Anda di halaman 1dari 2

Nama: Agustina Debora Uliarta.

NIM: 181224107

Rangkuman Model Pembelajaran CLIL

CLIL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang memadukan pendekatan


bahasa dan isi, dimana bahasa kedua atau bahasa asing tidak hanya digunakan sebagai bahasa
dalam instruksi pembelajaran tetapi juga sebagai alat yang sangat penting untuk membangun
pengetahuan.

CLIL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada materi (content) sekaligus
bahasa (language) pengantar yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Marsh, CLIL
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada dua hal yaitu bahasa tambahan
yang digunakan untuk belajar dan mengajarkan materi sekaligus bahasa dengan tujuan
mendorong penguasaan materi dan bahasa menuju tingkatan – tingkatan tertentu. Jadi, CLIL
sangat tepat digunakan sebagai pendekatan pembelajaran di sekolah bilingual, yang
menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam pembelajarannya. Metode CLIL
didasari oleh teori psikologi Vygotski.

Marsh (coyle,2008) mengemukakan bahwa karakteristik dari CLIL adalah memadukan


materi pelajaran non bahasa dengan bahasa asing dalam proses pembelajaran dengan poris yang
sama, tidak hanya berfokus pada satu aspek saja. CLIL cocok digunakan dalam kurikulum 2013.
Prinsip utama dari CLIL, yaitu meliputi 4C (content, communication, cognition, and culture).

Content (materi)
Content dalam hal ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi.
Penyampaian materi dilakukan oleh guru saat menjelaskan materi maupun saat
mengevaluasi hasil praktikum dan Running dictation.
Communication (komunikasi)
Dalam hal ini adalah meningkatkan keterampilan siswa menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi. Keterampilan komunikasi siswa diasah Ketika diskuisi hasil praktikum
dan running dictation.
Cognition (kognisi)
Cognisi dalam hal ini adalah mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Keterampilan
berpikir siswa dikembangkan melalui kegiatan praktikum, diskusi kelompok, dan
Running dictation. Kegiatan praktikum meliputi ordering (menulis data) dan dividing
(membagi kelas ke kelompok kecil). Diskusi kelompok meliputi evaluating (memberikan
pendapat). Running direction meliputi defining (menerjemahkan) dan remembering
(mengeja, mnyampaikan dan mengingat kembali).
Culture (keduayaan)
Culture dalam hal ini adalah meningkat pemahaman siswa terhadap diri sendiri sendiri
dan orang lain, sehingga siswa mempunyai rasa tanggung jawab dan toleransi terhadap
lingkungannya.
Kompetensi berbahasa (khususnya menulis dan berbicara) pada kurikulum barbasis
kompetensi lebih difokuskan pada tujuan dan fungsi komukasi. Pengajaran bahasa kini bergerak
pada genre dalam berbagai konteks secara eksplisit, suatu penyadaran agar siswa mengenal ciri-
ciri tekstual dan linguistik yang membangun dan membentuk teks.

Pendekatan CLIL digunakan untuk memperkaya pembelajaran dengan prinsip: (1) isi
[konten] teks—berupa model atau tugas–bermuatan karakter dan pengembangan wawasan serta
kepedulian sebagai warganegara dan sebagai warga dunia; (2) unsur kebahasaan [komunikasi]
menjadi unsur penting untuk menyatakan berbagai tujuan berbahasa dalam kehidupan; (3) setiap
jenis teks memiliki struktur berpikir [kognisi] yang berbeda-beda yang harus disadari agar
komunikasi lebih efektif; dan (4) budaya [kultur], berbahasa, berkomunikasi yang berhasil harus
melibatkan etika, kesantunan berbahasa, budaya (antarbangsa, nasional, dan lokal).

CLIL mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :

1. Mengembangkan keprcayaan diri siswa.


2. Meningkatkan keterampil-keterampilan berkomukasi siswa.
3. Mendorong pemahaman antar kebudayaan dan nilai-nilai kemanusiaan.
4. Meningkatkan kepekaan siswa terhadap pembendaharaan kata.
5. Meningkatkan kecakapan bahasa siswa yang meliputi berbicara, membaca, dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai