Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

1.1 Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian,

ada beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

peneliti lakukan.

Penelitian yang pertama yang berhasil peneliti temukan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Triningsih (2006) yang berjudul

“Pengaruh Promosi Terhadap Minat Baca Pemakai di Perpustakaan

Umum Kabupaten Bantul”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendiskripsikan media promosi yang sering diketahui pemakai,

dorongan pemakai membaca di perpustakaan, dan adakah pengaruh

yang signifikan antara promosi terhadap minat baca pemakai di

Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul. Sampel diambil dari

kelompok pemakai perpustakaan sebanyak 478 orang, yang terdiri

dari 143 pelajar, 96 mahasiswa, 96 pegawai, dan 143 lain-lain.

Pengambilan data dilakukan dengan riset lapangan yang terdiri dari

dokumentasi, observasi, interview, dan angket. Data yang telah

terkumpul diklasifikasikan, dimasukkan ke dalam tabel distribusi

frekuensi, kemudian dicari pengaruhnya dengan menggunakan teknik

korelasi product moment.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi Perpustakaan

Umum Kabupaten Bantul yang sering diketahui menurut pandangan

pemakai adalah promosi melalui media cetak, dorongan mereka

membaca adalah karena kesadaran akan pentingnya membaca yang

diperoleh terlebih dahulu melalui promosi yang dilakukan oleh

Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul melalui promosi lewat media

cetak pameran. Dan promosi perpustakaan berpengaruh sangat kuat

atau sangat tinggi terhadap minat baca pemakai. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil rata-rata 51,3% pemakai memberikan tanggapan pernah

satu kali melihat promosi Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul

melalui media cetak lewat pameran. 86% pemakai memberikan

tanggapan bahwa dorongan mereka membaca karena kesadaran akan

pentingnya membaca, dan promosi perpustakaan berpengaruh sangat

kuat atau sangat tinggi terhadap minat baca dengan hubungan yang

bersifat searah yang ditunjukkan oleh tanda positif dalam hasil

perhitungan indeks korelasi “product moment”. Jadi hipotesis kerja

“ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap minat baca

pemakai di Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul” diterima, dan

hipotesis nol “tidak ada pengaruh yang signifikan antara promosi

terhadap minat baca pemakai di Perpustakaan Umum Kabupaten

Bantul” ditolak.
Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah

penelitian dari Tina Maryati (2009) yang berjudul “Pengaruh Promosi

Tehadap Minat Baca di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui media yang sering diketahui masyarakat pemakai dalam

mempromosikan Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan adakah pengaruh yang signifikan antara

promosi terhadap minat baca di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Populasi dari penelitian ini adalah

masyarakat pemakai Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta sebanyak 100 orang dengan metode sampling

insidental. Penelitian termasuk


penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara,

observasi, dan kuesioner. Uji validitas menggunakan rumus Product

Moment, uji reabilitas dengan menggunakan Program SPSS versi 12

for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; yang pertama media

yang sering diketahui oleh masyarakat pemakai adalah media

elektronik, dengan jumlah skor 409, media cetak skor 389 dan media

penyelenggara skor 334. Dari media elektronik yang paling besar

adalah televisi skor 389 lebih besar di banding internet skor 335 dan

radio skor 344. Yang kedua ada pengaruh yang signifikan antara

promosi terhadap minat baca masyarakat di Badan Perpustakaan

Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,735 (positif)

p-value sebesar 0,000. Terdapat korelasi kuat atau tinggi sebesar

(0,20-0,90). Uji korelasi Product Moment dari Pearson menggunakan

SPSS versi 12 for Windows. Dengan demikian dapat dikatakan

promosi yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan Daerah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta berpengaruh terhadap minat baca bagi

masyarakat. Sehingga Ha yang menyatakan ada pengaruh positif dan

signifikan antara promosi terhadap minat baca diterima dan Ho yang

menyatakan tidak ada pengaruh ditolak.


Penelitian yang ketiga yang berhasil peneliti temukan yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Lukman (2010) yang berjudul “Studi

Tentang Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Umum Kabupaten

Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini berisi tentang upaya promosi

perpustakaan di Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Upaya ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan promosi

perpustakaan di Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul dalam

mempromosikan perpustakaan. Metode dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara bebas terpimpin dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini diambil informan secukupnya

untuk diwawancarai dengan menggunakan pencatatan sendiri. Untuk

menganalisis data didasarkan pada teori Moleong dengan metode

deskriptif, yang dimaksud adalah metode deskriptif non statistik

dengan penyajian atau pola pikir dari umum ke khusus atau induktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perpustakaan Umum

Kabupaten Bantul dalam mempromosikan perpustakaannya dengan

berbagai cara, antara lain yaitu, lomba, spanduk, perpustakaan

keliling, internet, publikasi, pameran, karnaval, sponsor, seminar, dan

aktivitas layanan masyarakat. Promosi perpustakaan di Perustakaan

Umum Kabupaten Bantul lebih banyak bertujuan sekedar

memberikan informasi dan mengingatkan kembali keberadaan produk

atau jasa layanan perpustakaan, dan sedikit sekali yang bertujuan

untuk berusaha membujuk untuk datang ke Perpustakaan Umum

Kabupaten Bantul.

Beberapa penelitian di atas memiliki persamaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai tema yang diteliti,

sama-sama meneliti tentang promosi perpustakaan. Sedangkan

perbedaannya yaitu mengenai objek dan tempat yang diteliti.

Penelitian yang akan peneliti lakukan lebih


fokus ke media promosi bentuk tercetak yaitu buletin Pradipta dan

tempatnya juga berbeda dengan ketiga penelitian di atas.

Dengan demikian, meskipun di atas telah disebutkan adanya

penelitian dengan tema yang serupa dengan penelitian yang peneliti

lakukan, akan tetapi mengingat subjek, objek dan tempat penelitian

yang berbeda, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Persepsi Pengguna Terhadap Buletin Pradipta sebagai Media

Promosi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta.

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Pengertian Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moeliono dkk,

1989:1146) persepsi berarti pandangan dari seseorang atau banyak

orang akan banyak hal atau persepsi yang didapat atau diterima.

Sedangkan menurut Davidoff (1981:232) persepsi adalah proses

yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indra kita

(penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita

dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri.

Persepsi ini melibatkan interpretasi, sedangkan penginderaan

tidaklah demikian.
Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau

membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di

dalam lapangan penginderaan seseorang. Disebut juga bahwa

persepsi adalah suatu proses melekat atau memberikan makna

kepada informasi sensori yang diterima seseorang (Nursalam,

1998:48). Sedangkan menurut Sugihartono dkk (2007:8) persepsi

adalah kemampuan otak dalam menterjemahkan stimulus, persepsi

merupakan proses untuk menterjemahkan atau menginterpretasikan

stimulus yang masuk dalam alat indera.

Adanya persepsi bermula dari penginderaan, namun persepsi

bukan sekedar penginderaan. Ada ahli yang menyatakan bahwa

persepsi adalah penafsiran pengalaman. Hal ini menunjukkan bahwa

terjadi proses rangsangan oleh kehadiran sesuatu atau sekumpulan

obyek yang tertangkap oleh alat-alat indera manusia. Informasi

tersebut kemudian disalurkan ke dalam alam pikiran kemudian

mengalami beberapa tahapan pengolahan hingga berakhir pada

penafsiran (Nursalam, 1998:49).

Persepsi adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di

dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan

bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap

situasi dan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Nursalam,


1998:44).

Dalam pandangan konvesional, persepsi dianggap sebagai

kumpulan penginderaan sebagai proses pengenalan obyek yang

merupakan aktivitas kognisi dimana otak aktif menggabungkan

kumulasi (tumpukan) pengalaman dan ingatan masa lalu serta aktif

menilai untuk memberi makna dan penilaian baik dan buruk

(Sarwono, 1994:44).
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah proses pengenalan terhadap obyek (benda, manusia, gagasan)

gejala dan peristiwa melalui panca indera sehingga dengan serta

merta aktif memberi makna dan nilai kepada suatu obyek dengan

menonjolkan sifat khas dari suatu obyek sehingga hasil persepsi bisa

berupa tanggapan atau penilaian yang berbeda dari individu.

1.2.2 Pengguna Perpustakaan

Pengguna perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1994:199) adalah

orang yang ditemui tatkala orang tersebut memerlukan data primer

atau menghendaki penelusuran bibliografi.

Sedangkan Rosyadi (2002:4) mendefinisikan pengguna

sebagai setiap individu dalam masyarakat, dalam pengertian semua

anggota masyarakat memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama

untuk menggunakan perpustakaan. Pengguna perpustakaan adalah

orang yang menggunakan berbagai macam fasilitas yang ada di

perpustakaan, diantaranya adalah koleksi, internet, dan berbagai

macam fasilistas lainnya yang disediakan oleh perpustakaan.

Pengguna perpustakaan Kota adalah seluruh pengunjung di

perpustakaan Kota Yogyakarta baik dari berbagai macam latar

belakang pendidikan dan usia.


