku.
k. Pada bagian scenario diasumsikan indikator diluar model dianggap relative tetap.
l. Indikator outcome merupakan output terbangun dan berfungsi
m. Beberapa penggunaan outcome menggunakan pendekatan pada rata-rata satuan yang sering
digunakan dilapangan.
n. Pendekatan kawasan kumuh menggunakan 10-30 ha merupakan rata-rata 1 kawasan kumuh.
o. Penggunaan SPAM 0.5-2 liter perdetik per kawasan perkota kecamatan
p. Penggunaan rata-rata embung dengan pelayanan 0.05 m3 per detik

3.2 METODE PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI WILAYAH BARAT
3.2.1 Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa data sekunder yang di dapat dari lembaga-lembaga
pemerintah yang terkait dalam pengawasan seputar pembangunan Infrastruktur. Jenis data yang
digunakan adalah jenis data runtun waktu (time series). Data yang diestimasi berasal dari berbagai

Hal 3-18
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

sumber seperti Tabel 5.1. Jenis penelitian memiliki sifat kuantitatif. Bersifat kuantitatif karena
penelitian ini dimulai dengan penentuan hipotesis yang harus diuji dengan melakukan analisis statistik
dari model ekonomi yang dibangun.

3.2.2 Cara dan Metode Analisis


Penelitian ini menggunakan metodologi ekonometrika, Metode ekonometrika dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok: 1] teknik persamaan tunggal, yang mana metode itu diterapkan untuk satu
hubungan dalam periode waktu tertentu, dan 2] teknik persamaan simultan, yang mana metode
tersebut diterapkan pada seluruh hubungan dari sebuah model secara simultan. Walaupun suatu model
ekonometrika terdiri dari banyak persamaan, namun masing-masing tidak memiliki hubungan, maka
model ekonometrika itu disebut dengan persamaan tunggal. Jika dalam model ekonometrika terdapat
endogeneous variable dalam explanatory variable nya, maka persamaan-persamaan itu terkait secara
simultan (Kautsoyiannis, 1978; 369-393). Dalam memenuhi tujuan penelitian ini, penulis akan
menggunakan metode ekonometrik persamaan simultan (Simultan Equation). Berdasarkan Kajian
Teori yang ada maka tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.

Hal 3-19
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Tabel 3.1
Matriks Indikator Penelitian
N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
1 Input Anggaran
Juta Kementerian
ISDA Infrastruktur Sumber Daya
Rupiah PUPR Anggaran Infrastruktur Merupakan Modal fisik untuk
Air
membangun suatu wilayah. Menuru teori Solow dalam
2 Input Anggaran Juta Kementerian
IJL Todara dan Smith (2006), modal fisik merupakan fungsi
Infrastruktur Jalan Rupiah PUPR
Input Anggaran yang digunakan adalah dari peningkatan produksi dan tenaga kerja. Berdasarkan
3 Input Anggaran Given
Anggaran Juta Kementerian anggaran yang direalisasikan landasan teori tersebut sejalan dengan fungsi anggaran
ICK Infrastruktur Dasar
Rupiah PUPR pembangunan infrastruktur yang memiliki tujuan
Permukiman
pengembangan wilayah yang dapat dilihat dari sisi
4 Input Anggaran produksi (PDRB) dan tenaga kerja.
Juta Kementerian
IPER Infrastruktur Penyediaan
Rupiah PUPR
Perumahan
5 Outcome Jumlah unit rumah Outcome merupakan output Infrastruktur akan mentrigger aktivitas ekonomi yang ada
(Output Akses Perumahan Layak swadaya, rumah Kementerian terbangun dan berfungsi pada suatu wilayah, pembangunan infrastruktur akan
APLH Unit
Terbangun) Huni susun dan rumah PUPR mendukung kawasan tematik yang meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam aktivitas
khusus di uji, outcome yang dihitung masyarakat.
6 Merupakan output merupakan outcome yang telah
Tingkat Peningkatan terbangun dari berfungsi melayani masyarakat
Kementerian
PPLH Kualitas Perumahan Layak Unit program peningkatan suatu wilayah
PUPR
Huni PSU dan rumah Data Sorting Program dengan
Swadaya pengecekan kembali keberfungsian
7 Merupakan output di Lapangan
terbangun dari
Tingkat Pemenuhan Back
program Kementerian
PBLH Log Perumahan Layak Unit
pembangunan rumah PUPR
Huni
khusus dan rumah
susun
8 Persentase
infrastruktur dasar
yang terbangun
Tingkat Layanan
dibandiing kan Kementerian
IPLH Infrastruktur dasar Persen
kebutuhan PUPR
permukiman Layak Huni
berdasarkan
dokumen
perencanaan
9 Akses jalan
terbangun yang
Aksesibilitas Jalan menuju kawasan Kementerian
AJN Km
Nasional pariwisata, industri PUPR
pertanian dan
sebagainya
10 Jumal panjang
Kapasitas Pengendali pengaman pantai dan Kementerian
KPDR Km
Banjir dan daya Rusak Air tanggul yang PUPR
dibangun
11 LSPAB Layanan Sarana dan Liter/ Jumlah air baku yang Kementerian
Prasarana Air Baku detik melayani dan PUPR

Hal 3-20
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
tersambung pipa
pada wilayah yang
dikaji
12 jumlah intake dan
Kapasitas Tampung Liter/ Kementerian
KTSA embung yang
Sumber-Sumber Air detik PUPR
dibangun
13 jumlah cakupan Kementerian
KLIG Kapasitas Layanan Irigasi Ha
daerah irigasi PUPR
14 Manfaat Persentase Layanan
Awal Sarana dan prasarana
Kapasitas Sumber Air Kementerian
KSAB Persen air baku / Kapasitas
Baku PUPR
Tampung Sumber2
air
15 Kementerian Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama sistem
Merupakan biaya yang rata-rata
PUPR dan sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
CPAB Biaya Air Bersih Rupiah Given yang dikeluarkan masyarakat untuk
PDAM Dalam hal ini, infrastruktur berperan penting sebagai
mendapatkan akses air bersih
Setempat mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan
16 Angka harapan hidup kehidupan manusia dan lingkungan. lingkungan alam
mengindikasikan kualitas hidup merupakan pendukung sistem infrastruktur, dan sistem
masyarakat yang ada pada suatu ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur, sistem sosial
Badan Pusat
AHH Angka Harapan Hidup Indeks Given wilayah, AHH lebih dipengaruhi sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi.
Statistik
oleh proyek infrastruktur Komponen – komponen di dalam infrastruktur menurut
permukiman dasar dan perumahan American Public Works Association (Stone, 1974 dalam
layak huni. Kodoatie,R.J.,2005), adalah :
17 Daya beli merupakan indikasi a. Sistem penyediaan air : waduk, penampungan air,
peningkatan terhadap pemunuhan transmisi dan distribusi, fasilitas pengolahan air (water
kebutuhan masyarakat, semakinj treatment)
tinggi daya beli semakin tinggi b. Sistem pengelolaan air limbah : pengumpul, pengolahan,
kapasitas masyarakat dalam pembuangan, daur ulang
memenuhi kebutuhan hidup c. Fasilitas pengelolaan limbah padat
Pendapatan Perkapita d. Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi
Daya Beli (Purchasing Juta Badan Pusat dampaknya kesejahteraan
PPP x (IHK daerah/ IHK e. Fasilitas lintas air dan navigasi
Power Parity) Rupiah Statistik masyarakt akan meningkat. Daya
nasional) f. Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara (termasuk
beli merupakan lanjutan manfaat
dari manfaat awal yang disebabkan tanda-tanda lalu lintas dan fasilitas pengontrol
pembangunan infrastruktur. Seperti g. Sistem transit publik
adanya investasi, peningkatan h. Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi
kualitas hidup, perumahan layak i. Fasilitas gas alam
huni. j. Gedung publik: sekolah, rumah sakit
18 Jumlah kendaraan akan meningkat k. Fasilitas perumahan publik
seiring dengan pertambahan akses l. Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain
jalan nasional, peningkatan termasuk stadion
Badan Pusat m. Komunikasi
kendaraan yang terlalu banyak akan
Statistik, Dinas
V Jumlah Kendaraan Unit Given berakibat mengurangi akses jalan
Perhubungan
nasional. Jumlah kendaraan juga
Daerah
akan berdampak pada pengurangan
kualitas lingkungan hidup dari segi
kualitas udara.
19 KLBA Kejadian Luar Biasa Kasus Given Badan Pusat Kasus kejadian luar biasa yang
(Waterbourne Disease) Statistik, Dinas disebabkan penyakit yang berawal

Hal 3-21
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
dari senitasi dan air yang buruk
sangat dipengaruhi kualitas
dukungan infrastruktur dasar
Kesehatan permukiman. Sehingga diharapkan
Daerah dengan meningkatnya persentase
kualitas lingkungan hidup maka
akan berdampak pada pengurangan
KLB (Waterbourne Disease)
20 Kesiapan Infrastruktur menjadi
salah satu indikator dalam
menentukan jumlah investasi yang
BKPM, Badan masuk, dalam hal ini infrastruktur
Juta
INVT Investasi yang masuk Given Pusat Statistik, PUPR memberikan manfaat adanya
Rupiah
DPMPTSP akses jalan, akses air bersih, akses
perumahan layak huni yang akan
menjadi penentu apakah investasi
naik atau turun
21 Konsumsi rumah tangga merupakan
manfaat lanjutan dari peningkatan
daya beli, pola konsumsi
masyarakat akan berbeda jika daya
beli bertambah, ketika adanya
kemudahan akses jalan, perumahan
layak huni, akses infrasturktur dasar
Juta Badan Pusat
KRT Konsumsi Rumah tangga Given permukiman akan membuat daya
Rupiah Statistik
beli semakin tinggi dikarenakan
alokasi konsumsi rumah tangga
akan berubah. Para investor akan
lebih memilih untuk berinvestasi
pada wilayah yang memiliki daya
saing baik untuk tematik pariwisata
maupun industri
22 Manfaat PDRB Pariwisata akan meningkat Istilah industri pariwisata (Tourism Industry) lebih banyak
Daya Saing dengan meningkatnyas daya saing bertujuan memberikan dayatarik agar pariwisata dapat
Pariwisata pariwisata, hal tersebut dikarenakan dianggap sebagai sesuatu yang berarti bagi perekonomian
adanya nilai keterbukaan pariwisata suatu negara, terutama pada negara-negara sedang
Juta Badan Pusat
PPAR PDRB Sektor Pariwisata Given yang meningkat dan daya saing berkembang. Gambaran pariwisata sebagai suatu industri
Rupiah Statistik
tingkat harga yang meningkat diberikan hanya untuk menggambarkan pariwisata secara
sehingga berdampak pada konkret, dengan demikian dapat memberikan pengertian
peningkatan PDRB pariwisata yang lebih jelas (Yoeti, 2008). Industri pariwisata berbeda
Lebih Lanjut dengan industri manufaktur. Industri wisata tidak berdiri
23 Rata-rata Masa Tinggal Badan Pusat Rata -rata masa tinggal turis sangat sendiri seperti industri semen, garmen, atau industri sepatu.
RMT Hari Given
Turis Statistik dipengaruhi tingkat amenitas suatu Melainkan lebih bersifat tidak berwujud (intangible),
24 Badan Pusat kawasan, dalam hal ini tingkat sehingga industri pariwisata sering disebut sebagai industri
Statistik, Dinas amenitas sangat dipengaruhi oleh tanpa cerobong asap (smokeless industry).
TMAN Turis Mancanegara Orang Given
Pariwisata infrastruktur permukiman dan
Daerah perumahan yang layak huni Competitiveness Monitor merupakan suatu metode yang
25 TDOM Turis Domestik Orang Given Badan Pusat dapat digunakan untuk melihat dayasaing industri
Statistik, Dinas pariwisata. Analisis Competitiveness Monitor

Hal 3-22
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
Pariwisata diperkenalkan pertama kali oleh World Travel and
Daerah Tourism Council (WTTC) pada tahun 2001 sebagai alat
26 Badan Pusat ukur dayasaing pariwisata. Analisis ini menggunakan
Statistik, Dinas delapan indikator yang digunakan untuk melihat
T Jumlah Turis Orang Given
Pariwisata dayasaing. Indikator tersebut antara lain (World Tourism
Daerah Organization, 2008):
27 Indeks Destinasi Keterbukaan 1. Indikator Pariwisata, menunjukkan pencapaian
Pariwisata sangat dipengaruhi rata- perkembangan ekonomi daerah akibat kedatangan turis
rata masa tinggal turis asing, pada daerah tersebut.
jumlah turis asing Badan Pusat 2. Indikator Persaingan Tingkat Harga, menunjukkan harga
semakin banyak turis asing yang
Indeks Destinasi yang menginap/total Statistik, Dinas komoditi yang dikonsumsi oleh turis selama berwisata di
IDKP Indeks tinggal menandakan semakin tinggi
Keterbukaan Pariwisata turis asing yang Pariwisata daerah tujuan wisata.
tingkat pelayanan baik dari segi
menginap Daerah 3. Indikator Perkembangan Infrastruktur, menunjukkan
akses ke wilayah pariwisata
maupun amenitas wilayah perkembangan infrastruktur di daerah tujuan wisata.
pariwisata itu sendiri. 4. Indikator Lingkungan, menunjukkan kualitas lingkungan
28 (Harga komoditas dan kesadaran penduduk dalam memelihara
Indeks daya saing tingkat harga lingkungannya.
Pariwisata
Badan Pusat adalah merupakan daya saing harga 5. Indikator Kemajuan Teknologi, menunjukkan
Daerah/Harga
Indeks Daya Saing Tingkat Statistik, Dinas komoditas yang berkaitan pada perkembangan infrastruktur dan teknologi modern yang
IDTH Indeks Komoditas
Harga Pariwisata aktivitas komoditas pariwisata yang ditunjukkan dengan adanya ekspor produk berteknologi
Nasional)/(IHK
Daerah dihadapkan pada komoditas yang tinggi di daerah tujuan wisata.
daerah/IHK
serupa pada tingkat nasional 6. Indikator Sumberdaya Manusia Pariwisata,
Nasional)
29 Dampak lanjut peningkatan tenaga menunjukkan kualitas sumberdaya manusia daerah tersebut
Badan Pusat sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
kerja pariwisata sebagai akibat
Penyerapan Tenaga Kerja Statistik, Dinas kepada turis.
LABPAR Orang Given naiknya angka turis yang masuk
Sektor Pariwisata Pariwisata 7. Indikator Keterbukaan, menunjukkan tingkat
dan kebutuhan pelayanan amenitas
Daerah keterbukaan destinasi wisata terhadap perdagangan
pada kawasan pariwisata.
30 TII Daya Saing Pariwisata Indeks PAD Badan Pusat Daya saing pariwisata yang internasional dan turis internasional.
(Tourism Impact Index) Pariwisata/PDRB Statistik, Dinas dihitung berdasarkan perbandingan 8. Indikator Sosial, menunjukkan kenyamanan dan
Daerah Pariwisata jumlah PAD pariwisata dihadapkan keamanan turis untuk berwisata di daerah destinasi.
Daerah dengan PDRB Wilayah, sehingga
semakin tinggi PAD yang didapat Analisis Competitiveness Monitor
dari sektor pariwisata maka Metode yang digunakan dalam penelitian dayasaing
semakin tinggi tingkat daya saing pariwisata Kabupaten Cianjur adalah metode
pariwisata. Competitiveness Monitor (CM). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah indeks dayasaing pariwisata
yang dibentuk dari delapan indikator penentu dayasaing
pariwisata yang telah ditetapkan oleh World Tourism
Organization (WTO). Kedelapan indikator tersebut adalah
sebagai berikut (World Tourism Organization, 2008),:
1. Indikator Pengaruh Pariwisata
Indikator ini menunjukkan pencapaian perkembangan
ekonomi daerah akibat kedatangan turis pada daerah
tersebut. Indikator ini diukur dengan menggunakan
Tourism Impact Index (TII). Besarnya TII dapat dihitung
dengan rumus berikut:
𝑇𝐼𝐼=PAD PariwisataPDRB Total
2.Indikator Dayasaing Tingkat Harga (IDTH)
Indikator ini menunjukkan harga komoditi yang
dikonsumsi oleh turis selama berwisata di daerah tujuan

Hal 3-23
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o

wisata. Pengukuran yang digunakan untuk indikator ini


adalah Purchasing Power Parity (PPP) dan rata-rata tarif
minimum hotel berbintang.
IDTH = f (PPP, rata-rata tarif minimum hotel berbintang)
29
3. Indikator Perkembangan Infrastruktur (IPI)
Indikator ini menunjukkan perkembangan infrastruktur di
daerah tujuan wisata. Pengukuran yang digunakan untuk
indikator ini adalah panjang jalan beraspal dan kualitas
jalan. Rumus dari indikator ini adalah sebagai berikut:
IPI = f (panjang jalan beraspal, kualitas jalan)
4. Indikator Lingkungan
Indikator ini menunjukkan kualitas lingkungan dan
kesadaran penduduk dalam memelihara lingkungannya.
Pengukuran yang digunakan untuk indikator ini adalah
indeks kepadatan penduduk, dan indeks kualitas udara.
Kepadatan Penduduk = Jumlah PendudukLuas Wilayah
Kualitas Udara = f (kadar CO, kadar debu, temperatur,
kebisingan)
5. Indikator Sumberdaya Manusia (ISM)
Indikator ini menunjukkan kualitas sumberdaya manusia
daerah tersebut sehingga dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada turis. Pengukuran yang digunakan
untuk indikator ini adalah indeks pendidikan yang dapat
diukur dengan rumus berikut:

Hal 3-24
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
31 Produktivitas pertanian sangat Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam
Luas Lahan Badan Pusat dupengaruihi oleh peningkatan pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77)
Produktivitas Lahan
PPER Ton/Ha Sawah/produksi Statistik, Dinas layanan irigiasi sebagai dukungan adalah
Pertanian
lahan tahun tertentu Pertanian utama dalam meningkatkan Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
ketahana panngan Teknologi yang senantiasa berkembang.
32 Penyerapan tenaga kerja sektor Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara
Badan Pusat
Penyerapan tenaga kerja pertanian akan meningkat seiring lokal.
LABPPER Orang Given Statistik, Dinas
sektor pertanian dengan meningkatnya aktivitas Adanya perangsang produksi bagi petani
Manfaat Pertanian
pertanian dan perdagangan Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu.
Produktivita
33 PDRB sektor pertanian akan
s Pertanian Badan Pusat
Juta meningkata seiiring dengan Peran Agribisnis menurut Dr. Soekartowi (1994;63) adalah
PDRBPER PDRB Sektor Pertanian Given Statistik, Dinas
Rupiah meningkatnya produktivitas :
Pertanian
pertanian 1. Mampu meningkatkan pendapatan petani.
34 PDRB Sektor pedagangan akan 2. Mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Badan Pusat meningkata seiring dengan 3. Mampu meningkatkan ekspor.
Juta
PDRBTD PDRB Sektor Perdagangan Giiven Statistik, Dinas meningkatknya aktivitas ekonomi 4. Mampu meningkatkan tumbuhnya industri yang lain.
Rupiah
Pertanian abik pertanian, pariwisata maupun 5. Mampu meningkatkan nilai tambah.
industri
35 Manfaat PDRB industri akan meningkat Isventina (2015:4) dalam penelitiannya menjelaskan lebih
Badan Pusat
Daya Saing Juta seiring dengan meningkatnya daya lanjut terkait laporan yang dikeluarkan oleh Institute for
PDRBI PDRB Sektor Industri Given Statistik, Dinas
Industri Rupiah saing industri dan investasi yang Management Development (IMD) bahwa rendahnya
Perindustrian
masuk ada sektor industri. kondisi daya saing industri Indonesia dapat disebabkan
36 Penguasaaan teknologi merupakan oleh beberapa faktor, yaitu: Pertama, kinerja perekonomian
Ekpor Sektor Industri Badan Pusat
persentase ekspor barang-barang nasional yang tercermin dari perdagangan internasional,
PTEK Penguasaan Teknologi Indeks Dengan Teknologi/ Statistik, Dinas
industri yang menggunakan investasi, ketenagakerjaan dan harga yang belum dikatakan
Ekspor Wilayah Perindustrian
teknologi yang tinggi. membaik. Kedua, rendahnya efisiensi kelembagaan
37 Penyerapan tenaga kerja akan pemerintahan dalam membuat kebijakan terkait
Badan Pusat meningkat seiring dengan pengelolaan keuangan negara, fiskal serta peraturan
Penyerapan Tenaga Kerja perundangan untuk iklim usaha kondusif. Ketiga,
LABI Orang Given Statistik, Dinas peningkatan investasi yang salah
Sektor Industri rendahnya efisiensi usaha dalam mendorong peningkatan
Perindustrian satunnya di picu dari peningkatan
infrastruktur PUPR produksi yang tercermin dari tingkat produktivitas, pasar
38 Indeks Keterbukaan Perdagangan tenaga kerja dan askes terhadap sumber daya. Keempat,
Badan Pusat pergerakannya dipicu oleh keterbatasan infrastruktur, baik infrastruktur fisik,
(Jumlah teknologi, infrastruktur dasar yang berkaitan dengan
Statistik, Dinas meningkatnya produktivitas tenaga
Indeks Keterbukaan Ekspor+Jumlah kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan
IKP Indeks Perindustrian, kerja, kelancaran logistik dan
Perdagangan Impor Barang kesehatan.
Dinas investasi daerah, keterbukaan
Industri)/PDRB
Perdagangan perdagangannya juga berdampak
pada peningkatan Emsina (2014:317) menjelaskan bahwa keberadaan
39 (Ekpor Sektor Daya saing dipengaruhi secara tidak produktivitas tenaga kerja sangat mempengaruhi proses
Industri Daerah/ Badan Pusat langsung dari pelayanan dan biaya produksi dalam industri, karena biaya produksi
Ekspor Sektor Statistik, Dinas infrastruktur PUPR. Daya saing dapat mempengaruhi tingkat daya saing industri di pasar
Daya Saing Industri (Real global.
RCA Indeks Industri Perindustrian, industri akan mempengaruhi
Comparative Advantage)
Nasional)/(total Dinas peningkatan PDRB industri dan
Ekspor daerah/Total Perdagangan investasi yang masuk dan lebih
Ekspor Nasional) lanjut akan berdampak pada
40 PBOK Penghematan Biaya Rupiah Given Badan Pusat Infrastruktur memberikan dampak
Operasional Kendaraan Statistik, Dinas positif terhadap pengehematan
Perindustrian, biaya produksi yang salah satu
Dinas indikatornya adalah biaya

Hal 3-25
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
operasional kendaraan. Lebih lanjut
akan berdampak pada total produksi
Perdagangan
dan PDRB Sektor Industri (Secara
Agregat)
41 Jumlah Produksi Badan Pusat
Sektor Statistik, Dinas
Juta
PLAB Produktivitas Tenaga Kerja Industri/Jumlah Perindustrian,  
Rupiah
Tenaga Kerja Sektor Dinas
Industri Perdagangan
42 Badan Pusat
Statistik, Dinas
IKL Indeks Kelancaran Logistk Indeks   Perindustrian,  
Dinas
Perdagangan
43 Badan Pusat
Dampak dari daya saing wilayah
Statistik, Dinas
Pendapatan Domestik Juta baik wilayah industri maupun
Dampak PDRB Given Perindustrian,
Regional Bruto Rupiah pariwisata akan berdampak lebih
Ekonomi Dinas
lanjut kepada peningkatan ekonomi
Makro Perdagangan
wilayah dilihat dari produk
44 Laju Pertumbuhan Badan Pusat
LPE Persen Given domestik bruto.
Ekonomi Statistik
45 Indeks pembangunan manusia
Indeks Pembangunan Badan Pusat merupakan aspek penilaian kualitas
IPM Indeks Given Menurut American Public Works Association (Stone, 1974
Manusia Statistik SDM secara agregrat, pada model
Dalam Kodoatie,R.J.,2005), Infrastruktur adalah fasilitas-
ini IPM dipengaruhi oleh
fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh
46 Dampak peningkatan ekonomi dan
Badan Pusat agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
M Tingkat Kemiskinan Persen Given daya saing wilayah akan berdampak
Statistik penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah,
pada pengurangan kemiskinan
transportasi dan pelayanan- pelayanan kebutuhan dasar
47 Tingkat pengangguran akan untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi.
Dampak Tingkat Pengangguran Badan Pusat
TPT Persen Given meningkat seiring dengan
Sosial Terbuka Statistik
meningkatnya investasi
48 Gini ratio menunujukan tingkat
ketimpangan sosial dari dampak
pembangunan. Pembangunan
Tingkat Ketimpangan Badan Pusat
G Indeks Given infrsatruktur beserta manfaatnya
(Gini Ratio) Statistik
diasumsikan mampu mengurangi
ketimpangan sosial dari wilayah
yang dikaji.
49 Dampak Kementerian Pengurangan kualitas lingkungan Pertumbuhan ekonomi memberikan dampak negatif
Lingkungan Lingkungan hidup sebagai dampak eksternalitas bagugkungan. Polusi sebagai pembayaran atas
IKU Indeks Kualitas Udara Indeks Given
Hidup dan negatif pembangunan infrastruktur digunakannyaumber daya akibat peningkatan
Kehutanan produksi.seperti yang diungkapkan ( Cochrane,2016)
50 Kementerian
Lingkungan Setiap tahapan urbanisasi dan industrialisasi pada negara
IKA Indeks kUalitas Air Indeks Given
Hidup dan berkembang secara umum dibersamai dengan
Kehutanan meningkatnya pendapatan dan pengrusakan lingkungan.
51 IKTL Indeks Kualitas Tutupan Indeks Given Kementerian Setiap kegiatan ekonomi mendatangkan pengaruh pada
Lahan Lingkungan lingkungan sekitar apakah dampak itu besar, kecil, negatif,
Hidup dan maupun positif. Eksternalitas muncul ketika seseorang

Hal 3-26
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

N
Indikator Indikator Definisi Satuan Cara Perhitungan Sumber Data Asumsi Landasan Teori
o
Kehutanan
52

Kementerian
Indeks Kualitas Lingkungan
IKLH Indeks Given terlibat dalam kegiatan yang mempengaruhi kesejahteraan
Lingkungan Hidup Hidup dan
orang lain yang tidak membayar atau menerima
Kehutanan
kompensasi atas
dampak tersebut (Mankiw, 2004). Emisi polusi merupakan
satu dari banyak contoh eksternalitas (Boumol & Blinder,
1986). Emisi polusi dinyatakan sebagai contoh paling
nyata dari eksternalitas yang merugikan. Eksternalitas

Gambar 3.6
Tahapan Pembuatan Model Evaluasi Kinerja Infrastruktur PUPR

Hal 3-27
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Hal 3-28
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

3.2.3 Spesifikasi Model


Berdasarkan kerangka pemikiran penulis menyusun Model Ekonometrika Evaluasi Fungsi dan
Manfaat Wilayah dengan Infrastruktur PUPR (MEFMWIPUPR). Pada tahapan spesifikasi model ini
peneliti memulai untuk mempelajari variable apa saja yang berada mempengaruhi pembangunan
infrastruktur dan perekonomian dilihat dari segi wilayah Tematik Pariwisata, Industri dan Pertanian.
Setelah melakukan pemilihan tematik kawasan kemudian mengkaji jenis kawasan strategis yang
terkait dengan pengembangan infrsatruktur berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku.
Gambar 3.7
Pembentukan Kawasan Tematik dan Variabel Perhitungan

Kemudian peneliti mencoba memasukan faktor–faktor yang mempengaruhi setiap variabel endogen
yang diangkat dari kerangka pemikiran. Dari pembangunan infrastruktur kita memulai dari persamaan
pembangunan infrsatrukturtur, tingkat jalan, tingkat logistik, pertanian dan pertumbuhan ekonomi
dalam negeri. Model tersebut disajikan pada persamaan 16 hingga 45.
1. Fungsi Statistik Persamaan Evaluasi Kinerja Manfaat Keterpaduan Wilayah dengan
Infrastruktur PUPR
a) Blok Teknis Input terhadap Output Infrastruktur PUPR
KLIGt = f(ISDAt)....................................................................................... (1)
KTSAt = f(ISDAt)........................................................................................... (2)
LSPABt = f(ISDAt)............................................................................. (3)
KPDRt = f(ISDAt)........................................................................................... (4)
AJNt = f(IJLt)............................................................................................... (5)
IPLHt = f(ICKt)............................................................................................. (6)
PBLHt = f(IPERt)............................................................................................ (7)

Hal 3-29
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

PPLHt = f(IPERt)............................................................................................ (8)


b) Blok manfaat daya saing pariwisata
KSABt = f(KTSAt, LSPABt)........................................................................... (9)
CPABt = f(KTSAt).......................................................................................... (10)
KLBAt = f(IPLHt,) ......................................................................................... (11)
APLHt = f(PPLHt, PBLHt)............................................................................. (12)
Vt = f(Tt).................................................................................................. (13)
PPPt = f(IDTHt, APLHt)............................................................................. (14)
AHHt = f(KLBAt, APLHt)............................................................................ (15)
INVTt = f(TIIt, IPLHt, AJN).......................................................................... (16)
Tt = f(AJNt, IPLHt, KTSAt).................................................................... (17)
RMTt = f(Tt).................................................................................................. (18)
IDTHt = f(RMTt, AHHt)................................................................................ (19)
IDKPt = f(RMT, INVTt)................................................................................ (20)
TIIt = f(IDKPt, PPARt, IDTHt).................................................................. (21)
LABPARt = f(PPARt, INVTt)...................................................................... (22)
c) Dampak pengembangan wilayah pariwisata
Mt = f(PDRBt, LABPARt)....................................................................... (23)
TPTt = f(PDRBt, LABPARt)....................................................................... (24)
Gt = f(Mt, PPPt)....................................................................................... (25)
IPM = f(AHHt, PPPt).................................................................................. (26)
KRT = f(LABPAR, PPP)............................................................................. (27)
PDRB = f(PPAR, KRT) ................................................................................. (28)
LPE = f(PDRB)........................................................................................... (29)
d) Manfaat untuk peningkatan daya saing industri
KSABt = f(KTSAt, LSPABt)................................................................... (30)
CPABt = f(KTSA, KLIGt)....................................................................... (31)
KLBAt = f(IPLHt,) .................................................................................. (32)
APLHt = f(PPLHt, PBLHt)...................................................................... (33)
V = f(AJN)...................................................................................... (34)
AHH = f(IPLH, PPP, APLH)................................................................ (35)
IKL = f(V,AJN)................................................................................... (36)
PBOK = f(IKL)....................................................................................... (37)

Hal 3-30
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

PTEK = f(INVT, PBOK, IKL)............................................................... (38)


PLAB =f(PTEK, PPP, APLH, KLBA)................................................... (39)
IKP = f(INVT, PLAB, IKL)................................................................ (40)
PPP = f(APLH, LABI)........................................................................ (41)
KRT = f(LABI, PPP)............................................................................ (42)
PDRBI = f(RCA, IKP).............................................................................
LABI = f(INVT)....................................................................................
RCA = f(PTEK, IKP, CPAB, PBOK)...................................................
e) Dampak pengembangan wilayah Industri
PDRB = f(PDRBI, M, KRT)...................................................................
LPE = f(INVT)....................................................................................
M = f(KRT, LABI)...........................................................................
TPT = f(KRT, LABI)...........................................................................
G = f(PPP, TPT, M).........................................................................
IPM = f(PPP, AHH).............................................................................
f) Manfaat untuk peningkatan Produktivitas Pertanian
KSABt = f(KTSAt, LSPABt)...................................................................
CPAIt = f(KTSA, KLIGt).......................................................................
KLBAt = f(IPLHt,) ..................................................................................
APLHt = f(PPLHt, PBLHt)......................................................................
V = f(AJN)......................................................................................
AHH = f(IPLH, PPP, APLH)................................................................
IKL = f(V,AJN)...................................................................................
PBOK = f(IKL).......................................................................................
PLAB =f(PTEK, PPP, APLH, KLBA)...................................................
IKP = f(INVT, PLAB, IKL)................................................................
PPP = f(APLH, LABI)........................................................................
KRT = f(LABI, PPP)............................................................................
PDRBI = f(RCA, IKP).............................................................................
LABI = f(INVT)....................................................................................
RCA = f(PTEK, IKP, CPAB, PBOK)...................................................

Hal 3-31
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

2. Persamaan Matematika Evaluasi Kinerja Manfaat Keterpaduan Wilayah Tematik Priwisata


dengan Infrastruktur PUPR
KTSA t =a 0+ a1 ISDA t +ε t 1............................................................................. (30)

LSPAB t=b 0 +b1 ISDA t + ε t 2............................................................................ (31)

KPDR t =c 0 +c 1 ISDA t + ε t 3............................................................................. (32)

AJN t=d 0+ d 1 IJLt +ε t 4................................................................................... (33)

IPLH t =e 0+ e1 ICK t + ε t 5................................................................................ (34)

PBLH t =f 0 +f 1 IPER t + ε t 6............................................................................. (35)

PPLH t =g0 + g1 IPERt + ε t 7............................................................................ (36)

KSAB t=h0 +h1 KTSA t +h2 LSPABt + ε t 8......................................................... (37)

CPABt =i 0 +i 1 KTSA t + ε t 9............................................................................... (38)

KLBA t = j 0 + j 1 IPLH t +ε t 10............................................................................ (39)

APLH t =k 0 + k 1 PPLH t +k 2 PBLH t + ε t 11...................................................... (40)

V t =l 0 +l 1 T t + ε t 12............................................................................................ (41)

PPP t=m0 +m1 IDTH t + m2 APLH t + ε t 13....................................................... (42)

AHH t =n0 +n 1 KLBA t +n 2 APLH t + ε t 14 ........................................................ (43)

T t=o0 +o 1 AJN t + o2 IPLH t + o3 KTSA t + ε t 15................................................. (44)

RMT t= p0 + p1 T t +ε t 16................................................................................... (45)

IDTH t=q0 +q 1 RMT t +q 2 AHH t + ε t 17 ........................................................... (46)

IDKP t=r 0+ r 1 RMT t +r 2 INVT t + ε t 18............................................................ (47)

TII t =s 0 +s 1 IDKP t + s2 PPARt + s 3 IDTH t + ε t 19............................................. (48)

INVT t =u0 +u1 TII t + ε t 20................................................................................. (49)

LABPAR t =v 0 + v 1 PPAR t +v 2 INVT t + ε t 21..................................................... (50)

M t =w0 + w1 PDRB t +w 2 LABPAR t + ε t 22....................................................... (51)

TPT t =x 0 + x 1 PDRBt + x 2 LABPAR t + ε t 23...................................................... (52)

Gt = y 0 + y 1 M t + y 2 PPP t +ε t 24........................................................................ (53)

IPM t =z0 + z 1 AHH t + z 2 PPP t + ε t 25............................................................... (54)

KRT t =aa0 + aa1 LABPARt +aa2 PPPt + ε t 26.................................................. (55)

PDRBt =ab 0+ ab1 PPAR t + ab2 KRT t +ε t 27.................................................... (56)

LPE t =ac 0 +ac 1 PDRBt + ac 2 LPE t −1 + ε t 28.................................................... (57)

Hal 3-32
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

3. Persamaan Matematika Evaluasi Kinerja Manfaat Keterpaduan Wilayah Tematik Industri


dengan Infrastruktur PUPR
KTSA t =a 0+ a1 ISDA t +ε t 1............................................................................. (58)

LSPAB t=b 0 +b1 ISDA t + ε t 2............................................................................ (59)

KPDR t =c 0 +c 1 ISDA t + ε t 3............................................................................. (60)

AJN t=d 0+ d 1 IJLt +ε t 4................................................................................... (61)

IPLH t =e 0+ e1 ICK t + ε t 5................................................................................ (62)

PBLH t =f 0 +f 1 IPER t + ε t 6............................................................................. (63)

PPLH t =g0 + g1 IPERt + ε t 7............................................................................ (64)

KSAB t=h0 +h1 KTSA t +h2 LSPABt + ε t 8......................................................... (65)

CPABt =i 0 +i 1 KTSA t + ε t 9............................................................................... (66)

KLBA t = j 0 + j 1 IPLH t +ε t 10............................................................................ (67)

APLH t =k 0 + k 1 PPLH t +k 2 PBLH t + k 3 PPP t ε t 11......................................... (68)

V t =l 0 +l 1 AJN t + ε t 12....................................................................................... (69)

AHH t =m 0+ m1 IPLH t +m 2 PPLH t +m3 PBLH t ε t 13..................................... (70)

IKLt =n0 +n1 V t +n 2 AJN t + ε t 14...................................................................... (71)

PBOK t =o 0+ o1 V t +o 2 AJN t + ε t 14 ................................................................. ()

PTEK t =o0 +o 1 INVT t + o2 PBOK t +o 3 IKLt + ε t 15......................................... ()

PPP t= p0 + p1 APLH t + p2 LABI t + ε t 16.......................................................... ()

KRT t =q 0+ q1 LABI t +q 2 PPP t +ε t 17.............................................................. ()

PDRBI t =r 0+ r 1 RCA t +r 2 IKPt + ε t 18............................................................. ()

LABI t =s 0 + s1 INVT t + ε t 19............................................................................. ()

RCA t =u0 +u1 PTEK t +u 2 IKPt +u3 CPABt + u4 PBOK t + ε t 20........................ ()

PDRBt =v 0 + v 1 PDRBI t +v 2 M + v 3 KRT ε t 21................................................ ()

LPE t =w 0+ w1 INVT t + ε t 22............................................................................. ()

M t =x0 + x 1 KRT + x 2 LABI t + ε t 23................................................................... ()

TPT t = y 0 + y 1 KRT + y 2 LABI t + ε t 24 .............................................................. ()

Gt =z 0+ z2 PPPt +ε t 25..................................................................................... ()

IPM t =aa0 +aa 1 PPP t +aa 2 AHH t + ε t 26........................................................ ()

INVT t =ab 0+ ab1 RCA t +ab 2 PDRBI t +ε t 27.................................................. ()

Hal 3-33
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

IKPt =¿ ac 0 +ac 1 IKLt + u2 LABI t +u3 INVT t +u 4 PLAB t + ε t 28...................... ()

PLABt =ad 0+ ad 1 PPP t +ad 2 AHH t +ε t 26..................................................... ()

4. Persamaan Matematika Evaluasi Kinerja Manfaat Keterpaduan Wilayah Tematik Pertanian


dengan Infrastruktur PUPR
KTSA t =a 0+ a1 ISDA t +ε t 1............................................................................. (30)

LSPAB t=b 0 +b1 ISDA t + ε t 2............................................................................ (31)

KPDR t =c 0 +c 1 ISDA t + ε t 3............................................................................. (32)

AJN t=d 0+ d 1 IJLt +ε t 4................................................................................... (33)

IPLH t =e 0+ e1 ICK t + ε t 5................................................................................ (34)

PBLH t =f 0 +f 1 IPER t + ε t 6............................................................................. (35)

PPLH t =g0 + g1 IPERt + ε t 7............................................................................ (36)

KSAB t=h0 +h1 KTSA t +h2 LSPABt + ε t 8......................................................... (37)

CPABt =i 0 +i 1 KTSA t + ε t 9............................................................................... (38)

KLBA t = j 0 + j 1 IPLH t +ε t 10............................................................................ (39)

APLH t =k 0 + k 1 PPLH t +k 2 PBLH t + k 3 IPLH t +ε t 11.................................... (40)

IKLt =l 0+l 1 AJN t +ε t 12................................................................................... ()

PBOK t =m0 +m1 V t + m2 IKLt +ε t 13................................................................ ()

V t =m 0 +n1 AJN + ε t 14 ..................................................................................... ()

PPERt =o0 +o 1 KLIG t +o 2 CPAB t +o 3 IKLt ε t 14............................................. ()

AHH t = p0 + p1 KLBA t + p 2 APLH t + ε t 15.......................................................

PPP t=q0 +q 1 APLH t + q2 PBOK t +qp 2 PPER t +ε t 16....................................

IKPt =r 0 +r 1 PPERt + ε t 17 ............................................................................... ()

PDRBPERt =s0 + s1 PPERt +ε t 18...................................................................

LABPER t =u0 +u1 PPERt + ε t 18 ......................................................................

KRT t =v 0 + v 1 PPP t +ε t 18................................................................................

PDRBt =w 0+ w1 KRT t + w1 PDRBPER t + ε t 18...............................................

M t =w0 + w1 KRT t +w 1 PDRBPERt +ε t 18......................................................

Penggunaan metoda estimasi Ordinary Least Square (OLS) terhadap model ekonometrika yang
disajikan pada persamaan 8 hingga 11 akan menyebabkan terjadinya simultaneous equation bias,

Hal 3-34
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

karena korelasi antara variabel endogeneous dengan variabel gangguan tidak sama dengan nol (E(uX
 0). Ada dua kelompok metoda estimasi lain, yaitu single method dan system method. Single method
terdiri dari Indirect Least Square (ILS), Instrumental Variabel (IV), Two Stage Least Square (2SLS),
Limited Information Likelihood (LIML) dan Mixed Estimation Methods (MEM), sedangkan system
method terdiri dari Three Stage Least Square (3SLS) dan Full Information Maximum Likelihood
(FIML). Untuk menentukan metoda estimasi yang akan digunakan untuk menghasilkan dugaan
parameter, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap model ekonometrika.

Identifikasi model dilakukan sebelum melakukan estimasi dan diperlukan untuk menentukan metode
estimasi yang akan digunakan. Jika suatu persamaan atau model secara keseluruhan under identified,
maka tidak satupun teknik ekonometrika yang dapat digunakan untuk mengestimasi semua
parameternya. Namun jika persamaan atau model itu exactly identified, maka teknik yang paling tepat
digunakan adalah indirect least square, sedangkan jika over identified maka berbagai teknik dapat
digunakan seperti, IV, 2SLS, dan 3SLS. Dikarenakan beberapa kelemahan yang melekat dalam IV,
maka metoda estimasi ini jarang digunakan dalam penelitian ekonometrik. 2SLS merupakan perluasan
dari metoda IV dan ILS. Metoda estimasi ini dapat mengeliminasi berbagai kemungkinan
simultaneous-equation bias. (Kautsoyiannis, 1977; 383).

Intriligator (1996; 375) memberikan pilihan dari kombinasi metoda estimasi dengan model
ekonometrik. Dimana, 1) jika estimasi digunakan untuk persamaan tunggal dari sebuah sistem
persamaan dan dalam model ekonometrika tidak mengandung explanatory endogenous variables,
maka disarankan untuk menggunakan OLS, sedangkan jika dalam model ekonometrika mengandung
explanatory endogenous variables disarankan untuk menggunakan metoda estimasi 2SLS atau k-class,
dan 2) jika estimasi digunakan untuk seluruh persamaan dalam sebuah sistem yang simultan dan
dalam model ekonometrika tidak mengandung explanatory endogenous variables, maka disarankan
menggunakan metoda estimasi seemingly unrelated equation (SUE) atau seemingly unrelated (SUR),
sedangkan jika dalam model ekonometrika mengandung explanatory endogenous variables, maka
disarankan untuk menggunakan metoda estimasi 3SLS.

Identifikasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pengujian terhadap model struktural (order
condition) atau pengujian terhadap model reduced form (rank condition). Karena lebih sederhana dan
lebih mudah, maka dalam studi ini digunakan metode order condition. Persyaratan agar suatu
persamaan dikatakan teridentifikasi (identified) adalah jika jumlah total variabel yang tidak termasuk
ke dalam persamaan tersebut, tetapi termasuk ke dalam persamaan-persamaan lainnya, paling kurang
sebanyak jumlah persamaan yang ada dalam model ekonometrika (sistem persamaan) dikurang satu.
Dalam bentuk matematis dapat disajikan sebagai berikut:
(K – M) > (G – 1)

Hal 3-35
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

dimana:
G = jumlah total persamaan (jumlah total current endogeneous variable)

K = jumlah total variable dalam model ekonometrika (endogeneous dan predetermined)

M = jumlah endogeneous variable dan exogeneous variable dalam persamaan yang diidentifikasi

Jika: (K – M) > (G – 1) , maka persamaan over identified (OI)


(K – M) = (G – 1), maka persamaan exactly identified (EI)

(K – M) < (G – 1), maka persamaan under identified (UI)

Hasil identifikasi yang menjelaskan identifikasi setiap persamaan selengkapnya ditampilkan pada tabel
berikut ini.

Tabel 3.2
Identifikasi Model Ekonometrika Tematik Pariwisata
No Persamaan G M K Ket
1 KTSA t =a 0+ a1 ISDA t +ε t 1 33 2 37 OI
2 LSPAB t=b 0 +b1 ISDA t + ε t 2 33 2 37 OI
Outcome(fungsi)
output terhadap

3 KPDR t =c 0 +c 1 ISDA t + ε t 3 33 2 37 OI
4 AJN t=d 0+ d 1 IJLt +ε t 4 33 2 37 OI
5 IPLH t =e 0+ e1 ICK t + ε t 5 33 2 37 OI
6 PBLH t =f 0 +f 1 IPER t + ε t 6 33 2 37 OI
7 PPLH t =g0 + g1 IPERt + ε t 7 33 2 37 OI
8 KSAB t=h0 +h1 KTSA t +h2 LSPABt + ε t 8 33 3 37 OI
9 CPABt =i 0 +i 1 KTSA t + ε t 9 33 2 37 OI
10 KLBA t = j 0 + j 1 IPLH t +ε t 10 33 2 37 OI
Manfaat dasar

11 APLH t =k 0 + k 1 PPLH t +k 2 PBLH t + ε t 11 33 3 37 OI


12 V t =l 0 +l 1 T t + ε t 12 33 2 37 OI
13 PPP t=m0 +m1 IDTH t + m2 APLH t + ε t 13 33 3 37 OI
14 AHH t =n0 +n 1 KLBA t +n 2 APLH t + ε t 14 33 3 37 OI
15 T t=o0 +o 1 AJN t + o2 IPLH t + o3 KTSA t + ε t 15 33 4 37 OI
16 RMT t= p0 + p1 T t +ε t 16 33 2 37 OI
Saing Pariwisata

17 IDTH t=q0 +q 1 RMT t +q 2 AHH t + ε t 17 33 3 37 OI


Manfaat Daya

18 IDKP t=r 0+ r 1 RMT t +r 2 INVT t + ε t 18 33 2 37 OI


19 TII t =s 0 +s 1 IDKP t + s2 PPARt + s 3 IDTH t + ε t 19 33 4 37 OI
20 INVT t =u0 +u1 TII t + ε t 20 33 2 37 OI
21 PPARt =ad 0 + ad1 IDKPt +ad 2 PPAR t +ad 3 IDTH t + ε t 19 33 4 37 OI
22 KRT t =aa0 + aa1 LABPAR t +aa2 PPPt + ε t 26 33 3 37 OI
Dampak

23 LABPARt =v 0 + v 1 PPAR t +v 2 INVT t + ε t 21 33 3 37 OI

Hal 3-36
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

No Persamaan G M K Ket
24 M t =w0 + w1 PDRB t +w 2 LABPAR t + ε t 22 33 3 37 OI
25 TPT t =x 0 + x 1 PDRB t + x 2 LABPAR t + ε t 23 33 3 37 OI
26 Gt = y 0 + y 1 M t + y 2 PPP t +ε t 24 33 3 37 OI
27 IPM t =z0 + z 1 AHH t + z 2 PPP t + ε t 25 33 3 37 OI
28 PDRBt =ab 0+ ab1 PPAR t + ab2 KRT t +ε t 27 33 3 37 OI
29 LPE t =ac 0 +ac 1 PDRBt + ac 2 LPE t −1 + ε t 28 33 3 37 OI
30 IKU t =ad 0 +ad 1 V t +ad 2 IPLH t +ad 3 APLH t + ε t 29 33 4 37 OI

31 IKAt =ae0 +ae 1 KSAB t + ae2 AJN t + ae 3 IPLH t +ae 4 KLIG33t ε t 30 5 37 OI


32 IKTLt=af 0 +af 1 KLIGt +af 2 AJN t +af 3 IPLH t + af 4 APLH33t + ε t 31
5 37 OI
33 IKLH t=ag0 + ag1 IKU t + ag2 IKAt + ag3 IKTLt + ε t 32 33 4 37 OI

Tabel 3.3
Identifikasi Model Ekonometrika Tematik Industri
No Persamaan G M K Ket
1 KTSA t =a 0+ a1 ISDA t +ε t 1 33 2 37 OI
2 LSPAB t=b 0 +b1 ISDA t + ε t 2 33 2 37 OI
3 KPDR t =c 0 +c 1 ISDA t + ε t 3 33 2 37 OI
4 AJN t=d 0+ d 1 IJLt +ε t 4 33 2 37 OI
5 IPLH t =e 0+ e1 ICK t + ε t 5 33 2 37 OI
6 PBLH t =f 0 +f 1 IPER t + ε t 6 33 2 37 OI
Outcome(fungsi)
output terhadap

7 PPLH t =g0 + g1 IPERt + ε t 7 33 2 37 OI


8 KSAB t=h0 +h1 KTSA t +h2 LSPABt + ε t 8 33 2 37 OI
9 CPABt =i 0 +i 1 KTSA t + ε t 9 33 2 37 OI
10 KLBA t = j 0 + j 1 IPLH t +ε t 10 33 2 37 OI
11 APLH t =k 0 + k 1 PPLH t +k 2 PBLH t + k 3 PPP t ε t 11 33 2 37 OI
12 V t =l 0 +l 1 AJN t + ε t 12 33 2 37 OI
13 AHH t =m 0+ m1 IPLH t +m2 PPLH t +m3 PBLH t ε t 13 33 2 37 OI
14 IKLt =n0 +n1 V t +n 2 AJN t + ε t 14 33 2 37 OI
Manfaat dasar

15 PBOK t =o 0+ o1 V t +o 2 AJN t + ε t 14 33 2 37 OI
16 PTEK t =o0 +o 1 INVT t + o2 PBOK t +o 3 IKLt + ε t 15 33 2 37 OI
17 PPP t= p0 + p1 APLH t + p2 LABI t + ε t 16 33 2 37 OI
18 KRT t =q 0+ q1 LABI t +q 2 PPP t +ε t 17 33 2 37 OI
19 PDRBI t =r 0+ r 1 RCA t +r 2 IKPt + ε t 18 33 2 37 OI
Manfaat Daya Saing Pariwisata

20 LABI t =s 0 + s1 INVT t + ε t 19 33 2 37 OI
21 RCA t =u0 +u1 PTEK t +u 2 IKPt +u3 CPABt + u4 PBOK t + ε t 20 33 2 37 OI
22 PDRBt =v 0 + v 1 PDRBI t +v 2 M + v 3 KRT ε t 21 33 2 37 OI
23 LPE t =w 0+ w1 INVT t + ε t 22 33 2 37 OI
24 M t =x0 + x 1 KRT + x 2 LABI t + ε t 23 33 2 37 OI
25 TPT t = y 0 + y 1 KRT + y 2 LABI t + ε t 24 33 2 37 OI
26 Gt =z 0+ z2 PPPt +ε t 25 33 2 37 OI
27 IPM t =aa0 +aa 1 PPP t +aa 2 AHH t + ε t 26 33 2 37 OI
28 INVT t =ab 0+ ab1 RCA t +ab 2 PDRBI t +ε t 27 33 2 37 OI
29 IKPt =¿ ac 0 +ac 1 IKLt + u2 LABI t +u3 INVT t +u 4 PLAB t + ε t 28 33 2 37 OI

Hal 3-37
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

30 IKU t =ad 0 +ad 1 V t +ad 2 IPLH t +ad 3 APLH t + ε t 29 33 4 37 OI


31 IKAt =ae0 +ae 1 KSAB t + ae2 AJN t + ae 3 IPLH t +ae 4 KLIG t ε t 30 33 5 37 OI
32 IKTL t=af 0 +af 1 KLIGt +af 2 AJN t +af 3 IPLH t + af 4 APLH t + ε t 3133 5 37 OI
33 IKLH t=ag0 + ag1 IKU t + ag2 IKAt + ag3 IKTLt + ε t 32 33 4 37 OI

Tabel 3.4
Identifikasi Model Ekonometrika Tematik Pertanian
No Persamaan G M K Ket
1 KTSA t =a 0+ a1 ISDA t +ε t 1 33 2 37 OI
2 KLIG t =b0 +b 1 ISDAt + ε t 2 33 2 37 OI
Outcome(fungsi)
output terhadap

3 LSPAB t=b 0 +b1 ISDA t + ε t 2 33 2 37 OI


4 KPDRt =c 0 +c 1 ISDA t + ε t 3 33 2 37 OI
5 AJN t=d 0+ d 1 IJLt +ε t 4 33 2 37 OI
6 IPLH t =e 0+ e1 ICK t + ε t 5 33 2 37 OI
7 PBLH t =f 0 +f 1 IPER t + ε t 6 33 2 37 OI
8 PPLH t =g0 + g1 IPER t + ε t 7 33 2 37 OI
9 KSAB t=i 0 +i 1 KTSA t +i 2 LSPAB t +ε t 8 33 3 37 OI
Manfaat

10 CPAI t = j 0 + j 1 KLIG t +ε t 9 33 2 37 OI
dasar

11 KLBA t =k 0 +k 1 IPLH t + ε t 10 33 2 37 OI
12 APLH t =l 0 +l 1 PPLH t +l 2 PBLH t +l 3 IPLH t + ε t 11 33 4 37 OI
13 IKLt =m 0+ m1 AJN t +ε t 12 33 2 37 OI
14 PBOK t =n0 +n 1 V t + n2 IKLt + ε t 13 33 3 37 OI
Manfaat daya produktivitas

15 V t =o 0+ o1 AJN + ε t 14 33 2 37 OI
16 PPERt = p0 + p1 KLIG t + p2 CPAI t + p 3 IKLt + ε t 15 33 4 37 OI
17 AHH t =q 0+ q1 KLBAt +q2 APLH t + ε t 16 33 3 37 OI
pertanian

18 PPP t=r 0+ r 1 APLH t + r 2 PBOK t +r 2 PPER t + ε t 17 33 4 37 OI


19 IKPt =s 0 + s1 PPER t + ε t 18 33 2 37 OI
20 PDRBPERt =u 0+u 1 PPER t +ε t 20 33 2 37 OI
21 PDRBTD t=v 0 +v 1 PPERt + ε t 21 33 2 37 OI
22 LABPERt =w 0 +w1 IKPt + ε t 22 33 2 37 OI
23 KRT t =x 0+ x1 PPPt + ε t 23 33 2 37 OI
24 PDRBt = y 0 + y 1 KRT t +w1 PDRBPERt +w1 PDRBTDt +ε t 24 33 3 37 OI
25 LPE t =ah0 +ah 1 PDRBt + ε t 22 33 2 37 OI
26 M t =z 0+ z 1 LABPERt + ε t 25 33 2 37 OI
27 TPT t =aa 0+ aa1 LABPERt +ε t 26 33 2 37 OI
Dampak

28 Gt =ab 0+ ab1 M t +ab2 TPT t + ab3 IKP t +ab 4 LABPER t + ε t 27 33 5 37 OI


29 IPM t =ac 0+ ac 1 AHH t + ac2 PPPt +ε t 28 33 3 37 OI
30 IKU t =ad 0 +ad 1 V t +ad 2 IPLH t +ad 3 APLH t + ε t 29 33 4 37 OI
31 IKAt =ae0 +ae 1 KSAB t + ae2 AJN t + ae 3 IPLH t +ae 4 KLIG t ε t 30 33 5 37 OI
32 IKTL t=af 0 +af 1 KLIGt +af 2 AJN t +af 3 IPLH t + af 4 APLH t + ε t33
31 5 37 OI
33 IKLH t=ag0 + ag1 IKU t + ag2 IKAt + ag3 IKTLt + ε t 32 33 4 37 OI

Hal 3-38
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Dari identifikasi tersebut disimpulkan bahwa seluruh persamaan over identified. Dengan
mempertimbangkan hasil respesifikasi dengan menggunakan metode estimasi 3SLS dan 2SLS, maka
hasil estimasi dalam studi empiris ini menggunakan metode 2SLS.

3.2.4 Metode Pengujian Statistik dan Ekonometrik Hasil Estimasi


Ada kriteria yang digunakan untuk menilai validasi hasil estimasi model ekonometrika, kriteria
tersebut yaitu: kriteria ekonomi, statistik, dan ekonometrika.
 Kriteria Ekonomi, mengevaluasi tanda (sign) dalam parameter hasil estimasi model
ekonometrik, ada positif dan negatif dari parameter dugaan tersebut harus bisa dijelaskan
secara pendekatan ekonomi dan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.
 Kriteria Statistik, menjelaskan tiga hal: pertama, berapa besar variasi perubahan pada variabel
penjelas (explanatory) di dalam menjelaskan (explained) variasi perubahan pada variabel yang
dijelaskan, dalam hal ini adalah R 2. Kedua, menampilkan informasi tingkat signifikansi
variabel penjelas di dalam menjelaskan variabel yang dijelaskan (probabilty F). Ketiga,
menampilkan informasi berapa besar keberartian (signifikan), secara statistik pengaruh setiap
variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan (probabilty t).
 Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time
series). Secara ekonometrik penggunaan data time series rentan dengan asumsi klasik yang
menyangkut isu multikolinieritas dan autokorelasi. Untuk itulah kriteria ekonometrika akan
menjelaskan kedua masalah tersebut yang mungkin terjadi pada hasil estimasi model, untuk
berikutnya memberikan petunjuk pada peneliti di dalam melakukan respesifikasi model
ekonometrika.

3.2.5 Masalah Asumsi Klasik dan Metode Pemecahannya


Multikolinier bukan sebuah kondisi dimana ada atau tidak ada melainkan sebuah fenomena yang
terkait pada suatu hubungan antara sifat dan besaran ekonomi. Masalah multikolinier dapat
diidentifikasi bilamana adanya korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya.
Dengan kata lain, menurut Klein’s Rule of Thumb dapat dikatakan bahwa sebuah model persamaan
dinyatakan terdapat gangguan multikolinier apabila R2-nya tinggi (antara 0.7 dan 1) namun hanya
sedikit atau bahkan tidak ada variabel bebasnya yang signifikan pada pangujian t-statistik (Uji Ho-nya
diterima). Autokorelasi adalah sebuah kasus yang khusus pada sebuah hubungan. Autokorelasi bukan
tergantung pada hubungan dua atau lebih dari variabel yang berbeda, tetapi antara keberhasilan nilai-
nilai pada variabel yang sama. Auto korelasi dapat terlihat bilamana terdapatnya hubungan serial dari
serangkaian data yang diobservasi, baik data runtun waktu maupun cross-section data, yang terwujud
dalam kondisi yang berurutan diantara error term, maka hal ini dapat meragukan hasil kesimpulan
daripada pengujian statistik terdahulu. Adapun cara untuk mendeteksi terdapatnya kasus
autocorrelation dalam sebuah persamaan, yaitu melalui Test Durbin Watson, yang merupakan kriteria

Hal 3-39
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

pengujian didasarkan pada nilai DW statistik, dimana jika nilai DW statistik berada dalam interval dl
– du hingga 4-du – 4-dl maka dapat dikatakan terjadi kasus autoelastisitas dalam sebuah persamaan.
Identifikasi pada uji asumsi klasik model diminalisir seiring dengan respesifikasi model secara
berulang. Respesifikasi telah dilakukan dengan cara mengubah jumlah persamaan dan mengubah
variabel penjelas pada setiap persamaan serta mendistribusikan lagged variabel. Langkah tersebut
telah dilakukan secara berulang, sehingga diperoleh persamaan yang dinilai cukup untuk memenuhi
logika ekonomi dan memuaskan secara statistik. Selama hasil estimasi belum memenuhi salah satu
atau semua kriteria tersebut maka peneliti melakukan respesifikasi model ekonometrika.

3.2.6 Validasi dan Simulasi Model


Selanjutnya validasi model bertujuan untuk mengetahui tingkat representasi model dibandingkan
dengan data aktual (dunia nyata), sejauh mana model yang dibangun mampu menjelaskan fenomena
yang sebenarnya. Dengan kata lain, validasi model bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model
cukup baik utuk analisis simulasi. Simulasi kebijakan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis
berbagai dampak kebijakan pemerintah yang diwakili oleh variabel bebas terhadap variabel endogen.
Sebelum melakukan simulasi, model ekonometrika yang digunakan harus divalidasi terlebih dahulu
untuk melihat kesesuaian data aktual dengan nilai dugaan variabel. Untuk mengukur kedekatan nilai
dugaan variabel dengan data aktualnya digunakan ukuran kuantitatif yang disebut dengan root means
square percent error (RMSPE), sedangkan untuk mengevaluasi kemampuan model untuk simulasi
historis dan peramalan digunakan statistik U atau Theil’s inequality coefficient.
RMSPE ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

[ ]
0. 5
1
RMSPE=

{ }
n 2
Pt − At
N∑
t=1 At

Dimana:
N = Jumlah pengamatan dalam simulasi
Pt = Nilai simulasi dasar

At = Nilai pengamatan aktual

Sedangkan Theil’s inequality coefficient ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Pt = Nilai simulasi dasar

At = Nilai pengamatan aktual

U Theil's=
√ ∑ ( P t −A t )2
∑ A 2t

Hal 3-40
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

3.2.7 Ekspektasi Hasil Evaluasi


Adapun ekspektasi hasil evalusi terhadap kawasan tematik adalah
a) Teridentifikasi nilai pengaruh dan kontribusi dukungan infrastruktur PUPR baik dari sisi
peningkatan daya saing kawasan, pengembangan ekonomi kawasan, ekonomi makro, dampak
sosal dan terhadap dampak lingkungan
b) Terumuskannya rekomendasi pengembangan kawaan untuk periode berikutnya berdasarkan
integrai gap progam dengan skenario rasio manfaat/dampak.

3.2.8 Alur pikir dan Konsep Model Penelitian


Paradigma dan konsep model ekonomi pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional
sebagaimana dijelaskan melalui tinjauan teori dan metode penelitian di tunjukan pada gambar berikut
ini.

Hal 3-41
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Gambar 3.8
Alur Pikir Evaluasi Kawasan Tematik Pariwisata

Hal 3-42
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Gambar 3.9
Alur Pikir Evaluasi Kawasan Tematik Industri

Hal 3-43
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Gambar 3.10
Alur Pikir Evaluasi Kawasan Tematik Pertanian

Hal 3-44
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

3.3 HASIL PERHITUNGAN SEMENTARA EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PURP


DI WILAYAH BARAT DI KAWASAN TEMATIK TERTENTU
Dalam pelaporan ini, data hasil perhitungan sementara untuk evaluasi manfaat infrastruktur PUPR
yang dapat disajikan adalah data evaluasi manfaat untuk kawasan tematik Danau Toba, Kawasan
Perindustrian Batam, Kawasan Industri Wilmar, dan Kawasan Industri Tanggamus. Adapun gambaran
hasil evaluasi manfaat tersebut dapat dilihat penjelasan berikut ini.

3.5.1 KEK Arun


Sub bab ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak KEK Lhokseumawe-Arun. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat, yakni:
pertama, uji validitas model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat,
skenario manfaat dan dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).

VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE


ERROR (RMSE)
Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah KEK Lhoksemawe-Arun memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut dapat dilihat
dari tingkat probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu, RSME
menunjukan nilai derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil pengujian model
yang dibuat. Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan wilayah dengan
infrastruktur PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh persamaan tidak ada
yang memiliki tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario pendugaan tidak memiliki
nilai yang bias. Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.5
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilit Probabilit
Dependend Independent Uji Hasil as as Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

AJN IJL Pengaruh 0.93876 0.06850 0.0019 0.9731 0.0621 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima

Hal 3-45
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilit Probabilit
Dependend Independent Uji Hasil as as Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Kontribusi 0.97308
(R2)
Pengaruh 0.93876 0.06850 0.0019 0.9731 0.0621 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
IPLH ICK
Kontribusi 0.97308
(R2)
Pengaruh 0.00000 0.00000 0.0000 0.0000 0.0000 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
PBLH IPER
Kontribusi 0.00000
(R2)
Pengaruh 1.19558 0.00010 0.0001 0.9996 0.0207 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima 
PPLH IPER
Kontribusi 0.99960
(R2)
Pengaruh 0.71229 0.02840 0.0284 0.8406 0.1765 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.0000 1.0000 0.0000 diterima
KTSA
Kontribusi 0.84057
(R2)
KSAB
Pengaruh 2.63369 0.00000
(Koefisien)
LPAB
Kontribusi 1.00000
(R2)
Pengaruh 0.00000 0.00000 0.0000 0.0000 0.0000 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima 
CPAB KTSA
Kontribusi 0.00000
(R2)
Pengaruh 1.00000 0.00000 0.0000 1.0000 0.0000 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
KLBA IPLH
Kontribusi 0.50000
(R2) 0
Pengaruh 1.00000 0.00000 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.0832 0.6861 0.0660 diterima
PPLH
Kontribusi 0.50000 0.8461 0.0147 0.0261
(R2) 0
Pengaruh - 0.08320
(Koefisien) 0.25777
APLH PBLH
Kontribusi 0.68613
(R2)
Pengaruh - 0.84610
(Koefisien) 0.34827
PPP
Kontribusi 0.01469
(R2)
Pengaruh 0.00000 0.00000 0.0000 0.0000 1.0000 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
V AJN
Kontribusi 0.00000
(R2) 0
AHH Pengaruh 1.00000 0.00000 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.2766 0.3697 0.0342 diterima
IPLH
Kontribusi 0.00000 0.1818 0.4999 0.0032
(R2) 0
PPP Pengaruh 0.02530 0.27660
(Koefisien)
Kontribusi 0.36967
(R2)

Hal 3-46
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilit Probabilit
Dependend Independent Uji Hasil as as Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh - 0.79340
(Koefisien) 0.00055
APLH
Kontribusi 0.03366
(R2) 5
Pengaruh 0.00706 0.81870
(Koefisien)
V
Kontribusi 0.43213
(R2) 22 Signifikan dan Model dapat
IKL
Pengaruh 0.00056 0.92150 diterima
(Koefisien)
AJN
Kontribusi 0.03409
(R2) 31
Pengaruh 0.04801 0.13110 0.0154 0.9846 0.0012 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
PBOK IKL
Kontribusi 0.87784
(R2) 9
Pengaruh 0.00584 0.01850 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.0663 0.7271 0.0538 diterima
INVT
Kontribusi 0.10677 0.0787 0.9962 0.2062
(R2) 1
- 0.06630
Pengaruh
11.6317
(Koefisien)
PTEK PBOK 1
Kontribusi 0.72711
(R2)
Pengaruh 62.3679 0.06360
(Koefisien) 8
IKL
Kontribusi 0.38016
(R2) 4
- 0.05150 Signifikan dan Model dapat
Pengaruh
29.2786 diterima
(Koefisien)
APLH 0
Kontribusi 0.17846
PPP (R2) 78
Pengaruh 71.7804 0.34280
(Koefisien) 8
LABI
Kontribusi 0.43753
(R2) 81
Pengaruh 0.13382 0.16140 0.2128 0.7872 0.0831 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
LABI
Kontribusi 0.38691
(R2) 6
KRT
Pengaruh 0.13843 0.53400
(Koefisien)
PPP
Kontribusi 0.40024
(R2) 4
Pengaruh 0.10026 0.11620 0.2258 0.7742 0.0337 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
RCA
Kontribusi 0.15264
(R2) 4
PDRBI
Pengaruh 0.40826 0.87360
(Koefisien)
IKP
Kontribusi 0.62156
(R2) 6

Hal 3-47
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilit Probabilit
Dependend Independent Uji Hasil as as Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh 0.13076 0.47490 0.1718 0.3087 0.1302 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
LABI INVT
Kontribusi 0.06869
(R2) 6
Pengaruh 0.45679 0.48240 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.6953 0.0584 0.2681 diterima
PTEK
Kontribusi 0.23997 0.1882 1.0000 0.0211
(R2) 4
Pengaruh 1.26044 0.00030
(Koefisien)
IKP
Kontribusi 0.05842
(R2)
RCA
Pengaruh 0.67552 0.00100
(Koefisien)
CPAB
Kontribusi 0.12865
(R2) 1
Pengaruh 3.60080 0.00123
(Koefisien)
PBOK
Kontribusi 0.68576
(R2)
Pengaruh 0.53178 0.03201 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.0102 0.9999 0.0050 diterima
IKL
Kontribusi 0.10128
(R2)
Pengaruh - 0.02312
(Koefisien) 0.44269
LABI
Kontribusi 0.08431
(R2)
IKP
Pengaruh 0.70695 0.02160
(Koefisien)
INVT
Kontribusi 0.07022
(R2) 6
Pengaruh 9.26066 0.52120
(Koefisien)
PLAB
Kontribusi 0.91992
(R2) 51
Pengaruh - 0.00830 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.09854 0.5829 0.1115 1.3417 diterima
PPP
Kontribusi 0.00978 0.7948 0.7235 0.0328
(R2) 89
Pengaruh 8.96995 0.58290
(Koefisien)
PLAB KLBA
Kontribusi 0.11151
(R2)
Pengaruh - 0.59940
(Koefisien) 0.20230
APLH
Kontribusi 0.63513
(R2) 0
INVT Pengaruh - 0.72140 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.02816 0.2792 0.7208 0.6855 diterima
RCA
Kontribusi 0.08841
(R2) 0
PDRBI Pengaruh - 0.16440
(Koefisien) 14.7206

Hal 3-48
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilit Probabilit
Dependend Independent Uji Hasil as as Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

0
Kontribusi 0.68257
(R2) 5
Pengaruh - 0.62400 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.82394 0.7015 0.0560 0.0366 diterima
PDRBI
Kontribusi 0.03820 0.0212 0.9788 0.0023
(R2) 5
Pengaruh - 0.70150
(Koefisien) 0.06057
PDRB KRT
Kontribusi 0.05601
(R2)
Pengaruh 0.02221 0.19530
(Koefisien)
M
Kontribusi 0.00549
(R2) 9
Pengaruh 3.93106 0.02670 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
LPE INVT
Kontribusi 0.97328
(R2) 1
Pengaruh 0.01018 0.24370 0.0647 0.9353 0.0165 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
KRT
Kontribusi 0.05082
(R2) 4
M
Pengaruh 0.17713 0.03300
(Koefisien)
LABI
Kontribusi 0.88450
(R2) 6
Pengaruh 23.3083 0.37140 0.2376 0.7624 0.1264 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 4 diterima
KRT
Kontribusi 0.87639
(R2) 6
TPT
Pengaruh 1.33876 0.13820
(Koefisien)
LABI
Kontribusi 0.05034
(R2)
Pengaruh 1.43540 0.91730 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) diterima
G PPP
Kontribusi 0.05397
(R2)
Pengaruh 0.67308 0.79580 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.5339 0.8123 0.2133 diterima
PPP
Kontribusi 0.02531
(R2)
IPM
Pengaruh 0.26784 0.89550
(Koefisien)
AHH
Kontribusi 0.46150
(R2) 4
Pengaruh - 0.34710 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.18015 0.7865 0.5477 0.0282 diterima
V
Kontribusi 0.31040
(R2) 89
Pengaruh 0.02342 0.95060
IPLH (Koefisien)

IKU Kontribusi 0.04034

Hal 3-49
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilit Probabilit
Dependend Independent Uji Hasil as as Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

(R2) 71
Pengaruh - 0.78460
(Koefisien) 1.12857
APLH
Kontribusi 0.50523
(R2) 1
Pengaruh 0.03915 0.63790 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.2804 0.7196 0.0533 diterima
KSAB
Kontribusi 0.01752
(R2) 73
Pengaruh 0.05562 0.79130
(Koefisien)
IKA AJN
Kontribusi 0.02490
(R2) 14
Pengaruh 0.00000 0.00000
(Koefisien)
IPLH
Kontribusi 0.00000
(R2) 0
Pengaruh - 0.64100 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.03669 diterima
AJN
Kontribusi 0.09889
(R2) 74
Pengaruh 0.23027 0.28270
(Koefisien)
IPLH
Kontribusi 0.62069
(R2) 26
IKTL
Pengaruh - 0.57890 0.3758 0.6242 0.0033 Signifikan dan Model dapat
(Koefisien) 0.00270 diterima
APLH
Kontribusi 0.10804
(R2) 3
Pengaruh 0.01290 0.31290
(Koefisien)
KSAB
Kontribusi 0.51612
(R2) 7
Pengaruh 0.35704 0.0001 1.0000 0.0249
(Koefisien)
IKU 0.00070
Kontribusi 0.35776
(R2) 7
Pengaruh 0.29913
(Koefisien) Signifikan dan Model dapat
IKLH IKA 0.00010
Kontribusi 0.29974 diterima
(R2) 28
Pengaruh 0.34175
(Koefisien)
IKTL 0.00060
Kontribusi 0.34244
(R2) 05

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap
estimasi model dapat dilakukan.

Hal 3-50
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

2. HASIL ESTIMASI MODEL KEK LHOKSEUMASE – ARUN


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA, CK dan
PnP telah memberikan manfaat dan dampak bagi KEK Lhokseumawe – Arun. Untuk lebih
jelasnya terkait hasil estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.6
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan KEK Lhokseumawe-Arun

Sumber: Olahan Konsultani (2019)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan KEK Lhokseumawe – Arun yakni pengaruhnya bagi penguasaan teknologi,
indicator daya saing industry dan peningkatan PDRB KEK Lhoksemawe - Arun. Sementara
untuk dampak, pembangunan infrastruktur Jalan memberikan dampak besar bagi social dan
lingkungan sekitar wilayah KEK yakni pengaruh pada penurunan tingkat pengangguran terbuka
dan memberikan pengaruh bagi peningkatan indeks kualitas udara.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada penguasaan teknologi dengan pengaruh sebesar 6.2428 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 20.78 persen.

Hal 3-51
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan jalan


terhadap manfaat pengembangan industri lebih besar kepada peningkatan PDRB industri
dengan pengaruh sebesar 0.4098 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.11 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan pengaruh
sebesar 1.5165 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.91 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -17.7768 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 40.68 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas lingkungan udara dengan pengaruh sebesar -
0.0341 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 18.67 persen.

Selain infrastruktur jalan, pembangunan infrastruktur SDA juga memberikan pengaruh manfaat
dan dampak bagi KEK Lhokseumawe – Arun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 3.7
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur SDA KEK Lhokseumawe-Arun

Hal 3-52
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur SDA untuk
pengembangan KEK Lhokseumawe – Arun yakni pengaruhnya bagi penguasaan teknologi
untukmanfaat daya saing industry dan peningkatan PDRB Industri KEK Lhoksemawe – Arun
untuk manfaat ekonomi wilayah pengembangan industri. Sementara untuk dampak,
pembangunan infrastruktur SDA memberikan dampak besar bagi social yakni pengaruh pada
penurunan tingkat pengangguran terbuka.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada penguasaan teknologi dengan pengaruh sebesar 0.268 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.29 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri:Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan industri lebih besar kepada peningkatan PDRB industri
dengan pengaruh sebesar 0.017 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.46 persen.
 Dampak Ekonomi Makro:Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 0,015 persen dari peningkatan

Hal 3-53
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.05
persen.
 Dampak Sosial:Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -0.019 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.01 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar 0.000 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.00 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur Cipta Karya bagi KEK Lhokseumawe
– Arun dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.8
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Cipta Karya KEK Lhokseumawe-Arun

Hal 3-54
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel di atas menunjukkan bahwa Infrastruktur Cipta Karya memberikan manfaat besar bagi daya
saing industry khususnya untuk indicator daya beli masyarakat dan manfaat besar untuk ekonomi
wilayah pengembangan industry yakni untuk penyerapan tenaga kerja sector industri. Sementara
dampak yang paling besar diberikan untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka dan indeks
kualitas air.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indicator daya beli masyarakat pengaruh sebesar 0.174 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 2.34 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan industri lebih besar kepada peningkatan PDRB industri
dengan pengaruh sebesar 0.4098 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.11 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan pengaruh
sebesar 1.5165 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.91 persen.

Hal 3-55
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi makro lebih besar
kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan pengaruh sebesar 1.5165
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.91 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak lingkungan lebih besar
kepada Indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar 0.164 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 52.17 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur PnP bagi KEK Lhokseumawe – Arun
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.9
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PnP KEK Lhokseumawe-Arun

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Pada tersebut diatas terlihat bahwa pengaruh besar infrastruktur PnP untuk pengembangan KEK
Lhokseumawe – Arun yakni pengaruhnya bagi indicator daya saing industri untukmanfaat daya
saing industry dan peningkatan PDRB KEK Lhoksemawe – Arun untuk manfaat ekonomi
wilayah pengembangan industri. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur SDA
memberikan dampak besar bagi social dan lingkungan KEK Lhoksemawe – Arun yakni
pengaruhnya pada penurunan tingkat pengangguran terbuka dan indeks kualitas udara.

Hal 3-56
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indicator daya beli masyarakat pengaruh sebesar 8.715 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.50 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan PnP
terhadap manfaat peningkatan PDRB industri lebih besar kepada penyerapan tenaga kerja
dengan pengaruh sebesar 2.202 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.12 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 2.898 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.27
persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -2.135 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.12 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada Indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar 0.164 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar
0.000000002 persen.

Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada KEK Lhokseumawe-Arun dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KEK Lhokseumawe-Arun

Hal 3-57
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan daya saing
industry khususnya untuk penguasaan teknologi dan untuk manfaat ekonomi wilayah
pengembangan industry memberikan manfaat terhadap peningkatan PDRB Industri KEK
Lhokseumawe-Arun. Infrastruktur PUPR juga memberikan dampak social dan lingkungan yang
signifikan yakni terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan peningkatan indeks
kualitas air.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indicator penguasaan teknologi pengaruh sebesar 3.979 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 13.17 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan PUPR
terhadap manfaat peningkatan PDRB industri lebih besar kepada peningkatan PDRB Industri
dengan pengaruh sebesar 0.328 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 3.96 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 1.165 persen dari

Hal 3-58
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi


sebesar 0.84 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -11.494 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 25.69
persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada Indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar 0.018 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 8.13
persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KEK LHOKSEUMASE – ARUN


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat KEK Lhokseumase – Arun. Untuk lebih jelasnya hasil
perhitungan rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.11
Rasio rasio dampak dan manfaat KEK LHOKSEUMASE – ARUN

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Hal 3-59
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan
manfaat dan dampak terhadap KEK Lhokseumase – Aruny akni infrastruktur Jalan dan Cipta
Karya. Hal ini karena secara merata infrastruktur jalan dan cipta karya memberikan peningkatan
untuk setiap indicator. Berdasarkan hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap investasi
peningkatan infrastruktur jalan sebesar 1 Milyar telah memberikan manfaat untuk peningkatan
daya beli masyarakat sebesar 0.00000847 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator
lainnya pun sama seperti ini.

4. SKENARIO KEK LHOKSEUMASE – ARUN TAHUN 2020


Untuk membuat scenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan scenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak KEK Lhokseumawe – Arun berdasarkan gap
program dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 3.12
Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KEK Lhokseumawe-Arun berdasarkan Gap
Program
Nilai Penambahan atas Skenario Gap
Terhadap Manfaat Indikator Satuan
Infrastruktur BM Infrastruktur PUPR
Indikator Daya Beli Masyarakat Juta Rupiah 0.000000 0.000000
Indeks Kinerja logistik Indeks 0.000000 0.000000
Penguasaan Teknologi Indeks 0.000001 0.000001
Daya Saing Industri
Indeks Keterbukaan Perdagangan Indeks 0.000000 0.000000
Produktivitas Tenaga Kerja Juta Rupiah 0.000000 0.000000
Indikator Daya Saing Industri (RCA) Indeks 0.000000 0.000000
Peningkatan PDRB Industri milyar rupiah 0.047621 0.047621
Ekonomi Wilayah
Investasi milyar rupiah 0.113935 0.113935
Pengembangan Industri Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
persen 0.000027 0.000027
Industri
PDRB milyar rupiah 1.187763 1.187763
Dampak Ekonomi Makro LPE persen 0.000001 0.000001
Tingkat Kemiskinan persen -0.000001 -0.000001
Tingkat Pengangguran Terbuka persen -0.000003 -0.000003
Dampak Sosial Tingkat Ketimpangan (Gini Ratio) Indeks 0.000000 0.000000
Indeks Pembangunan Manusia Indeks 0.000000 0.000000
Indeks Kualitas Udara Indeks 0.000000 0.000000
Indeks Kualitas Air Indeks 0.000000 0.000000
Dampak Lingkungan
Indeks Kualitas Tutupan Lahan Indeks 0.000000 0.000000
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 0.000000 0.000000
Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur Jalan perlu menjadi fokus pengembangan
di KEK Lhokseumawe-Arun. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur Jalan di KEK Arun

Hal 3-60
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

tercatat sebesar 2.08 Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika disekenariokan pembangunan
selanjutnya berdasarkan gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat yang akan diperoleh di KEK
Arun dapat dilihat pada Tabel 1.8. Interpretasi angka pada masing-masing indicator yang tertera
pada table, sebagai contoh pada indicator daya beli masyarakat yakni; setiap peningkatan
investasi infrastruktur jalan sebesar 1 Milyar Rupiah akan memberikan manfaat untuk
peningkatan daya beli masyarakat sebesar 0.00000847 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara
interpretasi indicator lainnya pun sama seperti ini. Namun, yang perlu diperhatikan yakni ada
dampak negative lingkungan yang ditimbulkan karena pembangunan insfrastruktur utama ini.
Jika disekenariokan Kementerian PUPR membangun infrastruktur sebesar besaran Gap tahun
2018 maka besaran dampak dan manfaat yang akan diterima pada tahun 2020 yakni sebagaimana
yang tertera dalam tabel berikut ini (asumsi pelaksanaan selesai di tahun yang sama).

Tabel 3.13
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR KEK Lhokseumawe-Arun tahun
2020

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menggambarkan bahwa jika disekenariokan infrastruktur KEK Lhokseumawe- Arun
yang dibangun sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat dan dampak
dapat terlihat seperti pada tabel. Sebagai contoh, indicator yang akan mengalami peningkatan
sebagai akibat focus pembangunan infrastruktur Jalan yakni PDRB. Pada tahun 2019,PDRB
sebesar 10.221 Milyar Rupiah akan meningkat menjadi 10.222 Milyar Rupiah pada tahun 2020.
Indikator manfaat dan dampak di KEK Lhokseumawe-Arun rata-rata mengalami perubahan.
Indikator yang justru diprediksikan tetap yakni indicator kinerja logistic, tingkat ketimpangan,
Indeks pembangunan manusia dan indeks kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative aman
untuk keberlangsungan pembangunan ekonomi wilayah KEK Lhokseumawe-Arun.

Hal 3-61
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

3.5.2 Kawasan Pariwisata Danau Toba


Bagian ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak KSPN TOBA. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat; pertama, uji validitas
model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat, skenario manfaat dan
dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).

VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE


ERROR (RMSE)
Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah KSPN Danau Toba memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut dapat dilihat dari
tingkat probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu, RSME menunjukan
nilai derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil pengujian model yang dibuat.
Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan wilayah dengan infrastruktur
PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh persamaan tidak ada yang memiliki
tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario pendugaan tidak memiliki nilai yang bias.
Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.14
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) 0.7525


KTSA ISDA 0.0001 0.0001 0.9960 0.4235 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.9960

Pengaruh (Koefisien) 0.4199


LSPAB ISDA 0.0029 0.0029 0.9641 0.7174 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.9641

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


KPDR ISDA 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) 0.8871


AJN IJL 0.0180 0.0180 0.8815 0.4844 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.8815

Pengaruh (Koefisien) 0.4058


IPLH ICK 0.0143 0.0143 0.8981 0.3834 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.8981

Hal 3-62
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


PBLH IPER 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


PPLH IPER 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) -0.0650


KTSA 0.0480
Kontribusi (R2) 0.8784
KSAB 0.0070 0.9168 0.0222 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.1689
LSPAB 0.0230
Kontribusi (R2) 0.0384

Pengaruh (Koefisien) -0.0223


CPAB KTSA 0.2894 0.2894 0.3546 0.2005 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.3546

Pengaruh (Koefisien) 0.0823


KLBA IPLH 0.0713 0.0713 0.7145 0.0619 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.7145

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


PPLH 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000
APLH 0.0000 0.0000 0.0000 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.0000
PBLH 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) 0.1338


T 0.0021
Kontribusi (R2) 0.9551
V 0.0009 0.9991 0.0022 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.0338
AJN 0.0561
Kontribusi (R2) 0.0440

Pengaruh (Koefisien) -0.3790


IDTH 0.0680
Kontribusi (R2) 0.7225
PPP 0.0680 0.7225 0.0281 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.0000
APLH 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) 0.0330


KLBA 0.1210
Kontribusi (R2) 0.6053
AHH 0.1210 0.6053 0.0031 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.0000
APLH 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) 0.0870


AJN 0.3320
Kontribusi (R2) 0.3097
T 0.0120 0.9872 0.0518 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.2190
IPLH 0.1130
Kontribusi (R2) 0.6775

Pengaruh (Koefisien) 0.0115


RMT T 0.7623 0.7623 0.0353 0.0229 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.0353

Hal 3-63
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) -0.0341


RMT 0.2640
Kontribusi (R2) -0.0290
IDTH 0.0030 0.9969 0.0083 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 24.8450
AHH 0.0020
Kontribusi (R2) 1.0259

Pengaruh (Koefisien) -0.6620


RMT 0.3630
Kontribusi (R2) 0.1807
IDKP 0.1020 0.8978 0.0219 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) -0.3260
INVT 0.0870
Kontribusi (R2) 0.7171

Pengaruh (Koefisien) 2.1140


IDKP 0.3340
Kontribusi (R2) -0.4361

Pengaruh (Koefisien) 1.4090


TII PPAR 0.4880 0.0980 0.9944 0.0555 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.7131

Pengaruh (Koefisien) 1.3390


IDTH 0.5620
Kontribusi (R2) 0.7174

Pengaruh (Koefisien) 0.5861


INVT TII 0.0032 0.0032 0.8615 0.0250 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.8615

Pengaruh (Koefisien) 0.9160


PPAR 0.0840
Kontribusi (R2) 0.7420
LABPAR 0.0000 1.0000 0.0068 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.6230
INVT 0.3770
Kontribusi (R2) 0.2580

Pengaruh (Koefisien) 3.5310


PDRB 0.8070
Kontribusi (R2) 0.5876
M 0.0580 4.0527 0.0369 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) -0.7330
LABPAR 0.7390
Kontribusi (R2) 3.4651

Pengaruh (Koefisien) -9.2760


PDRB 0.8320
Kontribusi (R2) 0.8630
TPT 0.1050 0.9830 0.1083 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.9690
LABPAR 0.8830
Kontribusi (R2) 0.1200

Pengaruh (Koefisien) 1.0477


G PPP 0.1624 0.1624 0.5313 0.0505 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.5313

Pengaruh (Koefisien) 2.8510


AHH 0.0090
Kontribusi (R2) 1.0836
IPM 0.0060 0.9940 0.0013 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.0270
PPP 0.3870
Kontribusi (R2) -0.0896

Hal 3-64
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) 0.1690


LABPAR 0.0000
Kontribusi (R2) 0.9960
KRT 0.0000 1.0007 0.0011 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) -0.0110
PPP 0.6300
Kontribusi (R2) 0.0047

Pengaruh (Koefisien) 0.8310


PPAR 0.2010
Kontribusi (R2) 1.0250
PDRB 0.0000 1.0000 0.0017 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) -0.0220
KRT 0.9680
Kontribusi (R2) -0.0250

Pengaruh (Koefisien) -0.1040


LPE PDRB 0.2486 0.2486 0.4047 0.0111 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.4047

Pengaruh (Koefisien) 0.4824


IDKP 0.8339
Kontribusi (R2) 0.4713

Pengaruh (Koefisien) 0.6733


INVT 0.7609
Kontribusi (R2) 0.2931
PPAR 0.2606 0.9575 0.0248 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.2711
IDTH 0.9234
Kontribusi (R2) 0.1930

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


CPAB 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) -3.5020


V 0.1450
Kontribusi (R2) 0.4251

Pengaruh (Koefisien) 0.2400


IKU IPLH 0.1270 0.2030 0.6985 0.0287 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.2734

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


APLH 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000

Pengaruh (Koefisien) 0.0160


AJN 0.4400
Kontribusi (R2) 0.9190

Pengaruh (Koefisien) 0.0020


IKA KSAB 0.5960 0.0620 1.4902 0.0058 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.1322

Pengaruh (Koefisien) 0.0420


IPLH 0.1480
Kontribusi (R2) 0.4390

IKTL Pengaruh (Koefisien) 0.0020 0.0130 1.1740 0.0003 Signifikan


AJN -4.5060
Kontribusi (R2) 0.9920

IPLH Pengaruh (Koefisien) 0.0000 0.7520

Kontribusi (R2) 0.1820

Hal 3-65
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) 0.0000


APLH 0.0000
Kontribusi (R2) 0.0000
0.0150 0.8930 0.0008 Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.0110
KSAB 0.0150
Kontribusi (R2) 0.8930

Pengaruh (Koefisien) 0.1480


IKU 0.0010
Kontribusi (R2) 0.2785

Pengaruh (Koefisien) 1.0400


IKLH IKA 0.0000 0.0000 1.3975 0.0006 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.7910

Pengaruh (Koefisien) 8.7050


IKTL 0.0000
Kontribusi (R2) 0.3280

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap
estimasi model dapat dilakukan.

2. HASIL ESTIMASI MODEL KSPN TOBA


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA, CKdan
PnP telah memberikan manfaat dan dampak bagi KSPN TOBA. Untuk lebih jelasnya terkait hasil
estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.15
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan KSPN TOBA

Hal 3-66
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan KSPN Toba yakni pengaruhnya bagi indikator daya saing pariwisata, dan
peningkatan investasi bagi manfaat perkembangan wilayah pariwisata. Sementara untuk dampak,
pembangunan infrastruktur Jalan memberikan dampak besar bagi social, ekonomi makro, dan
juga lingkunngan terutama pada peningkatan PDRB dan LPE, penurunan tingkat pengangguran,
dan peningkatan indeks kualitas air.
 Manfaat Daya saing Pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing pariwisata dengan pengaruh sebesar
0.00147 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 0.002 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan investasi dengan
pengaruh sebesar 0.00086 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00194 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan pengaruh
sebesar 0.00029 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00162 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.00184 persen dari

Hal 3-67
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi


sebesar 0.00146 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar 0.01419 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.81011 persen.

Selain infrastruktur jalan, pembangunan infrastruktur SDA juga memberikan pengaruh manfaat
dan dampak bagi KSPN Toba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.16
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur SDA KSPN Toba

Hal 3-68
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur SDA untuk
pengembangan KSPN TOBA yakni pengaruhnya bagi daya saing pariwisata dan wilayah
pengembangan pariwisata. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur SDA
memberikan dampak besar bagi ekonomi makro, social, dan lingkungan.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya beli masyarakat dengan pengaruh sebesar
0.0000 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan SDA
terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan PDRB
pariwisata dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 0.0000 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00
persen.

Hal 3-69
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Sosial:Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar 0.0000 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada peningkatan indeks kualitas tutupan lahan dengan pengaruh sebesar -0.0341
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 73.61 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur Cipta Karya bagi KSPN TOBA dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.17
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Cipta Karya KSPN TOBA

Sumber: Olahan
Konsultan (2019)
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Infrastruktur Cipta Karya memberikan manfaat besar bagi
daya saing pariwisata khususnya untuk indicator daya saing tingkat harga, dan penerapan tenaga
kerja sektor pariwisata. Sementara dampak yang paling besar diberikan untuk penurunan indeks
kualitas air.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya saing
pariwisata lebih besar kepada indicator daya saing tingkat harga dengan pengaruh sebesar
0.027 persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 38.92 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan CK
terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada penyerapan tenaga kerja

Hal 3-70
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

sektor pariwisata dengan pengaruh sebesar 0.029 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 18.45 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan investasi dengan pengaruh sebesar 0.032 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 36.29 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak ekonomi makro lebih besar
kepada pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.094 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 18.46 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak lingkungnal lebih
besar kepada pengurangan Indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar -3.903 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 24.55 persen.

Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada KSPN Toba dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.18
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KSPN Toba

Hal 3-71
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan daya saing
pariwisata khususnya untuk indikator daya saing pariwisata juga investasi untuk manfaat wilayah
pengembangan pariwisata kawasan KSPN Toba. Infrastruktur PUPR juga memberikan dampak
social, ekonomi makro, dan lingkungan khususnya pada peningkatan kualitas tutupan lahan.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indicator daya saing pariwisata dengan pengaruh sebesar
0.019 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 14.11 persen.

 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan PUPR


terhadap manfaat wilayah pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan
Investasi dengan pengaruh sebesar 0.010 persen dari peningkatan anggaran pembangunan
PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.22 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada LPE dengan pengaruh sebesar 0.011 persen dari peningkatan

Hal 3-72
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 12.15
persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -0.032 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.20 persen.
 Dampak Lingkungan:Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada peningkatan Indeks kualitas tutupan lahan dengan pengaruh sebesar 0.101
persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 60.80 persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KSPN Toba


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat KSPN Toba. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan
rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.19
Rasio rasio dampak dan manfaat KSPN Toba

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Hal 3-73
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Berdasarkan tersebut diatas dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan
manfaat dan dampak terhadap KSPN Toba yakni infrastruktur Cipta Karya. Hal ini karena secara
merata infrastruktur cipta karya memberikan peningkatan untuk setiap indicator. Berdasarkan
hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap investasi peningkatan infrastruktur cipta karya sebesar
1 Milyar telah memberikan manfaat untuk peningkatan daya beli masyarakat sebesar
0.0018721825 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti
ini.

4. SKENARIO KSPN TOBA TAHUN 2020


Untuk membuat scenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan scenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak KSPN Toba berdasarkan gap program dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.20
Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KSPN Toba berdasarkan Gap Program

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Hal 3-74
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur Permukiman perlu menjadi focus
pengembangan di KSPN Toba. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur permukiman di
KSPN Toba tercatat sebesar 89,660 Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika disekenariokan
pembangunan selanjutnya berdasarkan gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat yang akan
diperoleh di KSPN Toba dapat dilihat pada Tabel 8. Interpretasi angka pada masing-masing
indicator yang tertera pada table, sebagai contoh pada indicator daya beli masyarakat yakni;
setiap peningkatan investasi infrastruktur permukiman / cipta karya sebesar 1 Milyar Rupiah akan
memberikan manfaat untuk peningkatan daya beli masyarakat sebesar 0.0018721825 Juta Rupiah
dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti ini. Namun, yang perlu
diperhatikan yakni ada dampak negative lingkungan yang ditimbulkan karena pembangunan
insfrastruktur utama ini. Jika diskenariokan Kementerian PUPR membangun infrastruktur sebesar
besaran Gap tahun 2018 maka besaran dampak dan manfaat yang akan diterima pada tahun 2020
yakni sebagaimana yang tertera dalam Tabel 5.21 (asumsi pelaksanaan selesai di tahun yang
sama).

Tabel 3.21
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR KSPN Toba tahun 2020

Hal 3-75
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel di atas menggambarkan bahwa jika diskenariokan infrastruktur KSPN Toba yang dibangun
sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat dan dampak dapat terlihat
seperti pada tabel. Sebagai contoh, indicator yang akan mengalami peningkatan sebagai akibat
focus pembangunan infrastruktur Cipta Karya yakni PDRB. Pada tahun 2019, PDRB sebesar
67,644,796.26 Milyar Rupiah akan meningkat menjadi 67,644,796.45 Milyar Rupiah pada tahun
2020. Indikator manfaat dan dampak di KSPN Toba rata-rata mengalami perubahan. Indikator
yang justru diprediksikan tetap yakni indicator kinerja logistic, tingkat ketimpangan, Indeks
pembangunan manusia dan indeks kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative aman untuk
keberlangsungan pembangunan ekonomi wilayah KSPN Toba.

3.5.3 Kawasan Pariwisata Mandeh


Bagian ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak KSPN MANDEH. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat; pertama, uji validitas

Hal 3-76
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat, skenario manfaat dan
dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).

VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE


ERROR (RMSE)
Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah KSPN Andeh memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut dapat dilihat dari tingkat
probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu, RSME menunjukan nilai
derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil pengujian model yang dibuat.
Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan wilayah dengan infrastruktur
PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh persamaan tidak ada yang memiliki
tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario pendugaan tidak memiliki nilai yang bias.
Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.22
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

0.998248
KTSA ISDA 0.007 0.007 0.936 0.169 Signifikan
0.936070

1.072611
LSPAB ISDA 0.010 0.010 0.920 0.205 Signifikan
0.919530

1.005732
KPDR ISDA 0.000 0.006 0.941 0.164 Signifikan
0.940590

1.331907
AJN IJL 0.003 0.003 0.962 0.132 Signifikan
0.962220

1.914243
IPLH ICK 0.002 0.002 0.971 0.117 Signifikan
0.971000

1.641859
PBLH IPER 0.011 0.011 0.914 0.197 Signifikan
0.913920

1.641859
PPLH IPER 0.011 0.011 0.914 0.000 Signifikan
0.913920

KSAB KTSA 0.901720 0.002 0.002 0.998 0.000 Signifikan

0.495059

Hal 3-77
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

0.916459
LSPAB 0.001
0.503151

-0.052143
CPAB KTSA 0.115 0.000 0.618 0.027 Signifikan
0.618270

-0.255690
KLBA IPLH 0.012 0.012 0.908 0.056 Signifikan
0.513543

0.000000
PPLH 0.000
0.000000
APLH 0.000 1.000 0.000 Signifikan
1.000000
PBLH 0.000
0.999790

4.003705
T 0.166
0.644736
V 0.180 0.820 0.154 Signifikan
1.091400
AJN 0.113
0.175754

2.893230
IDTH 0.084
0.959517
PPP 0.022 0.978 0.015 Signifikan
0.057148
APLH 0.404
0.018953

-0.053010
KLBA 0.227
0.839935
AHH 0.132 0.681 0.004 Signifikan
0.010020
APLH 0.356
0.158765

0.805221
AJN 0.035
0.565758
T 0.013 0.987 0.020 Signifikan
0.600220
IPLH 0.061
0.158765

0.667088
RMT T 0.054 0.054 0.760 0.054 Signifikan
0.759920

0.315522
RMT 0.011
0.139059
IDTH 0.013 0.987 0.006 Signifikan
1.923664
AHH 0.116
0.847811

IDKP RMT 0.000035 0.064 0.303 0.697 0.158 Signifikan

0.048079

Hal 3-78
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

0.000471
INVT 0.956
0.648861

17.148420
IDKP 0.678
0.465951

6.781750
TII PPAR 0.706 0.188 0.812 0.150 Signifikan
0.184271

5.953175
IDTH 0.931
0.161758

0.083940
INVT TII 0.025 0.025 0.854 0.032 Signifikan
0.854470

1.271131
PPAR 0.352
0.318716
LABPAR 0.001 0.999 0.018 Signifikan
2.712614
INVT 0.306
0.680144

-0.910896
PDRB 0.137
0.740839
M 0.012 0.988 0.006 Signifikan
-0.303810
LABPAR 0.065
0.247091

-1.988589
PDRB 0.050
0.626852
TPT 0.034 0.966 0.065 Signifikan
-1.075610
LABPAR 0.228
0.339058

-0.472387
G PPP 0.375 0.375 0.265 0.265 Signifikan
0.264960

0.479381
AHH 0.533
0.739421
IPM 0.157 0.843 0.004 Signifikan
0.067010
PPP 0.238
0.103359

0.220879
LABPAR 0.699
0.705765
KRT 0.033 0.967 0.020 Signifikan
0.081657
PPP 0.040
0.260915

PDRB PPAR 0.558304 0.053 0.004 0.99575 0.007 Signifikan

0.919807

Hal 3-79
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

0.046096
KRT 0.863
0.075943

0.329250
LPE PDRB 0.142 0.142 0.566 0.027 Signifikan
0.566310

0.247450
IDKP 0.836
0.100749

1.576159
INVT 0.137
0.641729
PPAR 0.003 0.997 0.011 Signifikan
0.633113
IDTH 0.686
0.257770

-0.008912
CPAB 0.000
0.003628

-0.041290
V 0.3982
0.016527

-0.517130
IKU IPLH 0.5338 0.8649 0.42084 0.07641 Signifikan
0.206994

-0.492960
APLH 0.7488
0.197319

-1.176919
AJN 0.459
0.450669

-0.960980
IKA KSAB 0.421 0.1543 0.98523 0.09395 Signifikan
0.367981

-0.435020
IPLH 0.7027
0.166579

-0.425160
AJN 0.0275
0.557620
0.0115 0.98846 0.00914 Signifikan
-0.328496
IPLH 0.044
0.430840

-0.059920
APLH 0.1675
0.133705
0.0602 0.89791 0.02719 Signifikan
-0.342480
KSAB 0.2113
IKTL 0.764205

IKLH 0.393804 0.0602 0.99776 0.00617 Signifikan


IKU 0.1247
0.598208

IKA 0.192142 0.0624

Hal 3-80
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

0.291874

0.070885
IKTL 0.692
0.107678

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap
estimasi model dapat dilakukan.

2. HASIL ESTIMASI MODEL KSPN MANDEH


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA, CKdan
PnP telah memberikan manfaat dan dampak bagi KSPN MANDEH. Untuk lebih jelasnya terkait
hasil estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 3.23
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan KSPN MANDEH

Hal 3-81
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan KSPN MANDEH yakni pengaruhnya bagi daya saing pariwisata dan ekonomi
wilayah pengembangan pariwisata khususnya penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata KSPN
MANDEH. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur Jalan memberikan dampak
besar bagi ekonomi makro, social dan lingkungan sekitar wilayah KSPN Mandeh yakni pengaruh
pada penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran terbuka, dan kualitas lingkungan hidup
 Manfaat Daya saing Pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing pariwisata dengan pengaruh
sebesar 2.313265 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 1.70 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan penyerapan
tenaga kerja sektor pariwisata dengan pengaruh sebesar 0.708397 persen dari peningkatan

Hal 3-82
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 1.46
persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar -
0.352008 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 0.82 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -1.060587 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 1.02 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas lingkungan hidup dengan pengaruh sebesar -
0,761119 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 18.67 persen.

Selain infrastruktur jalan, pembangunan infrastruktur SDA juga memberikan pengaruh manfaat
dan dampak bagi KEK Lhokseumawe – Arun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 3.24
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur SDA KSPN Mandeh

Hal 3-83
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur SDA untuk
pengembangan KSPN MANDEH yakni pengaruhnya bagi penguasaan teknologi untukmanfaat
daya saing pariwisata dan peningkatan PDRB KSPN MANDEH untuk manfaat ekonomi wilayah
pengembangan pariwisata. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur SDA
memberikan dampak besar bagi social yakni pengaruh pada penurunan tingkat pengangguran
terbuka.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing dengan pengaruh sebesar
0.003146 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 0.04 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan SDA
terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan penyerapan
tenaga kerja sektor pariwisata dengan pengaruh sebesar 0.000590 persen dari peningkatan

Hal 3-84
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.07
persen.
 Dampak Ekonomi Makro:Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar -
0.000421persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 0.16persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat penangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.001161 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.15 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas lingkungan air dengan pengaruh sebesar -
3.618275 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 68.16 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur Cipta Karya bagi KSPN MANDEH
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.25
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Cipta KaryaKSPN MANDEH

Hal 3-85
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menunjukkan bahwa Infrastruktur Cipta Karya memberikan manfaat besar bagi daya
saing pariwisata khususnya untuk indikator daya beli masyarakat dan manfaat besar untuk
ekonomi wilayah pengembangan pariwisata yakni untuk PDRB. Sementara untuk dampak
ekonomi makro, sosial, dan lingkungan terjadi penurunan tingkat kemiskinan, peningkatan indeks
pembangunan manusia, dan penurunan indeks kualitas udara.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indicator daya beli masyarakat yang memiliki pengaruh
sebesar 0.153888 persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 34.75 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan PDRB
pariwisata dengan pengaruh sebesar 0.031866 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 24.27 persen.

Hal 3-86
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak ekonomi makro


lebih besar kepada penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar -0.055572
persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 17.98 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak ekonomi makro lebih besar
kepada peningkatan indeks pembangunan manusia dengan pengaruh sebesar 0.017778
persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 8.51 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada penurunan Indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar -0.989912 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 20.0 persen.

Selain itu pengaruh infrastruktur Perumahan terhadap manfaat dan dampak pada KSPN
MANDEH dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.26
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Perumahan di KSPN MANDEH

Hal 3-87
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menunjukkan bahwa Infrastruktur perumahan memberikan manfaat besar bagi daya
saing pariwisata khususnya untuk indicator daya beli masyarakat, daya saing tingkat, indikator
keterbukaan, dan indikator daya saing dan manfaat besar untuk ekonomi wilayah pengembangan
pariwisata yakni untuk penyerapan tenaga kerja sector pariwisata, investasi, dan penyerapan
tenaga kerja sektor pariwisata. Sementara dampak yang paling besar diberikan untuk peningkatan
indeks kualitas lingkungan hidup.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan perumahan terhadap manfaat
daya saing pariwisata lebih besar kepada indicator daya beli masyarakat, daya saing
tingkat, keterbukaan, dan indikator daya saing dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan perumahan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan
perumahan terhadap manfaat pengembangan pariwisata lebih besar kepada peningkatan
PDRB pariwisata, investasi, dan penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata dengan

Hal 3-88
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan anggaran pembangunan perumahan


sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan perumahan terhadap dampak
ekonomi makro lebih besar kepada peningkatan PDRB, Laju pertumbuhan ekonomi, dan
tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan perumahan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan perumahan terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan indeks pembangunan manusia dengan pengaruh sebesar
0.00000 persen dari peningkatan anggaran pembangunanperumahan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 21.46 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan perumahan terhadap dampak lingkungnal
lebih besar kepada Indeks kualitas llingkungan hidup dengan pengaruh sebesar 0.417732
persen dari peningkatan anggaran pembangunan perumahan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 37.71 persen.

Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada KSPN MANDEH dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.27
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KSPN MANDEH

Hal 3-89
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan daya saing
pariwisata khususnya untuk indikator daya saing dan untuk manfaat ekonomi wilayah
pengembangan pariwisata memberikan manfaat terhadap penyerapan tenaga kerja sektor
pariwisata KSPN Mandeh. Infrastruktur PUPR juga memberikan dampak ekonomi makro, social
dan lingkungan yang signifikan yakni terhadap penurunan tingkat kemiskinan, tingkat
pengangguran terbuka (TPT) dan indeks kualitas lingkungan hidup.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat daya saing pariwisata lebih besar kepada indicator daya saing pengaruh sebesar
1.035843 persen dari peningkatan anggaran pembangunan infrastruktur PUPR sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 2.579 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Pariwisata: Pengaruh pembangunan
infrastruktur PUPR terhadap manfaat ekonomi wilayah pengembangan pariwisata lebih
besar kepada penyerapan tenaga kerja sektor Pariwisata dengan pengaruh sebesar 0.290429
persen dari peningkatan anggaran pembangunan infrastrukturPUPR sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 7.579 persen.

Hal 3-90
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan infrastruktur PUPR terhadap dampak


ekonomi makro lebih besar kepada penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar
-0.155827 persen dari peningkatan anggaran pembangunan infrastruktur PUPR sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 5.542 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan infrastruktur PUPR terhadap dampak sosial lebih
besar kepada pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -0.438551 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan infrastrukturPUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 2.376 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan infrastruktur PUPR terhadap dampak
lingkungan lebih besar kepada Indeks kualitas lingkungan hidup dengan pengaruh sebesar -
0.839780persen dari peningkatan anggaran pembangunan infrastrukturPUPR sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 42.16 persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KSPN MANDEH


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat KSPN MANDEH. Untuk lebih jelasnya hasil
perhitungan rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.28
Rasio rasio dampak dan manfaat KSPN MANDEH

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Hal 3-91
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan manfaat
dan dampak terhadap KSPN MANDEH yakni infrastruktur SDA dan Cipta Karya. Hal ini karena
secara merata infrastruktur jalan dan cipta karya memberikan peningkatan untuk setiap indicator.
Berdasarkan hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap investasi peningkatan infrastruktur SDA
sebesar 1 Milyar telah memberikan manfaat untuk peningkatan PDRB sebesar 76,374 Juta
Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti ini.

4. SKENARIO KSPN MANDEH TAHUN 2020


Untuk membuat scenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan scenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak KSPN MANDEH berdasarkan gap program dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.29
Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KSPN MANDEH berdasarkan Gap Program
Penambahan Nilai Indikator Sekenario Berdasarkan Gap Konreg
2018
Manfaat/Dampak Indikator Satuan Indeks
BM SDA CK PNP PUPR
Indikator Daya Beli Masyarakat Juta Rupiah 0.0000 0.0000 0.0162 0.0000 0.0162
Indikator Daya Saing Tingkat Harga Indeks 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.0001
Daya Saing Pariwisata
Indikator Keterbukaan Pariwisata Indeks 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Indikator Daya Saing Pariwisata Indeks 0.0000 0.0003 0.0181 0.0000 0.0183
Peningkatan PDRB Pariwisata Juta Rupiah 0.0000 0.1555 2.4099 0.0000 2.5654
Ekonomi Wilayah Investasi Juta Rupiah 0.0000 0.0057 0.4599 0.0000 0.4655
Pengembangan Pariwisata
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
orang 0.0000 0.0416 2.7422 0.0000 2.7838
Pariwisata
PDRB Juta Rupiah 0.0000 8.4011 551.8770 0.0000 560.2781
Dampak Ekonomi Makro LPE Persen 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Tingkat Kemiskinan orang 0 0 -4 0 -4
Tingkat Pengangguran Terbuka persen 0.0000 0.0000 -0.0008 0.0000 -0.0002
Dampak Sosial Tingkat Ketimpangan (Gini Ratio) Ratio 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Indeks Pembangunan Manusia Indeks 0.0000 0.0000 0.0024 0.0000 0.0006
Indeks Kualitas Udara Indeks 0.0000 0.0000 -0.0017 -0.0004 -0.0005
Indeks Kualitas Air Indeks 0.0000 -0.0074 -0.0009 -0.0025 -0.0027
Indeks Kualitas Tutupan Lahan Indeks 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Dampak Lingkungan

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur SDA perlu menjadi focus pengembangan
di KSPN MANDEH. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur SDA di KSPN MANDEH
tercatat sebesar 110 Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika disekenariokan pembangunan
selanjutnya berdasarkan gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat yang akan diperoleh di KSPN

Hal 3-92
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

MANDEH dapat dilihat pada Tabel 8. Interpretasi angka pada masing-masing indicator yang
tertera pada table, sebagai contoh pada indicator daya beli masyarakat yakni; setiap peningkatan
infrastruktur SDA sebesar 1 Milyar Rupiah akan memberikan manfaat untuk peningkatan PDRB
sebesar 8.4011 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti
ini. Namun, yang perlu diperhatikan yakni ada dampak negative lingkungan yang ditimbulkan
karena pembangunan insfrastruktur utama ini. Jika disekenariokan Kementerian PUPR
membangun infrastruktur sebesar besaran Gap tahun 2018 maka besaran dampak dan manfaat
yang akan diterima pada tahun 2020 yakni sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini.
(asumsi pelaksanaan selesai di tahun yang sama).

Tabel 3.30
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR KSPN MANDEH tahun 2020

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel tersebut diatas menggambarkan bahwa jika disekenariokan infrastruktur KSPN MANDEH
yang dibangun sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat dan dampak
dapat terlihat seperti pada tabel. Sebagai contoh, indicator yang akan mengalami peningkatan
sebagai akibat focus pembangunan infrastruktur SDA yakni PDRB. Pada tahun 2019,PDRB
sebesar 9,512,861.37 Milyar Rupiah akan meningkat menjadi 9,513,421.65 Milyar Rupiah pada
tahun 2020. Indikator manfaat dan dampak di KSPN MANDEH rata-rata mengalami perubahan.
Indikator yang justru diprediksikan tetap yakni indicator kinerja logistic, tingkat ketimpangan,

Hal 3-93
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Indeks pembangunan manusia dan indeks kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative aman
untuk keberlangsungan pembangunan ekonomi wilayah KSPN MANDEH

3.5.4 Kawasan Metro Patung Raya Agung


Bagian ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak Kawasan Metro Patungraya. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat; pertama, uji
validitas model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat, skenario
manfaat dan dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).

VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE


ERROR (RMSE)
Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah Kawasan Metro Patungraya memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut dapat
dilihat dari tingkat probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu, RSME
menunjukan nilai derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil pengujian model
yang dibuat. Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan wilayah dengan
infrastruktur PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh persamaan tidak ada
yang memiliki tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario pendugaan tidak memiliki
nilai yang bias. Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.31
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilitas Probabilitas RMS
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Pengaruh 0.4845
KTSA ISDA 0.0072 0.0072 0.9347 0.2326 signifikan
Kontribusi (r2) 0.9347

Pengaruh 0.1855
LSPAB ISDA 0.0357 0.0357 0.8154 0.1465 signifikan
Kontribusi (r2) 0.8154

Pengaruh 0.5123
KPDR ISDA 0.0002 0.0002 0.9935 0.0755 signifikan
Kontribusi (r2) 0.9935

Pengaruh 0.1594
AJN IJL 0.0889 0.0889 0.6730 0.1577 signifikan
Kontribusi (r2) 0.6730

IPLH ICK Pengaruh 4.2396 0.0021 0.0021 0.9710 0.1630 signifikan

Kontribusi (r2) 0.9710

Hal 3-94
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Pengaruh 0.6024
PBLH IPER 0.0001 0.0001 0.9991 0.1201 signifikan
Kontribusi (r2) 0.9991

Pengaruh 0.1373
PPLH IPER 0.0004 0.0004 0.9898 0.0900 signifikan
Kontribusi (r2) 0.9898

Pengaruh 0.0991
KTSA 0.4896
Kontribusi (r2) 0.266102
KSAB 0.0200 0.9800 0.1658 signifikan
Pengaruh 0.2659
LSPAB 0.1159
Kontribusi (r2) 0.713848

Pengaruh -0.2345
CPAB KTSA 0.0708 0.0708 0.7158 0.1346 signifikan
Kontribusi (r2) 0.7158

Pengaruh -0.1675
KLBA IPLH 0.2464 0.2464 0.4075 0.0748 signifikan
Kontribusi (r2) 0.4075

Pengaruh 0.2648
PPLH 0.6298
Kontribusi (r2) 0.289229

Pengaruh 0.5444
APLH PBLH 0.0489 0.0077 1.0000 0.0238 signifikan
Kontribusi (r2) 0.594733

Pengaruh 0.1062
IPLH 0.3255
Kontribusi (r2) 0.021525

Pengaruh 4.2846
T 0.0815
Kontribusi (r2) 0.845487
V 0.1004 0.8996 0.0480 signifikan
Pengaruh 0.2743
AJN 0.1288
Kontribusi (r2) 0.054123

Pengaruh 0.8822
IDTH 0.2539
Kontribusi (r2) 0.578744

Pengaruh 0.0188
PPP APLH 0.1925 0.1779 0.9804 0.0164 signifikan
Kontribusi (r2) 0.012304

Pengaruh 0.5934
LABI 0.1794
Kontribusi (r2) 0.389312

Pengaruh -0.0006
KLBA 0.6001
Kontribusi (r2) 0.032331

Pengaruh 0.0155
AHH APLH 0.0591 0.0200 0.9998 0.0007 signifikan
Kontribusi (r2) 0.826217

Pengaruh 0.0027
IPLH 0.2257
Kontribusi (r2) 0.016500

T AJN Pengaruh 0.1425 0.0085 0.0049 0.9951 0.0072 signifikan

Kontribusi (r2) 0.885580

Hal 3-95
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Pengaruh 0.0176
IPLH 0.0395
Kontribusi (r2) 0.109530

Pengaruh 0.5680
RMT T 0.0505 0.0505 0.7699 0.0263 signifikan
Kontribusi (r2) 0.7699

Pengaruh 4.9000
RMT 0.0121
Kontribusi (r2) 0.402181
IDTH 0.0069 0.9931 0.0815 signifikan
Pengaruh 7.2000
AHH 0.0247
Kontribusi (r2) 0.590959

Pengaruh 0.9708
RMT 0.6709
Kontribusi (r2) 0.143119
IDKP 0.0014 0.9986 0.0030 signifikan
Pengaruh 5.8026
INVT 0.0158
Kontribusi (r2) 0.855481

Pengaruh 0.7322
IDKP 0.0803
Kontribusi (r2) 0.187200

Pengaruh 1.5165
TII PPAR 0.4530 0.0321 0.9994 0.0130 signifikan
Kontribusi (r2) 0.388225

Pengaruh 1.6600
IDTH 0.1755
Kontribusi (r2) 0.508865

Pengaruh 0.0836
V 0.8694
Kontribusi (r2) 0.333515
IKL 0.2099 0.7901 0.0771 signifikan
Pengaruh 0.1145
AJN 0.1728
Kontribusi (r2) 0.456585

Pengaruh 1.1671
PBOK IKL 0.6173 1.6173 0.0932 0.1098 signifikan
Kontribusi (r2) 0.0932

Pengaruh 0.8720
INVT 0.0850
Kontribusi (r2) 0.391674

Pengaruh -0.2966
PTEK PBOK 0.0772 0.0147 0.9999 0.0056 signifikan
Kontribusi (r2) 0.133243

Pengaruh 1.0575
IKL 0.0725
Kontribusi (r2) 0.696435

Pengaruh 0.1642
RCA 0.2241
Kontribusi (r2) 0.142508
PDRBI 0.0025 0.9976 0.0049 signifikan
Pengaruh 0.9851
IKP 0.2961
Kontribusi (r2) 0.855042

Pengaruh 1.4250
LABI INVT 0.0197 0.0197 0.8741 0.0790 signifikan
Kontribusi (r2) 0.8741

RCA PTEK Pengaruh 0.3224 0.0000 0.0000 1.0000 0.0000 signifikan

Hal 3-96
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi (r2) 0.020836

Pengaruh 14.1514
IKP 0.0000
Kontribusi (r2) 0.914664

Pengaruh -0.6112
CPAB 0.0000
Kontribusi (r2) 0.039502

Pengaruh -0.3868
PBOK 0.0000
Kontribusi (r2) 0.024998

Pengaruh 0.0404
TII 0.8527
Kontribusi (r2) 0.075264
INVT 0.0118 0.9882 0.0195 signifikan
Pengaruh 0.4904
RCA 0.1457
Kontribusi (r2) 0.912906

Pengaruh 0.2500
IKP INVT 0.0000 0.0000 1.0000 0.0060 signifikan
Kontribusi (r2) 1.0000

Pengaruh 6.1818
PPAR 0.0974
Kontribusi (r2) 0.754773
LABPAR 0.0116 0.9884 0.0219 signifikan
Pengaruh 1.9136
INVT 0.2015
Kontribusi (r2) 0.233647

Pengaruh 0.2268
INVT 0.3260
Kontribusi (r2) 0.565558

Pengaruh 0.1447
PPAR IDTH 0.4543 0.0920 0.9948 0.0090 signifikan
Kontribusi (r2) 0.364530

Pengaruh 0.0275
IDKP 0.6192
Kontribusi (r2) 0.112252

Pengaruh 0.0713
PPP 0.7351
Kontribusi (r2) 0.708125

Pengaruh -0.0202
PLAB KLBA 0.2610 0.2673 0.9553 0.0114 signifikan
Kontribusi (r2) 0.220155

Pengaruh 0.0047
APLH 0.4784
Kontribusi (r2) 0.007659

Pengaruh -0.5555
PDRB 0.1047
Kontribusi (r2) 0.894498

Pengaruh -0.018410
M LABPAR 0.8332 0.0613 0.9977 0.0041 signifikan
Kontribusi (r2) 0.029785

Pengaruh -0.0457
LABI 0.4400
Kontribusi (r2) 0.0734

TPT PDRB Pengaruh -1.5036 0.0935 0.0425 0.9989 0.0099 signifikan

Kontribusi (r2) 0.732146

Hal 3-97
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Pengaruh -0.3647
LABPAR 0.2714
Kontribusi (r2) 0.177972

Pengaruh -0.1831
LABI 0.2940
Kontribusi (r2) 0.5563

Pengaruh -0.1195
PPP 0.1637
Kontribusi (r2) 0.022318

Pengaruh 3.6099
G M 0.0634 0.0140 0.9999 0.0021 signifikan
Kontribusi (r2) 0.674275

Pengaruh 1.6250
TPT 0.0395
Kontribusi (r2) 0.309517

Pengaruh 0.0145
AHH 0.9640
Kontribusi (r2) 0.060604
IPM 0.4091 0.5909 0.0010 signifikan
Pengaruh 0.1273
PPP 0.3636
Kontribusi (r2) 0.530306

Pengaruh 0.4890
LABPAR 0.2011
Kontribusi (r2) 0.385651

Pengaruh 0.5302
KRT PPP 0.1082 0.2655 0.9559 0.0260 signifikan
Kontribusi (r2) 0.457609

Pengaruh 0.1929
LABI 0.0640
Kontribusi (r2) 0.090268

Pengaruh 1.3194
PPAR 0.5796
Kontribusi (r2) 0.941233
PDRB 0.0072 0.9928 0.0105 signifikan
Pengaruh 0.0722
PDRBI 0.9714
Kontribusi (r2) 0.051537

Pengaruh 3.3333
PDRB 0.3701
Kontribusi (r2) 0.666172
LPE 0.0157 0.9843 0.0159 signifikan
Pengaruh 1.5917
INVT 0.5094
Kontribusi (r2) 0.318098

Pengaruh -0.4817
V 0.1248
Kontribusi (r2) 0.740275

Pengaruh -0.0561
IKU IPLH 0.1815 0.1958 0.9762 0.0130 signifikan
Kontribusi (r2) 0.090471

Pengaruh -0.0974
APLH 0.1644
Kontribusi (r2) 0.365715

IKA Pengaruh 0.1065 0.0000 1.0000 0.0000 signifikan


KLIG 0.0000
Kontribusi (r2) 0.031481

KSAB Pengaruh -0.4722 0.0000

Hal 3-98
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi (r2) 0.139610

Pengaruh -2.4528
AJN 0.0000
Kontribusi (r2) 0.725109

Pengaruh -0.3511
IPLH 0.0000
Kontribusi (r2) 0.103800

Pengaruh -0.3252
KLIG 0.0789
Kontribusi (r2) 0.814687

Pengaruh -0.0642
IKTL AJN 0.1415 0.0277 0.9995 0.0037 signifikan
Kontribusi (r2) 0.160914

Pengaruh -0.0096
IPLH 0.1538
Kontribusi (r2) 0.096401

Pengaruh -0.0259
APLH 0.0453
Kontribusi (r2) 0.044563
IKTL 0.0895 0.9105 0.0280 signifikan
Pengaruh -0.5029
KSAB 0.0676
Kontribusi (r2) 0.865897

Pengaruh 0.3383
IKU 0.0103
Kontribusi (r2) 0.410360

Pengaruh 0.2834
IKLH IKA 0.0096 0.0169 0.9998 0.0004 signifikan
Kontribusi (r2) 0.343920

Pengaruh 0.2025
IKTL 0.0153
Kontribusi (r2) 0.416686

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap
estimasi model dapat dilakukan.

