l
tm
3.h
02
-2
un
ah
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
3-t
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 53 TAHUN 2023
r-5
TENTANG
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
mo
-no
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
tek
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,
ris
ud
Menimbang : a bahwa untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan
ikb
jdih.kemdikbud.go.id
-2-
l
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
tm
Republik Indonesia Nomor 5336);
3.h
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
02
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
-2
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
un
5. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
ah
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
3-t
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
r-5
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
mo
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
-no
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
tek
Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
ris
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
ud
2021 Nomor 156);
ikb
MEMUTUSKAN:
/08
TINGGI.
20
BAB I
m/
KETENTUAN UMUM
.co
Pasal 1
na
jdih.kemdikbud.go.id
-3-
l
dan proses terkait mutu pendidikan tinggi yang saling
tm
berkaitan dan tersusun secara teratur dalam menjamin
3.h
dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan.
02
5. Sistem Penjaminan Mutu Internal yang selanjutnya
-2
disingkat SPMI adalah rangkaian unsur dan proses yang
saling berkaitan dan tersusun secara teratur dalam rangka
un
menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi di
ah
perguruan tinggi secara otonom.
3-t
6. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yang selanjutnya
disingkat SPME adalah rangkaian unsur dan proses yang
r-5
saling berkaitan dan tersusun secara teratur dalam rangka
menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi
mo
melalui Akreditasi.
-no
7. Akreditasi adalah kegiatan penilaian sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan SN Dikti.
tek
8. Masa Tempuh Kurikulum adalah waktu teoretis yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh beban belajar
ris
dalam kurikulum suatu program pendidikan tinggi secara
penuh waktu.
ud
9. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang selanjutnya
ikb
Pemerintah.
na
Pasal 2
lya
a. SN Dikti; dan
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-4-
BAB II
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
l
tm
Bagian Kesatu
3.h
Umum
02
Pasal 3
-2
(1) SN Dikti bertujuan untuk:
a. memberikan kerangka penyelenggaraan pendidikan
un
tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi yang
ah
berperan strategis dalam mencerdaskan kehidupan
3-t
bangsa, serta memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kemajuan pembangunan bangsa
r-5
Indonesia yang berkelanjutan;
b. menjamin penyelenggaraan pendidikan tinggi yang
mo
efektif, inklusif, dan adaptif sesuai dinamika
-no
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kehidupan masyarakat;
tek
c. menjamin penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk
menghasilkan sumber daya manusia unggul; dan
d. mendorong
ris
perguruan tinggi untuk
berkelanjutan meningkatkan mutu melampaui SN
secara
ud
Dikti.
ikb
Pasal 4
rm
individu dosen.
mu
Bagian Kedua
na
Paragraf 1
ww
Umum
://w
Pasal 5
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas:
ps
jdih.kemdikbud.go.id
-5-
l
(3) Standar proses pendidikan sebagaimana dimaksud pada
tm
ayat (1) huruf b terdiri atas:
3.h
a. standar proses pembelajaran;
b. standar penilaian; dan
02
c. standar pengelolaan.
-2
(4) Standar masukan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
un
a. standar isi;
ah
b. standar dosen dan tenaga kependidikan;
3-t
c. standar sarana dan prasarana; dan
d. standar pembiayaan.
r-5
(5) Standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menjadi acuan dalam menyusun,
mo
menyelenggarakan, dan mengevaluasi kurikulum.
-no
Paragraf 2
tek
Standar Kompetensi Lulusan
(1)
ris
Pasal 6
Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal
ud
mengenai kesatuan kompetensi sikap, keterampilan, dan
ikb
tinggi.
en
Pasal 7
na
profesi; dan
d. kemampuan intelektual untuk berpikir secara mandiri dan
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-6-
Pasal 8
(1) Capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud
l
dalam Pasal 7 disusun oleh unit pengelola program studi
tm
dengan melibatkan:
3.h
a. pemangku kepentingan; dan/atau
b. dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja.
02
(2) Capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud
-2
pada ayat (1) memperhatikan:
a. visi dan misi perguruan tinggi;
un
b. kerangka kualifikasi nasional Indonesia;
ah
c. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
3-t
d. kebutuhan kompetensi kerja dari dunia kerja;
e. ranah keilmuan program studi;
r-5
f. kompetensi utama lulusan program studi; dan
g. kurikulum program studi sejenis.
mo
(3) Capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud
-no
pada ayat (1) diinformasikan kepada mahasiswa pada
program studi tersebut.
tek
(4) Capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun ke dalam mata kuliah pada setiap
(5)
program studi.
ris
Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memiliki
ud
capaian pembelajaran mata kuliah yang berkontribusi
ikb
Pasal 9
en
tepat;
c. program diploma tiga, minimal:
lya
dan
3. mampu memilih metode yang sesuai dari beragam
.ai
analisis data;
d. program sarjana terapan, minimal:
://w
pekerjaannya; dan
jdih.kemdikbud.go.id
-7-
l
e. program sarjana, minimal:
tm
1. menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan dan
3.h
keterampilan tertentu secara umum dan khusus
untuk menyelesaikan masalah secara prosedural
02
sesuai dengan lingkup pekerjaannya; dan
-2
2. mampu beradaptasi terhadap situasi perubahan yang
dihadapi;
un
f. program profesi, minimal:
ah
1. menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan
3-t
keterampilan tertentu dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada bidang profesi
r-5
tertentu; dan
2. mampu mengelola sumber daya, menerapkan standar
mo
profesi, mengevaluasi, dan mengembangkan strategi
-no
organisasi;
g. program magister, minimal menguasai teori bidang
tek
pengetahuan tertentu untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui riset atau penciptaan
h.
karya inovatif;
program magister
ris
terapan, minimal mampu
ud
mengembangkan keahlian dengan landasan pemahaman
ikb
pekerjaan tertentu;
en
jdih.kemdikbud.go.id
-8-
Pasal 10
(1) Kompetensi utama lulusan program studi sebagaimana
l
dimaksud dalam Pasal 9 disusun oleh asosiasi program
tm
studi sejenis bersama pihak lain yang terkait.
3.h
(2) Dalam hal asosiasi program studi sejenis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) belum terbentuk, kompetensi
02
utama lulusan program studi disusun oleh perguruan
-2
tinggi.
un
Paragraf 3
ah
Standar Proses Pembelajaran
3-t
Pasal 11
r-5
(1) Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal
proses pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi
mo
lulusan.
-no
(2) Standar proses pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
tek
a. perencanaan proses pembelajaran;
b. pelaksanaan proses pembelajaran; dan
c.
ris
penilaian proses pembelajaran.
ud
Pasal 12
ikb
perumusan:
en
Pasal 13
m/
Pasal 14
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-9-
l
d. memberikan fleksibilitas dalam proses pendidikan
tm
untuk memfasilitasi pendidikan berkelanjutan
3.h
sepanjang hayat.
(2) Penjaminan keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan
02
hidup sivitas akademika sebagaimana dimaksud pada
-2
ayat (1) huruf c termasuk pencegahan dan penanganan
tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap sivitas
un
akademika sesuai dengan ketentuan peraturan
ah
perundang-undangan.
3-t
(3) Fleksibilitas dalam proses pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diberikan dalam bentuk:
r-5
a. proses pembelajaran yang dapat dilakukan secara
tatap muka, jarak jauh termasuk daring, atau
mo
kombinasi tatap muka dengan jarak jauh;
-no
b. keleluasaan kepada mahasiswa untuk mengikuti
pendidikan dari berbagai tahapan kurikulum atau
tek
studi sesuai dengan kurikulum program studi; dan
c. keleluasaan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan
ris
pendidikan melalui rekognisi pembelajaran lampau
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
ud
undangan.
ikb
Pasal 15
d
semester.
(5) Satuan kredit semester sebagaimana dimaksud pada ayat
.co
Pasal 16
(1) Pemenuhan beban belajar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (4) dilakukan dalam bentuk kuliah, responsi,
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-10-
l
a. belajar terbimbing;
tm
b. penugasan terstruktur; dan/atau
3.h
c. mandiri.
(3) Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau
02
bentuk lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dalam
-2
memenuhi capaian pembelajaran.
(4) Pemenuhan beban belajar dapat dilakukan di luar
un
program studi dalam bentuk pembelajaran:
ah
a. dalam program studi yang berbeda pada perguruan
3-t
tinggi yang sama;
b. dalam program studi yang sama atau program studi
r-5
yang berbeda pada perguruan tinggi lain; dan
c. pada lembaga di luar perguruan tinggi.
mo
(5) Pembelajaran pada lembaga di luar perguruan tinggi
-no
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c merupakan
kegiatan dalam program yang dapat ditentukan oleh
tek
Kementerian dan/atau pemimpin perguruan tinggi.
(6) Pembelajaran pada lembaga di luar perguruan tinggi
ris
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c
dilaksanakan dengan bimbingan Dosen dan/atau
ud
pembimbing lain yang ditentukan oleh perguruan tinggi
ikb
Pasal 17
rm
(1):
a. pada semester satu dan semester dua paling banyak
lya
jdih.kemdikbud.go.id
-11-
l
20 (dua puluh) satuan kredit semester.
tm
(6) Mahasiswa pada program diploma tiga dapat diberikan
3.h
tugas akhir dalam bentuk prototipe, proyek, atau bentuk
tugas akhir lainnya yang sejenis, baik secara individu
02
maupun berkelompok.
-2
Pasal 18
un
(1) Pada program sarjana atau sarjana terapan, beban belajar
ah
minimal 144 (seratus empat puluh empat) satuan kredit
3-t
semester yang dirancang dengan Masa Tempuh
Kurikulum 8 (delapan) semester.
r-5
(2) Distribusi beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pada:
mo
a. semester satu dan semester dua paling banyak 20
-no
(dua puluh) satuan kredit semester; dan
b. semester tiga dan seterusnya paling banyak 24 (dua
tek
puluh empat) satuan kredit semester.
(3) Distribusi beban belajar selain ketentuan sebagaimana
ris
dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan pada semester
antara paling banyak 9 (sembilan) satuan kredit semester.
ud
(4) Mahasiswa pada program sarjana dapat memenuhi
ikb
(6).
(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sampai
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-12-
l
a. pemberian tugas akhir yang dapat berbentuk skripsi,
tm
prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya
3.h
yang sejenis baik secara individu maupun
berkelompok; atau
02
b. penerapan kurikulum berbasis proyek atau bentuk
-2
pembelajaran lainnya yang sejenis dan asesmen
yang dapat menunjukkan ketercapaian kompetensi
un
lulusan.
ah
3-t
Pasal 19
(1) Pada program magister/magister terapan, beban belajar
r-5
berada pada rentang 54 (lima puluh empat) satuan kredit
semester sampai dengan 72 (tujuh puluh dua) satuan
mo
kredit semester yang dirancang dengan Masa Tempuh
-no
Kurikulum 3 (tiga) semester sampai dengan 4 (empat)
semester.
tek
(2) Mahasiswa pada program magister/magister terapan wajib
diberikan tugas akhir dalam bentuk tesis, prototipe,
ris
proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang sejenis.
ud
Pasal 20
ikb
terdiri atas:
en
penelitian; dan
b. 4 (empat) semester penelitian.
/pe
Pasal 21
na
program:
a. magister/magister terapan dalam bidang yang sama
.ai
jdih.kemdikbud.go.id
-13-
l
tinggi yang sama.
tm
(3) Program studi asal dan tujuan mahasiswa sebagaimana
3.h
dimaksud pada ayat (2):
a. memiliki status terakreditasi unggul;
02
b. memiliki status terakreditasi secara internasional;
-2
atau
c. ditetapkan oleh Menteri berdasarkan kebutuhan
un
mendesak.
ah
(4) Perguruan tinggi mengajukan izin pelaksanaan program
3-t
percepatan pembelajaran kepada Menteri.