1.2.3 Pengertian Terbitan Berseri

Menurut Saleh (1996:3) terbitan berseri merupakan salah satu

terbitan yang berisi informasi berita atau kabar, berita keilmuan

serta kejadian- kejadian yang menyangkut ekonomi, politik, dan

lain-lain yang menarik di masyarakat. Terbitan berseri biasanya

direncanakan untuk terbit terus menerus dalam jangka waktu yang

tidak terbatas, dikelola oleh sekelompok orang yang pada umumnya

disebut redaksi.

Jenis-jenis terbitan berseri (Saleh, 1996:9) antara lain yaitu:

1. Terbitan berkala (periodicals) atau majalah atau buletin

2. Surat kabar atau koran

3. Buku tahunan (annual)

4. Seri monografi yang bernomor

5. Prosiding

6. Transaction

7. Memoar

1.2.4 Pengertian Buletin

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989:527) buletin,

berasal dari kata Italia, bullettino, bentuk kecil bulla, pernyataan

kepausan, di Indonesia umumnya dikenal sebagai terbitan berkala

yang dikeluarkan oleh kantor berita atau semi kantor berita. Buletin
adakalanya diterbitkan oleh bagian hubungan masyarakat suatu

badan resmi, isinya pengumuman atau siaran berita bagi keperluan

intern atau keperluan penerangan umum.

Buletin dapat pula berupa pengumuman atau siaran berita yang

dikeluarkan dari saat mengenai suatu perkembangan peristiwa yang

diprosesnya masih berlangsung di suatu lembaga.

Buletin adalah media berupa selebaran atau majalah, berisi

warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara

periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi

tertentu; pamflet atau siaran kilat resmi tentang perkembangan atau

hasil-hasil penyelidikan (pertandingan, dan sebagainya)

(Purwadarminta, 1989:135).

Hal ini senada dengan Badudu (2005:46) bahwa buletin adalah

selebaran berisi warta singkat yang diterbitkan secara periodik oleh

organisasi atau lembaga; siaran kilat resmi tentang suatu

perkembangan atau peristiwa/kejadian. Raliby (1982:74) dalam

Kamus Internasional, menyatakan bahwa buletin adalah satu

pernyataan perkabaran singkat kepada umum, surat selebaran.

1.2.5 Pengertian Media Promosi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:726) media

adalah (perantara atau penghubung) alat untuk berkomunikasi

seperti koran, majalah, radio, televisi. Hal tersebut senada dengan


pendapat Purwadarminta (1976:569) media adalah alat (sarana)

komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan

spanduk. Media adalah alat (sarana) perhubungan informasi, seperti

majalah, surat kabar, radio, dan sebagainya (Salim, 1991:954).

Promosi adalah perkenalan (dalam rangka memajukan usaha,

dagang dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2005:898). Promosi dalam usaha perdagangan merupakan instrumen

pemasaran yang berkaitan dengan komunikasi, yaitu pesan

(massage) yang disampaikan oleh produsen kepada konsumen

(Rewold dkk, 1996:1).

Promosi adalah mekanisme komunikatif persuasif pemasaran

dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi

merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan

konsumen dengan tujuan utama memberi informasi tentang produk

atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk

konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan. Reaksi konsumen terhadap promosi dapat muncul

dalam berbagai ragam dan bentuk, mulai dari tumbuhnya kesadaran

sampai pada tingkatan untuk memanfaatkannya. Promosi

merupakan kegiatan penting pada suatu organisasi, apalagi untuk

organisasi yang bergerak dalam bidang usaha dan jasa.

Bagaimanapun produk atau jasa yang dihasilkan tidak ada gunanya

jika tidak diketahui atau dimanfaatkan oleh sebagaian besar


konsumen (Darmono, 2004:175).

Menurut Tjiptono (1997:219) promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran, yakni aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar

bersedia menerima, memberi dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Nyono (2004:7) yang mengatakan bahwa promosi

adalah salah satu aspek dalam pemasaran, penting artinya untuk

mencapai tujuan pelayanan. Promosi sering diartikan sebagai media

untuk menyebarkan informasi dan memperkenalkan perpustakaan

pada pengguna maupun calon pengguna. Untuk itu, pesan perlu

dibuat semenarik mungkin dan mudah dimengerti penggunaannya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa media

promosi adalah alat (sarana) untuk menyebarkan informasi dan

memperkenalkan perpustakaan pada pengguna maupun calon

pengguna sehingga mereka terpengaruh/terbujuk untuk berkunjung

ke perpustakaan.

Secara umum ada beberapa macam media promosi

perpustakaan (Mustafa, 1996:71-123), antara lain yaitu:

1. Media cetak yaitu media statis dan mengutamakan pesan-pesan

dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna

maupun hitam putih. Jenis-jenis media cetak antara lain yaitu:


brosur, buletin, poster, map khusus perpustakaan, pembatas buku,

terbitan khusus perpustakaan.

2. Media elektronik yaitu media dengan teknologi elektronik dan

hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi sinaran. Jenis-jenis

media elektronik antara lain yaitu: televisi, radio.

Media penyelenggara yaitu media efektif untuk menembus

pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan

penggunanya yang melibatkan staf perpustakaan dan

penggunanya. Jenis-jenis media penyelenggara antara lain yaitu:

pameran perpustakaan, ceramah, seminar, bercerita, bazaar,

lomba dan kuis, wisata perpustakaan, memutar film dan video.

1.2.6 Tujuan Promosi

Menurut Nyono (2004:7) tujuan utama promosi adalah untuk

membujuk, mempengaruhi, dan mengundang orang untuk

menggunakan atau meningkatkan penggunaan suatu produk yang

telah dibuat kepada masyarakat luas, dengan harapan mereka dapat

mengetahui dan memahami, sehingga dapat memanfaatkan produk

yang akan dikenalkan.

Hernandono (2005:10) mengartikan bahwa tujuan promosi

yang dilakukan berkaitan erat dengan upaya bagaimana pemakai

jasa perpustakaan, calon pemakai dapat mengenal perpustakaan, lalu

memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, dan pada akhirnya

menggunakan dan selalu mau menggunakan dan selalu mau


menggunakan dan ingat jasa-jasa perpustakaan tersebut.

Dalam dunia informasi dan perpustakaan, promosi bertujuan

mengenalkan segala informasi yang dimiliki perpustakaan kepada

masyarakat luas agar supaya mereka pada akhirnya berminat

memanfaatkannya secara optimal (Purwani, 2002:25).

Menurut Tjiptono (1997:221-222) tujuan utama dari promosi

adalah sebagai berikut:

1. menginformasikan (informing)

2. membujuk (persuading)

3. mengingatkan (reminding)

Tujuan promosi sesuai dengan pendapat Tjiptono tersebut di

atas peneliti jadikan sebagai indikator dalam penelitian ini.

1.2.7 Bauran
Promosi

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki

fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan

berdasarkan tugas- tugas khususnya. Menurut Tjiptono (1997:222)

beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion

mix) adalah:

1. Personal Selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)

antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan

suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk


pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka

kemudian akan mencoba dan membelinya.

2. Mass Selling

Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak

ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel

personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah

untuk menyampaikan informasi pada masyarakat yang

jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.

3. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui

penggunakan berbagai insentif yang dapat diatur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau

meningkatkan jumlah yang dibeli pelanggan.

4. Public Relations

Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari

suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan

tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah

mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai

tujuannya.
5. Direct Marketing

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat

interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan

untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi

disembarang lokasi.

1.2.8 Perpustakaan Umum

Menurut UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan

dalam Sutarno N.S. (2008:26-27) perpustakaan umum yaitu

perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai

sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis

kelamin, suku, ras, agama dan status sosial-ekonomi, termasuk

penyandang cacat (disabilities).

Sedangkan menurut Yusuf (1996:17) perpustakaan umum

adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan

oleh masyarakat dan penggunaannya tidak terbatas pada kelompok

orang tertentu. Perpustakaan umum sebagai sarana layanan

masyarakat, berupaya memasyarakatkan perpustakaan dengan

mengadakan penyajian yang menarik dan menempatkan lokasi

perpustakaan pada pusat keramaian sehingga masyarakat mudah

untuk mendatanginya.

Sutarno N.S. (2003:32-33) dalam bukunya menyatakan

perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai “universitas rakyat”


atau “universitas masyarakat”. Maksudnya adalah bahwa

perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi

masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu

pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh

lapisan masyarakat.

Perpustakaan umum dibedakan menjadi beberapa jenis, antara

lain yaitu:

1. Perpustakaan umum kabupaten/kota

2. Perpustakaan umum kecamatan

3. Perpustakaan umum desa/kelurahan

4. Perpustakaan cabang

5. Perpustakaan taman bacaan rakyat/taman bacaan masyarakat

6. Perpustakaan keliling

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan perpustakaan umum adalah


perpustakaan kota Yogyakarta. Perpustakaan kabupaten/kota (city library)
merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah
kabupaten/kota yang koleksi dan fasilitasnya mendukung pelestarian hasil
budaya kabupaten/kota dan merupakan fasilitas terwujudnya masyarakat
pembelajar sepanjang hayat (long life learning) (Lasa H.S., 2009:268).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai