Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI KEGIATAN

MONITORING DAN SUPERVISI PENGUATAN TBC DAN IMPLEMENTASI PPM


RS DIBAWAH JARINGAN MANAJEMEN BIG CHAIN HOSPITALS SWASTA
RS PKU MUHAMMADIYAH BLORA PADA KAMIS, 31 AGUSTUS 2023

1. Dr. Tegar Muhammad Wijaya : beliau menyampaikan berkomitmen untuk mengikuti segala
bentuk instruksi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, beliau
menyampaikan bahwasannya DKK merupakan naungan dan
berhak di ikuti segala instruksinya demi menciptakan pelayanan
kesehatan bagi Masyarakat.

2. Bapak Sutik, S.Kep., M.M : Di blora tedapat 12 indikator yang harus dipenuhi karna menjadi
nilai raport Bupati Blora, termasuk TB-HIV. Kami slalu meng-
gandeng KOPI TBC, dan DPPM berkaitan dengan keberhasilan
program TBC. RS Swasta memiliki kontribusi yang besar terhadap
penemuan kasus TB. TB sendiri memiliki standar mulai dari
standar diagnosa dan pengobatan. Untuk standar penegakan
diagnosa masih sama menggunakan TCM meskipun kadang dari
ketersedian Catridge masih minim, dan untuk standar
pengobatan keberhasilan pengobatan kami menggunakan
pemeriksaan Mikroskopis sehingga kami harapkan bisa
mendongkrak angka keberhasilan pengobatan TBC.

RS PKU Muhammadiyah menjadi salah satu mitra DKK dalam


membantu menemukan kasus TBC. DKK bersedia menyediakan
baik Logistik dan OAT TBC agar bisa memberikan pelayanan
sesuai standar pada pasien TBC. DKK berkomitmen memberikan
dukungan penuh terhadap keberhasilan program TBC. Eliminasi
TBC ditargetkan tahun 2028 untuk itu TBC tidak bisa ditangani
sendiri kami meng-gandeng lintas program dan lintas sector juga
pelibatan DPPM di Kabupaten Blora.

3. Mba Harmony : Eliminasi TB secara nasional 2030 harapannya 2 th sebelumnya


tahun 2028 Blora dan Jawa Tengah bisa eliminasi. Mulai tahun
2021 kementrian kesehatan mulai berfokus pada faskes swasta
seperti RS swasta dan DPM serta Klinik. Pelibatan RS Swasta
sehingga dibentuklah DPPM sebagai penguatan jejaring. Hal itu
diharapkan pasien yang ditemukan bisa ditatalaksana sesuai
standar, di catat dan di laporkan. Selain itu Kementrian juga
mulai pemetaan rumah sakit jaringan besar seperi
Muhammadiyah untuk terlibat dalam program TB, selain
Muhammadiyah rumah sakit besar lainnya ialah pertamina,
siloam dan banyak rumah sakit swasta lainnya.

