Pembahasan - 130 Garry Fangaro - Acara 1
Pembahasan - 130 Garry Fangaro - Acara 1
ACARA I
VISKOSITAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep viskositas fluida cair.
2. Mahasiswa mampu menguji viskositas suatu fluida cair melalui percobaan
bola jatuh.
3. Mahasiswa mampu menganalisa viskositas suatu fluida dari data hasil
pengukuran.
4. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
lurus yang melalui titik asal, dan cenderung sebagai viskositas dinamik (Sahaya,
2016). Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah
mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir,
contohnya minyak goreng, oli, madu dan lainnya. Tingkat kekentalan suatu fluida
juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, kekentalannya semakin
berkurang. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut ( Irawan & Utami, 2023).
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Ada dua cara dalam mengukur viskositas yaitu Metode
Ostwald dan Metode Bola Jatuh. Metode Ostwald dilakukan dengan mengukur
waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari a ke b.
Percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk menentukan koefisien
viskositas fluida terutama yang encer, karena fluida yang lebih kental akan
membutuhkam waktu yang lebih lama untuk mengalir dalam pipa kapiler. Metode
Bola Jatuh dilakukan dengan mengukur laju terminal (konstan) menggunakan
bola yang dijatuhkan dari atas permukaan fluida. Selama resultan gaya-gaya yang
bekerja pada bola nol, maka bola mengalami laju terminal (konstan). Keuntungan
viskositas sistem bola jatuh mudah untuk dirancang dan biaya pembuatanya serta
perawatan alat uji ini sangat murah (Syaiban dkk, 2020).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas diantaranya suhu,
konsentrasi larutan, berat molekul solute, dan tekanan. Suhu berbanding terbalik
dengan viskositas, semakin tinggi suhunya maka akan berkurang viskositas dari
fluidanya, hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan. Konsentrasi larutan berbanding lurus
dengan viskositas, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat
yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat
molekul solute berbanding lurus dengan viskositas, karena dengan adanya solute
yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga
manaikkan viskositas. Tekanan berbanding lurus dengan viskositas, semakin
tinggi tekanan maka akan semakin tinggi pula viskositas pada fluida tersebut.
BAB II
METODOLOGI
2.2.2 Minyak
Gambar 1. 26 Menimbang
piknometri isi minyak
(Koleksi Pribadi)
BAB III
ISI
3.1 Perhitungan
3.1.1 Air
➢ Diketahui :
Diameter Kelereng = 1,59 cm
Gravitasi = 980 cm/s2
Massa Kelereng = 5,5 gram
Massa Piknometer kosong = 19,6 gram
mpiknometer + mair = 40,8 gram
Massa Fluida = 21,2 gram
Tinggi cairan = 31,5 cm
t1 air = 0,40 s
t2 air = 0,40 s
t3 air = 0,54 s
➢ Ditanyakan :
A. Volume Kelereng (Vobjek)
B. Densitas Kelereng ( ρobjek)
C. Densitas Fluida Air (ρfluida)
4
Vobjek = 3 πr3
4
Vobjek = × π × (0,795)3 cm
3
= 2,105 cm3
massa kelereng
ρkelereng =
volume kelereng
5,5 gr
ρkelereng =
2,105 cm3
= 2,613 gr/cm3
C. Densitas Fluida (ρfluida)
(mPiknometer + mair ) - mPiknometer
ρfluida =
volume piknometer
40,8 gr - 19,6 gr
ρair =
25 mL
= 0,848 gr/mL
D. Viskositas Dinamis ( η Dinamis)
2×r2 ×g ×( ρbenda-ρfluida)
η Dinamis = h
9× t
= 3,085 gr/cm.s
= 3,085 gr/cm.s
= 4,165 gr/cm.s
= 3,445 gr/cm.s
E. Viskositas Kinematis Air (η Kinematis)
η Dinamis
η Kinematis =
ρ Fluida
3,445 gr/cm.s
η Kinematis Air =
0,848 gr/cm.s
= 4,062 cm2 /s
3.1.2 Minyak
➢ Diketahui :
Diameter Kelereng = 1,68 cm
Gravitasi = 980 m/s2
Massa Kelereng = 5,39 gram
Massa Piknometer kosong = 20,2 gram
mpiknometer + mminyak = 44 gram
Massa Fluida = 23,8 gram
Tinggi cairan = 36 cm
t1 minyak = 0,88 s
t2 minyak = 0,68 s
t3 minyak = 0,73 s
➢ Ditanyakan :
A. Volume Kelereng (VObjek)
B. Densitas Kelereng (ρkelereng)
➢ Jawab :
A. Volume Kelereng (Vobjek)
4
Vobjek = πr3
3
4
Vobjek = × π × (0,84 )3 cm
3
= 2,483 cm3
B. Densitas Kelereng (ρkelereng)
massa kelereng
ρkelereng =
volume kelereng
5,39 gr
ρkelereng =
2,483 cm3
= 2,171 gr/cm3
C. Densitas Fluida (ρfluida)
44 gr - 20,2 gr
ρair =
25 mL
= 0,952 gr/mL
D. Viskositas Dinamis ( η Dinamis)
2×r2 ×g ×( ρbenda-ρfluida)
η Dinamis = h
9× t
= 4,579 gr/cm.s
= 3,538 gr/cm.s
= 3,798 gr/cm.s
= 3,972 gr/cm.s
E. Viskositas Kinematis Minyak (η Kinematis)
η Dinamis
η Kinematis =
ρ Fluida
3,972 gr/cm.s
η Kinematis Minyak =
0,952 gr/cm.s
= 4,172 cm2 /s
➢ Ditanyakan :
A. Volume Kelereng (Vobjek)
B. Densitas Kelereng ( ρobjek)
C. Densitas Fluida Oli Baru (ρfluida)
4
Vobjek = 3 × π × (0,785)3 cm
= 2,026 cm3
massa kelereng
ρkelereng =
volume kelereng
5,1 gr
ρkelereng =
2,026cm3
= 2,517 gr/cm3
C. Densitas Fluida (ρfluida)
(mPiknometer + moli baru ) - mPiknometer
ρfluida =
volume piknometer
39,4 gr - 18,2 gr
ρair =
25 mL
= 0,848 gr/mL
2×r2 ×g ×( ρbenda-ρfluida)
η Dinamis = h
9× t
= 7,383 gr/cm.s
= 4,63 gr/cm.s
2×(0,785 cm)2 ×980 cm/s2 ×(2,517 - 0,848) gr/cm3
η Dinamis 3 = 35,8 cm
Rata-rata η Dinamis Oli Baru 9× 0,86 s
= 5,38 gr/cm.s
Rata-rata η Dinamis Oli Baru
7,383 gr/cm.s +4,63 gr/cm.s +5,38 gr/cm.s
=
3
= 5,798 gr/cm.s
E. Viskositas Kinematis Oli Baru (η Kinematis)
η Dinamis
η Kinematis =
ρ Fluida
5,798 gr/cm.s
η Kinematis Oli Baru =
0,848 gr/cm.s
= 6,837 cm2 /s
➢ Ditanyakan :
A. Volume Kelereng (Vobjek)
B. Densitas Kelereng ( ρobjek)
C. Densitas Fluida Oli Bekas (ρfluida)
4
Vobjek = 3 × π × (0,8)3 cm
= 2,145 cm3
B. Densitas Kelereng (ρkelereng)
massa kelereng
ρkelereng =
volume kelereng
5,6 gr
ρkelereng =
2,145 cm3
= 2,611 gr/cm3
45,4 gr - 20,8 gr
ρair =
25 mL
= 0,984 gr/mL
D. Viskositas Dinamis ( η Dinamis)
2×r2 ×g ×( ρbenda-ρfluida)
η Dinamis = h
9× t
= 6,133 gr/cm.s
= 3,423 gr/cm.s
Rata-rata η Dinamis Olicm)
2×(0,8 Bekas
2
×980 cm/s2 ×(2,611 - 0,948) gr/cm3
η Dinamis 3 = 32,5 cm
9 × 0,67 s
= 4,778 gr/cm.s
= 4,778 gr/cm.s
4,778 gr/cm.s
η Kinematis Oli Bekas =
0,984 gr/cm.s
= 4,856 cm2 /s
3.2 Pembahasan
Praktikum acara pertama mekanika fluida membahas mengenai kekentalan
suatu fluida atau disebut juga viskositas. Viskositas adalah sifat dari suatu zat
fluida cair yang disebabkan karena adanya gesekan antara molekul-molekul zat
cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut sehingga dapat menghambat aliran
zat cair. Metode yang digunakan pada acara pertama adalah menggunakan metode
bola jatuh. Prinsip kerja viskositas bola jatuh dengan menggunakan alternatif
benda berupa kelereng yang dijatuhkan dari atas permukaan fluida sehingga
selama resultan gaya yang bekerja pada kelereng bernilai nol maka kelereng
mengalami laju yang konstan.
Hasil pengujian dan perhitungan menunjukkan bahwa fluida air memiliki
densitas fluida sebesar 0,848 g/cm³, viskositas dinamis didapatkan sebesar 3,085
g/cm.s, 3,085 g/cm.s, dan 4,165 g/cm’s dengan rata-rata sebesar 3,445 g/cm.s, dan
memiliki viskositas kinematis sebesar 4,062 cm²/s. Fluida minyak memiliki
densitas fluida sebesar 0,952 g/cm³, viskositas dinamis didapatkan sebesar 4,579
g/cm.s, 3,538 g/cm.s, dan 3,798 g/cm’s dengan rata-rata sebesar 3,972 g/cm.s, dan
memiliki viskositas kinematis sebesar 4,172 cm²/s. Fluida oli baru memiliki
densitas fluida sebesar 0,848 g/cm³, viskositas dinamis didapatkan sebesar 7,383
g/cm.s, 4,63 g/cm.s, dan 5,38 g/cm’s dengan rata-rata sebesar 5,798 g/cm.s, dan
memiliki viskositas kinematis sebesar 6,837 cm²/s. Fluida oli bekas memiliki
densitas fluida sebesar 0,984 g/cm³, viskositas dinamis didapatkan sebesar 6,133
g/cm.s, 3,423 g/cm.s, dan 4,778 g/cm’s dengan rata-rata sebesar 4,778 g/cm.s, dan
memiliki viskositas kinematis sebesar 4,856 cm²/s. Dapat diketahui bahwa
viskositas tertinggi adalah oli baru, kedua oli bekas, ketiga minyak dan yang
terakhir adalah air.
lebih lambat. Sedangkan pada viskositas kinematis yang dicari adalah bagaimana
fluida tersebut dapat menahan atau menghambat gerak suatu objek terhadap fluida
yang bergerak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada acara 1 mengenai
viskositas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul
penyusun fluida. Pada praktikum di acara pertama ini melakukan perhitungan
besar viskositas fluida menggunakan metode bola jatuh.
2. Hasil pengujian dan perhitungan menunjukkan bahwa fluida air memiliki
densitas fluida sebesar 0,848 g/cm³, viskositas dinamis didapatkan sebesar
3,085 g/cm.s, 3,085 g/cm.s, dan 4,165 g/cm’s dengan rata-rata sebesar 3,445
g/cm.s, dan memiliki viskositas kinematis sebesar 4,062 cm²/s. Fluida minyak
memiliki densitas fluida sebesar 0,952 g/cm³, viskositas dinamis didapatkan
sebesar 4,579 g/cm.s, 3,538 g/cm.s, dan 3,798 g/cm’s dengan rata-rata sebesar
3,972 g/cm.s, dan memiliki viskositas kinematis sebesar 4,172 cm²/s. Fluida
oli baru memiliki densitas fluida sebesar 0,848 g/cm³, viskositas dinamis
didapatkan sebesar 7,383 g/cm.s, 4,63 g/cm.s, dan 5,38 g/cm’s dengan rata-
rata sebesar 5,798 g/cm.s, dan memiliki viskositas kinematis sebesar 6,837
cm²/s. Fluida oli bekas memiliki densitas fluida sebesar 0,984 g/cm³,
viskositas dinamis didapatkan sebesar 6,133 g/cm.s, 3,423 g/cm.s, dan 4,778
g/cm’s dengan rata-rata sebesar 4,778 g/cm.s, dan memiliki viskositas
kinematis sebesar 4,856 cm²/s.
3. Semakin besar nilai viskositas suatu fluida, maka waktu yang diperlukan
kelereng untuk mencapai dasar akan lebih lama. Hal ini menunjukkan
besarnya viskositas mempengaruhi lamanya suatu fluida mengalir dan
sulitnya suatu benda dapat bergerak dalam fluida tersebut.
4. Faktor yang mempengaruhi viskositas adalah suhu, konsentrasi larutan, berat
molekul solute, dan tekanan. Salah satu contoh penerapan viskositas yaitu,
sebagai indikator OSD yang berfungsi untuk mengurai limbah minyak di
perairan.
4.2 Saran
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kesalahan atau
ketidakakuratan pengambilan data pada praktikum acara 1 kali ini adalah :
1. Sebaiknya pengambilan data dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati
supaya hasil perhitungannya memiliki akurasi yang tinggi.
2. Sebaiknya dalam mengukur panjang basah maupun lebar sungai harus cermat
dan teliti agar tidak menimbulkan kesalahan pada perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, U.S. dan Prasetyo, G. (2012). Pengaruh perubahan laju aliran terhadap
tekanan dan jenis aliran yang terjadi pada alat uji praktiikum mekanika
fluida. Turbo, 1(2)
Eswanto dan Syahputra, D. (2017). Analisa distribusi kapasitas aliran fluida di
daerah percabangan pada sistem perpipaan. Jurnal Teknologi Terapan, 3(1)
Febrianto, T., Edi, S. S., dan Sunarno. (2013). Rancang bangun alat uji kelayakan
pelumas kendaraan bermotor berbasis mikrokontroler. Unnes Physics
Jurnal, 2(1)
Irawan, Agus Bambang. (2023). Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida.
Yogyakarta : Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.
Jalaluddin, dkk. (2019). Analisa Profil Aliran Fluida Cair dan Pressure Drop Pada
Pipa L Menggunakan Metode Simulasi Computational Fluid Dynaic (CFD).
Aceh: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Maalikussaleh.
Nurcholis, L. (2008). Analisis perhitungan laju aliran fluida pada jaringan pipa.
Turbo, 7(1)
Putri, Bias M. Lungidta, dkk. (2013). Pembuatan Prototipe Viskometer Bola Jatuh
Menggumakan Sensor Magnet dan Bola Magnet. Bandung: Program D3
Metrologi dan Instrumentasi, ITB.
Warsito, dkk. (2012). Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode
Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada
Komputer. Jurnal Natur Indonesia, 14(3)
LAMPIRAN