Oleh :
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
2022
1
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan bisnis ritel pada saat ini tumbuh terus menjadi pesat. Kondisi ini
ditunjukkan dengan terdapatnya gerai ritel ataupun toko yang berdiri serta tersebar
sampai pelosok-pelosok wilayah. Gerai ritel yang terletak diberbagai pusat
perbelanjaan membuat warga mempunyai banyak alternatif untuk berbelanja
kebutuhan mereka. Bisnis ritel sendiri bagi Berman serta Evans ialah totalitas
kegiatan penjualan ataupun jasa secara langsung kepada konsumen yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu serta tidak digunakan untuk
keperluan bisnis.
Kim, 2008) yang mungkin dialami oleh pembeli. Konsumen yang lebih
berorientasi pada perilaku belanja hedonik menganggap bahwa gerai tidak hanya
dipandang sebagai tempat untuk berbelanja tetapi juga tempat untuk rekreasi dan
hiburan (Zhang et al., 2011).
Namun terdapat beberapa fenomena yang terjadi di lapangan salah satunya adalah
prilaku hedonisme yang mungkin dilakukan oleh beberapa kalangan. Prilaku
hedonisme yaitu prilaku seseoang yang memperhatikan dalam segala hal yang
terlihat atau persepsi dalam gaya hidup, serta mempertahankan gaya hidup yang
telah berkembang khas dalam lingkunganya Supranto & Limakrisna (2017). Hal
ini sering terjadi di lingkungan supermarket terutama beberapa pelanggan yang
memang memiki keterbatasan ekonomi namun, memaksakan kehendak untuk bisa
memenuhi keinginan demi persepsi orang lain. Hal ini selaras dengan pendapat
Nuruk (2013) bahwa Perilaku hedonis adalah perilaku konsumtif yang
menggambarkan adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh
suatu keinginan untuk memenuhi hasrat keinginan kesenangan semata-mata.
5
Dari fenomena tersebut menujukan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup
membantu mendefinisikanikan sikap, nilainilai dan menunjuk kekayaan serta
posisi sosial seseorang. Masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tampaknya
tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi
kapitalisme konsumsi yang ditandai menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya
semacam shopping mal, industri waktu luang fasthion, industri kecantikan,
industri kuliner, gencarnya iklan barang supermewah dan teknologi dunia belanja
baik COD maupun online. Jadi konsumsi mahasiswa modern bukan hanya berupa
barang, namun juga jasa manusia dan hubungan antar manusia. Segala hal bisa
menjadi objek konsumen. Hasilnya adalah budaya konsumtif mencengeram
seluruh kehidupan umat. Budaya konsumtif kontemporer yang bercirikan dengan
adanya peningkatan gaya hidup yang seakan-akan menekankan penampilan diri
justru telah mengalami estetis sasi dalam realitas kehidupan sehari-hari senantiasa
akan menjadi sebuah proyek peningkatan gaya hidup David (2013).
Desain pada penelitian ini juga mungkin dapat berpengaruh pada perilaku belanja
hedonik, desain sendiri adalah rancangan fisik supermarket dalam hal ini terdiri
dari layout dan decor. Layout atau tatanan produk yang ada pada ritel sangatlah
dibutuhkan agar dapat menarik konsumen.karena adanya layout dan decor yang
baik dapat menarik perhatian dari konsumen sehingga dapat membuat konsumen
betah berlama-lama dalam gerai baik untuk berbelanja maupun hanya melihat-
lihat saja, itulah yang sedang dilakukan Chandra Supermarket agar dapat bersaing
dengan peritel lainnya yang hadir atau yang didirikan terlebih dahulu sebelum
Chandra Supermarket Lampung didirikan. Chandra Supermarket sangatlah
memperhatikan mengenai layout dan decor karena mereka berupaya agar
konsumen yang mengunjungi untuk berbelanja atau sekedar refreshing bisa
merasakan kenyamanan tidak membuat konsumennya bingung dengan penataan
letaknya.
Penataan letak barang di gerai modern tidak semata-mata didasarkan pada aspek
dekoratif, namun penataan juga harus memperhitungkan faktor sifat barang,
6
Daging selalu diletakkan berdampingan dengan ikan, ayam, atau telur dikarenakan
dalam ilmu tata letak barang ada teori yang disebut unity of need, yaitu
penempatan produk harus memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Pengaturan tata letak juga harus mampu merekomendasikan item barang yang
dianggap berkualitas tinggi. Barang-barang ini harus ditempatkan dilokasi yang
menonjol, dekat pintu masuk, dan disepanjang gang utama. Penempatan barang
dagangan berkualitas harus ditempatkan di lokasi yang mencolok, biasanya
ditempatkan di tengah ruangan yang luas dan kosong. Produk yang dijual pada
umumnya adalah kebutuhan primer.
Pengaruh yang relatif kecil ini menarik untuk dilakukan penelitian ulang dengan
objek Chandra Supermarket Bandar Lampung dan menggunakan variabel
karakteristik fungsional, karakteristik lingkungan, dan karakteristik desain. Oleh
karena itu permasalahan pada penelitian ini:
1. Apakah karakteristik fungsional toko ritel berpengaruh pada perilaku
belanja hedonik di Chandra Supermarket?
2. Apakah karakteristik lingkungan toko ritel berpengaruh pada prilaku
belanja hedonik di Chandra Supermarket?
3. Apakah karakteristik desain toko ritel berpengaruh pada prilaku belanja
hedonik di Chandra Supermarket?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh karakteristik fungsional pada perilaku belanja hedonik di
Chandra Supermarket
2. Pengaruh karakteristik lingkungan pada perilaku belanja hedonik di
Chandra Supermarket
3. Pengaruh karakteristik desain pada perilaku belanja hedonik di Chandra
Supermarket
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini menambah wawasan dan pemahaman penulis berkaitan
dengan pengaruh karakteristik toko ritel terhadap perilaku belanja hedonik.
2. Perusahaan
Penelitian ini dapat menjadi penambah informasi dan bahan referensi berupa
saranuntuk mengevaluasi perusahaan terkait pengaruh karakteristk dari toko
ritel terhadap perilaku belanja hedonik.
3. Program Studi Manajemen
9
nilai tambah terhadap produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk
penggunaan konsumsi perseorangan maupun keluarga. Definisi Levy
mengandung arti bahwa ritel tidak hanya menjual barang yang ada di dalam suatu
toko saja, tetapi juga melibatkan pelayanan lain yang dapat menambah nilai bagi
barang tersebut. Selain memfasilitasi distribusi produk dari pihak manufaktur
kepada konsumen, ritel juga menyediakan fungsi-fungsi penting yang dapat
meningkatkan nilai bagi barang dan jasa yang dijual. Fungsi-fungsi yang
menciptakan nilai tersebut antara lain (Levy, 2007):
a. Menyediakan Assortments
Penyediaan assortment (bermacam-macam) yang dilakukan oleh ritel
memungkinkan pelanggan untuk memilih produk dari serangkaian yang luas
dari merek, desain, warna dan harga pada satu lokasi.
b. Penyimpanan Persediaan
Fungsi lain dari ritel adalah sebagai tempat penyimpan persediaan produk
yang dijual, sehingga produk tersebut tetap tersedia ketika pelanggan
menginginkannya.
c. Menyediakan Jasa
Ritel juga menyediakan jasa yang akan memudahkan pelanggan untuk
membeli dan menggunakan produk. Misalnya, ritel dapat menawarkan
pembayaran secara kredit sehingga pelanggan dapat memiliki produk sekarang
tanpa membayar tunai terlebih dahulu. Beberapa ritel menyediakan tenaga
penjual (sales people) untuk menjawab pertanyaan dan memberikan informasi
tambahan mengenai produk yang dijual.
a. Karakteristik fungsional
Produk dalam toko sangatlah penting untuk menarik perhatian
konsumennya baik hanya untuk melihat-lihat maupun untuk membelinya.
Karena dengan adanya berbagai macam produk sebuah toko terlihat
semakin menarik untuk dikunjungi, dari berbagai macam produk tersebut
terdapat beberapa karakteristik yang terdiri dari:
1. Kualitas Produk (product quality)
Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat
menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain
mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah
untuk meningkatkan nilai konsumen.
2. Ketersediaan Produk
Distribusi adalah saluran yang digunakan sebuah perusahaan untuk
menyalurkan barang kekonsumen. Tujuan strategi ini adalah untuk
mencapai kepuasan jumlah pelanggan yang optimal pada waktu yang
tepat. Semakin produk tersebut sesuai yang dijadwalkan dalam
ketersediaannya maka akan mempengaruhi intensitas pembelian
konsumen. Kotler (2005) manyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen adalah faktor ketersediaan
produk. Tjiptono (2005) mempunyai pendapat bahwa untuk mengukur
kepuasan konsumen adalah dengan kemudahan. Kemudahan yang
dimaksud adalah kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa.
