Anda di halaman 1dari 33

Modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Kelas 12

 1 - 43
Modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas 12

Modul 10
Menganalisis Perencanaan Produksi Massal

A. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis perencanaan produksi massal

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.10.1. Mengidentifikasi Perencanaan produksi Massal
4.10.1. Melakukan Perencanaan Produksi Massal

C. Materi Pokok
PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan

apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau

perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk


mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan
merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode
pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi

produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan
customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih
kecil.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1) Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar

dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2) Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan

oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3) Waktu Pengembangan Produk


Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi,menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan

pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian


ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4) Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5) Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.

D. Kegiatan Pembelajaran
• Mengamati untuk mengidentif ikasi dan menganalisis Perencanaan produksi massal
produk Barang/Jasa
• Mengumpulkan data dan inf ormasi Perencanaan produksi massal produk
Barang/Jasa
• Mengidentifikasi dan menganalisis data dan informasi Perencanaan produksi massal
produk Barang/Jasa
• Mengkomunikasikan hasil analisis data dan informasi
• Perencanaan produksi massal produk barang atau jasa

E. Soal Essay
1. Perencanaan produk adalah ….
2. Definisi dari biaya produk adalah ….
3. Definisi dari biaya pengembangan adalah ….
4. Apa yang dimaksud kapabilitas pengembangan ….
5. Usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika ….

F. Pilihan Ganda
1. Proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke
pasar, merupakan pengertian dari .…
A. biaya produksi
B. perencanaan produk
C. biaya konsumen
D. perencanaan produksi
E. perencanaan konsumen
2. Terdapat berapa dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3. Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan, merupakan definisi dari ….

A. Biaya produk
B. Biaya konsumen
C. Kualitas produk
D. Biaya pengembangan
E. Waktu pengembangan produk
4. Dari sudut pandang siapa, pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan
produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan
laba ?
A. Pembeli
B. Konsumen
C. Produsen
D. Produksi
E. Investor
5. Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai ….
A. Profit
B. Untung
C. Laba
D. Produksi
E. Biaya
6. Perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.,
termasuk diantaranya, kecuali ….
A. Perbaikan
B. Ekstensi produk
C. Distribusi
D. Biaya
E. promosi

7. Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,


menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan ….
A. Teknologi
B. Produksi
C. Biaya
D. Customer
E. Pembeli

8. Usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan ….
A. teknologi
B. produksi
C. biaya
D. laba
E. pelanggan

9. Karena dengan berbasis keinginan customer, maka kemungkinan produk tersebut tidak
diterima oleh customer menjadi lebih ….
A. besar
B. kecil
C. mahal
D. murah
E. tidak laku

10. Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan ….
A. Penjual
B. Produsen
C. Pelanggan
D. Penagih
E. Customer

G. Kunci Jawaban
Essay
1. Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar.
2. Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

4. Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan

untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan

datang.

5. produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali

sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Pilihan Ganda

1. B 6. D

2. E 7. A

3. C 8. D

4. E 9. B

5. A 10. C
Modul 11
Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal

A. Kompetensi Dasar
3.11. Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal.

B. Indikator Pencapaian
3.11.1. Menjelaskan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
3.11.2. MenentukanIndikator keberhasilan tahapan produksi massal

C. Materi Pokok
Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus,

adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar, termasuk dan terutama
pada lini perakitan. Bersama-sama dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah
salah satu dari tiga metode produksi.
Produksi Massal

Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi
barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang
murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah
yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.

Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahap perencanaan harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan langkah-
langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus
dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu adalah melihat
kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan. Pengadaan (procurement)
dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin hanya
berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Proses Produksi

Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi:
✓ Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin serta

peralatan.Hal ini disebut juga produksi.


✓ Yang kedua yaitu membuat sarana produksi atau sistem produksi itu sendiri . Hal ini

disebut persiapan berproduksi.

Proses persiapan produksi terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti perencanaan urutan-


urutan proses sebagai berikut:
1. Penjadwalan waktu
2. Pemilihan peralatan
3. Pengerjaan dengan perkakas
4. Mobilisasi personalia
5. Pembelian material
6. Pembagian pekerjaan

Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan .

Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari saut atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda
atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan, kegiatan menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu:


1. Kemampuan menyesuaikan diri
2. Produktifitas
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.
➢ Kriteria Keberhasilan

Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka
berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam
situasi yang tidak menentu.
Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:
1. Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru
2. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang

melelahkan diri dan organisasi


4. Fokus pada pelaksanaan
5. Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:
1. Peluang pasar yang baik.
2. Keunggulan persaingan.
3. Kualitas barang/jasa.
4. Inovasi yang berproses.
5. Dasar budaya perusahaan.
6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
7. Manajemen yang berkualitas
8. Dukungan modal yang kuat.

Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha terdiri dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja

Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup
signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :
1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
5. Perluasan daerah pemsaran
6. Perbaikan sarana fisik dan
7. Pendapatan usaha

Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi
keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini
menggunakan pendapat Dwi Riyanti bahwa dimensi keberhasilan usaha yaitu
diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal,
Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah pemsaran,
Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha
Modul 12
Menerapkan proses produksi massal
A. Kompetensi Dasar
3.12. Menerapkan proses produksi massal

B. Indikator Pencapaian
3.12.1. Menjelaskan tahapan proses produksi Massal
3.12.2. Mengidentifikasi Proses produksi massal

C. Materi Pokok
Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus, adalah
sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar, termasuk dan terutama pada
lini perakitan. Bersama-sama dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah salah
satu dari tiga metode produksi.
Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan
suatu hasil.
Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari saut
atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan, kegiatan menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

1. Tahapan proses produksi


a) Routing, merupakan proses menetapkan dan menentukan urutan kegiatan proses
produksi.
b) Scheduling, merupakan proses menetapkan dan menentukan jadwal.
c) Dispatching, merupakan proses menetapkan dan menentukan proses pemberian
perintah.
d) Follow Up, merupakan proses mendorong terkoordinasinya perencanaan proses
produksi.

2. Tujuan proses produksi


a) Sarana kelangsungan suatu perusahaan.
b) Kegiatan meningkatkan tambahan nilai atau value product.
c) Meningkatkan kemakmuran.
d) Meraih keuntungan.
e) Memenuhi pasar internasional.
f) Untuk mengganti barang yang aus, rusak barang yang telah habis.