(5) Persyaratan program percepatan pembelajaran dan
r-5
kemampuan luar biasa mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
mo
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
-no
penyelenggaraan pendidikan khusus di perguruan tinggi.
tek
Pasal 22
(1) Pada program profesi, beban belajar minimal 36 (tiga
ris
puluh enam) satuan kredit semester yang dirancang
dengan Masa Tempuh Kurikulum 2 (dua) semester.
ud
(2) Pada program spesialis atau program subspesialis, beban
ikb
Pasal 23
(1) Perguruan tinggi menetapkan masa studi mahasiswa
23
Pasal 24
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-14-
Pasal 25
Keseluruhan proses pembelajaran diperbaiki dan ditingkatkan
l
secara berkelanjutan oleh perguruan tinggi berdasarkan hasil
tm
evaluasi minimal terhadap 2 (dua) dari aspek:
3.h
a. aktivitas pembelajaran pada setiap angkatan;
b. jumlah mahasiswa aktif pada setiap angkatan;
02
c. Masa Tempuh Kurikulum;
-2
d. masa penyelesaian studi mahasiswa; dan
e. tingkat serapan lulusan mahasiswa di dunia kerja.
un
ah
Paragraf 4
3-t
Standar Penilaian
r-5
Pasal 26
(1) Standar penilaian merupakan kriteria minimal mengenai
mo
penilaian hasil belajar mahasiswa untuk mencapai
-no
standar kompetensi lulusan.
(2) Penilaian hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud
tek
pada ayat (1) dilakukan secara valid, reliabel, transparan,
akuntabel, berkeadilan, objektif, dan edukatif.
ris
Pasal 27
ud
(1) Penilaian hasil belajar mahasiswa berbentuk penilaian
ikb
bertujuan untuk:
en
Pasal 28
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-15-
l
d. huruf D setara dengan angka 1 (satu); atau
tm
e. huruf E setara dengan angka 0 (nol).
3.h
(3) Perguruan tinggi dapat memberikan nilai antara sesuai
dengan kisaran nilai dalam huruf dan angka sebagaimana
02
dimaksud pada ayat (2).
-2
(4) Keterangan lulus atau tidak lulus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dapat digunakan pada mata kuliah
un
yang:
ah
a. berbentuk kegiatan di luar kelas; dan/atau
3-t
b. menggunakan penilaian sumatif berupa uji
kompetensi.
r-5
(5) Hasil penilaian capaian pembelajaran pada:
a. setiap semester dinyatakan dengan Indeks Prestasi
mo
Semester; dan
-no
b. akhir program studi dinyatakan dengan Indeks
Prestasi Kumulatif.
tek
(6) Indeks Prestasi Semester dan Indeks Prestasi Kumulatif
hanya dihitung dari rata-rata nilai mata kuliah yang
ris
menggunakan penilaian indeks prestasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a.
ud
(7) Hasil penilaian sumatif dilaporkan perguruan tinggi ke PD
ikb
Dikti.
d
Pasal 29
en
Pasal 30
(1) Mahasiswa program diploma dan program
lya
jdih.kemdikbud.go.id
-16-
l
(2) sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perguruan
tm
tinggi.
3.h
Paragraf 5
02
Standar Pengelolaan
-2
Pasal 31
un
(1) Standar pengelolaan merupakan kriteria minimal
ah
mengenai perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan
3-t
dan pengendalian kegiatan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
r-5
(2) Perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan pendidikan sebagaimana dimaksud
mo
pada ayat (1) dilakukan dengan menerapkan prinsip tata
-no
kelola perguruan tinggi yang baik untuk melaksanakan
misi perguruan tinggi.
tek
Pasal 32
(1)
ris
Perencanaan kegiatan pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (1) dilakukan oleh perguruan tinggi
ud
dengan menyusun perencanaan pengembangan jangka
ikb
Pasal 33
/08
Pasal 34
.ai
jdih.kemdikbud.go.id
-17-
l
akademik dan etika akademik;
tm
d. penerimaan, pendokumentasian, pemrosesan dan
3.h
penyelesaian keluhan, laporan atau pengaduan
terhadap dugaan pelanggaran etika akademik,
02
pelanggaran peraturan perguruan tinggi, dan
-2
pelanggaran peraturan perundang-undangan; dan
e. pelaporan dan akuntabilitas terhadap pemanfaatan
un
bantuan pendanaan dan/atau sumber daya dari
ah
mitra.
3-t
Pasal 35
r-5
Pengelolaan dan pelayanan kepada mahasiswa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a minimal meliputi:
mo
a. penerimaan mahasiswa baru;
-no
b. penyiapan mahasiswa; dan
c. layanan mahasiswa.
tek
Pasal 36
(1)
ris
Penerimaan mahasiswa baru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 huruf a dilakukan berdasarkan potensi
ud
serta prestasi mahasiswa dalam bidang akademik
ikb
dan/atau nonakademik.
(2) Penerimaan mahasiswa baru sebagaimana dimaksud pada
d
mahasiswa; dan
c. adil dengan memberi kesempatan terbuka tanpa
23
ayat (1):
m/
dan
na
Pasal 37
.ai
akademik;
jdih.kemdikbud.go.id
-18-
l
dan
tm
d. cara beradaptasi pada kehidupan di perguruan tinggi
3.h
yang aman, sehat, dan ramah lingkungan.
(3) Seluruh kegiatan dalam penyiapan mahasiswa
02
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus bebas dari
-2
kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi.
un
Pasal 38
ah
(1) Layanan mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3-t
35 huruf c minimal meliputi layanan:
a. administrasi akademik;
r-5
b. bimbingan konseling;
c. kesehatan; dan
mo
d. keperluan dasar untuk mahasiswa berkebutuhan
-no
khusus.
(2) Layanan mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tek
dapat diberikan oleh unit khusus atau terintegrasi dalam
pengelolaan perguruan tinggi.
ris
Pasal 39
ud
(1) Pengelolaan data dan informasi dengan memanfaatkan
ikb
untuk:
en
Paragraf 6
mu
Standar Isi
na
Pasal 40
Standar isi merupakan kriteria minimal yang mencakup ruang
.ai
kompetensi lulusan.
://w
Pasal 41
(1) Materi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 bagi setiap program studi memiliki tingkat kedalaman
ps
jdih.kemdikbud.go.id
-19-
l
b. ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang
tm
relevan dengan program studi;
3.h
c. konsep baru yang dihasilkan dari penelitian terkini;
dan
02
d. dunia kerja yang relevan dengan profesi lulusan
-2
program studi.
(2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran
un
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
ah
capaian pembelajaran lulusan setiap program studi.
3-t
Pasal 42
r-5
(1) Materi pembelajaran pada pendidikan akademik
diutamakan untuk menyiapkan lulusan agar mampu
mo
menguasai, mengembangkan, dan/atau menerapkan
-no
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Materi pembelajaran pada pendidikan vokasi diutamakan
tek
untuk menyiapkan lulusan agar mampu mengembangkan
keterampilan dan penalaran melalui penerapan ilmu
ris
pengetahuan dan teknologi untuk melakukan pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu.
ud
(3) Materi pembelajaran pada pendidikan profesi diutamakan
ikb
khusus.
en
rm
Pasal 43
(1) Materi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
/pe
a. mata kuliah;
b. modul;
20
d. bentuk lain.
(2) Materi pembelajaran dalam kurikulum sebagaimana
.co
kompetensi mikro.
(3) Program kompetensi mikro sebagaimana dimaksud pada
lya
a. kredensial mikro;
b. pembelajaran secara daring dari institusi lain yang
na
c. bentuk lain.
ww
Pasal 44
://w
d. modalitas pembelajaran;
jdih.kemdikbud.go.id
-20-
l
f. penilaian hasil belajar;
tm
g. materi pembelajaran yang harus ditempuh; dan
3.h
h. tata cara penerimaan mahasiswa pada berbagai
tahapan kurikulum.
02
(2) Dalam hal program studi mengakomodasi mahasiswa
-2
melalui rekognisi pembelajaran lampau, kurikulum
program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
un
mencakup tata cara penerimaan mahasiswa pada berbagai
ah
tahapan kurikulum.
3-t
Pasal 45
r-5
(1) Program studi pada pendidikan vokasi dapat menerapkan
kurikulum yang diselenggarakan bersama dunia usaha,
mo
dunia industri, dan dunia kerja dalam sistem ganda atau
-no
sebutan lain.
(2) Kurikulum sistem ganda atau sebutan lain sebagaimana
tek
dimaksud pada ayat (1) merupakan kurikulum yang
menggabungkan pembelajaran di perguruan tinggi dengan
ris
magang di dunia usaha, dunia industri, dunia kerja,
dan/atau industri yang dikelola oleh perguruan tinggi
ud
(teaching industry).
ikb
Paragraf 7
d
Pasal 46
(1) Standar dosen dan tenaga kependidikan merupakan
/pe
proses pendidikan,
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
lya
perundang-undangan.
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-21-
Pasal 47
Kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan sebagaimana
l
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b ditetapkan oleh
tm
perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan.
3.h
Paragraf 8
02
Standar Sarana dan Prasarana
-2
Pasal 48
un
(1) Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria
ah
minimal mengenai sarana dan prasarana sesuai dengan
3-t
kebutuhan pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
r-5
(2) Perguruan tinggi menjamin dan menyediakan akses
terhadap sarana dan prasarana yang:
mo
a. mengakomodasi kebutuhan pendidikan mahasiswa;
-no
b. mengakomodasi pelaksanaan tugas dosen, tutor,
instruktur, asisten, dan pembimbing sesuai dengan
tek
bidang keahlian dan tenaga kependidikan;
c. ramah terhadap mahasiswa, dosen, dan tenaga
ris
kependidikan yang berkebutuhan khusus; dan
d. memadai untuk menyelenggarakan pendidikan dan
ud
manajemen pendidikan tinggi sesuai kebutuhan
ikb
b. sumber pembelajaran.
/08
pelatihan.
na
jdih.kemdikbud.go.id
-22-
Pasal 49
(1) Dalam penyediaan teknologi informasi dan komunikasi
l
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (3) huruf a,
tm
perguruan tinggi menerapkan tata kelola teknologi
3.h
informasi dan komunikasi yang efektif, transparan, andal,
dan akuntabel untuk mengelola dan memanfaatkan data
02
dan informasi.
-2
(2) Pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjamin privasi
un
dan keamanan data sesuai dengan ketentuan peraturan
ah
perundang-undangan.
3-t
Pasal 50
r-5
(1) Sumber pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 ayat (3) huruf b meliputi:
mo
a. sumber pembelajaran yang disiapkan perguruan
-no
tinggi; dan
b. sumber pembelajaran lain.
tek
(2) Sumber pembelajaran lain sebagaimana dimaksud pada
(1) huruf b minimal meliputi sumber pembelajaran terbuka
ris
yang dapat diakses mahasiswa, dosen, tutor, instruktur,
asisten, dan pembimbing sesuai dengan bidang keahlian,
ud
serta dapat digunakan secara bersama oleh beberapa
ikb
perguruan tinggi.
(3) Sumber pembelajaran terbuka sebagaimana dimaksud
d
Paragraf 9
20
Standar Pembiayaan
m/
Pasal 51
.co
jdih.kemdikbud.go.id
-23-
l
kemampuan ekonomi sesuai kemampuan perguruan
tm
tinggi yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
3.h
peraturan perundang-undangan.
02
Bagian Ketiga
-2
Standar Penelitian
un
Paragraf 1
ah
Umum
3-t
Pasal 52
r-5
(1) Standar penelitian terdiri atas:
a. standar luaran penelitian;
mo
b. standar proses penelitian; dan
-no
c. standar masukan penelitian.
(2) Standar penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tek
diimplementasikan dalam strategi, arah kebijakan,
program, dan pelaksanaan penelitian berdasarkan misi
perguruan tinggi.
ris
ud
Paragraf 2
ikb
Pasal 53
en
penelitian.
/08
Paragraf 3
.ai
Pasal 54
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-24-
l
mewujudkan misi perguruan tinggi sesuai dengan prinsip
tm
tata kelola perguruan tinggi yang baik.
