Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTARA PUSTAKAWAN DENGAN PEMUSTAKA

Zahra Aulia
Progam S1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
Email: zahraaull225@gmail.com

Abstract:
The purpose of this research is to find out what types of
communication are made between librarians and
librarians,effective communication for librarians, and how
important communication is for librarians. The data used
comes from national journals. The method used is a qualitative
method According to Sugiyono (2013), qualitative research is
a research method used to examine natural conditions, (as
opposed to experimentation) where the researcher is a key
instrument, data collection techniques are carried out by
triangulation (combined), data analysis is inductive, and the
results of qualitative research emphasize meaning rather than
generalization.

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial, mereka butuh orang lain untuk melakukan kegiatan pasti
membutuhkan komunikasi di dalamnya. Komunikasi adalah hal yang penting dilakukan setiap
individu untuk menyampaikan sebuah informasi kepada orang lain tujuan nya untuk
menyampaikan gagasan, ide, tanggapan mereka. Komunikasi juga penting dilakukan oleh
pustakawan untuk mencari tahu apa kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, dan
memberikan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi oleh pustakawan, dengan
komunikasi yang baik maka tujuan dan pendapat yang akan disampaikan oleh pustakawan akan
ditanggapi dengan baik oleh pemustaka.

Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antara individu melalui sistem, lambing- lambing, tanda –tanda atau tingkah laku.
(Onong Uciha Effendy, 2011;9) kalau ada dua orang terlibat di dalam komunikasi, misalnya
dalam bentuk percakapan, komunikasi berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa
yang dibicarakan. Kesamaan bahasa dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu
menimbulkan kesamaan makna. Percakapan kedua orang tersebut akan disebut efektif apabila
keduanya mengerti bahasa juga memahami makna dari percakapan tersebut. Komunikasi yang
terlibat dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informasi, orang
yang mengerti tahu tetapi juga bersifat persuasive, orang lain mengerti dan bersedia menerima
suatu paham yang dibicarakan. (Onong Uciha Effendy, 2011;9). (Deddy Mulyana :2007; 65)
meskipun komunikasi menyangkut tentang perilaku manusia, tetapi tidak semua perilaku
manusia itu adalah komunikasi, terantung yang memahami makna dari komunikasi tersebut.

METODE
Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang mengambarkan mengenai obyek yang
dibicarakan sesuai dengan apa yang sedang terjadi. Sumber data dalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara
dalam pengumpulan data, maka sumber data berasal dari responden, yaitu orang yang merespon
atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun dalam bentuk
lisan (Sugiyono,2013:129)

Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Metode Observasi (Pengamatan) merupakan
pengumpulan data yang menggunakan panca indera mata dan dibantu panca indera lainnya
(Sugiyono, 2017:147). Penulis melakukan melakukan analisa melalui berita berita dan jurnal
jurnal yang ada. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara intraktif dan
berlangusung secara terus menerus sampai tuntas. Ukuran ketuntasan dapat di tandai apabila
tidak diperolehnya lagi data atau informasi yang baru. Dalam analisis data dilakukan melalui tiga
alur, yaitu: 1) Reduksi data, pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan,
penyederhanaan, dan pengabstraksian data dari field not. Reduksi data merupakan bentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Jenis Komunikasi yang dilakukan oleh pustakawan dengan pemustaka
Komunikasi yang dilakukan oleh pustakawan dengan pemustaka adalah komunikasi adalah
interpersonal, komunikasi interpersonal ini intinya adalah jenis komunikasi yang hanya
dilakukan oleh dua orang secara tatap muka, komunikasi ini memiliki ciri ciri yaitu memiliki
rasa saling percaya, berempati, memberi dukungan dan memberikan rasa nyaman dan aman. Dari
semua penjelasan yang ada, jenis komunikasi ini lah yang cocok dilakukan oleh pustakawan
dengan pemustaka, karena pemustaka menyampaikan kebutuhan informasi kepada pustakawan
melalui tatap muka, lalu pustakawan yang mendengar tersebut lalu mencari solusi atas
permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemustaka.

B. Komunikasi yang Efektif Pustakwan


Kemampuan pustakawan dalam berkomunikasi juga mempengaruhi eksistensi
perpustakaan, jika pustakwan memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi dengan baik maka
pemustaka semakin rajin datang ke perpustakaan. Maka dari itu agar pemustaka sering datang ke
perpustakaan, pustakawan harus meningkatkan komunikasi. Komunikasi yang efektif di lakukan
pustakawan adalah jadi penyimak yang baik. Pustakawan bukan hanya mendengarkan keluh
kesah dari pemustaka tetapi juga menyimak apa yang menjadi permasalahan atau kebutuhan
yang diperlukan oleh pustakawan. Pustakawan juga memberikan respon aktif seperti bentuk
verbal yaitu mengangguk, tersenyum).

Anda mungkin juga menyukai