Anda di halaman 1dari 108

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

PEMILIHAN JURUSAN SISWA DI SMK NEGERI 5 KOTA KUPANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi


Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Konseling

OLEH

YOSEFINA RAGA
NIM: 1011600

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul ”PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

DALAM PEMILIHAN JURUSAN SISWA DI SMK NEGERI 5 KOTA

KUPANG”

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh

YOSEFINA RAGA
Nim: 1701160083

Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Dipertahankan Di Depan Dewan


Penguji Pada Ujian Sidang Skripsi

Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. M. D. Pua Upa, M.S


Dr. Uda Geradus, M.Pd
NIP. 19581231 198603 1 021 NIP. 19610113 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Andriani P. Nalle, S.Psi.,M.Ed. (CPEP)


NIP.19830414 200812 2 004

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Pemilihan

Jurusan Siswa Di SMK Negeri 5 Kota Kupang”. Telah diterima oleh Panitia Ujian

Sarjana Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Nusa Cendana Dalam Ujian Skripsi yang dilakukan pada

Hari/Tanggal : Senin, 04 Oktober 2021

Dinyatakan : Lulus

Dewan Penguji :

1. Dr. Uda Geradus, M.Pd .......... ...........................


NIP. 19581231 198603 1 021

2. Dr. M. D. Pua Upa, M.S ....................................


NIP. 19610113 198601 1 001

3. Dr. Imanuel Lohmay, M.Pd ................................


NIP. 19580505 198601 1 001

Mengetahui
Ketua ProgramStudi
Bimbingan dan Konseling

\\

Andriani P. Nalle, S.Psi.,M.Ed. (CPEP)


NIP.19830414 200812 2 004

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan Lupa Untuk Selalu Berterimakasih Pada Tuhan Dan Dirimu

Sendiri.

Tanpanya Kamu Tidak Bisa Menjalani Hari Ini”

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Almamaterku tercinta Universitas Nusa Cendana Kupang

2. Mama tercinta Anyela Dalima dan Bapak Romanus Bang, terimakasih atas

kasih sayang, cinta dan pengorbanan yang telah diberikan untuk saya,

yang selalu mendoakan saya dan memberikan motivasi untuk selalu sabar

dalam menghadapi segala sesuatu.

3. Kakak tercinta Maria Gabriela, Marieta De Floresti, Robertus Rupak, Adik

Fransiskus Yunedi Lae yang selalu mendukung saya dalam suka maupun

duka.

4. Semua sahabat dan kenalan yang sudah mendukung saya sampai titik ini.

iv
v
ABSTRAK

Yosefina Raga (NIM 1701160083). 2021. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling
Dalam Pemilihan Jurusan Siswa Di SMK Negeri 5 Kota Kupang. Skripsi
Program Studi Bimbingan dan Konseling. Universitas Nusa Cendana.
Pembimbing (I) Dr. Uda Geradus, M.Pd, Pembimbing (II) Dr. M. D. Pua
Upa, M.S.

Kata Kunci : Peran Guru Bimbingan Konseling, Pemilihan Jurusan

Pemilihan jurusan merupakan proses untuk membantu peserta didik dalam


memilih jenis sekolah atau program studi yang akan diikuti oleh peserta didik
dalam menyalurkan bakat, minat dan kemampuan yang paling potensial untuk
dikembangkan secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
peneliti menemukan bahwa masih siswa yang ragu-ragu, mengikuti pengaruh dari
orangtua teman sebaya, bingung dengan karir yang dimasuki setelah lulus SMK,
masih kurang memahami minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki, belum
mengetahui prospek sekolah lanjutan, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti
tentang bagaimana peran guru bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan
siswa di SMK Negeri 5 Kota Kupang.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitiatif,


pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, ketua
program keahlian, guru BK dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara, obrvasi dan dokumentasi. Teknik analisis
yang dilakukan dalam data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi
sumber, teknik dan waktu.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) guru bimbingan


konseling sebagai informator yaitu guru bimbingan konseling tidak memberikan
informasi kepada siswa pada saat proses pemilihan jurusan siswa. (2) guru
bimbingan konseling sebagai motivator tidak mendukung siswa dalam pemilihan
jurusan. (3) guru bimbingan konseling sebagai pemimbing tidak mendukung serta
mendampingi siswa dalam pemilihan jurusan. (3) guru bimbingan konseling
sebagai evalutor tidak melakukan wawancara, tidak melaksanakan tes tertulis
kepada siswa mengenai bakat dan kemampuan siswa mengenai suatu jurusan.
Kesimpulan: peran guru bimbingan dan konseling perlu diteliti lebih lanjut.
Sebagai contoh penelitian ini dilakukan pada masa pandemik covid-19 dimana
semua proses di sekolah tidak berjalan dengan normal sehingga tuntutan belajar
dan mengajar juga mungkin tidak sebanyak ketika dalam kondisi normal.

vi
ABSTRACT

Yosefina Raga (NIM 1701160083). 2021. The Role of Guidance and Counseling
Teachers in the Selection of Student Departments at SMK Negeri 5
Kupang City. Thesis of Guidance and Counseling Study Program. Nusa
Cendana University. Supervisor (I) Dr. Uda Geradus, M.Pd, Advisor (II)
Dr. M.D. Pua Upa, M.S.

Keywords: The Role of Guidance Counseling Teachers, Selection of Majors

The selection of majors is a process to assist students in choosing the type


of school or study program that will be followed by students in channeling the
talents, interests and abilities that have the most potential to be developed
optimally. Based on the results of the research conducted, the researchers found
that there were still students who were hesitant, followed the influence of their
peers' parents, confused about the career they entered after graduating from
vocational school, still did not understand their interests, talents and abilities, did
not know the prospects of high school, to Therefore, the researcher is interested in
researching the role of the guidance and counseling teacher in the selection of
student majors at SMK Negeri 5 Kupang City.

The type of research used in this study is a qualitative, descriptive


qualitative approach. The subjects of this study were the principal, the head of the
expertise program, BK teachers and students. Data collection techniques used in
this study were interviews, observation and documentation. The analysis
technique used in qualitative data is data reduction, data presentation and
conclusion drawing. The data validity technique used is source, technique and
time triangulation.

The results of the study indicate that: (1) the counseling guidance teacher
as an informer, namely the counseling guidance teacher does not provide
information to students during the process of selecting student majors. (2)
counseling guidance teachers as motivators do not support students in choosing
majors. (3) the counseling guidance teacher as a guide does not support and assist
students in the selection of majors. (3) the counseling guidance teacher as an
evaluator does not conduct interviews, does not carry out written tests to students
regarding students' talents and abilities regarding a major. Conclusion: the role of
guidance and counseling teachers needs to be investigated further. For example,
this research was conducted during the COVID-19 pandemic where all processes
in schools did not run normally so the demands for learning and teaching might
not be as much as when under normal conditions.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehaditar Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunianya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pemilihan Jurusan Siswa Di SMK

Negeri 5 Kota Kupang” sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat guna

menyelesaikan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Nusa Cendana Kupang.

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I Pendahuluan yang berisi latar

belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, bab II

Tinjauan Pustaka yang terdiri dari pemilihan jurusan, bimbingan konseling, guru

bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan di smk, penelitian terdahulu, dan

kerangka berpikir, bab III Metode Penelitian yang terdiri dari metode penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, sumber data, informan penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, keabsahan data, bab

IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari gambaran umum, hasil penelitian

dan pembahasan hasil penelitian.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang membantu penulis dalam

berbagai hal. Oleh karena itu penulis ucapkan rasa terimaksih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Prof. Ir. Frederik Lukas Benu, M.Si, Ph.D selaku Rektor Universitas Nusa

Cendana Kupang yang telah memberikan ruang bagi penulis untuk

menimbah ilmu.

viii
2. Dr. Moses Kopong Tokan, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan yang telah memfasilitasi demi memperlancar semua

urusan akademik di FKIP Universitas Nusa Cendana Kupang.

3. Ibu Andriani Paulin Nalle, S.Psi.,M.Ed. (CPEP) selaku Ketua Program

Studi Bimbingan dan Konseling ang telah banyak membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Uda Geradus, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan dan saran serta telah sabar membimbing penulis

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

5. Dr. Muhammad Dae Pua Upa, M.s selaku Dosen Pembimbing II yang

telah dengan sabar dan bijaksana membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen bimbingan dan konseling Universitas Nusa Cendana

Kupang.

7. Bapak Alfred Atabuna, S.Pd selaku Guru Bimbingan Konseling SMK

Negeri 5 Kota Kupang, yang telah banyak meluangkan waktu, dan

membantu mempermudah penulis untuk mendapatkan data di lokasi

penelitian.

8. Para guru Staff dan adik-adik siswa SMKN 5 Kota Kupang yang telah

memberikan bantuan dalam memperlancar pengambilan data selama

proses penelitian berlangsung.

9. Mama tercinta Anyela Dalima dan bapak Romanus Bang yang telah

mendukung, mendoakan, memberikan kasih sayang dan selalu

ix
menyemangati penulis agar dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan

baik.

10. Kakak Maria Gabriela, S.pd, kakak Marieta De Floresti, S.Si, Kakak

Robertus Rupak, Adik Fransiskus Yunedi Lae, Kakak Hendra Sulla, yang

tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memotivasi untuk senantiasa

bersemangat dan tak mengenal putus asa. Terimaksih atas dukungannya,

baik secara material maupun spiritual hingga terselesainya skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat saya, Yovita Yanti, Amida Oematan, Novita Julung,

Denista Tae, Wasty Betty, Ella Dhelo, Nino Nobertus, Echa Sogen, serta

rekan-rekan mahasiswa seperjuangan program studi bimbingan konseling

angkatan 2017 yang saling mendukung dan memberikan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah memberika dukungan dan membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis yakin dan percaya, tanpa adanya bantuan dan dorongan dari semua

pihak skripsi ini tidak terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk penulisan tugas

selanjutnya. Harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata Penulis mengucapkan limpah terimakasih.

Kupang, 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................


LEMBAR PESETUJUAN..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHASAN...........................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN......................................................v
ABSTRAK......................................................................................................vi
ABSTRACT...................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................xi
DAFTAR TABEL........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Fokus penelitian.......................................................................................7
C. Tujuan Penelitian....................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..................................................................................7
BAB II Tinjauan Pustaka...............................................................................9
A. Pemilihan Jurusan..................................................................................9
1. Pengertian Pemilihan Jurusan..............................................................9
2. Tujuan Penjurusan..............................................................................10
3. Fungsi Penjurusan..............................................................................11
4. Jurusan-Jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan..............................12
5. Persyaratan-Persyaratan Penjurusan..................................................13
B. Bimbingan Konseling............................................................................15
1. Pengertian Bimbingan konseling........................................................15
2. Komponen Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah.....................17
3. Tujuan Bimbingan konseling.............................................................18

xi
4. Fungsi Bimbingan Konseling.............................................................19
5. Bidang Layanan Bimbingan Konseling.............................................21
C. Guru Bimbingan Konseling dalam Pemilihan Jurusan di
SMK.......................................................................................................22
1. Guru Bimbingan Konseling................................................................22
2. Peran Guru Bimbingan Konseling......................................................23
3. Tugas Guru Bimbingan Konseling.....................................................26
4. Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Penjurusan.......................27
D. Peneliti Terdahulu.................................................................................30
E. Kerangka Berpikir................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................32
A. Metode Penelitian..................................................................................32
1. Jenis Penelitian...................................................................................32
2. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................33
B. Sumber Data..........................................................................................33
C. Informan Penelitian...............................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................34
E. Instrumen Penelitian.............................................................................37
F. Teknik Analisis Data.............................................................................37
G.Keabsahan Data.....................................................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................41
A. Gambaran Umum..................................................................................41
B. Hasil Penelitian......................................................................................48
C. Ringkasan Hasil Penelitian...................................................................58
D. Pembahasan Hasil Penelitian...............................................................59
BAB V PENUTUP.........................................................................................65
A. Kesimpulan.............................................................................................65
B. Saran.......................................................................................................65
Daftar Pustaka...............................................................................................68

DAFTAR TABEL

xii
Tabel 1 Ringkasan Hasil Penelitian.............................................................58

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir...........................................................31

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin Penelitian.............................................73

Lampiran 2 Kisi-Kisi dan Pedoman Wawancara........................................74

Lampiran 3 Hasil Wawancara.......................................................................78

Lampiran 4 Kisi-Kisi dan Pedoman Observasi...........................................88

Lampiran 5 Dokumentasi..............................................................................90

Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Penelitian........................................93

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling adalah bantuan untuk peserta didik baik

secara individu maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara

optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar, karir melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling salah satu bagian yang tidak terpisahkan

dengan komponen pendidikan, dan sangat berperan dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan. Sebagai salah satu unsur pendidikan, layanan bimbingan

dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam membantu peserta didik

untuk mengembangkan kepribadiannya dimasa yang akan datang. Kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah, diselenggarakan oleh pejabat fungsional

yang secara resmi dinamakan guru BK atau konselor. Istilah konselor muncul

dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Butir 6 menyebutkan

bahwa “Konselor adalah pendidik“, yaitu sebagai berikut.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,


dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pendidik atau guru merupakan suatu profesi yang mulia sebab, guru

memiliki peran penting, besar dan strategis dalam dunia pendidikan. Menurut

Wahyudi (2012), guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan

kepada anak didik dan guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang

1
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus dilembaga

formal (sekolah) tetapi juga ditempat lain.

Undang-undang republik indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam lembaga pendidikan khususnya di sekolah tidak terlepas dari

adanya guru bimbingan konseling yang merupakan salah satu komponen dari

pendidikan. Peran guru bimbingan konseling sangat diperlukan untuk

membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah

yang sedang dialami dengan mengarahkan siswa pada perilaku yang positif

dan memberikan motivasi pada siswa. Guru bimbingan konseling

bertanggung jawab untuk membimbing siswa sehingga dapat memiliki

kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh.

Dengan demikian siswa diharapkan mampu membuat keputusan yang terbaik

untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri.

Siswa merupakan komponen utama dan terpenting dalam pendidikan.

siswa merupakan generasi penerus bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa

diharapkan mampu memberikan konstribusi yang berkualitas untuk kemajuan

negara Indonesia. Masa depan bangsa sangat bergantung pada kondisi

generasi-generasi saat ini, dan salah satu generasinya adalah siswa.

SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan adalah suatu sekolah kejuruan

yang memprioritaskan bidang keahlian dimana peserta didik mempelajari

bidang yang mereka pilih dan mereka diberi arahan. Tujuan dari Sekolah
2
Menengah Kejuruan ini supaya peserta didik mampu memilih karir, mampu

berkompetensi, mampu mengembangkan diri, memasuki lapangan kerja serta

dapat mengembangkan sikap profesional. Banyak permasalahan yang muncul

pada peserta didik dalam proses pemilihan jurusan di sekolah menengah

kejuruan bahwa masalah yang sering terjadi dan dihadapi pelajar saat akan

memilih jurusan adalah remaja sebagai pelajar yang terkadang masih

terpengaruh oleh ajakan keluarga, teman sebaya ketika memilih jurusan atau

kurangnya keyakinan dalam diri pelajar dengan jurusan yang di sebabkan

kurangnya informasi yang diperoleh.

Beragam jurusan yang ditawarkan di Sekolah Menengah Kejuruan,

membuat beragam pula minat dan motivasi dari masing-masing siswa dalam

memilih dan menentukan jurusan yang akan dipelajarinya. Menuru Haspari

(2011), permasalahan yang dihadapi siswa yang berkaitan dengan pemilihan

jurusan siswa, bahwa kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap

pemilihan jurusan pada siswa, lingkungan sosial kelompok sebaya dapat

mempengaruhi siswa dalam minat, sikap dan menentukan pilihan yang

berhubungan dengan cita-cita sekolah mereka, sedangkan bimbingan orang

tua berpengaruh terhadap pemilihan jurusan pada siswa yaitu orang tua

berperan dalam pendidikan anaknya dengan harapan setelah menyelesaikan

pendidikan di SMK anak mereka akan bekerja sesuai dengan jurusan yang

memiliki prospek cerah dalam lapangan kerja.

Menurut Santosa (2006), kesalahan dalam memilih jurusan dapat terjadi

karena ketika siswa memilih jurusan dipengaruhi oleh faktor lain diluar minat

dan bakatnya. Secara psikologi sosial siswa yang menduduki tingkatan

3
sekolah menengah berada pada tahapan usia remaja, dimana remaja

berkembang di dalam dua dunia sosial, yaitu: (1) dunia orang dewasa, yaitu

orang tuanya, guru-gurunya dan sebagainya, (2) dunia teman sebaya, yaitu

sahabat-sahabatnya, kelompok bermain dan perkumpulan-perkumpulan.

Menurut Suryani (2019), persoalan yang dialami siswa dalam pemilihan

jurusan yang terjadi di sekolah yaitu:

a) Siswa bingung dan belum tahu harus memilih jurusan apa yang tepat
bagi dirinya.
b) Dalam memilih jurusan siswa tidak memilih jurusan sesuai dengan
bakat yang dimilikinya.
c) Pemilihan jurusan diwarnai dengan adanya pengaruh atau paksaan dari
orang lain misalnya orangtua dan teman sebaya. Sedangkan menurut
Winkel (2007), faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan
jurusan dibagi menjadi dua kelompok
1) Faktor Internal
a) minat
b) cita-cita
c) konsep diri
2) Faktor eksternal
a) orangtua
b) teman sebaya
c) lingkungan sosial
d) ekonomi

Dengan mengalami persoalan-persoalan dalam memilih jurusan

sehingga membuat banyak siswa yang gagal di tengah jalan dan melakukan

pindah jurusan ketika sudah diterima di jurusan yang telah dipilihnya. Hal

tersebut terjadi pada siswa SMK Negeri 5 Kota Kupang. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa SMK Negeri 5 Kota

Kupang, menunjukkan bahwa siswa masih ragu-ragu dalam menentukan

pilihan jurusan, memilih jurusan karena mengikuti pengaruh dari teman

sekelasnya, siswa masih bingung dengan karir yang akan dimasuki setelah

lulus dari SMK sesuai dengan jurusan yang dipilihnya, masih kurang

4
memahami bakat dan minat yang ada didalam dirinya, belum mengetahui

tentang prospek sekolah lanjutan.

Salah memilih jurusan, membuat anak tidak nyaman dan tidak percaya

diri. Ia merasa tidak mampu menguasai materi sehingga ketika hasilnya tidak

memuaskan, ia pun merasa minder karena merasa dirinya bodoh, hingga dia

menjaga jarak dengan teman lain, makin pendiam, menarik diri dari

pergaulan, lebih senang mengurung diri di kamar, takut bergaul karena takut

kekurangannya diketahui, dan sebagainya. Atau, anak bisa jadi agresif karena

kompensasi dari inferioritas di pelajaran. Karena dia merasa kurang di

pelajaran, maka dia berusaha tampil hebat di lingkungan sosial dengan cara

misal, mendominasi, mengintimidasi anak yang dianggap lebih pandai. Siswa

membutuhkan nasehat untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan

dalam hidup mereka, sehingga orangtua perlu melibatkan anak dalam

kegiatan mengambil keputusan yang tepat.

Penjurusan akan disesuaikan dengan kemampuan akademik dan minat

siswa. Tujuan penjurusan ini agar siswa bisa terarah dalam menerima

pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh siswa.

Penjurusan ini diselenggarakan untuk menyesuaikan kemampuan peserta

didik terhadap bidang yang dipilihnya. Penempatan penjurusan yang sesuai

akan meningkatkan prestasi dan memberikan kenyamanan sesorang dalam

belajar. Dengan dasar kemampuan yang sama diharapakan dalam kegiatan

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar tanpa ada yang mengalami

kesulitan dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

5
Peran guru BK dalam bimbingan konseling sangatlah penting baik

dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai tenaga

pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang

dialami siswa. Dengan adanya guru BK dalam lembaga sekolah, maka

memungkinkan teratasinya suatu masalah, salah satu membantu siswa dalam

upaya pemilihan jurusan.

Cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan layanan

bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang

diberikan kepada siswa dalam menemukan kepribadian tersebut dimaksudkan

supaya siswa dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya lebih lanjut.

Siswa adalah individu manusia yang berpotensi, yang layak dikembangkan

untuk mencapai kemandirian, kreatifitas dan prokdutivitas yang dilandasi

dengan iman dan taqwa.

Jadi pemilihan jurusan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan masih

banyak siswa yang memilih jurusan bukan atas dasar keinginannya sendiri.

Seseorang menentukan pilihan pasti ada pengaruh dari dalam diri maupun

dari luar dirinya, sehingga peran guru bimbingan konseling sangatlah penting

untuk dapat membantu siswa dalam menentukan pilihan jurusan. Dari

kenyataan di atas dapat disimpulkan bahwa masih terdapat siswa yang

memilih jurusan bukan atas keinginannya sendiri ataupun minat/bakat dari

siswa tersebut melainkan adanya pengaruh dari pihak lainnya seperti

pengaruh orang tua, pengaruh teman, ataupun ketidak lulusan dalam proses

seleksi pemilihan jurusan yang diinginkan serta pengaruh lainnya.

6
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian

dengan judul Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pemilihan

Jurusan Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Kota Kupang

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus masalah yang akan diteliti adalah

“Peran guru bimbingan dan konseling dalam pemilihan jurusan siswa di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Kota Kupang”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui peran yang dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam

pemilihan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Kota Kupang.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

a. Manfaa Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya wawasan,

serta hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kegiatan

bimbingan dan konseling, khususnya peran Guru BK dalam mengatasi

masalah siswa dalam memilih jurusan di sekolah.

7
b. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa, penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi

untuk siswa berkaitan dengan pemilihan jurusan, agar bisa memilih

jurusan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan.

2. Bagi guru bimbingan konseling, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai peran guru bimbingan konseling

dalam membantu siswa menentukan pilihan jurusan yang dapat di

jadikan bahan rujukan untuk di aplikasikan oleh guru bimbingan

konseling dalam membantu siswa.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang

bagaimana sebenarnya peran guru bimbingan konseling membantu

siswa dalam pemilihan jurusan

4. Bagi guru lain di sekolah, untuk dapat membantu siswa dan guru

bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan

5. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai informasi dan refrensi bacaan dalam melakukan

penelitian dengan judul yang sama.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemilihan Jurusan

1. Pengertian Pemilihan Jurusan

Menurut Mapiare (1984), pemilihan jurusan adalah proses

membantu siswa agar dapat menyalurkan dirinya dalam berbagai program

sekolah, kegiatan belajar, kegiatan menuju dunia kerja secara tepat

berdasarkan bakat, minat, kebutuhan siswa yang bersangkutan.

Sedangkan pendapat yang diutarakan oleh Ghani (1986), yang

menyatakan pemilihan jurusan merupakan suatu proses penempatan

dalam pemilihan program studi.

Pengurus besar IPBI (1998) menyatakan “Pemilihan jurusan

merupakan proses untuk membantu peserta didik dalam memilih jenis

sekolah atau program studi yang akan diikuti oleh peserta didik dalam

menyalurkan bakat, minat dan kemampuan yang paling potensial untuk

dikembangkan secara maksimal.”

Menurut Prayitno (1998), pemilihan jurusan merupakan upaya untuk

membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah atau program

pengajaran khusus atau program studi yang akan diikuti oleh peserta didik

dalam pendidikan lanjutan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, pemilihan jurusan merupakan

proses membantu peserta didik dalam memilih program studi yang akan

9
diikuti dan disesuaikan dengan bakat, minat, dan kemampuan

finansialnya.

2. Tujuan Penjurusan

Penjurusan diselenggarakan untuk menyesuaikan kemampuan

peserta didik terhadap bidang yang dipilihnya. Penempatan penjurusan

yang sesuai akan meningkatkan prestasi dan memberikan kenyamanan

seseorang dalam belajar. Dengan dasar kemampuan yang sama

diharapkan dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

tanpa ada yang mengalami kesulitan dan dapat meningkatkan prestasi

belajar peserta didik.

Pengurus besar IPBI (1998), menyatakan tujuan program penjurusan

adalah:

a) siswa dapat memperoleh informasi yang lengkap dengan jelas tentanf

berbagai kemungkinan pilihan yang ada bagi kelanjutan

pendidikannya.

b) siswa dapat memilih program jurusan yang ada sesuai dengan

kemampuan dasar umum (kecerdesanan), bakat, minat,

kecenderungan pribadi dan lain-lain yang dapat mempengaruhi

kelanjutan pendidikannya.

Menurut Rahmayu (2018), tujuan penjurusan adalah agar siswa

bisa terarah dalam menerima pelajaran yang sesuai dengan kemampuan

dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Penjurusan diselenggarakan untuk

10
menyeleksi dan mengumpulkan kemampuan peserta didik yang sama

untuk menempuh satu program pendidikan yang sama juga.

Sedangkan menurut Ghani (1986), tujuan penjurusan antara lain:

a) Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecekapan, kemampuan,


bakat dan minat yang relatif.
b) Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih
dunia kerja
c) Membantu memperoleh keberhasilan dan kecocokan atau prestasi
yang akan dicapai di waktu mendatang, untuk melanjutkn stud atau
dunia kerja.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penjurusan agar

siswa dapat menerima dan mempelajari dengan baik program pengajaran

khusus atau program studi yang ada sesuai dengam kemampuan dasar

umum (kecerdasan), bakat, minat, kecenderungan pribadi dan hal-hal lain

yang dapat mempengaruhi kelanjutan pendidikannya, sehingga membantu

siswa untuk mencapai prestasi yang optimal.

3. Fungsi Penjurusan

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling upaya pemilihan

jurusan merupakan salah satu bentuk dari layanan penempatan dan

penyaluran bagi peserta didik. Untuk itu pemilihan jurusan harus sesuai

dengan peminatan peserta didik.

Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Penilaian Penjurusan

Kenaikan Kelas dan Pindah Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Menengah Umum. (2004) (dalam Suryani, 2019), fungsi pemilihan

jurusan adalah sebagai berikut:

a) Fungsi pemahaman, fungsi ini terkait dengan dipahaminya potensi


dan kondisi diri individu, serta kondisi lingkungan yang dikehendaki.
11
Maksud dari fungsi pemahaman ini adalah supaya guru pembimbing
dalam memberikan layanan informasi jabatan atau bimbingan
penjurusan kepada siswa, dengan tujuan siswa bisa paham mengenai
bakat, minat dan potensi yang dimilikinya, sehingga memudahkan
untuk penjurusan.
b) Fungsi pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling yang dapat
mencegah semakin parahnya masalah, hambatan dan kerugian yang
dapat dialami individu apabila dibiarkan dalam kondisi lingkungan
yang sekarang ada.
c) Fungsi pengentasan, fungsi ini secara langsung terkait dengan fungsi
pencegahan yaitu mengatasi masalah individu melalui upaya
menempatkannya pada kondisi lingkungan baru yang lebih sesuai
dengan kebutuhan individu. Apabila berhasil, fungsi pencegahan
akan terangkatkan.
d) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan, fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan berkembangnya
berbagai potensi siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara
optimal dan berkelanjutan.
e) Fungsi advokasi, mempunyai kaitan yang tidak langsung dengan
fungsi-fungsi yang lain, fungsi ini untuk mendapatkan pemenuhan
atas hak-hak pendidikannya.

4. Jurusan-Jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 06/ D.D5/ KK/ 2018

Tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK)/Madrasah Aliyah kejuruan (MAK), ada 9 bidang keahlian di

smk sebagai berikut:

1. Seni Industri Kreatif


Terdapat 5 program Jurusan, yakni:
Seni tari, Seni perdalangan, Seni Teater, Seni Karawitan, Seni Rupa,
Seni Broadcasting dan Film
2. Agribisnis dan Agroteknologi
Terdapat 5 program Jurusan,
yakni:
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Teknik Pertanaian,
Kesehatan Hewan, Kehutanan, Agribisnis Ternak dan Agribisnis
Tanaman.
3. Kesehatan dan Pekerja Sosial
Terdapat 4 Jurusan, yakni:
12
Pekerja Sosial, Kesehatan Gigi, Keperawatan Teknologi
Laboratorium Medik dan Farmasi.
4. Pariwisata
Terdapat 4 program Jurusan, yakni:
Tata Kecantikan, Tata Busana, Kuliner, Perhotelan dan Jasa
Pariwisata.
5. Bisnis Manjemen
Terdapat 3 program Jurusan, yakni:
Akuntasi dan Keuangan, Bisnis dan Pemasaran, Manajemen
Perkantoran, Logistik.
6. Tekonologi dan Rekayasa
Terdapat 12 program Jurusan, yakni:
Teknologi Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik
Perkapalan, Teknik Tekstil, Teknik Pesawat Udara, Teknik Grafika,
Teknik Otomotif, Teknik Mesin, Teknik Kontruki Properti, Teknik
Kimia, Teknik Industri, dan Instrumental Industri.
7. Kemaritiman
Terdapat 3 program Jurusan, yakni:
Perikanan, Pengolahan Hasil Perikanan, dan Pelayaran Kapal Niaga.
8. Teknologi Informasi
Terdapat 2 program Jurusan, yakni:
Teknik Telekomunikasi, dan Teknik Komputer Informatika.
9. Energi Pertambangan
Terdapat 2 program Jurusan, yakni:
Geologi Pertambangan dan Teknik Perminyakan.

5. Persyaratan-Persyaratan Penjurusan

Gani (1986), penjurusan akan terlaksana dengan baik, apabila

persyaratan-persyaratan untuk hal itu terpenuhi. Untuk memenuhi

persyaratan yang lengkap/ideal tergantung pada:

1) Kondisi sekolah yang bersangkutan; fasilitas dan personalia di


dalamnya (Kepala Sekolah, Guru bidang studi, dan Guru bimbingan
konseling)
2) Kemauan/keinginan dari setiap personalia di atas dalam melengkapi
data yang diperlukan; untuk penjurusan
3) Pengetahuan dan kemapuan dari staf pelaksana tersebut mengenai
data yang di perlukan.
4) Pengertian dari pihak orangtua siswa atas objektivitas dalam menilai
kemampuan putra-putrinya.

13
Dalam pemilihan jurusan persyaratan penjurusan akan mengarah

pada penetapan ketentuan-ketentuan (kriteria) sebagai dasar pertimbangan

dalam memilih jurusan adalah sebagai berikut:

a) Kemampuan dasar umum (kecerdasan), yaitu kemampuan dasar yang

biasanya di ukur dengan tes inteligensi.

b) Bakat, minat dan kecenderungan pribadi, berkenaan dengan karir atau

pekerjaan tertentu, yaitu karakteristik khusus pribadi yang dapat

diukur dengan tes bakat atau iventori tentang minat.

c) Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh di

sekolah.

d) Ketersediaan fasilitas sekolah, yaitu apa yang ada di sekolah tempat

siswa belajar yang dapat menunjang kesuksesan siswa pada sekolah

atau program yang dipilihnya. Untuk ini, hal yang paling pokok ialah

apabila sekolah atau program yang menjadi pilihan siswa memang

tersedia.

e) Dorongan moral dan finansial orangtua, yaitu penguatan dan berbagai

kemungkinan yang dapat disediakan oleh pihak-pihak yang

membantu siswa memasuki sekolah atau program yang dipilihnya.

Dalam hal ini dorongan atau kemampuan ekonomi orangtua sangat

perlu diperhatikan.

Adapun syarat dari bidang-bidang keahlian sebagai berikut:

1) Berusia paling tinggi 21 pada awal tahun pengajaran

2) Tidak sedang terlibat dalam tindakan pidan, narkoba.

3) Tidak bertato dan/bertindik.

14
4) Calon peserta didik tidak boleh buta warna dan tidak rabun

5) Tidak memiliki penyakit yang membahayakan atau yang dapat

menular

6) Memenuhi syarat tes bakat minat dan tes wawancara

7) Bisa berenang (Kemaritiman)

(Sumber: SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

memilih jurusan harus berdasarkan syarat dan ketentuan yaitu kemampuan

dasar, bakat, minat, dan kecenderungan pribadi, berkenaan dengan karir

atau pekerjaan tertentu, nilai hasil belajar, ketersediaan fasilitas sekolah,

dorongan moral dan finansial, serta memenuhi ketentuan pada masing-

masing bidang keahian.

B. Bimbingan Konseling

1. Bimbingan Konseling

Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata

“guidance” yang dasarnya “guide”. Istilah “guidance” juga disebut

bantuan atau tuntutan dan ada juga yang menerjemahkan dengan arti

pertolongan. Secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan.

Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang

membutukannya. Bantuan tersebut diberikan secara bertujuan, berencana

dan sistematic, tanpa paksaan melainkan atas kesadaran individu tersebut,

sehubungan dengan masalahnya.

15
Istilah konseling berasal dari kata “counseling” yang berarti

memberikan saran atau nasehat. Konseling juga memiliki arti memberikan

nasehat atau memberikan anjuran kepada orang lain secara tatap muka.

Menurut Glen E. Smith (dalam Sofyan S. Willis, 2013) Konseling

adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli agar ia dapat

memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang berhubungan dengan

pemilihan, perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebuthan

individu. Jadi konseling berarti pemberian nasehat kepada orang lain

secara individual yang dilakukan dengan tatap muka.

Dapat disimpulkan bahwa konseling bantuan yang diberikan kepada

individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara,

atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi

untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Menurut Winkel (2006), bimbingan dan Konseling merupakan

proses pemberian bantuan dari konselor kepada klien secara bertatap muka

untuk membantu klien keluar dari masalahnya, dengan adanya bimbingan

dan konseling di sekolah diharapkan dapat membantu peserta didik untuk

mengaktualisasikan diri yang dimiliki peserta didik secara optimal

sehingga dapat tercapai prestasi yang lebih baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bimbingan konseling

merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor

kepada individu maupun kelompok secara langsung maupun tidak

langsung untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun

kelompok.

16
2. Komponen Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah

Dalam pelaksanan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

menengah kejuruan terdapat komponen-komponen layanan, menurut

Suryapranatta, dkk (2016) yang meliputi:

a) Layanan Dasar

Layanan dasar merupakan prosese pemberian bantuan kepada

seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pemgalaman

terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan

dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangakan

kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan

tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar

kompetensi kemandirian).

b) Layanan Peminatan dan Perencanaan individual

Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan

proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli

dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial,

belajar dan karir. Tujuan utama hal ini adalah membantu peserta

didik/konseli belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan

perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif

terhadap informasi tersebut.

c) Layanan Responsif

Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap

peserta didik/ konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang

memerlukan bantuan dengan segera.

17
Tujuan layanan ini ialah:

1) Layanan itervensi terhadap peserta didik/konseli yang

mengalami krisis. Peserta didik/konseli yang telah membuat

pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli yang

mebutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan

yang spesifik

2) Layanan pencegahan bagi peserta didik/konseli yang berada

di ambang pembuatana pilihan yang tidak bijaksana.

d) Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang

dimaksudkan untuk mendukung dan meningkatkan :

a. staf bimbingan dalam melaksanakan layanan dasar, layanan

responsif dan layanan peminatan dan perencanan individual

b. staf personalis sekolah yang lain dalam melaksanakan

program-program pendidikan di sekolah.

3. Tujuan Bimbingan konseling

Bimbingan konseling berarti memberikan bantuan kepada

seseorang ataupun sekelompok orang dalam menentukan berbagai pilihan

secara bijaksana dan dalam menentukan penyesuain diri terhadap

tuntunan-tuntunan hidup. Secara umum, program bimbingan konseling

dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Membantu individu dalam mecapai kebahagiaan hidup pribadi

18
b. Membantu individu dalam mancapai kehidupan yang efektif dan

produktif dalam masyarakat

c. Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan

individu-individu yang lain

d. Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan

kemampuan yang dimilikinya.

Tujuan pelayanan bimbingan konseling di sekolah adalah agar

konseli dapat:

a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier

serta kehidupannya di masa yang akan datang

b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya

seoptimal mungkin

c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, serta lingkungan kerja

d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,

penyesuaian dengan lingkungan sekolah, masyarakat, maupun

lingkungan kerja.

4. Fungsi Bimbingan Konseling

Fungsi bimbingan konseling secara umum adalah sebagai berikut

fasilitator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan memecahkan

masalah kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya

sendiri. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pemahaman, fungsi

19
pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan

dan fungsi advokasi.

a. Fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu

sesuai dengan kepetingan pengembangan siswa

b. Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan tercegahya atau terhindarnya siswa dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat menganggu,

menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian

tertentu dalam proses perkembangannya

c. Fungsi pengentasan adalah fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan

yang dialami individu

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan

konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangnya

berbagai potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka

perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

e. Fungsi advokasi adalah fungsi bimbingan konseling yang

memberikan pembelaan terhadap siswa yang mendapat perlakukan

pertentangan atau melanggar hak-hak pendidikannya.

20
5. Bidang Layanan Bimbingan Konseling
Praytno (2004), bidang layanan bimbingan konseling sebagai

berikut:

1) Bidang pengembangan kehidupan pribadi


Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
a) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dengan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif, dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranan di
masa depan
b) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan produktif
c) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya
d) Pemantapan pemahaman kemampuan megambil keputusan
e) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambilnya
f) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat,
baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
2) Bidang pengembangan kehidupan sosial
a) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan
maupun tulisan secara efektif
b) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat
serta argumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif
c) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial,
baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan
menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai
agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif
dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang
lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya
e) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta serta
upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab
f) Orientasi tentang hidup berkeluarga
3) Bidang pengembangan kemampuan belajar
a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien
serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai
sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya,
mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas
pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar
b) Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun berkelompok
c) Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah
menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi dan
kesenian
21
d) Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial,
dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar, dan
masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan,
serta pengembangan pribadi
e) Orientasi belajar di sekolah sambungan atau perguruan tinggi
4) Bidang pengembangan karier
Manrihu, (1998) Bimbingan karir adalah proses pemberian
bantuan kepada siswa dalam memahami dan berbuat atas dasar
pengenalan diri dan mengenal kesempatan kerja, mampu mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat mengelola
perkembangan karirnya.
Tujuan umum bimbingan karir di sekolah untuk membantu
siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil
keputusan, mrencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang
menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa
kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan
lingkungannya, (Sukardi, 1984)
Sedangkan tujuan khusus:
a) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan
karir yang hendak dikembangkan
b) Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya,
khususnya karir yang hendak dikembangkan
c) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
d) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

C. Guru Bimbingan Konseling dalam Pemilihan Jurusan di SMK

1. Guru Bimbingan Konseling

Guru bimbingan dan konseling merupakan seorang pendidik yang

memiliki tugas membantu siswa dalam mengatasi masalah yang sedang

dialami siswa di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Guru bimbingan dan konseling bertanggung jawab untuk membantu siswa

menyadari kekuatan-kekuatan mereka sendiri, menemukan apa yang

merintangi dari permasalahan yang sedang dihadapi seperti apa yang

mereka harapkan.

22
Menurut Ramayulis dan Mulyadi, (2015)

Guru pembimbing atau konselor sekolah adalah seseorang yang


bertanggung jawab memberikan bimbingan dan konsling di sekolah
atau madrasah secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Sedangkan Menurut Suprianta, (2011)

Guru bimbingan dan konseling adalah pendidik, karena itu konselor


sekolah harus berkompeten sebagai pendidik yang memiliki
karakteristik yang dapat menunjang kualitas pribadi guru bimbingan
dan konseling. Landasan dan wawasan kependidikan menjadi salah
satu kompetensi dsara konselor sekolah. Konselor sekolah adalah
seorang yang profesiona, karena itu layanan bimbingan dan konseling
harus diatur dan didasarkan kepada regulasi perilaku yang profesional.

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan tentang

bimbingan dan konseling pada pendidikan dasan dan pendidikan

menengah nomor 111 tahun 014 pasal 1 butir 4, “Guru bimbingan dan

konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik minimal sarjana

pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan memiliki

kompetensi di bidang bimbingan dan konseling”.

Jadi dapat disimpulkan Guru Bimbingan dan Konseling adalah

Guru yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara

penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik

dan sudah menempuh Sarjana pendidikan minimal (S-1) Bimbingan Dan

Konseling.

2. Peran Guru Bimbingan Konseling

Dalam dunia pendidikan umum, pendidik yang dimaksud adalah

guru dalam lembaga pendidikan. Dalam Undang-undang No 2 Tahun 1989

23
ayat 8 menyebutkan tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang

bertugas membimbing, mengajar dan melatih peserta didik.

Guru Bimbingan dan Konseling adalah unsur utama pelaksanaan

bimbingan di sekolah. Guru Bimbingan dan Konseling adalah guru yang

mempunyai tugas, tanggung jawab, berwenang, dan hak secara penuh

dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik.

Peran seorang guru bimbingan dan konseling sebagai seorang konselor

bagi siswa adalah memberi pemahaman terhadap kemampuan diri siswa

sendiri supaya meningkatkan dan mampu memecahkan berbagai masalah

secara individual.

Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam proses

konseling, dan sebagai pihak yang paling memahami dasar dan teknik

konseling secara luas, konselor dalam menjalankan perannya bertindak

sebagai fasilitator bagi klien, kemudian konselor juga bertindak sebagai

penasihat, guru, konsultan yang mendampingi klien sampai klien dapat

menemukan dan mengatasi masalah yang dialaminya.

Peranan yang dilakukan konselor sekolah seperti yang dinyatakan

oleh Gjumhur dan Surya, (2008) bertujuan:

a) Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai


dengan kecakapan, minat pribadi, hasil belajar serta kesempatan yang
ada.
b) Membantu proses sosialisasi sentifitas kepada kebutuhan orang lain
c) Membantu siswa untuk mengembangkan motif-motif instrinsik dalam
belajar sehingga tercapai peningkatan pengajaran yang berarti dan
bertujuan.
d) Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan dalam proses
pendidikan.
e) Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh dan perasaan
sesuai dengan penerimaan diri.
24
Sedangkan peran guru bk menurut Daryanto dan Farid (dalam

Muswarah,Jahada dan Arifyanto, 2018) menyatakan ada sembilan peran

guru bimbingan dan konseling, yaitu:

1) Informator, guru bimbingan dan konseling sebagai sumber informasi


kegiatan sekolah maupun umum.
2) Organisator, guru sebagai pengelolaan kegiatan sekolah
3) Motivator, guru harus mampu meransang dan memberikan dorongan
serta untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan kreativitas
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
4) Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan cita-citakan
5) Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar
6) Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
7) Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar
8) Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa
9) Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil tau tidak.

Adapun tugas konselor sekolah dengan perananya sebagai tugas

bimbingan yang dinyatakan oleh Soeprato, (2002) :

1. Mengumpulkan data tentang pribadi siswa


2. Mengamati tingkahlaku siswa dalam situasi sehari-hari
3. Mengenal siswa-siswi yang memerlukan bantuan khusus
4. Mengadakan pertemuan/hubungan dengan orangtua siswa baik bagi
secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling
pengertian dalam pendidikan anak.
5. Membuat catatan pribadi siswa dan menyimpan dengan baik
6. Menyelenggarakan bimbingan kelompok maupun individu
7. Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk
membentu memecahkan masalah siswa.
8. Bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya, menyusun
program bimbingan di sekolah.
9. Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, guru bimbingan dan konseling memiliki

peran penting dalam penddidikan. Guru bimbingan dan konseling

memiliki fungsi, tugas dan peran tersendiri dalam mendukung dalam

25
tatanan pendidikan. Peran guru bimbingan dan konseling membantu siswa

dalam proses pengambilan keputusan, memahami diri, menerima diri,

mengarahkan diri, mengenal lingkungan dunia dan masa depannya,

merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab serta membantu

siswa mengambil keputusan arah studi lanjutan yang tepat dengannya dan

mengembangkan potensi yang dimiliki juga merupakan pelayanan

bimbingan dan konseling

3. Tugas Guru Bimbingan Konseling

Guru bimbingan konseling memiliki tugas, tanggumgjawab,

wewnang dalam pelayanan bimbingan konseling terhadap peserta didik.

Tugas guru bimbingan dan konseling terkait dengan pengembangan diri

peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan

kepribadian peserta didik

Guru bimbingan konseling adalah guru yang melaksanakan

kegiatana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam SK

MENPAN No. 84/1993 pada pasal 4 dikemukakan bahwa tugas guru

bimbingan konseling adalah sebagai berikut:

a) Menyusun program bimbingan konseling

b) Melaksanakan program bimbingan konseling

c) Mengevaluasi pelaksanaan bimbingan konseling

d) Menganalisis hasil pelaksanaan bimbingan

e) Menindaklanjuti pelaksanaan bimbingan konseling.

26
Disisi lain juga dijelaskan bahwa tugas guru bimbingan konseling

di sekolah sebagai berikut:

1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan konseling


2. Merencanakan program bimbingan konseling
3. Melaksanakan progam bimbingan konseling
4. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan konseling
5. Mengevaluasi atau menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan
konseling dan kegiatan pendukung
6. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
7. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
konseling yang dilaksanakannya
8. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan
bimbingan konseling kepada koordinator bimbingan sekolah.

4. Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Penjurusan

Sebagai guru yang bertugas membimbing dan mengarahkan minat

dan bakat siswa, guru diharapkan dapat mengobservasi tingkahlaku siswa

sehingga dapat memahami minat dan bakat siswa.

Tugas pokok guru bk di Sekolah Menengah Kejuruan adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun program BK unutk satu tahun (untuk calon siswa,


siswa selama pendidikan dan pelayanan tamatan untuk mencari
kerja) dan melaksanakannya
2. Memberikan penjelasan pada calon siswa tentang macam-macam
program keahlian, kompetensi keahlian kemampuan yang di
kuasai dan prospek lapangan kerja.
3. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa secara
individu berkaitan dengan hambatan belajar, latar belakang
keluarga dan sosial, pergaulan, cara belajar, bahaya narkoba dan
lain sebagainya.
4. Mengembangkan siswa sesuai bakat minat
5. Membimbing siswa dalam pengenalan lingkungan dan dunia
kerja
6. Memberi arah karier kejurusan
7. Bekerjasama dengan Waka.Kesiswaan menangani pelanggaran
disiplin dan kenalan siswa
8. Mengadakan kunjungan kepada orangtua murid (home visit) bagi
siswa yang mempunyai masalah

27
9. Ikut menyalurkan tamatan dunia kerja dan menelusuri tamatan
10. Mengkoordinasi seleksi penerimaan siswa baru
11. Mengumpulkan data dan menganalisa absen siswa
12. Membantu siswa untuk mencari pekerjaan
13. Membat peta industri kerjasama dengan kepala program keahlian
14. Membuat peta rawan kelas
15. Mengadakan konferensi kasus dan solusi
16. Memantau siswa datang dan pulang
17. Melaksanakan seluruh administrasi BK/BP
18. Membuat laporan berkala dan isedentil.
(Sumber: Tupoksi SMK Nusa Mandiri Ampelgading Pemalang,
2020)
Guru bimbingan dan konseling diharapakan dapat memberikan

arahan bagi siswa yang ingin melanjutkan proses belajar mereka sesuai

dengan bakat dan minat. Menurut H. Sinta (dalam workshop, kompas

.com), Guru bimbingan dan konseling mempunyai peran sebagai berikut:

a) Menyiapkan Soft Skill Siswa, soft skill sangat penting dunia yang

bersifat dinamis. Anak harus mempunyai kemampuan 4C

(Comunication, Collaborations, Critical thinking dan Creativity)

agar mampu menghadapi tantangan di masa mendatang.

b) Minat dan Bakat memilih jurusan, Guru bimbingan dan konseling

membimbing anak harus memilih jurusan sesuai dengan bakat

minat yang dimiliki tidak boleh ada campur tangan orangtua.

Peran guru bimbingan dalam pemilihan jurusan di Sekolah

Menengah Kejuruan. Guru bk membantu peserta didik menentukan

minatnya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan

kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan

kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. (Sumber:

Pedoman peminatan peserta didik SMK,2013)

28
Selain itu pemilihan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan

Jurusan Siswa, peran Guru bimbingan konseling yaitu menyusun

program yang dibutuhkan oleh siswa memberikan orientasi gambaran

kuliah dan gambaran karir kedepannya melalui beragam informasi,

seperti mengisi materi pemilihan jurusan di kelas, mengundang alumni

yang sudah kuliah atau alumni yang sudah berhasil dalam karirnya, dan

memberikan gambaran kehidupan sosial dan akademik yang akan

dihadapi di kuliah.

Sedangkan menurut (Linaldi,dkk 2015) Peran guru bimbingan

konseling dalam membantu peserta didik memilih jurusan di Sekolah

diantaranya:

1. Memberikan informasi berkaitan dengan jurusan yang akan di pilih


untuk belajar di kelas selanjutnya.
2. Membantu mengenal kemampuan atau minat yang ada pada diri
mereka.
3. Memberikan dorongan kepada peserta didik yang takut dan cemas
akan suatu keputusan yang akan mereka ambil berterkaitan dengan
pemilihan jurusan menuju pada suatu tahap yang lebih lanjut.
4. Membantu peserta didik yang memilih suatu jurusan yang tidak
berdasarkan prospek kerja.
5. Memberikan dorongan dan informasi kepada peserta didik yang
ikut-ikutan dan dipengaruhi oleh teman sebaya di dalam pemilihan
suatu jurusan.
6. Membantu peserta didik yang kurang mampu mengenal potensi diri,
bakat, serta cenderung lebih mendengarkan orang lain dibandingkan
dengan keinginan atau hati nurani mereka.
7. Memberikan informasi kepada orang tua peserta didik yang
memaksa anak untuk mengambil jurusan yang sama dengan orang
tuanya.
8. Membantu peserta didik untuk selalu semangat mengasah
kemampuan aslinya walaupun memilih suatu jurusan yang tidak
sesuai dengan keinginannya dikarenakan permasalahan ekonomi
keluarga.

29
Memberikan motivasi, informasi kepada peserta didik yang

memilih suatu jurusan karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

sekitar

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, peran guru

bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan adalah memberikan

informasi, mengarahkan serta membantu siswa untuk mengambil

keputusan yang tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki (bakat dan

minat), tanpa campur tangan dari orangtua, guru, teman sebaya serta

kondisi lingkungan sekitar.

D. Peneliti Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rina Ridara (2019), mengenai

Peran guru bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan siswa di SMK

Negeri 1 Al Muberkeya, menunjukan bahwa 1) pada saat proses penentuan

jurusan guru bimbingan konseling hanya melakukan wawancara saja kepada

siswa dan guru bimbingan konseling tidak ikut serta dalam menentuan

penjurusan siswa. 2) guru bimbingan konseling tidak berperan aktif

dikarenakan guru bimbingan konseling tidak ikut serta dalam mengambilan

keputusan akhir. 3) Hambatan siswa dalam menentukan pilihan jurusan di

SMK Negeri 1 Al Muberkeya karena orang tua, ikut teman dan kepopuleran

terhadap suatu jurusan . 4) Strategi guru bimbingan konseling dalam

membantu siswa menentukan pilihan jurusan melakukan konseling individual

pada siswa kemudian mengkoloborasi dengan stakeholder sekolah terkait

masalah siswa.

30
E. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran adalah sebuah alur pikir peneliti sebagai dasar-

dasar pemikiran untuk memperkuat sub fokus yang menjadi latar belakang

dalam penelitian ini.

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif, alasan penelitian metode ini karena peneliti ingin mengetahuai

bagaiaman peran guru bimbingan dan konseling mengatasi masalah siswa

dalam pemilihan jurusan. Peneliti juga ingin mengetahui layanan apa saja

yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi

masalah siswa dalam pemilihan jurusan.

Menurut Maleong (2012), penelitian kualitatif adalah peneltian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, dan tindakan secara holisitk

(utuh) dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa

pada suatu konteks khusus yang alamiah, dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah.

Maksudnya yaitu suatu penelitian yang proses pelaporan dan

analisisnya dilakukan secara kualitatif, yaitu mendeskripsikan

(menggambarkan) fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan

berupa kata-kata tertulis dari orang-orang yang tadi telah ditentukan

sebelumnya.

32
2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5

Kota Kupang. Lokasi ini dipilih karena mempunyai konstribusi yang besar

bagi siswa atau mempersiapkan siswa untuk terjun ke dunia lapangan

pekerjaan, sehingga peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana peran

guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa dalam memilih

jurusan. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama kurang lebih 2

bulan.

B. Sumber Data

1. Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Dalam penelitian ini sumber data primer adalah

keterangan dari siswa, ketua program keahlian, kepala sekolah dan guru

bimbingan konseling.

2. Data sekunder yaitu berupa dokumentasi, arsip dan gambar-gambar

C. Informan Penelitian

Adapun yang menjadi informan penelitian ini ditetapkan di SMK

Negeri 5 Kota Kupang. Untuk mendapatkan informasi tersebut, maka peneliti

mengambil empat (4) sumber subjek penelitian.

1) Kepala sekolah sebagai penanggungjawab SMK Negeri 5 Kota Kupang

penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah

2) Kepala program jurusan (keahlian) sebagai pembina dan pengembangan

program jurusan

33
3) Guru bimbingan konseling tentang penyelenggaraan layanan bimbingan

dan konseling terutama perannya membantu siswa dalam pemilihan

jurusan.

4) Siswa yang mengikuti pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

khususnya peranan Guru bimbingan dan konseling dalam pemilihan

jurusan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian wawancara, observasi dan

dokumentasi.

a) Wawancara

Esterberg (dalam buku Sugiyono, 2013) mengatakan wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Jadi, dengan

wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang

terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Wawancara di buat secara terstruktur, yaitu apabila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang bimbingan apa

34
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara

terstruktur ini peneliti menyiapkan terlebih dahulu instrumen wawancara

melalui serangkaian pertanyaan sebelum penelitian dilakukan.

Data hasil dari wawancara ini dicatat melalui catatan tertulis atau

melalui rekaman video, pengambilan foto atau film. Hal ini dikarenakan,

pencatatan tersebut merupakan hasil usaha dari kegiatan bertanya.

b) Obsevasi

Menurut Nawawi & Martini (dalam Affifudin, 2018), obsevasi

adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur

yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Observasi dibutuhkan untuk memahami proses terjadinya

wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi dilakukan terhadap subjek dengan peneliti, dan hal-hal yang

dianggap relevan sehingga dapat sehingga dapat memberikan data

tambahan terhadap hasil wawancara.

Peneliti melakukan observasi untuk menemukan hal-hal yang

berkenaan dengan bagaimana peran seorang guru bimbingan dan

konseling dalam membantu siswa memilih jurusan dengan mengguankan

observasi non-partisipan, yaitu mengamati dari dekat aktivits dan proses

layanan bimbingan dan konseling pemilihan jurusan tanpa terlibat

langsung menjadi bagian dari pembimbing. Ada beberapa hal yang akan

diamati yaitu jenis bimbingan serta teknik layanan bimbingan pemilihan

jurusan, media yang digunakan dalam layanan, dan penerapan materi

35
layanan kepada peserta didik, serta langkah-langkah pelaksanaan

bimbingan.

Peneliti melakukan obsevasi pada saat peneliti turun lapangan

untuk mengumpulkan data mengenai peran guru bimbingan dan konseling

dalam pemilihan jurusan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5

Kota Kupang.

c) Dokumentasi

Dokumentasi berupa data tertulis atau tercetak tentang fakta-fakta

yang akan dijadikan sebagai bukti fisik penelitian. Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi yang dimaksud disini

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang.

Sehingga dalam melakukan penelitian ini selain sumber manusia

melalui wawancara dan observasi sumber lain sebagai pendukung yakni

dokumen-dokumen tertulis yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Peneliti membutuhkan dokumen sebagai bukti otentik dan sebagai

pendukung suatu kebenaran. Sasaran utama adalah guru BK, sebagai

sumber informasi yang memiliki dokumen-dokumen tertulis mengenai

peranan guru BK dalam membantu siswa di SMK Negeri 5 Kota Kupang,

yakni berupa layanan bimbingan konseling dilaksanakan dalam membantu

siswa memilih jurusan. Sehingga data tersebut sebagai penunjang yang

akan mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data.

36
E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006), merupakan alat bantu

bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan Menurut Gulo (2000),

instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau

pengamatan atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan

informasi.

Menurut Sugiyono (2013), mengatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Peneliti memiliki peranan yang besar memegang kendali dan

menentukan data yang diperoleh. Oleh sebab itu, instrumen utama penelitian

peran guru bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan siswa ini adalah

peneliti sendiri.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data tersebut agar dapat dipahami.

Bodgan (dalam buku Sugiyono,2013) mengatakan bahwa ”Analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat

mudah dipahami dan temuannya dapat informasikan kepada orang lain”.

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, peneliti

menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu ada tiga komponen dalam

analisis kualitatif:

37
a) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama

peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakiin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data dan

mereduksi data. Mereduksi data maksudnya adalah proses

penyederhanaan data yang didapatkan dalam penelitian merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak penting. Dengan

demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

b) Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah

mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori. Dalam hal ini Miles dan Hurbeman (dalam buku Sugiyono,

2013) menyatakan “yang paling digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.

Dengan mendisplay data maka akan memudahkan peneliti untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

38
c) Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam peneltian kualitatif menurut Miles dan

Huberman (dalam buku Sugiyono, 2013) adalah penarikan

kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pegumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

G. Keabsahan Data

Pemeriksaan/pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkn sesuatu yang lain (diluar dari data yang

telah didapatkan) sebagai bahan pengecekkan atau pembanding terhadap data

yang telah didapatkan sebelumnya.

1. Triangulasi sumber

Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah melalui

sumber lainnya. Maksudnya ialah membandingkan dan mengecek

kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Lubis (2017), adapun penjamin keabsahan data dalam akan

dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

39
1. Membandingkan data hasil wawancara terhadap siswa, ketua

program keahlian, kepala sekolah, dan guru bimbingan konseling

dan yang ada di sekolah untuk memperoleh keabsahan data

kebenaran data yang sesungguhnya.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan

3. Observasi terhadap bukti-bukti kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Triangulasi Teknik

Penggunaan teknik pengumpulan data yang beragam, dimana

peneliti mengecek pada sumber dengan teknik yang berbeda. Dalam

melakukan triangulasi teknik, peneliti menggunakan 3 teknik

pengumpulan data yakni wawancara terstruktur, observasi non

partisipan dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan oleh peneliti

pada saat menggali informasi dari informen baik kepala sekolah,

kepala program jurusan, guru bk, dan siswa guna mengecek kebenaran

data yang telah didapat sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda, guna

memastikan konsistensi, kedalaman, dan ketepatan atau kebenaran

suatu data.

