Kelas 12
1 - 43
Modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas 12
Modul 10
Menganalisis Perencanaan Produksi Massal
A. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis perencanaan produksi massal
C. Materi Pokok
PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau
produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan
customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih
kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1) Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar
2) Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
4) Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5) Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.
D. Kegiatan Pembelajaran
• Mengamati untuk mengidentif ikasi dan menganalisis Perencanaan produksi massal
produk Barang/Jasa
• Mengumpulkan data dan inf ormasi Perencanaan produksi massal produk
Barang/Jasa
• Mengidentifikasi dan menganalisis data dan informasi Perencanaan produksi massal
produk Barang/Jasa
• Mengkomunikasikan hasil analisis data dan informasi
• Perencanaan produksi massal produk barang atau jasa
E. Soal Essay
1. Perencanaan produk adalah ….
2. Definisi dari biaya produk adalah ….
3. Definisi dari biaya pengembangan adalah ….
4. Apa yang dimaksud kapabilitas pengembangan ….
5. Usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika ….
F. Pilihan Ganda
1. Proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke
pasar, merupakan pengertian dari .…
A. biaya produksi
B. perencanaan produk
C. biaya konsumen
D. perencanaan produksi
E. perencanaan konsumen
2. Terdapat berapa dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3. Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan, merupakan definisi dari ….
A. Biaya produk
B. Biaya konsumen
C. Kualitas produk
D. Biaya pengembangan
E. Waktu pengembangan produk
4. Dari sudut pandang siapa, pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan
produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan
laba ?
A. Pembeli
B. Konsumen
C. Produsen
D. Produksi
E. Investor
5. Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai ….
A. Profit
B. Untung
C. Laba
D. Produksi
E. Biaya
6. Perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.,
termasuk diantaranya, kecuali ….
A. Perbaikan
B. Ekstensi produk
C. Distribusi
D. Biaya
E. promosi
8. Usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan ….
A. teknologi
B. produksi
C. biaya
D. laba
E. pelanggan
9. Karena dengan berbasis keinginan customer, maka kemungkinan produk tersebut tidak
diterima oleh customer menjadi lebih ….
A. besar
B. kecil
C. mahal
D. murah
E. tidak laku
10. Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan ….
A. Penjual
B. Produsen
C. Pelanggan
D. Penagih
E. Customer
G. Kunci Jawaban
Essay
1. Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar.
2. Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.
5. produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali
Pilihan Ganda
1. B 6. D
2. E 7. A
3. C 8. D
4. E 9. B
5. A 10. C
Modul 11
Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
A. Kompetensi Dasar
3.11. Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal.
B. Indikator Pencapaian
3.11.1. Menjelaskan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
3.11.2. MenentukanIndikator keberhasilan tahapan produksi massal
C. Materi Pokok
Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus,
adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar, termasuk dan terutama
pada lini perakitan. Bersama-sama dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah
salah satu dari tiga metode produksi.
Produksi Massal
Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi
barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang
murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah
yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahap perencanaan harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan langkah-
langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus
dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu adalah melihat
kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan. Pengadaan (procurement)
dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin hanya
berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Proses Produksi
Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi:
✓ Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin serta
Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan .
Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari saut atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda
atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan, kegiatan menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka
berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam
situasi yang tidak menentu.
Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:
1. Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru
2. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang
Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:
1. Peluang pasar yang baik.
2. Keunggulan persaingan.
3. Kualitas barang/jasa.
4. Inovasi yang berproses.
5. Dasar budaya perusahaan.
6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
7. Manajemen yang berkualitas
8. Dukungan modal yang kuat.
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha terdiri dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja
Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup
signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :
1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
5. Perluasan daerah pemsaran
6. Perbaikan sarana fisik dan
7. Pendapatan usaha
Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi
keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini
menggunakan pendapat Dwi Riyanti bahwa dimensi keberhasilan usaha yaitu
diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal,
Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah pemsaran,
Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha
Modul 12
Menerapkan proses produksi massal
A. Kompetensi Dasar
3.12. Menerapkan proses produksi massal
B. Indikator Pencapaian
3.12.1. Menjelaskan tahapan proses produksi Massal
3.12.2. Mengidentifikasi Proses produksi massal
C. Materi Pokok
Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus, adalah
sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar, termasuk dan terutama pada
lini perakitan. Bersama-sama dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah salah
satu dari tiga metode produksi.
Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan
suatu hasil.
Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari saut
atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan, kegiatan menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
5. Produksi Massal
Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi
barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang
murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang
dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahap perencanaan harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan langkah-
langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan
sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu
adalah melihat kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik itu. Jenis
produksi ini mungkin hanya berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa
bagi perusahaan manufaktur (Ogawa, 1984:2).
6. Proses Produksi
Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi :
➢ Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin
B. Indikator Pencapaian
3.13.1. Menjelaskan Metode perakitan produk barang/jasa
3.13.2. Memahami Metode perakitan produk barang/jasa
C. Materi Pokok
1) Pengertian Perakitan
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan
perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut
telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara
bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua
bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi
dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang
baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian
akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur
lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan
yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam
perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.
2) Metode perakitan.
Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis,
misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain
dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil
pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :
a) Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain
( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal
dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya.
Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan
adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian
komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di
pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli
komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.
b) Perakitan dengan pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga
dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri
menurut batasan-batasan ukuran.
c) Perakitan secara individual.
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara
pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan
tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan
tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul
dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.
B. Indikator
3.14.1. Menjelaskan cara/tahapan pengujian fungsi produk barang/jasa
3.14.2. Menjelaskan Prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa
3.14.3. Mengidentifikasi komponen-komponen pengujian fungsi produk barang/jasa
3.14.4. Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa
C. Materi Pokok
1. Dasar pengujian
Paket software prototype diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-
ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 2005). Pengujian system bertujuan
menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada system dan melakukan revisi
sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan
(Mulyanto, 2009).
a. Uji preferensi aktual dan uji teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif
untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan
superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk
perusahaan dari pada pesaing.
b. Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa
pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat
berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang
produk baru.
c. Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen
program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi
dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang
bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru
selanjutnya.
d. Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
3) Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Yaitu prosedur riset pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang
murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru.
Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR,
dan LITMUS.
d. Test Markets
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang
sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang
bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset
dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba
membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan.
Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan
dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada
jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah memberikan
prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan dimasa yang akan datang,
pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk,
mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, dan
mendapat pemahaman lebih baik mengenai perilaku berbagai segmen pasar.
Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana
pengujiannya bervariasi tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal
dan memakai teknologi baru pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta.
Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta
meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila
hasil pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan
melakukan pengujian Beta dengan mengundang para konsumen potensial agar dapat
melaksanakan pengujian secara rahasia ditempat mereka sendiri.
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran
dagang. Produk baru industrial juga dapat diuji ditempat pajangan distributor atau
dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan
membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga
untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi,
dan sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja
yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan
informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang
bersangkutan.
B. Indikator
3.15.1. Menjelaskan kesesuaian hasil produk dengan rancangan
3.15.2. Menganalisis kesesuaian hasil produk dengan rancangan
C. Materi Pokok
Cara evaluasi dapat dilakukan secara manual, untuk mempermudah maka kita hanya melaku
kan sampling saja terhadap produk yang sudah selesai dibuat.
Dengan adanya evaluasi tersebut seorang wirausaha dapat memutuskan apakah rencana yan
g sudah dibuat berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Apabila produk yang dihasilkan ti
dak sesuai dengan rancangan maka perlu diambil langkah lebih lanjut untuk mengatasinya.
Contoh jenis usaha yang memerlukan adanya tahapan evaluasi ini dalah usaha yang bergerak
pada bidang kerajinan atau membuat barang jadi. Karena kualitas barang dagangan menjadi
factor penentu kepuasan pelanggan kita.
Hal yang paling esensial dalam pengembangan sebuah startup adalah tentang produk dan
diterimanya produk tersebut di pasaran. Untuk memastikan laju kesuksesan sebuah startup,
pelaku bisnis harus dapat secara efektif menentukan, mengembangkan, dan menghasilkan
produk sesuai dengan yang segmentasi ditargetkan.
Kesuksesan tidak harus dating menunggu sebuah ide atau produk dilahirkan secara sempurna,
namun secara perlahan produk dan pasar akan terbentuk ketika pelaku bisnis mampu
mengidentifikasi kebutuhan di pangsa pasar. Pada akhirnya produk yang dikembangkan
dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut.
Salah satu bagian yang patut dipersiapkan dalam memulai sebuah startup adalah menjaga ke
cepatan dan ritme setelah sukses pada penjualan awal. Tak jarang ketika pertama produk dil
uncurkan, antusias cukup terbentuk, tapi justru makin melemah setelah berjalannya waktu.
Proses penemuan product market-fit (produk sesuai dengan kebutuhan pasar yang
berkembang) perlu untuk digaungkan.
Ada 3 (tiga) hal yang menetukan kesesuaian produk dalam pangsa pasar :
2. Jalin komunikasi
Untuk mendapatkan insight berharga, melakukan komunikasi dengan pelanggan atau
calon pengguna potensial sangat penting dilakukan. Dari proses komunikasi ini biasanya
proses dan pengembangan ke depan suatu produk dapat dirumuskan. Proses ini dapat
dijalankan dengan komunikasi secara langsung, melalui wawancara email ataupun
survei.
Dari hasil komunikasi ini, pastikan pertanyaan yang diajukan mewakili keseluruhan dari
proses penggunaan produk. Dari bagaimana produk tersebut ditemukan, apa yang
menarik dari produk tersebut, kesulitan penggunaan, hingga hal-hal yang diinginkan
untuk menjadi suplemen dalam pembaruan berikutnya.
3. Lakukan analisis
Setelah mendapatkan catatan cari hasil komunikasi, umpan balik yang didapatkan harus
benar-benar dimanfaatkan untuk mempermudah dalam merealisasikan produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar. Beberapa alat seperti CRM bias digunakan untuk
mendukung dalam proses ini. Atau lakukan pemetaan secara sederhana dengan model
win/lose.
Memetakan hasil komunikasi sesuai dengan profil kontak sangat penting. Profil tersebut
bisa dicari secara mandiri seperti melalui LinkedIn jika sebelumnya informasi tentang k
omuniksi dengan pelanggan itu tidak membuahkan identitas secara mendetil.
Dalam melakukan tiga hal di atas, pastikan untuk focus pada proses, bukan hasilnya.
Dengan melakukan proses demi proses dengan baik, apa yang dihasilkan pun akan
mengikuti. Tiga hal tersebut bukanlah sebuah hal yang hanya cukup dilakukan sekali,
melakukannya secara berulang dengan membubuhkan perbaikan akan memberikan
dampak yang lebih baik pada terciptanya sebuah produk yang diminati.
Nah, jadi sebenarnya ketiga prosesi di atas tujuan akhirnya akan membawa bisnis pada
profil pelanggan yang jelas dan mengidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki. Proses
pembelajaran ini penting, karena hal utama dalam penyesuaian sebuah produk tak lain
adalah dengan melibatkan pengguna atau orang yang membutuhkan produk tersebut.
Modul 16
Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa
A. Kompetensi Dasar
3.16. Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa.
B. Indikator
3.16.1. Menjelaskan paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa
3.16.2. Menganalisis paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa
C. Materi Pokok
1. Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan
tujuan agar para pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan
itu. Paragraf deskripsi ini menggambarkan sesuatu dengan kata-
kata secara jelas dan terperinci. Aspek yang digambarkan bisa tentang keindahan alam,
keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang.
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang gagasan utamanya dikembangkan
dengan memaparkan pendapat, ulasan, pokok bahasan dan ide pribadi penulisnya. Tujuan
dari paragraf argumentasi yakni untuk meyakinkan serta mempengaruhi pembaca agar
mempunyai pendapat yang sama dengan pendapat penulis.
Paragraf naratif adalah jenis karangan yang mengungkapkan suatu kisah, peristiwa, atau
pengalaman pribadi berdasarkan urutan-urutan kejadian atau peristiwa. Paragraf naratif
merupakan paragraf yang berisi tentang pemaparan suatu kejadian yang dirangkai dalam
kesatuan waktu.
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengimbau,
membujuk, atau merayu pembaca sehingga terpengaruh untuk mengikuti keinginan
penulis. Paragraf persuasif merupakan sebagian dari macam-macam paragraf atau jenis-
jenis paragraf.
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihal lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik
maupun tidak.
2. Argumentasi
Kondisi lain yang membuatnya menjadi semakin menjanjikan adalah struktur alam
Indonesia. Ketika musim hujan, jalanan menjadi becek bahkan berlumpur, sehingga
motor jadi mudah kotor. Sedangkan saat musim kemarau, berbagai debu dan kotoran
beterbangan, pun menimbulkan dampak serupa.
