Anda di halaman 1dari 11

RENDAHNYA KUNJUNGAN MASYARAKAT PADA PELAKSANAAN SCREENING

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DALAM KEGIATAN POSBINDU PTM


DI UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP SIROMBU KECAMATAN SIROMBU
KABUPATEN NIAS BARAT

DISUSUN OLEH :

DARWIN DAMAI ZEBUA, S.Kep., Ns


199412222022031008
NDH 04
AHLI PERTAMA – PERAWAT
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP SIROMBU

PENGAMPU :

Dr. HIRONYMUS GHODANG, S.Pd., M.Si

PELATIHAN DASAR CPNS NIAS BARAT ANGKATAN XIII KELOMPOK I


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
2023
BAB I
LATAR BELAKANG

1. Isu Kontemporer (Permasalah di Tempat Kerja)


Isu adalah kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Kontemporer adalah
mengacu pada waktu atau masa terjadinya isu tersebut Isu kontemporer adalah pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini. Isu
strategis (kritikal) kontemporer adalah kelompok isu yang mendapat perhatian dan sorotan
publik secara luas dan perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil
keputusan. Isu dapat berasal dari mana saja, baik isu global maupun isu dari instansi tempat
peserta bertugas.
Pelayanan di dalam puskesmas sangat beragam sesuai dengan fungsi puskesmas
sebagai pemberi pelayanan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan
Perorangan (UKP). Dalam memaksimalkan pelayanan dan menjaga mutu pelayanan,
puskesmas memiliki indikator kinerja yang di perbaharui setiap tahun sesuai dengan panduan
dari dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat yang mengacu kepada Peraturan Menteri
Kesehatan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan yang peserta jalankan sebagai Ahli
Pertama - Perawat, peserta berhasil mengidentifikasi beberapa isu yang sedang terjadi di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat, antara
lain yaitu :
1. Rendahnya Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap UPTD
Puskesmas Rawat Inap Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat. Isu ini
masih belum terlaksana dengan baik. Sebagian tenaga kesehatan yang masih belum
menerapkannya Hal ini di terlihat dari beberapa kali Kepala Puskesmas memberikan
arahan dan bimbingan saat Apel untuk melakukan Operan shift dan melakukan
pendokumentasian saat melakukan operan shift dan pendokumentasian asuhan
keperawatan dengan baik. Keadaan ini sangat berpengaruh dengan pemberian Asuhan
keperawatan kepada masyarakat dan penilaian kinerja serta mutu puskesmas.
2. Rendahnya Pelaksanaan Sterilisasi Istrumen (alat) setelah penggunaan oleh petugas di
RTGD (Ruang Tindakan Gawat Darurat) di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu
Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat. Hal ini jarang di lakukan karena Istrumen
untuk Sterilisasi tidak ada di Ruang Tindakan Gawat Darurat (RTGD).. Ini terlihat
dari Petugas RTGD yang selalu melakukan sterilisasi alat dengan hanya mencuci
dengan air biasa dan merendam di cairan alcohol.. Masalah ini dapat memperlambat
dan menghambat keefektifan dalam pencegan pengendalian infeksi.
3. Rendahnya kunjungan Pasien TBC dalam mengontrol kesehatannya di UPTD
Puskemas Rawat Inap Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat. Hal ini
dapat di lihat dari pernyataan Petugas dan Penanggung Jawab Program Tuberkolosis
UPTD Pusksemas Rawat Inap Sirombu, yang selalu mengeluhkan kepatuhan pasien
TBC dalam mengontrol kesehatannya di Puskesmas dan kepatuhan dalam minum
obat. Tercatat dalam data tahun 2022, jumlah pasien TBC yang menjalani pengobatan
sebanyak 10 orang. Dari 10 orang tersebut hanya 1 orang yang di nyatakan sembuh
bersadarkan pemeriksaan yang sesuai standar. Sedangkan pasien lainnya hanya
melakukan pengobatan lengkap.
4. Rendahnya Pengetahuan Petugas dalam memisahkan sampah medis dan sampah biasa
di Ruang Tindakan Gawat Darurat (RTGD) UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu
Kecaamatan Sirombu kabupaten Nias Barat. Keadaan ini sering terlihat saat petugas
selesai melaksanakan tindakan, petugas akan membereskan dan membersihkan troli
dan membuang sampah medis dan biasa. Para petugas membuang sampah medis dan
biasa pada tempat sampah yang sama meskipun sudah ada pemisahan antara sampah
medis dan biasa. Kepedualian dan kepekaan petugas dalam melaksanakan pemisahan
sampah ini masih dirasa kurang optimal.
5. Rendahnya kunjungan masyarakat pada Pelaksanaan screening Penyakit Tidak
Menular (PTM) dalam kegiatan Posbindu PTM di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat. Penilaian Kerja Puskesmas tahun
2022 di mana dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian PTM tercatat target dari
pencapaian ini adalah 100%. Pada pelaksanaannya tercatat Persentasi Posbindu Aktif
hanya 75%. Hal ini perlu dilakukan peningkatan pelaksanaan agar tercapainya target
yang di tentukan.
Kelima permasalahan ini diharapkan dapat diatasi dan diselesaikan agar tidak
menimbulkan dampak negatif dalam pelayanan di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu
Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat.

2. Tugas Pokok Peserta


Berdasarkan Surat Pembagian Tugas Pokok yang di keluarkan oleh Kepala
Puskesmas Rawat Inap Sirombu dan Permenpan No. 35 tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Perawat, tugas pokok dari peserta adalah sebagai Ahli Pertama – Perawat, yang
rinciannya adalah :
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam
upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhankewaspadaan standar pada pasien/petugas/
pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada
pelayanan kesehatan;
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan
tindakan);
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan
tindakan);
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal;
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap
pre/intra/post operasi;
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan / berduka /
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh;
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat;
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah;
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
41. Melakukan perawatan luka;
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer;
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan;
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan
perawat; dan
51. Melakukan preseptorship dan mentorship
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

1. Identifikasi Isu
No. Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1. Rendahnya Pelayanan Publik 1. Rendahnya pengetahuan
Pendokumentasian tenaga kesehatan dalam
Asuhan Keperawatan melakukan pencatatan Asuhan
di Ruang Rawat Inap Keperawatan
UPTD Puskesmas 2. Kurangnya update ilmu
Rawat Inap Sirombu tentang Asuhan keperawatan
Kecamatan Sirombu 3. Belum optimalnya sistem
Kabupaten Nias Barat operan shift antara petugas
Rawat Inap
2. Rendahnya Pelayanan Publik 1. Alat/Istrumen sterilisasi tidak
Pelaksanaan berfungsi di ruang RTGD
Sterilisasi Istrumen UPTD Puskesmas Rawat Inap
(alat) setelah Puskesmas Sirombu
penggunaan oleh Kecamatan Sirombu
petugas di RTGD Kabupaten Nias Barat
(Ruang Tindakan 2. Kurangnya pengetahuan dan
Gawat Darurat) di tenaga kasehatan yang
UPTD Puskesmas memiliki
Rawat Inap Sirombu kemampuan/pelatihan di
Kecamatan Sirombu bidang sterilisasi
Kabupaten Nias Barat
3. Rendahnya kunjungan Pelayanan public 1. Rendahnya pengetahuan
Pasien TBC dalam Pasien tentang penyakit TBC
mengontrol 2. Rendahnya keinginan pasien
kesehatannya di dalam memeriksakan kondisi
UPTD Puskemas kesehatannya di UPTD
Rawat Inap Sirombu Puskesmas Rawat Inap
Kecamatan Sirombu Sirombu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat Kabupaten Nias Barat
4. Rendahnya Pelayanan public 1. Rendanhya pengetahuan
Pengetahuan Petugas petugas tentang sampah medis
dalam memisahkan dan sampah biasa
sampah medis dan 2. Rendahnya kepedulian petugas
sampah biasa di dalam melaksanakan
Ruang Tindakan pemisahan antara sampah
Gawat Darurat medis dan sampah biasa
(RTGD) UPTD
Puskesmas Rawat
Inap Sirombu
Kecaamatan Sirombu
kabupaten Nias Barat
5. Rendahnya kunjungan Pelayanan Publik 1. Kurangnya Pengetahuan
masyarakat pada masyarakat tentang pentingnya
pelaksanaan screening deteksi dini Penyakit Tidak
Penyakit Tidak Menular (PTM)
Menular (PTM) dalam 2. Kurang Optimalnya
kegiatan Posbindu Pelaksanaan kegiatan sreening
PTM di UPTD Penyakit Tidak Menular
Puskesmas Rawat (PTM) dalam kegiatan
Inap Sirombu posbindu PTM dengan capaian
Kecamatan Sirombu 75% Posbindu yang aktif
Kabupaten Nias Barat tahun 2022
Tabel 2.1. Identifikasi Isu