40
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1) Profil sekolah

1. Nama : SMK Negeri 5 Kupang

2. NIS-NSS : 30124012006-321246003014

3. NPSN : 50305267

4. Status Akreditasi : ABCD (Belum: Tahun: )

Alamat Sekolah : Jl. Nanga Jamal Rt 06 Rw 03 Naikoten 1


Kupang

Kelurahan : Naikoten 1

Kecamatan : Kota Raja

Kota/ Kabupaten : Kupang

Telpon/ Fax Sekolah : 0380-824257

Email : smknegerilimakupang@gmail.com

Website : www. smkn5kupang.sch.id

HP : 08123781495

Kode Pos : 85118

5. NPWP Sekolah : 00.331.208.9-922.000

6. SK. Pendirian : Walikota Kupang

Nomor : 47/KEP/PK/2006

Tanggal : 29 April 2006

7. Kompetensi 1. Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi dan


Keahlian
: Perawatan

41
2. Teknik Kontruksi jalan irigasi

dan Jembatan

3. Bisnis Konstruksi dan Properti

4. Teknik Instalasi Tenaga Listrik

5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

dan Angin

6. Teknik Audio Video

7. Teknik Pengelasan

8. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

9. Teknik Bisnis Sepeda Motor

10. Multimedia

8. Kepala Sekolah

Nama : Dra. Safirah Cornelia Abineno

NIP. : 19660501199702 2 001

SK. Yang
Mengangkat
: Gubernur Nusa Tenggara Timur

Nomor SK : BKD. 013.1/130.a/PK-JS/IV/2019

Tanggal : 12 April 2019

TMT : 12 April 2019

9. Kasubag TU

Nama : Elisember Bureni, S.Sos

NIP : 19631207 199003 2 006

SK Yang
Mengangkat
: Kepala SMK Negeri 5 Kupang

Nomor SK : Pend. 879/SMKN 5/303/2019

42
Tanggal : 23 September 2019

TMT : 01 Sepetember 2019

10. Ketua Komite Sekolah

Nama : Markus Ndoen

Nomor SK : 080/1. 21.1/SMK 5/KP/2011

Tanggal : 01 April 2011

2) Sejarah Singkat Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan Kupang merupakan sekolah alih

fungsi dari ST/SMP Keterampilan, yang mulai beroperasi tahun pelajaran

2002/2003, dengan SK Pendirian Wali kota Kupang, Nomor.

47/KEP/PK/2006, tanggal 29 April 2006. Lokasi sekolah terletak di jalan

Nanga Jamal Kelurahan Naikoten 1 Kecamatan Kota Raja- Kota Kupang

dan menjadi satu lokasi,/berdampingan dengan SMP Negeri 9 Kupang,

berdiri di atas tanah seluas 4.673 m2. Kondisi fisik gedung sekitar 65 %

peninggalan ST/SMP Keterampilan yang di bangun era tahun 1980an,

sehingga beberapa gedung memerlukan program renovasi/rehab.

Dalam perjalanan usia sekolah yang ke 11 tahun sejak ijin

beroperasi SMK Negeri 5 Kupang telah berhasil menamatkan peserta

didik/alumni sebanyak 1.726 orang yang telah dipimpin oleh beberapa

Kepala Sekolah:

1. Os. A. Hilly, BSc. (2002-2003)

2. Drs. Olla Aloysius (2003-2005)

3. David Djoni Ati, S.Pd (2005-2008)

4. Drs. Martinus Rona (2008-2012)

43
5. Thofilus Wabang, S.Sos (27 Desember 2012-30 Oktober 2014)\

6. Alexsander J. Giri, STP, M.Si (21 November 2014-1 Mei 2019)

7. Dra. Safirah C. Abineno (7 mei 2019 - Sekarang)

Walaupun lokasi sekolah kurang strategis, tidak di lalui jalur

kendaraan umum/angkut ( 0,6 Km dari jalan utama) terletak di daerah

pemukiman penduduk, minat masuk calon peserta didik semakin

meningkat, hal ini dibuktikan dengan jumlah pendaftar tahun pelajaran

2017/2018 sebanyak 388 orang, yang dapat ditampung atau diterima 360

orang atau sebanyak 90%. Dari prestasi kelulusan ujian Nasional 9 tahun

terakhir juga terjadi peningkatan, tahun pelajaran 2007/2008 = 91,57%

tahun pelajaran 2008/2009 = 99,41%, tahun pelajaran 2009/2010 mencapai

100% dan tahun pelajaran 2010/2011 = 99,01% (tanpa ujian ulang), tahun

pelajaran 2011/2012 = 100% dan tahun pelajaran 2012/2013 = 100%,

tahun pelajaran 2013/2014 = 100% tahun pelajaran 2014/2015 = 99,49%,

tahun pelajaran 2015/2016 = 100%, tahun pelajaran 2016/2017 = 100%,

tahun pelajaran 2017/2018 = 100%, tahun pelajaran 2018/2019 = 100%,

tahun pelajaran 2019/2020 = 100%.

Dalam upaya pengembangan sekolah menuju SMK Berstandar

Nasional, SMK Negeri 5 Kupang masih diperhadapkan dengan berbagai

keterbatasan sarana prasarana, keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan

ruang belajar teori dan prakek/workshop, kekurangan tenaga pendidik dan

kependidikan, serta kekurangan tenaga pendidik kejuruan yang

berkompeten dibidang keahliannya.

44
Pendapatan sekolah melalui partisipasi orang tua/wali peserta didik

melalui dana komite dan dudkungan orang tua untuk melengkapi

kebutuhan belajar peserta didik masih sangat terbatas. Hal ini karena

sekitar 72% peserta didik berasal dari keluarga kurang mampu dan

memiliki latar belakang pendidikan yang tidak memadai, sehingga dalam

upaya meningkatkan mutu pembelajaran memerlukan strategi dan kerja

keras untuk mengantisipasi berbagai hambatan yang dialami akibat

keterbatasan pengetahuan dan ekonomi orang tua/ wali peserta didik.

Menghadapi beberapa kenyataan di atas, sesuai dengan arah

kebijakan pemerintah pusat melalui Renstra Direktorat Pembinaan SMK

tahun 2010-2014, tentang layanan pendidikan menengah kejuruan yang

bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan

kota, maka dalam rangka mengembangkan SMK Negeri 5 Kupang menuju

SMK Berstandar Nasional tidaklah berlebihan apabila kami sangat

mengharapkan untuk mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah Provinsi NTT dan Pemerintah Daerah Kota Kupang.

3) Visi Misi Sekolah

a) Visi

Menuju sekolah bermutu untuk mencetak kader-kader bangsa yang

berakhlak, berilmu, kreatif, mandiri dan berwawasan luas.

b) Misi

1. Menumbuhkan dan meningkatkan penghayatan terhadap ajaran

agama yang dianut serta menghargai kultur budaya daerah sebagai

pedoman kearifan warga sekolah dalam bertindak.


45
2. Melaksanakan pemebelajaran secara efektif dan efisien dengan

mengembangkan kurikulum 2013 berbasis kompetensi

3. Meningkatkan profil kemampuan guru dan tenaga kependidikan

lainnya, melalui pelatihan-pelatihan untuk menciptakan Sumber

Daya Manusia yang berbakat, kreatif dan inovatif serta

berprofrsional dalam bidangnya.

4. Memberdayakan dan mengembangkan sarana/prasarana secara

maksimal, serta meningkatkan pengelolaan lingkungan.

5. Membina dan meningkatkan kerjasama dengan seluruh komponen

masyarakat secara berkesinambungan.

6. Menghasilkan tamatan SMK yang berkualitas dengan karakter

mandiri, disiplin dan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi serta

dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, profesional serta

memiliki daya saing yang tinggi terhadap tuntutan perkembangan

dunia kerja.

4) Tujuan Sekolah

1. Melaksanakan pemebelajaran yang berorientasi kepada praktek yang

dilakukan di sekolah maupun Dunia Usaha/Industri (DU/DI) atau

Institusi Pasangan.

2. Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan

melalui Diklat-diklat di tingkat lokal maupun nasional secara merata

sesuai dengan kebutuhan.

46
3. Meningkatkan iman dan ketaqwaan peserta didik, pendidik dan

tenaga kependidikan melalui kegiatan keagamaan baik di sekolah

maupun di luar sekolah.

4. Mengoptimalkan sarana/prasarana penunjang kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan SOP serta menciptakan lingkungan belajar

yang nyaman, bersih dan asri.

5. Menciptakan tamatan SMK yang berkualitas dengan karakter

mandiri, displin dan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, serta dapat

menciptakan lapangan kerja sendiri, profesional serta memiliki daya

saing yang tinggi terhadap tuntutan perkembangan dunia kerja.

5) Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarpras Jml 2020 Jml 2020


Ganjil Genap

1 Ruang Kelas 21 21

2 Ruang Perpustakaan 1 1

3 Ruang Laboratorium 1 1

4 Ruang Praktik 0 13

5 Ruang Pimpinan 1 1

6 Ruang Guru 1 1

7 Ruang Ibadah 0 0

8 Ruang UKS 0 1

9 Ruang Toilet 4 7

47
10 Ruang Gudang 0 0

11 Ruang Sirkulasi 0 0

12 Tempat Bermain / 0 0
Olahraga

13 Ruang TU 0 0

14 Ruang Konseling 1 1

15 Ruang OSIS 1 1

16 Ruang Bangunan 1 1

B. Hasil Penelitian

Berhubungan dengan fokus masalah, dalam hal ini peneliti melakukan

wawancara personil sekolah di SMK Negeri 5 Kota Kupang ini berusaha

mengungkap mengenai peran guru bimbingan dan konseling dalam membantu

siswa memilih jurusan. Sajian data hasil penelitian berdasarkan pada peran

guru bk dalam pemilihan jurusan siswa yakni guru bk sebagai informator,

guru bk sebagai motivator, guru bk sebagai pembimbing dan guru bk sebagai

evaluator pada SMK Negeri 5 Kota Kupang.

1. Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Pemilihan Jurusan Siswa di

SMK Negeri 5 Kota Kupang

a) Guru BK sebagai Informator

Peranan guru bimbingan konseling sekolah mendukung

siswa dengan memfasilitasi pengembangan siswa di bidang

akademik, karir dan yang berkaitan dengan pribadi dan sosial.

48
Guru bimbingan konseling membantu seluruh siswa dalam seluruh

program pendidikan agar dalam pembelajaran lebih efektif dan

juga berbagi informasi dengan siswa maupun petugas sekolah

lainnya sebagai aspek penting dalam aspek bimbingan sekolah dan

memberikan berbagai informasi juga memberikan motivasi kepada

siswa dan program konseling merupakan bagian penting dari peran

konselor itu sendiri. Adapun hasil wawancara yang peneliti

lakukan sebagai berikut:

Menurut Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Kupang, mengenai

peran guru BK sebagai informasi dalam membantu siswa memilih

jurusan bahwa guru BK tidak memberikan informasi kepada siswa

pada saat memilih jurusan. Seperti yang dikatakan oleh ibu S.C

(kepala sekolah SMK Negeri 5 Kupang) bahwa:

“a.1.1 Tidak, guru BK tidak memberikan layanan informasi


kepada siswa, karena sekarang sistim online jadi anak
langsung memilih jurusan, bukan seperti dulu siswa datang
guru BK mengarahkan siswa untuk memilih, melakukan tes
bakat minat itu tidak lagi.”

Sementara itu pernyataan ketua program keahlian mengenai

peran guru bk sebagai informator. Bapak PW Ketua Program

Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif yaitu :

“a.1.2 Iya, mungkin nona harus ingat bahwa smk dan sma itu
berbeda, kalau dulu sistim peminatan peran guru ada
dalam saat pendaftaran, tetapi sekarang pada siswa masuk
siswa memilih jurusan sesuai dengan minatnya. Apalagi
pada saat online mereka langsung memilih jurusan. jadi
untuk permasalah siswa guru BK mendiskusikan dengan
kami”.

49
Selanjutnya pernyataan dari Bapak HJN selaku Ketua

Program Keahlian : Teknik Pengelasan bahwa:

“a.1.3 iya, kami saling memberikatahukan atau


menginformasikan mengenai permasalah siswa”.
Hal tersebut di atas peneliti juga melakukan wawancara

dengan guru bimbingan konseling selaku perannya sebagai

informator dalam pemilihan jurusan siswa di SMK Negeri 5

Kupang. Menurut guru BK SMK Negeri 5 Kota Kupang,

memberikan informasi kepada siswa, seperti yang dikatakan

bapak AA (guru BK 1) bahwa:

iya, untuk tahun sebelumnya ada ketika awal masuk


“a.1.4

disini kami memberikan layanan informasi kepada siswa


mengenai jurusan yang dipilih, tetapi tahun ini dengan
kemarin itu secara online. jadi pada saat siswa masuk
mereka sudah memilih jurusan yang akan mereka pelajari”.
Pernyataan serupa di kemukakan oleh ibu M.A guru BK di

SMK Negeri 5 Kota Kupang (guru BK2) yang telah peneliti

wawancarai yaitu:

“a.1.5 Iya ada, untuk tahun-tahun sebelumnya ada ketika


awal masuk kami memberikan layanan informasi kepada
siswa mengenai jurusan yang dipilih, melakukan
wawancara dan mengarahkan siswa dan mereka
menentukan jurusan mereka masing-masing. Tetapi
sekarang mereka langsung pilih pas awal masuk”

Pernyataan guru BK didukung oleh hasil observasi dan

dokumentasi bahwa guru BK tidak memberikan informasi pada

proses pemilihan jurusan, dan hasil dokumentasi menunjukan

bahwa sebelum dilaksanakan pemilihan jurusan secara online

50
guru bk memberikan informasi kepada siswa pada saat siswa

dalam proses belajar, yaitu Program Semester, RPL.

Pernyataan siswa tentang pemberian informasi oleh guru

BK, pernyataan dari M.G (siswi SMK Negeri 5 Kupang) yang

mengungkapkan bahwa:

“a.1.6 Iya ada, disini kami sudah pilih jurusan sejak awal pas
kami masuk, jadi pada saat belajar kami dapat informasi
mengenai jurusan yang kami pilih dari guru BK nanti besok
lusa kami mau masuk kerja atau lanjut sekolah”.

Siswa yang di wawancarai mengakui bahwa mereka tidak

mendapatkan informasi mengenai pemilihan jurusan karena

pemilihan dilakukan sejak awal pendaftaran dan secara online,

tetapi mendapatkan informasi mengenai sekolah lanjut atau

mencari pekerjaan dari jurusan yang sudah dipilih. Sementara

siswa atas nama MK dan YS mengatakan mereka mendapatkan

layanan informasi tentang jurusan.

“a.1.7 Iya ada, kami dapat layanan informasi tentang jurusan


yang kami pilih pada saat kami sudah proses belajar”

Berdasarkan hasil wawancara, obsevasi dan dokumentasi

terhadap peran guru BK sebagai informator menunjukan bahwa

guru BK tidak memberikan informasi pada proses pemilihan

jurusan siswa karena proses pemilihan jurusan dilaksanakan

secara online dan guru BK memberikan informasi kepada siswa

pada saat siswa sudah dalam proses belajar mengenai jurusan

yang sudah dipilih, lapangan kerja dan studi lanjut.

51
b) Guru BK sebagai Motivator

Guru BK sebagai motivator diharapkan mampu

memberikan dukungan serta penguatan kepada siswa dengan

tujuan untuk menumbuhkan potensi dan kualitas hidup siswa.

Tujuan melakukan motivasi merupakan bagian dari kinerja guru

BK dalam memberikan wawasan orientasi kerja maupun studi

lanjut kepada siswa.

Menurut kepala sekolah mengenai peran guru BK sebagai

motivasi bahwa guru bk mendukung siswa, mengarahkan siswa,

mengatasi permasalahan siswa sampai permasalahn terselesaikan.

