Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

RISET KUANTITATIF

STUDY FENOMENOLOGI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

Yusi Nursiam 1921312003 Sekani Niriyah 1921312020


Febrian rahmat SN 1921312005 Wilda dahlia 1921312023
Restu Arahma Melba 1921312011 Selamat Riza Pahlevi 1921312026
Apriyanti 1921312013 Rika Putri 1921312028
Defi Eka kartika 1921312014 Okwerita 1921312034
Leo Agustigno 1921312019 Ilham Sanjaya 1921312035

Dosen Pengampu:
Nelwati, S.Kp., MN., PhD

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kelompok ucapkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis mohonkan
kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan contoh dan suri tauladan bagi manusia untuk keselamatan di dunia dan
di akhirat.
Dalam penulisan Makalah ini kelompok menyadari Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
pengalaman. Untuk itu diharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah, dengan segala kerendahan
hati dan penuh penghargaan penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon
untuk saran dan kritikannya supaya kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.

Padang, Februari 2020

Penulis
BAB I
KONSEP TEORI

1.1. Pengertian Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan
pendekatan investigasi. Walaupun menggunakan pendekatan investigasi, bukan
berarti setara dengan perspektif interpretative. Penelitian kualitatif cenderung
mengolah data yang bersifat deskriftif. Bisa berupa visual gambar, video, suara,
maupun catatan lapangan. Penelitian kualitatif mencoba menyajikan data dengan
cara menerjemahkan data deskriptif. Penelitian kualitatif mencoba
menerjemahkan dengancara mendasar. Dasar tersebut meliputi realitas social
yang bersifat subjektif atau interprestasi. (Donsu, 2016).
Penelitian kualitatif deskriptif adalah mendeskripsikan seluruh gejala atau
keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan. (Sugiyono, 2017).
Creswell (2013) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif dapat
dilakukan sebagai metodologi penyelesaian tetang beberapa hal misalnya sepeti
pemahaman tentang hasil penelitian dengan tema dan permasalahan serupa
sebelumnya.
Salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif adalah dengan
pendekatan fenomenologi yang merupakan pendekatan mendalam tetang prilaku,
gagasan individu, dan tindakan manusia yang diterima dengan benar. Dimana
pendekatan ini memberikan interprestasi, deskripsi, refleksi dan modus riset
lewat pengalaman kehidupan subjek yang diteliti. Bentuk pengalamanya adalah
bersifat universal. (Donsu, 2016).
Pendekatan fenomenologi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai berbagai peristiwa komunikasi konteporer yang nyata dalam
konteksnya.dan untuk mengetahui lebih mendalam dan terperinci tentang suatu
permsalahan atau fenomena yang hendak diteliti. (Tohirin, 2013).
Pendekatan fenemenologi adalah pengalaman hidup individu dan
bagaimana mereka memiliki pengalaman subjektif dari fenomena dan
pengalaman obyektif dari sesuatu yang sama dengan orang lain. Prosedur untuk
melakukan penelitian Fenomenologis yaitu menggunakan pendekatan psikolog
Moustakas (1994) karena pendekatannya sistematis langkah-langkah dalam
prosedur analisis data dan pedoman untuk menceritakan dan deskripsi tersusun
sistematis. dalam prosenya penelitian adalah di mana penting untuk memahami
beberapa individu, pengalaman umum atau suatu fenomena. (Nursalam, 2016).
Peran peneliti dalam pendekatan fenomenologi merupakan metode yang
menginformasikan pengalaman hidup individu secara universal. Seorang
fenomenologis wajib berusaha memahami fenomena yang diteliti, kemudia
menuliskan pemahaman tersebut menjadi suatu gambaran fenomena yang diteliti.
(Afiyanti & Rachmawati, 2014).
Peneliti-peneliti kualitatif memberi penekanan pada sifat bentukan sosial
realitas, hubungan akrab antara peneliti dan apa yang dikajinya, dan kendala-
kendala situasional yang menyertai penelitian. Para peneliti itu juga memberi
penekanan pada sifat sarat-nilai dari penelitian. Mereka mencari jawaban atas
pertanyaan tentang bagaimana pengalaman sosial dibentuk dan diberi makna.
Terdapat empat jenis desain pendekatan fenomenologi yang bisa
digunakan menurut Jenita (2016).
1. Fenomenologi transenden
Fenomena ini berfokus pada pengalaman inividu yang bersifat umum.
Analisis dilakukan secara langsung melalui institusi peneliti. Peneliti
melakukan proses bracketing untuk memberikan gambaran secara utuh
tentang seperti apa dan bagaiamana para partisipan mengalami siatuasi
dan fenomena yang dialaminya dalm relaitas kehidupan sosialnya
berdasarkan sudut pandang para partisipan tersebut.
2. Fenomenologi linguistik
Pendekatan ini berfokus pada perspektif wacana dan bahasa. Dimana
bahasa dan wacana hanya sebagai bahasa untuk mencapai satu titik
pemahaman dan pengertian.
3. Feneomenologi hermeneutic
Banyak digunakan sebagai analisa fenomenologi interpretative secara
keseluruhan. Temuan-temuan risetnya tidak murni hasil deskirpsi tapi
lebih merupakan interprestasi peneliti.
4. Fenomenologi eksistensial
Pendekatan ini mengharuskan peneliti dan subjek untuk sering
berkomunikasi. Karena dari sinilah peneliti bisa memahami pemikiran,
usaha, tindakan dan keinginan subjek dalam kehidupan nyata.

1.2. Sifat penelitian Kualitatif


Sembilan sifat khusus yang membuat penelitian kualitatif berbeda secara
diametral dengan penelitian kuantitatif menurut Jenita (2016) yaitu :
a. Penelitian kualitatif bersifat induktif.
Dalam penelitian kualitatif data yang bersifat khusus digunakan untuk
membangun konsep, wawasan dan pengertian baru yang bersifat lebih umum.
Sebaliknya penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Hipotesis yang bersifat
khusus diturunkan dari teori yang bersifat umum dan data terutama digunakan
untuk menguji hipotesis tersebut.
b. Penelitian kualitatif bersifat naturalistik.
Peneliti kualitatif tidak memanipulasi “ajang” (setting) penelitian. Ia justeru
berupaya memahami peristiwa atau gejala yang terjadi secara alami dalam
konteksnya yang juga alami.
c. Penelitian kualitatif bersifat subyektif. Peneliti kualitatif, melalui proses
empati dan keterlibatan, menjalin interaksi dua-arah dengan subyek
penelitian. Melalui hubungan interaktif itu peneliti mencoba memahami
subyek subyek penelitian dari sisi pandang subyek penelitian sendiri, atau
sebagaimana subyek subyek penelitian itu memahami dirinya sendiri
d. Penelitian kualitatif bersifat holistik. Dalam penelitian kualitatif realitas sosial
dan manusia dilihat secara menyeluruh pada segala aspeknya dalam konteks
kesejarahan. Dengan demikian ia bersifat kontekstual dan historis.
e. Penelitian kualitatif bersifat humanistik. Dalam penelitian kualitatif manusia
dipahami secara utuh sebagaimana adanya. Peneliti mengenal orang per orang
secara personal dan mengalami pengalaman mereka dalam perjuangan hidup
sehari-hari.
f. Penelitian kualitatif menegakkan prinsip kesetaraan. Untuk mengungkapkan
kebenaran, maka peneliti kualitatif harus menangkap pandangan subyektif
subyek penelitian. Untuk itu peneliti harus mampu menghargai subyek
penelitian, ragam pandangan subyek penelitian, dan ragam aspek penelitian.
g. Penelitian kualitatif bersifat fleksibel. Metode penelitian kualitatif bersifat
fleksibel dalam arti terbuka untuk perubahan selama proses penelitian..
h. Penelitian kualitatif menegakkan prinsip validitas. Penelitian kualitatif
menekankan validitas (kesahihan) atau kesesuaian data dengan apa yang
dikatakan dan diperbuat orang dalam kenyataan. Karena itu, peneliti kualitatif
harus hidup akrab dengan dunia empiris.
i. penelitian kualitatif bersifat aposteriori. Peneliti melihat setiap hal
“sebagaimana keadaan aslinya”. Segala keyakinan, pandangan, dan
predisposisi peneliti dikesampingkan dulu.
BAB II
ANALISIS JURNAL

3.1. jurnal 1 : Patient experience of pregnancy-related venous thrombosis: A


phenomenological study (Emma Geea, Lara Robertsa, Roopen Aryaa, Vicki
Tsianakas / 2019)

1. Masalah dan Tujuan : Penyebab utama kematian ibu langsung di


Inggris adalah ibu yang menderita VTE pada kehamilanya. Penelitian ini
untuk mengeksplorasi pengalaman PRVTE melalui rekaman audio, tatap
muka, wawancara semi-terstruktur. Pasien yang didiagnosis menderita VTE
pada kehamilan atau enam minggu pasca persalinan dalam dua tahun
sebelumnya di rumah sakit pendidikan di London. Sample dalam penelitian
ini : 9 peserta usia rata-rata 33 tahun, Kesembilan peserta diwawancarai
sekali antara Mei dan Juli 2018. Durasi wawancara berkisar antara 16 hingga
50 menit.
2. Metode penelitian : Penelitian ini dilakukan di rumah sakit pendidikan di
London. Penelitian dilakukan pada : 9 peserta usia rata-rata 33 tahun yang
diambil secara purposive sampling. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Tekhnik penelitian ini adalah dengan cara
melalui rekaman audio, tatap muka, wawancara. Peneliti menggunakan 4
tema pada saat wawancara diantaranya adalah informasi Tantangan dalam
menegakkan diagnosis, Berurusan dengan diagnosis, Mengatasi pengobatan,
dan Ketakutan untuk masa depan.
3. Hasil penelitian : Setelah dianalisa dan disimpulkan didapatkan hasil
bahwa pengalaman PRVTE negatif pada wanita, dengan tantangan sekitar
menegakkan diagnosis, pengobatan dengan suntikan, manajemen
antikoagulasi di sekitar kelahiran, takut kambuh dan implikasi untuk
kehamilan di masa depan. HCP dapat membantu mendukung perempuan
melalui pengalaman dengan fokus yang lebih kuat pada efek psikologis VTE,
oleh memberikan informasi yang jelas khusus untuk kehamilan dan nifas
dengan memastikan jalur diagnostik dan pengobatan yang efektif Selain itu,
ada peluang bagi HCP untuk meningkatkan kesadaran akan VTE pada
kehamilan dan pasca-melahirkan pada wanita.