Kelima isu pada table 2.1 perlu di lakukan analisis isu untuk menentukan
permasalahannya. Dalam analisis isu peserta menggunakan 2 (dua) metode analisis yaitu
Metode APKL dan metode USG. Metode pertama analisis isu yang digunakan adalah dengan
metode Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL) yaitu :
1. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat di bicarakan dalam
masyarakat.
2. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematika artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusi secara komprehensif
4. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat di munculkan
inisiatif pemecahan masalahnya
Metode kedua analisis yang digunakan adalah metode Urgency, Seriousness, Growth (USG)
yaitu :
1. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus di bahas dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan
3. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Kedua metode ini digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan
solusi. Validasi isu menggunkan metode ini untuk melihat kriteria yang memenuhi unsur-
unsur penilaian.

2. Analisis Isu Menggunakan APKL


Teknis Tapisan Isu
No. Isu Keterangan
A P K L
Rendahnya Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Memenuhi
1.    
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu satndar
Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias
Barat
Rendahnya Pelaksanaan Sterilisasi
Istrumen (alat) setelah penggunaan oleh
petugas di RTGD (Ruang Tindakan Memenuhi
2.    
Gawat Darurat) di UPTD Puskesmas satndar
Rawat Inap Sirombu Kecamatan
Sirombu Kabupaten Nias Barat
Rendahnya kunjungan Pasien TBC
dalam mengontrol kesehatannya di
Memenuhi
3. UPTD Puskemas Rawat Inap Sirombu    
satndar
Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias
Barat
Rendahnya Pengetahuan Petugas dalam
memisahkan sampah medis dan sampah
biasa di Ruang Tindakan Gawat Darurat Memenuhi
4.    
(RTGD) UPTD Puskesmas Rawat Inap satndar
Sirombu Kecaamatan Sirombu
kabupaten Nias Barat
Rendahnya kunjungan masyarakat pada
pelaksanaan screening Penyakit Tidak
Menular (PTM) dalam kegiatan Memenuhi
5.    
Posbindu PTM di UPTD Puskesmas satndar
Rawat Inap Sirombu Kecamatan
Sirombu Kabupaten Nias Barat
Table 2.2. Analisis APKL