Seperti yang diungkapkan oleh ibu SC (kepala sekolah SMK

Negeri 5 Kupang) bahwa:

“a.2.1 iya memberikan hak penuh kepada guru BK untuk


mendukung siswa sampai masalahnya terselesaikan, karena
itu merupakan tugas dan tanggung jawab guru bk
bagaimana mereka mengarahkan siswa bekerja sama
dengan wali kelas, kami selalu melibatkan guru BK dalam
mengatasi masalah siswa misalnya masalah bekajar siswa,
disiplin siswa itu diserahkan kepada guru BK.”

Hal tersebut dikatakan oleh ketua program keahlian

mengenai peran guru bk sebagai motivator. Bapak PW Ketua

Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

“a.2.2 iya ada,untuk mendukung siswa kerjasama guru BK


dengan wali kelas, ketua program keahlian selalu ada, jika
ada masalah-masalah mengenai masalah siswa tingkah
laku, kehadiran dll”.

Selanjutnya kepada Ketua Program Keahlian : Teknik Pengelasan

Bapak HJ mengatakan bahwa:

52
“a.2.3 iya ada, itu sudah merupakan bentuk kerja sama
antara kami guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK.
Kami sering berbagi informasi, saling berkonsultasi baik
itu dari guru BK maupun dari kami bapak ibu guru mata
pelajaran dan wali kelas mengenai keadaan siswa, seperti
siswa yang sering terlambat, sering absen, dan
permasalahan-permasalahan siswa lainnya”

Menurut guru BK mengenai peran sebagai motivator selalu

memberikan dukungan kepada siswa, seperti yang dikatakan oleh

bapak AA (Guru bk1) SMK Negeri 5 Kota Kupang bahwa:

“a.2.4 iya, memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin


belajar, rajin datang ke sekolah, kami selalu kerjasama
dengan ketua program keahlian, wali kelas karena itu
sebagai mitra kami”.

Pernyataan sejalan yang diungkapkan ibu MA guru BK

SMK Negeri 5 Kota Kupang (guru BK 2) bahwa:

“a.2.5 iya, memberikan motivasi kepada siswa, kami selalu


kerjasama dengan guru lainnya karena itu sebagai mitra
kami untuk saling membantu siswa”.

Pernyataan dari guru BK di dukung oleh pernyataan siswa,

seperti yang dikatakan oleh MG siswa SMK Negeri 5 Kota

kupang (siswa 1) bahwa:

“a.2.6 Ada dukungan, guru BK selalu memberikan kami


motivasi untuk giat belajar, guru bk melibatkan orang tua
jika kami tidak bisa mengatasi masalah kami sendiri”

Selanjutnya mengenai dukungan dari guru bk terhadap siswa MK


dan YS siwa SMK Negeri 5 Kota Kupang (siswa 2 dan 3) bahwa;
“a.2.7 iya ada dukungan, guru BK selalu mengecek kendala
yang kami alami dan selalu beri motivasi, iya melibatkan
ibu, jika kami terlalu bandel”

Hal tersebut diatas didukung oleh hasil dokumentasi yang

yaitu ada Program Tahunan, dan RPL Bimbingan Klasikal.

53
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi

menunjukkan bahwa ada peran guru BK sebagai motivator dalam

mendukung siswanya melakukan kerja sama dengan rekan kerja

guru lainnya, tetapi pada pemilihan jurusan siswa tidak dilakukan

karena siswa sudah melakukan pemilihan jurusan sejak awal

pendaftaran secara online.

c) Guru BK sebagai Pembimbing

Peran guru sebagai pembimbing adalah guru melakukan

kegiatan membimbing yaitu membantu murid yang mengalami

kesulitan (belajar, pribadi, sosial), mengembangkan potensi murid

melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni,

budaya, olahraga).

Menurut kepala sekolah bahwa guru BK membantu

mengarahkan siswa, menyelesaikan permasalahan siswa, seperti

yang dikatakan oleh ibu SC (kepala sekolah SMK Negeri 5

Kupang) bahwa:

“a.3.1 Pelaksanaan layanan BK sudah cukup baik


dilaksanakan oleh guru BK, jika dalam pelaksanaan ada
kendala yang bisa kami bantu kami membantu,dan disini
pemilihan jurusan siswa dilakukan sejak awal jadi untuk
layanan mengenai pemilihan jurusan mungkin siswa sudah
belajar dan guru BK membantu mereka untuk besok lusa
mereka sekolah lanjut atau kuliah”

Pernyataan ketua program keahlian mengenai peran guru bk

sebagai pembimbing. Bapak PW, Ketua Program Keahlian :

Teknik Kendaraan Ringan Otomotif bahwa:

54
“a.3.2 iya, guru BK membimbing siswa, dan kami saling
membantu, untuk menyelesaikan permasalahan siswa”

Selanjutnya pernyataan Ketua Program Keahlian : Teknik

Pengelasan bapak H.J mengatakan bahwa:

“a.3.3 iya, jika dalam proses pemilihan jurusan ada masalah


kami libatkan guru BK dan wali kelas, mereka berkerja
sama untuk mencari jalan keluar mengenai masalah apa-
apa saja yang dialami siswa.”

Menurut guru BK SMK Negeri 5 Kota Kupang perannya

sebagai pembimbing dalam pemilihan jurusan siswa, seperti yang

dikatakan oleh bapak A.A guru bk SMK Negeri 5 Kota Kupang

(guru BK 1) bahwa:

“a.3.4 Tidak pada saat memilih jurusan kami tidak membantu


siswa secara langsung, kami membantu jika pada saat
mereka melakukan pindah jurusan.”

Sedangkan pernyataan dari guru BK SMK Negeri 5 Kota

Kupang ibu MA (guru BK 2) bahwa:

“a.3.5 Kami selalu membantu siswa tetapi pada proses


belajar jika ada kendala siswa membutuhkan bantuan.”

Pernyataan dari guru BK di dukung oleh pernyataan dari

siswa SMK Negeri 5 Kota Kupang, seperti yang dikatakan oleh

siswa MG (siswa 1) bahwa:

“a.3.6 Pada saat pemilihan guru BK tidak membantu karena


kami langsung pilih sendiri ibu. Tetapi pas kami belajar
ada kendala guru BK selalu bantu ibu”.

Dan dilajutkan kepada siswa MK, mengatakan guru BK

membantu mereka, sedangkan siswa YS, mengatakan tidak

membantu pada saat pemilihan dikarenaka pada saat pendaftaran

masuk mereka sudah memilih jurusan.


55
“a.3.7 Tidak ibu, karena kami pilih jurusan pada awal kami
daftar, tapi jika saat belajar kami kurang senang dengan
jurusan kami bisa konsultasi dengan guru BK”.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap peran guru BK

sebagai pembimbing menunjukkan bahwa guru BK tidak

membantu siswa pada proses pemilihan jurusan, guru BK

membantu siswa pada saat siswa dalam proses belajar dan jika

ada siswa yang kurang menekuni suatu jurusan siswa dapat

melakukan konsultasi dengan guru BK.

d) Guru BK sebagai Evaluator

Peran guru bimbingan dan konseling sebagai evaluator

adalah guru bimbingan dan konseling mempunyai otoritas untuk

memberikan penilaian kepada siswa terhadap kemampuan,

perkembangan kepribadian perilaku siswa, baik ketika proses

pembelajaran keseharian siswa ketika berada dalam lingkungan

sekolah.

Menurut guru BK SMK Negeri 5 mengenai penilaian

kepada siswa dalam pemilihan jurusan, seperti yang diungkapkan

oleh bapak A.A (guru BK 1) bahwa:

“a.4.1 Iya, tesnya ada tes tahap pertama kedua setelah itu
seusai proses seleksi selesai, disitu dalam panitia guru BK
juga terlibat di dalam melakukan tes tersebut dan langsung
memberikan layanan orientasi mengenai jurusan yang
dipilih dan tahun ini kami sudah tidak lagi karena secara
online..”
Selanjutnya pernyataan ibu M.A (guru BK 2)mengatakan bahwa:

56
“a.4.2 sekarang tidak, dulu sebelumnya melakukan tes dan
wawancara pada awal mengenai pemilihan jurusan. tetapi
pada tahun ini tidak karena secara online.”

Pernyataan guru bk di dukung oleh pernyataan dari siswa

SMK Negeri 5 Kota Kupang, seperti yang diungkapkan oleh

siswa M.G (siswa 1) bahwa:

“a.4.3 tidak ibu, kami langsung pilih saja jurusan pas awal
masuk.”

Selanjunya Pernyataan serupa yang di katakan oleh siswa

MK dan YS bahwa mereka tidak mendapatkan tes bakat minat

atau melakukan wawancara.

“a.4.4 tidak ibu, kami langsung pilih sesuai minatnya kami”

Hal ini di dukung oleh hasil observasi yang dilakukan

peneliti bahwa guru BK tidak melaksanakan tes bakat, minat

atapun wawancara.

Pernyataan Ketua Program Keahlian : Teknik Kendaraan

Ringan Otomotif bapak P.W bahwa:

“a.4.5 Peran guru BK dalam pemilihan jurusan ada dan


saling kerjasama dalam membantu siswa, tapi penilaian
pemilihan jurusan siswa tidak.”

Selanjutnya pernyataan Ketua Program Keahlian : Teknik

Pengelasan, bapak H.J bahwa:

“a.4.6 Mengenai peran guru BK sangat baik, seperti yang


nona ketahui nona sendiri juga mempelajari. Guru BK
membantu siswa yang mempunyai masalah mencari solusi
bersama siswa, menilai siswa apakah bisa mengatasi
masalahnya.”

57
Pernyataan kepala sekolah mengenai peran guru BK sebagai

evaluator dalam pemilihan jurusan siswa, ibu SC (Kepala sekolah

SMK Negeri 5 Kota Kupang) bahwa:

“a.4.7 Iya, kami memberikan ijin, penilaian dari guru BK


mengenai karakter dan sebagainya.”
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap peran

guru BK sebagai evaluator menunjukkan bahwa guru Bk tidak

menilai siswa pada saat pemilihan jurusan, guru BK melakukan

penilaian terhadap siswa mengenai karakter, disiplin dan

sebagainya.

C. Ringkasan Hasil Penelitian

Matriks ringkasan hasil penelitian berdasarkan peran guru BK dalam

pemilihan jurusan siswa.

No. Peran Guru BK Hasil Penelitian


1. Guru BK sebagai
Informator Guru bimbingan konseling tidak
memberikan informasi kepada siswa, hal ini
terjadi karena siswa mendaftar secara online
dan langsung memilih jurusan pada saat
pendaftaran. (data lengkap dapat dilihat pada
transkip hasil wawancara hal.49-51 kode
a.1.1, a.1.2, a.1.3, a.1.4, a.1.5, a.1.6, a.1.7.)

2. Guru BK sebagai Guru bimbingan konseling tidak mendukung


Motivator siswa dalam pemilihan jurusan, guru
bimbingan konseling hanya mendukung
siswa pada saat siswa sudah melakukan
pembelajaran dan bekerjasama dengan rekan
kerja lainnya. (data lengkap dilihat pada
transkip hasil wawancara hal. 52-53 kode
a.2.1, a.2.3, a.2.4, a.2.5, a.2.6, a.2.7, a.2.8, )
3. Guru BK sebagai Guru bimbingan konseling tidak
Pembimbing mendampingi, membantu siswa pada proses
58
pemilihan jurusan, bantuan dan dampingan
dari guru bimbingan konseling proses
belajar dan jika ada siswa yang kurang
menekuni suatu jurusan siswa dapat
melakukan konsultasi dengan guru BK.
(data lengkap dilihat pada transkip hasil
wawancara hal.54-55 kode a.3.1, a.3.2,
a.3.3, a.3.4, a.3.5, a.3.6, a.3.7, )
4. Peran Guru BK Penilaian terhadap siswa sangat penting
sebagai Evaluator pada saat pemilihan suatu jurusan, tetapi hal
tersebut tidak dilaksanakan oleh guru
bimbingan konseling bahwa guru bimbingan
konseling tidak melakukan wawancara, tes
bakat maupun minat pada awal masuk. (data
lengkap dilihat pada transkip hasil
wawancara hal.56-57 kode a.4.1, a.4.2,a.4.3,
a.4.4, a.4.5, a.4.6, a.4.7)

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan

peneliti ketika melakukan penelitian dapat diketahui bahwa proses pemilihan

jurusan di SMK Negeri 5 Kota Kupang siswa mendaftar secara online dan

langsung memilih jurusan sesuai minat dan kemampuan masing-masing. Pada

saat proses pemilihan jurusan bahwasannya guru bimbingan konseling tidak

ikut serta dalam membantu siswa, dikarenakan siswa sudah memilih jurusan

pada saat mendaftar secara online.

Kegiatan pemilihan jurusan pada siswa kelas X di SMK Negeri 5 Kota

Kupang proses pemilihan jurusan dilakukan pada saat awal pendaftaran di

sekolah ini, dimana siswa diberi kebebasan untuk memilih jurusan sesuai

dengan keinginan, potensi kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.

Akan tetapi jika ada siswa yang salah memilih jurusan atau tidak sesuai

59
dengan kemampuannya maka akan diperbolehkan untuk pindah pada jurusan

lain. Peranan yang dilakukan guru bimbingan konseling dalam membantu

siswa dalam pemilihan jurusan di SMK Negeri 5 Kota Kupang.

a) Guru BK sebagai informator

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 5 Kota Kupang

peran guru BK sebagai informator dalam pemilihan jurusan siswa

menunjukkan bahwa guru BK tidak memberikan informasi kepada

siswa pada proses pemilihan jurusan, guru BK memberikan informasi

mengenai jurusan yang sudah dipilih siswa setelah siswa sudah

memilih dan telah dalam proses belajar, guru BK memberikan

informasi mengenai dunia kerja, dan sekolah lanjut, guru bimbingan

konseling juga mendiskusikan atau menginformasikan permasalahan

siswa dengan rekan guru lainnya seperti ketua program keahlian

dalam mengatasi masalah siswa dalam penjurusan. Menurut Daryanto

dan Farid (dalam Muswarah, Jahada dan Arifyanto, 2018), Guru BK

sebagai informator diharapkan sebagai sumber informasi kegiatan

akademik maupun non-akademik bagi siswa. Untuk menjadi seorang

informator yang baik, maka guru BK harus menjalankan tugas dan

perannya sebagai penyampai pengetahuan, penyampai wawasan,

penyampai informasi karir, serta penyampai program bimbingan dan

konseling.

Hasil penelitian di SMK Negeri 5 Kota Kupang tidak sejalan

dengan konsep teoritis dari Daryanto dan Farid (dalam Muswarah,

Jahada dan Arifyanto, 2018) yaitu guru BK tidak memberikan

60
informasi pada proses pemilihan jurusan, guru BK memberikan

informasi pada saat siswa sudah memilih jurusan, memberikan

informasi mengenai dunia kerja dan sekolah lanjut dan guru BK

bekerjasama dengan ketua program keahlian untuk membantu siswa

yang mempunyai permasalahan dalam penjurusan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran

guru BK sebagai informator tidak optimal dimana guru BK tidak

melaksanakan tugasnya sebagai pusat informasi pada awal pemilihan

jurusan siswa.

b) Guru BK sebagai motivator

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 5 Kota Kupang

peran guru BK sebagai motivator menunjukkan bahwa sebagai

motivator telah dilaksanakan dengan baik guru BK memberikan

motivasi kepada siswa menekuni jurusan yang sudah di pilih siswa,

selalu mengecek kendala yang dialami siswa, bekerjasama dengan

guru lainnya untuk mendukung dan membantu siswa, memberikan

layanan BK kepada siswa (program tahunan dan rpl). Menurut

Daryanto dan Farid (dalam Muswarah, Jahada dan Arifyanto, 2018),

guru BK sebagai motivator harus mampu meransang dan

memberikan dorongan serta untuk mengembangkan potensi siswa,

menumbuhkan kreativitas sehingga akan terjadi dinamika di dalam

proses belajar mengajar. Untuk menjadi seorang motivator yang baik,

maka guru BK harus menjalankan tugas dan perannya dalam

61
membangkitkan potensi siswa, memperjelas tujuan yang hendak

dicapai, dan menciptakan suasana yang menyenangkan.

Hasil penelitian di SMK Negeri 5 Kota Kupang mendukung

sebagian dari konsep teoris dari Daryanto dan Farid (dalam

Muswarah, Jahada dan Arifyanto, 2018), bahwa guru BK tidak

memberikan dorongan serta mengembangkan potensi siswa dalam

proses pemilihan jurusan siswa, guru BK mendukung siswa untuk

menekuni jurusan yang sudah dipilih.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

peran guru BK sebagai motivator tidak berjalan dengan optimal yaitu

pada awal pemilihan jurusan siswa peran guru bk sebagai pendukung

tidak dilaksanakan, guru BK hanya memberikan layanan BK

melakukan kerjasama dengan guru lain disekolah guna menangani

permasalahan siswa.

c) Guru BK sebagai pembimbing

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 5 Kota Kupang

peran guru BK sebagai pembimbing dalam pemilihan jurusan siswa

menunjukkan bahwa guru BK tidak membimbing ataupun

mendampingi siswa dalam proses pemilihan jurusan, guru BK

melakukan konsultasi dengan siswa ketika siswa memiliki masalah

dalam suatu jurusan, memperhatikan siswa pada saat proses belajar,

kerjasama ketua program keahlian dan orang tua agar permasalahan

siswa terselesaikan. Menurut Wahyuni dan Falah (2015), Guru

bimbingan dan konseling sebagai pembimbing berkonsultasi atau

62
bekerjasama dengan guru lainnya, orangtua, mendampingi siswa,

dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa,

berperan aktif mencarikan solusi. Proses penjurusan siswa sangat

membutuhkan bantuan guru bimbingan konseling yang dapat

mengarahkan siswa sesuai bakat dan minat. Dalam mencapai

keberhasilan siswa perlu adanya dampingan dari seorang guru

bimbingan konseling dari setiap proses yang dilalui siswa untuk itu

sangat diperlukan guru bimbingan konseling dalam mendampingi

siswa dalam proses pemilihan jurusan.

Hasil penelitian di SMK Negeri 5 Kota Kupang mendukung

sebagian dari konsep teoritis Wahyuni dan Falah (2015), bahwa guru

BK tidak membantu, maupun mendampingi siswa pada saat

pemilihan jurusan, guru BK melakukan konsultasi dengan siswa

ketika siswa memiliki masalah dalam suatu jurusan, memperhatikan

siswa pada saat proses belajar, kerjasama ketua program keahlian dan

orang tua agar permasalahan siswa terselesaikan ketika siswa dalam

proses belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahawa

peran guru BK sebagai pembimbing tidak optimal dalam proses

pemilihan jurusan siswa guru BK tidak terlibat langsung

mendampingi siswa.

d) Guru BK sebagai evaluator

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peran guru BK

sebagai evaluator dalam pemilihan jurusan di SMK Negeri 5 Kupang

63
guru bimbingan konseling tidak menilai setiap siswa yang memilih

apakah siswa tersebut cocok untuk suatu jurusan. Guru bimbingan

konseling tidak melakukan tes bakat dan minat pada pemilihan

jurusan siswa, tidak melakukan wawancara, guru bimbingan

konseling hanya menilai siswa pada saat siswa tengah belajar di

jurusan yang sudah ia pilih, dan karakter setiap siswa. Sebagai

evaluator guru bimbingan konseling berperan untuk mengumpulkan

data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah

dilakukan. Menurut Daryanto dan Farid (dalam Muswarah, Jahada

dan Arifyanto, 2018), Sebagai evalutor guru BK mempunyai otoritas

untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun

tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak

didiknya berhasil atau tidak.

Hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 5 Kupang

mendukung sebagian dari konsep teoritis dari Daryanto dan Farid

(dalam Muswarah, Jahada dan Arifyanto, 2018) yaitu guru BK tidak

menilai setiap siswa yang melakukan pemilihan jurusan, guru BK

hanya menilai siswa dalam suatu jurusan dan menilai setiap karakter

siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

peran guru BK sebagai evaluator dalam pemilihan jurusan siswa

belum terlaksana secara optimal dilihat dari guru bimbingan

konseling tidak melaksanakan tes bakat dan minat, dan

mewawancarai siswa.

64
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa Guru

bimbingan konseling di SMK Negeri 5 Kota Kupang tidak berperan aktif

dalam pemilihan jurusan siswa dilihat dari peran sebagai (1) informator, pada

pemilihan jurusan guru bimbingan konseling tidak memberikan informasi,

tetapi memberikan informasi mengenai jurusan yang sudah dipilih, dunia kerja

dan sekolah lanjut (2) motivator, memberikan dukungan kepada siswa dalam

proses belajar mengenai jurusan yang sudah dipilih (3) pembimbing,

mendampingi serta membimbing siswa pada proses belajar, membantu siswa

melakukan pindah jurusan (4) evaluator, tidak menilai setiap siswa pada awal

pemilihan jurusan. Alasan guru BK tidak berperan dalam pemilihan jurusan

siswa, dikarekan di SMK Negeri 5 Kota Kupang siswa langsung memilih

jurusan pada awal pendaftaran secara online.

B. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan sebagaimana disebutkan di atas, maka

saran yang di berikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Kepada Sekolah

Diharapkan kepada pihak sekolah agar memberikan hak dan

kewajiban guru BK agar program layanan bimbingan konseling bisa

berjalan dengan maksimal serta menyediakan ruangan khusus untuk BK

65
dan menambah sarana dan prasarana untuk pelaksanaan bimbingan

konseling sehingga sehingga bisa terlaksana dengan maksimal.

2. Guru bimbingan konseling

Guru BK perlu memberi informasi yang lebih banyak kepada

siswa. Informasi tersebut tidak hanya diberikan kepada siswa saja tetapi

juga orang tua dan juga personil sekolah lainnya. Guru bimbingan

konseling agar terus berinovasi dengan hal yang baru dan kreatif guna

membantu siswa dalam proses pembelajaran, serta membantu dalam

pemilihan jurusan yang tepat bagi siswa dengan memberi berbagai

informasi.

3. Ketua Program Keahlian

Untuk ketua program keahlian diharapakan untuk selalu

bekerjasama dengan guru bimbingan konseling dalam membantu siswa

memilih jurusan sesuai bakat dan kemampuan.

4. Siswa

Peserta didik yang sudah memilih jurusan sejak awal sebaiknya

meningkatkan semangat belajar agar bisa mencapai sebuah kesuksesan

dan tidak ada penyesalan di kemudian hari.

5. Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan

oleh SMK Negeri 5 Kota Kupang yaitu, memerankan atau melibatkan

guru bimbingan konseling pada saat awal pemilihan jurusan, agar siswa

tidak salah dalam menentukan pilihan jurusan. Bila ada siswa yang

tidak lulus dengan jurusan yang diinginkan maka ditempatkan pada

66
jurusan yang sedikit berkaitan dengan minatnya atau kemampuan yang

dimilikinya.

67
DAFTAR PUSTAKA

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, (2018). Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: CV Pustaka Setia.

Anti. Yuli. (2003). Pengaruh Pola Asuh dan Intentitas Komunikasi

Antarpribadi Orangtua-Anak terhadap Kemampuan Remaja dalam

Mengambil Keputusan untuk Menentukan Masa Depan (Studi Kasus

pada Remaja Siswa SMU N 4 Semarang). Skripsi, Universitas

Diponegoro.

Djumhur dan Moh. Surya. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Bandung: Rineka Cipta.

Hilmy Masdar, (2017). Guru Indonesia dan Pendidikan Nasional. jakarta:

Pusat Penelitian Badan Keahlia DPR RI.

H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Universitas

Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

Haspari E. Purwo, (2011). Pengaruh Teman Kelompok Teman Sebaya Dan

Bimbingan Orangtua Terhadap Pemilihan Jurusan Pada Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X Smk

Negeri 2 Slawi). Skripsi, Jurusan Sosiologi Dan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Hikmawanti Fenti, (2010). Bimbingan dan Konseling Revisi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

68
Lubis R. Afrina, (2017). Peran Guru BK dalam Membentuk Pribadi Siswa

Menjadi Pribadi Ynag Unggul Kelas XI-Ipa Mapn-4 Medan T.A

2016-1017. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Lexy J. Moleong, (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mapiere, Andi. (1984). Pengantar Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Surabaya: Usaha Nasional.

Masyhuri dan Zainuddin, (2011). Metodologi Penelitian Pendekatan

Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.

Mamat Suprianta, (2011). Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi

Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Muswara, dkk. (2018), Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam

Membantu Perencanaan Karir Siswa Sma Negeri 1 Wakorumba

Utara. Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Halu

Oleo: Jurnal BENING Volume 2 Nomor 2 Juni 2018.

Nisa, Afiatin. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam

Meningkatkan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. Jurnal

Bimbingan dan Konseling (E-Journal): Universitas Indraprasta

PGRI. Vol 05 (1); 2018; 01-08, p-ISSN 2089-9955 e-ISSN 2355-

8539.

Prayitno, dkk. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

69
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Tentang Rasio Guru

Bimbingan Dan Konseling.

Ridara Rina, (2019). Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Membantu

Siswa Menentukan Pilihan Jurusan Di Smkn 1 Al Mubarkeya.

Skripsi: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Ar-Raniry Prodi Bimbingan Dan Konseling 2019 M/1440 H Banda

Aceh.

Rizqiyah, Mumtazah. (2017). Peranan Guru Bk Dalam Membantu

Penyesuaian Diri Siswa Baru Di Smp It Abu Bakar Yogyakarta.

HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14,

No. 2, Desember 2017.

Refki Linaldi, Fitria Kasih dan Yasrial Chandra. Peran guru bk dalam

membantu peserta didik menentukan jurusan ke perguruan tinggi di

kelas xii sman 2 kota padang panjang. Jurnal Mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat.

Santosa, Slamet, (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Soeprapto, (2002). Bimbingan Dan Penyuluhan.Jakarta:Rineka Cipta.

Suyarno dan Syamsu, 2016. Panduan Operasional penyelenggaran

Bimbingan Dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru

Dan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

70
Susi Arum Wahyuni dan Nailul Falah, (2015). Peran guru bimbingan dan

konseling dalam mengembangkan minat dan bakat program pilihan

studi keterampilan peserta didik sman 1 magelang. Jurnal Hisbah,

Vol. 12, No. 2 Desember 2015.

Syafaruddin, (2019). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konselingtelaah

Konsep, Teori Dan Praktik. Medan: Perdana Mulyana Sarana.

Tohirin, (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(Berbasis Integritas). Jakarta: PT. Raja Grafindo.

_Undang-undang Sitem pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiaonal.

Walgita Bima, (2010). Bimbingan dan Konseling (Studei & Karir).

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Winkel, W.S, (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

71
72
Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian

73
Lampiran 2 Kisi-Kisi dan Pedoman Wawancara

KISI-KISI WAWANCARA

Judul Penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Pemilihan


Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kota Kupang
Tujuan Penelitian : Memperoleh informasi secara objektif, mendalam dan
menyeluruh tentang Peran Guru Bimbingan Konseling
Dalam Pemilihan Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kota
Kupang
Fokus Penelitian : Peran Guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, dan Evaluator

Aspek/Variabel Indikator Deskripsi Indikator No.


Pertanyaan
Peran guru Bk Guru bk sebagai Sebagai pelaksana 1, 5, 10, 11, 16
Pemilihan Informator cara mengajar
Jurusan informative,
laboratorium, studi
lapangan lapangan
dan sumber
informasi kegiatan
sekolah maupun
umum
Guru bk sebagai Guru bk sebagai 2, 6, 7, 12, 17
Motivator pendorong siswa
dalam rangka
meningkatkan
kegairahan dan
pengembangan
kegiatan belajar
siswa.
Guru bk sebagai Membimbing siswa 3, 8, 13, 18
Pembimbing agar dapat
menemukan
berbagai potensi
yang dimilikinya,
mencapai dan
melaksanakan tugas-
tugas
perkembangan diri
mereka.

74
Guru bk sebagai Untuk memberikan 4, 9, 14, 15, 19
Evaluator penilaian kepada
siswa terhadap
perkembangan
kepribadian perilaku
siswa, baik ketika
berada di asrama
dan di lingkungan
sekolah.

75
PEDOMAN WAWANCARA

Judul Penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Pemilihan


Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kota Kupang
Tujuan Penelitian : Memperoleh informasi secara objektif, mendalam dan
menyeluruh tentang Peran Guru Bimbingan Konseling
Dalam Pemilihan Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kota
Kupang
Fokus Penelitian : Peran Guru BK sebagai Informator Motivator
Pembimbing dan Evaluator
Responden :
Pelaksanaan
a. Hari, :
tanggal
b. Waktu :

No. Pertanyaan
Kepala sekolah
1. Apakah guru bk melaksanakan layanan bk untuk memberikan
informasi kepada siswa mengenai pemilihan jurusan?
2. Apakah sekolah memberikan hak penuh kepada guru bk untuk
mendukung siswa yang bermasalah dan sampai masalahnya
terselesaikan?
3. Apakah bapak/ibu membantu guru bk dalam melaksanakan layanan bk
khususnya dalam pemilihan jurusan siswa?
4. Apakah bapak memberikan ijin kepada guru bk untuk melakukan tugas
dan wewenang untuk menilai siswa sebelum memilih jurusan?
Siswa
5. Apakah guru BK memberikan informasi mengenai pemilihan jurusan?
6. Apakah ada dukungan dari guru bk mengenai jurusan yang sudah anda
pilih?
7. Apakah guru bk melibatkan orang tua siswa dalam mengatasi masalah
yan di hadapi siswa?
8. Apakah pada saat pemilihaan jurusan guru bk selalu membantu?
9. Sebelum memilih jurusan apakah ada tes bakat minat atau melakukan
wawancara dengan guru bk?
Guru BK

76
10. Apakah bapak/ibu melaksanakan layanan bk dengan baik di sekolah ini
guna memberikan informasi mengenai pemilihan jurusan siswa?
11. Media apa yang digunakan dalam pemberian informasi mengenai
pemilihan jurusan?
12. Apakah bapak/ibu selalu bekerjasama dengan ketua program keahlian
dalam proses membantu pemilihan jurusan siswa?
13. Apakah dalam pemilihan jurusan siswa bapak/ibu ikut terlibat
membantu siswa?
14. Apakah bapak/ibu mengembangkan alat tes untuk membantu
pemilihan jurusan siswa?
15. Apakah bapak/ibu bekerja sama dengan petugas sekolah maupun rekan
sejawat lainnya untuk melakukan tes kepada siswa dalam pemilihan
jurusan?
Ketua program keahlian
16. Apakah guru bk mendiskusikan permasalahan siswa mengenai suatu
jurusan kepada guru atau petugas sekolah lainnya?
17. Apakah guru BK selalu bekerjasama dengan bapak/ibu selaku ketua
program keahlian dalam proses membantu pemilihan jurusan siswa?
18. Dalam pemilihan jurusan siswa bapak/ibu membantu guru bk untuk
membimbing siswa?
19. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai peran guru bk dalam
membantu siswa untuk memilih jurusan yang tepat?