2. HASIL ESTIMASI MODEL KAWASAN METRO PATUNGRAYA


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA, CK dan
PnP telah memberikan manfaat dan dampak bagi Kawasan Metro Patungraya. Untuk lebih
jelasnya terkait hasil estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.32
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan Kawasan Metro Patung Raya

Hal 3-99
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan Kawasan Metro Patungraya pengaruhnya bagi produktivitas pertanian, daya saing
industry, daya saing pariwisata, dan manfaat ekonomi wilayah metro. Sementara untuk dampak,
pembangunan infrastruktur Jalan memberikan dampak besar bagi ekonomi makro, sosial dan
lingkungan sekitar wilayah metro patungraya yakni pengaruh pada peningkatan PDRB dan lpe,
penurunan tingkat pengangguran terbuka, dan penutunan indeks kualitas air.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.04372 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 3.64
persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada daya saing industri RCA dengan pengaruh sebesar 0.25310

Hal 3-100
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 14.83 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada penguasaan teknologi dengan pengaruh sebesar 6.2428
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 20.78 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat
pengembangan metro lebih besar kepada penyerapan tenaga kerja sektor industri dengan
pengaruh sebesar 0.07669 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 3.30 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan
pengaruh sebesar 0.01931 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 4.21 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.05701 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 3.67 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas lingkungan udara dengan pengaruh sebesar -
0.39094 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 48.80 persen.
Selain infrastruktur jalan, pembangunan infrastruktur SDA juga memberikan pengaruh manfaat
dan dampak bagi Kawasan Metro Patung Raya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.33
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur SDAKawasan Metro Patung Raya

Hal 3-101
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur SDA untuk
pengembangan Kawasan Metro Patung Raya yakni pengaruhnya bagi produktivitas pertanian,
indikator daya saing industri RCA, indikator keterbukaan destinasi pariwisata, dan penyerapan
tenaga kerja sektor industri. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur SDA
memberikan dampak besar bagi ekonomi makro, social, dan lingkungan.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00
persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada daya saing industri RCA dengan pengaruh sebesar 0.06945
persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 2.64 persen.

Hal 3-102
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator keterbukaan destinasi pariwisata dengan
pengaruh sebesar 0.19764 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 2.06 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat
pengembangan metro lebih besar kepada penyerapan tenaga kerja sektor industri dengan
pengaruh sebesar 0.04854 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 2.11 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan
pengaruh sebesar 0.01878 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 1.52 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat ketimpangan dengan pengaruh sebesar -0.11467 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 1.85 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas air dan tutuppan lahan dengan pengaruh sebesar
-0.05825 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 13.05 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur Cipta Karya bagi Kawasan Metro
Patung Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.34
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Cipta Karya Kawasan Metro Patung Raya

Hal 3-103
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menunjukkan bahwa Infrastruktur Cipta Karya memberikan manfaat besar bagi
produktivitas pertanian, daya saing industri, daya saing pariwisata, dan manfaat wilayah ekonomi
metro. Sementara dampak yang paling besar diberikan untuk peningkatan PDRB dan LPE, juga
penurunan ketimpangan, dan penurunan kualitas air.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.0000 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada daya saing RCA dengan pengaruh sebesar 0.06945 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 2.64 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada inidikator daya saing pariwisata dengan pengaruh
sebesar 0.6687982 persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 20.78 persen.

Hal 3-104
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat


pengembangan metro lebih besar kepada penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata dengan
pengaruh sebesar 0.42701 persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 2.18 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan pengaruh
sebesar 0.29818 persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 3.13 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat ketimpangan dengan pengaruh sebesar -0.07424 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 17.77 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar -1.48859 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 10.08 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur PnP bagi Kawasan Metro Patung Raya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.35
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PnP Kawasan Metro Patung Raya

Hal 3-105
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Pada tabel diatas terlihat bahwa pengaruh besar infrastruktur PnP untuk pengembangan Kawasan
Metro Patung Raya yakni pengaruhnya bagi produktivitas, daya saing industri, daya saing
pariwisata, dan ekonomi wilayah metro. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur
PnP memberikan dampak besar bagi ekonomi makro, social dan lingkungan Kawasan Metro
Patung Raya yakni pengaruhnya pada penurunan tingkat ketimpangan, penurunan indeks kualitas
udara.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.0000 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada produktivitas tenaga kerja dengan pengaruh sebesar 0.00218
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 1.44 persen.

Hal 3-106
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing tingkat harga dengan pengaruh
sebesar 0.00563 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 72.74 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat
pengembangan metro lebih besar kepada peningkatan PDRB pariwisata dengan pengaruh
sebesar 0.00081 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 26.52 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan
pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat ketimpangan (gini ratio) dengan pengaruh sebesar -0.00082 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.02 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar -0.00055 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 26.60 persen.

Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada Kawasan Metro Patung Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.36
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di Kawasan Metro Patung Raya

Hal 3-107
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan daya saing
industry khususnya untuk daya saing industri RCA dan untuk manfaat daya saing pariwisata,
juga manfaat ekonomi wilayah metro. Infrastruktur PUPR juga memberikan dampak ekonomi
makro, social dan lingkungan yang signifikan yakni terhadap penurunan tingkat pengangguran
terbuka (TPT) dan penurunan indeks kualitas air.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.0000 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00 persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing industri lebih besar kepada daya saing RCA dengan pengaruh sebesar 0.25299 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 14.82 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing pariwisata dengan pengaruh

Hal 3-108
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

sebesar 0.16600 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.73 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat
pengembangan metro lebih besar kepada indikator daya beli masyarakat dengan pengaruh
sebesar 0.07139 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 5.64 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan
pengaruh sebesar 0.01938 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 4.21 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.05700 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 3.67 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar -0.39111 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 48.78 persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KAWASAN METRO PATUNG RAYA


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat Kawasan Metro Patung Raya. Untuk lebih jelasnya hasil
perhitungan rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.37
Rasio rasio dampak dan manfaat Kawasan Metro Patung Raya

Hal 3-109
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan manfaat
dan dampak terhadap Kawasan Metro Patung Rayayakni infrastruktur Jalan dan Cipta Karya. Hal
ini karena secara merata infrastruktur jalan dan cipta karya memberikan peningkatan untuk setiap
indikator. Berdasarkan hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap investasi peningkatan
infrastruktur jalan sebesar 1 Milyar telah memberikan manfaat untuk peningkatan daya beli
masyarakat sebesar 0.00000847 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya
pun sama seperti ini.

4. SKENARIO KAWASAN METRO PATUNG RAYA TAHUN 2020


Untuk membuat scenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan scenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak Kawasan Metro Patung Raya berdasarkan gap
program dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.38
Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di Kawasan Metro Patung Raya berdasarkan Gap
Program

Hal 3-110
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur SDA perlu menjadi focus pengembangan
di Kawasan Metro Patung Raya. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur SDA di Kawasan
Metro Patung Rayatercatat sebesar 85.000 Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika
disekenariokan pembangunan selanjutnya berdasarkan gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat
yang akan diperoleh di Kawasan Metro Patung Raya dapat dilihat pada Tabel 8. Interpretasi
angka pada masing-masing indicator yang tertera pada table, sebagai contoh pada indikator daya
beli masyarakat yakni; setiap peningkatan investasi infrastruktur SDA sebesar 1 Milyar Rupiah
akan memberikan manfaat untuk peningkatan daya beli masyarakat sebesar 0.000085 Juta Rupiah
dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti ini. Namun, yang perlu
diperhatikan yakni ada dampak negative lingkungan yang ditimbulkan karena pembangunan
insfrastruktur utama ini. Jika disekenariokan Kementerian PUPR membangun infrastruktur
sebesar besaran gap tahun 2018 maka besaran dampak dan manfaat yang akan diterima pada
tahun 2020 yakni sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini (asumsi pelaksanaan selesai di
tahun yang sama).
Tabel 3.39
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR Kawasan Metro Patung Raya tahun
2020

Hal 3-111
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menggambarkan bahwa jika disekenariokan infrastruktur Kawasan Metro Patung
Raya yang dibangun sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat dan
dampak dapat terlihat seperti pada tabel. Sebagai contoh, indicator yang akan mengalami
peningkatan sebagai akibat focus pembangunan infrastruktur SDA yakni PDRB. Pada tahun
2019, PDRB sebesar 143,676,486.0260 Milyar Rupiah akan meningkat menjadi
143,718,477.0639 Milyar Rupiah pada tahun 2020. Indikator manfaat dan dampak di Kawasan
Metro Patung Raya rata-rata mengalami perubahan. Indikator yang justru diprediksikan tetap
yakni indicator kinerja logistic, tingkat ketimpangan, Indeks pembangunan manusia dan indeks
kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative aman untuk keberlangsungan pembangunan
ekonomi wilayah Kawasan Metro Patung Raya.

3.5.5 Kawasan Industri Wilmar


Bagian ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak KI WILMAR. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat; pertama, uji validitas
model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat, skenario manfaat dan
dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).

Hal 3-112
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE


ERROR (RMSE)
Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah KI WILMAR memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut dapat dilihat dari tingkat
probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu, RSME menunjukan nilai
derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil pengujian model yang dibuat.
Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan wilayah dengan infrastruktur
PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh persamaan tidak ada yang memiliki
tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario pendugaan tidak memiliki nilai yang bias.
Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.40
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) 0.558 Signifikan


dan Modal
CPAB KTSA 0.057 0.057 0.751 0.057
dapat
Kontribusi (R2) 0.751
diterima

Pengaruh (Koefisien) -0.205 Signifikan


dan Modal
KLBA IPLH 0.078 0.078 0.716 0.118
dapat
Kontribusi (R2) 0.716
diterima

Pengaruh (Koefisien) 0.332 Signifikan


PPLH 0.141 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.265 dapat
diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.137
APLH PBLH 0.469 0.052 0.998 0.004
Kontribusi (R2) 0.275

Pengaruh (Koefisien) 0.357


PPP 0.072
Kontribusi (R2) 0.458

Pengaruh (Koefisien) 0.124 Signifikan


dan Modal
V AJN 0.004 0.004 0.958 0.104
dapat
Kontribusi (R2) 0.958
diterima

Pengaruh (Koefisien) -0.124


KLBA 0.953
Kontribusi (R2) 0.063
Signifikan
Pengaruh (Koefisien) 0.052
dan Modal
AHH PPP 0.013 0.033 0.986 0.001
dapat
Kontribusi (R2) 0.028
diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.003
APLH 0.167
Kontribusi (R2) 0.920

Pengaruh (Koefisien) 0.135


V 0.185 Signifikan
Kontribusi (R2) 0.167
dan Modal
IKL 0.174 0.257 0.034
dapat
Pengaruh (Koefisien) 0.003
AJN 0.197 diterima
Kontribusi (R2) 0.090

PBOK IKL Pengaruh (Koefisien) -2.016 0.131 0.131 0.327 0.093 Signifikan

Hal 3-113
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

dan Modal
dapat
Kontribusi (R2) 0.327 diterima

Pengaruh (Koefisien) 0.754 Signifikan


INVT 0.197 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.356 dapat
diterima
Pengaruh (Koefisien) -0.537
PTEK PBOK 0.227 0.339 0.661 0.054
Kontribusi (R2) 0.468

Pengaruh (Koefisien) 0.356


IKL 0.649
Kontribusi (R2) -0.163

Pengaruh (Koefisien) 0.051 Signifikan


APLH 0.847 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.786 dapat
PPP 0.210 0.790 0.057 diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.954
LABI 0.204
Kontribusi (R2) 0.005

Pengaruh (Koefisien) 0.039 Signifikan


LABI 0.845 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.036 dapat
KRT 0.054 0.946 0.022 diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.816
PPP 0.561
Kontribusi (R2) 0.962

Pengaruh (Koefisien) 0.562 Signifikan


RCA 0.784 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.135 dapat
PDRBI 0.838 0.162 0.221 diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.587
IKP 0.957
Kontribusi (R2) 0.027

Pengaruh (Koefisien) 0.539 Signifikan


dan Modal
LABI INVT 0.192 0.192 0.484 0.062
dapat
Kontribusi (R2) 0.484
diterima

Pengaruh (Koefisien) 0.195 Signifikan


PTEK 0.798 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.120 dapat
diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.262
IKP 0.396
Kontribusi (R2) 0.468
RCA 0.827 0.173 0.080
Pengaruh (Koefisien) 0.200
CPAB 0.696
Kontribusi (R2) 0.344

Pengaruh (Koefisien) 0.091


PBOK 0.705
Kontribusi (R2) -0.759

Pengaruh (Koefisien) 1.869 Signifikan


IKL 0.277 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.384 dapat
diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.848
IKP LABI 0.446 0.541 0.459 0.058
Kontribusi (R2) 0.465

Pengaruh (Koefisien) 0.485


INVT 0.950
Kontribusi (R2) -0.410

Hal 3-114
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) 0.526


PLAB 0.658
Kontribusi (R2) 0.020

Pengaruh (Koefisien) 2.091 Signifikan


PPP 0.078 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.384 dapat
diterima
Pengaruh (Koefisien) 2.864
PLAB KLBA 0.028 0.792 0.208 0.037
Kontribusi (R2) 0.465

Pengaruh (Koefisien) 0.057


APLH 0.765
Kontribusi (R2) 0.641

Pengaruh (Koefisien) 0.595 Signifikan


RCA 0.948 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.271 dapat
INVT 0.988 0.012 0.017 diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.602
PDRBI 0.938
Kontribusi (R2) -0.259

Pengaruh (Koefisien) 0.046 Signifikan


PDRBI 0.650 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.450 dapat
diterima
Pengaruh (Koefisien) 1.079
PDRB KRT 0.001 0.000 1.000 0.000
Kontribusi (R2) 0.494

Pengaruh (Koefisien) -0.069


M 0.005
Kontribusi (R2) 0.056

Pengaruh (Koefisien) 1.268 Signifikan


dan Modal
LPE INVT 0.222 0.222 0.441 0.209
dapat
Kontribusi (R2) 0.441
diterima

Pengaruh (Koefisien) -1.428 Signifikan


KRT 0.922 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.050 dapat
M 0.516 0.484 0.097 diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.562
LABI 0.813
Kontribusi (R2) 0.435

Pengaruh (Koefisien) 0.000 Signifikan


KRT 0.991 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.000 dapat
TPT 0.000 1.000 0.000 diterima
Pengaruh (Koefisien) -1.000
LABI 0.000
Kontribusi (R2) 1.000

Pengaruh (Koefisien) 0.516 Signifikan


dan Modal
G PPP 0.088 0.088 0.676 0.019
dapat
Kontribusi (R2) 0.676
diterima

Pengaruh (Koefisien) 0.142 Signifikan


PPP 0.002 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.564 dapat
IPM 0.000 1.000 0.000 diterima
Pengaruh (Koefisien) 0.126
AHH 0.895
Kontribusi (R2) 0.436

Hal 3-115
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh (Koefisien) -0.385 Signifikan


V 0.2254 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.287 dapat
0.1293 0.97069 0.10017 diterima
Pengaruh (Koefisien) -0.310
APLH 0.6093
IKU Kontribusi (R2) 0.278

Pengaruh (Koefisien) 0.832 Signifikan


KSAB 0.0008 dan Modal
Kontribusi (R2) 0.324 dapat
IKA diterima
Pengaruh (Koefisien) -0.978
AJN 0.3605
Kontribusi (R2) 0.190 0.3605 0.27872 0.04234

Pengaruh (Koefisien) 0.428 Signifikan


dan Modal
AJN 0.0422 0.042 0.795 0.01646
dapat
Kontribusi (R2) 0.795
diterima

IKTL Pengaruh (Koefisien) -1.237 Signifikan


APLH 0.5939 dan Modal
Kontribusi (R2) -0.089 dapat
0.5939 0.10547 0.03097 diterima
Pengaruh (Koefisien) -0.366
KSAB 0.0036
Kontribusi (R2) 0.412

Pengaruh (Koefisien) 0.350 Signifikan


IKU 0.0001
0.0 dan Modal
IKLH Kontribusi (R2) 0.300 0.0009 1.00
0 dapat
IKA Pengaruh (Koefisien) 0.293 0.0001 diterima

Kontribusi (R2) 0.300

Pengaruh (Koefisien) 0.357


IKTL 0.0002
Kontribusi (R2) 0.400

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap
estimasi model dapat dilakukan.

2. HASIL ESTIMASI MODEL KI WILMAR


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA dan PnP
telah memberikan manfaat dan dampak bagi KI WILMAR. Untuk lebih jelasnya terkait hasil
estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.41
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan KI WILMAR

Hal 3-116
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan KI WILMAR yakni pengaruhnya bagi indekskinerja logistik, dan peningkatan
PDRB industri. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur Jalan memberikan dampak
besar bagi ekonomi makro, social dan lingkungan sekitar wilayah KI WILMAR.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indeks kinerja logistik dengan pengaruh sebesar 0.025058
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 10.84 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan industri lebih besar kepada peningkatan PDRB industri
dengan pengaruh sebesar 0.005247 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.85 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi dengan
pengaruh sebesar 0.000411 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.05 persen.

Hal 3-117
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.005247 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.85 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas lingkungan air dengan pengaruh sebesar -
0.180857 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 12.31 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur PnP bagi KI WILMAR dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Tabel 3.42
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PnPKI WILMAR

Hal 3-118
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Pada tabel diatas terlihat bahwa pengaruh besar infrastruktur PnP untuk pengembangan KI
WILMAR yakni pengaruhnya bagi indicator daya beli masyarakat untuk manfaat daya saing
industry dan peningkatan PDRB KI WILMAR untuk manfaat ekonomi wilayah pengembangan
industri. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur PnP memberikan dampak besar
bagi social dan lingkungan KI WILMAR yakni pengaruhnya pada penurunan tingkat
pengangguran terbuka dan indeks kualitas udara.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indicator daya beli masyarakat dengan pengaruh sebesar
0.025261 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 48.7011 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan PnP
terhadap manfaat ekonomi wilayah pengembangan industri lebih besar kepada peningkatan
PDRB industri dengan pengaruh sebesar 0.010947 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.8058 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 0.830070 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 5.0150 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -0.021019 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.0001
persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada Indeks kualitas tutupan lahan dengan pengaruh sebesar -0.147956 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 4.6758 persen.

Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada KI WILMAR dapat dilihat pada tabel berikut.

Hal 3-119
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Tabel 3.43
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KI WILMAR

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan daya saing
industry khususnya untuk penguasaan teknologi dan untuk manfaat ekonomi wilayah
pengembangan industry memberikan manfaat terhadap peningkatan PDRB Industri KI
WILMAR. Infrastruktur PUPR juga memberikan dampak social dan lingkungan yang signifikan
yakni terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan peningkatan indeks kualitas
air.

Hal 3-120
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing industri lebih besar kepada indicator daya saing industri dengan pengaruh sebesar
0.204158 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 19.00 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan PUPR
terhadap manfaat peningkatan PDRB industri lebih besar kepada peningkatan investasi
dengan pengaruh sebesar 0.129290 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.59 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 0.156139 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 4.46 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak sosial lebih besar
kepada pengurangan tingkat ketimpangan (gini ratio) dengan pengaruh sebesar -0.028780
persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.01 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada Indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar 0.652836 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 18.77 persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KI WILMAR


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat KI WILMAR. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan
rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.44
Rasio rasio dampak dan manfaat KI WILMAR

Hal 3-121
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan
manfaat dan dampak terhadap KI WILMARyakni infrastruktur pemukiman atau PnP. Hal ini
karena secara merata infrastruktur pemukiman memberikan peningkatan untuk setiap indicator.
Berdasarkan hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap investasi peningkatan infrastruktur PnP
sebesar 1 Milyar telah memberikan manfaat untuk peningkatan daya beli masyarakat sebesar
0.01660 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti ini.

4. SKENARIO KI WILMAR TAHUN 2020


Untuk membuat scenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan scenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak KI WILMAR berdasarkan gap program dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.45 Tabel 6. Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KI WILMAR berdasarkan
Gap Program

Hal 3-122
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur PnP perlu menjadi focus pengembangan di
KI WILMAR. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur di KI WILMAR tercatat sebesar 540
Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika disekenariokan pembangunan selanjutnya berdasarkan
gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat yang akan diperoleh di KI WILMAR dapat dilihat
pada Tabel 6. Interpretasi angka pada masing-masing indicator yang tertera pada table, sebagai
contoh pada indicator daya beli masyarakat yakni; setiap peningkatan investasi infrastruktur PnP
sebesar 1 Milyar Rupiah akan memberikan manfaat untuk peningkatan daya beli masyarakat
sebesar 0.01660 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya pun sama seperti
ini. Namun, yang perlu diperhatikan yakni ada dampak negative lingkungan yang ditimbulkan
karena pembangunan insfrastruktur utama ini. Jika disekenariokan Kementerian PUPR
membangun infrastruktur sebesar besaran Gap tahun 2018 maka besaran dampak dan manfaat
yang akan diterima pada tahun 2020 yakni sebagaimana yang tertera dalam Tabel 7. (asumsi
pelaksanaan selesai di tahun yang sama).

Tabel 3.46
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR KI WILMAR tahun 2020

Hal 3-123
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menggambarkan bahwa jika diskenariokan infrastruktur KI WILMAR yang


dibangun sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat dan dampak dapat
terlihat seperti pada tabel. Sebagai contoh, indicator yang akan mengalami peningkatan sebagai
akibat focus pembangunan infrastruktur Jalan yakni PDRB. Pada tahun 2019,PDRB sebesar
54,534.6571280 Milyar Rupiah akan meningkat menjadi 54,534.6575094 Milyar Rupiah pada
tahun 2020. Indikator manfaat dan dampak di KI WILMAR rata-rata mengalami perubahan.
Indikator yang justru diprediksikan tetap yakni indicator kinerja logistic, tingkat ketimpangan,
Indeks pembangunan manusia dan indeks kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative aman
untuk keberlangsungan pembangunan ekonomi wilayah KI WILMAR

3.5.6 Kawasan Industri Kendal


Bagian ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak KI KENDAL. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat; pertama, uji validitas
model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat, skenario manfaat dan
dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).