Selanjutnya pada masa liburan, banyak orang khususnya anak muda, suka pergi berlibur
dengan kendaraan bermotor karena di anggap lebih praktis dan murah. Setelah itu, tentu
motor yang di gunakan juga akan mudah kotor dan harus cepat mereka bersihkan.
Akibatnya, peluang usaha cuci motor makin laris dan sering di kunjungi oleh konsumen.
Tidak dapat kita pungkiri, memang sudah banyak pelaku bisnis tersebut kita temui di
berbagai tempat, terutama sekitar kawasan perkotaan.
3. Naratif
Akan tetapi bisnis ini tetap saja memiliki prospek masa depan cerah. Seperti yang telah
di sebutkan di atas, jumlah pengguna motor terus bertambah. Resikonya pun tergolong
sangat minim.
Perihal lokasinya sendiri, apalagi jika belum tersedia modal cukup besar, bisa Anda rintis
dari rumah sendiri.
Selain lokasi atau lahan, kebutuhan lain yang perlu di siapkan adalah aneka macam
peralatan cuci seperti hidrolik lift, tabung salju, kompresor, mesin steam air, selang,
shampoo motor, lap dan lainnya. Untuk hidrolik lift, karena cenderung berharga mahal,
sementara dapat kita ganti dengan papan dari kerangka besi.
4. Persuasif
Mungkin banyak dari kita tidak menyadari jika peluang usaha cuci motor dapat di
gabungkan dengan bidang bisnis berkaitan lainnya semisal cuci helm.
Sama dengan motor, setelah di pakai hingga berulang kali, helm akan mudah kotor
sehingga harus di cuci agar senantiasa bersih serta nyaman di kenakan kembali. Bahkan
aktivitasnya harus sering di lakukan.
Kotoran tersebut tak cuma berasal dari debu, melainkan keringat yang muncul pada
rambut dan kepala. Apalagi bagi mereka yang suka memakai minyak atau pengeras
rambut.
Orang yang mau mencuci motor, secara garis besar akan tertarik mencuci helm miliknya
pula. Hal itu memungkinkan, sebab menjadi lebih praktis dan tidak membuang waktu,
tenaga untuk pergi menuju ke tempat lain.
Modul 17
Menentukan media promosi
A. Kompetensi Dasar
3.17. Menentukan media promosi
B. Indikator
3.17.1. Menjelaskan media promosi
3.17.2. Mengidentifikasi media promosi
3.17.3. Menganalisis media promosi
C. Materi Pokok
a) Tawarkan promosi ekstra pada audiens di sosial media. Bukan hanya menarik
pelanggan lama cara ini juga dapat menarik perhatian pelanggan baru.
b) Aktif melakukan mengajak pelanggan berdiskusi serta cepat merespons pertany
aan pelanggan di media sosial.
c) Buat konten yang akan dipromosikan secara menarik dan teratur. Konten harus
lah yang bersifat informatif yang dapat menggugah rasa penasaran agar
audiens tidak menganggap bahwa akun media sosial hanya tempat untuk prom
osi saja. Dalam pemilihan konten pastikan masih berhubungan dengan produk
Anda, misalkan bila produk Anda adalah obat kecantikan,
d) Anda dapat mem-posting artikel tentang pentingnya perawatan tubuh dan lain
sebagainya.
e) Melakukan promosi offline
Meskipun sekarang ini promosi usaha online atau online marketing sedang menjadi
trand, namun pengaruh promosi offline juga cukup besar terhadap penjualan.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk melakukan promosi dengan cara konvensional,
yaitu dengan cara menyebar brosur, iklan koran dan media cetak, atau dapat beriklan
di papan reklame.
f) Berikan Free Sample
Kebanyakan pembeli tertarik untuk membeli setelah mencoba produk, maka tidak
ada salahnya jika memberikan free sample untuk calon pelanggan. Percobaan cuma-
cuma ini tidak hanya berlaku untuk produk makanan saja, produk seperti software
atau produk yang sifatnya tidak dimakan juga dapat diaplikasikan. Seperti contohnya,
aplikasi manajemen keuangan, dengan menyediakan trial selama 30 hari gratis.
g) Aktif Menjadi Peserta Pameran
Pameran juga salah satu cara promosi yang efektif untuk memperkenalkan produk ke
masyarakat. Hal ini karena pengujung yang hadir sesuai dengan target konsumen
yang anda tetapkan. Dengan begitu kegiatan pemasaran dapat langsung tepat sasaran.