Ketersediaan produk juga akan memudahkan konsumen untuk
mendapatkan produk yang diinginkannya. Pelanggan akan semakin
puas apabila produk mudah dijangkau dan selalu tersedia untuk dibeli
konsumen. Perusahaan harus dapat mendistribusikan produk dengan
baik agar produk dapat diperoleh dengan mudah oleh konsumen.
Dengan kata lain, ketersediaan produk adalah secara konsisten dan
13
b. Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang
memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Lingkungan
atau suasana toko yang baik, maka akan menarik pengunjung dan melakukan
pembelian. Suasana toko adalah suatu karakteristik fisik yang sangat penting
bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang
nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin
berlama-lama berada di dalam toko dan secara tidak langsung menarik
konsumen untuk melakukan pembelian. Suasana toko sebagai kombinasi dari
pesan secara fisik yang telah direncanakan.
Suasana toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan
lingkungan yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat
menyebabkan konsumen merasa aman dan nyaman saat berada di dalam toko
yang mungkin dapat menyebabkan perubaan perilaku pada konsumen tersebut.
Weitz dan Levy (2007) mendefinisikan suasana toko sebagai penciptaan
suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat
menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat
mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian.
Utami (2017) mendefinisikan suasana toko sebagai kombinasi dari
14
3. Pencahayaan (lighting)
Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk
mengarahkan atau menarik perhatian pengunjung ke daerah tertentu dari
15
toko. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat
membuat produk-produk yang ditawarkan terlihat lebih menarik dan
kadang berbeda dengan keadaan aslinya.
c. Karakteristik Desain
Design characteristics atau karakteristik desain adalah rancangan fisik
supermarket yang meliputi tatanan layout dan fungsinya, tanda dan simbol,
seperti keindahan decor meliputi tatanan warna dan visual yang memberikan
kenyamanan kepada pembelanja termasuk juga penempatan posisi, eskalator,
lift dan elemen arsitek lainnya.
1. Layout
Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah
penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah
bidang sehingga membentuk suasana artistik. Tujuan utama layout adalah
menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam
sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang
disajikan.
Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik
diperlukan adanya:
1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat
2. Variasi, agar tidak monoton / membosankan
3. Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi
dan selaras
4. Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur
layout dan warna
5. Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara
unsur-unsur yang memberikan kesan kenyamanan dan
keindahan
6. Proporsi yang merupakan suatu perbandingan
16
dengan kualitas produk yang baik bisa membuat konsumen atau pelanggan untuk
mengunjungi gerai ritel. Adanya berbagai macam dan jenis produk juga dapat
mempengaruhi perilaku belanja pada pelanggannya, karena dengan adanya
berbagai macam variasi produk dan merek konsumen bisa merasa lebih senang
dan dapat lebih mudah memilih barang yang akan dia pertimbangkan untuk dibeli.
Harga juga memiliki pengaruh positif pada perilaku belanja hedonik, karena
adanya harga yang bersaing dapat menjadi perasaan bahagia ataupun senang pada
pelanggannya dalam memilih suatu produk. Produk dalam toko sangatlah penting
untuk menarik perhatian konsumennya baik hanya untuk melihat-lihat maupun
untuk membelinya. Adanya berbagai macam produk di sebuah toko maka akan
terlihat semakin menarik untuk dikunjungi menurut Michon dkk, (2015).
Semakin lengkap adanya suatu produk yang akan membuat konsumennya merasa
lebih senang saat berada di dalam toko.
Hipotesis 1: Karakteristik fungsional memiliki pengaruh positif pada perilaku
belanja hedonik
dalam lingkungan ritel menjadi suatu variabel yang penting untuk dipelajari,
sebab tingkat kaharumannya dipercaya memungkinkan untuk memancing suatu
reaksi emosional tertentu dari konsumen. Pencahayaan pada gerai ritel sangat
diperlukan karena dengan sistem pencahayaan yang bagus membantu
menciptakan ketertarikan pada toko, biasanya departement storedan toko-toko di
Indonesia menggunakan lampu pijar untuk memberikan kesan hangat dan
menyenangkan.Lingkungan toko dapat mempengaruhi persepsi konsumen
terhadap citratoko. Misalnya, fitur lingkungan toko seperti daya tarik fisik
(bangunannya apakah unik atau tidak) dan karakteristik toko (misalnya pajangan
di etalase,musik yang diputar). hal ini dapat mempengaruhi kesimpulan konsumen
tentangkualitas barang. Karakteristik lingkungan pencahayaan dan kebersihan
menjadi salah satu hal yang penting dalam sebuahtoko, karena konsumen akan
merasa lebih tertarik untuk masuk kedalam toko (Eroglu et al., 2005).
