PENDAHULUAN
MISI :
Memberikan pelayanan yang bermutu tinggi melalui sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar.
FALSAFAH :
Rekam medis membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan sistem Kesehatan Nasional.
TUJUAN :
Tujuan Umum :
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu & Anak Putri.
Tujuan Khusus :
1. Menciptakan mutu pengelolaan rekam medis yang baik dan benar.
2. Pelaporan akurat dan tepat waktu.
1.Candra - SLTA
1 Staf 9 9 Dwi Lestari - Pelatihan SLTA 10 tn
RM
2.Dwi - SLTA
Murniati - Pelatihan SLTA 9th 10
RM bln
3.Wulansari - SLTA
- Pelatihan SLTA 10 th
RM (TPP)
5 th
4.Ema - SLTA 4 th
Jamilawati - Pelatihan SLTA 6 bln
RM
5.Aprilia - SLTA
Wulandani - Pelatihan SLTA 10 bln
RM
1. STANDAR FASILITAS
1. Meja
2. Kursi
3. Satu set computer
4. AC
5. Telepon
6. Almari
7. Filling Kabinet
8. Guci gallon
PASIEN
PETUGAS PENDAFTARAN
PASIEN
PASIEN
DAPAT NOMOR ANTRIAN
MENUNGGU DI POLI
Dirawat
Pemeriksaan Penunjang
KE PETUGAS
PELAYANAN
PENDAFTARAN
POLIKLINIK SURAT PENGANTAR
DI BAWA KE
PENUNJANG
KE APOTIK
PELAYANAN
RAWAT INAP Membawa Bukti
Pembayaran
PASIEN
BAWA SURAT RUJUKAN
AMBIL NOMOR
MENUNGGU PANGGILAN
Dirawat
Pemeriksaan Penunjang
KE PETUGAS
PELAYANAN
PENDAFTARAN BPJS
POLIKLINIK SURAT PENGANTAR
DI BAWA KE
PENUNJANG
Balik Hasil
MASUK RAWAT INAP DIBUATKAN Tidak Di rawat
SURAT PENGANTAR,BERKAS
RAWAT JALAN DIBAWA
PELAYANAN
RAWAT INAP
PENGURUSAN PASIEN
PULANG
PASIEN PULANG
PASIEN
PETUGAS PENDAFTARAN
REGISTRASI PASIEN
Dirawat
Pemeriksaan Penunjang
REGISTRASI
TPPRI PELAYANAN
IGD BERKAS RAWAT JALAN
DI BAWA KE PENUJANG
KE PETUGAS APOTIK
PENDAFTARAN BPJS PELAYANAN PENUNJANG
REGISTRASI
Balik Hasil
SEP Rangkap 3 dibawa Pasien Tidak Di rawat
diserahkan ke ruang Rawat Inap
PELAYANAN
RAWAT INAP
PENGURUSAN PASIEN
PULANG
PASIEN PULANG
PASIEN
PETUGAS PENDAFTARAN
REGISTRASI PASIEN
Dirawat
Pemeriksaan Penunjang
REGISTRASI
TPPRI PELAYANAN
IGD BERKAS RAWAT JALAN
DI BAWA KE PENUJANG
KE PETUGAS
PENDAFTARAN BPJS PELAYANAN PENUNJANG
Balik Hasil
APOTIK
SEP Rangkap 3 dibawa Pasien
diserahkan ke ruang Rawat Inap
REGISTRASI
PELAYANAN
RAWAT INAP
PENGURUSAN PASIEN
PULANG
PASIEN PULANG
PASIEN
PETUGAS PENDAFTARAN
PASIEN
REGISTRASI TPPRI
Pemeriksaan Penunjang
KE APOTIK PELAYANAN
RAWAT INAP REGISTRASI
PENUNJANG
PELAYANAN PENUNJANG
PENGURUSAN PASIEN
PULANG
KASIR
PASIEN
PETUGAS PENDAFTARAN
VERIFIKASI JAMINAN
REGISTRASI & CETAK SEP
Dirawat
Pemeriksaan Penunjang
REGISTRASI
TPPRI PELAYANAN
IGD BERKAS RAWAT JALAN
DI BAWA KE PENUJANG
KE PETUGAS APOTIK
PENDAFTARAN BPJS PELAYANAN PENUNJANG
REGISTRASI
Balik Hasil
SEP Rangkap 3 dibawa Pasien Tidak Di rawat
diserahkan ke ruang Rawat Inap
PELAYANAN
RAWAT INAP
PENGURUSAN PASIEN
PULANG
PASIEN PULANG
A. Isi rekam medis untuk pasien Rawat Jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
5. Diagnosa
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan/atau tindakan
8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
9. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
10. General Consent
B. Isi rekam medis untuk pasien Rawat Inap dan perawatan satu hari sekurang-
kurangnya memuat:
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan.