3. Jenis-jenis proses produksi


Proses produksi terus menerus :
Ciri-ciri proses produksi terus menerus antara lain sebagai berikut :
1) Pola ini akan selalu sama dari hari kehari tanpa ada perubahan. Terdapat urutan yang
pasti dari bahan baku hingga menjadi produk akhir. Contohnya, usaha tekstil, kertas,
dan lain lain.
2) Berproduksi dengan jumlah yang relatif besar dengan variasi jenis prduk yang kecil.
3) Penyusunan peralatan produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah
menjadi produk akhir.
4) Mesin-mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu.
5) Pengaruh operator kecil.
6) Tidak memerlukan banyak karyawan.
7) Jika ada kemacetan pada satu bagian mengakibatkan kemacetan total.
8) Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik.
9) Variasi jenis produk relatif sedikit.
4. Proses produksi terputus putus
Ciri-ciri proses produksi terputus putus antara lain sebagai berikut :
1) Menghasilkan produk lebih sedikit namun variasi jenis produk lebih banyak.
2) Berproduksi atas pesanan.
3) Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya.
4) Mesin-mesin bersifat general purpose machine.
5) Pengaruh karyawan lebih besar.
6) Bila terjadi kemacetan pada suatu bagian tak akan menyebabkan kemacetan total.
7) Diperlukan pengendalian proses yang baik.
8) Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi.
9) Peralatan besifat fleksibel yang menggunakan tenaga manusia
10) Diperlukan ruangan yang cukup besar.

5. Produksi Massal

Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi
barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang
murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang
dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahap perencanaan harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan langkah-
langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan
sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu
adalah melihat kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik itu. Jenis
produksi ini mungkin hanya berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa
bagi perusahaan manufaktur (Ogawa, 1984:2).

6. Proses Produksi
Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi :
➢ Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin

serta peralatan.Hal ini disebut juga produksi.


➢ Yang kedua yaitu membuat sarana produksi atau sistem produksi itu sendiri . Hal ini

disebut persiapan berproduksi.


Proses persiapan produksi terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti perencanaan urutan-
urutan proses sebagai berikut :
1. Penjadwalan waktu
2. pemilihan peralatan
3. pengerjaan dengan perkakas
4. mobilisasi personalia
5. pembelian material
6. pembagian pekerjaan
Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan (R&D) (Ogawa, 1984: 3).
Modul 13
Menerapkan metoda perakitan produk barang/jasa
A. Kompetensi Dasar
3.13. Menerapkan metoda perakitan produk barang/jasa

B. Indikator Pencapaian
3.13.1. Menjelaskan Metode perakitan produk barang/jasa
3.13.2. Memahami Metode perakitan produk barang/jasa

C. Materi Pokok
1) Pengertian Perakitan
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan
perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut
telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara
bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua
bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi
dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang
baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian
akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur
lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan
yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam
perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

2) Metode perakitan.
Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis,
misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain
dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil
pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :
a) Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain
( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal
dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya.
Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan
adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian
komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di
pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli
komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.
b) Perakitan dengan pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga
dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri
menurut batasan-batasan ukuran.
c) Perakitan secara individual.
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara
pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan
tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan
tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul
dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

3) Macam dan jenis perakitan.


Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal
ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah
produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis
perakitan yaitu :
▪ Perakitan Manual yaitu perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara
konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana
tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
▪ Perakitan otomatis yaitu perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis
seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik
(mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan
dilakukan perakitan yaitu :
➢ Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya
satu jenis saja
➢ Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam
jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan
produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.
Modul 14
Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa
A. Kompetensi Dasar
3.14. Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

B. Indikator
3.14.1. Menjelaskan cara/tahapan pengujian fungsi produk barang/jasa
3.14.2. Menjelaskan Prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa
3.14.3. Mengidentifikasi komponen-komponen pengujian fungsi produk barang/jasa
3.14.4. Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

C. Materi Pokok
1. Dasar pengujian
Paket software prototype diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-
ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 2005). Pengujian system bertujuan
menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada system dan melakukan revisi
sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan
(Mulyanto, 2009).

Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :


• Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa
komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
• Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
• Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
• Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara
subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non
fungsional.
• Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data
simulasi.
• Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai
akhir pembuatan program.
Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode
pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian tautan,
pengujian browser, pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan pengujian
malar (Simarmata, 2009).
Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur
kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan
sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk
menghasilkan informasi yang diinginkan user. Ada beberapa model pengukuran kepuasan
user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology Acceptance Model (TAM), End
User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis dan Human
Organizational Technology (HOT) Fit Model.
Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa
berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End
User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap
aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan
penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).

2. Proses Pengujian Produk Baru


Pengujian produk baru bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang
peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang
diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program
pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar. Secara umum,
terdapat 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut :
1) Technical Testing (Pengujian Teknis)

Yaitu dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation (perkiraan)


produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe dapat menghasilkan sejumlah
informasi penting tentang product shelf life (usia pajang produk), tingkat keusangan
produk, masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya,
potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang
tepat. Masing-masing dari jenis informasi tersebut dapat mempunyai dampak biaya
terhadap pemasaran produk. Contohnya seperti estimasi usia pajang produk bisa
berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya
masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan
informasi labeling, periklanan, dan sebagainya.

2) Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)


Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana
pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum
terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama
meminta konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu
tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan preferensi serta kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan "blind
test" yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai
macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya.
Pada dasamya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah
manfaat pokok, antara lain sebagai berikut :

a. Uji preferensi aktual dan uji teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif
untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan
superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk
perusahaan dari pada pesaing.
b. Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa
pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat
berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang
produk baru.
c. Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen
program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi
dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang
bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru
selanjutnya.
d. Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.

3) Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Yaitu prosedur riset pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang
murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru.
Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR,
dan LITMUS.

4) Test Markets (Pengujian Pasar)


Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar
terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu
nantinya akan dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara
metode pengujian pasar untuk produk konsumen dan produk bisnis/industrial.
Didalam pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi
empat variabel, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan
pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya perusahaan
menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut menunjukkan tingkat yang
tinggi.
Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, adalah sebagai berikut :

a. Sales Wave Research


Dalam metode sales wave research, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah
produk secara gratis ditawarka lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan
harga yang lebih murah. Kemudian perusahaan akan memperhatikan berapa kali
konsumen memilih produk perusahaan serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini
juga mencakup usaha untuk mempresentasikan pada konsumen satu ataupun
beberapa konsep iklan dalam bentuk kasar untuk mengamati dampaknya terhadap
pembelian ulang.
b. Simulated Test Marketing
Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified dipusat pertokoan
ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada
mereka, berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka terhadap berbagai
merek pada jenis produk tertentu. Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan
iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenal ataupun yang masih baru.
Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian
konsumen akan diberi sejumlah uang lalu diminta untuk datang ke sebuah toko
khusus dimana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut
sesuai kebutuhan.
Perusahaan lalu mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli
merek baru dan merek pesaing. Data ini akan memberikan gambaran tentang
efektivitas iklan mereka atas iklan pesaing. Konsumen lalu diminta mengutarakan
alasan-alasan mereka membeli ataupun tidak membeli. Lalu kemudaian beberapa
minggu setelah itu mereka akan diwawancarai kembali melalui telepon untuk
menentukan sikap mereka atas produk tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan
minatnya untuk membeli kembali, dan ditawari kesempatan untuk membeli kembali
produk yang bersangkutan.

c. Controlled Test Marketing


Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam toko
dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan
konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk
mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak
harus memberikan potongan penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri,
atau`membeli jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak dapat memberikan
informasi tentang cara membujuk distributor agar mau menjual produk baru
perusahaan.

d. Test Markets
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang
sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang
bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset
dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba
membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan.
Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan
dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada
jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah memberikan
prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan dimasa yang akan datang,
pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk,
mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, dan
mendapat pemahaman lebih baik mengenai perilaku berbagai segmen pasar.

Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana
pengujiannya bervariasi tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal
dan memakai teknologi baru pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta.
Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta
meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila
hasil pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan
melakukan pengujian Beta dengan mengundang para konsumen potensial agar dapat
melaksanakan pengujian secara rahasia ditempat mereka sendiri.

Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran
dagang. Produk baru industrial juga dapat diuji ditempat pajangan distributor atau
dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan
membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga
untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi,
dan sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja
yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan
informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang
bersangkutan.

3. Fungsi pengujian produk /jasa


Tujuan tahap ini adalah untuk :
(1) memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru,
(2) mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang dibutuhkan untuk produk,
(3) menetapkan elemen-elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan
untuk memperkenalkan produk di pasar.
Modul 15
Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan
A. Kompetensi Dasar
3.15. Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan

B. Indikator
3.15.1. Menjelaskan kesesuaian hasil produk dengan rancangan
3.15.2. Menganalisis kesesuaian hasil produk dengan rancangan

C. Materi Pokok
Cara evaluasi dapat dilakukan secara manual, untuk mempermudah maka kita hanya melaku
kan sampling saja terhadap produk yang sudah selesai dibuat.
Dengan adanya evaluasi tersebut seorang wirausaha dapat memutuskan apakah rencana yan
g sudah dibuat berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Apabila produk yang dihasilkan ti
dak sesuai dengan rancangan maka perlu diambil langkah lebih lanjut untuk mengatasinya.
Contoh jenis usaha yang memerlukan adanya tahapan evaluasi ini dalah usaha yang bergerak
pada bidang kerajinan atau membuat barang jadi. Karena kualitas barang dagangan menjadi
factor penentu kepuasan pelanggan kita.
Hal yang paling esensial dalam pengembangan sebuah startup adalah tentang produk dan
diterimanya produk tersebut di pasaran. Untuk memastikan laju kesuksesan sebuah startup,
pelaku bisnis harus dapat secara efektif menentukan, mengembangkan, dan menghasilkan
produk sesuai dengan yang segmentasi ditargetkan.
Kesuksesan tidak harus dating menunggu sebuah ide atau produk dilahirkan secara sempurna,
namun secara perlahan produk dan pasar akan terbentuk ketika pelaku bisnis mampu
mengidentifikasi kebutuhan di pangsa pasar. Pada akhirnya produk yang dikembangkan
dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut.
Salah satu bagian yang patut dipersiapkan dalam memulai sebuah startup adalah menjaga ke
cepatan dan ritme setelah sukses pada penjualan awal. Tak jarang ketika pertama produk dil
uncurkan, antusias cukup terbentuk, tapi justru makin melemah setelah berjalannya waktu.
Proses penemuan product market-fit (produk sesuai dengan kebutuhan pasar yang
berkembang) perlu untuk digaungkan.

Ada 3 (tiga) hal yang menetukan kesesuaian produk dalam pangsa pasar :

1. Mengembangkan Profil Pelanggan Ideal


Dengan mengetahui profil pelanggan ideal, startup akan lebih mudah untuk membidik
target pasar.

2. Jalin komunikasi
Untuk mendapatkan insight berharga, melakukan komunikasi dengan pelanggan atau
calon pengguna potensial sangat penting dilakukan. Dari proses komunikasi ini biasanya
proses dan pengembangan ke depan suatu produk dapat dirumuskan. Proses ini dapat
dijalankan dengan komunikasi secara langsung, melalui wawancara email ataupun
survei.

Dari hasil komunikasi ini, pastikan pertanyaan yang diajukan mewakili keseluruhan dari
proses penggunaan produk. Dari bagaimana produk tersebut ditemukan, apa yang
menarik dari produk tersebut, kesulitan penggunaan, hingga hal-hal yang diinginkan
untuk menjadi suplemen dalam pembaruan berikutnya.

3. Lakukan analisis
Setelah mendapatkan catatan cari hasil komunikasi, umpan balik yang didapatkan harus
benar-benar dimanfaatkan untuk mempermudah dalam merealisasikan produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar. Beberapa alat seperti CRM bias digunakan untuk
mendukung dalam proses ini. Atau lakukan pemetaan secara sederhana dengan model
win/lose.

Memetakan hasil komunikasi sesuai dengan profil kontak sangat penting. Profil tersebut
bisa dicari secara mandiri seperti melalui LinkedIn jika sebelumnya informasi tentang k
omuniksi dengan pelanggan itu tidak membuahkan identitas secara mendetil.
Dalam melakukan tiga hal di atas, pastikan untuk focus pada proses, bukan hasilnya.
Dengan melakukan proses demi proses dengan baik, apa yang dihasilkan pun akan
mengikuti. Tiga hal tersebut bukanlah sebuah hal yang hanya cukup dilakukan sekali,
melakukannya secara berulang dengan membubuhkan perbaikan akan memberikan
dampak yang lebih baik pada terciptanya sebuah produk yang diminati.
Nah, jadi sebenarnya ketiga prosesi di atas tujuan akhirnya akan membawa bisnis pada
profil pelanggan yang jelas dan mengidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki. Proses
pembelajaran ini penting, karena hal utama dalam penyesuaian sebuah produk tak lain
adalah dengan melibatkan pengguna atau orang yang membutuhkan produk tersebut.
Modul 16
Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang

produk/jasa
A. Kompetensi Dasar
3.16. Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa.

B. Indikator
3.16.1. Menjelaskan paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa
3.16.2. Menganalisis paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa

C. Materi Pokok

1. Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan
tujuan agar para pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan
itu. Paragraf deskripsi ini menggambarkan sesuatu dengan kata-
kata secara jelas dan terperinci. Aspek yang digambarkan bisa tentang keindahan alam,
keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang.
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang gagasan utamanya dikembangkan
dengan memaparkan pendapat, ulasan, pokok bahasan dan ide pribadi penulisnya. Tujuan
dari paragraf argumentasi yakni untuk meyakinkan serta mempengaruhi pembaca agar
mempunyai pendapat yang sama dengan pendapat penulis.
Paragraf naratif adalah jenis karangan yang mengungkapkan suatu kisah, peristiwa, atau
pengalaman pribadi berdasarkan urutan-urutan kejadian atau peristiwa. Paragraf naratif
merupakan paragraf yang berisi tentang pemaparan suatu kejadian yang dirangkai dalam
kesatuan waktu.
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengimbau,
membujuk, atau merayu pembaca sehingga terpengaruh untuk mengikuti keinginan
penulis. Paragraf persuasif merupakan sebagian dari macam-macam paragraf atau jenis-
jenis paragraf.
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihal lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik
maupun tidak.

2. Argumentasi
Kondisi lain yang membuatnya menjadi semakin menjanjikan adalah struktur alam
Indonesia. Ketika musim hujan, jalanan menjadi becek bahkan berlumpur, sehingga
motor jadi mudah kotor. Sedangkan saat musim kemarau, berbagai debu dan kotoran
beterbangan, pun menimbulkan dampak serupa.
Selanjutnya pada masa liburan, banyak orang khususnya anak muda, suka pergi berlibur
dengan kendaraan bermotor karena di anggap lebih praktis dan murah. Setelah itu, tentu
motor yang di gunakan juga akan mudah kotor dan harus cepat mereka bersihkan.
Akibatnya, peluang usaha cuci motor makin laris dan sering di kunjungi oleh konsumen.
Tidak dapat kita pungkiri, memang sudah banyak pelaku bisnis tersebut kita temui di
berbagai tempat, terutama sekitar kawasan perkotaan.

3. Naratif
Akan tetapi bisnis ini tetap saja memiliki prospek masa depan cerah. Seperti yang telah
di sebutkan di atas, jumlah pengguna motor terus bertambah. Resikonya pun tergolong
sangat minim.
Perihal lokasinya sendiri, apalagi jika belum tersedia modal cukup besar, bisa Anda rintis
dari rumah sendiri.
Selain lokasi atau lahan, kebutuhan lain yang perlu di siapkan adalah aneka macam
peralatan cuci seperti hidrolik lift, tabung salju, kompresor, mesin steam air, selang,
shampoo motor, lap dan lainnya. Untuk hidrolik lift, karena cenderung berharga mahal,
sementara dapat kita ganti dengan papan dari kerangka besi.

4. Persuasif
Mungkin banyak dari kita tidak menyadari jika peluang usaha cuci motor dapat di
gabungkan dengan bidang bisnis berkaitan lainnya semisal cuci helm.
Sama dengan motor, setelah di pakai hingga berulang kali, helm akan mudah kotor
sehingga harus di cuci agar senantiasa bersih serta nyaman di kenakan kembali. Bahkan
aktivitasnya harus sering di lakukan.
Kotoran tersebut tak cuma berasal dari debu, melainkan keringat yang muncul pada
rambut dan kepala. Apalagi bagi mereka yang suka memakai minyak atau pengeras
rambut.
Orang yang mau mencuci motor, secara garis besar akan tertarik mencuci helm miliknya
pula. Hal itu memungkinkan, sebab menjadi lebih praktis dan tidak membuang waktu,
tenaga untuk pergi menuju ke tempat lain.
Modul 17
Menentukan media promosi
A. Kompetensi Dasar
3.17. Menentukan media promosi

B. Indikator
3.17.1. Menjelaskan media promosi
3.17.2. Mengidentifikasi media promosi
3.17.3. Menganalisis media promosi

C. Materi Pokok

a) Menentukan Media Promosi


Memperkenalkan sebuah produk menjadi sebuah brand yang dikenal kalayak luas
tidaklah mudah, diperlukan sebuah strategi. Promosi adalah media yang paling tepat
untuk membuat suksesnya penjualan. Tidak ada promosi, produsen tidak mungkin
mengenal brand dari produk yang akan dipasarkan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum menentukan media promosi adalah :

a) Menentukan target yang Ingin dituju


Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan target pasar yang potensial.
Pastikan bahwa produk dapat memenuhi kebutuhan target yang kita tentukan.
Bagaimana cara kita untuk menentukan target pasar yang tepat ? Untuk
menentukannya, terlebih dahulu menentukan kelompok-kelompok pembelinya. Cara
penentuannya tidak hanya berdasarkan demografi saja namun anda juga harus
melihat kebiasan mereka dalam melakukan pembelian. Bila sudah menentukannya,
maka akan lebih mudah menganalisis konsep promosi yang akan dilakukan.

b) Mengetahui bagimana karakter target konsumen anda


Karekter konsumen harus diketahui dengan tujuan untuk mendapatkan starategi
pemasaran yang tidak biasa sehingga dapat diterima dan menarik perhatian mereka.
Contoh, memasarkan produk makanan ringan dengan taget konsumen dalam kategori
anak-anak. Saat menggunakan gaya bahasa dan desain yang sesuai dunia mereka.

c) Buat Konsep Promosi


Tema promosi atau pemasran dilakukan untuk menarik konsumen atau target pasar
yang sudah anda tentukan sebelumnya, seperti penyertaan tagline atau pesan
menarik. Anda dapat memaksimalkannya dengan menggabungkan pesan dengan
event-event tertentu, misalnya seperti yang dilakukan oleh minuman The Botol
Sosro, perusahaan minuman lokal ini melakukan pemasaran dengan pesan yang
sangat melekat dibenak semua orang, yaitu apapun makanannya, minumannya The
Botol Sosro.

d) Sertakan Kelebihan Produk yang Dapat Membedakannya dengan Produk Lain


Tidak hanya konsep pemasaran, kelebihan produk juga dapat disertakan pada saat
mempromosikan produk. Hal ini dilakukan agar konsumen tahu apa yang
membedakan produk anda dengan produk serupa lainnya. Karena pada dasarnya
pemilihan konsumen berawal dari seberapa baik produsen melakukan promosi maka
anda dapat tarik perhatian konsumen dengan cara ini, yaitu dengan memaparkan
bahwa produk anda memiliki nilai tambah yang tidak dimiliki oleh brand lain,
seperti fiturnya yang lebih, komposisinya lebih baik, dan lain sebagainya.

e) Buatlah Program Promosi yang Menarik


Memberikan potongan harga atau memberikan produk secara gratis, dapat
menciptakan sebuah program promosi timbal balik. Maksudnya adalah dapat
membuat promosi yang melibatkan konsumen untuk melakukan “promosi” untuk
produk atau brand kita. Misalnya bila produk dalam bentuk kuliner, kita dapat
memberikan gift cards untuk pelanggan yang mengikuti sayembara tersebut. Di mana
gift cards tersebut dapat ditukarkan untuk pembelian berikutnya atau hadiah lainnya.

f) Melakukan Promosi Online


Bagi pebisnis internet seperti surganya tempat promosi. Pelaku usaha dapat bebas
memilih cara promosi yang mereka kehendaki, mulai yang berbayar hingga gratis
dengan menggunakan platform media sosial. Namun agar tidak hanya sekedar
posting produk tanpa mendapatkan penjualan apa-apa, ada baiknya melakukan
beberapa langkah berikut agar promosi di media sosial lebih efektif.

a) Tawarkan promosi ekstra pada audiens di sosial media. Bukan hanya menarik
pelanggan lama cara ini juga dapat menarik perhatian pelanggan baru.
b) Aktif melakukan mengajak pelanggan berdiskusi serta cepat merespons pertany
aan pelanggan di media sosial.
c) Buat konten yang akan dipromosikan secara menarik dan teratur. Konten harus
lah yang bersifat informatif yang dapat menggugah rasa penasaran agar
audiens tidak menganggap bahwa akun media sosial hanya tempat untuk prom
osi saja. Dalam pemilihan konten pastikan masih berhubungan dengan produk
Anda, misalkan bila produk Anda adalah obat kecantikan,
d) Anda dapat mem-posting artikel tentang pentingnya perawatan tubuh dan lain
sebagainya.
e) Melakukan promosi offline
Meskipun sekarang ini promosi usaha online atau online marketing sedang menjadi
trand, namun pengaruh promosi offline juga cukup besar terhadap penjualan.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk melakukan promosi dengan cara konvensional,
yaitu dengan cara menyebar brosur, iklan koran dan media cetak, atau dapat beriklan
di papan reklame.
f) Berikan Free Sample
Kebanyakan pembeli tertarik untuk membeli setelah mencoba produk, maka tidak
ada salahnya jika memberikan free sample untuk calon pelanggan. Percobaan cuma-
cuma ini tidak hanya berlaku untuk produk makanan saja, produk seperti software
atau produk yang sifatnya tidak dimakan juga dapat diaplikasikan. Seperti contohnya,
aplikasi manajemen keuangan, dengan menyediakan trial selama 30 hari gratis.
g) Aktif Menjadi Peserta Pameran
Pameran juga salah satu cara promosi yang efektif untuk memperkenalkan produk ke
masyarakat. Hal ini karena pengujung yang hadir sesuai dengan target konsumen
yang anda tetapkan. Dengan begitu kegiatan pemasaran dapat langsung tepat sasaran.
Tidak hanya mendapatkan pelanggan, tetapi dapat menambah koneksi yang nantinya
dapat membantu untuk mengembangkan usaha. Selain itu, dalam pameran akan
memperoleh informasi tren pasar yang sedang di gemari masyarakat, dengan cara
melihat minat pengujung terhadap produk yang ada di area pameran. Sehingga dapat
menyusun strategi yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis.
h) Gunakan Data Konsumen Untuk Promosi
Tujuan mengumpulkan data konsumen adalah agar dapat memberikan promosi atau
penawaran terbaru dari brand yang dipasarkan langsung konsumen dengan
menggunakan platform email atau messenger. Dengan mengkontak langsung
pelanggan, maka promosi tidak akan menjadi sia-sia sehingga besar kemungkinan
terjadinya pembelian. Tidak hanya promosi, cara ini juga dapat Anda gunakan
untuk menjalin hubungan baik dengan para pelanggan. Caranya dengan tidak hanya
terus mengirimkan share promosi, namun sesekal memberikan ucapan
selamat ulang tahun atau selamat hari raya pada momen-momen tertentu.

b) Pemilihan media promosi


Membuat sebuah bisnis yang sukses harus efisien, efektif dan tumbuh. Setiap bisnis perlu
bertumbuh dan berkembang dan semuanya itu diperlukan berbagai cara, salah satunya
dengan media promosi yang tepat diantaranya adalah :
1) Iklan adalah bentuk promosi bersifat masal dan nonpersonal. Oleh karena
sirkulasinya luas maka biaya perunit menjadi lebih murah. Tetapi karena bersifat non
personal maka iklan tidak mampu responsive. Oleh karena itu iklan tidak diharapkan
sebagai media komunikatif interaktif.
2) Penjualan Personal adalah aktivitas penjualan yang bersifat promosional, karena
bersifat personal, promosi ini sangat efektif membina komunikasi dua arah dengan
audiens.

3) Promosi Penjualan adalah bentuk promosi personal maupun nonpersonal untuk


mendongkrak penjualan dalam jangka pendek. Promosi penjualan memang
dirancang dengan berbagai cara (personal maupun non personal) untuk mendorong
penjualan pada saat-saat tertentu.

4) Publisitas adalah bentuk promosi yang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat.
Audiens sering berpendapat bahwa informasi produk dari sumber non-produsen
tentu akan lebih fair atau jujur.

5) Identitas Produk adalah desain produk yang bersifat khas yang mempunyai daya
tarik tersendiri. Identitas produk adalah bentuk penampilan promosi produk secara
konkrit menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ada.

Pertimbangan penentuan media tersebut berdasarkan :


(1) jenis dan karakter produk yang dipasarkan serta perilaku audiens
(2) program promosi pesaing.
➢ Pilihan Media Berdasarkan Produk

Produk yang mempunyai tampilan unik dan mampu membangkitkan emosional


akan lebih pas bila dipromosikan dengan iklan.
➢ Pilihan Media Berdasarkan Pesaing.
Seringkali, perancang pilihan media diambil untuk menanggapi promosi pesaing.
Karena pesaing gencar memberikan hadiah kepada pelanggannya, tentu perusahaan
harus merespons dengan program yang seimbang agar supaya tidak ditinggalkan oleh
pelanggan. Selain itu evaluasi media cukup penting seperti evaluasi berbasis standar
promosi, evaluasi berbasispola efek pengaruh, evaluasi berbasis metodologi, pra-test
evaluation, pro-test evaluation, dan post-test evaluation.
➢ Evaluasi berbasis standar Promosi.
Pada dasarnya tindak evaluasi adalah pembandingan nilai. Untuk dasar
pembandingan diperlukan standar atau ukuran keberhasilan yaitu pernyataan tujuan
atau anggaran promosi.
➢ Evaluasi Berbasis Pola Efek Pengaruh.
Kampanye program promosi tidaklah begitu saja langsung saat yang bersamaan
memberikan pengaruh. Selalu ada tenggang waktu antara eksekusi program dengan
hasil kinerja program.

➢ Evaluasi Berbasis Metodologi

Penentuan saat atau waktu evaluasi akan memberikan inforamsi yang berbeda.

Metode evaluasi dapat dilakukan sebelum (pra-test), pada saat (pro-test) atau sesudah

(post-test) program promosi dilaksanakan. Sebuah usaha yang menggunakan

promosi penjualan. Misalnya memberi hadiah bagi beberapa orang pembeli pertama,

membuat sampel produk, membuat kupon

berhadiah, memberikan konsultasi pelanggan dan sebagainya. Dan jangan lupa

berikan layanan terbaik agar pembeli mau datang lagi.


Modul 18
Menyeleksi strategi pemasaran
A. Kompetensi Dasar
3.18. Menyeleksi strategi pemasaran

B. Indikator
3.18.1. Mengidentifikasi Strategi Pemasaran
3.18.2. Menganalisis Strategi Pemasaran

C. Materi Pokok
Strategi pemasaran yang Efisien
Strategi pemasaran perusahaan merupakan hal yang cukup mempengaruhi sales atau

penjualan suatu produk. Penjualan merupakan faktor penting agar perusahaan dapat tetap berdiri.
Tanpa adanya penjualan atau sales, suatu perusahaan dapat mengalami kerugian karena minimnya
sumber daya

Strategi Pemasaran Perusahaan


1. Kenali Pelanggan

Hal yang paling utama dalam melakukan pemasaran adalah riset pasar (research market).
Dengan melakukan hal ini, Anda dapat menemukan dan memilih segmentasi pasar yang tepat
sehingga produk anda dapat bersaing dan berkembang pada pasar tersebut.
2. 2. Promosi

Setelah melakukan riset pasar, maka langkah selajutnya adalah melakukan promosi. Usahak
an promosi dilakukan dengan cara yang kreatif sehingga dapat membuat pelanggan tertarik. Jang
an lupa untuk melakukan promosi secara konsisten dan berulang kali. Anda juga dapat melakukan
promosi melalui media sosial.
3. 3. Memilih Tempat Usaha Strategis

Pilihlah lokasi usaha yang strategis dan sesuai dengan hasil riset pasar yang Anda lakukan
sebelumnya. Selain lokasinya strategis, pastikan lokasi usaha Anda mudah dijangkau oleh konsu
men. Pemilihan lokasi usaha yang strategis dan tepat merupakan strategi pemasaran yang dapat
menjaring cukup banyak pelanggan.
4. Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan

Pelanggan adalah aset yang cukup berharga bagi perusahaan. Oleh karena hal itu, berilah
pelayanan terbaik untuk pelanggan anda. Jalinlah hubungan baik dengan konsumen dengan
menanggapi saran atau keluhan mereka. Jangan ragu untuk memberikan diskon ataupun hadiah
kepada pelanggan setia anda. Jika anda melakukan hal tersebut, tak menutup kemungkin
pelanggan akan merekomendasikan produk anda kepada orang lain secara sukarela.

5. Memanfaatkan Online/Internet Marketing


Manfaatkanlah teknologi yang sudah ada dengan sebaik mungkin. Sebab, pemanfaatan

teknologi secara optimal dapat menekan pengeluaran perusahaan. Salah satu metode internet
marketing yang dapat Anda terapkan adalah SEO (Search Engine Optimization) ataupun SMO
(Social Media Optimization).

Strategi pemasaran untuk perkembangan usaha


Marketing merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan ketika menjalankan sebua
h usaha, baik usaha baru maupun usaha lama yang telah dirintis bertahun tahun lamanya. Sebelum
menjalankan marketing, pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan konsep marketing
serta strategi pemasaran yang efektif dalam menjual produk kita.
Dengan banyaknya usaha kecil yang bermunculan saat ini, maka perlu adanya strategi pema
saran yang tepat agar dapat menarik minat para konsumen. Meskipun sulit, namun jika anda
fokus dalam merencanakan strategi pemasaran tersebut, maka bukan tidak mungkin usaha
kecil Anda dapat tumbuh berkembang menjadi besar.
Pada umumnya, usaha kecil mempunyai anggaran marketing yang terbilang kecil jika
dibandingkan dengan usaha berskala besar. Dengan anggaran yang minim tersebut tentunya anda
harus lebih kreatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat.
Cara yang dapat anda lakukan dalam mengoptimalkan pemasaran meskipun dengan dana
yang terbatas :
• Melakukan kerja sama dengan pengusaha atau rekan anda dalam pemasangan iklan

seperti mengirimkan penawaran produk kepada para pelanggan atau memberikan


potongan harga bagi pembelian paket tertentu.
• Memperkenalkan produk dan usaha anda melalui beberapa media gratis. Hal ini
bertujuan untuk membantu pencarian para konsumen mengenai produk apa saja yang
anda tawarkan, seperti publikasi melalui internet dengan melibatkan lingkungan yang
berada di sekitar usaha Anda, dan lain-lain.
Strategi Pemasaran yang Efektif
Dalam menyusun strategi pemasaran untuk usaha kecil, anda perlu memperhatikan beberapa
hal, antara lain yaitu:
1. Konsistensi
Konsistensi dibutuhkan pada semua area marketing. Tujuannya agar dapat membantu
mengurangi biaya marketing serta meningkatkan efektivitas penciptaan merek.
2. Perencanaan
Dalam menjalankan konsep marketing untuk usaha kecil, maka perlu perencanaan yang
matang agar memperoleh banyak pelanggan. Karena itu, luangkan waktu sebanyak
mungkin untuk merencanakan strategi marketing yang efektif, anggaran marketing yang
dibutuhkan, serta konsep-konsep lainnya agar usaha kecil Anda dapat berkembang
dengan pesat.
3. Strategi
Strategi adalah dasar bagi kelanjutan kegiatan marketing yang telah direncanakan
sebelumnya. Beberapa hal yang biasanya dibahas saat menyusun rencana strategi adalah
siapa target pasar, bagaimana cara membidik pelanggan, serta bagaimana cara menjaga
agar konsumen yang ada menjadi pelanggan tetap.
4. Target Market

Definisikan secara tepat pangsa pasar apa yang sedang dituju. Caranya dengan memilih
satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Hal ini bertujuan untuk memperjelas
target pasar seperti apa yang ingin Anda masuki sehingga konsep marketing yang ingin
Anda buat lebih mudah untuk dilaksanakan.
5. Anggaran
Ini merupakan bagian paling berat sebab membutuhkan tingkat keakuratan yang tepat
dalam menghitung anggaran marketing yang dibutuhkan. Sebab dari anggaran yang telah
dibuat tersebut, dapat menentukan berapa dana yang dibutuhkan untuk melakukan
pemasaran.
6. Marketing Mix
Marketing mix pada umumnya dijelaskan sebagai produk, harga, tempat serta promosi.
Sebagai pengusaha, tentunya Anda perlu memutuskan secara spesifik produk atau jasa,
berapa harga yang sesuai, bagaimana dan dimana Anda akan mendistribusikan produk
yang Anda butuhkan, serta bagaimana cara agar orang lain dapat mengetahui mengenai
produk apa yang sedang Anda tawarkan. Anda juga dapat menggunakan jasa perusahaan
digital marketing untuk memasarkan produk Anda.
7. Website
Sekarang ini, semua usaha bisnis membutuhkan website untuk memberikan informasi
mengenai produk yang sedang Anda tawarkan, sebab hampir 60 persen konsumen yang
datang mendapatkan informasinya melalui internet.
8. Branding
Branding merupakan proses yang menentukan apakah konsumen menerima produk dari
perusahaan yang membuatnya. Usaha kecil tentunya membutuhkan brand, mulai dari
gambar, logo serta produk unggulan yang dihasilkannya agar dapat dikenal oleh
masyarakat sehingga semakin berkembang.
9. SNS Operation
SNS operation merupakan salah satu strategi yang menggunakan media sosial untuk
melakukan promosi dan iklan. Melakukan hal ini cukup mudah, Anda hanya perlu
membuat suatu akun media sosial dan melakukan promosi dengan konten yang menarik.
Jika perlu gunakan juga media yang berbayar untuk meningkatkan tingkat kunjungan ke
media sosial Anda, seperti Keyword Planner, Facebook Ads, Twitter Ads, Instagram Ads
dan lain-lain.
Jika Anda memerlukan bantuan untuk meningkatkan jumlah prospek atau konversi
dengan menggunakan iklan, strategi pemasaran digital, pemasaran melalui media social,
dll. Logique Digital Indonesia akan menyediakan layanan yang efektif bagi Anda dan
perusahaan Anda.
10. Customer Relationship Management
Untuk dapat menciptakan konsumen yang loyal dan konsisten, tentu membutuhkan
pengelolaan hubungan yang baik dengan para pelanggan. Anda tentunya tidak mau
pelanggan Anda lari ke perusahaan lainnya. Karena itu, buatlah pengelolaan hubungan
yang baik dengan pelanggan, seperti membuat kartu member khusus pelanggan dan
memberikan potongan harga bagi para member tersebut.
11. Mobile Marketing
Modul 19
Menilai perkembangan usaha