Tidak hanya mendapatkan pelanggan, tetapi dapat menambah koneksi yang nantinya
dapat membantu untuk mengembangkan usaha. Selain itu, dalam pameran akan
memperoleh informasi tren pasar yang sedang di gemari masyarakat, dengan cara
melihat minat pengujung terhadap produk yang ada di area pameran. Sehingga dapat
menyusun strategi yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis.
h) Gunakan Data Konsumen Untuk Promosi
Tujuan mengumpulkan data konsumen adalah agar dapat memberikan promosi atau
penawaran terbaru dari brand yang dipasarkan langsung konsumen dengan
menggunakan platform email atau messenger. Dengan mengkontak langsung
pelanggan, maka promosi tidak akan menjadi sia-sia sehingga besar kemungkinan
terjadinya pembelian. Tidak hanya promosi, cara ini juga dapat Anda gunakan
untuk menjalin hubungan baik dengan para pelanggan. Caranya dengan tidak hanya
terus mengirimkan share promosi, namun sesekal memberikan ucapan
selamat ulang tahun atau selamat hari raya pada momen-momen tertentu.
4) Publisitas adalah bentuk promosi yang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat.
Audiens sering berpendapat bahwa informasi produk dari sumber non-produsen
tentu akan lebih fair atau jujur.
5) Identitas Produk adalah desain produk yang bersifat khas yang mempunyai daya
tarik tersendiri. Identitas produk adalah bentuk penampilan promosi produk secara
konkrit menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ada.
Penentuan saat atau waktu evaluasi akan memberikan inforamsi yang berbeda.
Metode evaluasi dapat dilakukan sebelum (pra-test), pada saat (pro-test) atau sesudah
promosi penjualan. Misalnya memberi hadiah bagi beberapa orang pembeli pertama,
B. Indikator
3.18.1. Mengidentifikasi Strategi Pemasaran
3.18.2. Menganalisis Strategi Pemasaran
C. Materi Pokok
Strategi pemasaran yang Efisien
Strategi pemasaran perusahaan merupakan hal yang cukup mempengaruhi sales atau
penjualan suatu produk. Penjualan merupakan faktor penting agar perusahaan dapat tetap berdiri.
Tanpa adanya penjualan atau sales, suatu perusahaan dapat mengalami kerugian karena minimnya
sumber daya
Hal yang paling utama dalam melakukan pemasaran adalah riset pasar (research market).
Dengan melakukan hal ini, Anda dapat menemukan dan memilih segmentasi pasar yang tepat
sehingga produk anda dapat bersaing dan berkembang pada pasar tersebut.
2. 2. Promosi
Setelah melakukan riset pasar, maka langkah selajutnya adalah melakukan promosi. Usahak
an promosi dilakukan dengan cara yang kreatif sehingga dapat membuat pelanggan tertarik. Jang
an lupa untuk melakukan promosi secara konsisten dan berulang kali. Anda juga dapat melakukan
promosi melalui media sosial.
3. 3. Memilih Tempat Usaha Strategis
Pilihlah lokasi usaha yang strategis dan sesuai dengan hasil riset pasar yang Anda lakukan
sebelumnya. Selain lokasinya strategis, pastikan lokasi usaha Anda mudah dijangkau oleh konsu
men. Pemilihan lokasi usaha yang strategis dan tepat merupakan strategi pemasaran yang dapat
menjaring cukup banyak pelanggan.
4. Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan
Pelanggan adalah aset yang cukup berharga bagi perusahaan. Oleh karena hal itu, berilah
pelayanan terbaik untuk pelanggan anda. Jalinlah hubungan baik dengan konsumen dengan
menanggapi saran atau keluhan mereka. Jangan ragu untuk memberikan diskon ataupun hadiah
kepada pelanggan setia anda. Jika anda melakukan hal tersebut, tak menutup kemungkin
pelanggan akan merekomendasikan produk anda kepada orang lain secara sukarela.
teknologi secara optimal dapat menekan pengeluaran perusahaan. Salah satu metode internet
marketing yang dapat Anda terapkan adalah SEO (Search Engine Optimization) ataupun SMO
(Social Media Optimization).
Definisikan secara tepat pangsa pasar apa yang sedang dituju. Caranya dengan memilih
satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Hal ini bertujuan untuk memperjelas
target pasar seperti apa yang ingin Anda masuki sehingga konsep marketing yang ingin
Anda buat lebih mudah untuk dilaksanakan.
5. Anggaran
Ini merupakan bagian paling berat sebab membutuhkan tingkat keakuratan yang tepat
dalam menghitung anggaran marketing yang dibutuhkan. Sebab dari anggaran yang telah
dibuat tersebut, dapat menentukan berapa dana yang dibutuhkan untuk melakukan
pemasaran.
6. Marketing Mix
Marketing mix pada umumnya dijelaskan sebagai produk, harga, tempat serta promosi.
Sebagai pengusaha, tentunya Anda perlu memutuskan secara spesifik produk atau jasa,
berapa harga yang sesuai, bagaimana dan dimana Anda akan mendistribusikan produk
yang Anda butuhkan, serta bagaimana cara agar orang lain dapat mengetahui mengenai
produk apa yang sedang Anda tawarkan. Anda juga dapat menggunakan jasa perusahaan
digital marketing untuk memasarkan produk Anda.
7. Website
Sekarang ini, semua usaha bisnis membutuhkan website untuk memberikan informasi
mengenai produk yang sedang Anda tawarkan, sebab hampir 60 persen konsumen yang
datang mendapatkan informasinya melalui internet.
8. Branding
Branding merupakan proses yang menentukan apakah konsumen menerima produk dari
perusahaan yang membuatnya. Usaha kecil tentunya membutuhkan brand, mulai dari
gambar, logo serta produk unggulan yang dihasilkannya agar dapat dikenal oleh
masyarakat sehingga semakin berkembang.
9. SNS Operation
SNS operation merupakan salah satu strategi yang menggunakan media sosial untuk
melakukan promosi dan iklan. Melakukan hal ini cukup mudah, Anda hanya perlu
membuat suatu akun media sosial dan melakukan promosi dengan konten yang menarik.
Jika perlu gunakan juga media yang berbayar untuk meningkatkan tingkat kunjungan ke
media sosial Anda, seperti Keyword Planner, Facebook Ads, Twitter Ads, Instagram Ads
dan lain-lain.
Jika Anda memerlukan bantuan untuk meningkatkan jumlah prospek atau konversi
dengan menggunakan iklan, strategi pemasaran digital, pemasaran melalui media social,
dll. Logique Digital Indonesia akan menyediakan layanan yang efektif bagi Anda dan
perusahaan Anda.
10. Customer Relationship Management
Untuk dapat menciptakan konsumen yang loyal dan konsisten, tentu membutuhkan
pengelolaan hubungan yang baik dengan para pelanggan. Anda tentunya tidak mau
pelanggan Anda lari ke perusahaan lainnya. Karena itu, buatlah pengelolaan hubungan
yang baik dengan pelanggan, seperti membuat kartu member khusus pelanggan dan
memberikan potongan harga bagi para member tersebut.
11. Mobile Marketing
Modul 19
Menilai perkembangan usaha
A. Kompetensi Dasar
3.19. Menilai perkembangan usaha
B. Indikator
3.19.1. Menjelaskan Model pengembangan Usaha
3.19.2. Mengidentifikasi Rencana Pengembangan Usaha
3.19.3. Menganalisis Perkembangan usaha
C. Materi Pokok
Indikator Keberhasilan Usaha
Berikut merupakan indikator-indikator keberhasilan dari suatu usaha menurut pakar
: Kemampuan menyesuaikan diri, produktifitas, kepuasan kerja, kemampuan mendapatkan
laba dan pencarian sumber daya (Steers, 1978).
Suranti (2006:46), berpendapat bahwa indikator keberhasilan usaha dapan dinilai melalui
3 (tiga) pendekatan yaitu :
a) Pendekatan pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai
sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang
merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi.
b) Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam
unit usaha dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang
kondusif.
c) Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai dari
hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi pendukung kelanjutan unit usaha.
Kotler (1997:58) menyebut bahwa yang termasuk mitra usaha/pihak yang berkepentingan
antara lain pelanggan, karyawan, dan Pemasok.
Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif
dan tercapainya tujuan organisasi (Ina Primiana, 2009)
Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan ber
dasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis (Algifari, 2003).
Apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam
permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan” (Erliah, 2007).
Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003), dapat dilihat dari :
a) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
b) Jumlah produksi
c) Jumlah pelanggan
d) Perluasan usaha
e) Perluasan daerah pemasaran
f) Perbaikan sarana fisik dan
g) Pendapatan usaha
Indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003), terdiri dari :
a) Modal
b) Pendapatan
c) Volume Penjualan
d) Output produksi
e) Tenaga Kerja
f) Konsep Keberhasilan Usaha
faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja
usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud
atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat
dilihat dari berbagai aspek, seperti : kinerja keuangan danimage perusahaan. Menurut
Glancey dalam Sony Heru Priyanto (2009), Wirausaha yang memiliki kemampuan
mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti
peningkatan profit dan petumbuhan usaha.
Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2011), bahwa “Untuk menjadi wirausaha yang
sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada
kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”. Erliah (2007),
mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka
waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha,
hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”. Menurut Sony (2009), seseorang yang memiliki
kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan
menyebabkan dia sukses dalam usahanya.
Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat oleh pengusaha.
Hal ini seperti yang terungkap oleh Dalimunthe dalam Edi (2005), yang menyatakan bahwa
kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang
dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai
yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja perusahaan
adalah output dari berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat
penting untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya.
Kinerja usaha perlu dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh manajer
pemilik usaha. Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur untuk menilai seberapa
besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.
Moch. Kohar Mudzakar dalam Ressa (2011) berpendapat bahwa, “Keberhasilan usaha
adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang
sederajat/sekelasnya.”Henry (2007) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan
berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis”.
Sehingga, dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari
bisnis mencapai tujuannya,dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang
memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat
menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu
keadaan usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih
daripada yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses
produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara
ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala
usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image
perusahaan.
Aliran adalah pemenuhan tujuan yang berasal dari dalam individu. Ini adalah bagian dari inti
pusat atau esensi di mana orang-orang memiliki rasa yang mendalam siapa mereka, di mana
mereka datang dari, dan di mana mereka akan pergi. Ini menyediakan sumber energi yang
sangat besar dan arah yang memberi makna bagi kehidupan.
Characteristics of flow summary in Kauanui, King Sandra (2010) :
1. Tujuan jelas dan umpan balik (Clear goals and feedback)
2. Tantangan keterampilan (Challenge skill)
3. Hilangnya ego (Loss of ego)
4. Fokus konsentrasi (Focused concentration)
2. Rasa kontrol (Sense of control)
3. Waktu distorsi (Time distortion)
4. Pengalaman autotelic (Autotelic experience)
Aliran atau flow yang ada pada diri pengusaha memberikan pengaruh atas proses
kewirausahaan yang dilakukan terutama dalam hal sikap yang dilakukan dalam mencapai
keberhasilan usaha.
perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan
lain-lain.
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Henry (2007), adalah
sebagai berikut :
1. Laba (Profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan
dengan biaya.
2. Produktivitas dan Efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi.
Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan
besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhati
an dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahk
an pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman
secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan
inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust
internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan.
Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap
stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat
luas, bahkan juga pesaing. Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi
(2003), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha
dapat dilihat dari :
1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
2. Perluasan daerah pemsaran
3. Perbaikan sarana fisik dan
4. Pendapatan usaha
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003) keberhasilan usaha terdiri
dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja
Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi
keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian
ini menggunakanpendapat Dwi (2003) bahwa dimensi keberhasilan usaha
yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan
modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah
pemsaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha.
Modul 20
Menentukan standard laporan keuangan
A. Kompetensi Dasar
3.20. Menentukan standard laporan keuangan
B. Indikator
3.20.1. Menjelaskan standar laporan keuangan
3.20.2. Menganalisis standard laporan keuangan usaha Produk Barang/jasa
C. Materi Pokok
Standart laporan keuangan di Indonesia
Pelaporan keuangan dalam akuntansi biasanya didasarkan pada peraturan ataupun standard
yang berlaku, missal untuk akuntansi komersial memakai PSAK, Organisasi nirlaba
berpedoman dengan PSAK NO. 45, dan Akuntansi sector public yang berpedoman pada
PSAP.
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi :
a) aktiva;
b) kewajiban;
c) ekuitas;
d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
e) arus kas.
Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan
khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi perusahaan yang berorientasi
profit. Organisasi Nirlaba dan perusahaan lainnya yang akan menerapkan standar ini mungkin
perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat
dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri serta dapat pula menyajikan
komponen-komponen tambahan dalam laporan keuangannya. Untuk Organisasi Nirlaba,
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediaka ninformasi yang relevan untuk memenuhi
kepentingan para penyumbang,anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan
sumberdaya bagi organisasi nirlaba.. Bagi akuntansi sector public ataupun pemerintahan
mempunyai standard sendiri dalam mengatur hal ini, akan tetapi dalam PSAP NO.1 belum
mencantumkan pertimbangan apa saja yang akan digunakan oleh SAP dalam rangka
penyajian pelaporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan
minimum isi laporan keuangan walau demikian secara khusus, tujuan pelaporan keuangan
pemerintah atau sektor publik adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
Perusahaan dan Organisasi nirlaba dalam menyusun laporan keuangannya dan pelaporannya
berdasarkan PSAK yaitu harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas.
Dalam Akuntansi Sektor Publik, Entitas Pelaporan diperkenankan untuk menyelenggarakan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, b
aik dalam pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam
pengakuan asset, kewajiban, dan, ekuitas walaupun kita ketahui bahwa penyusunan
laporan keuangan sector public menerapkan basis kas.
Dalam pelaporan dan penyajiannya, Laporan keuangan komersil setidaknya disajikan secara
tahunan. Apabila tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan
untuk periode yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun maka sebagai tambahan
terhadap periode cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan :
a) alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan; dan
b) fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, lap
oran arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan.
Untuk laporan keuangan organisasi nirlaba, laporan keuangan disajikan secara periodik sesu
ai dengan PSAK yang berlaku. Hal yang sama pun berlaku untuk akuntansi sektor publik atau
pemerintahannya, akan tetapi yang berbeda disini ialah jika adanya suatu
masatransisi misal perubahan kas menjadi akrual basis maka suatu entitas pelaporan mengub
ah tanggal pelaporan entitas entitas akuntansi yang berada dalam entitas pelaporan untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan kosolidasian.
Dalam pelaporannya, laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen pokok masing-
masing. Untuk laporan keuangan komersil yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini :
a) neraca,
b) laporan laba-rugi,
c) laporan perubahan ekuitas,
d) laporan arus kas, dan
e) catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan untuk laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada
akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
dan catatan atas laporan keuangan. Untuk komponen-komponen yang terdapat dalam set
laporan keuangan pokok akuntansi sektor publik atau pemerintahan adalah laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan.
bisnis.
• Menjadi acuan perusahaan dalam upaya pengembangan bisnis bila ingin meningkatkan
perolehan laba.
• Membantu proses analisis strategi perusahaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
strategi bisnis yang telah diterapkan sebelumnya dalam mencapai goal perusahaan.
• Menjadi cerminan profil suatu entitas bisnis bagi calon investor maupun kreditur yang
entitas bisnis.
2. Kewajiban (expense), yaitu pengeluaran atau penggunaan aktiva dari suatu perusahaan.
3. Keuntungan (profit), yaitu penambahan ekuitas karena terjadinya transaksi periferal pe
perusahaan.
Contoh Laporan Laba Rugi
Secara umum terdapat dua bentuk laporan laba rugi dalam penyusunan laporan keuangansua
tu entitas bisnis, yaitu single step dan multiple step.
1. Single Step
Single step income statement adalah laporan laba atau rugi suatu perusahaan dimana
semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasi berada pada posisi awal
laporan laba rugi. Selanjutnya seluruh kewajiban dan kerugian yang termasuk kategori
operasi berada di bawahnya.
Berikut adalah beberapa dalam penyajian laporan single step income statement:
• Total pendapatan dari hasil penjualan wajib dijumlahkan dan dibuat kelompok
sendiri.
• Total akun beban dijumlahkan dan dibuat kelompok tersendiri.
• Total pendapatan wajib dikurangi dengan total beban.
• Selisih dari pendapatan dan beban adalah keuntungan atau rugi perusahaan.
Alasan suatu perusahaan menggunakan bentuk laporan single step ini biasanya karena
formatnya lebih sederhana dan mudah dibaca. Selain itu, penggunaan laporan dalam
bentuk single step ini karena perusahaan belum menyadari adanya laba.
Berikut ini adalah contoh laporan single step income statement;
Multiple step income statement adalah bentuk laporan laba atau rugi suatu dimana di
dalamnya terdapat beberapa langkah dalam menentukan keuntungan bersih perusahaan.
Berikut adalah peraturan dalam penyajian laporan multiple step income statement :
• Pada akun pendapatan harus dibedakan antara pendapatan bisnis dan pendapata
di luar bisnis.
• Pada akun beban harus dibedakan antara beban bisnis dan beban di luar bisnis.
• Akun pendapatan dan beban bisnis berada pada bagian awal laporan, sedangkan pe