7. Pengobatan dan/atau tindakan
8. Persetujuan tindakan medis bila diperlukan
9. Catatan observasi klinis da hasil pengobatan
10. Ringkasan pulang
11. Nama dan tanda tangan dokter atau tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan
12. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu.
13. General consent
14. Assesmen awal dan ulang pasien
15. Assesmen obat dan rekonsiliasi obat
16. Lembar catatan terintregrasi
SISTIM IDENTIFIKASI
Identifikasi Pasien adalah suatu sistim identifikasi kepada pasien untuk membedakan
pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam
pemberian pelayanan kepada pasien.
Sistim penulisan nama pasien pada rekam medis mengikuti penulisan dalam kartu
identitas pasien ( KTP atau SIM ).
1. Setiap bayi baru lahir petugas Ruang Bayi & NICU mendaftarkan ke Unit
Informasi & Pendaftaran Pasien dan dicetakkan label identifikasi (stiker)
2. Petugas Informasi dan Pendaftaran Pasien bertanggung jawab dalam
kegiatan registrasi pendaftaran pasien dan harus diisi dengan lengkap,
benar dan akurat.
3. Petugas Informasi dan Pendaftaran Pasien harus memasukkan registrasi
ke komputer dengan benar, lengkap dan akurat.
4. Penulisan nama pada rekam medis bayi menggunakan sistem penamaan
dengan nama Bayi Ny. Atau By.Ny.
5. Alamat bayi sesuai alamat orang tuanya.
PROSEDUR
1. Segera setelah bayi lahir dipasang gelang tangan bayi yang sudah
ditempeli stiker identifikasi bayi dengan ketentuan :
Warna biru untuk bayi laki-laki
Warna merah muda untuk perempuan.
2. Mengisi Formulir identitas bayi secara lengkap dengan :
Mencatumkan nama dan tanda tangan dari Bidan/Perawat
pelaksana.
Mencantumkan cap ibu jari tangan kanan ibu.
Mencantumkan cap kaki bayi kanan dan kiri.
3. Gelang tangan dipakai sampai bayi pulang dari rumah sakit.
4. Pada saat memulangkan bayi, identitas gelang ibu harus ditunjukkan dan
dicocokkan dengan identitas bayi dan gelang bayi.
Pengertian dengan pemberian nomor rekam medis adalah memberi ciri pengenal
yang unik pada setiap berkas rekam medis yang akan disimpan menjadi dokumen.
Tujuan :
Memberi ciri pengenal / identitas pada setiap berkas rekam medis pasien.
Sebagai petunjuk kepada petugas filling kemana / di mana Rekam Medis
disimpan.
Sistem Pemberian Nomor Rekam Medis :
Sistem pemberian nomor Rekam Medis Rawat Jalan,IGD maupun Rawat Inap di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Putri diberikan secara sentral dengan menggunakan
Unit Numbering System ( Sistem Penomoran Unit ). Sistem ini memberikan
satu unit nomor rekam medis pada setiap pasien Rawat Inap maupun Rawat
Jalan, IGD pada waktu pertama kali datang berkunjung ke Rumah Sakit Putri
yang berlaku untuk selamanya. Jika pasien tersebut meninggal maka nomor
pasien yang bersangkutan tidak dibenarkan dialokasikan kepada rekam medis
yang lain.
IV.13.1. KOORDINASI PENOMORAN REKAM MEDIS
Penomoran Nomor Rekam Medis
Petugas Informasi dan Pendaftaran Pasien mempunyai tanggung jawab
dan wewenang sebagai koordinator dalam melaksanakan pemberian
Nomor Rekam baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap
Nomor-nomor disusun dalam buku “ Bank Nomor “
Petugas harus yakin apakah pasien yang bersangkutan benar-benar belum
pernah opname serta harus dilakukan pengecekan silang melalui fasilitas
indek computer ( Register di computer ).
Tujuan :
Untuk mempermudah dan memperlancar pelayanan pendaftaran bagi pasien
yang rawat jalan
Mengetahui jumlah kunjungan pasien rawat jalan.
PROSEDUR :
Tujuan :
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan cermat terhadap pasien gawat darurat.
PENDAFTARAN PASIEN IGD:
Pasien datang langsung ke Instalasi Gawat Darurat untuk dilakukan triage.
Petugas IGD mengarahkan kepada keluarga pasien atau mengantar pasien untuk
mendaftarkan ke Unit Informasi & Pendaftaran Pasien untuk pasien umum dan
Pendaftaran BPJS untuk pasien BPJS-JKN-KIS
Petugas Informasi & Pendaftaran Pasien menanyakan dan melakukan pendaftaran
dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk pasien baru.
KETENTUAN :
1. Pasien Baru
Pasien datang mendaftarkan diri di Tempat Pendaftaran Pasien dan mengisi
formulir identitas pasien sesuai dengan KTP.
2. Pasien lama
Pasien datang mendaftarkan diri ke Tempat Pendaftarn Pasien dengan
menyerahkan kartu berobat dan mengisi formulir identitas pasien sesuai dengan
KTP
3. Baik pasien baru maupun pasien lama diwawancarai tentang rencana
pembayaran
Bayar sendiri : ditanyakan apakah rencana ada klaim ke kantor atau
Asuransi? Kalau ada lampirkan Formulir Surat Keterangan Medis dan Surat
Kuasa yang ditandatangani pasien diatas materai 6000.
Tagihan Kantor : Melampiri Surat Jaminan dan Formulir Surat Ketarangan
Medis beserta Surat Kuasa yang ditandatangani pasien diatas materai 6000.
4. Pasien dari Pihak Ketiga / Pasien Asuransi.
Pasien datang mendaftarkan diri di Tempat Pendaftaran Pasien dengan
menunjukkan kartu keanggotaan.
Petugas Pendaftaran Pasien melakukan konfirmasi ke pihak ketiga bahwa
ada keanggotaannya masuk rukah sakit.
Pihak ketiga melampiri formulir surat keterangan medis yang sudah
disediakan oleh pihak ke tiga dan surat kuasa yang ditandatangani oleh
pasien diatas materai 6000.
Surat konfirmasi beserta resume medis di fax ke pihak ketiga
Pihak ketiga menerbitkan surat penjaminan
5. Pasien dari BPJS-JKN-KIS.
Pasien datang mendaftarkan diri di Tempat Pendaftaran Pasien BPJS dengan
menyerahkan :
Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis 46
1. Foto copy kartu BPJS-JKN-KIS
2. Foto copy KTP/KK
3. Foto copy Surat Rujukan dari Faskes Tingkat I
Pasien mengisi formulir pendaftaran dan General Conset
Pasien menandatangani Surat Verifikasi dan SEP
Apabila ada kendala iur pasien maka pasien tetap dilayani kemudian
disarankan untuk menyelesaikan iur biaya ke Kantor BPJS
Tujuan :
1. Tertip administrasi
2. Pasien pulang menyelesaikan pembayaran.
PROSEDUR :
1. Pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter yang merawat.
2. Perawat atau bidan membuatkan surat pengantar pasien pulang rangkap 2 dan
diserahkan ke pasien / keluarga pasien.
3. Surat pengantar pasien pulang diserahkan ke Administrasi Keuangan Pasien untuk
melakukan pembayaran.
4. Surat pengantar pasien pulang di tanda tangani oleh petugas Administrasi
Keuangan Pasien dikembalikan ke pasien / keluarga pasien untuk diserahkan ke
Ruang Perawatan sebagai tanda pasien boleh keluar Rumah Sakit.
a. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis pasien selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam harus
ditulis dalam lembaran rekam medis.
Penanggung Jawab
No. No. RM Nama Formulir
Pengisian
1. - Surat Pengantar Pasien Pulang Perawat/Bidan/Adm
Keuangan
2. - Surat Keterangan Sakit Dokter
3. - Permintaan Darah Untuk Transfusi Dokter,
Perawat/Bidan
4. - Surat Kematian Dokter
5. - Surat Keterangan Pasien Pulang Ibu Perawat/Bidan
5. - Surat Keterangan Pasien Pulang Bayi Perawat/Bidan
FORMULIR UMUM
PROSEDUR :
1. Pasien / keluarga pasien menyerahkan surat pengantar pasien pulang ke Ruang
Perawatan.
2. Paramedis memberikan penjelasan tentang penyuluhan kesehatan kepada pasien
dan keluarga mengenai perawatan dirumah :
Cara meminum obat
Diet
Perawatan luka ( kalau ada )
Perawatan payudara
Tujuan :
Agar pasien yang pasien pulang atas permintaan sendiri suatu saat nanti tidak
menyalahkan rumah sakit.
PROSEDUR :
1. Pasien / keluarga mengajukan permintaan pulang kepada perawat / bidan atau
dokter
2. Dokter menjelaskan dan memotivasi kepada pasien dan keluarganya tentang sebab,
akibat, serta penanganan penyakit yang diderita serta resiko-resiko yang akan
dihadapi.
3. Pasien / keluarga mengisi dan menandatangani surat pernyataan pulang paksa
( RM 8A untuk Ibu dan RM 8B untuk Bayi )
4. Paramedis membuatkan surat pengantar pasien pulang rangkap 2 dan diserahkan
ke pasien / keluarga pasien.
5. Surat pengantar pasien pulang diserahkan ke Administrasi Keuangan Pasien untuk
melakukan pembayaran.
6. Surat pengantar pasien pulang di tanda tangani oleh petugas Administrasi
Keuangan Pasien dikembalikan ke pasien / keluarga pasien untuk diserahkan ke
Ruang Perawatan sebagai tanda pasien boleh keluar Rumah Sakit
Rumah Ibu & Anak Putri Surabaya tidak menggunakan simbol dalam
menuliskan Allergi, Riwayat Penyakit akan tetapi ditulis dan digaris bawahi
dengan warna merah di map bagian depan cover berkas rekam medis serta
sebagai tanda pengenal bagi seluruh praktisi kesehatan lainnya untuk
memperhatikannya.
Huruf A
Abd = Abdomen
AJ = Angkat Jahitan
AC = Ante Coenam
Acc = Accord/setuju
AS = Apgar scor
Ax = Anamnesa
a/n = Atas nama
ad = Advis / Saran
alb = Albumin
ASI = Air Susu Ibu
An = Anak
APS = Atas Permintaan Sendiri
Huruf B
Huruf C
Huruf D
Dgn = Dengan
dr = Dokter
drg = Dokter Gigi
Dr. = Doktor
Dx = Diagnose
DD = Differential Diagnose
DP = Diagnosa Perawatan
DL = Diet Lambung
DNR = Do Not Resusitation
Huruf E
E/ = Etiologi
ECG = Electro Cardio Grafi
EEG = Electro Encephalo Gram
ET = Exchange Transfusion
Huruf F
FU = Fundus Uteri
FU jbpx =Fundus Uteri jari bawah Procesus xypoideus
Foto Tx = Foto Terapi
Fisio Tx = Fisio Terapi
Huruf G
G/ = Gejala
GCS = Glosgow Coma Scale
GE = Gastro Enteritis
Huruf H
IA = Intra Arterial
IC = Intracutan
IM = Intra Muscular
IV = Intra Vena
Inj = Injectie
Inf af = infuse aff
Huruf K
Ka = Kanan
Ki = Kiri
K/u = Keadaan Umum
Kel = Keluhan
KB = Keluarga Berencana
K/p = Kalau Perlu
KLL = Kecelakaan Lalu Lintas
KRS = Keluar Rumah Sakit
KPD = Ketuban Pecah Dini
KPP = Ketuban Pecah Prematur
Huruf L
Lab = Laboratorium
LFT = Liver Fungtion Test
LP = Lumbal Punksi
Huruf M
Huruf N
N = Nadi
Neo = Neonatus
Huruf O
Obs = Observasi
Obgyn = Obstetri & Gynaccologi
OK = Operatie Kammer
Op = Operasi
OT = Obat Terus
Huruf P
PS = Perawatan Setempat
PC = Post Coenam
Pf = Pemeriksaan Fisik
