NPM: 2117011025
Kelas: B
Mata Kuliah Biokimia 2
1. Resume tentang fosforilasi oksidatif yang melibatkan rantai transfer elektron dan
chemiosmosis sehingga dihasilkan molekul ATP. Penjelasan asal O2 yang digunakan dan
juga total energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP.
Fosforilasi oksidatif merupakan langkah lanjutan dari metabolisme energi secara aerob
setelah glikolisis dan siklus kreb. Tahapan yang terjadi merupakan gabungan antara rantai
transpor elektron yang diikuti dengan proses kemiosmosis yang hasil akhirnya adalah ATP.
Rantai transpor elektron merupakan proses perubahan NADH dan FADH2 hasil dari proses
sebelumnya yang dikonversi menjadi gradien atau perbedaan konsentrasi ion hidrogen
antara matriks dengan ruang intermembran mitokondria. Perubahan konsentrasi selanjutnya
digunakan sebagai sumber energi dalam proses kemiosmosis yang hasil akhirnya adalah
ATP.
Fosforilasi oksidatif terjadi pada mitokondria, dimana struktur dari mitokondria yang
mendukung proses ini, yaitu
Terdiri dari membran luar dan membran dalam. Pada membran dalam membentuk
lipatan-lipatan yang disebut cristae. Lipatan-lipatan ini bertujuan untuk menambah
besar luas permukaan membran dalam mitokondria sehingga mengefisiensikan
proses dari transpor elektron. Membrandalam juga memiliki struktur yang
terspesialisasi, pertama, tersusun atas lipid bilayer yaitu fosfolipid cardiopolin yang
menjadikannya lebih impermeabel, artinya tidak dapat ditembus oleh berbagai
macam ion.
Memiliki kompleks protein, sehingga membran dalam memiliki kemampuan untuk
memompa proton dan memindahkan elektron yang memberikan energi untuk
menghasilakn ATP. Selain itu, adanya protein ini menjadikan membran dalam
menjadi permeabel selektif, yaitu hanya dapat dilalui berbagai molekul hasil
metabolisme mitokondria dan juga menjadi lalu lintas berbagai enzim yang
dibutuhkan selama glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs.
Membran dalam: sebagian besar komponen transpor elektron adalah protein yang
terdapat sebagai kompleks multi protein yang bernomor I sampai dengan IV, protein
ini ada yang bertindak sebagai protein integral yang menembus fosfolipid bilayer
dan ada protein perifer yang hanya tertanam pada salah satu sisi dari membran
mitokondria. Selain itu, terdapat juga molekul pembawa yang membawa elektron
dari satu komplek ke kompleks protein lainnya.
a) Kompleks protein I (NADH Dehidrogenase)
Merupakan kompleks protein tebesar, yaitu terdiri atas 40 rantai polipeptida
kompleks. Berfungsi sebagai penerima elektron dari NADH. Pada kompleks
ini NADH akan dioksidasi dan melepaskan elektron berenergi tinggi. Protein
ini memiliki sifat dapat memompa proton atau H+ dari matriks ke
intermembran mitokondria.
c) Ubiquinone
Merupakan kompleks non protein yang berfungsi sebagai carrier elektron .
Molekul ini bergerak bebas di membran dalam mitokondria untuk membawa
setengah elektron secara bersamaan dari kompleks I dan II menuju kompleks
protein III.
e) Sitrokom-C
Sitrokom-C menerima elektron dari kompleks protein III untuk diteruskan ke
kompleks protein IV. Molekul ini juga bertindak sebagai carrier elektron atau
pembawa elektron.
g) ATP Sintase
Bertindak sebagai komponen untuk mensintesis ATP dalam mekanisme
kemiosmosis.
Asal oksigen yang digunakan pada proses fosforilasi oksidatif adalah oksigen yang
dihirup oleh organisme melalui sistem pernapasan. Oksigen ini kemudian diangkut ke
sel-sel tubuh melalui darah dan masuk ke dalam mitokondria, di mana ia akan dipecah
oleh enzim sitokrom oksidase pada rantai transport elektron, menghasilkan air dan
energi yang digunakan untuk menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif. Dalam
proses ini, oksigen bertindak sebagai akseptor akhir elektron dan proton yang
dihasilkan dari reaksi metabolisme seluler. Tanpa oksigen, fosforilasi oksidatif tidak
dapat terjadi dan sel-sel tidak akan dapat menghasilkan cukup energi untuk
mempertahankan aktivitas metabolisme yang normal.
Dari rantai transpor elektron, NADH akan mengeluarkan total 10 ion hidrogen
sedangkan FADH2 menghasilkan 6 ion hidrogen. Apabila kita melakukan perhitungan
total dari glikolisis (2NADH=10 proton) dan siklus krebs (8NADH=80 proton)
(2FADH=12 proton) maka totalnya yaitu 112 proton. Dari sekitar 112 proton, maka
kurang lebih akan menghasilkan 22 – 37 ATP (3-5 proton per ATP). Oleh sebab itu,
total ATP dari satu glukosa bisa menghasilkan 26 – 41 ATP (tambahan 2 ATP dari
glikolisisi dan 2 GTP dari siklus Krebs). Oleh sebab itu, dikatakan benar jika satu
glukosa menghasilkan 36 atau 38 molekul ATP .
2. Dalam proses forsforolasi oksidatif, ada beberapa molekul inhibitor. Berikan contoh
inhibitor untuk masing-masing kompleks dan ATP-sintetase dan uraikan
proses/mekanisme penghambatannya.
Proses fosforilasi oksidatif melibatkan serangkaian kompleks protein dari rantai transpor
elektron mitokondria. Beberapa molekul penghambat telah diidentifikasi untuk kompleks
rantai transpor elektron dan enzim ATP sintase. Di bawah ini adalah contoh inhibitor dan
mekanisme penghambatannya.
Itulah contoh molekul inhibitor untuk masing-masing kompleks dan ATP-sintetase pada
fosforilasi oksidatif beserta mekanisme penghambatannya. Perlu dicatat bahwa penggunaan
inhibitor pada fosforilasi oksidatif dapat mempengaruhi fungsi normal sel dan organisme,
sehingga perlu dilakukan penelitian hati-hati untuk memahami efek dari molekul inhibitor
tertentu pada tubuh manusia.
Mekanisme penghambatan oleh inhibitor ini bervariasi, tetapi intinya adalah untuk
memblokir transfer elektron atau aliran proton yang diperlukan untuk menghasilkan gradien
proton elektrokimia yang mendorong sintesis ATP. Inhibitor dapat mengikat langsung ke
kompleks protein, atau ke substrat atau koenzim yang diperlukan untuk kimia transpor
elektron atau sintesis ATP.