3.2. Jurnal : Phenomenology and diagnostic stability of pedriatic bipolar


disorder in a Spanish Sample (Azucena Diez-Suarez, Cesar Soutullo, Maria
Ribeiro-Fernandez/ 2018)

1. Masalah dan tujuan penelitian : peneltian ini bertujuan untuk


menidentifikasi semua pasien dengan diagnosa bipolar disorder dari 2000-
2014 dengan merekam karakteristik sosial demografi, riwayat psikiatri
keluarga, penanganan dan perawatan psikiatri klien, stabilitas diagnosis
Bipolar Disorder pada klien, prevalensi tanda gejala, perbedaan prevalensi
tanda gejala sebelum didiagnosis and saat terdiagnosis, dan frekuensi tanda
gejala menurut diagnosis Bipolar Disorder.
2. Metode penelitian : penelitian ini dilakukan di Department
Psikiatri Universitas Navarra Spanyol.dalam penelitian ini jumlah sample : 72
pasien anak dengan diagnosa Bipolar Disorder dari januari 2000 – 2014 di
unit Psikiatri anak & remaja, Department Psikiatri Universitas Navarra
Spanyol. Dengan kriteria inklusi Terdiagnosis Bipolar disorder, Usia dibawah
18 tahun saat terdiagnosa, dan kooperatif saat berkomunikasi dengan tim
kesehatan.
3. Hasil penelitian : dari hasil peneltian dismpulkan
sebagian besar anak-anak dan remaja dengan Bipolar disorder (95% dari 72
partisipan) mempertahankan diagnosis mereka selama masa tindak lanjut,
yang konsisten dengan penelitian lain. Hasil ini mendukung keberadaan
Bipolar Disorder pada anak-anak dan remaja serta memperkuat validitas
sekarang. Lebih banyak studi tentang tahap prodromal Bipolar Disorder
diperlukan alat ukur untuk meningkatkan deteksi dini dan pengobatan Bipolar
disorder, dan untuk mencegah komplikasi seperti rawat inap, penggunaan
narkoba, penggunaan berbagai obat, resistensi pengobatan, dan kematian
karena bunuh diri.
BAB III

PENUTUP

3.1.kesimpulan
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan
pendekatan investigasi. Penelitian ini dapat dilakukan sebagai metodologi
penyelesaian tetang beberapa hal misalnya sepeti pemahaman tentang hasil
penelitian dengan tema dan permasalahan serupa sebelumnya.
Salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif adalah dengan pendekatan
fenomenologi yang merupakan pendekatan mendalam tentang perilaku, gagasan
individu, dan tindakan manusia yang diterima dengan benar. Peran peneliti dalam
pendekatan fenomenologi merupakan metode yang menginformasikan
pengalaman hidup individu secara universal.
Para peneliti memberi penekanan pada sifat sarat-nilai dari penelitian. Mereka
mencari jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana pengalaman sosial dibentuk
dan diberi makna. Terdapat empat jenis desain pendekatan fenomenologi yang
bisa digunakan menurut Jenita (2016), yaitu fenomenologi transenden, linguistic,
hermeneutic dan eksistensial.
3.2.Saran
Dalam melakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi,
diharapkan peneliti bisa menghormati dan memberi kesempatan pada partisipan
untuk menceritakan pengalamannya agar tujuan peneliti bisa tercapai dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

.
Afiyanti, Yati & Rachmawati, Imami Nur. 2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif Dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Press.

Creswell, John W. 2013 Edisi ke-3. Research Design Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta.

Donsu, Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :


Pustaka Baru.

Du, S., Yang, S., Zhao, X., & Xiao, J. (2018). Clinical Characteristics and Outcome
of Children With Relapsed Medulloblastoma : A Retrospective Study at a Single
Center in China. 40(8), 598–604.

Gee, E., Roberts, L., Arya, R., & Tsianakas, V. (2019). Patient experience of
pregnancy-related venous thrombosis: A phenomenological study. Thrombosis
Research, 183(June), 86–90. https://doi.org/10.1016/j.thromres.2019.10.013.

Nursalam, 2016, metode penelitian. (2013). 済無No Title No Title. In Journal of


Chemical Information and Modeling (Vol. 53).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta, CV.

Tohirin. (2013). Metode Penelitian Kualtatif dalam bimbingan dan konseling.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai