1. ATK
PERALATAN
2. Laptop, Printer
3. LCD
PROSEDUR
1. Pastikan waktu, tempat, biaya, pelaksana, sarana dan prasarana sesuai
dengan usulan Perencanaan Anggaran.
2. Membuat target SPM untuk masing-masing program
3. Membuat jadwal monitoring setiap 3 bulan sekali.
4. Membuat cek list program sesuai kegiatan yang akan dimonitor
5. Pelaksanaan kegiatan monitoring sesuai dengan perencanaan program
dari masing – masing kegiatan.
6. Membuat analisis, Kesimpulan dan rekomendasi.
Referensi
STANDAR PROSEDUR NO DOKUMEN :
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT :
URAIAN Limbah padat medis adalah limbah yang merupakan hasil buangan dari sesuatu
yang berhubungan atau terkontaminasi dengan manusia atau pasien.
Semua bahan yang termasuk dalam kategori limbah berbahaya harus dikelola
KEBIJAKAN
sesuai prosedur standar.
Petugas Sanitarian
PETUGAS Petugas Kebersihan
1. Peralatan Kebesihan
PERALATAN
2. Wadah sampah tertutup
3. Sarug tangan
Referensi
STANDAR PROSEDUR NO DOKUMEN :
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT :
PROSEDUR PEMULANGAN NOMOR REVISI : 00
/ TIDAK LANJUT
HALAMAN : 1/1
Ditetapkan Oleh
Management Representative
Dinas Kesehatan
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SLEMAN
Dra Dwi Andayani, Apt
NIP. 19631111 198911 2 001
Prosedur ini mencakup ketentuan pemulangan pasien rawat inap dan rawat jalan
RUANG LINGKUP setelah dilakukan tindakan dan pengobatan,serta rencana tindak lanjut pasca
kepulangan.
TUJUAN Pasien mendapatkan tindakan lebih lanjut untuk memperoleh kesehatan yang
optimal pasca kepulangan
Semua pasien yang akan dipulangkan harus melalui prosedur yang ditetapkan SK
KEBIJAKAN
Kepala Puskesmas
PERALATAN Timbangan badan, pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop, form inform
concent dan form pulang untuk pasien.
Referensi
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
KESELAMATAN KERJA
Ditetapkan Oleh
Management Representative
DINAS KESEHATAN Dinas Kesehatan
KABUPATEN SLEMAN
Tenaga Kerja. Kesehatan adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik
di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka
bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya, baik darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air,
maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hokum Republik
URAIAN
Indonesia.
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
Peningkatan
PROSEDUR (Promotif)
Dasar-dasar hidup sehat.
Penyuluhan sederhana (materi Penyuluhan: dasar-dasar prosedur kerja,
dasar-dasar prosedur kerja, dasar-dasar risiko ditempat kerja, dasardasar
hygiene perorangan, Alat Pelindung Diri/APD, dasar-dasar gizi
kerja).
Konsultasi.
Sarasehan intervensi menuju norma sehat dalam bekerja.
Inventarisasi jenis pekerjaan agar dapat mengetahui risiko yang
mungkin timbul.
Pencatatan dan pelaporan sederhana.
Pencegahan
(Preventif)
Pengenaian Potensi risiko ditempat kerja.
Penyediaan contoh dan kepatuhan penggunaan APD
Medorong Upaya perbaikan lingkungan kerja seperti perbaikan ventilasi,
pengolahan limbah cair, perbaikan ergonomi.
Pencatatan dan pelaporan sederhana.
Pengobatan
(Kuratif )
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan Pertolongan pertama
pada gejala penyakit (P3P).
Pencatatan dan Pelaporan sederhana.
Pemulihan
(Rehabilitatif)
STANDAR PROSEDUR NO DOKUMEN :
OPERASIONAL
TANGGAL TERBIT :
NOMOR REVISI : 00
PROSEDUR PENANGANAN DAN
PELAPORAN KTS, KPC, KNP dan
RESIKO HALAMAN : 1/1
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SLEMAN
Ditetapkan Oleh
Management Representative
Dinas Kesehatan
RUANG LINGKUP
TUJUAN
URAIAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
Referensi
PONED
HALAMAN : 1/1
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SLEMAN
Ditetapkan Oleh
Management Representative
Dinas Kesehatan
TUJUAN Menurunnya angka kematian ibu dan bayi di tingkat Pelayanan dasar
URAIAN
PERALATAN
PROSEDUR
Referensi
Prosedur ini mengatur kasus persalinan kelompok B1 yaitu kehamilan
RUANG LINGKUP yang tidak ada masalah saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal
Care) namun dalam perjalanan persalinannya mengalami masalah
sehingga perlu dirujuk segera ke RS.
REFERENSI Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan Neonatal, Hal 150
RUANG LINGKUP Prosedur ini mengatur tata cara penanganan ibu hamil dengan
ketuban pecah dini.
TUJUAN Bidan mampu mendeteksi dan segera menangani ibu hamil dengan
ketuban pecah dini.
PETUGAS Bidan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Dinas Kesehatan
RUANG LINGKUP Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan
ketika melakukan induksi dan akselerasi pada persalinan
3. Baringkan ibu hamil miring kiri. Berikan oksitosin 2,5 unit dalam
500 cc D5%/ NaCl, mulai dengan 10 tetes/ menit
4. Naikkan kecepatan tetesan 10 tetes/ menit tiap 30 menit
sampai kontraksi adekuat (3 kali/ 10 menit, dengan lama > 40
detik). Pertahankan sampai terjadi kelahiran.
Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan
RUANG LINGKUP
untuk menangani partus dengan gemelli
Penanganan:
Penanganan:
1. Pasang infus RL
2. Jika ibu sangat kesakitan berikan injeksi analgetik kuat dan
diazepam IM atau IV perlahan
3. Jangan berikan oksitosin atau metergin sampai inversio telah
direposisi
4. Lakukan reposisi:
Pasang sarung tangan steril
Pegang uterus pada daerah insersi tali pusat masukkan
kembali melalui serviks. Gunakan tangan lain untuk
membantu menahan uterus dari dinding abdomen. Jika
plasenta belum lepas lakukan plasenta manual setelah
tindakan koreksi.
RUANG LINGKUP Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk menangani awal ibu bersalin dengan vakum ekstraksi
TUJUAN Petugas mampu mendeteksi dan menilai kasus bayi baru lahir dengan
penyulit yang perlu dirujuk ke RS PONEK.
KEBIJAKAN Semua kasus bayi baru lahir dengan penyulit wajib dirujuk ke RS
sesuai dengan prosedur.
PROSEDUR 1. Lakukan penilaian klinis, apakah bayi baru lahir memiliki penyulit
dengan kriteria sebagai berikut :
Penanganan:
1. Bayi yang lahir dengan berat badan 2000 gram s/d 2500 gram
dan sesuai dengan usia kehamilan, dengan kondisi bugar
dirawat sesuai langkah penanganan bayi normal
2. Jaga suhu tubuh bayi tetap hangat dengan menempelkan ke
tubuh ibu, atau di incubator.
3. Gunakan metode kangguru :
a) Menyarankan pada ibu untuk membuka baju bagian atas
b) Melatih ibu untuk menyentuh, mengusap, dan
merangsang bayi
c) Meletakkan bayi pada kain yang sudah didisain khusus
metode kanguru (apabila ada)
d) Memakaikan popok / celana dan tutup kepala / topi
e) Mengajarkan pada ibu memegang dan melekatkan bayi
kedada ibu, yaitu meletakkan bayi diantara payudara ibu
dengan kaki bayi dibawah payudara dan tangan bayi
diatasnya
f) Melekatkan kulit bayi ke dada ibu ( kontak kulit dengan
kulit) dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi ( kiri /
kanan )
RUANG LINGKUP Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan ketika
melakukan pertolongan pada neonatus dengan ikterus patologis
TUJUAN Sebagai pedoman dalam penanganan neonatus dengan ikterus yang
tidak fisiologis
KEBIJAKAN Sebelum merujuk pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi,
pastikan terlebih dahulu kondisi pasien sudah stabil pada saat dilakukan
rujukan
PETUGAS Dokter, Bidan, Perawat
Ikterus patologis:
PROSEDUR
1. Ikterus yang tampak pada hari pertama sampai hari keempat
kelahiran
2. Ikterus yang disertai demam
3. Ikterus yang timbul setelah hari 14 pada bayi cukup bulan atau
setelah hari 21 pada bayi kurang bulan
4. Ikterus berat dengan penilaian klinis Krammer IV-V
Kriteria Krammer
Derajat Perkiraan
ikterus Daerah ikterus
Kadar Bilirubin
Bayi baru lahir dengan kondisi ikterus harus segera dirujuk ke Rumah
Sakit
REFERENSI Buku Manual Rujukan PONED Dinas Kabupaten Sleman tahun 2013
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Dinas Kesehatan
Prosedur ini mengatur tata cara dan tindakan yang tepat penanganan
RUANG LINGKUP
bayi baru lahir .
KEBIJAKAN Bayi baru lahir menerima perawatan dengan tepat sesuai standar.
PERALATAN Tempat tidur ibu dan box bayi dalam satu ruangan
PROSEDUR 1. Menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan mulai dari saat
lahir di kamar bersalin sampai dirawat di bangsal perawatan
2. Melibatkan suami atau keluarga dalam melaksanakan rawat
gabung
3. Mengajari ibu cara menyusui dengan benar
4. Menyarankan kepada ibu untuk memberikan ASI nya sesering
mungkin.
REFERENSI Kebijakan Puskesmas
RUANG LINGKUP Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir sampai bayi umur 42hr.
TUJUAN Bidan mampu menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir.
KEBIJAKAN Komplikasi masa nifas bisa segera terdeteksi dan segera merujuk
pada saat yang tepat.
PETUGAS Bidan/Perawat
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
2. Pakai sarung tangan bersih.
3. Periksa tanda – tanda vital ibu (suhu,nadi dan tekanan darah).
4. Periksa payudara ibu.
5. Periksa involusio uterus dan lochea.
6. Pastikan ibu sudah minum tablet tambah darah.
7. KIE ibu nifas dan KB.
8. Pastikan KU ibu dan bayi baik. Apabila terdapat kelainan rujuk
sesuai manual rujukan.
9. Berikan imunisasi HB unijec.
10. Mengajarkan pada ibu cara menyusui dengan benar dan nasehati
ibu pentingnya pemberian ASI secara eksklusif.
11. Bereskan alat
12. Dokumentasi
1. Lakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign ibu dan janin
PROSEDUR dan penilaian tanda-tanda syok
2. Lakukan pemasangan infus dan pemberian cairan IV RL. Bila ada
tanda-tanda syok lakukan penanganan sesuai dengan protap
penanganan syok
3. Lakukan penilaian untuk menentukan penyebab perdarahan
REFERENSI Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan Neonatal, Hal 150