Anda di halaman 1dari 23

Universitas

Bangka Belitung

EKORIPARIAN:

Pengolahan Limbah Industri Tempe: Studi


Kasus Kel. Kejaksaan, Kec. Taman Sari, Kota
Pangkalpinang

Disusun Oleh:
1. Haya Aqilah Maulidya (1092211007) - PWK
2. Ghaida Adzkiya Muthmainnah (1092211006) - PWK
3. Windy Andriana Puspita Sari (3012011072) - Akutansi

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


01
Pendahuluan 02

Limbah adalah sisa kegiatan yang dianggap tidak lagi dapat diambil manfaatnya
sehingga umumnya dibuang ke lingkungan. Setiap kegiatan manusia berpotensi
menghasilkan limbah. Setiap daerah menghasilkan limbah yang spesifik dan juga sangat
ditentukan oleh kegiatan usaha yang berkembang di daerah tersebut. Limbah yang
dihasilkan dari industri pengolahan tempe umumnya berupa limbah padat (tangkai dan kulit
kedelai) dan limbah cair (yang bersumber dari perebusan tempe).
Industri pengolahan tempe telah puluhan tahun digeluti sebagian besar warga RT 01
RW 02 Kejaksaan sebagai sumber penghasilan utama secara turun temurun. Pengolahan
kedelai menjadi tempe di daerah ini masih dilakukan secara manual menggunakan teknologi
sederhana. Sedangkan limbahnya tidak diolah karena kurangnya pengetahuan pengusaha
tempe mengenai teknologi pengolahan limbah cair. Menurut keterangan ketua RW
setempat bahwa 1 rumah produksi tempe bisa menghasilkan 5 drum air limbah. Limbah cair
yang dihasilkan langsung dibuang begitu saja ke selokan atau bandar di samping rumah.
03
Profil Kawasan Pengolahan
Limbah Industri Tempe
Industri tempe yang sudah ditekuni masyarakat secara
bertahun-tahun ini berada di RT 01 RW 03 kelurahan Kejaksaan,
Kec. Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung
Luas wilayah dan batas-batas wilayah;
Industri tempe yang terletak di Kel. Kejaksaan, Kec. Taman Sari ini berada
pada RT/RW:01/03. Secara umum Kelurahan Kejaksaan memiliki wilayah
seluas 107.210 Ha. serta berasa pada titik koordinat (2°07'22"S
106°06'14"E) 929 m
Memiliki batasan wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kel.Bukit Sari
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel.Keramat dan Pintu Air
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kel.Rawa Bangun
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kel.Kacang Pedang
04

Peta Administrasi Kelurahan Kejaksaan Lokasi Industri Tempe di Kelurahan


Kecamatan Taman Sari Kejaksaan
05
Status Kepemilikan dan
Topografi Lokasi

Industri tempe ini merupakan industri rumahan atau milik warga sekitar.
Kelurahan Kejaksaan Kecamatan Taman Sari tempat industri tempe ini
memiliki struktur tanah yang berbentuk dataran rendah daerah yang rawan
banjir, akan tetapi saat ini sudah ada solusi yang telah dilakukan guna
menggurangi tingkat kebanjiran yaitu adanya pembuatan waduk sebagai
terminal air oleh pemerintah kota. Kel. Kejaksaan ini bersebelahan dengan
Kel. Kacang Pedang. Berdasarkan informasi yang di dapat bahwa nama
kacang pedang diambil dari nama tumbuhan kacang-kacangan yang
berbentuk seperti pedang yang banyak tumbuh di rumah masyarakat.
Foto di Lokasi 06

Gambar 1&2. Drainase Pembuangan Limbah Industri tempe di Kel.


Kejaksaan Kec. Taman Sari
07

Gambar 3&4. Drainase Pembuangan Limbah Industri Tempe di Kel.