77
Lampiran 3 Hasil Wawancara

Wawancara dengan siswa 1

Judul penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Pemilihan


Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : MGF (Siswa)
Kelas : X BKP
Hari/tanggal : Senin, 14 Juni 2021

1. Apakah guru BK memberikan informasi mengenai pemilihan jurusan?


Jawab: iya ada, disini kami sudah pilih jurusan sejak awal pas kami
masuk, jadi pada saat belajar kami dapat informasi mengenai jurusan yang
kami pilih dari guru bk nanti besok lusa kami mau masuk kerja atau lanjut
sekolah.
2. Apakah ada dukungan dari guru bk mengenai jurusan yang sudah anda
pilih?
Jawab: ada dukungan, guru bk selalu memberikan kami motivasi untuk
giat belajar
3. Apakah guru bk melibatkan orang tua siswa dalam mengatasi masalah yan
di hadapi siswa?
Jawab: Ada ibu, guru bk melibatkan orang tua jika kami tidak bisa
mengatasi masalah kami sendiri.
4. Apakah pada saat pemilihaan jurusan guru bk selalu membantu?
Jawab: Pada saat pemilihan guru bk, tidak membantu karna kami langsung
pilih sendiri ibu. Tetapi pas kami belajar ada kendala guru bk selalu bantu
ibu.
5. Sebelum memilih jurusan apakah ada tes bakat minat atau melakukan
wawancara dengan guru bk?
Jawab: tidak ibu, kami langsung pilih saja jurusan pas awal masuk.

78
Wawancara dengan siswa2

Judul penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam


Pemilihan Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : MK (Siswa)
Kelas : X BKP
Hari/tanggal : Senin, 14 juni 2021

1. Apakah guru BK memberikan informasi mengenai pemilihan


jurusan? Jawab: iya ada ibu

2. Apakah ada dukungan dari guru bk mengenai jurusan yang sudah anda
pilih?
Jawab: iya ada

3. Apakah guru bk melibatkan orang tua siswa dalam mengatasi masalah yan
di hadapi siswa?
Jawab: iya melibatkan ibu

4. Apakah pada saat pemilihaan jurusan guru bk selalu membantu?


Jawab: iya guru bk membantu kami

5. Sebelum memilih jurusan apakah ada tes bakat minat atau melakukan
wawancara dengan guru bk?
Jawab: tidak ibu, kami langsung pilih sesuai minatnya kami.

79
Wawancara dengan siswa3

Judul penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam


Pemilihan Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : YSB (Siswa)
Kelas : XI TBSM
Hari/tanggal : Senin, 14 Juni 2021

1. Apakah guru BK memberikan informasi mengenai pemilihan jurusan?


Jawab: iya ada, kami dapat layanan informasi tentang jurusan yang kami
pilih.

2. Apakah ada dukungan dari guru bk mengenai jurusan yang sudah anda
pilih?
Jawab: iya ada dukungan, guru bk selalu mengecek kendala yang kami
alami dan selalu beri motivasi.

3. Apakah guru bk melibatkan orang tua siswa dalam mengatasi masalah yan
di hadapi siswa?
Jawab: iya melibatkan ibu, jika kami terlalu bandel

4. Apakah pada saat pemilihaan jurusan guru bk selalu membantu?


Jawab: tidak ibu, karena kami pilih jurusan pada awal kami daftar, tapi
kalo saat belajar kami kurang senang dengan jurusan kami bisa konsultasi
dengan guru bk.

5. Sebelum memilih jurusan apakah ada tes bakat minat atau melakukan
wawancara dengan guru bk?
Jawab: tidak ibu, kami langsung pilih sesuai minatnya kami.

80
Wawancara dengan Ketua Program Keahlian 1

Judul penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam


Pemilihan Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : PW
Ketua program : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
keahlian
Hari/tanggal : Senin, 14 Juni 2021

1. Apakah guru BK mendiskusikan permasalahan siswa mengenai suatu


jurusan kepada guru atau petugas sekolah lainnya?
Jawab: iya, mungkin nona harus ingat bahwa smk dan sma itu berbeda,
kalau dulu sistim peminatan peran guru ada dalam saat pendaftaran, tetapi
sekarang pada siswa masuk siswa memilih jurusan sesuai dengan
minatnya. Apalagi pada saat online mereka langsung memilih jurusan. jadi
untuk permasalah siswa guru bk mendiskusikan dengan kami.
2. Apakah guru BK selalu bekerjasama dengan bapak/ibu selaku ketua
program keahlian dalam proses membantu pemilihan jurusan siswa?
Jawab: iya ada, kerjasama guru bk dengan wali kelas ketua program
keahlian selalu ada, jika ada masalah-masalah mengenai masalah siswa
tingkah laku, kehadiran dll.
3. Dalam pemilihan jurusan siswa bapak/ibu membantu guru bk untuk
membimbing siswa?
Jawab: iya, kami saling membantu.
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai peran guru bk dalam membantu
siswa untuk memilih jurusan yang tepat?
Jawab: peran guru bk dalam pemilihan jurusan ada dan saling kerjasama
dalam membantu siswa.

81
Wawancara dengan Ketua Program Keahlian 2

Judul penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Pemilihan


Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : HJimiN
Ketua program : Teknik Pengelasan
keahlian
Hari/tanggal : Senin, 14 Juni 2021
1. Apakah guru bk mendiskusikan permasalahan siswa mengenai suatu
jurusan kepada guru atau petugas sekolah lainnya?
Jawab: iya, kami saling memberikatahukan mengenai permasalah siswa.
2. Apakah guru BK selalu bekerjasama dengan bapak/ibu selaku ketua
program keahlian dalam proses membantu pemilihan jurusan siswa?
Jawab: iya, kami saling kerjasama
3. Dalam pemilihan jurusan siswa bapak/ibu membantu guru bk untuk
membimbing siswa?
Jawab: iya, jika dalam proses pemilihan jurusan ada masalah kami
libatkan guru bk dan wali kelas, mereka berkerja sama untuk mencari jalan
keluar mengenai masalah apa-apa saja yang dialami siswa.
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai peran guru bk dalam membantu
siswa untuk memilih jurusan yang tepat?
Jawab: Mengenai peran guru bk sangat baik, seperti yang nona ketahui
nona sendri juga mempelajari. Guru bk membantu siswa yang mempunyai
masalah mencari solusi bersama siswa, menilai siswa apakah bisa
mengatasi masalahnya.

82
Wawancara dengan Kepala Sekolah

Judul Penelitian :
Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam
Pemilihan Jurusan Siswa Di Smkn 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran Guru Bk Sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator Di Smkn 5 Kupang
Informan : Ibu SCA
Kepala Sekolah Smkn 5 Kupang
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Juni 2021
1. Apakah guru bk melaksanakan layanan bk untuk memberikan informasi
kepada siswa mengenai pemilihan jurusan?
Jawab: tidak, karena sekarang sistim onlone jadi anak langsung memilih
jurusan, bukan seperti dulu siswa datang guru bk mengarahkan siswa
untuk memilih, melakukan tes bakat minat itu tidak lagi.

2. Apakah sekolah memberikan hak penuh kepada guru bk untuk mendukung


kepada siswa yang bermasalah dan sampai masalahnya belum
terselesaikan?
Jawab: iya memberikan hak penuh kepada guru bk untuk mendukung
siswa sampai masalahnya terselesaikan, karena itu merupakan tugas dan
tanggung jawab guru bk bagaimana mereka mengarahkan siswa bekerja
sama dengan wali kelas, kami selalu melibatkan guru bk dalam mengatasi
masalah siswa misalnya masalah bekajar siswa, disiplin siswa itu
diserahkan kepada guru bk.

3. Apakah bapak/ibu membantu guru bk dalam melaksanakan layanan bk


khususnya dalam pemilihan jurusan siswa?
Jawab: untuk kami membantu kecuali kendala tingkat berat, dan jika
masalahnya melampaui batas untuk ditangani kita kembalikan kepada
orangtua.

4. Apakah bapak memberikan ijin kepada guru bk untuk melakukan tugas


dan wewenang untuk menilai siswa sebelum memilih jurusan?
Jawab: iya kami memberikan ijin, penilaian dari guru bk mengenai
karakter dan sebagainya.

83
Wawancara dengan Guru BK 1

Judul penelitian : Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Pemilihan


Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : A.A
Guru : Bimbingan Konseling SMKN 5 Kupang
Hari/tanggal : Senin, 14 Juni 2021
1. Apakah bapak/ibu melaksanakan layanan bk dengan baik di sekolah ini
guna memberikan informasi mengenai pemilihan jurusan siswa?
Jawab: iya, untuk tahun sebelumnya ada ketika awal masuk disini
kamimemberikan layanan informasi kepada siswa mengenai jurusan yang
dipilih, tetapi tahun ini dengan kemarin itu secara online. jadi pada saat
siswa masuk mereka sudah memilih jurusan yang akan mereka pelajari.
2. Media apa yang digunakan dalam pemberian informasi mengenai
pemilihan jurusan?
Jawab: kami memberikan layanan secara langsung bimbingan secara
langsung karena pada saat itu siswa datang berbeda-beda, kami
memberikan informasi mengenai jurusan yang akan di pilih.
3. Apakah bapak/ibu selalu bekerjasama dengan ketua program keahlian
dalam proses membantu pemilihan jurusan siswa?
Jawab: iya, kami selalu kerjasama kerna itu sebagai mitra kami
4. Apakah dalam pemilihan jurusan siswa bapak/ibu ikut terlibat membantu
siswa?
Jawab: iya, kami selalu membantu siswa, pada saat mereka
melakukan pidah jurusan.
5. Apakah bapak/ibu mengembangkan alat tes untuk membantu pemilihan
jurusan siswa?
jawab: iya, tesnya ada tes tahap pertama kedua setelah itu seusai proses
seleksi selesai, disitu dalam panaitia guru bk juga terlibat di dalam
melakukan tes tersebut dan langsung memberikan layanan orientasi
mengenai jurusan yang dipilihdan tahun ini kami sudah tidak lagi karena
secara online.

84
6. Apakah bapak/ibu bekerja sama dengan petugas sekolah maupun rekan
sejawat lainnya untuk melakukan tes kepada siswa dalam pemilihan
jurusan?
jawaban: iya melakukan kerjasama

85
Wawancara dengan Guru BK2

Judul penelitian :
Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam
Pemilihan Jurusan Siswa Di SMKN 5 Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru BK sebagai Informator, Motivator,
Pembimbing, Evaluator di SMKN 5 Kupang
Informan : Ibu M. A.C
Guru : Bimbingan Konseling SMKN 5 Kupang
Hari/tanggal : Senin, 14 Juni 2021
1. Apakah bapak/ibu melaksanakan layanan bk dengan baik di sekolah ini
guna memberikan informasi mengenai pemilihan jurusan siswa?
Jawab: iya, untuk tahun-tahun sebelumnya ada ketika awal masuk disini
kami memberikan layanan informasi kepada siswa mengenai jurusan yang
dipilih, melakukan wawancara dan mengarahkan siswa dan mereka
menentukan jurusan mereka masing-masing, tetapi tahun ini siswa sudah
memilih sejak awal pendaftaran masuk.
2. Media apa yang digunakan dalam pemberian informasi mengenai
pemilihan jurusan?
Jawab: kita melakukan tatap muka secara langsung memberikan
bimbingan kepada mereka, dan mereka yang menentukan sendiri jurusan
mereka, karena siswa datang pada saat yang berbeda-beda.
3. Apakah bapak/ibu selalu bekerjasama dengan ketua program keahlian
dalam proses membantu pemilihan jurusan siswa?
Jawab: iya, kami selalu kerjasama kerna itu sebagai mitra kami,
membantu siswa
4. Apakah dalam pemilihan jurusan siswa bapak/ibu ikut terlibat membantu
siswa?
Jawab: iya, tentu kami selalu membantu
5. Apakah bapak/ibu mengembangkan alat tes untuk membantu pemilihan
jurusan siswa?
Jawab: iya, melakukan bakat minat tes dan wawancara pada awal
mengenai pemilihan jurusan. tetapi pada tahun ini tidak karena secara
online.

86
6. Apakah bapak/ibu bekerja sama dengan petugas sekolah maupun rekan
sejawat lainnya untuk melakukan tes kepada siswa dalam pemilihan
jurusan?
jawaban: iya melakukan kerjasama

87
Lampiran 4 Kisi-Kisi dan Pedoman Observasi

KISI-KISI PANDUAN OBSERVASI

Judul Penelitian : Peran guru bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan


siswa di SMKN 5 Kota Kupang
Tujuan : Memperoleh informasi secara objektif, mendalam dan
Penelitian menyeluruh tentang Peran guru bimbingan konseling
dalam pemilihan jurusan siswa di SMKN 5 Kota Kupang
Fokus Penelitian : Peran guru bimbingan konseling dalam pemilihan jurusan
siswa di SMKN 5 Kota Kupang

Aspek Indikator
Pelaksanaan Memberikan informasi kepada siswa mengenai pemilihan
jurusan, memberikan dukungan atau motivasi kepada siswa
saat proses pemilihan jurusan siswa, membantu dan
mendampingi siswa pada proses pemilihan jurusan siswa,
serta menilai siswa melakukan wawancara setiap siswa
yang memilih jurusan.
Memberikan layanan melalui media

88
FORMAT OBSERVASI
Observee
:
Aspek yang diamati :
Sekolah
:
No Hari/Tanggal Tempat Subjek Aktivitas Komentar

Kupang, 2021

Observer,

………………………

89
Lampiran 5 Dokumentasi

Dokumentasi Pada Saat Pengumpulan Data Wawancara

90
Dokumentasi Hasil Observasi

91
Dokumentasi Bukti Pemberian layanan

92
Lampiran 6 Surat Selesai Telah Melakukan Penelitian

93

Anda mungkin juga menyukai