Karakteristik lingkungan kondisi non-visual dalam lingkungan ritel
pakaian,seperti pencahayaan dan kebersihan.
Hipotesis 2: Karakteristik lingkungan berpengaruh positif pada perilaku belanja
hedonik
berikut
21
Karakteristik H1
fungsional
H2
Karateristik Niat Belanja
llingkungan Hedonik (Y)
H3
Karateristik
desain
3.3.1 Populasi
22
3.3.2 Sampel
3.3.2.1 Teknik Sampling
Sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2016:81). Teknik
pengambilan sampel yang dipakai adalah nonprobability sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang maupun
kesempatan yang sama bagi setiap elemen atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2016:84), dan dengan teknik pengambilan sampel
purposive sampling yaitu salah satu teknik sampling non random sampling
dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-
ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian seperti karakteristik responden
yang dijadikan pada penelitian antara lain jenis kelamin, usia responden, status
responden dan jumlah kunjungan responden sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian, dimana metode ini merupakan pengambilan sampel yang
dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif dan
mempunyai ciri–ciri spesifik menurut Uma Sekaran (2010).
n = ukuran sampel
z = skor pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%
maka z = 1,96
Moe = margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh jumlah sampel yang diteliti adalah sebesar
100 responden.
Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua setelah sumber data primer.
Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah data sekunder (Bungin,
2013:129). Data diperoleh melalui studi pustaka media–media kepustakaan ,
seperti literatur, jurnal, media cetak, media elektronik, media masa, internet yang
sangat relevan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian. Oleh karena itu
studi pustaka sifatnya teoritis, sehingga penelitian yang dilakukan memiliki
landasan teori yang kuat mengenai profil Chandra Supermarket Lampung.
3. Pengalaman
belanja
memberikan
perasaan yang baik
(The experience
gave me good
feeling)
4. Saya merasa
ceria selama
pengalaman itu ( I
felt cheerful during
the experience)
5. Saya merasa
saya memiliki
terhadap suatu pengalaman yang
produk ataupun ideal (I felt I was
karakteristik having the ideal
lainnya. experience)
6. menyenangkan
berada disana ( It
was pleasant just
being there)
7. Saya menikmati
pengalaman itu
sendiri (I enjoyed
the experience for
its own sake)
Uji Reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur keandalan sebuah kuisoner yang
merupakan indikator dari variabel ataupun konstruk. Suatu kuisoner dinyatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2013:47-48). Menurut Latan dan
Temalagi (2013: 46) suatu kontruk atau variabel dinyatakan reliabel jika
menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0.70, namun jika nilai 0.60 – 0.70 masih
dapat diterima.
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
a. Uji Regresi
Penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Uji regresi linier
berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Dalam melakukan pengolahan data statistik,
peneliti menggunakan program SPSS 21. Uji regresi linier berganda dapat
dilihat dalam persamaan berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 +e
Keterangan :
Y = Perilaku Belanja
X 1 = Karakteristik fungsional
X2 = Karakteristik lingkungan
X3 = Karakteristik desain
bX = Koefisian regresi
a= Kostanta
e= Standard Error
DAFTAR PUSTAKA
Nova Christian Mamuaya, Ramon Arthur Ferry Tumiwa (2018) The Effect of
Situational Factor on Hedonic Shopping Motivation and Impulsive
Buying of College Students in Mall at Manado City vol. 6 Iss. 12
Dipanjan Kumar Dey (2017) Impulse buying intentions of young consumers from
a hedonic shopping perspective. Vol. 9 No. 4, 2017
Maryam Asiah Lubis (2018) Pengaruh Hedonic Shopping Motivation, Desire for
Visual Aesthetics, dan Situasional Factors terhadap Impulsive Buying:
Suatu penelitian pada Drugstore Cosmetics Watson
Ayusta Widya Dharma (2016) Store Atmosphere Sebagai Stimuli Minat Beli
Konsumen Generasi Y
31
Muthia Pramesti, Iin Mayasari, Niken Iwani Surya Putri (2015 ) Kajian
Konseptual Perilaku Hedonis: Perspektif Experiential, Perspektif
Epistemik, dan Perspektif Religi. Vol. 13 No. 3