Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal yang sangat


penting dan bermanfaat bagi seorang mahasiswa, terutama pada saat terjun ke
dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Berbeda dengan pengetahuan teoritis
yang dapat diperoleh mahasiswa melalui bangku kuliah, pengetahuan yang
bersifat praktek serta sesuai dengan perkembangan zaman tentunya hanya
dapat diperoleh dari luar lingkungan kampus, yaitu melalui suatu kegiatan
kerja praktek lapangan pada suatu instansi atau perusahaan. Dengan harapan
mahasiswa dapat mengetahui kondisi lapangan sesungguhnya dan mengetahui
perkembangan ilmu pengetahuan sehingga tidak hanya berbekal pengetahuan
yang bersumber dari buku pegangan dalam kegiatan perkuliahan semata.
Menurut Samuel marco gunawan dan Julius santosa (2013) Gardu Induk
merupakan bagian vital dari sistem tenaga listrik, tanpa adanya Gardu Induk
maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembanguanan suatu
gardu induk diperlukan perhitungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan, selain
itu Gardu Induk yang didesain harus aman dan dapat diandalkan.
Dalam mengikuti kegiatan kerja praktek lapangan, penulis memilih
perusahaan PT. Kelinci Mas Unggul yang bertempat di Gardu Induk Talise
Palu sebagai tempat untuk belajar dan bekerja secara langsung dalam dunia
kerja yang sesungguhnya. Penulis memilih perusahaan PT. Kelinci Mas
Unggul karena penulis dapat belajar dan melihat langsung di lapangan kerja.
Penulis dapat belajar sesuai dengan materi yang diminatinya.
PT. Kelinci Mas Unggul sebagai perusahaan bertaraf nasional dan
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transmisi gardu
induk 30 kv sampai dengan 275 kv. Oleh karenanya PT. Kelinci Mas Unggul

1
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja
praktek di tempatnya sehingga penulis dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan kerja yang tidak diperoleh di dalam perkuliahan.
Komponen (bagian-bagian) listrik gardu induk salah satunya yaitu Sistem
Disconnecting Switch. Adapun sistem Disconnecting Switch diantaranya Sistem
Interlock, Sistem Local dan Remote ,dan Sistem Swicth Earting / DSe. Sistem
Interlock adalah sistem tenaga listrik yang bertujuan memastikan suatu
transformator tidak bertegangan ketika transformator tersebut ingin diperbaiki
(maintenance), sehingga pekerja yang memperbaiki terlindungi dari tegangan
tinggi.
Sistem Local dan Remote bertujuan mengontrol sistem gardu induk
secara otomatis maupun manual menggunakan peralatan proteksi kontrol dan
pengukuran yang dapat berkomunikasi satu sama lain. Swicth Earting / DSe
bertujuan menghubungkan bagian-bagian hidup/kabel line dan tanah. Switch
Earting digunakan untuk mentanahkan bagian aktif selama pemeliharaan dan
selama pengujian.

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1. Tujuan

a. Agar dapat mengetahui proses kerja dari Sistem Interlock pada


disconnecting switch
b. Agar dapat mengetahui proses kerja dari Sistem Local dan Remote pada
disconnecting switch
c. Agar dapat mengetahui proses kerja Sistem Disconnecting Swicth Earting
1.2.2. Manfaat

 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat memahami proses kerja dari line Palu Baru 1 Talise.

2
b. Mahasiswa dapat memahami sistem Disconnecting Switch
c. Mahasiswa dapat mengaplikasi secara langsung teori yang didapatkan
selama perkuliahan.
d. Sebagai latihan kerja sebelum memasuki dunia kerja.
e. Mengetahui kondisi nyata di lapangan terutama pada Gardu Induk.

 Bagi perguruan tinggi.

a. Menjalin kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan SDM dan
teknologi antara pihak perusahaan dalam hal ini PT. KELINCI MAS
UNGGUL dengan pihak perguruan tinggi dalam hal ini Universitas
Tadulako.
b. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan teknologi
yang digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan serta mampu
menghasilkan sarjana-sarjana yang profesional dan memiliki pengalaman
di bidangnya serta dapat membina kerja sama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja.
c. Sebagai bahan evaluasi bagi proses pembelajaran di kampus.

 Bagi Perusahaan

a. Memperkenalkan perusahaan pada masyarakat umum melalui kerjasama


antara pihak perusahaan dengan perguruan-perguruan tinggi.
b. Memperoleh SDM yang potensial untuk perusahaan.
c. Merupakan perwujudan nyata peran perusahaan dalam mengembangkan
bidang pendidikan.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis hanya membahas mengenai :
1. Definisi, prinsip kerja Sistem Inter lock