3.h
Pasal 55
02
(1) Perguruan tinggi melaksanakan penelitian dalam rangka
-2
mendidik mahasiswa menjadi seorang intelektual,
membangun budaya penelitian, serta mengembangkan
un
ilmu pengetahuan dan teknologi.
ah
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
3-t
dengan memenuhi kaidah dan metode ilmiah sesuai
dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.
r-5
(3) Dalam melaksanakan penelitian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), perguruan tinggi menetapkan:
mo
a. kode etik penelitian sesuai dengan ketentuan
-no
peraturan perundang-undangan;
b. pengelolaan dan kepemilikan hak atas kekayaan
tek
intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c.
ris
ketentuan dalam kerja sama penelitian; dan
d. persyaratan untuk publikasi hasil penelitian dan
ud
ketentuan penulisnya.
ikb
Pasal 56
d
a. dosen;
rm
dilakukan oleh:
a. peneliti;
23
Paragraf 4
.ai
Pasal 57
(1) Standar masukan penelitian sebagaimana dimaksud
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-25-
l
a. penyediaan akses memadai terhadap sarana,
tm
prasarana, dan pembiayaan penelitian;
3.h
b. penugasan dan peningkatan kompetensi dosen dalam
melaksanakan penelitian sesuai dengan bobot yang
02
ditugaskan oleh perguruan tinggi; dan
-2
c. penerapan sistem berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang andal untuk mendokumentasikan,
un
mengevaluasi, melaporkan, dan menyebarluaskan
ah
proses dan hasil penelitian.
3-t
Bagian Keempat
r-5
Standar Pengabdian Kepada Masyarakat
mo
Paragraf 1
-no
Umum
tek
Pasal 58
(1) Standar pengabdian kepada masyarakat terdiri atas:
ris
a. standar luaran pengabdian kepada masyarakat;
b. standar proses pengabdian kepada masyarakat; dan
ud
c. standar masukan pengabdian kepada masyarakat.
ikb
Paragraf 2
/pe
Pasal 59
23
jdih.kemdikbud.go.id
-26-
Paragraf 3
Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat
l
tm
Pasal 60
3.h
(1) Standar proses pengabdian kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf b
02
merupakan kriteria minimal mengenai proses dan
-2
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan, dan
un
pengendalian kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
ah
(2) Standar proses pengabdian kepada masyarakat
3-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
perguruan tinggi untuk mewujudkan misi perguruan
r-5
tinggi sesuai dengan prinsip tata kelola perguruan tinggi
yang baik.
mo
-no
Pasal 61
(1) Perguruan tinggi melaksanakan pengabdian kepada
tek
masyarakat dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
(2)
ris
Dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perguruan tinggi
ud
menetapkan:
ikb
perundang-undangan;
c. ketentuan dalam kerja sama pengabdian kepada
/pe
masyarakat; dan
/08
Pasal 62
20
a. dosen;
b. dosen bersama mahasiswa; dan/atau
.co
jdih.kemdikbud.go.id
-27-
Paragraf 4
Standar Masukan Pengabdian Kepada Masyarakat
l
tm
Pasal 63
3.h
(1) Standar masukan pengabdian kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf c
02
merupakan kriteria minimal mengenai akses terhadap
-2
sarana, prasarana, pembiayaan, penugasan dosen, dan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
un
berdasarkan misi perguruan tinggi.
ah
(2) Standar masukan pengabdian kepada masyarakat
3-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal mencakup:
a. penyediaan akses memadai terhadap sarana,
r-5
prasarana, dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat;
mo
b. penugasan dan peningkatan kompetensi dosen dalam
-no
melaksanakan penelitian sesuai dengan bobot yang
ditugaskan oleh perguruan tinggi; dan
tek
c. penerapan sistem berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang andal untuk mendokumentasikan,
ris
mengevaluasi, melaporkan, dan menyebarluaskan
proses dan hasil penelitian.
ud
ikb
BAB III
STANDAR PENDIDIKAN TINGGI YANG DITETAPKAN OLEH
d
PERGURUAN TINGGI
en
rm
Pasal 64
(1) Standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh perguruan
/pe
atau
b. senat perguruan tinggi dan persetujuan badan
na
jdih.kemdikbud.go.id
-28-
BAB IV
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
l
tm
Bagian Kesatu
3.h
Umum
02
Pasal 65
-2
(1) Evaluasi pemenuhan dan relevansi SN Dikti dan standar
pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi
un
dilakukan melalui SPM Dikti.
ah
(2) SPM Dikti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
3-t
bidang:
a. akademik; dan
r-5
b. nonakademik.
(3) Bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mo
huruf a berkaitan dengan Tridharma.
-no
(4) Bidang nonakademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi organisasi, keuangan, kemahasiswaan,
tek
ketenagaan, dan sarana prasarana.
(1)
ris
Pasal 66
SPM Dikti dilakukan berdasarkan PD Dikti dengan prinsip
ud
triangulasi.
ikb
Bagian Kedua
/08
Pasal 67
(1) SPMI direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi,
20
Pasal 68
(1) SPMI diimplementasikan melalui siklus kegiatan yang
na
terdiri atas:
a. penetapan standar pendidikan tinggi;
.ai
dan
e. peningkatan standar pendidikan tinggi.
ps
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-29-
l
dilaksanakan secara berkala melalui pemantauan,
tm
evaluasi diri, audit mutu internal, asesmen, dan/atau cara
3.h
lain yang ditetapkan perguruan tinggi.
(3) Evaluasi pemenuhan standar pendidikan tinggi
02
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
-2
dilaksanakan oleh pejabat atau dosen yang ditugaskan
oleh pimpinan perguruan tinggi.
un
(4) Siklus kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ah
digunakan untuk menjamin pemenuhan standar
3-t
pendidikan tinggi.
r-5
Pasal 69
(1) Perguruan tinggi dalam mengimplementasikan SPMI
mo
mempunyai tugas:
-no
a. menetapkan perangkat SPMI yang minimal
mencakup:
tek
1. kebijakan SPMI;
2. pedoman penerapan siklus penetapan,
pelaksanaan,
ris
evaluasi, pengendalian,
peningkatan standar pendidikan tinggi dalam
ud
SPMI;
ikb
SPMI;
b. mengintegrasikan implementasi SPMI pada
/pe
tinggi swasta.
na
Pasal 70
lya
perguruan tinggi.
(2) Kementerian melalui direktur jenderal terkait sesuai
.ai
di perguruan tinggi.
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-30-
Bagian Ketiga
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
l
tm
Paragraf 1
3.h
Umum
02
Pasal 71
-2
(1) SPME dilakukan melalui Akreditasi.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
un
untuk menentukan kelayakan program studi dan
ah
perguruan tinggi atas dasar kriteria yang mengacu pada
3-t
SN Dikti.
r-5
Pasal 72
Akreditasi diselenggarakan dengan prinsip:
mo
a. independen yaitu penyelenggaraan Akreditasi dilakukan
-no
secara mandiri serta bebas dari pengaruh dan kepentingan
pihak manapun;
tek
b. akurat yaitu penyelenggaraan Akreditasi berdasarkan data
dan informasi yang jelas, benar, tepat, dan dapat
c.
dipertanggungjawabkan;
ris
objektif yaitu penyelenggaraan Akreditasi bebas dari
ud
pengaruh, pendapat, dan pandangan pribadi serta harus
ikb
kepentingan.
/08
Pasal 73
23
Paragraf 2
na
Pasal 74
mu
Dikti.
ww
a. terakreditasi; atau
b. tidak terakreditasi.
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-31-
l
Dikti.
tm
(6) Status tidak terakreditasi sebagaimana dimaksud pada
3.h
ayat (4) huruf b memiliki makna perguruan tinggi tidak
memenuhi atau berada di bawah SN Dikti.
02
-2
Pasal 75
(1) Akreditasi oleh LAM dilakukan terhadap program studi.
un
(2) Akreditasi oleh LAM dilakukan untuk menentukan
ah
kelayakan program studi atas dasar:
3-t
a. pemenuhan SN Dikti; dan
b. pemenuhan standar LAM.
r-5
(3) Standar LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b harus lebih tinggi tingkatnya dari SN Dikti dan cakupan
mo
kriterianya dapat lebih luas dari SN Dikti.
-no
(4) Standar LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh LAM setelah mendapatkan persetujuan
tek
dari BAN-PT.
(5) Luaran Akreditasi oleh LAM dinyatakan dengan status
(6)
Akreditasi.
ris
Status Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ud
terdiri atas:
ikb
a. terakreditasi;
b. terakreditasi unggul; atau
d
c. tidak terakreditasi.
en
Pasal 76
.co
Akreditasi.
(2) Instrumen Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
lya
perundang-undangan; dan
b. jenis pendidikan akademik, vokasi, atau profesi.
ps
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-32-
l
lembaga yang relevan dengan program studi yang
tm
bersangkutan.
3.h
(5) Instrumen Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun oleh BAN-PT dan LAM sesuai dengan kewenangan
02
masing-masing.
-2
Paragraf 3
un
Proses Akreditasi
ah
3-t
Pasal 77
(1) Program studi baru atau perguruan tinggi baru harus
r-5
memenuhi syarat minimum Akreditasi.
(2) Program studi baru atau perguruan tinggi baru
mo
mendapatkan status terakreditasi sementara pada saat
-no
memperoleh izin penyelenggaraan atau izin pendirian dari
Menteri.
tek
(3) Status terakreditasi sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan untuk masa berlaku selama:
ris
a. 5 (lima) tahun untuk program studi baru; atau
b. 8 (delapan) tahun untuk perguruan tinggi baru.
ud
(4) Status terakreditasi sementara sebagaimana dimaksud
ikb
Pasal 78
rm
kewenangan masing-masing.
(3) Mekanisme asesmen oleh asesor sebagaimana dimaksud
.co
fisik.
(5) Mekanisme asesmen oleh asesor sebagaimana dimaksud
na
perguruan tinggi,
untuk mempertimbangkan dilakukannya berbagi pakai
dan efisiensi berbagai sumber daya.
ps
jdih.kemdikbud.go.id
-33-
Pasal 79
(1) Dalam hal BAN-PT atau LAM menilai perguruan tinggi atau
l
program studi yang mengajukan permohonan Akreditasi
tm
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 memenuhi SN
3.h
Dikti, BAN-PT atau LAM sesuai dengan kewenangan
masing-masing menetapkan status terakreditasi.
02
(2) Status terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-2
dari BAN-PT dan LAM diberikan untuk masa berlaku
selama:
un
a. 5 (lima) tahun untuk program studi; atau
ah
b. 8 (delapan) tahun untuk perguruan tinggi.
3-t
Pasal 80
r-5
(1) Dalam hal BAN-PT atau LAM menilai perguruan tinggi atau
program studi yang mengajukan permohonan Akreditasi
mo
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 tidak memenuhi
-no
SN Dikti, maka BAN-PT atau LAM sesuai dengan
kewenangan masing-masing memberikan waktu 6 (enam)
tek
bulan kepada perguruan tinggi sebelum menetapkan
status tidak terakreditasi.
(2)
ris
Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), perguruan tinggi melakukan hal-
ud
hal sebagai berikut:
ikb
mahasiswa ke:
1. program studi yang terakreditasi, baik yang
/pe
mahasiswa; atau
2. perguruan tinggi lain.
23
Pasal 81
na
jdih.kemdikbud.go.id
-34-
Pasal 82
(1) Program studi dengan status terakreditasi atau
l
terakreditasi sementara dapat mengajukan Akreditasi
tm
ulang kepada LAM untuk mendapatkan status
3.h
terakreditasi unggul.
(2) Status terakreditasi unggul sebagaimana dimaksud pada
02
ayat (1) diberikan untuk masa berlaku yang ditetapkan
-2
oleh LAM.
(3) Perpanjangan status terakreditasi sebagaimana dimaksud
un
pada ayat (2) dilaksanakan dengan mekanisme yang
ah
ditetapkan oleh LAM.
3-t
Pasal 83
r-5
(1) Dalam hal terdapat dugaan penurunan mutu pada
perguruan tinggi atau program studi dengan status
mo
terakreditasi sehingga perguruan tinggi atau program
-no
studi tidak lagi memenuhi SN Dikti, BAN-PT atau LAM
dapat melakukan Akreditasi ulang menggunakan
tek
mekanisme asesmen oleh asesor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 78.
(2)
ris
Dugaan penurunan mutu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan:
ud
a. data dan informasi pada PD Dikti,
ikb
b. pengaduan masyarakat,
c. permintaan dari Kementerian; dan/atau
d
terakreditasi; atau
m/
masa perbaikan.
na
jdih.kemdikbud.go.id
-35-
(8) Dalam hal perguruan tinggi atau program studi yang telah
dilakukan Akreditasi ulang dalam masa perbaikan
l
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dinilai:
tm
a. memenuhi SN Dikti, BAN-PT atau LAM sesuai dengan
3.h
kewenangan masing-masing menetapkan status
terakreditasi; atau
02
b. tidak memenuhi SN Dikti, BAN-PT atau LAM sesuai
-2
dengan kewenangan masing-masing memberikan
waktu 6 (enam) bulan sebelum menetapkan status
un
tidak terakreditasi agar perguruan tinggi melakukan
ah
hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat
3-t
(2).
(9) Menteri mencabut izin program studi atau izin pendirian
r-5
perguruan tinggi yang telah ditetapkan status tidak
terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf
mo
b.
-no
Pasal 84
tek
(1) Program studi pada pendidikan vokasi yang sudah
memiliki status terakreditasi atau terakreditasi unggul
dan bertransformasi dari:
ris
a. diploma satu bertransformasi menjadi diploma dua;
ud
b. diploma dua bertransformasi menjadi diploma tiga;
ikb
atau
c. diploma tiga bertransformasi menjadi sarjana
d
terapan,
en
Pasal 85
na
kewenangan masing-masing.
(2) Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-36-
Pasal 86
(1) Program studi dapat mengajukan Akreditasi kepada
l
lembaga akreditasi internasional.
tm
(2) Lembaga akreditasi internasional sebagaimana dimaksud
3.h
pada ayat (1) merupakan:
a. lembaga yang diakui dalam persetujuan
02
internasional; dan/atau
-2
b. lembaga yang melakukan akreditasi lintas negara
menggunakan standar yang berlaku secara
un
internasional.
ah
(3) Lembaga akreditasi internasional sebagaimana dimaksud
3-t
pada ayat (1) diakui oleh Menteri setelah memenuhi
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.
r-5
(4) BAN-PT dapat mengajukan lembaga akreditasi
internasional yang memenuhi persyaratan dan kriteria
mo
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk diakui oleh
-no
Menteri.
tek
Pasal 87
(1) Program studi yang memiliki status terakreditasi oleh
ris
lembaga akreditasi internasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 dianggap:
ud
a. memiliki status terakreditasi secara internasional;
ikb
dan
b. memenuhi persyaratan akreditasi.
d
kepada LAM.
(4) Dalam hal program studi tidak mengajukan Akreditasi
20
Pasal 88
Program studi wajib memiliki status terakreditasi sementara,
lya
Paragraf 4
.ai
Pasal 89
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-37-
l
Menteri.
tm
(5) Susunan keanggotaan dan tata kerja BAN-PT ditetapkan
3.h
oleh Menteri.
02
Pasal 90
-2
(1) Tugas dan wewenang BAN-PT:
a. menetapkan sistem Akreditasi nasional selaras
un
dengan kebijakan di sektor pendidikan tinggi;
ah
b. menyusun dan menetapkan instrumen Akreditasi
3-t
perguruan tinggi berdasarkan SN Dikti;
c. mengembangkan sistem informasi Akreditasi yang
r-5
terintegrasi dengan PD Dikti;
d. melakukan Akreditasi perguruan tinggi;
mo
e. menetapkan status Akreditasi perguruan tinggi;
-no
f. memberikan umpan balik kepada perguruan tinggi
berdasarkan hasil Akreditasi;
tek
g. menindaklanjuti keberatan yang diajukan oleh
perguruan tinggi terhadap penetapan status
ris
Akreditasi perguruan tinggi;
h. memantau pencapaian SN Dikti melalui pelaksanaan
ud
Akreditasi;
ikb
mengenai:
1. hasil Akreditasi;
/pe
nasional; dan
3. rekomendasi terhadap pengembangan SN Dikti;
23
Menteri;
n. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
lya
pelaksanaan Akreditasi;
o. mengevaluasi kinerja LAM secara berkala dan
na
internasional; dan
q. dapat mewakili pemerintah dalam forum
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-38-
Paragraf 5
l
Lembaga Akreditasi Mandiri
tm
3.h
Pasal 91
(1) LAM dibentuk oleh pemrakarsa yang terdiri atas unsur:
02
a. organisasi profesi yang berbadan hukum; dan
-2
b. asosiasi unit pengelola program studi yang berbadan
hukum.
un
(2) LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk
ah
badan hukum atau merupakan bagian dari badan
3-t
hukum.
(3) Badan hukum LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2):
r-5
a. berbeda dengan badan hukum asosiasi unit
pengelola program studi; dan
mo
b. bersifat nirlaba.
-no
(4) Pembentukan LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat melibatkan perwakilan dari dunia usaha, dunia
tek
industri, atau dunia kerja.
(5) LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat
ris
dibentuk oleh badan hukum dari dunia usaha, dunia
industri, atau dunia kerja dengan melibatkan:
ud
a. organisasi profesi yang berbadan hukum; dan/atau
ikb
Pasal 92
Tugas dan wewenang LAM:
23
internasional;
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-39-
Pasal 93
l
(1) Pendirian LAM harus melampirkan dokumen:
tm
a. studi kelayakan;
3.h
b. rencana sumber daya manusia yang diperlukan
untuk melakukan Akreditasi program studi;
02
c. rancangan prosedur operasi standar Akreditasi
-2
program studi;
d. sumber pendanaan minimal untuk 3 (tiga) tahun
un
anggaran LAM;
ah
e. rancangan satuan biaya pelaksanaan Akreditasi
3-t
program studi sesuai bidangnya;
f. sarana dan prasarana LAM;
r-5
g. rancangan sistem penjaminan mutu internal LAM;
dan
mo
h. rancangan mekanisme penanganan keberatan yang
-no
diajukan oleh perguruan tinggi terhadap status
Akreditasi program studi.
tek
(2) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a minimal memuat:
ris
a. uraian identitas dan profil pemrakarsa;
b. latar belakang dan tujuan pendirian LAM;
ud
c. visi dan misi LAM;
ikb
a. susunan organisasi;
m/
Pasal 94
lya
jdih.kemdikbud.go.id
-40-
l
e. dalam hal Menteri tidak memberikan persetujuan
tm
pendirian LAM, pemrakarsa dapat mengajukan
3.h
kembali usulan pendirian LAM; dan
f. setelah LAM memperoleh status badan hukum,
02
Menteri menetapkan pengakuan LAM.
-2
(2) LAM dapat menjalankan fungsinya setelah mendapatkan
penetapan pengakuan LAM dari Menteri dan memiliki
un
badan hukum.
ah
3-t
Pasal 95
(1) LAM yang telah mengadopsi standar yang berlaku secara
r-5
internasional dapat mengajukan diri untuk diakui sebagai
lembaga akreditasi internasional oleh Menteri.
mo
(2) LAM yang diakui sebagai lembaga akreditasi internasional
-no
oleh Menteri dapat memberikan status terakreditasi secara
internasional kepada program studi yang memenuhi
tek
standar yang berlaku secara internasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3)
ris
Program studi dengan status terakreditasi sementara,
terakreditasi, atau terakreditasi unggul dapat mengajukan
ud
permohonan Akreditasi ulang kepada LAM untuk
ikb
Pasal 96
(1) Susunan organisasi, kepengurusan, dan tata kelola LAM
20
perundang-undangan.
na
Pemerintah.
ww
jdih.kemdikbud.go.id
-41-
l
dalam Pasal 87; dan
tm
d. mengajukan status terakreditasi secara
3.h
internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
95.
02
(5) Biaya akreditasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat
-2
(4) ditanggung oleh program studi yang mengajukan
Akreditasi.
un
ah
Pasal 97
3-t
LAM diaudit oleh akuntan publik 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun dan diumumkan kepada Masyarakat.
r-5
Paragraf 7
mo
Pengawasan
-no
Pasal 98
tek
(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas dan fungsi BAN-PT dan LAM.
(2)
ris
BAN-PT melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Akreditasi oleh LAM.
ud
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ikb
jdih.kemdikbud.go.id
-42-
l
(9) Setelah jangka jangka waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana
tm
dimaksud pada ayat (7):
3.h
a. Menteri mencabut izin pelaksanaan Akreditasi oleh
LAM; dan
02
b. BAN-PT mengambil alih tugas dan tanggung jawab
-2
LAM sampai dengan LAM dalam rumpun, pohon,
dan/atau cabang ilmu pengetahuan yang sama
un
terbentuk.
ah
3-t
BAB V
PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI
r-5
Pasal 99
mo
(1) PD Dikti merupakan sumber data dan informasi utama
-no
bagi implementasi SPM Dikti.
(2) Perguruan tinggi bertanggung jawab terhadap kebenaran
tek
dan ketepatan data dan informasi PD Dikti.
(3) Perguruan tinggi melaporkan data dan informasi dari
ris
implementasi serta luaran SPMI melalui PD Dikti secara
berkala minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) semester.
ud
(4) Perguruan tinggi melaporkan status Akreditasi
ikb
masyarakat.
rm
Pasal 100
/pe
BAB VI
.co
KETENTUAN PERALIHAN
na
Pasal 101
lya
Pasal 102
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
://w
jdih.kemdikbud.go.id
-43-
l
b. instrumen dan tata cara Akreditasi yang disusun dan
tm
ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini
3.h
tetap digunakan BAN-PT dan LAM sampai dengan
ditetapkannya instrumen dan tata cara Akreditasi
02
sesuai dengan Peraturan Menteri ini; dan
-2
c. perguruan tinggi dan/atau program studi yang tidak
terakreditasi dan/atau belum mengajukan
un
permohonan Akreditasi wajib mengajukan
ah
permohonan Akreditasi kepada BAN-PT dan/atau
3-t
LAM paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Menteri ini diundangkan.
r-5
(2) BAN-PT dan/atau LAM menindaklanjuti permohonan
Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
mo
selayaknya permohonan Akreditasi ulang sebagaimana
-no
dimaksud dalam Pasal 78.
(3) Perguruan tinggi yang tidak mengajukan permohonan
tek
Akreditasi kepada BAN-PT atau LAM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c dicabut izin
ris
penyelenggaraan perguruan tinggi atau program studinya
oleh Menteri.
ud
(4) Permohonan Akreditasi yang diajukan sebelum Peraturan
ikb
BAB VII
/pe
KETENTUAN PENUTUP
/08
Pasal 103
23
wewenang BAN-PT.
(2) BAN-PT dan LAM wajib menyusun dan menetapkan
m/
Pasal 104
lya
jdih.kemdikbud.go.id
-44-
l
Pasal 105
tm
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua
3.h
peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022
02
tentang Standar Pendidikan Guru (Berita Negara Republik
-2
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1146) dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
un
Peraturan Menteri ini.
ah
3-t
Pasal 106
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
r-5
a. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
mo
Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
-no
Tahun 2016 Nomor 1462);
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3
tek
Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 47);
c.
ris
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5
Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan
ud
Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
ikb
Pasal 107
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
23
20
m/
.co
na
lya
mu
na
.ai
ww
://w
ps
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-45-
l
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
tm
3.h
Ditetapkan di Jakarta
02
pada tanggal 16 Agustus 2023
-2
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
un
RISET, DAN TEKNOLOGI
ah
REPUBLIK INDONESIA,
3-t
ttd.
r-5
mo
NADIEM ANWAR MAKARIM
-no
Diundangkan di Jakarta
tek
pada tanggal 18 Agustus 2023
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
ris
ud
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
ikb
REPUBLIK INDONESIA,
d
ttd.
en
rm
ASEP N. MULYANA
/pe
/08
ttd.
.co
Ineke Indraswati
na
NIP 197809262000122001
lya
mu
na
.ai
ww
://w
ps
htt
jdih.kemdikbud.go.id