Kejaksaan Kec. Taman Sari
08
Identifikasi Masalah
(1) Sumber Air Limbah yang masuk ke dalam badan air pada lokasi;

Sumber air limbah yang masuk ke dalam badan air adalah limbah
yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah hasil pembuatan
tempe. Pada lokasi industri tempe ini terdapat IPAL yang dibangun
oleh pemerintah setempat untuk mengolah air limbah rumah tangga
dan air limbah dari industri tempe. Namun dari 13 rumah produksi
tempe, hanya 3 rumah yang dapat ditampung oleh IPAL ini
sedangkan 10 lainnya hanya mengandalkan selokan kecil yang
langsung mengalir ke sungai/laut. Drainase yang tidak sesuai dengan
kapasitas masyarakat ini seringkali tersumbat karena tidak dapat
menampung banyaknya limbah yang dihasilkan oleh masyarakat.
Karakteristik Air Limbah 09

Setelah melakukan survey lokasi, didapati bahwa air limbah


yang dihasilkan dari industri tempe dan air limbah rumah
tangga di kelurahan Kejaksaan Kecamatan Taman Sari RT 01
RW 03 ini sebagian besar terdiri dari bahan-bahan padat
seperti ampas kulit kacang kedelai dan suspensi yang berasal
dari produk-produk sabun rumah tangga, serta menimbulkan
bau yang menyengat. limbah cair tersebut berwarna kuning
keruh dan berbau tengik. Setelah mengendap dalam waktu
lama, baunya akan semakin menyengat dan sangat
mengganggu pernafasan. Kondisi ini menunjukkan terdapatnya
kandungan zat organik tersuspensi dan terlarut yang tinggi
pada limbah cair tempe. Kandungan zat organik yang tinggi ini
berpotensi menurunkan kualitas lingkungan jika tidak dilakukan
penanganan yang serius. Namun untuk kandungannya sendiri Gambar 5. Selokan di Salah Satu
Rumah Warga di Kel. Kejaksaan)
perlu dilakukan analisis BOD, COD, dan TTS sebagai indikator
10
Sumber Permasalahan Beban
Pencemar Badan Air

Dari survei lapangan yang ada kami merumuskan


terdapat beberapa faktor utama yang menjadi permasalahan
di kelurahan Kejaksaan Kecamatan Taman
Sari pada Industri Tempe adalah :
1. Selokan yang kotor tersumbat ampas kacang kedelai
2. Bau yang tidak enak
3. Air limbah bekas pembuatan tempe
1. Air Bekas Pembuatan Tempe
11
Seperti yang sudah kami paparkan sebelumnya bahwa lndustri tempe akan
menghasilkan aliran limbah dalam proses pembuatannya. Proses produksi tempe
membutuhkan banyak air yang digunakan untuk perendaman, perebusan,pencucian dan
pengelupasan kulit kedelai. Limbah yang diperoleh dari proses proses bisa berupa
limbah cair atau padat. Dampak limbah padat terhadap lingkungan belum dirasakan,
karena bisa di manfaatkan sebagai makanan temak, namun limbah cairnya mampu
mengeluarkan bau dan saat dibuang langsung ke selokan akan mengakibatkan polusi.

2. Ampas Kulit Kacang Kedelai


selain menghasilkan limbah cair, industri tempe juga menghasilkan limbah padat
berupa ampas dari pengupasan kulit kacang kedelai. Pada kasus di Kel. Kacang Pedang
ini, limbah cair maupun limbah padat dibuang pada satu saluran yang sama, yang
dimana tidak terdapat penyaringan antara limbah cair dan padat. Aliran air yang bergerak
pelan di selokan dan tidak adanya penyaringan di drainase membuat kulit-kulit tersebut
seringkali mengendap tidak terbawa arus selokan dan apabila dibiarkan dalam waktu
yang lama akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Karakteristik Penduduk dan 12

Kelembagaan Sosial di Lokasi


Data terkait karakteristik penduduk di Kel. Kejaksaan Kec. Taman Sari RT
01 RW 03 ini didominasi memiliki usaha industri rumahan yaitu sebanyak
13 rumah bekerja sebagai pembuat tempe, dan sisanya ada yang bekerja
sebagai buruh, tukang, pegawai pemerintah, pegawai swasta, serta
wiraswasta. Berdasarkan Agama, mayoritas penduduk di Kelurahan
Kejaksaan yaitu Islam, kemudian Katholik, Kristen dan Budha. Masyarakat
selalu ikut terlibat dalam berbagai kegiatan terutama kelompok PKK,
karang taruna dan lembaga pemberdaya masyarakat. Secara struktur
organisasi Kelurahan Kejaksaan terdiri atas Lurah, sekretaris lurah, kasi
pemerintah, kasi pembanguan, kasi kemasyarakatan dan saf.
13

Konsep Pemulihan

Menggunakan Metode
Filtrasi dan Fitoremedasi

Excellent Presentation
pada IPAL

The Anatomy of an
Metode Fitoremedasi 14

dengan Eceng
Gondok menjadi konsentrasia Yang lebih amand engan menggunakan tanaman hijau.
Fitoremediasi adalah pengurangan kontaminane berbahaya di lingkungan

Fitoremediasi adalah sistem yang tanaman tertentu yang bekerja sarna dengan
mikroorganisme di media (tanah, karang dan air) yang dapat mengubah
kontaminan (polutan / polutan) menjadi berkurang atau tidak berbahaya.
Metode fitoremediasi menurut banyak peneliti merupakan metode yang baru
muncul, hemat biaya dan ramah lingkungan untuk rehabi1itasi lingkungan yang

Excellent Presentation
The Anatomy of an
tercemar. Eceng gondok (Eichhornia crassipes Mart. Solms.) juga diperkenalkan
sebagai macrophyte akuatik invasif dan bebas mengambang oleh banyak ahli
botani. Eceng gondok memiliki akar yang panjang yang umumnya tersuspensi
dalam air. Struktur akar tanaman air pada khususnya enceng gondok dapat
memberikan lingkungan yang sesuai bagi mikroorganisme aerobik agar
berfungsi dalam sistem pembuangan limbah.
Metode Filtrasi
15

Filtrasi adalah sistem pengelolaan limbah yang merupakan proses


pemisahan padatan dari cairan menggunakan media berpori untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan koloid sebanyak mungkin, dan zat
lainnya. Tujuan filtrasi adalah untuk menghilangkan partikel tersuspensi dan
koloid melalui penyaringan dengan media filter. Media yang ideal untuk
media filter adalah media yang memiliki luas permukaan yang besar per
volume bak, murah, dan awet. Secara umum, bahan yang diigunakan
adalah granit dan potongan batu, karena biayanya murah, dan sebagai
tempat mengisi biomassa. Metode filtrasi ini menggunakan kerikil, ijuk,
pasir kuarsa, zeolit, dan arang.
Fungsi Tiap 16

Komponen Filtrasi
- Pasir kuarsa mempunyai fungsi yaitu untuk menghilangkan sifat fisik seperti kekeruhan
atau lumpur dan bau dengan mekanisme menyaring kotoran dan air, pemisah.
- Ijuk dapat digunakan sebagai agen yang dapat menurunkan kadar kekeruhan yang
nantinya memberi efek penurunan pula pada kadar TSS
- ijuk dan kerikil berfungsi sebagai media penyaring kotoran-kototan halus.
- arang tempurung kelapa mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar TTS pada
proses penyaringan, hal ini dikarenakan arang batok kelapa tersebut mempunyai daya
serap/adaorpsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap.
- Zeolit dapat melepaskan molekuler air dari dalam permukaan rongga yang
menyebabkan medan listrik meluas kedalam rongga utama dan efektif terinteraksi dengan
molekul yang diadsordsi, sehingga zeolit dapat menyerap senyawa kimia seperti COD.
17

Desain Reaktor
sederhana Filtrasi &
Fitoremedasi untuk
Pengolahan Limbah
Air Tempe
KONSEP PEMULIHAN LAINNYA 18