A. Kompetensi Dasar
3.19. Menilai perkembangan usaha

B. Indikator
3.19.1. Menjelaskan Model pengembangan Usaha
3.19.2. Mengidentifikasi Rencana Pengembangan Usaha
3.19.3. Menganalisis Perkembangan usaha

C. Materi Pokok
Indikator Keberhasilan Usaha
Berikut merupakan indikator-indikator keberhasilan dari suatu usaha menurut pakar
: Kemampuan menyesuaikan diri, produktifitas, kepuasan kerja, kemampuan mendapatkan
laba dan pencarian sumber daya (Steers, 1978).
Suranti (2006:46), berpendapat bahwa indikator keberhasilan usaha dapan dinilai melalui
3 (tiga) pendekatan yaitu :
a) Pendekatan pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai
sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang
merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi.
b) Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam
unit usaha dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang
kondusif.
c) Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai dari
hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi pendukung kelanjutan unit usaha.
Kotler (1997:58) menyebut bahwa yang termasuk mitra usaha/pihak yang berkepentingan
antara lain pelanggan, karyawan, dan Pemasok.
Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif
dan tercapainya tujuan organisasi (Ina Primiana, 2009)
Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan ber
dasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis (Algifari, 2003).
Apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam
permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan” (Erliah, 2007).

Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003), dapat dilihat dari :
a) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
b) Jumlah produksi
c) Jumlah pelanggan
d) Perluasan usaha
e) Perluasan daerah pemasaran
f) Perbaikan sarana fisik dan
g) Pendapatan usaha
Indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003), terdiri dari :
a) Modal
b) Pendapatan
c) Volume Penjualan
d) Output produksi
e) Tenaga Kerja
f) Konsep Keberhasilan Usaha

Definisi Keberhasilan Usaha


Menurut Suyanto (2010), keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai

faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja
usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud
atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat
dilihat dari berbagai aspek, seperti : kinerja keuangan danimage perusahaan. Menurut
Glancey dalam Sony Heru Priyanto (2009), Wirausaha yang memiliki kemampuan
mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti
peningkatan profit dan petumbuhan usaha.

Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2011), bahwa “Untuk menjadi wirausaha yang
sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada
kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”. Erliah (2007),
mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka
waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha,
hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”. Menurut Sony (2009), seseorang yang memiliki
kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan
menyebabkan dia sukses dalam usahanya.

Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat oleh pengusaha.
Hal ini seperti yang terungkap oleh Dalimunthe dalam Edi (2005), yang menyatakan bahwa
kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang
dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai
yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja perusahaan
adalah output dari berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat
penting untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya.

Kinerja usaha perlu dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh manajer
pemilik usaha. Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur untuk menilai seberapa
besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.

Menurut Ina (2009) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha adalah permodalan


sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi”. Algifari
(2003) mengatakan bahwa “Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi
yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis”.

Moch. Kohar Mudzakar dalam Ressa (2011) berpendapat bahwa, “Keberhasilan usaha
adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang
sederajat/sekelasnya.”Henry (2007) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan
berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis”.

Dwi (2003) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha didefinisikan sebagai tingkat


pencapaian hasil atau tujuan organisasi”. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana (2011) yang
mengemukakan bahwa “Faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari
keberhasilan suatu perusahaan adalah adalah laba”. Dan keberhasilan usaha menurut Dwi
(2003) keberhasilan usaha yaitu usaha kecil berhasil karena wirausaha memiliki otak yang
cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara
proaktif. Mereka juga memiliki energi yang melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif.

Sehingga, dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari
bisnis mencapai tujuannya,dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang
memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat
menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu
keadaan usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih
daripada yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses
produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara
ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala
usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image
perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Aliran adalah pemenuhan tujuan yang berasal dari dalam individu. Ini adalah bagian dari inti
pusat atau esensi di mana orang-orang memiliki rasa yang mendalam siapa mereka, di mana
mereka datang dari, dan di mana mereka akan pergi. Ini menyediakan sumber energi yang
sangat besar dan arah yang memberi makna bagi kehidupan.
Characteristics of flow summary in Kauanui, King Sandra (2010) :
1. Tujuan jelas dan umpan balik (Clear goals and feedback)
2. Tantangan keterampilan (Challenge skill)
3. Hilangnya ego (Loss of ego)
4. Fokus konsentrasi (Focused concentration)
2. Rasa kontrol (Sense of control)
3. Waktu distorsi (Time distortion)
4. Pengalaman autotelic (Autotelic experience)
Aliran atau flow yang ada pada diri pengusaha memberikan pengaruh atas proses
kewirausahaan yang dilakukan terutama dalam hal sikap yang dilakukan dalam mencapai
keberhasilan usaha.

Dimensi Keberhasilan Usaha


Samir (2005) mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur keberhasilan usaha atau
kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di semua

faktor input (modal dan tenaga kerja).


2. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme

penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).


3. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai).
Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan
sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan

perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan
lain-lain.
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Henry (2007), adalah
sebagai berikut :
1. Laba (Profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan
dengan biaya.
2. Produktivitas dan Efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi.
Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan
besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhati
an dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahk
an pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman
secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan
inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust
internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan.
Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap
stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat
luas, bahkan juga pesaing. Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi
(2003), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha
dapat dilihat dari :
1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
2. Perluasan daerah pemsaran
3. Perbaikan sarana fisik dan
4. Pendapatan usaha
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003) keberhasilan usaha terdiri
dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja
Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi
keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian
ini menggunakanpendapat Dwi (2003) bahwa dimensi keberhasilan usaha
yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan
modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah
pemsaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha.
Modul 20
Menentukan standard laporan keuangan
A. Kompetensi Dasar
3.20. Menentukan standard laporan keuangan

B. Indikator
3.20.1. Menjelaskan standar laporan keuangan
3.20.2. Menganalisis standard laporan keuangan usaha Produk Barang/jasa