3. Analisis Isu dengan Metode USG


Metode USG akan menggunkan skala/skor kriteria yaitu skala yang membagi
dalam kategori :
Kriteria Penilaiam
Skor
Urgency Seriousness Growth
Isu sangat tidak
Isu sangat tidak serius Isu sangat lamban untuk
1 mendesak untuk segera
untuk segera di selesaikan berkembang
di selesaikan
Isu tidak mendesak untuk Isu tidak serius untuk Isu lamban untuk
2
segera di selesaikan segera di selesaikan berkembang
Isu cukup mendesak Isu cukup cepat
Isu cukup serius untuk
3 untuk segera di berkembang untuk di
segera di selesaikan
selesaikan cegah
Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera di Isu epat berkembang untuk
4
segera di selesaikan selesaikan di cegah
Isu sangat mendesak Isu sangat cepat
Isu sangat serius untuk
5 untuk segera di berkembang untuk di
segera di selesaikan
selesaikan cegah
Tabel 2.3. Kriteria Penilaian USG
Berikut Analisis USG dengan menggunakan kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah.
Ktriteria
No. Penilaian Masalah Jumlah Rank
U S G
Rendahnya Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap UPTD
1. 4 4 4 12 II
Puskesmas Rawat Inap Sirombu Kecamatan
Sirombu Kabupaten Nias Barat
Rendahnya Pelaksanaan Sterilisasi Istrumen
(alat) setelah penggunaan oleh petugas di
2. RTGD (Ruang Tindakan Gawat Darurat) di 4 3 3 10 IV
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu
Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat
Rendahnya kunjungan Pasien TBC dalam
mengontrol kesehatannya di UPTD Puskemas
3. 4 4 3 11 III
Rawat Inap Sirombu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat
Rendahnya Pengetahuan Petugas dalam
memisahkan sampah medis dan sampah biasa
4. di Ruang Tindakan Gawat Darurat (RTGD) 3 3 3 9 V
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu
Kecaamatan Sirombu kabupaten Nias Barat
Rendahnya kunjungan masyarakat pada
pelaksanaan screening Penyakit Tidak
Menular (PTM) dalam kegiatan Posbindu
5. 5 4 5 14 I
PTM di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten
Nias Barat
Table 2.4. Analisis USG

Berdasarkan hasil analisis penentuan isu prioritas menggunakan metode USG,


permasalahan yang paling prioritas adalah Rendahnya kunjungan masyarakat pada
pelaksanaan screening Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam kegiatan Posbindu PTM di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat.
BAB III
PENETAPAN ISU TERPILIH DAN GAGASAN KREATIF

1. Penetapan Isu Terpilih


Setelah melakukan analisis APKL dan menentukan isu prioritas dengan metode
USG dari beberapa isu yang diidentifikasi, peserta menentukan dan memilih satu isu yang
akan diselesaikan dengan gagasan kreatif. Isu yang terpilih dan prioritas adalah “Rendahnya
Kunjungan Masyarakat pada Pelaksanaan Screening Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam
kegiatan Posbindu PTM di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sirombu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat.

2. Gagasan Kreatif
Dari hasil penetapan Isu terpilih akan diselesaikan dengan Gagasan Kretaif.
Gagasan Kreatif untuk menyelesaikan Isu “Rendahnya Kunjungan Masyarakat pada
Pelaksanaan Screening Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam Kegiatan Posbindu PTM di
UPTD Puskesmas Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat, anatar lain :
a. METERLET (Media Poster dan Leafket)
- Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas
- Mencari bahan/refrensi untuk pembuatan Media
- Mencetak Poster dan Leaflet
- Membagikan poster dan leaflet kepada masyarakat yang datang kepuskesmas

b. PUMED (Publikasi Media Edukasi)


- Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas
- Mencari bahan/refrensi untuk pembuatan Media Edukasi (Video Pentingnya
Deteksi Dini PTM)
- Koordinasi dengan tim Admin media sosial puskesmas
- Publikasi Media Edukasi (Video Pentingnya Deteksi Dini PTM)

c. PENDAMAS (Penyuluhan Kepada Masyarakat)


- Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas
- Mencari bahan/refrensi Media Penyuluhan
- Koordinasi dengan Kader dan Petugas PTM dalam penjadwalan kegiatan
- Pelaksanaan penyuluhan
d. KEPOS PENTIMEN (Kegiatan Pos Bina Terpadau Penyakit Tidak Menular)
- Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas
- Koordinasi dengan Kader dan Petugas PTM dalam pelaksanaan screening PTM
- Menyiapkan bahan dan alat untuk pelaksanaan kegiatan
- Pelaksanaan screening PTM

e. DIAJAMAS (Media Tanya Jawab Puskesmas)


- Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas
- Mencari bahan media social yang digunakan dan mudah di jangkau masyarakat
- Membuat Media sosial khusus PTM
- Publikasi di media sosial puskesmas tentang media sosial khusus untuk bertanya
seputar PTM

Anda mungkin juga menyukai