PENDAHULUAN
1
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja
praktek di tempatnya sehingga penulis dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan kerja yang tidak diperoleh di dalam perkuliahan.
Komponen (bagian-bagian) listrik gardu induk salah satunya yaitu Sistem
Disconnecting Switch. Adapun sistem Disconnecting Switch diantaranya Sistem
Interlock, Sistem Local dan Remote ,dan Sistem Swicth Earting / DSe. Sistem
Interlock adalah sistem tenaga listrik yang bertujuan memastikan suatu
transformator tidak bertegangan ketika transformator tersebut ingin diperbaiki
(maintenance), sehingga pekerja yang memperbaiki terlindungi dari tegangan
tinggi.
Sistem Local dan Remote bertujuan mengontrol sistem gardu induk
secara otomatis maupun manual menggunakan peralatan proteksi kontrol dan
pengukuran yang dapat berkomunikasi satu sama lain. Swicth Earting / DSe
bertujuan menghubungkan bagian-bagian hidup/kabel line dan tanah. Switch
Earting digunakan untuk mentanahkan bagian aktif selama pemeliharaan dan
selama pengujian.
1.2.1. Tujuan
Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memahami proses kerja dari line Palu Baru 1 Talise.
2
b. Mahasiswa dapat memahami sistem Disconnecting Switch
c. Mahasiswa dapat mengaplikasi secara langsung teori yang didapatkan
selama perkuliahan.
d. Sebagai latihan kerja sebelum memasuki dunia kerja.
e. Mengetahui kondisi nyata di lapangan terutama pada Gardu Induk.
a. Menjalin kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan SDM dan
teknologi antara pihak perusahaan dalam hal ini PT. KELINCI MAS
UNGGUL dengan pihak perguruan tinggi dalam hal ini Universitas
Tadulako.
b. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan teknologi
yang digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan serta mampu
menghasilkan sarjana-sarjana yang profesional dan memiliki pengalaman
di bidangnya serta dapat membina kerja sama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja.
c. Sebagai bahan evaluasi bagi proses pembelajaran di kampus.
Bagi Perusahaan
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis hanya membahas mengenai :
1. Definisi, prinsip kerja Sistem Inter lock
3
2. Definisi, prinsip kerja Sistem Local dan Remote
3. Definisi, prinsip kerja Sistem Disconnecting Swicth Earting
1.4. Sistematika Penulisan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERMASALAHAN
Saat ini PT. Kelinci Mas Unggul sebagai perusahaan tingkat Nasional, telah
tersertifikasi ISO 9001: 2015; ISO 14001: 2015 dan ISO 18001: 2007, serta
memiliki tingkat keuangan 5AA2 yang telah disertifikasi oleh D & B
independen (Dun & Bradstreet). Sebagai perusahaan yaitu EPC (Engineering
Procurement and Construction) yang beroperasi pada Skala Nasional yang
memberikan jasa di bidang konstruksi pondasi, konstruksi gedung, dan ruang
lingkup instalasi di bidang mekanikal elektrikal.
Untuk pelaksanaan pekerjaan Gardu Induk mulai dari tegangan 30 hingga
170 KV dengan tegangan maximum tegangan 500 KV, yang dilingkupi mulai
dari desain system Grid HV hingga desain Pondasi Peralatan untuk Gardu
Induk serta pemasangan dan penyambungan (integrasi) ke system exisiting
baik berupa konvensional hingga ke sistem Automasi Gardu Induk.
Untuk pelaksanaan pekerjaan Transmisi mulai dari tegangan 30 hingga 500
KiloVolt yang dimulai dengan melaksanakan Desain and Build untuk
Transmisi Grid, Erection Tower, dan Penarikan Kawat, hingga terintegrasi ke
exsiting.
PT. Kelinci Mas Unggul berdiri pada tahun 1982 bergerak di bidang
kontruksi utilitas (PU) dan Sumber daya Air (PSDA) di Ujung Pandang dan
Propinsi Sulawesi Selatan. Seiring dengan berkembangnya pertumbuhan
ekonomi dan tinggi ratio eletrifikasi indonesia , PT Kelinci Mas Unggul
berdedikasi untuk membangun sektor utilitas kelistrikan. Pada tahun 1992 ,
5
Listrik Perdesaan Sulawesi Selatan memberikan kepercayaan untuk
menyediakan Material Distribusi dan Material Bantu Pemutus.
2.3. Lokasi PT. Kelinci Mas Unggul
Lokasi PT. Kelinci Mas Ungggul terletak di Gardu Induk Talise, Valangguni,
Jl. Soekarno Hatta, Talise, Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118
Sesuai dengan tuntutan pengaturan jam kerja efektif pada PT. Kelinci Mas
Unggul Site Gardu Induk Talise adalah 8 jam sehari dan 2 jam untuk waktu istirahat.
Jam kerja diberlakukan oleh perusahaan yaitu jam kerja normal, berlaku 7 hari
kerja bagi karyawan adalah hari senin sampai hari minggu.
Jam kerja normal bagi karyawan adalah sebagai berikut :
Senin s/d minggu : 08.00 - 12.00 dan 14.00 - 17.00 WITA
(waktu istirahat selama 2 jam yaitu 12.00 – 14.00 WITA)
6
BAGAN / STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 KV SIDERA (EXT)
PT. KELINCI MAS UNGGUL
SECONDARY
ENGINEERING
Mr. Nandri Lorinanto
DOCUMENT
CIVIL CONTROLLER
ENGINEERING Mr. Oky Ramadhan
Mr. Yandi Pakiding
B. Project manager
7
5. Mengelola risiko proyek.
6. Mengelola jadwal proyek.
7. Mengelola anggaran proyek.
8. Mengelola konflik proyek.
9. Mengelola pengiriman proyek.
10. Administrasi kontrak.
D. Procurement
8
1. Merencanakan Pembelian atu Penyediaan.
2. Membuat prosedur standar untuk Barang atau Jasa.
3. Menyesuaikan spesifikasi barang atau Jasa yang Dibutuhkan Perusahaan.
4. Mencari Vendor atau Supplier.
5. Menganalisa Perbandingan Biaya Pembelian dari Supplier atau Vendor.
6. Menegosiasikan Harga, Pengiriman, Waktu pembayaran.
7. Menerima Tagihan Pembayaran dari Vendor atau Supplier.
8. Membuat Kontrak.
9. Melakukan Kontrol Persediaan Barang.
E. HSE officer
F. Project controller
9
5. Mensuplai data progress dan schedule ke Client yang akan dipergunakan
Client untuk mengupdate jadwal proyek.
6. Mengkoordinasikan pengendalian biaya proyek agar tidak melebihi budget
yang telah ditentukan.
7. Mengajukan proposal insentif bulanan dan incentive milestone kepada Site
Manager.
8. Membuat laporan bulanan untuk kantor pusat dan laporan bulanan untuk
Client.
9. Menangani hal-hal yang berhubungan dengan kontrak administrasi.
10. Membuat dokumentasi dalam bentuk fotografi selama proyek berlangsung.
11. Membuat laporan penutupan proyek.
G. Document controller
H. Site manager
10
1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan kerusakan aktivitas bulanan
dan mingguan.
2. Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek mengenai
penentuan schedule material dan persetujuan bahan material apa saja yang
akan digunakan dalam pekerjaan.
3. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
4. Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan murah.
5. Melakukan supervisi di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
6. Menginformasikan adanya penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi
kepada Project Manager.
7. Mempersiapkan prosedur pelaksanaan untuk menjamin pencapaian sasaran
kerja.
8. Mengajukan daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk pencapaian sasaran kerja kepada Pemilik Proyek.
9. Melakukan monitoring secara intensif terhadap tahapan pelaksanaan
kegiatan harian mingguan dan laporan keuangan.
10. Melakukan koordinasi pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek
secara periodik.
11. Mengevaluasi kualitas mutu dan menetapkan cara agar tidak terjadi
penyimpangan yang kemungkinan akan terjadi.
12. Mempersiapkan data untuk menyusun schedule, meliputi item aktivitas
kegiatan, jangka waktu, bahan dan peralatan.
13. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE).
2.2. Permasalahan
Setiap bay line pada Gardu Induk harus memiliki 2 bay line, sebagai
contoh bay line palu baru 1 dan bay line palu baru 2, tujuannya adalah jika ada
pemeliharaan pada bay line palu baru 1 maka bay line palu baru 2 akan
11
membackup tegangan yang ditransmisikan dari pembangkit poso agar tidak
terjadinya pemadaman secara total. pada Gardu Induk Talise khususnya pada
bay line talise yang mengirim atau mentrasmisikan tegangan pada gardu induk
talise baru beroperasi 1 bay line saja yaitu pada bay line 2. Hal ini akan
berdampak pemadaman listrik secara total hingga berjam-jam jika akan
dilakukan pemeliharaan atau perbaikan pada system bay line talise dikarenakan
belum beroperasinya bay line 1 talise.
12
Gambar 2.2 switchyard gardu induk 150 kV
Gardu Induk biasanya disingkat dengan GI adalah suatu instalasi yang
terdiri dari rel daya, peralatan hubung bagi, transformator daya bersama
perlengkapan-perlengkapannya (misal peralatan ukur, pengaman dll.), yang
merupakan bagian dari suatu sistem tenaga listrik.
13
c. Sebagai pengaturan daya ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan
gardu-gardu distribusi melalui feeder-feeder tegangan menengah (melayani
beban listrik disekitar Gardu Induk).
2.3.3. Definisi disconnecting switch
Disconnecting switch (DS) atau pemisah (Pms) suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban
(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana
pembukaan atau penutupan Pms ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa
beban.
Penempatan Pms terpasang di antara sumber tenaga listrik dan Pmt (Pms Bus)
serta di antara Pmt dan beban (Pms Line / Kabel) dilengkapi dengan Pms Tanah
(Earthing Switch). Umumnya antara Pms Line/Kabel dan Pms Tanah terdapat alat
yang disebut interlock.Pada dasarnya prinsip Disconnecting Swicth ini sama
dengan prinsip saklar biasa, yaitu ketika saklar pada posisi Off maka plat
penghubung pada posisi terlepas dari terminal titik hubung, kemudian saat saklar
ditekan pada posisi On maka plat akan terhubung pada titik hubung dan megalirkan
listrik. Disconnecting Swicth dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan
yang mengalir pada PMT tersebut. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan
pada PMT tersebut, maka Disconnecting Swicth harus dibuka agar pada PMT
tersebut tidak terdapat tegangan dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan
perawatan.
14
Gambar 2.3 Struktur Disconnecting Switch
Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Struktur mekanik
Terdiri dari struktur baja/besi atau beton serta pondasi sebagai
dudukan/penopang struktur peralatan pemisah.
15
b. Struktur baja/besi atau struktur beton
Adalah rangkaian besi/baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan
dipasang. Struktur baja/besi atau beton berfungsi sebagai penyangga peralatan /
dudukan pemisah.
c. Isolator
Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis
dari perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial. Jika isolator gagal
dalam kegunaannya memisahkan antara dua saluran maupun saluran dengan
pentanahan maka penyaluran energi tersebut akan gagal atau tidak optimal.
Isolator berbentuk piringan-piringan yang terbuat dari bahan porselin atau
komposit yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran
penghantar ,kekuatan mekanis dan konstruksi penopangnya.
16
e. Pisau-pisau/kontak Pms
Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan. Macam-macam
pisau pemisah berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya antara lain :
Pemisah siku
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 (dua) kontak
gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90 derajat.
17
Gambar 2.8 grounding
h. Mekanik penggerak
Memposisikan pisau/kontak Pms untuk membuka dan menutup yang terdiri dari
Stang/Tuas Penggerak dan Tenaga Penggerak.Jenis tenaga penggerak Pms dapat
dibedakan :
Penggerak manual
Pengoperasian PMS ini (membuka /menutup) secara manual dengan memutar/
menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas mekanik.
18
Gambar 2.10 penggerak dengan motor
i. Control / Auxiliary Circuit
Terdiri dari Lemari mekanik dan Terminal dan wiring kontrol.
Lemari Mekanik
Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary
equipment. Jenis lemari mekanik ada dua yaitu lemari dan box .
19
Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol. Memberikan trigger
pada subsystem mekanik penggerak untuk membuka dan menutup pisau/kontak
Pms.
j. Pisau Pentanahan
Berfungsi untuk mentanahkan/ membumikan tegangan induksi atau tegangan sisa
sesudah jaringan diputus dari sumber tegangan. Pemisah tanah atau Earth Switch
mempunyai sistem interlock dengan pemisah penghantar dimana jika pemisah
dalam posisi masuk maka pemisah tanah posisi keluar , begitu pula sebaliknya.
20
BAB III
METODOLOGI
Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 17 mei s/d 17 juni
2022, berlokasi di site GARDU INDUK TALISE 150 kV.
3.2.1. Bahan
1. Skun kabel 16 mm
21
2. Kabel grounding 16 mm (NYA)
3. Kabel CWS 4 x 2,5 mm (NYCY)
4. Kabel CWS 4 x 6 mm (NYCY)
5. Kabel CWS 24 x 2,5 mm (NYCY)
6. Heat shrink / isolasi bakar
7. Konektor peralatan high voltage
8. Konduktor all alumunium conductor (AAC) 660 mm2
9. Peralatan lighting arrester (LA)
10. Peralatan circuit breaker/PMT (CB)
11. Peralatan disconnecting switch/PMS (DS)
12. Peralatan capacitive voltage transformer (CVT)
13. Peralatan current transformer (CT)
14. Peralatan disconnecting switch/PMS (DS EARTHING)
15. Isolator porselen cakram M3R16AQ
16. Baut dynabolt 10 x 50 mm
3.2.2. Alat
22
2. Alat ukur
a. Avo meter
b. Tang ampere
3. Alat kerja
a. Kunci ring 30
b. Kunci pass dan ring 24
c. Kunci pass dan ring 19
d. Kunci pass dan ring 18
e. Kunci pass dan ring 13
f. Kunci inggris
g. Obeng (-)
h. Gerinda pemotong
i. Bor magnet
j. Bor tangan
k. Print marker
l. Sabuk angkat 5 ton
m. Waterpass
n. Gergaji besi
o. Meter roll
p. Tang press skun hidrolik
q. Tang press skun tangan
r. Shackle
s. Lifting pulley (skep)
t. Hand wich (bivi)
23
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi ialah
sebagai berikut :
3.3.1. Observasi
Penulis melakukan observasi terhadap setiap proses kerja yang berjalan
di setiap pekerjaan di ruang lingkup gardu induk, melakukan dialog dengan
koordinator dan elektrikal mekanikal (elmek) mengenai berbagai penanganan
masalah berupa instruksi kerja tentang pembangunan bay line 1 talise.
3.3.3. Wawancara
Sebelum ke lokasi kerja praktek di GARDU INDUK TALISE 150 kV, ada
beberapa tahapan yang harus di ikuti oleh peserta kerja praktek yaitu:
1. Peserta kerja praktek mencari informasi mengenai lokasi tempat
pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke PT. KELINCI MAS UNGGUL
(site gardu induk talise 150 kV)
2. Peserta kerja praktek menyelesaikan semua administrasi di Jurusa n
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, dan Universitas Tadulako.
3. Peserta kerja praktek mengantar surat permohonan kerja praktek ke
lokasi tempat pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke PT. KELINCI
MAS UNGGUL (site gardu induk talise 150 kV)
24
4. Setelah peserta kerja praktek sudah selesai mengantar surat permohonan
kerja praktek ke lokasi tempat pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke
PT. KELINCI MAS UNGGUL (site gardu induk talise150 kV) maka
pihak PT. KELINCI MAS UNGGUL (site gardu induk talise 150 kV) akan
membalas surat permohonan kerja praktek dan dilakukan penempatan pada
gardu induk sidera yang masih kosong Mahasiswa Kerja Praktek/Praktek
Kerja Lapangan (PKL), sehingga pada tanggal 17 mei 2022 Penulis mulai
masuk kerja praktek di PT. KELINCI MAS UNGGUL (site gardu induk
talise 150 kV). Uraian mengenai kegiatan pekerjaan yang dilakukan
selama pelaksanaan kerja praktek dapat dilihat pada lampiran laporan kerja
prasktek.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Line Palu Baru 1 yaitu line transmisi yang masuk di gardu induk Talise
yang di kirim dari gardu induk Sidera melalui line Sidera-Talise.
Dalam sitem gardu induk Talise pada bay line palu baru 1 terdapat
beberapa peralatan yang terdiri dari, Lightning arrester (LA) yang berfungsi
untuk mentanahkan (Earting) tegangan yang lebih, Capasitive Voltage
Transformer (CVT) yang berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari
25
besaran tegangan yang besar ke besaran tegangan yang lebih rendah,
Disconnecting Switch (DS) yaitu peralatan pemisah yang berfungsi untuk
memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban, Current
Transformer (CT) yang berfungsi untuk merubah besaran arus dari arus yang
besar ke arus yang kecil dan Circuit Breaker (CB) adalah peralatan pemutus
yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban.
Peran dari Disconnecting Switch (DS) sangatlah di jaga keandalannya
dan stabilitasnya untuk melakukan pemisah tagangan Ketika terjadi gangguan.
Ada beberapa sistem yang dipakai dalam Disconnecting Switch (DS)
diantaranya Sistem Interlock, Sistem Local dan Remote ,dan Sistem Swicth
Earting / DSe. Sistem Interlock adalah sistem tenaga listrik yang bertujuan
memastikan suatu transformator tidak bertegangan ketika transformator tersebut
ingin diperbaiki (maintenance), sehingga pekerja yang memperbaiki terlindungi
dari tegangan tinggi.
Sistem Local dan Remote bertujuan mengontrol sistem gardu induk
secara otomatis maupun manual menggunakan peralatan proteksi kontrol dan
pengukuran yang dapat berkomunikasi satu sama lain.
Swicth Earting / DSe bertujuan menghubungkan bagian-bagian
hidup/kabel line dan tanah. Switch Earting digunakan untuk mentanahkan
bagian aktif selama pemeliharaan dan selama pengujian.
4.2. Pembahasan
Sistem local adalah system yang di kontrol langsung melalui box kontrol
disconnecting switch yang ada pada area switchyard.
Sistem remote adalah system yang mengontrol disconnecting switch melalui
kontrol relay panel yang ada dalam switchgear.
Pada saat melakukan pemeliharaan peralatan HV atau pekerjaan dalam area
bertegangan maka sesuai standar operasional prosedur switch pada DS dan CB harus
26
dalam penunjukan atau dalam keadaan local. Hal ini untuk menghindari miss
komunikasi antara pekerja dilapangan dan operator. Jadi jika posisi switch DS dan
CB dalam keadaan local maka operator tidak dapat mengontrol dari panel control
yang terdapat pada gedung control gardu induk.
Posisi switch DS dan CB dalam keadaan atau posisi penunjukan remote maka
kendali sistem pada kedua peralatan itu tidak dapat dikontrol langsung dari panel
box control alat yang ada pada area switchyard. Peralatan hanya dapat dikontrol dari
panel CRP yang ada pada Gedung control dan dikendalikan pula oleh operator.
4.2.2 SISTEM INTERLOCK
27
sehingga tidak berfungsi, misalnya untuk keperluan pemeriksaan/perbaikan atau
terjadi kerusakan pada sistem interlock yang mana perbaikannya hanya bisa
dilakukan pada saat pabrik tidak beroperasi.
Ada dua tahapan sistem pengamanan, yaitu alarm (peringatan tanda bahaya) dan
Shut Down atau Trip. Alarm atau peringatan tanda bahaya dapat berupa lampu,
bel, horn dan tanda-tanda lain yang menyatakan bahwa proses atau alat dalam
keadaan bahaya (ada gangguan) dan hal ini bila tidak diadakan koreksi maka
kondisi akan berkembang menjadi situasi yang krisis dan bahkan pabrik akan
berhenti (shut down).
4.2.3 Sistem switch earthing / DSe
Pada Gardu Induk Sidera Sistem DSe hanya digunakan pada sistem bay line
contohnya yang ada pada line Palu Baru 1 talise yang langsung terkoneksi dengan
tower transmisi. Serta fungsinya juga sama dengan DS bus yaitu sebagai pemisah.
DSe harus dipasangkan Earthing karena induksi tegangan langsung terkoneksi
dengan transmisi cukup besar dan sistem kerja Earting dioprasikan secara manual
setelah pisau-pisau DS telah terpisah.
Pada maintenance peralatan pada gardu induk biasanya antara beban dan
sumber daya dari gardu induk diputuskan oleh Disconnecting Switch. Hal ini untuk
menjaga keamanan dari para pekerja yang melaksanakan perbaikan atau perawatan
karena difungsikan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dan tidak , maka
DS ini pada sisi yang tidak bertegangan dipasangkan grounding yang berguna untuk
membuang sisa energi (kapasitansi) yang tersimpan pada konduktor.
28
Pada saat kerja praktek ada beberapa pekerjaan dilakukan saat kerja praktek di
Gardu Induk Talise yaitu sebagai berikut :
29
Pengenalan tentang lingkungan/area kerja dan keselamatan kerja
bertujuan untuk memberitahukan kondisi-kondisi berbahaya di area kerja dan
cara pemakaian alat pelindung diri selama berkerja serta cara-cara dan sikap
yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Pemasangan Tiang lampu jalan pada gardu induk talise
Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 pemasangan tiang lampu jalan pada gardu induk talise
Tiang lampu jalan berfungsi sebagai dudukan/penyangga lampu jalan
yang ada di gardu induk Talise. Saat Pemasangan tiang lampu jalan alat yang
digunakan yaitu :
Kunci pass 24 digunakan saat pemasangan dudukan tiang lampu pada
pondasi.
Ring 24 untuk landasan baut yang akan di pasang
c. Penyetingan DS pada gardu induk talise 150 kV
30
Gambar 4.4 Penyetingan DS pada gardu induk talise 150kV
Disconnecting switch atau pemisah (PMS) suatu peralatan sistem
tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa
arus beban (memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang
bertegangan), dimana pembukaan atau penutupan Pms ini hanya dapat
dilakukan dalam kondisi tanpa beban. Saat penyetingan Disconnecting
switch/PMS alat yang di gunakan yaitu :
kunci pass dan ring 30 digunakan untuk menyeting tiang dudukan
Disconnecting switch.
Kunci pass dan ring 19 digunakan untuk menyeting pada besi struktur
dudukan Disconnecting switch.
d. Pemotongan kabel konduktor
31
Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 Pemotongan kabel konduktor
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel
yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan
konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.
Kabel konduktor yang yang ada pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 di potong untuk
di masukan ke circuit breaker yang ada di bay coupler, dan alat yang kita gunakan
Yaitu:
Meter digunakan untuk mengukur pas panjang kabel konduktor yang akan di
potong
Gergaji digunakan untuk memotong kabel konduktor yang telah di ukur
sebelumnya
32
e. Pembongkaran panel incoming 20 kV
BAB V
33
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
34
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan demi peningkatan kualitas dimasa yang
akan datang adalah :
35
DAFTAR PUSTAKA
Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa. 2013. Analisa Perancangan Gardu Induk
outdoor 150 kV Di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
[ Ditemukan pada 183083-ID-analisa-perancangan-gardu-induk-sistem-
o.pdf ], di akses tanggal, 03 Februari 2021.
PT. Kelinci Mas Unggul. 2021. Website Resmi PT. Kelinci Mas Unggul Makassar
[ Ditemukan Pada http://www.kelincimas.co.id/index.php?page=about ],
Di Akses Pada Tanggal 29 Januari 2021.
Sudirman Sugiarto. 2018. Pengertian dan Fungsi Pemisah (PMS) [ Ditemukan Pada
https://docplayer.info/49151160-Pengertian-dan-fungsi-pemisah-
pms.html ], Di Akses Pada Tanggal 09 Mei 2021.
BUKU PLN. 2010. Buku Petunjuk Batasan Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan
36
LAMPIRAN
Gambar 6.1 dan Gambar 6.2 Breafing pengenalan tentang lingkungan/area kerja
dan keselamatan kerja Bersama tim elektrikal mekanikal site Talise dan
keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) PT. KELINCI MAS UNGGUL
(SITTTALISE).
Gambar 6.3 dan Gambar 6.4 Perakitan Tiang lampu jalan di Gardu Induk Talise
37
Gambar 6.5 dan Gambar 6.6 Penyetingan DS pada gardu induk talise 150 kV
38
Gambar 6.9 dan Gambar 6.10 Pembongkaran Panel Incoming 20 kV
39