Pada tahun 2022 sudah ada komitmen jejaring rumah sakit


besar. Didapatkan kesimpulan bahwasannya :
a. Memberikan tatalaksana TB seuai standar dengan strategi
DOTS
b. Memastikan pasien TBC yang memilih di RS menyelesaikan
pengobatannya sampai sembuh.
c. Meningkatkan kompetensi SDM pengelolaan TBC dengan
melibatkan sseluruh poli yang ada di RS . (Apakah SDM
yang bersangkutan suah mendapatkan kompetensi ttg
TBC).
d. Berkoordinasi dengan DKK
Melakukan integrasi data dari SIM RS dengan SITB.
DISKUSI PANEL
7. Mba Harmony : 1. Apakah SDM sudah mendapatkan Sosialisasi ttg TB
 2017-2018 melakukan in house training di wilayah RS PKU
Muhammadiyah Blora, baiknya in house training dilakukan 2
kali dalam satu tahunn dan dilakukan mendeati akreditasi
2. SPO TB pada RS PKU Muhammadiyah Blora apakah
dijalankan sesuai yang sudah disepakati ?
 SPO sudah dilakukan dengan standar
3. Apakah ada screaning dahak awal di RS PKU Muhammadiyah
Bloa ?
 Untuk alur screaning awal di RS PKU Muhammadiyah Blora
diawali dari pak satpam menerima pasien dengan
menanyakan keluhan apabila ada batuk diberikan masker
diarahkan ke pendaftaran. Di Poli terdapat ceklist form,
kalau belum maka diberikan form manual. Pasien menunggu
di ruang tunggu dan melakukan pendaftaran oleh keluarga.
4. Bagimana dengan pasien yang sudah mulai pengobatan
ketika kontrol kembali
 Untuk poli TB kontrol pasien datang di drop di pintu timur
selanjutnya keluarga melakukan pendaftaran. Pasien
menunggu di ruang tunggu poli TBC.
5. Apakah ada pemisahan pasien batuk dengan pasien keluhan
non batuk, misal tidak ada pemisahan ruang tunggu apakah
sudah ada waktu pemisahan pasien tb dengan pasien
lainnya ?
 Untuk ruang tunggu antara pasien TB belum dipisahkan
begitu pula dengan waktu pelayanan antara pasien TB dan
lainnya belum ada pemisah. Namun untuk pemishan waktu
pelayanan pelayanan TB dibuka paada Hari Senin Rabu
Jumat.
6. Bagaimana mekanisme jejaring internal yang ada di RS PKU
Blora, misal pasien di temukan dari Poli Anak bagaimana
alurnya, atau dari poli lainnya bagaimana jejaring internal
yang diterapkan diluar poli DOTS, serta penemuan TB
darimana penemuan paling banyak pasien TB ditemukan ?
apa yang dilakukan tim DOTS apabila ada temuan TB dari
poli External TB DOTS.
 Untuk poli internal sudah berjalan missal dari Poli Penyakit
Dalam menemukan kasus TB maka akan dilakukan
perujukan langsung ke Poli DOTS, untuk kasus TBC yang
banyak ditemukan dari Poli Bedah, dan Poli Anak.
7. Puskesmas tidak memiliki wilayah, namu diketahui bahwa
pasien TB menular pasti ada sumber penularan, lalu
bagaimana alur pelacakan investigasi kontak ketika ada
pasien TB ditemukan di RS, apakah sudah dilakukan
perujukan IK atau IK dilakukan oleh internal tim RS.
 Untuk perujukan Investigasi Kontak dari Kasus yang
ditemukan di RS PKU Muhammadiyah Blora sudah ada dan
dibantu juga dengan MSI dan rujuk keluar IK oleh
Puskesmas.

8. Apakah RS pernah menerima rujukan dari luar kabupaten


lain ?
 Pernah mendapatkan dari Kariadi, Jakarta, Solo, Kalimantan.
Apabila rujuk pasien sudah dikirim SITBnya maka tinggal
diterima rujuk SITB nya namun apabila rujuk SITB nya
belum di rujuk di RS PKU Muhammadiyah Blora maka dari
Programmer RS PKU Muhammadiyah Blora menghubungi
DKK Blora untuk bisa menyampaikan pada TO Setempat
kemudian diteruskan ke Kabupaten Kota Fasilitas Layanan
Kesehatan asal.
9. Ketika terdapat pasien pengobatan di RS dan Mangkir
bagimana mensiasatinya ?
 Dikomunikasikan langsung dengan lurah atau sarekat
terdekat untuk menginfokan pasien TBC yang pengobatan di
Rumah Sakit.
10. Bagimana screaning TB HIV yang sudah dilakukan ? apakah
sudah dilakukan screaning TB DM.
 Kadang pasien menarik diri saat dilakukan screaning HIV.
Untuk TB DM belum semua dilakukan screaning DM.
11. Apakah semua kasus TB tanpa penyerta di RS sudah dirujuk
balik di Puskesmas ? apakah ada kendala untuk klaim ke
BPJS terkait tersebut ?
 Di era bpjs tanpa penyulit yang dikembalikan di faskes
wilayah setempat pernah ada penolakan dari pasien namun
dari faskes RS melakukan edukasi agar pasien berkenan
untuk dilakukan rujuk balik di Puskesmas sebagai FKTP.

5. Bapak Eko Wahyudi, : Menyikapi TB-HIV dari tahun 90 an terutama TB sampai


S.Kep.,Ners sekarang masih ada saja kasus TB, Kami beserta tim
memonitoring bagiamana pengelolaan TB di RS PKU
Muhammadiyah Blora, dengan waktu yang singkat 5 tahun
kurang lebihnya apakah kita mampu menyelesaikan eliminasi TB
jika hanya sendiri.

Terkait TB jalur infeksius dan non infeksius harus benar


diperhatikan hal tersebut untuk menekan penularan termasuk
infeksius TB. Terkait pojok sputum apakaha sudah ada dan
seperti apa jalurnya tempat pengambilan Sputum, tatalaksana
rujuk balik pasien TB ke Puskesmas. Di maping mana saja yang
belum E-RM karna 2024 dicanangkan semua sudah E-RM.
Dengan demikian akan memudahkan dalam penemuan kasus TB
dari Poli lain selain Poli TB DOTS.

6. Mba Harmony : Apakah di RS PKU Muhammadiyah Blora sudah rutin dilakukan


in house training terkait TBC ?
 Untuk pelaksanaan in house training TBC dilakukan setiap
akan dilaksanakan Akreditasi rumah sakit saja. terakhir in
house training tahun 2017, pelatihan perawatnya tahun
2019.
Mengenai in house training RS PKU Muhammadiyah Blora
terakhir in house training tahun 2017, pelatihan perawatnya
tahun 2019, tentunya sudah banyak sekali pembaruan informasi
terkait TBC untuk itu Kementrian Kesehatan meberikan fasilitas
berupa E-learning TB yang bisa diakses melalui web Kementrian
Kesehatan, sertifikatnya ber SKP dan bisa diakses pada link
https://lms.kemkes.go.id/.
8. Dr. Iqbal (KOPI TBC) : 1. Terkait tatalaksana pemantauan TB Klinis.
Terkait Tatalaksana Pasien TB Klinis yang sudah
ditemukan oleh PKU Muhammadiyah Blora berkewajiban
untuk melakukan follow up yaitu pada bulan ke 2, 3, 5,
dan akhir pengobatan. Follow up tetap dilakukan untuk
memantau pengobatan pasien TBC, pemmantauan bisa
menggunakan uji mikroskopis.
2. Tatalaksana pasien TB anak
Terduag TBC anak yang ditemukan dilakukan
pemeriksaan Mantoux test atau TST, dan dilakukan
scoring apabila mendukung ke TB Anak maka
ditindaklanjuti dengan pemberian terapi oat anak.

3. PMO dan Stigma TPT


Untuk pasien yang sudah didiagnosa TBC pengawasan
Minum Obat harus diberikan kepada orang terdekat
seperti keluarga atau kerabat. Dan pasien yang
ditemukan setelah dikembalikan ke FKTP dilakukan
Investigasi Kontak apabila terdapat anggota keluarga
yang mengalami klinis mengarah ke TBc bisa diuji dahak
ke pemeriksaan TCM dan apabila tidak terapat gejala bisa
di lakukan pemeriksaan TST, pada orang dewasa apabila
hasil TST positif bisa ditindak lanjuti dengan pemeberian
terapi pencegahan.

Mengetahui,

Subkoordinator P3M Dinas Kesehatan Kabupaten Blora


Kabid p2

Sutik, S.Kep., M.M Joko Budi H, S, S.Kep., Ners., M.Si

Anda mungkin juga menyukai