Anda di halaman 1dari 3

Sampah Organik : Pengertian, Jenis, Contoh, dan Dampaknya

Sampah organik tergolong sampah ramah lingkungan karena pengolahan sampah organik
sangat mudah dan tidak memerlukan biaya mahal. Hasil pengolahan sampah organik dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk kompos. Hasil pembusukan sampah organik sangat
baik bagi tanah dan tumbuhan karena mengandung banyak zat hara. Sampah organik banyak
dihasilkan oleh lingkungan pemukiman, pasar, dan restoran.
Pengertian sampah organik sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup
(alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan, dan benda hasil olahannya yang dapat mengalami
pembusukan atau pelapukan. Proses pembusukan atau pelapukan sampah organik berlangsung secara
alami dengan bantuan mikroorganisme tanpa tambahan bahan kimia dalam waktu yang singkat.
Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering.
Berikut penjelasannya:
Organik basah Sampah organik basah adalah sampah organik yang mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah, sisa sayuran, kulit sayuran, dan biji buah.
Organik kering Sementara sampah organik kering adalah bahan organik yang kandungan airnya kecil.
Contoh sampah organik kering di antaranya, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering, sisik
ikan, cangkang kerang, kulit telur, batok kelapa, dan serbuk gergaji.
Contoh-contoh sampah organik beberapa contoh sampah organik, sebagai berikut:

 Sisa makanan
Sisa makanan merupakan salah satu contoh sampah organik. Contoh sisa makanan adalah
nasi, tulang ikan, kulit buah dan sayur, roti kadaluarsa, dan lain sebagainya. Sampah ini akan
membusuk dan diurai oleh mikroorganisme. Nasi yang berada di tempat sampah akan
ditumbuhi belatung yang berperan sebagai mikroorganisme pengurai nasi. Inilah peran
pengurai, lama-kelamaan nasi akan habis dimakan oleh belatung.
 Dedaunan
Dedaunan yang jatuh ke tanah dapat menjadi pupuk kompos alami. Daun yang membusuk
apabila sudah terurai akan mengandung unsur hara dan mineral yang bermanfaat bagi
kesuburan tanah dan tumbuhan.
 Sisa sayuran, kulit buah, dan biji-bijian
Sisa sayuran yang dimaksud disini adalah bagian dari sayuran yang tidak terpakai. Contohnya
adalah batang kangkung yang digunakan, batang brokoli, dan bonggol wortel. Kulit buah juga
termasuk sampah organik. Kulit buah yang sering dibuang misalnya kulit papaya, kulit
mangga, dan lain sebagainya. Biji-bijian yang kualitasnya jelek sehingga tidak dimanfaatkan
lagi termasuk dalam sampah organik, misalnya biji kacang hijau yang telah membusuk, biji
semangka, dan biji nangka.
 Kotoran hewan
Kotoran hewan dapat diolah menjadi pupuk kandang yang dapat menyuburkan tanaman,
membuat tanah subur dan gembur.
 Bangkai hewan
Bangkai hewan yang telah terurai juga dapat membantu menyuburkan tanah dan tanaman.
Dampak sampah organik Dampak negatif sampah organik terbagi menjadi dua, yaitu bagi
kesehatan dan lingkungan. Berikut penjelasannya:
Dampak sampah organik bagi kesehatan Tempat bersarangnya hewan penyebar penyakit Sampah
organik yang menumpuk bisa menjadi tempat bersarangnya hewan penyebar penyakit seperti lalat dan
lala. Hal ini akan berbahaya bagi kesehatan jika hewan tersebut hinggap di makanan. Penyakit yang
dapat ditimbulkan lalat antara lain tifus, diare, dan kolera. Tikus juga senang bersarang di tempat
sampah dan tak jarang pula mencari makan di rumah penduduk. Perpindahan tikus dari tempat
sampah ke rumah penduduk akan menimbulkan perpindahan kuman penyakit. Penyakit yang
ditimbulkan oleh tikus misalnya leptospirosis dan tipes. Baca juga: Mengapa Sampah Plastik Bisa
Membuat Lingkungan Rusak? Menyebabkan penyakit pada hewan ternak Hewan ternak yang diberi
makan sampah organik (misalnya sisa sayuran) dapat terjangkit penyakit. Cacing pita juga dapat
menjangkit hewan ternak melalui makanannya. Pengolahan limbah organik sebagai pakan ternak
harus benar-benar dipastikan kelayakannya untuk dikonsumsi agar tidak membahayakan kesehatan
hewan ternak dan manusia. Penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh jamur Jamur dapat
berkembang biak dengan baik di daerah yang lembab, misalnya pada tumpukan sampah. Penyakit
yang disebabkan oleh jamur misalnya adalah jamur kulit. Dampak sampah organik terhadap
lingkungan Selain berbahaya bagi kesehatan, sampah organik juga memberikan dampak buruk bagi
lingkungan. Dampak sampah organik bagi lingkungan adalah sebagai berikut. Tercemarnya sumber
air Sampah organik yang dibuang ke sungai, danau, waduk, dan sumber air lainnya dapat mencemari
air. Rembesan sampah organik basah ke dalam tanah juga dapat mencemari air tanah. Binatang
terancam mati Matinya beberapa binatang merupakan dampak lanjutan dari tercemarnya sumber air.
Ikan dan binatang lain yang menggantungkan hidup dengan sumber air akan terancam mati karena air
telah tercemar. Rawan tanah longsor Sampah organik bersifat lunak sehingga tumpukan sampah
organik di TPA membuat tanah menjadi tidak stabil dan bisa terjadi longsor sewaktu-waktu.
Munculnya lingkungan kumuh Tumpukan sampah dapat menimbulkan lingkungan kumuh dengan
pemandangan tidak sedap dan dikeliling lalat. Sampah yang berceceran dapat mengurangi keindahan
pemandangan dan menjadikan daerah tersebut tidak layak dijadikan tempat tinggal. Polisi udara
Penguraian sampah organik terutama sampah organik basah dapat menimbulkan bau tidak sedap yang
dapat mencemari udara. Bila sampah dibuang ke air, maka akan menghasilkan asam organik dan gas
organik seperti metana. Metana inilah yang menimbulkan bau tidak sedap dan dapat meledak bila
terdapat pada konsentrasi yang tinggi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sampah Organik: Pengertian, Jenis, Contoh,
dan Dampaknya"

Anda mungkin juga menyukai