C. Materi Pokok
Standart laporan keuangan di Indonesia
Pelaporan keuangan dalam akuntansi biasanya didasarkan pada peraturan ataupun standard
yang berlaku, missal untuk akuntansi komersial memakai PSAK, Organisasi nirlaba
berpedoman dengan PSAK NO. 45, dan Akuntansi sector public yang berpedoman pada
PSAP.
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi :
a) aktiva;
b) kewajiban;
c) ekuitas;
d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
e) arus kas.
Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan
khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi perusahaan yang berorientasi
profit. Organisasi Nirlaba dan perusahaan lainnya yang akan menerapkan standar ini mungkin
perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat
dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri serta dapat pula menyajikan
komponen-komponen tambahan dalam laporan keuangannya. Untuk Organisasi Nirlaba,
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediaka ninformasi yang relevan untuk memenuhi
kepentingan para penyumbang,anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan
sumberdaya bagi organisasi nirlaba.. Bagi akuntansi sector public ataupun pemerintahan
mempunyai standard sendiri dalam mengatur hal ini, akan tetapi dalam PSAP NO.1 belum

mencantumkan pertimbangan apa saja yang akan digunakan oleh SAP dalam rangka
penyajian pelaporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan
minimum isi laporan keuangan walau demikian secara khusus, tujuan pelaporan keuangan
pemerintah atau sektor publik adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
Perusahaan dan Organisasi nirlaba dalam menyusun laporan keuangannya dan pelaporannya
berdasarkan PSAK yaitu harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas.
Dalam Akuntansi Sektor Publik, Entitas Pelaporan diperkenankan untuk menyelenggarakan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, b
aik dalam pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam
pengakuan asset, kewajiban, dan, ekuitas walaupun kita ketahui bahwa penyusunan
laporan keuangan sector public menerapkan basis kas.
Dalam pelaporan dan penyajiannya, Laporan keuangan komersil setidaknya disajikan secara
tahunan. Apabila tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan
untuk periode yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun maka sebagai tambahan
terhadap periode cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan :
a) alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan; dan
b) fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, lap
oran arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan.
Untuk laporan keuangan organisasi nirlaba, laporan keuangan disajikan secara periodik sesu
ai dengan PSAK yang berlaku. Hal yang sama pun berlaku untuk akuntansi sektor publik atau
pemerintahannya, akan tetapi yang berbeda disini ialah jika adanya suatu
masatransisi misal perubahan kas menjadi akrual basis maka suatu entitas pelaporan mengub
ah tanggal pelaporan entitas entitas akuntansi yang berada dalam entitas pelaporan untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan kosolidasian.

Dalam pelaporannya, laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen pokok masing-
masing. Untuk laporan keuangan komersil yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini :
a) neraca,
b) laporan laba-rugi,
c) laporan perubahan ekuitas,
d) laporan arus kas, dan
e) catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan untuk laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada
akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan

dan catatan atas laporan keuangan. Untuk komponen-komponen yang terdapat dalam set
laporan keuangan pokok akuntansi sektor publik atau pemerintahan adalah laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan.

Pengertian Laporan Laba Rugi


Pengertian laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang di dalamnya menjelaskan
tentang kinerja keuangan suatu entitas bisnis dalam satu periode akuntansi.
Di dalam laporan ini terdapat informasi ringkas mengenai jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk operasional suatu perusahaan serta laba yang didapatkan selama
perusahaan tersebut beroperasi.
Laporan laba rugi (income statement) suatu entitas bisnis sangat diperlukan untuk mengetahui
kondisi dan perkembangan perusahan, apakah memperoleh laba selama menjalankan usaha
atau justru merugi.

Fungsi dan Tujuan Laporan Laba Rugi


Penyusunan laporan laba rugi tentunya memiliki tujuan karena akan dibutuhkan oleh berbag
ai divisi di suatu perusahaan. Adapun beberapa fungsi dan tujuan dibuatnya laporan laba rugi
adalah sebagai berikut;
• Untuk memberikan informasi mengenai jumlah total pajak yang harus dibayarkan oleh

suatu entitas bisnis.


• Untuk memberikan informasi mengenai kondisi suatu perusahaan, apakah memperoleh

laba atau merugi pada setiap periode akuntansi.


• Menjadi bahan referensi untuk evaluasi pihak manajemen perusahaan untuk menentukan

berbagai langkah yang harus diambil di periode berikutnya.


• Menjadi sumber informasi mengenai tingkat keberhasilan perusahaan dalam menentukan

besaran biaya perusahaan.


• Membantu proses analisis usaha sehingga dapat mengukur perkembangan suatu entitas

bisnis.
• Menjadi acuan perusahaan dalam upaya pengembangan bisnis bila ingin meningkatkan

perolehan laba.
• Membantu proses analisis strategi perusahaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

strategi bisnis yang telah diterapkan sebelumnya dalam mencapai goal perusahaan.
• Menjadi cerminan profil suatu entitas bisnis bagi calon investor maupun kreditur yang

akan melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan tersebut.


Elemen Dalam Laporan Laba Rugi
Dalam penyusunan income statement terdapat 4 (empat) elemen penting. Adapaun elemen-
elemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan (revenue), yaitu pemasukan atau penambahan aktiva lainnya dari suatu

entitas bisnis.
2. Kewajiban (expense), yaitu pengeluaran atau penggunaan aktiva dari suatu perusahaan.
3. Keuntungan (profit), yaitu penambahan ekuitas karena terjadinya transaksi periferal pe

rusahaan, atau investasi dari pemilik usaha.


4. Kerugian (loss), yaitu penurunan ekuitas karena terjadinya transaksi periferal

perusahaan.
Contoh Laporan Laba Rugi
Secara umum terdapat dua bentuk laporan laba rugi dalam penyusunan laporan keuangansua
tu entitas bisnis, yaitu single step dan multiple step.
1. Single Step

Single step income statement adalah laporan laba atau rugi suatu perusahaan dimana
semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasi berada pada posisi awal
laporan laba rugi. Selanjutnya seluruh kewajiban dan kerugian yang termasuk kategori
operasi berada di bawahnya.
Berikut adalah beberapa dalam penyajian laporan single step income statement:
• Total pendapatan dari hasil penjualan wajib dijumlahkan dan dibuat kelompok

sendiri.
• Total akun beban dijumlahkan dan dibuat kelompok tersendiri.
• Total pendapatan wajib dikurangi dengan total beban.
• Selisih dari pendapatan dan beban adalah keuntungan atau rugi perusahaan.
Alasan suatu perusahaan menggunakan bentuk laporan single step ini biasanya karena
formatnya lebih sederhana dan mudah dibaca. Selain itu, penggunaan laporan dalam
bentuk single step ini karena perusahaan belum menyadari adanya laba.
Berikut ini adalah contoh laporan single step income statement;

Single step income statement


2. Multiple Step

Multiple step income statement adalah bentuk laporan laba atau rugi suatu dimana di
dalamnya terdapat beberapa langkah dalam menentukan keuntungan bersih perusahaan.
Berikut adalah peraturan dalam penyajian laporan multiple step income statement :
• Pada akun pendapatan harus dibedakan antara pendapatan bisnis dan pendapata

di luar bisnis.
• Pada akun beban harus dibedakan antara beban bisnis dan beban di luar bisnis.
• Akun pendapatan dan beban bisnis berada pada bagian awal laporan, sedangkan pe

ndapatan dan beban di luar usaha berada pada bagian selanjutnya.


• Inti dari laporan multiple step income statement ini adalah pengelompokkan akun

beban dan pendapatan secara terpisah.


Laporan multiple step income statement ini memisahkan transaksi operasi dan transaksi
non-operasi. Selain itu, terdapat perbandingan biaya dan beban terhadap pendapatan yang
terkait.

Anda mungkin juga menyukai