Berdasarkan informasi dari ketua RW setempat bahwa masalah yang timbul terkait
limbah industri tempe ini adalah bau yang dihasilkan dari sisa atau ampas kulit kedelai yang
mengendap di dalam selokan sehingga membuat masyarakat sekitar merasa tidak nyaman,
Salah satu teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah:
1. Teknologi lubang resapan biopori dapat diaplikasikan sebagai salah satu solusi untuk
pengolahan limbah padat dan cair, sekaligus mencegah genangan pada wilayah terkait,
terutama saat musim hujan.
2. Teknologi bak ekualisasi yang berfungsi untuk menstabilkan suhu limbah dan aliran
berdasarkan debit air limbah yang dihasilkan setiap hari.
3. Teknologi biodigester yang berbahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP)
Alat ini berfungsi untuk mempercepat pembusukan limbah dan menghasilkan gas methan
(CH4) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif bahan bakar. Dari biodigester
dihubungkan ke bioreaktor untuk meningkatkan daya oksigen dalam menumbuhkan bakteri
pengurai air limbah. Dengan pertumbuhan bakteri akan mengurangi beban pencemaran air
limbah tempe.
Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pasca 19

Pemulihan.
Dari beberapa konsep pemulihan terhadap pengelolaan air limbah perlu dilakukannya
sosialisasi agar masyarakat tau kegunaan dari dibangunannya teknologi IPAL
menggunakan metode filtrasi dan Fitoremedasi dapat mengolah limbah cair yang
dihasilkan dari proses perendaman, penggilingan, pencucian, perebusan, pendinginan,
penambahan ragi, pengemasan dan fermentasi sehingga tidak mencemari pembuangan
limbah cair di desa setempat. Masyarakat diharapkan dapat menjaga dan memisahkan air
limbah tempe dengan limbah domestik/rumah tangga, serta meningkatkan pemanfaatan
biodigester untuk menghasilkan energi listrik. Beberapa arahan yang harus disosialisasikan
kepada masyarakat antara lain:
1. Kulit kedelai tidak langsung membuangnya, melainkan limbah tersebut di tampung
dahulu dalam sebuah wadah/tempat.
2. Membuat saluran tersendiri untuk membuang limbah cair hasil industri tersebut.
20

Penutup
Industri tempe merupakan sebuah kegiatan pengolahan
bahan pangan dari kacang-kacangan yang difermentasikan
menjadi sebuah tempe, industri ini sendiri tidak luput
menghasilkan limbah dari sisa-sisa produksi selama proses
pembuatan. Saran yang dapat kami berikan untuk
mengatasi limbah ini yaitu teknologi filtrasi pengolahan

Excellent Presentation
limbah tempe diharapkan dapat menjadi salah satu cara

The Anatomy of an
untuk menjaga kualitas air yang dapat diterapkan oleh
masyarakat agar tidak menimbulkan dampak negatif di
lingkungan sekitar, dan perlu diadakannya sosialisasi bagi
masyarakat agar tau kegunaan dan manfaat serta
penerapan dari teknologi pengolahan limbah tempe ini.
21
Daftar Pustaka

Setiawati, D. A., Putra, G. M. D., Khalil, F. I., Zulfikar, W., & Hirjani, H. (2019).
Aplikasi Kombinasi Filter Bertingkat Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Tempe
Di Kelurahan Kekalik Jaya Kota Mataram. Jurnal Abdi Insani, 6(1), 13-24.
Puspawati, S. W. (2017). Alternatif Pengolahan Limbah Industri Tempe Dengan
Kombinasi Metode Filtrasi Dan Fitoremediasi. In SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LIMBAH XV 2017.
Novita, E., Hermawan, A. A. G., & Wahyuningsih, S. (2019). Komparasi proses
fitoremediasi limbah cair pembuatan tempe menggunakan tiga jenis tanaman air.
Jurnal Agroteknologi, 13(01), 16-24.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG (UBB)

Contact Person :
Nomor Whatsapp: 0896-2503-6352
Email: hayaaqilahpkp@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai