Anda di halaman 1dari 2

MATERI PERTAMA HARI PERTAMA

Pemateri : Prof. Dr. Sulistyarini, M.Si


Nama : Nurul Ramadhani

Wawasan Kebangsaan dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila

Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Wawasan
kebangsaan yang bersumber dari Empat Pilar Kebangsaan tersebut diperlukan dalam
menyelesaikan segala persoalan/konflik kehidupan berbangsa dan bernegara demi tetap tegak
dan utuhnya NKRI yang berdaulat, merdeka, bersatu, adil, dan makmur.

Pancasila yang memiliki kedudukan sebagai dasar dan ideologi negara maupun falsafah
pandangan hidup bangsa terdiri atas tiga nilai: nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.
Nilai dasar/nilai ideal adalah nilai yang terkandung dalam setiap silanya, yakni ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai instrumental terwujud dalam berbagai
hukum normatif, seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.
Sementara itu, nilai praksis adalah implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan nilai dasar, Pancasila mengandung nilai-nilai sebagai berikut:


1. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
3. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu
4. Cinta akan tanah air dan bangsa
5. Demokrasi atau kedaulatan rakyat

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Oleh karena itu, setiap
peraturan hukum di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

UUD NRI Tahun 1945 (dalam hal ini adalah UUD 1945 yang telah diamandemen untuk keempat
kalinya oleh MPR RI tahun 2002) sebagai konstitusi atau hukum tertinggi di Indonesia memiliki
nilai-nilai kebangsaan:
1. Nilai demokrasi,
2. Nilai kesamaan derajat, dan
3. Nilai ketaatan hukum.

Sifat UUD NRI Tahun 1945 sendiri adalah fleksibel. Artinya, batang tubuh (pasal-pasal) dalam UUD
NRI Tahun 1945 dapat dilakukan perubahan/amandemen dengan berbagai catatan, seperti tidak
mengubah bentuk NKRI (Pasal 37 ayat (5)), perubahan dilakukan secara adendum (bunyi pasal-
pasal asli tetap dipertahankan dan dituliskan setelah pasal hasil perubahan), dan lain-lain seperti
yang telah disepakati oleh MPR RI. Namun, perlu diingat bahwa bagian pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 tidak dapat dilakukan perubahan karena Pembukaan mengandung cita-cita luhur dan
dasar negara bangsa Indonesia, yakni Pancasila.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bentuk final dan dinilai paling tepat untuk mewadahi
kemajemukan bangsa Indonesia. Hal ini dipertegas dalam Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945:
“Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik.” Nilai-nilai kebangsaan yang
terkandung dalam NKRI adalah:
1. Nilai kesatuan wilayah,
2. Nilai persatuan Indonesia,
3. Nilai kemandirian.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap
satu jua adalah senjata ampuh bagi semangat persatuan dan kesatuan bangsa kita, bangsa
Indonesia. Eksistensi Bhinneka Tunggal Ika terkandung dalam Pasal 36A UUD NRI Tahun 1945:
“Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.”

Pelajar Pancasila sebagai pelajar yang berkepribadian Pancasila memiliki karakteristik beriman
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, berintegritas, mandiri, kreatif dan
inovatif, serta mempunyai semangat gotong royong.

Anda mungkin juga menyukai