Hal 3-124
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE


ERROR (RMSE)

Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah KI Kendal memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut dapat dilihat dari tingkat
probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu, RSME menunjukan nilai
derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil pengujian model yang dibuat.
Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan wilayah dengan infrastruktur
PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh persamaan tidak ada yang memiliki
tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario pendugaan tidak memiliki nilai yang bias.
Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.47
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh
0.19825
(Koefisien)
KTSA ISDA 0.069 0.040 0.802 0.135 signifikan
Kontribusi (R2) 0.80202

Pengaruh
1.13067
(Koefisien)
LSPAB ISDA 0.177 0.177 0.507 0.153 signifikan
Kontribusi (R2) 0.50693

Pengaruh
0.11189
(Koefisien)
KPDR ISDA 0.147 0.147 0.184 0.323 signifikan
Kontribusi (R2) 0.18370

Pengaruh
0.39647
(Koefisien)
AJN IJL 0.208 0.208 0.460 0.040 signifikan
Kontribusi (R2) 0.46014

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
IPLH ICK 0.000 0.000 0.000 0.000 signifikan
Kontribusi (R2) 0.00000

Pengaruh
0.22828
(Koefisien)
PBLH IPER 0.000 0.000 1.000 0.000 signifikan
Kontribusi (R2) 1.00000

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
PPLH IPER 0.000 0.000 0.000 0.000 signifikan
Kontribusi (R2) 0.00000

Pengaruh
1.43068
(Koefisien)
KTSA 0.000
Kontribusi (R2) 0.50000
KSAB 0.000 1.000 0.000 signifikan
Pengaruh
1.43068
(Koefisien)
LPAB 0.000
Kontribusi (R2) 0.50000

Hal 3-125
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh
0.26103
(Koefisien)
CPAB KTSA 0.179 0.179 0.504 0.078 signifikan
Kontribusi (R2) 0.50422

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
KLBA IPLH 0.000 0.000 0.000 0.000 signifikan
Kontribusi (R2) 0.00000

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
PPLH 0.000
Kontribusi (R2) 0.00000
APLH 0.000 0.000 1.000 signifikan
Pengaruh
1.00000
(Koefisien)
PBLH 0.000
Kontribusi (R2) 1.00000

Pengaruh
0.00755
(Koefisien)
V AJN 0.061 0.061 0.742 0.007 signifikan
Kontribusi (R2) 0.74229

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
IPLH 0.000
Kontribusi (R2) 0.00000

Pengaruh
-0.00734
(Koefisien)
AHH PPP 0.043 0.022 0.978 0.000 signifikan
Kontribusi (R2) 0.97000

Pengaruh
-0.00008
(Koefisien)
APLH 0.553
Kontribusi (R2) 0.00789

Pengaruh
6.57638
(Koefisien)
V 0.132
Kontribusi (R2) 0.59052
IKL 0.199 0.801 0.018 signifikan
Pengaruh
0.05888
(Koefisien)
AJN 0.109
Kontribusi (R2) 0.34683

Pengaruh
2.78353
(Koefisien)
PBOK IKL 0.151 0.151 0.159 0.190 signifikan
Kontribusi (R2) 0.15881

Pengaruh
0.03406
(Koefisien)
INVT 0.357
Kontribusi (R2) 0.11537

Pengaruh
0.86900
(Koefisien)
PTEK PBOK 0.175 0.301 0.943 0.060 signifikan
Kontribusi (R2) 0.63894

Pengaruh
1.68433
(Koefisien)
IKL 0.509
Kontribusi (R2) 0.18884

PPP APLH Pengaruh 0.00888 0.590 0.011 0.989 0.021 signifikan

Hal 3-126
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

(Koefisien)

Kontribusi (R2) 0.10530

Pengaruh
0.17112
(Koefisien)
LABI 0.031
Kontribusi (R2) 0.88331

Pengaruh
0.00865
(Koefisien)
LABI 0.950
Kontribusi (R2) 0.14001
KRT 0.020 0.980 0.025 signifikan
Pengaruh
0.96533
(Koefisien)
PPP 0.351
Kontribusi (R2) 0.84041

Pengaruh
0.72935
(Koefisien)
RCA 0.493
Kontribusi (R2) 0.12625
PDRBI 0.172 0.282 0.137 signifikan
Pengaruh
0.53018
(Koefisien)
IKP 0.485
Kontribusi (R2) 0.16423

Pengaruh
0.43249
(Koefisien)
LABI INVT 0.000 0.000 0.993 0.089 signifikan
Kontribusi (R2) 0.99264

Pengaruh
0.53094
(Koefisien)
PTEK 0.596
Kontribusi (R2) 0.25000

Pengaruh
0.55638
(Koefisien)
IKP 0.582
Kontribusi (R2) 0.12000
RCA 0.186 0.422 0.206 signifikan
Pengaruh
1.09902
(Koefisien)
CPAB 0.738
Kontribusi (R2) 0.13400

Pengaruh
-1.12849
(Koefisien)
PBOK 0.665
Kontribusi (R2) 0.21300

Pengaruh
1.18883
(Koefisien)
PDRBI 0.000
Kontribusi (R2) 0.78300

Pengaruh
0.07151
(Koefisien)
PDRB KRT 0.226 0.000 1.000 0.001 signifikan
Kontribusi (R2) 0.23200

Pengaruh
-0.02729
(Koefisien)
M 0.055
Kontribusi (R2) 0.25000

Hal 3-127
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh
0.00348
(Koefisien)
LPE INVT 0.145 0.145 0.202 0.017 signifikan
Kontribusi (R2) 0.20223

Pengaruh
-2.94318
(Koefisien)
KRT 0.292
Kontribusi (R2) 0.59600
M 0.340 0.660 0.070 signifikan
Pengaruh
-0.35556
(Koefisien)
LABI 0.347
Kontribusi (R2) 0.46500

Pengaruh
-2.22205
(Koefisien)
KRT 0.043
Kontribusi (R2) 0.80500
TPT 0.002 0.999 0.016 signifikan
Pengaruh
-0.02064
(Koefisien)
LABI 0.787
Kontribusi (R2) 0.19353

Pengaruh
-0.19308
(Koefisien)
G PPP 0.002 0.002 0.975 0.005 signifikan
Kontribusi (R2) 0.97456

Pengaruh
0.09423
(Koefisien)
PPP 0.001
Kontribusi (R2) 0.50200
IPM 0.001 0.987 0.002 signifikan
Pengaruh
1.06492
(Koefisien)
AHH 0.000
Kontribusi (R2) 0.48500

Pengaruh
1.11390
(Koefisien)
RCA 0.583
Kontribusi (R2) 0.00886
INVT 0.022 0.978 0.144 signifikan
Pengaruh
25.68300
(Koefisien)
PDRBI 0.022
Kontribusi (R2) 0.97021

Pengaruh
8.23073
(Koefisien)
IKL 0.274
Kontribusi (R2) 0.54900

Pengaruh
0.20925
(Koefisien)
LABI 0.316
Kontribusi (R2) 0.12774
IKP 0.013 0.987 0.030 signifikan
Pengaruh
0.87429
(Koefisien)
INVT 0.007
Kontribusi (R2) 0.17900

Pengaruh
1.72821
(Koefisien)
PLAB 0.007
Kontribusi (R2) 0.29000

PLAB PPP Pengaruh 0.37900 0.751 0.130 0.990 0.122 signifikan

Hal 3-128
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

(Koefisien)

Kontribusi (R2) 0.76869

Pengaruh
3.89638
(Koefisien)
KLBA 0.915
Kontribusi (R2) 0.32270

Pengaruh
0.11462
(Koefisien)
APLH 0.759
Kontribusi (R2) 0.09169

Pengaruh
-2.35606
(Koefisien)
V 0.16302
Kontribusi (R2) 0.01616

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
IKU IPLH 0 0.15573 0.669 0.0786 signifikan
Kontribusi (R2) 0.00000

Pengaruh
-0.01600
(Koefisien)
APLH 0.15571
Kontribusi (R2) 0.65258

Pengaruh
-0.02864
(Koefisien)
KSAB 0.8777
Kontribusi (R2) 0.57728

Pengaruh
-0.07765
(Koefisien)
IKA AJN 0.822 0.1411 0.8587 0.84132 signifikan
Kontribusi (R2) 0.24648

Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
IPLH 0
Kontribusi (R2) 0.00000

Pengaruh
-0.08379
(Koefisien)
AJN 0.1411
Kontribusi (R2) 0.56818
0.1411 0.56818 0.04561 signifikan
Pengaruh
0.00000
(Koefisien)
IPLH 0
Kontribusi (R2) 0.00000
IKTL
Pengaruh
-0.03016
(Koefisien)
APLH 0.1915
Kontribusi (R2) 0.10800
0.0719 0.92815 0.04561 signifikan
Pengaruh
-0.02674
(Koefisien)
KSAB 0.1602
Kontribusi (R2) 0.25197

IKLH IKU Pengaruh 0.8801 0.527 0.82 0 signifikan


1.60990
(Koefisien) .02

Kontribusi (R2) 0.30000

Hal 3-129
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi RMSE Keterangan
Pr > |t| Pr > F

Pengaruh
5.57004
(Koefisien)
IKA 0.9576
Kontribusi (R2) 0.30000

Pengaruh
2.59432
(Koefisien)
IKTL 0.9416
Kontribusi (R2) 0.40000

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap estimasi model
dapat dilakukan.

2. HASIL ESTIMASI MODEL KI KENDAL


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA dan PnP
telah memberikan manfaat dan dampak bagi KI Kendal. Untuk lebih jelasnya terkait hasil
estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.48
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan KI Kendal

Hal 3-130
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan KI Kendal yakni pengaruhnya bagi indikator daya beli masyarakat untuk manfaat
daya saing industri dan indikator investasi untuk ekonomi wilayah pengembangan industri.
Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur Jalan memberikan dampak besar bagi
ekonomi makro, sosial, juga lingkungan.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indikator daya beli masyarakat dengan pengaruh sebesar 0.9510
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.407 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat ekonomi wilayah pengembangan industri lebih besar kepada peningkatan
investasi dengan pengaruh sebesar 12.8500 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.465 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh -5.9387 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.336 persen.

Hal 3-131
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -1.2994 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.140 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas lingkungan hidup dengan pengaruh sebesar -
0.0023 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 10.454 persen.

Selain infrastruktur jalan, pembangunan infrastruktur SDA juga memberikan pengaruh manfaat
dan dampak bagi KI Kendal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.49
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur SDA KI Kendal

Hal 3-132
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur SDA untuk
pengembangan KI Kendal yakni pengaruhnya indeks keterbukaan perdagangan untuk manfaat
daya saing industry dan peningkatan Investasi manfaat ekonomi wilayah pengembangan KI
Kendal. Sementara untuk dampak, terdapat dampak ekonomi makro, sosial, dan lingkungan yang
mempengaruhi PDRB, LPE, tingkat pengangguran terbuka, dan penurunan indeks kualitas air.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indeks keterbukaan perdagangan dengan pengaruh sebesar
1.712 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.357 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri:P engaruh pembangunan jalan
terhadap manfaat pengembangan industri lebih besar kepada investasi dengan pengaruh
sebesar 1.129 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.712 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 0,309 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.982 persen.

Hal 3-133
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -0.980 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.631
persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada penurunan indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar -0.054 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 37.782 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur PnP bagi KI Kendal dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 3.50
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PnP KI Kendal

Hal 3-134
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Pada tabel diatas terlihat bahwa pengaruh besar infrastruktur PnP untuk pengembangan KI
Kendal yakni pengaruhnya bagi indicator indeks keterbukaan perdagangan untuk manfaat daya
saing industry dan peningkatan investasi KI Kendal untuk manfaat ekonomi wilayah
pengembangan KI Kendal. Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur PnP
memberikan dampak besar bagi ekonomi makro, social dan lingkungan KI Kendal yakni
pengaruhnya pada peningkatan LPEE dan PDRB, juga penurunan pada tingkat pengangguran
terbuka dan peningkatan pada indeks kualitas air, dan indeks kualitas tutupan lahan.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indicator indeks keterbukaan perdagangan dengan pengaruh
sebesar 0.797 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.750 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan PnP
terhadap manfaat peningkatan PDRB industri lebih besar kepada investasi dengan
pengaruh sebesar 0.881 persen dari peningkatan anggaran pembangunan SDA sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 1.773 persen.

Hal 3-135
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak ekonomi


makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 0.914
persen dari peningkatan anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 2.806 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -0.152 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan PnP sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 8.516
persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada penurunan Indeks kualitas udara air dan indeks kualitas tutupan lahan dengan
pengaruh sebesar -0.007 persen dari peningkatan anggaran pembangunan CK sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 10.800 persen.

Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada KI Kendal dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.51
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KI Kendal

Hal 3-136
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan daya saing
industry khususnya untuk indikator daya beli masyarakat dan untuk manfaat ekonomi wilayah
pengembangan industry memberikan manfaat terhadap peningkatan investasi KI Kendal.
Infrastruktur PUPR juga memberikan dampak ekonomi makro, social dan lingkungan yang
signifikan yakni terhadap peningkatan PDRB dan lpe, dan juga penurunan tingkat pengangguran
terbuka (TPT) dan penurunan indeks kualitas udara
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing industri lebih besar kepada indicator daya beli masyarakat dengan pengaruh sebesar
0.939 persen dari peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 0.418 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Pengembangan Industri: Pengaruh pembangunan PUPR
terhadap manfaat peningkatan ekonomi wilayah pengembangan industri lebih besar kepada
peningkatan investasi i dengan pengaruh sebesar 12.694 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.469 persen.

Hal 3-137
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak ekonomi


makro lebih besar kepada PDRB dan LPE dengan pengaruh sebesar 1.193 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.656 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak sosial lebih besar
kepada pengurangan tingkat TPT dengan pengaruh sebesar -1.295 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.152
persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada penurunan Indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar -0.007 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan PUPR sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 10.655 persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KI KENDAL


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat KI KENDAL. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan
rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.52
Rasio rasio dampak dan manfaat KI KENDAL

Hal 3-138
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sum
ber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan
manfaat dan dampak terhadap KI Kendal yakni infrastruktur penyediaan permukiman. Hal ini
karena secara merata infrastruktur penyediaan permukiman memberikan peningkatan untuk setiap
indikator. Berdasarkan hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap investasi peningkatan
infrastruktur penyediaan permukiman sebesar 1 Milyar telah memberikan manfaat untuk
peningkatan daya beli masyarakat sebesar 0.01483 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi
indikator lainnya pun sama seperti ini.

4. SKENARIO KI KENDAL TAHUN 2020


Untuk membuat skenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan scenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak KI Kendal berdasarkan gap program dapat dilihat
pada Tabel 8.

Tabel 3.53
Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di KI Kendal berdasarkan Gap Program

Hal 3-139
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur Jalan perlu menjadi focus pengembangan
di KI Kendal. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur Jalan di KI Kendal tercatat sebesar
4.89 Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika diskenariokan pembangunan selanjutnya
berdasarkan gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat yang akan diperoleh di KI Kendal dapat
dilihat pada Tabel 8. Interpretasi angka pada masing-masing indicator yang tertera pada table,
sebagai contoh pada indicator daya beli masyarakat yakni; setiap peningkatan investasi
infrastruktur jalan sebesar 1 Milyar Rupiah akan memberikan manfaat untuk peningkatan daya
beli masyarakat sebesar 0.000672 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indicator lainnya
pun sama seperti ini. Namun, yang perlu diperhatikan yakni ada dampak negative lingkungan
yang ditimbulkan karena pembangunan insfrastruktur utama ini. Jika disekenariokan Kementerian
PUPR membangun infrastruktur sebesar besaran Gap tahun 2018 maka besaran dampak dan
manfaat yang akan diterima pada tahun 2020 yakni sebagaimana yang tertera dalam Tabel 9
(asumsi pelaksanaan selesai di tahun yang sama).

Tabel 3.54
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR KI Kendal tahun 2020

Hal 3-140
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menggambarkan bahwa jika disekenariokan infrastruktur KI Kendal yang dibangun
sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat dan dampak dapat terlihat
seperti pada tabel. Sebagai contoh, indikator yang akan mengalami peningkatan sebagai akibat
focus pembangunan infrastruktur Jalan yakni PDRB. Pada tahun 2019, PDRB sebesar
29,122.06812 Milyar Rupiah akan meningkat menjadi 29,122.75200 Milyar Rupiah pada tahun
2020. Indikator manfaat dan dampak di KI Kendal rata-rata mengalami perubahan. Indikator yang
justru diprediksikan tetap yakni indicator kinerja logistic, tingkat ketimpangan, Indeks
pembangunan manusia dan indeks kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative aman untuk
keberlangsungan pembangunan ekonomi wilayah KI Kendal.

3.5.7 Kawasan Metro Gerbangkertasusila


Bagian ini membahas hasil estimasi manfaat dan dampak Kawasan Metro Gerbangkertosusila. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lengkap maka bagian ini terdiri dari empat, yaitu:
pertama, uji validitas model; kedua, hasil estimasi model; ketiga, rasio dampak manfaat; keempat,
skenario manfaat dan dampak.

1. UJI VALIDITAS MODEL


Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa model yang digunakan merupakan model yang
dapat diterima keabsahannya. Uji validitas ini dilihat dari validasi tingkat probilitas P>F dan
validasi tingkat Root Mean Square Error (RMSE).
VALIDASI TINGKAT PROBILITAS P>F DAN TINGKAT ROOT MEAN SQUARE
ERROR (RMSE)
Berdasarkan hasil pengujian model kinerja fungsi dan manfaat pembangunan infrastruktur
wilayah Kawasan Metro Gerbangkertosusila memiliki tingkat validitas yang tinggi hal tersebut
dapat dilihat dari tingkat probabilitas yang memiliki nilai dibawah 25 persen. Sementara itu,
RSME menunjukan nilai derajat error dalam melakukan estimasi dan scenario dari hasil

Hal 3-141
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

pengujian model yang dibuat. Dalam model evaluasi kinerja fungasi dan manfaat keterpaduan
wilayah dengan infrastruktur PUPR. Berdasarkan tingkat RMSE hasil pengujian seluruh
persamaan tidak ada yang memiliki tingkat RMSE yang tinggi, sehingga dalam scenario
pendugaan tidak memiliki nilai yang bias. Terkait hasil validasi tingkat probilitas P>F dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.55
Hasil Validasi Tingkat Probabilitias P>F dan Tingkat RMSE
Probabilitas Probabilitas RMS
Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Pengaruh 0.7724
KTSA ISDA Kontribusi 0.0537 0.0537 0.7609 0.0631 signifikan
0.7609
(r2)

Pengaruh 0.9329
LSPAB ISDA Kontribusi 0.0327 0.0327 0.8257 0.0625 signifikan
0.8257
(r2)

Pengaruh 0.7896
KPDR ISDA Kontribusi 0.0009 0.0009 0.9841 0.1462 signifikan
0.9841
(r2)

Pengaruh 1.0159
KLIG ISDA Kontribusi 0.0106 0.0106 0.9162 0.1988 signifikan
0.9162
(r2)

Pengaruh 0.6804
AJN IJL Kontribusi 0.0119 0.0119 0.9093 0.2394 signifikan
0.9093
(r2)

Pengaruh 0.0104
IPLH ICK Kontribusi 0.0069 0.0069 0.9364 0.0046 signifikan
0.9364
(r2)

Pengaruh 1.6419
PBLH IPER Kontribusi 0.0010 0.0010 0.9828 0.1969 signifikan
0.9828
(r2)

Pengaruh 5.2933
PPLH IPER Kontribusi 0.0741 0.0741 0.7076 0.1332 signifikan
0.7076
(r2)

Pengaruh 0.8907
KTSA Kontribusi 0.0559
0.476808
(r2)
KSAB 0.0043 0.9714 0.0582 signifikan
Pengaruh 0.9239
LSPAB Kontribusi 0.0396
0.4946
(r2)

CPAB KTSA Pengaruh -0.1557 0.1067 0.1067 0.6346 0.1526 signifikan

Hal 3-142
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.6346
(r2)

Pengaruh -0.2150
CPAI KLIG Kontribusi 0.0230 0.0230 0.8590 0.0023 signifikan
0.8590
(r2)

Pengaruh -15.0000
KLBA IPLH Kontribusi 0.0004 0.0004 0.9908 0.0263 signifikan
0.9908
(r2)

Pengaruh 0.1900
PPLH Kontribusi 0.1223
0.041152
(r2)

Pengaruh 0.9685
APLH PBLH Kontribusi 0.1476 0.0620 0.9976 0.1832 signifikan
0.209784
(r2)

Pengaruh 3.4474
IPLH Kontribusi 0.8664
0.746694
(r2)

Pengaruh 0.6754
T Kontribusi 0.0270
0.912673
(r2)
V 0.0040 0.9960 0.0138 signifikan
Pengaruh 0.0616
AJN Kontribusi 0.1541
0.0833
(r2)

Pengaruh 0.0903
IDTH Kontribusi 0.9643
0.019958
(r2)

Pengaruh 0.0026
APLH Kontribusi 0.9546
0.000566
(r2)
PPP 0.1424 0.9874 0.0156 signifikan
Pengaruh 0.3861
LABI Kontribusi 0.8033
0.085300
(r2)

Pengaruh 3.9907
PPER Kontribusi 0.2697
0.881606
(r2)

AHH Pengaruh -0.2100 0.1612 0.9839 0.0043 signifikan


KLBA Kontribusi 0.3714
0.089702
(r2)

APLH Pengaruh 0.0005 0.9312

Hal 3-143
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.000218
(r2)

Pengaruh 2.0931
IPLH Kontribusi 0.5562
0.893960
(r2)

Pengaruh 0.0126
AJN Kontribusi 0.8279
0.001133
(r2)
T 0.0100 0.9900 0.0236 signifikan
Pengaruh 11.0175
IPLH Kontribusi 0.0384
0.9888
(r2)

Pengaruh 0.8932
RMT T Kontribusi 0.0034 0.0034 0.9606   signifikan
0.9606
(r2)

Pengaruh 0.5692
RMT Kontribusi 0.0484
0.694121
(r2)
IDTH 0.0055 0.9945 0.0095 signifikan
Pengaruh 0.2463
AHH Kontribusi 0.8542
0.3004
(r2)

Pengaruh 0.0144
RMT Kontribusi 0.9184
0.191422
(r2)
IDKP 0.0982 0.9018 0.0176 signifikan
Pengaruh 0.0533
INVT Kontribusi 0.1991
0.7104
(r2)

Pengaruh 0.3256
IDKP Kontribusi 0.7294
0.104191
(r2)

Pengaruh 1.8329
TII PPAR Kontribusi 0.1754 0.2009 0.9749 0.0261 signifikan
0.586591
(r2)

Pengaruh 0.8878
IDTH Kontribusi 0.2826
0.284118
(r2)

IKL Pengaruh 0.7072 0.0124 0.9876 0.0148 signifikan


V Kontribusi 0.0562
0.956651
(r2)

AJN Pengaruh 0.0229 0.6169

Hal 3-144
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.0309
(r2)

Pengaruh 0.3245
PBOK IKL Kontribusi 0.6173 1.6173 0.0932 0.1098 signifikan
0.0932
(r2)

Pengaruh 0.1799
INVT Kontribusi 0.0740
0.111985
(r2)

Pengaruh -0.7777
PTEK PBOK Kontribusi 0.0436 0.0719 0.9968 0.0073 signifikan
0.484268
(r2)

Pengaruh 0.6433
IKL Kontribusi 0.1278
0.400557
(r2)

Pengaruh 2.4921
RCA Kontribusi 0.0064
0.944537
(r2)
PDRBI 0.0044 0.9956 0.0073 signifikan
Pengaruh 0.1348
IKP Kontribusi 0.1370
0.0511
(r2)

Pengaruh 0.2336
LABI INVT Kontribusi 0.0266 0.0266 0.8472 0.0767 signifikan
0.8472
(r2)

Pengaruh 0.2657
PTEK Kontribusi 0.0000
0.504304
(r2)

Pengaruh 0.0711
IKP Kontribusi 0.0000
0.135026
(r2)
RCA 0.0000 1.0000 0.0000 signifikan
Pengaruh 0.0423
CPAB Kontribusi 0.0000
0.080237
(r2)

Pengaruh 0.1477
PBOK Kontribusi 0.0000
0.280433
(r2)

PPER Pengaruh 0.0004 0.0000 1.0000 0.0000 signifikan


KLIG Kontribusi 1.0000
0.045020
(r2)

CPAI Pengaruh 0.0004 2.0000

Hal 3-145
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.045475
(r2)

Pengaruh 0.0080
IKL Kontribusi 3.0000
0.909504
(r2)

Pengaruh 5.6720
PDRBPER PPER Kontribusi 0.0001 0.0001 0.8780 0.0421 signifikan
0.8780
(r2)

Pengaruh 5.2851
PPER Kontribusi 0.0084
0.599815
(r2)

Pengaruh 3.0881
PDRBTD RCA Kontribusi 0.3938 0.0265 0.9735 0.0238 signifikan
0.350477
(r2)

Pengaruh 0.2044
IDTH Kontribusi 0.8328
0.023198
(r2)

Pengaruh 0.3495
LABPER IKP Kontribusi 0.0264 0.0264 0.8479 0.0166 signifikan
0.8479
(r2)

Pengaruh 4.3163
TII Kontribusi 0.1303
0.246468
(r2)
INVT 0.0343 0.9657 0.1753 signifikan
Pengaruh 12.5958
RCA Kontribusi 0.1398
0.7192
(r2)

Pengaruh 0.0859
IKP INVT Kontribusi 0.2906 0.2906 0.3531 0.0831 signifikan
0.3531
(r2)

Pengaruh 2.1791
PPAR Kontribusi 0.3838
0.796811
(r2)
LABPAR 0.1670 0.8330 0.0831 signifikan
Pengaruh 0.0989
INVT Kontribusi 0.7428
0.0361
(r2)

PPAR Pengaruh 0.1261 0.1753 0.9809 0.0247 signifikan


INVT Kontribusi 0.3260
0.107941
(r2)

IDTH Pengaruh 0.3436 0.4543

Hal 3-146
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.294079
(r2)

Pengaruh 0.6764
IDKP Kontribusi 0.6192
0.578900
(r2)

Pengaruh 0.4266
PPP Kontribusi 0.0116
0.311344
(r2)

Pengaruh -0.9090
PLAB KLBA Kontribusi 0.0014 0.0007 1.0000 0.0285 signifikan
0.663465
(r2)

Pengaruh 0.0345
APLH Kontribusi 0.0015
0.025191
(r2)

Pengaruh -4.0662
PDRB Kontribusi 0.2431
0.568952
(r2)

Pengaruh -0.7447
M LABPAR Kontribusi 0.2528 0.1519 0.9857 0.0204 signifikan
0.104204
(r2)

Pengaruh -2.2337
LABI Kontribusi 0.2429
0.312544
(r2)

Pengaruh -4.6779
PDRB Kontribusi 0.4769
0.608630
(r2)

Pengaruh -0.7809
TPT LABPAR Kontribusi 0.5202 0.0512 0.9984 0.0542 signifikan
0.101599
(r2)

Pengaruh -2.2147
LABI Kontribusi 0.5238
0.288151
(r2)

G Pengaruh -1.0623 0.0845 0.9956 0.0084 signifikan


PPP Kontribusi 0.5259
0.473728
(r2)

Pengaruh 1.0163
M Kontribusi 0.0972
0.453208
(r2)

TPT Pengaruh -0.1540 0.3885

Hal 3-147
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.068654
(r2)

Pengaruh 0.0169
AHH Kontribusi 0.8700
0.070280
(r2)
IPM 0.0020 0.9980 0.0010 signifikan
Pengaruh 0.2230
PPP Kontribusi 0.0095
0.9277
(r2)

Pengaruh 0.1729
LABPAR Kontribusi 0.2011
0.065270
(r2)

Pengaruh 1.3092
KRT PPP Kontribusi 0.1082 0.0259 0.9996 0.0034 signifikan
0.494091
(r2)

Pengaruh 1.1664
LABI Kontribusi 0.0640
0.440219
(r2)

Pengaruh 1.1818
PPAR Kontribusi 0.0000
0.433333
(r2)

Pengaruh 0.1818
PDRBI Kontribusi 0.0000
0.066667
(r2)
PDRB 0.0000 1.0000 0.8667 signifikan
Pengaruh 0.3636
KRT Kontribusi 0.0000
0.133333
(r2)

Pengaruh 1.0000
PDRBPER Kontribusi 0.0000
0.366666
(r2)

Pengaruh 1.8539
PDRB Kontribusi 0.0764
0.766233
(r2)
LPE 0.1241 0.8759 0.0357 signifikan
Pengaruh 0.2654
INVT Kontribusi 0.0642
0.1097
(r2)

IKU Pengaruh -1.5843 0.5829 0.7730 0.0301 signifikan


V Kontribusi 0.5163
0.090186
(r2)

IPLH Pengaruh -11.9515 0.4714

Hal 3-148
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.680341
(r2)

Pengaruh -0.0428
APLH Kontribusi 0.5720
0.002434
(r2)

Pengaruh -0.7244
KLIG Kontribusi 0.0000
0.061222
(r2)

Pengaruh -0.5494
KSAB Kontribusi 0.0000
0.046430
(r2)
IKA 0.0093 0.9908 0.0275 signifikan
Pengaruh -0.0563
AJN Kontribusi 0.4437
0.004757
(r2)

Pengaruh -10.3924
IPLH Kontribusi 0.0000
0.878341
(r2)

Pengaruh -0.0727
KLIG Kontribusi 0.1965
0.100204
(r2)

Pengaruh -0.3914
IKTL AJN Kontribusi 0.0420 0.0524 0.9983 0.0524 signifikan
0.539108
(r2)

Pengaruh -0.2606
IPLH Kontribusi 0.0797
0.358998
(r2)

Pengaruh -0.0210
APLH Kontribusi 0.4556
0.080537
(r2)
IKTL 0.0585 0.9415 0.0136 signifikan
Pengaruh -0.2247
KSAB Kontribusi 0.0676
0.8610
(r2)

IKLH Pengaruh 0.4224 0.0380 0.9991 0.0041 signifikan


IKU Kontribusi 0.7349
0.408928
(r2)

Pengaruh 0.2215
IKA Kontribusi 0.5276
0.214411
(r2)

IKTL Pengaruh 0.3881 0.6942

Hal 3-149
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Probabilitas Probabilitas RMS


Dependend Independent Uji Hasil Determinasi Keterangan
Pr > |t| Pr > F E

Kontribusi
0.375772
(r2)

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima, sehingga tahap estimasi
model dapat dilakukan.

2. HASIL ESTIMASI MODEL KAWASAN METRO GERBANGKERTOSUSILA


Hasil estimasi menunjukkan bahwa selama periode 2015-2019, infrastruktur jalan, SDA, CK dan
PnP telah memberikan manfaat dan dampak bagi Kawasan Metro Gerbangkertosusila. Untuk
lebih jelasnya terkait hasil estimasi model Kawasan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.56
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Jalan Kawasan Metro Gerbangkertosusila

Hal 3-150
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur Jalan untuk
pengembangan Kawasan Metro Gerbangkertosusila yakni pengaruhnya bagi produktivitas
pertanian, daya saing industry RCA, daya saing pariwisata, peningkatan PDRB Perdagangan, dan
peningkatan PDRB Industri Gerbangkertosusila. Sementara untuk dampak, pembangunan
infrastruktur Jalan memberikan dampak besar bagi social dan lingkungan sekitar wilayah metro
yakni pengaruh pada penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan
memberikan pengaruh bagi indeks kualitas air, dan indeks kualitas tutupan lahan.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.00034 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.89
persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada daya saing industri RCA dengan pengaruh sebesar 0.76480

Hal 3-151
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 49.23 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing pariwisata dengan pengaruh
sebesar 0.00743 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.12 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap manfaat
pengembangan metro lebih besar kepada peningkatan PDRB perdagangan dengan
pengaruh sebesar 2.36450 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 21.39 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada pengurangan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar -
1.43295 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 3.31 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -1.65383 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 3.60 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas tutupan lahan dengan pengaruh sebesar -0.26631
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 49.02 persen.

Selain infrastruktur jalan, pembangunan infrastruktur SDA juga memberikan pengaruh manfaat
dan dampak bagi Kawasan Metro Gerbangkertosusila. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3.57
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur SDA Kawasan Metro Gerbangkertosusila

Hal 3-152
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)


Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh besar infrastruktur SDA untuk
pengembangan Kawasan Metro Gerbangkertosusila yakni pengaruhnya bagi produktivitas
pertanian untuk manfaat produktivitas pertanian, pengaruhnya bagi indikator keterbukaan
perdagangan untuk manfaat daya saing industri, pengaruhnya bagi indikator keterbukaan
destinasi pariwisata untuk manfaat daya saing pariwisata, dan pengaruhnya bagi investasi untuk
manfaat ekonomi wilayah Metro Gerbangkertosusila. Sementara untuk dampak, pembangunan
infrastruktur SDA memberikan dampak besar bagi social yakni pengaruh pada penurunan tingkat
pengangguran terbuka, indeks kualitas tutupan untuk untuk dampak lingkungan, dan PDRB juga
LPE untuk dampak Ekonomi Makro.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.00049 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan SDA sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 8.03
persen.

Hal 3-153
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada indikator keterbukaan perdagangan dengan pengaruh sebesar
0.00550 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 0.98 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator keterbukaan destinasi pariwisata dengan
pengaruh sebesar 0.00341 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 1.98 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan SDA terhadap manfaat
pengembangan ekonomi wilayah metro lebih besar kepada investasi dengan pengaruh
sebesar 0.06403 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 2.79 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi (LPE)
dengan pengaruh sebesar 0.01748 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 3.46 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.12299 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 2.93 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan SDA terhadap dampak limgkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas tutupan lahan dengan pengaruh sebesar -
1.18628 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh
ini berkontribusi sebesar 17.33 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur Cipta Karya bagi Kawasan Metro
Gerbangkertosusila dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.58
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur Cipta Karya Kawasan Metro Gerbangkertosusila

Hal 3-154
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel diatas menunjukkan bahwa Infrastruktur Cipta Karya memberikan manfaat besar bagi daya
saing industri khususnya untuk indikator produktivitas tenaga kerja, selain itu memberikan
manfaat bagi daya saing pariwisata untuk indikator daya saing pariwisata dan manfaat besar
untuk ekonomi wilayah metro yakni untuk investasi. Sementara dampak yang paling besar
diberikan untuk peningkatan PDRB dan LPE, selain itu untuk dampak sosial khususnya pada
penurunan tingkat pengangguran terbuka dan untuk dampak sosial khususnya pada peningkatan
indeks kualitas udara.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00
persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada produktivitas tenaga kerja dengan pengaruh sebesar 0.14299
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 63.33 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing pariwisata dengan pengaruh
sebesar 0.0987850 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 47.23 persen.

Hal 3-155
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan CK terhadap manfaat


pengembangan ekonomi wilayah metro lebih besar kepada peningkatan investasi dengan
pengaruh sebesar 0.49041 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 14.43 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak ekonomi makro
lebih besar kepada peningkatan PDRB dan Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dengan
pengaruh sebesar 0.18105 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1
persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 22.88 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -0.11773 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 20.37 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan CK terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada peningkatan indeks kualitas udara dengan pengaruh sebesar 0.11890 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 63.71 persen.

Pengaruh manfaat dan dampak pembangunan infrastruktur PnP bagi Kawasan Metro
Gerbangkertosusila dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.59
Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PnP Kawasan Metro Gerbangkertosusila

Hal 3-156
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Pada tabel diatas terlihat bahwa pengaruh besar infrastruktur PnP untuk pengembangan Kawasan
Metro Gerbangkertosusila yakni pengaruhnya bagi produktivitas tenaga kerja untuk manfaat daya
saing industry dan peningkatan indikator daya saing tingkat harga untuk manfaat daya saing
pariwisata, peningkatan indikator daya beli masyarakat untuk manfaat ekonomi wilayah Metro.
Sementara untuk dampak, pembangunan infrastruktur PnP memberikan dampak besar bagi
ekonomi makro yakni penurunan tingkat kemiskinan, dan bagi dampak sosial dan lingkungan
yakni pengaruhnya pada penurunan tingkat ketimpangan dan indeks kualitas air.
 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat
produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.00
persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya saing
industri lebih besar kepada produktivitas tenaga kerja dengan pengaruh sebesar 0.09243

Hal 3-157
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.60 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing tingkat harga dengan pengaruh
sebesar 0.00132 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.01 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap manfaat
pengembangan metro lebih besar kepada peningkatan indikator daya beli masyarakat
dengan pengaruh sebesar 0.00665 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan
sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 0.01 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar kepada penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar -
0.01286 dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 0.0005 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat ketimpangan dengan pengaruh sebesar -0.01785 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.01 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PnP terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada peningkatan indeks kualitas air dengan pengaruh sebesar 0.00000 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.00 persen.
Sementara itu, untuk melihat hasil pengaruh secara keseluruhan infrastruktur PUPR terhadap
manfaat dan dampak pada Kawasan Metro Gerbangkertosusila dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.60

Hal 3-158
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Estimasi Model Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di Kawasan Metro Gerbangkertosusila

Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Secara keseluruhan, infrastruktur PUPR memberikan manfaat terhadap peningkatan produktivitas


pertanian, daya saing industry khususnya untuk daya saing industri RCA, selanjutnya terhadap
manfaat daya saing pariwisata khususnya indikator daya saing pariwisata, dan peningkatan PDRB
perdagangan untuk manfaat ekonomi wilayah metro. Infrastruktur PUPR juga memberikan
dampak ekonomi makro, social dan lingkungan yang signifikan yakni terhadap penurunan tingkat
kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan peningkatan indeks kualitas tutupan lahan.

 Manfaat Produktivitas Pertanian: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat


produktivitas pertanian dengan pengaruh sebesar 0.00028 persen dari peningkatan
anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 5.72
persen.
 Manfaat Daya saing industry: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing industri lebih besar kepada daya saing RCA dengan pengaruh sebesar 0.61394 persen

Hal 3-159
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 40.05 persen.
 Manfaat Daya saing pariwisata: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat daya
saing pariwisata lebih besar kepada indikator daya saing pariwisata dengan pengaruh
sebesar 0.01836 persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen.
Pengaruh ini berkontribusi sebesar 6.02 persen.
 Manfaat Ekonomi Wilayah Metro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap manfaat
pengembangan ekonomi wilayah metro lebih besar kepada peningkatan PDRB
perdagangan dengan pengaruh sebesar 1.89574 persen dari peningkatan anggaran
pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi sebesar 17.15 persen.
 Dampak Ekonomi Makro: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak ekonomi
makro lebih besar penurunan tingkat kemiskinan dengan pengaruh sebesar -1.28579 persen
dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 0.91 persen.
 Dampak Sosial: Pengaruh pembangunan jalan terhadap dampak sosial lebih besar kepada
pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan pengaruh sebesar -17.7768 persen dari
peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini berkontribusi
sebesar 5.21 persen.
 Dampak Lingkungan: Pengaruh pembangunan PUPR terhadap dampak lingkungan lebih
besar kepada pengurangan indeks kualitas tutupan lahan dengan pengaruh sebesar -0.24359
persen dari peningkatan anggaran pembangunan jalan sebesar 1 persen. Pengaruh ini
berkontribusi sebesar 44.65 persen.

3. RASIO DAMPAK DAN MANFAAT KAWASAN METRO GERBANGKERTOSUSILA


Jika hasil estimasi yang disajikan sebelumnya pembacaannya dari % to % maka untuk
memudahkan pembacaan jika ingin melihat besaran dari milyar rupiah ke satuan indicator maka
dihitung juga rasio dampak dan manfaat Kawasan Metro Gerbangkertosusila. Untuk lebih
jelasnya hasil perhitungan rasio dampak dan manfaat kawasan ini maka dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 3.61
Rasio rasio dampak dan manfaat Kawasan Metro Gerbangkertosusila

Hal 3-160
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Rasio manfaat dan dampak kawasan metropolitan Sarbagita


Aspek Indikator Satuan (Milyar Terhadap Satuan Indikator)
BM SDA CK PnP PUPR
Manfaat
Produktivitas Produktivitas Pertanian Ton/Ha
Pertanian 0.0000000 0.0000006 0.0000000 0.0000000 0.0000001
Indikator Kelancaran Logistik Indeks
0.0000003 0.0000000 0.0000000 0.0000000 0.0000001
Manfaat Daya Indikator Keterbukaan Perdagangan Indeks
0.0000014 0.0000311 0.0000474 0.0000000 0.0000200
Saing Industri
Produktivitas Tenaga Kerja Juta Rupiah
0.000001 0.000035 0.001196 0.002022 0.000813
Daya Saing Industri RCA Indeks 0.000003 0.000001 0.000000 0.000000 0.000001
Indikator Daya Saing Tingkat Harga Indeks
0.000000 0.000000 0.000001 0.000000 0.000000
Manfaat Daya
Indikator Keterbukaan Destinasi Pariwisata Indeks
Saing Pariwisata 0.000000 0.000005 0.000000 0.000000 0.000001
Indikator Daya Saing Pariwisata (TII) Indeks
0.001765 0.008474 0.150218 0.000000 0.040114
Indikator Daya Beli Masyarakat Indeks
0.000085 0.002924 0.000027 0.005197 0.002058
Peningkatan PDRB Pertanian Juta Rupiah
0.03 1.201 0.000000 0.000000 0.31
Peningkatan PDRB Perdagangan Juta Rupiah
60.34 0.033 0.000000 0.000000 15.09
Peningkatan PDRB Industri Juta Rupiah
188.20 42.469 11.582764 0.000000 60.56
Manfaat Ekonomi
Wilayah Metro Peningkatan PDRB Pariwisata Juta Rupiah
0.00 0.092 0.040267 0.002 0.03
Investasi Juta Rupiah 0.000150 0.4631 0.707056 0.000000 0.29
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Orang
0.000028 0.084949 0.129706 0.000000 0.053671
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pariwisata Orang
0.000100 0.008440 0.015922 0.000000 0.006116
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Orang
0.000219 0.004984 0.000000 0.000000 0.001301
PDRB Juta Rupiah 96.44 153.85 317.70 14.512685 145.63
Dampak Ekonomi
LPE Persen 0.000005 0.000008 0.000016 0.000001 0.000007
Makro
Tingkat Kemiskinan Persen -0.448076 -1.125981 -2.130856 -0.067272 -0.943046
Tingkat Pengangguran Terbuka Persen
-0.000018 -0.000044 -0.000008 -0.000003 -0.000018
Dampak Sosial Tingkat Ketimpangan (Gini Ratio) Indeks
0.000001 -0.000003 -0.000001 0.000000 -0.000001
Indeks Pembangunan Manusia Indeks
0.000000 0.000002 0.000020 0.000007 0.000007
Indeks Kualitas Udara Indeks -0.000013 0.000000 0.000146 0.000000 0.000033
Indeks Kualitas Air Indeks -0.000003 -0.005024 -0.000059 0.000000 -0.001271
Dampak
Indeks Kualitas Tutupan Lahan Indeks -0.000032 -0.004513 -0.000003 0.000000 -0.001137
Lingkungan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks
-0.000018 -0.004300 0.000002 0.000000 -0.001079
Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa infrastruktur yang paling besar memberikan
manfaat dan dampak terhadap Kawasan Metro Gerbangkertosusila yakni infrastruktur Jalan dan
Cipta Karya. Hal ini karena secara merata infrastruktur jalan dan cipta karya memberikan
peningkatan untuk setiap indikator. Berdasarkan hasil evaluasi manfaat 2015-2019, setiap
investasi peningkatan infrastruktur jalan sebesar 1 Milyar telah memberikan manfaat untuk salah
satu indikator misalnya peningkatan PDRB industri sebesar 188.20 Juta Rupiah dan seterusnya.
Cara interpretasi indikator lainnya pun sama seperti ini.

4. SKENARIO KAWASAN METRO GERBANGKERTOSUSILA TAHUN 2020

Hal 3-161
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Untuk membuat skenario yang tepat berdasarkan hasil evaluasi manfaat dan dampak maka salah
satu cara yang dapat digunakan para perencana yakni menghitung rasio manfaat dan dampak
yang dapat terjadi jika gap program infrastruktur PUPR 2015-2019 dilaksanakan. Gap
Infrastruktur yang dimaksud yakni program yang memang belum terlaksana pada periode 2015-
2019. Perhitungan rasio ini mengadopsi rumus Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Hal ini
dimaksudkan supaya dapat terlihat berapa output manfaat dan dampak yang dihasilkan karena
adanya investasi di bidang infrastruktur. Hasil rasio dampak dan manfaat ini yang kemudian
menjadi acuan dalam pembuatan skenario pada perencanaan pembangunan infrastruktur
selanjutnya. Terkait rasio manfaat dan dampak Kawasan Metro Gerbangkertosusila berdasarkan
gap program dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.62
Rasio Manfaat dan Dampak Infrastruktur PUPR di Kawasan Metro Gerbangkertosusila berdasarkan
Gap Program

Hal 3-162
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

penambahan nilai indikator manfaat dan dampak pada kawasan metropolitan GKS berdasarkan
Aspek+AA1:AH22 Indikator Satuan Gap yang di pilih
BM CK PnP PUPR
Manfaat
Produktivitas Produktivitas Pertanian Ton/Ha 0.00000161 0.0000000 0.000000 0.0000016
Pertanian
Indikator Kelancaran
Indeks 0.00004621 0.0000000 0.000000 0.0000462
Logistik
Indikator Keterbukaan
Manfaat Daya Indeks 0.00018426 0.0018943 0.000000 0.0020786
Perdagangan
Saing Industri
Produktivitas Tenaga
Juta Rupiah 0.00013688 0.0477685 0.608593 0.6564988
Kerja
Daya Saing Industri RCA Indeks 0.00039969 0.0000050 0.000000 0.0004047
Indikator Daya Saing
Indeks 0.00000179 0.0000465 0.000019 0.0000674
Tingkat Harga
Manfaat Daya Indikator Keterbukaan
Indeks 0.00000087 0.0000158 0.000000 0.0000166
Saing Pariwisata Destinasi Pariwisata
Indikator Daya Saing
Indeks 0.23830638 5.9985169 0.000000 6.2368232
Pariwisata (TII)
Indikator Daya Beli
Indeks 0.01147384 0.0010957 1.564636 1.5772053
Masyarakat
Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 3.47212804 0.000 0.000 3.4721280
Pertanian
Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 8,145.75599725 0.000 0.000 8,145.7559973
Perdagangan
Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 25,406.69740653 462.523 0.000 25,869.2203290
Manfaat Industri
Ekonomi Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 0.06621136 1.608 0.631 2.3053236
Wilayah Metro Pariwisata
Investasi Juta Rupiah 0.02026865 28.234 0.000 28.2544124
Penyerapan Tenaga
Orang 0.00371819 5.1794164 0.000000 5.1831346
Kerja Sektor Industri
Penyerapan Tenaga
Orang 0.01348708 0.6358020 0.000000 0.6492891
Kerja Sektor Pariwisata
Penyerapan Tenaga
Orang 0.02955707 0.0000000 0.000000 0.0295571
Kerja Sektor Pertanian
Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Berdasarkan gap program terlihat bahwa Infrastruktur PnP perlu menjadi focus pengembangan di
Kawasan Metro Gerbangkertosusila. Pada tahun 2018, gap program Infrastruktur PnP di Kawasan
Metro Gerbangkertosusila tercatat sebesar 301.06 Milyar Rupiah. Berdasarkan hal ini, jika
disekenariokan pembangunan selanjutnya berdasarkan gap tahun 2018 maka dampak dan manfaat
yang akan diperoleh di Kawasan Metro Gerbangkertosusila dapat dilihat pada Tabel 5.63
Interpretasi angka pada masing-masing indicator yang tertera pada tabel, sebagai contoh pada
indikator produktivitas tenaga kerja yakni; setiap peningkatan investasi infrastruktur PnP sebesar
1 Milyar Rupiah akan memberikan manfaat untuk peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar
301.06 Juta Rupiah dan seterusnya. Cara interpretasi indikator lainnya pun sama seperti ini.
Namun, yang perlu diperhatikan yakni ada dampak negative lingkungan yang ditimbulkan karena
pembangunan insfrastruktur utama ini. Jika disekenariokan Kementerian PUPR membangun
infrastruktur sebesar besaran Gap tahun 2018 maka besaran dampak dan manfaat yang akan
diterima pada tahun 2020 yakni sebagaimana yang tertera dalam tabel di bawah ini (asumsi
pelaksanaan selesai di tahun yang sama).
Tabel 3.63
Skenario Manfaat dan Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR Kawasan Metro Gerbangkertosusila
tahun 2020

Hal 3-163
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

Kondisi Persentase
Aspek Indikator Satuan Kondisi Eksisting 2019
Pengembangan Peruahan
Manfaat Produktivitas Pertanian Ton/Ha 15.69 15.69 0.0000%
Indikator Kelancaran
Indeks 0.0004%
Logistik 3.92 3.92
Indikator Keterbukaan
Manfaat Daya Indeks 0.0008%
Perdagangan 84.93 84.93
Saing Industri
Produktivitas Tenaga
Juta Rupiah 0.0286%
Kerja 765.39 766.05
Daya Saing Industri RCA Indeks 1.77 1.77 0.0076%
Indikator Daya Saing
Indeks 0.0016%
Tingkat Harga 1.42 1.42
Manfaat Daya Indikator Keterbukaan
Indeks 0.0000%
Saing Pariwisata Destinasi Pariwisata 17.88 17.88
Indikator Daya Saing
Indeks 0.0019%
Pariwisata (TII) 109,561.20 109,567.44
Indikator Daya Beli
Indeks 0.0023%
Masyarakat 22,495.00 22,496.58
Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 0.0000%
Pertanian 6,093,936.13 6,093,939.60
Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 0.0215%
Perdagangan 12,651,679.87 12,659,825.63
Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 0.0180%
Manfaat Industri 47,816,270.69 47,842,139.91
Ekonomi Peningkatan PDRB
Juta Rupiah 0.0006%
Wilayah Metro Pariwisata 132,813.68 132,815.98
Investasi Juta Rupiah 152,258.53 152,286.78 0.0062%
Penyerapan Tenaga
Orang 0.0028%
Kerja Sektor Industri 62,473 62,478.35
Penyerapan Tenaga
Orang 0.0016%
Kerja Sektor Pariwisata 13,158 13,158.65
Penyerapan Tenaga
Orang 0.0000%
Kerja Sektor Pertanian 37,290 37,289.75
PDRB Juta Rupiah 134,987,819 135,017,893.90 0.0074%
Dampak
LPE Persen 6.23 6.23 0.0080%
Ekonomi Makro
Tingkat Kemiskinan Persen 121,991.29 121,825.46 -0.0453%
Tingkat Pengangguran Persen 1.79 1.79 -0.0680%
Tingkat Ketimpangan
Indeks 0.0037%
Dampak Sosial (Gini Ratio) 0.36 0.36
Indeks Pembangunan
Indeks 0.0015%
Manusia 65.06 65.06
Indeks Kualitas Udara Indeks 0.0016%
82.12 82.12
Dampak
Indeks Kualitas Air Indeks 28.58 28.58 -0.0032%
Lingkungan
Indeks Kualitas Tutupan Lahan
Indeks 49.99 49.99 -0.0029%
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks 52.70 52.70 -0.0015%
Sumber: Olahan Konsultan (2019)

Tabel di atas menggambarkan bahwa jika diskenariokan infrastruktur Kawasan Metro


Gerbangkertosusila yang dibangun sebesar gap program pada tahun 2019 maka peningkatan manfaat
dan dampak dapat terlihat seperti pada tabel. Sebagai contoh, indikator yang akan mengalami
peningkatan sebagai akibat focus pembangunan infrastruktur PnP yakni PDRB. Pada tahun 2019,
PDRB sebesar 134,987,819 juta Rupiah akan meningkat menjadi 135,017,893.90 Juta Rupiah pada
tahun 2020. Indikator manfaat dan dampak di Kawasan Metro Gerbangkertosusila rata-rata mengalami
perubahan. Indikator yang justru diprediksikan tetap yakni indicator kinerja logistic, tingkat

Hal 3-164
EXECUTIVE SUMMARY
Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPRDalam
Rangka Mendukung Konektivitas Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Barat

ketimpangan, Indeks pembangunan manusia dan indeks kualitas tutupan lahan. Hal ini masih relative
aman untuk keberlangsungan pembangunan ekonomi wilayah Kawasan Metro Gerbangkertosusila.

Hal 3-165

Anda mungkin juga menyukai