3
2. Definisi, prinsip kerja Sistem Local dan Remote
3. Definisi, prinsip kerja Sistem Disconnecting Swicth Earting
1.4. Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini dituangkan dalam bentuk tulisan melalui


komposisi Bab dan Sub Bab sebagai berikut :
Bab I Meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan masalah,
serta sistematika penulisan.
Bab II Meliputi penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan,
sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan secara
umum dan khusus, tugas, wewenang serta tanggung jawab
setiap jabatan, dan landasan teori yang mendukung dalam
kerja praktek.
Bab III Meliputi penjelasan tentang waktu dan tempat kerja praktek,
alat dan bahan yang digunakan, teknik pengumpulan data,
serta tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kerja praktek.
Bab IV Menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari apa yang
penulis dapatkan selama pelaksanaan kerja praktek.
Bab V Meliputi tentang kesimpulan yang dapat penulis ambil selama
kerja praktek dan saran yang penulis berikan berdasarkan
materi-materi yang terdapat pada bab-bab sebelumnya.
Daftar Pustaka Meliputi panduan-panduan yang digunakan penulis pada
penyusunan laporan kerja praktek.
Lampiran Meliputi dokumentasi, daftar hadir dan laporan harian penulis
selama kerja praktek.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERMASALAHAN

2.1. Gambaran umum PT. KELINCI MAS UNGGUL

Saat ini PT. Kelinci Mas Unggul sebagai perusahaan tingkat Nasional, telah
tersertifikasi ISO 9001: 2015; ISO 14001: 2015 dan ISO 18001: 2007, serta
memiliki tingkat keuangan 5AA2 yang telah disertifikasi oleh D & B
independen (Dun & Bradstreet). Sebagai perusahaan yaitu EPC (Engineering
Procurement and Construction) yang beroperasi pada Skala Nasional yang
memberikan jasa di bidang konstruksi pondasi, konstruksi gedung, dan ruang
lingkup instalasi di bidang mekanikal elektrikal.
Untuk pelaksanaan pekerjaan Gardu Induk mulai dari tegangan 30 hingga
170 KV dengan tegangan maximum tegangan 500 KV, yang dilingkupi mulai
dari desain system Grid HV hingga desain Pondasi Peralatan untuk Gardu
Induk serta pemasangan dan penyambungan (integrasi) ke system exisiting
baik berupa konvensional hingga ke sistem Automasi Gardu Induk.
Untuk pelaksanaan pekerjaan Transmisi mulai dari tegangan 30 hingga 500
KiloVolt yang dimulai dengan melaksanakan Desain and Build untuk
Transmisi Grid, Erection Tower, dan Penarikan Kawat, hingga terintegrasi ke
exsiting.

2.2. Sejarah PT. KELINCI MAS UNGGUL

PT. Kelinci Mas Unggul berdiri pada tahun 1982 bergerak di bidang
kontruksi utilitas (PU) dan Sumber daya Air (PSDA) di Ujung Pandang dan
Propinsi Sulawesi Selatan. Seiring dengan berkembangnya pertumbuhan
ekonomi dan tinggi ratio eletrifikasi indonesia , PT Kelinci Mas Unggul
berdedikasi untuk membangun sektor utilitas kelistrikan. Pada tahun 1992 ,

5
Listrik Perdesaan Sulawesi Selatan memberikan kepercayaan untuk
menyediakan Material Distribusi dan Material Bantu Pemutus.
2.3. Lokasi PT. Kelinci Mas Unggul

Lokasi PT. Kelinci Mas Ungggul terletak di Gardu Induk Talise, Valangguni,

Jl. Soekarno Hatta, Talise, Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118

2.4. Hari dan Jam Kerja

Sesuai dengan tuntutan pengaturan jam kerja efektif pada PT. Kelinci Mas
Unggul Site Gardu Induk Talise adalah 8 jam sehari dan 2 jam untuk waktu istirahat.
Jam kerja diberlakukan oleh perusahaan yaitu jam kerja normal, berlaku 7 hari
kerja bagi karyawan adalah hari senin sampai hari minggu.
Jam kerja normal bagi karyawan adalah sebagai berikut :
Senin s/d minggu : 08.00 - 12.00 dan 14.00 - 17.00 WITA
(waktu istirahat selama 2 jam yaitu 12.00 – 14.00 WITA)

2.5. Struktur Organisasi PT. KELINCI MAS UNGGUL

6
BAGAN / STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 KV SIDERA (EXT)
PT. KELINCI MAS UNGGUL

PROJECT COMMERCIAL PROJECT MANAGER


Mr. Suhardi Lisangan Ms. Rahmi

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


PEKERJAAN SIPIL PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Ms. Novia Tarukallo Mr. Maryono

LOGISTIC OFFICER PRIMARI PROCUREMENT HSE OFFICER PROJECT


Ms. Eka Wahyuni ENGINEERING Ms. Debby Oei Mr. M.Agussalim CONTROLLER
Ms. Novia Tarukalloh Ms. Eka Wahyuni Ms. Emmy Yulianti

SECONDARY
ENGINEERING
Mr. Nandri Lorinanto
DOCUMENT
CIVIL CONTROLLER
ENGINEERING Mr. Oky Ramadhan
Mr. Yandi Pakiding

Gambar 2.1. diagram struktur organisasi PT. KELINCI MAS UNGGUL


A. Project commercial

Tugas Pokoknya adalah Bertanggung jawab atas :


1. Mengembangkan hubungan dengan klien.
2. Membuat rencana untuk pertumbuhan bisnis.
3. Mengembangkan struktur harga penetapan harga.
4. Mengawasi langsung vendor dan kontraktor.
5. Memantau regulasi.

B. Project manager

Tugas pokoknya adalah bertanggung jawab atas :


1. Mengembangkan rencana proyek.
2. Mengelola pemangku kepentingan proyek.
3. Mengelola komunikasi.
4. Mengelola tim proyek.

7
5. Mengelola risiko proyek.
6. Mengelola jadwal proyek.
7. Mengelola anggaran proyek.
8. Mengelola konflik proyek.
9. Mengelola pengiriman proyek.
10. Administrasi kontrak.

C. Penanggung jawab pekerjaan

Tugas pokoknya adalah bertanggung jawab atas :


1. Menyusun Rencana Operasional Kegiatan.
2. Melaksanakan rencana kegiatan dan anggaran unit kerja.
3. Melakukan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan di unit kerja.
4. Menyusun pertanggung jawaban administrasi keuangan atas kegiatan yang
telah dilaksanakan di unit kerja.
5. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan unit kerja.
6. Menyimpan laporan-laporan pelaksanaan kegiatan.

D. Procurement

Tugas pokoknya adalah bertanggung jawab atas :

8
1. Merencanakan Pembelian atu Penyediaan.
2. Membuat prosedur standar untuk Barang atau Jasa.
3. Menyesuaikan spesifikasi barang atau Jasa yang Dibutuhkan Perusahaan.
4. Mencari Vendor atau Supplier.
5. Menganalisa Perbandingan Biaya Pembelian dari Supplier atau Vendor.
6. Menegosiasikan Harga, Pengiriman, Waktu pembayaran.
7. Menerima Tagihan Pembayaran dari Vendor atau Supplier.
8. Membuat Kontrak.
9. Melakukan Kontrol Persediaan Barang.

E. HSE officer

Tugas pokoknya adalah bertanggung jawab atas :


1. Membuat dan memelihara dokumen terkait K3.
2. Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan program K3.
3. Melakukan evaluasi kemungkinan atau peluang insiden kecelakaan yang
dapat terjadi.
4. Menjadi penghubung antara regulasi pemerintah dan kebijakan perusahaan.

F. Project controller

Tugas pokoknya adalah tanggung jawab atas :

1. Mengumpulkan data progress dari lapangan dan menghitung progress tiap-


tiap secara keseluruhan.
2. Mengajukan claim progress bulanan ke Client hingga mendapatkan
persetujuan.
3. Mengkoordinasikan pengendalian susunan dan progress dengan cara
memimpin Progress Review meeting yang diadakan satu minggu sekali.
4. Turut menghadiri schedule meeting yang diselenggarakan kontraktor utama
seminggu sekali.

9
5. Mensuplai data progress dan schedule ke Client yang akan dipergunakan
Client untuk mengupdate jadwal proyek.
6. Mengkoordinasikan pengendalian biaya proyek agar tidak melebihi budget
yang telah ditentukan.
7. Mengajukan proposal insentif bulanan dan incentive milestone kepada Site
Manager.
8. Membuat laporan bulanan untuk kantor pusat dan laporan bulanan untuk
Client.
9. Menangani hal-hal yang berhubungan dengan kontrak administrasi.
10. Membuat dokumentasi dalam bentuk fotografi selama proyek berlangsung.
11. Membuat laporan penutupan proyek.

G. Document controller

Tugas pokoknya adalah bertanggung jawab atas :


1. Membantu perwakilan manajemen dalam menjalankan prosedur
pengendalian dokumen dan rekaman mutu.
2. Memasukkan data dokumen ke dalam daftar dokumen dan memastikan
bahwa informasi yang diberikan akurat dan terbaru.
3. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan.
4. Melakukan perubahan dokumen bila diperlukan dengan berkordinasi
dengan perwakilan manajemen.
5. Memastikan seluruh dokumen telah disosialisasikan dan didistribusikan ke
bagian yang berkepentingan.
6. Memastikan seluruh dokumen disimpan dan dijaga dari kerusakan serta
mudah untuk ditelusuri.
7. Menarik atau memusnahkan dokumen yang sudah kadaluarsa.

H. Site manager

Tugas pokoknya adalah bertanggung jawab atas :

10
1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan kerusakan aktivitas bulanan
dan mingguan.
2. Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek mengenai
penentuan schedule material dan persetujuan bahan material apa saja yang
akan digunakan dalam pekerjaan.
3. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
4. Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan murah.
5. Melakukan supervisi di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
6. Menginformasikan adanya penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi
kepada Project Manager.
7. Mempersiapkan prosedur pelaksanaan untuk menjamin pencapaian sasaran
kerja.
8. Mengajukan daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk pencapaian sasaran kerja kepada Pemilik Proyek.
9. Melakukan monitoring secara intensif terhadap tahapan pelaksanaan
kegiatan harian mingguan dan laporan keuangan.
10. Melakukan koordinasi pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek
secara periodik.
11. Mengevaluasi kualitas mutu dan menetapkan cara agar tidak terjadi
penyimpangan yang kemungkinan akan terjadi.
12. Mempersiapkan data untuk menyusun schedule, meliputi item aktivitas
kegiatan, jangka waktu, bahan dan peralatan.
13. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE).

2.2. Permasalahan

Setiap bay line pada Gardu Induk harus memiliki 2 bay line, sebagai
contoh bay line palu baru 1 dan bay line palu baru 2, tujuannya adalah jika ada
pemeliharaan pada bay line palu baru 1 maka bay line palu baru 2 akan

11
membackup tegangan yang ditransmisikan dari pembangkit poso agar tidak
terjadinya pemadaman secara total. pada Gardu Induk Talise khususnya pada
bay line talise yang mengirim atau mentrasmisikan tegangan pada gardu induk
talise baru beroperasi 1 bay line saja yaitu pada bay line 2. Hal ini akan
berdampak pemadaman listrik secara total hingga berjam-jam jika akan
dilakukan pemeliharaan atau perbaikan pada system bay line talise dikarenakan
belum beroperasinya bay line 1 talise.

2.3. Landasan Teori

2.3.1. Pengertian umum

Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)


tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu
induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem
dari sistem penyaluran, gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi)
secara keseluruhan. Gardu induk yang dibangun merupakan gardu induk
konvensional dimana sebagian besar komponennya ditempatkan di luar
Gedung seperti terlihat pada Gambar 1, kecuali komponen kontrol, sistem
proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya berada di dalam
gedung.

12
Gambar 2.2 switchyard gardu induk 150 kV
Gardu Induk biasanya disingkat dengan GI adalah suatu instalasi yang
terdiri dari rel daya, peralatan hubung bagi, transformator daya bersama
perlengkapan-perlengkapannya (misal peralatan ukur, pengaman dll.), yang
merupakan bagian dari suatu sistem tenaga listrik.

2.3.2. Fungsi gardu induk

Fungsi gardu induk adalah sebagai berikut :


a. Sebagai pusat penerimaan dan penyaluran tenaga atau daya listrik sesuai dengan
kebutuhan pada tegangan yang berbeda (menurunkan atau menaikkan tegangan
sistem). Daya listrik dapat berasal dari pembangkit atau dari gardu induk lain.
b. Sebagai pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan sistem
tenaga listrik (memutus atau menyambungkan jaringan listrik).

13
c. Sebagai pengaturan daya ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan
gardu-gardu distribusi melalui feeder-feeder tegangan menengah (melayani
beban listrik disekitar Gardu Induk).
2.3.3. Definisi disconnecting switch

Disconnecting switch (DS) atau pemisah (Pms) suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban
(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana
pembukaan atau penutupan Pms ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa
beban.
Penempatan Pms terpasang di antara sumber tenaga listrik dan Pmt (Pms Bus)
serta di antara Pmt dan beban (Pms Line / Kabel) dilengkapi dengan Pms Tanah
(Earthing Switch). Umumnya antara Pms Line/Kabel dan Pms Tanah terdapat alat
yang disebut interlock.Pada dasarnya prinsip Disconnecting Swicth ini sama
dengan prinsip saklar biasa, yaitu ketika saklar pada posisi Off maka plat
penghubung pada posisi terlepas dari terminal titik hubung, kemudian saat saklar
ditekan pada posisi On maka plat akan terhubung pada titik hubung dan megalirkan
listrik. Disconnecting Swicth dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan
yang mengalir pada PMT tersebut. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan
pada PMT tersebut, maka Disconnecting Swicth harus dibuka agar pada PMT
tersebut tidak terdapat tegangan dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan
perawatan.

14
Gambar 2.3 Struktur Disconnecting Switch
Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Struktur mekanik
Terdiri dari struktur baja/besi atau beton serta pondasi sebagai
dudukan/penopang struktur peralatan pemisah.

Gambar 2.4 Struktur Mekanik Disconnecting Switch

15
b. Struktur baja/besi atau struktur beton
Adalah rangkaian besi/baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan
dipasang. Struktur baja/besi atau beton berfungsi sebagai penyangga peralatan /
dudukan pemisah.
c. Isolator
Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis
dari perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial. Jika isolator gagal
dalam kegunaannya memisahkan antara dua saluran maupun saluran dengan
pentanahan maka penyaluran energi tersebut akan gagal atau tidak optimal.
Isolator berbentuk piringan-piringan yang terbuat dari bahan porselin atau
komposit yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran
penghantar ,kekuatan mekanis dan konstruksi penopangnya.

Gambar 2.5 isolator


d. Penghantar Arus Listrik ( Electrical Current Carrying)
Penghantar Arus Listrik ( Electrical Current Carrying ) merupakan bagian
dari PMS yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan /
mengalirkan arus listrik. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying)
terdiri dari beberapa bagian, antara lain : Terdiri dari Pisau-pisau/Kontak Pms dan
terminal utama.

16
e. Pisau-pisau/kontak Pms
Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan. Macam-macam
pisau pemisah berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya antara lain :
 Pemisah siku
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 (dua) kontak
gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90 derajat.

Gambar 2.6 pemisah siku


f. Terminal utama (klem)
Bagian dari Pms yang merupakan titik sambungan antara Pms dengan konduktor
luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar 2.7 Terminal utama


g. Grounding
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem
pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai
sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Fungsi pentanahan peralatan listrik
adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila terjadi gangguan atau
kegagalan isolasi pada peralatan /instalasi.

17
Gambar 2.8 grounding

h. Mekanik penggerak
Memposisikan pisau/kontak Pms untuk membuka dan menutup yang terdiri dari
Stang/Tuas Penggerak dan Tenaga Penggerak.Jenis tenaga penggerak Pms dapat
dibedakan :
 Penggerak manual
Pengoperasian PMS ini (membuka /menutup) secara manual dengan memutar/
menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas mekanik.

Gambar 2.9 PMS penggerak manual


 Penggerak dengan motor
Pengoperasian PMS ini (membuka /menutup) dengan memutar/ menggerakkan
lengan Pms melalui fasilitas penggerak dengan motor

18
Gambar 2.10 penggerak dengan motor
i. Control / Auxiliary Circuit
Terdiri dari Lemari mekanik dan Terminal dan wiring kontrol.
 Lemari Mekanik
Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary
equipment. Jenis lemari mekanik ada dua yaitu lemari dan box .

Gambar 2.11 Lemari mekanik dan Box mekanik


 Terminal dan wiring kontrol

19
Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol. Memberikan trigger
pada subsystem mekanik penggerak untuk membuka dan menutup pisau/kontak
Pms.

Gambar 2.12 Terminal dan Wiring control.

j. Pisau Pentanahan
Berfungsi untuk mentanahkan/ membumikan tegangan induksi atau tegangan sisa
sesudah jaringan diputus dari sumber tegangan. Pemisah tanah atau Earth Switch
mempunyai sistem interlock dengan pemisah penghantar dimana jika pemisah
dalam posisi masuk maka pemisah tanah posisi keluar , begitu pula sebaliknya.

Gambar 2.14 Pisau


pentanahan.

20
BAB III
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 17 mei s/d 17 juni
2022, berlokasi di site GARDU INDUK TALISE 150 kV.

3.2. Bahan dan Alat Kerja Praktek

3.2.1. Bahan

1. Skun kabel 16 mm

21
2. Kabel grounding 16 mm (NYA)
3. Kabel CWS 4 x 2,5 mm (NYCY)
4. Kabel CWS 4 x 6 mm (NYCY)
5. Kabel CWS 24 x 2,5 mm (NYCY)
6. Heat shrink / isolasi bakar
7. Konektor peralatan high voltage
8. Konduktor all alumunium conductor (AAC) 660 mm2
9. Peralatan lighting arrester (LA)
10. Peralatan circuit breaker/PMT (CB)
11. Peralatan disconnecting switch/PMS (DS)
12. Peralatan capacitive voltage transformer (CVT)
13. Peralatan current transformer (CT)
14. Peralatan disconnecting switch/PMS (DS EARTHING)
15. Isolator porselen cakram M3R16AQ
16. Baut dynabolt 10 x 50 mm

3.2.2. Alat

1. Alat Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

a. Alat pemadam api ringan (APAR)


b. Kotak P3K
c. Sarung tangan
d. Sepatu safety
e. Safety body harness
f. Safety line
g. Rambu-rambu K3
h. Safety glasess
i. Rompi

22
2. Alat ukur

a. Avo meter
b. Tang ampere

3. Alat kerja

a. Kunci ring 30
b. Kunci pass dan ring 24
c. Kunci pass dan ring 19
d. Kunci pass dan ring 18
e. Kunci pass dan ring 13
f. Kunci inggris
g. Obeng (-)
h. Gerinda pemotong
i. Bor magnet
j. Bor tangan
k. Print marker
l. Sabuk angkat 5 ton
m. Waterpass
n. Gergaji besi
o. Meter roll
p. Tang press skun hidrolik
q. Tang press skun tangan
r. Shackle
s. Lifting pulley (skep)
t. Hand wich (bivi)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

23
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi ialah
sebagai berikut :

3.3.1. Observasi
Penulis melakukan observasi terhadap setiap proses kerja yang berjalan
di setiap pekerjaan di ruang lingkup gardu induk, melakukan dialog dengan
koordinator dan elektrikal mekanikal (elmek) mengenai berbagai penanganan
masalah berupa instruksi kerja tentang pembangunan bay line 1 talise.

3.3.2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi tentang landasan teori,


lembaran data komponen dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3.3. Wawancara

Menanyakan kepada site manager dan koordinator tentang berbagai hal


yang berkaitan dengan Sistem pengoperasian gardu induk sidera saat kondisi
baru pada bay line 1 talise dan cara melakukan pemeliharaan.

3.4. Tahapan Kerja Praktek

Sebelum ke lokasi kerja praktek di GARDU INDUK TALISE 150 kV, ada
beberapa tahapan yang harus di ikuti oleh peserta kerja praktek yaitu:
1. Peserta kerja praktek mencari informasi mengenai lokasi tempat
pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke PT. KELINCI MAS UNGGUL
(site gardu induk talise 150 kV)
2. Peserta kerja praktek menyelesaikan semua administrasi di Jurusa n
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, dan Universitas Tadulako.
3. Peserta kerja praktek mengantar surat permohonan kerja praktek ke
lokasi tempat pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke PT. KELINCI
MAS UNGGUL (site gardu induk talise 150 kV)

24
4. Setelah peserta kerja praktek sudah selesai mengantar surat permohonan
kerja praktek ke lokasi tempat pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke
PT. KELINCI MAS UNGGUL (site gardu induk talise150 kV) maka
pihak PT. KELINCI MAS UNGGUL (site gardu induk talise 150 kV) akan
membalas surat permohonan kerja praktek dan dilakukan penempatan pada
gardu induk sidera yang masih kosong Mahasiswa Kerja Praktek/Praktek
Kerja Lapangan (PKL), sehingga pada tanggal 17 mei 2022 Penulis mulai
masuk kerja praktek di PT. KELINCI MAS UNGGUL (site gardu induk
talise 150 kV). Uraian mengenai kegiatan pekerjaan yang dilakukan
selama pelaksanaan kerja praktek dapat dilihat pada lampiran laporan kerja
prasktek.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Line Palu Baru 1 yaitu line transmisi yang masuk di gardu induk Talise
yang di kirim dari gardu induk Sidera melalui line Sidera-Talise.
Dalam sitem gardu induk Talise pada bay line palu baru 1 terdapat
beberapa peralatan yang terdiri dari, Lightning arrester (LA) yang berfungsi
untuk mentanahkan (Earting) tegangan yang lebih, Capasitive Voltage
Transformer (CVT) yang berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari

25
besaran tegangan yang besar ke besaran tegangan yang lebih rendah,
Disconnecting Switch (DS) yaitu peralatan pemisah yang berfungsi untuk
memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban, Current
Transformer (CT) yang berfungsi untuk merubah besaran arus dari arus yang
besar ke arus yang kecil dan Circuit Breaker (CB) adalah peralatan pemutus
yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban.
Peran dari Disconnecting Switch (DS) sangatlah di jaga keandalannya
dan stabilitasnya untuk melakukan pemisah tagangan Ketika terjadi gangguan.
Ada beberapa sistem yang dipakai dalam Disconnecting Switch (DS)
diantaranya Sistem Interlock, Sistem Local dan Remote ,dan Sistem Swicth
Earting / DSe. Sistem Interlock adalah sistem tenaga listrik yang bertujuan
memastikan suatu transformator tidak bertegangan ketika transformator tersebut
ingin diperbaiki (maintenance), sehingga pekerja yang memperbaiki terlindungi
dari tegangan tinggi.
Sistem Local dan Remote bertujuan mengontrol sistem gardu induk
secara otomatis maupun manual menggunakan peralatan proteksi kontrol dan
pengukuran yang dapat berkomunikasi satu sama lain.
Swicth Earting / DSe bertujuan menghubungkan bagian-bagian
hidup/kabel line dan tanah. Switch Earting digunakan untuk mentanahkan
bagian aktif selama pemeliharaan dan selama pengujian.
4.2. Pembahasan

4.2.1 Sistem local dan remote

Sistem local adalah system yang di kontrol langsung melalui box kontrol
disconnecting switch yang ada pada area switchyard.
Sistem remote adalah system yang mengontrol disconnecting switch melalui
kontrol relay panel yang ada dalam switchgear.
Pada saat melakukan pemeliharaan peralatan HV atau pekerjaan dalam area
bertegangan maka sesuai standar operasional prosedur switch pada DS dan CB harus

26
dalam penunjukan atau dalam keadaan local. Hal ini untuk menghindari miss
komunikasi antara pekerja dilapangan dan operator. Jadi jika posisi switch DS dan
CB dalam keadaan local maka operator tidak dapat mengontrol dari panel control
yang terdapat pada gedung control gardu induk.
Posisi switch DS dan CB dalam keadaan atau posisi penunjukan remote maka
kendali sistem pada kedua peralatan itu tidak dapat dikontrol langsung dari panel
box control alat yang ada pada area switchyard. Peralatan hanya dapat dikontrol dari
panel CRP yang ada pada Gedung control dan dikendalikan pula oleh operator.
4.2.2 SISTEM INTERLOCK

Pada Disconnecting switch terdapat mekanisme interlocking yang berfungsi


untuk mengamankan pembukaan dan penutupan Disconnecting switch. Mekanisme
Interlocking tersebut adalah Disconnecting switch tidak dapat dibuka atau di tutup
ketika pmt dalam kondisi tetutup, pemisah tanah (Earting switch) dapat ditutup
hanya ketika Disconnecting switch dalam keadaan terbuka, Disconnecting switch
dapat ditutup ketika pmt terbuka.
Sistem interlock pada Gardu Induk Talise berfungsi untuk mengamankan
jalannya proses serta pengamanan peralatan dari unit yang paling kecil sampai
keseluruhan sistem. Dimana prinsipnya yaitu alat pengaman tersebut akan terkait
satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan yang
akan bekerja secara serentak apabila kondisi proses atau alat mengalami gangguan.
Disamping itu, sistem interlock ini juga dilengkapi dengan sistem untuk menjaga
kelancaran operasinya suatu mesin (pompa/kompresor) yang mana pada pompa,
turbin dan kompresor yang besar biasanya dilengkapi pompa pelumas utama dan
pompa pelumas pembantu, apabila terjadi kegagalan pada pompa utama maka
dengan sistem interlock maka pompa pembantu akan autostart untuk menggantikan
fungsi pompa utama.
Interlock juga dilengkapi dengan sistem bypass berupa switch. Hal ini
dimaksudkan apabila diperlukan kita bisa menonaktifkan interlock tersebut

27
sehingga tidak berfungsi, misalnya untuk keperluan pemeriksaan/perbaikan atau
terjadi kerusakan pada sistem interlock yang mana perbaikannya hanya bisa
dilakukan pada saat pabrik tidak beroperasi.
Ada dua tahapan sistem pengamanan, yaitu alarm (peringatan tanda bahaya) dan
Shut Down atau Trip. Alarm atau peringatan tanda bahaya dapat berupa lampu,
bel, horn dan tanda-tanda lain yang menyatakan bahwa proses atau alat dalam
keadaan bahaya (ada gangguan) dan hal ini bila tidak diadakan koreksi maka
kondisi akan berkembang menjadi situasi yang krisis dan bahkan pabrik akan
berhenti (shut down).
4.2.3 Sistem switch earthing / DSe

Sistem Swicth Earting / DSe bertujuan menghubungkan bagian-bagian


hidup/kabel line dan tanah. Switch Earting digunakan untuk mentanahkan bagian
aktif selama pemeliharaan dan selama pengujian.

Pada Gardu Induk Sidera Sistem DSe hanya digunakan pada sistem bay line
contohnya yang ada pada line Palu Baru 1 talise yang langsung terkoneksi dengan
tower transmisi. Serta fungsinya juga sama dengan DS bus yaitu sebagai pemisah.
DSe harus dipasangkan Earthing karena induksi tegangan langsung terkoneksi
dengan transmisi cukup besar dan sistem kerja Earting dioprasikan secara manual
setelah pisau-pisau DS telah terpisah.

Pada maintenance peralatan pada gardu induk biasanya antara beban dan
sumber daya dari gardu induk diputuskan oleh Disconnecting Switch. Hal ini untuk
menjaga keamanan dari para pekerja yang melaksanakan perbaikan atau perawatan
karena difungsikan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dan tidak , maka
DS ini pada sisi yang tidak bertegangan dipasangkan grounding yang berguna untuk
membuang sisa energi (kapasitansi) yang tersimpan pada konduktor.

28
Pada saat kerja praktek ada beberapa pekerjaan dilakukan saat kerja praktek di
Gardu Induk Talise yaitu sebagai berikut :

a. Pengenalan lingkungan/area kerja dan keselamatan kerja

Gambar 4.1 pengenalan lingkungan/area kerja


dan keselamatan kerja.

29
Pengenalan tentang lingkungan/area kerja dan keselamatan kerja
bertujuan untuk memberitahukan kondisi-kondisi berbahaya di area kerja dan
cara pemakaian alat pelindung diri selama berkerja serta cara-cara dan sikap
yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Pemasangan Tiang lampu jalan pada gardu induk talise

Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 pemasangan tiang lampu jalan pada gardu induk talise
Tiang lampu jalan berfungsi sebagai dudukan/penyangga lampu jalan
yang ada di gardu induk Talise. Saat Pemasangan tiang lampu jalan alat yang
digunakan yaitu :
 Kunci pass 24 digunakan saat pemasangan dudukan tiang lampu pada
pondasi.
 Ring 24 untuk landasan baut yang akan di pasang
c. Penyetingan DS pada gardu induk talise 150 kV

30
Gambar 4.4 Penyetingan DS pada gardu induk talise 150kV
Disconnecting switch atau pemisah (PMS) suatu peralatan sistem
tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa
arus beban (memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang
bertegangan), dimana pembukaan atau penutupan Pms ini hanya dapat
dilakukan dalam kondisi tanpa beban. Saat penyetingan Disconnecting
switch/PMS alat yang di gunakan yaitu :
 kunci pass dan ring 30 digunakan untuk menyeting tiang dudukan
Disconnecting switch.
 Kunci pass dan ring 19 digunakan untuk menyeting pada besi struktur
dudukan Disconnecting switch.
d. Pemotongan kabel konduktor

31
Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 Pemotongan kabel konduktor
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel
yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan
konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.
Kabel konduktor yang yang ada pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 di potong untuk
di masukan ke circuit breaker yang ada di bay coupler, dan alat yang kita gunakan
Yaitu:
 Meter digunakan untuk mengukur pas panjang kabel konduktor yang akan di
potong
 Gergaji digunakan untuk memotong kabel konduktor yang telah di ukur
sebelumnya

32
e. Pembongkaran panel incoming 20 kV

Gambar 4.7 pembongkaran panel incoming 20 kV

saat pembongkaran panel incoming 20 kV beberapa alat yang


digunakan yaitu sebagai berikut :
 Kunci pass ring 19 digunakan saat pemasangan peralatan High Voltage
pada tiang dudukan.
 Truck crane digunakan untuk mengangkat peralatan High Voltage.
 Sabuk angkat digunakan untuk menghubungkan pengait crane ke peralatan
High Voltage.

BAB V

33
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan informasi dan data yang telah penulis peroleh selama


melakukan kerja praktek di PT. KELINCI MAS UNGGUL (site talise)
mengenai Sistem pengoperasian Disconecting Switch (DS) 150 kv pada line
palu baru 1 gardu induk Talise , maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :
1. Disconnecting switch atau pemisah (PMS) suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus
beban (memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan).
2. Dalam sistem gardu induk peran peralatan Disconnecting Switch sangatlah
dijaga keandalan dan stabilitasnya untuk melakukan pemisahan tegangan
ketika terjadi gangguan pada gardu induk.
3. Sistem interlock adalah suatu cara untuk mengamankan jalannya proses
serta pengamanan peralatan dari unit yang paling kecil sampai keseluruhan
sistem.
4. Sistem local adalah system yang di kontrol langsung melalui box kontrol
disconnecting switch yang ada pada area switchyard.
5. Sistem remote adalah system yang mengontrol Disconnecting Switch
melalui kontrol relay panel yang ada dalam switchgear.
6. Sistem Swicth Earting / DSe bertujuan menghubungkan bagian-bagian
hidup/kabel line dan tanah. Switch Earting digunakan untuk mentanahkan
bagian aktif selama pemeliharaan dan selama pengujian.

34
5.2. Saran

Saran yang dapat penulis berikan demi peningkatan kualitas dimasa yang
akan datang adalah :

1. Lebih memperhatikan perawatan sistem pengoperasian gardu induk


khususnya setiap bay supaya bisa bekerja lebih maksimal.
2. Kedepannya tetap lebih memperhatikan tentang keselamatan kerja agar tetap
aman selama bekerja.
3. Disiplin waktu dan selalu menjaga etika saat bekerja.

35
DAFTAR PUSTAKA

Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa. 2013. Analisa Perancangan Gardu Induk
outdoor 150 kV Di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
[ Ditemukan pada 183083-ID-analisa-perancangan-gardu-induk-sistem-
o.pdf ], di akses tanggal, 03 Februari 2021.

PT. Kelinci Mas Unggul. 2021. Website Resmi PT. Kelinci Mas Unggul Makassar
[ Ditemukan Pada http://www.kelincimas.co.id/index.php?page=about ],
Di Akses Pada Tanggal 29 Januari 2021.

PT. PLN (persero) PUSDIKLAT. 2009. Materi Workshop Operasi Dan


Pemeliharaan Gardu Induk [ Ditemukan pada
https://docplayer.info/62750810-Materi-workshop-operasi-dan-
pemeliharaan-gardu-induk.html ], Di Akses Pada Tanggal 04 Maret
2021.

Sudirman Sugiarto. 2018. Pengertian dan Fungsi Pemisah (PMS) [ Ditemukan Pada
https://docplayer.info/49151160-Pengertian-dan-fungsi-pemisah-
pms.html ], Di Akses Pada Tanggal 09 Mei 2021.

BUKU PLN. 2010. Buku Petunjuk Batasan Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan

Penyaluran Tenaga Listrik Pemisah (PMS). Jakarta: PT PLN PERSERO

36
LAMPIRAN

Gambar 6.1 dan Gambar 6.2 Breafing pengenalan tentang lingkungan/area kerja
dan keselamatan kerja Bersama tim elektrikal mekanikal site Talise dan
keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) PT. KELINCI MAS UNGGUL
(SITTTALISE).

Gambar 6.3 dan Gambar 6.4 Perakitan Tiang lampu jalan di Gardu Induk Talise

37
Gambar 6.5 dan Gambar 6.6 Penyetingan DS pada gardu induk talise 150 kV

Gambar 6.7 dan Gambar 6.8 Pemotongan kabel konduktor

38
Gambar 6.9 dan Gambar 6.10 Pembongkaran Panel Incoming 20 kV

39

Anda mungkin juga menyukai