PP = Post Partum
Plg = Pulang
Post Op = Post Operasi
Pre Op = Pre Operasi
Per-Os = Pemberian Obat Peroral
Px = Pasien
P/P = Pasien Pindahan
Premed = Premedikasi
P/B = Pasien Baru
P/L = Pasien Lama
PRM = Prematur Ruptur of the Membranes
Ped = Pediatri
Prem = Prematur
Prof = Profesor
PRC = Packed Red Cell
Huruf R
Ro = Rontgen
R/ = Resep
Huruf T
T = Tensi
T = Temperatur
Tap = Tetap
Th = Tahun
Taa = Tidak apa-apa
Ttb = Tak teraba
Tts = Tetes
TB = Tinggi Badan
TBL = Tinggi Badan Lahir
TD = Tiphus Diet
Tx = Terapi
TKTP = Tinggi Kalori Tinggi Protein
TKRG = Tinggi Kalori Rendah Garam
THT = Telinga Hidung Tenggorokan
Huruf U
U/ = Untuk
USG = Ultra Sono Grafi
USG 2D = Ultra Sono Grafi 2 Dimensi
USG 3D = Ultra Sono Grafi 3 Dimensi
USG 4D = Ultra Sono Grafi 4 Dimensi
Huruf X
X: D = XyLLo-Della
Huruf A
PENYAKIT
TINDAKAN
App = Appendectomy
Aj = Angkat jahitan
Af IUD = af Intra Uteri Device
Huruf B
PENYAKIT
TINDAKAN
Huruf C
PENYAKIT
Ca Cx = Carcinoma Cervix
CC = Common Cold
CH = Cirrhosis Hepatitis
CaGb = Carcinoma Gall Bladder
CRF = Chronic Renal Failure (GGK)
COPD = Chronic Obstructive Pulmonary Disease
CHB = Conngenital Heart Block
CHD = Congestive Heart Disease
CHF = Conngenital Heartl Failure
ComCer = Commotio Cerebri
CPD = Cephalo Pelvic Disproportion
CVA = Cerebro Vascular Accident
TINDAKAN
Huruf D
PENUYAKIT
DOA = Death Of Arrival
DCM = Dilated Cardio Myopathi
DM = Diabetes Melitus
Decomp = Decompensation Cordis
DHF = Dengue Hemorhagic Fever
DDS = Demem Dengue Shock
DSS = Dengue Shoch Syndrome
DUB = Disfungsi Uterus Bleeding = PVD (Perdarahan Uterus)
TINDAKAN
Huruf E
PENYAKIT -
TINDAKAN
TINDAKAN
Huruf G
PENYAKIT
GE = Gastro Enteritis
GEA = Gastro Enteritis Acut
GED = Gastro Enteritis Dehidrasi
GEAND= Gastro Enteritis Acut Non Dehidrasi
GI P0 = Gravid I Para 0
GGA = Gagal Ginjal Akut
GGK = Gagal Ginjal Kronik
GBS = Guillain Barre Syndrome
GNA = Glomeluro Nephritis Acut
GNS = Glomeluro Nephritis Subakut
GNK = Glomeluro Nephritis Kronik
GERD = Gatrric Esophageal Reflux Disease
G6PD = Glucose 6 Phospate Dehydrogenese
TINDAKAN
GC = Gastric Cooling
GV = Ganti Verban
Huruf H
PENYAKIT
HT = Hipertensi
HF = Hemorrhagic Fever
HNP = Hernia Nucleus Pulposus
HD = Haemodyalisa
HBO = Hyperbaric Oxygen
Huruf I
PENYAKIT
ICT = Icterus
ICT Neo = Icterus neonatorum
IPA = Ingin Punya Anak
ISK = Infeksi Saluran Kencing
ISPA = Infeksi Saluran Pernafasan Akut
IUFD = Intra Uterine Fetal Disease
IHD = Izchaemic Heart Disease
ICH = Intra Celebral Hemorrhage
ITP = Idiophatic Thrombocytopenin Purpura
IVF = In Vintro Fertilization
TINDAKAN
Huruf K
KP = Koch Pulmonum
KPP = Ketuban Pecah Prematur
Kespro = Kesehatan Reproduksi
TINDAKAN
KB = Keluarga Berencana
Huruf L
PEYAKIT
TINDAKAN
Huruf M
PENYAKIT
MI = Mital Insufficiency
MAS = Meconium Aspiration Syndrome
MDS = Myelo Dysplasiia Syndrome
MS = Mitral Stenosis
MSI = Mitral Steno Insufficiency
TINDAKAN
MOW = Metode Operasi Wanita
MRI = Magnetic Resonance Imaging
PENYAKIT
TINDAKAN
NGT = Naso Gastric Tube
Huruf O
PENYAKIT
OA = Osteo Arthritis
Obs.Feb = Observasi Febris
OMI = Old. Myocard Infract
OMA = Otits Media Acut
OMAP = Otits Media Acut Purulent
OMC = Otits Media Chronic
OMP = Otits Media Purulenta
TINDAKAN
OD = Oxytocin Drip
Huruf P
PENYAKIT
TINDAKAN -
Huruf R
PENYAKIT
RA = Rematoid Artritis
RBBB = Right Bundle Branch Block
RDS = Respiratory Distress Syndrome
RIND = Reversible Ischaemic Neurological Deficit
RVH = Right Ventrical Hyperthropy
RHD = Rheumatic Heart disease
Res.Problem= Respiratory Problem
TINDAKAN –
Huruf S
PENYAKIT
SA = Sinusitis Akut
SOP = Space Occupying Process
SLE = Systemic Lupus Erythematosus
SSS = Sick Sinus Syndrome
SIOS = Serangan Iskemik Otak Selintas
SAH = Sub Aracnoid Haemorrhage
SVT = Supra Ventricular Tachycardia
SVES = Supra Ventricular Extra Systole
SIRS = Systemic Inflamatory Respon Syndrom
SBR = Segmen Bawah Rahim
Sec.Arret= Sekunder Arrest
SMK = Sesuai Masa Kehamilan
TINDAKAN
SC = Sectio Caesarian
SOS = Sakpingectomi Ooperatie Sinistra
Huruf T
PENYAKIT
TINDAKAN
Huruf U
PENYAKIT
TINDAKAN
Huruf V
TINDAKAN
VE = Versi Extraxtie
Vac – Ext = Vaccum Ektraktor
VS = Vena Sectie
Huruf W
PENYAKIT
TINDAKAN
SIMBOL UMUM
Setiap pasien yang datang berkunjung ke rumah sakit harus mengikuti peraturan
yang diberlakukan di Rumah Sakit. Bilamana pasien hanya datang untuk berobat jalan
maka aspek hukum yang diterimanya relative lebih sederhana daripada jika pasien itu
harus dirawat. Dari hubungan ini terlihat bahwa setiap pasien yang mendapat pelayanan
kesehatan mempunyai hak untuk memperoleh atau menolak pengobatan.
Berdasarkan undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
yang tercantum dalam pasal 45 ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien
harus mendapatkan persetujuan”.
Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan
medis adalah pasien yang bersangkutan berada dibawah pengampuan (under curatele)
persetujuan atau penolakan tindakan medis dapat diberikan oleh keluarga terdekat antara
lain suami/istri, ayah/ibu kandung, anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung.
Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien tidak perlu persetujuan.
Namun, setelah pasien sadar atau dalam kondisi yang sudah memungkinkan, segera
diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.
Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, maka penjelasan
diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar. Apabila tidak ada yang mengantar
dan tidak ada keluarganya sedangkan tindakan medis harus dilakukan maka penjelasan
diberikan kepada anak yang bersangkutan atau pada kesempatan pertama pasien sudah
sadar.
Demi menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul maka Rumah Sakit
Putri melakukan pengambilan Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
Unutk penandatanganan informed consent dilakukan apabila seorang pasien
Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis 81
dinyatakan harus mendapatkan suatu tindakan bedah (invasive) maupun non bedah
( non invasive).
Dokter yang menangani pasien tersebut harus menjelaskan hal-hal yang akan
dilakukan secara jelas. Dalam hal ini, dokter jangan sekali-kali memberi garansi
kesembuhan kepada pasien, tapi diskusikan dan jelaskan keuntungan yang diharapkan
serta resiko atau kemungkinan yang akan terjadi apabila pasien melaksanakan tindakan
tersebut, sehingga pasien dapat berfikir dan menetapkan keputusannya.
Apabila penyakit yang diderita pasien mempengaruhi fungsi seksual atau
reproduksinya atau tindakan yang dapat mengakibatkan kematian janin dalam
kandungan, maka dokter dapat meminta persetujuan kepada suami/istri pasien.
Keputusan ini diambil sebagai upaya hubungan kemanusiaan dan tidak mutlak untuk
mengobati pasien.
Pengertian Informed Concent
Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien.
Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung termasuk ayah
atau ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan atau
berdasarkan hukum adat, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung.
Tindakan Medis adalah suatu tindakan medis berupa preventif, diagnostik,
terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap
pasien.
Tindakan invasif adalah suatu tindakan Medis yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien.
Tindakan medis yang mengandung risiko tinggi adalah tindakan medis yang
berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan.
Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi
spesialis yang bekerja di Rumah Sakit Putri
Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
Memberikan persetujuan / penolakan apabila ayah tidak ada atau berhalangan
Suami adalah seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis 82
Istri adalah seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
laki-laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 (satu) istri, persetujuan /
penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka
Wali adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum
dewasa untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang yang
menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua
Induk Semang adalah ibu asrama di mana pasien bertempat tinggal (Indekos)
Gangguan mental adalah gejala perilaku yang secara klinis menimbulkan
penderitaan dan gangguan dalam kehidupan seorang yaitu : gangguan mental
berat, retardasi mental sedang, retardasi mental berat, dementia senilis.
Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
Cara pasien menyatakan persetujuan dapat tertulis (expres) maupun lisan. Persetujuan
secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan medis yang mengandung resiko tinggi,
sedangkan persetujuan lisan diperlukan pada tindakan medis yang tidak mengandung resiko
tinggi.
Semua jenis tindakan medis yang mengandung resiko tinggi harus disertai Informed
Concent
Jenis tindakan medis yang memerlukan Informed Consent disusun oleh Komite Medik
Jelas :
Dapat dibaca oleh setiap orang yang berkepentingan
Lengkap :
Semua tindakan, tanda-tanda klinis, anjuran, hasil-hasil pemeriksaan termasuk
diagnosa yang didapat harus ditulis lengkap pada formulir yang telah disediakan.
Lengkap adalah sesuai dengan identitas bukti diri pasien yang masih berlaku
( KTP/SIM )
Benar :
Semua tindakan, tanda-tanda klinis, anjuran, hasil-hasil pemeriksaan serta
diagnosa yang lengkap harus ditulis secara benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Akurat :
Sebelum dilakukan penulisan secara lengkap dan benar, para praktisi kesehatan
harus benar-benar yakin bahwa semua yang ditulis ke dalam rekam medis adalah
akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kesalahan tulis atau penggantian data, pada pencatatan rekam medis tidak boleh
dihapus atau ditip ex, tetapi harus dicoret, lalu diberi paraf.
Tepat Waktu :
Semua tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, harus di catat
selambat-lambatnya 1x24 jam, dan harus pada lembar rekam medis yang telah
disediakan.
Berkas rekam medis pasien pulang dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah disetor ke
Unit Rekam Medis
6. Penggunaan istilah harus tepat tidak menggunakan singkatan asing, (menggunakan
singkatan yang telah ditetapakan oleh Panitia Rekam Medis).
7. Setiap lembaran Rekam Medis harus tertera identitas pasien, minimal :
1. Nomor Rekam Medis
Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis 89
2. Nama lengkap pasien
3. Umur
8. Pencatatan / penulisan berkas rekam medis harus menggunakan tinta warna
hitam.
Kelemahan :
Pada saat penyimpanan rekam medis, petugas harus memperhatikan
seluruh angka nomor supaya tidak terjadi kekeliruan menyimpan.
Kemungkinan terjadi tertukarnya urutan nomor.
Sistem penyimpanan berkas rekam medis Rawat jalan maupun Rawat Inap
secara DESENTRALISASI dimana rekam medis rawat jalan disimpan
terpisah dengan rekam medis rawat ianp.
PETUJUK PENYIMPANAN :
Pada filing kabinet setiap laci diberi petunjuk guna mempercepat pekerjaan.
Misalnya :
Filing kabinet 1 laci ke 1 dengan petunjuk antara nomor 00-00-01 - 00-02-50
Laci ke 2 dengan petunjuk antara nomor 00-02-51 – 00-03-00
a. Dokumen rekam medis in aktif dinilai dahulu berdasarkan nilai guna rendah atau
tidak bernilai guna
b. Pemusnahan dilakukan setelah usia berkas rekam medis in aktif lebih dari 5 tahun
c. Pemusnahan berkas rekam medis adalah dengan cara dibakar habis supaya fisik
dokumen rekam medis tidak dapat lagi dikenal.
d. Dokumen yang tidak dimusnahkan adalah ringkasan pulang dan persetujuan
tindakan medis.
e. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis disimpan di gudang non aktif
yang selalu terkunci dan terhindar dari debu, air , api dan pengguna yang tidak sah.
f. Buat berita acara pemusnahan dokumen rekam medis
g. Buat laporan ke Dinas Kesehatan Kota
Tetapi perlu diperhatikan bahwa diagnosa akhir pasien mengandung nilai medis maka
Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis 99
lembaran tersebut tetap tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain yang tidak
berwenang. Walau demikian perlu diingatkan kepada para petugas medis maupun non
medis di rumah sakit, harus berhati-hati karena ada kalanya identitas pasien pun
dianggap perlu disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut
adalah seorang tanggungan polisi (buronan). Hal ini dilakukan demi ketenangan si
pasien dan demi tertibnya keamanan di rumah sakit dari pihak-pihak yang tidak
berwenang.
Oleh karena itu dimanapun petugas kesehatan itu bertugas tetap harus memiliki
kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan tuntutan ke pangadilan.
Sumber hukum yang dapat dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan suatu
informasi medis yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada pasal 48 UU
RI No. 29 tentang Praktik Kedokteran yaitu mengenai “Rahasia Kedokteran” pada ayat
(1) bahwa “Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran”. Sedangkan pada ayat (2) menyatakan bahwa “Rahasia
kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakkan hukum, permintaan
pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan”. Dengan adanya
Undang-Undang yang mengatur mengenai hal tersebut maka siapapun yang bekerja
dirumah sakit, khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan data rekam medis
wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Meskipun kita ketahui bahwa pada dasarnya pasien dapat mengetahui tentang keadaan
sakitnya melalui dokter, dan pasien berkewajiban untuk memberikan izin / kuasa kepada
pihak ke 3 yang ingin mengetahui keadaan sakitnya, kecuali berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Namun satu hal, yang harus dilakukan Petuga
Rekam Medis dalam menjalankan tugasnya terhadap pembukaan informasi medis
lainnya melaksanakannya dengan teliti dan hati-hati.
Rumah sakit memiliki fungsi utama untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang
sempurna kepada pasien baik pasien Rawat Inap,Rawat Jalan maupun pasien Gawat
Darurat. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis di
Rumah Sakit Putri yang diberikan kepada pasien.
Rekam medis sangat penting dalam pengembangan mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh rumah sakit beserta staf mediknya. Rekam medis merupakan milik rumah
sakit yang harus dipelihara karena sangat bermanfaat bagi pasien, dokter maupun rumah
sakit
Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis 100
Rumah Sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada di dalam
rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun memalsukan data
yang ada di dalam rekam medis atau dipergunakan oleh orang yang tidak berwenang
menggunakannya. Rekam medis harus diberi data yang cukup terperinci, sehingga
dokter lain dapat mengetahui bagaimana pengobatan dan perawatan serta tindakan yang
diberikan kepada pasien dan konsulen dapat memberikan pendapat yang tepat setelah dia
memeriksanya ataupun dokter yang bersangkutan dapat memperkirakan kembali
keadaan pasien yang akan datang dari prosedur yang telah dilaksanakan.
IV.54. OTOPSI
Otorisasi otopsi adalah sama seperti untuk tindakan pembedahan, harus ada informed
consent.
Dalam hal ini rumah sakit harus betul-betul terjamin keselamatannya melalui bukti tanda
tangan bagi orang yang berhak. Berkas dari pada pasien yang akan diotopsi harus
memiliki lembaran perintah otopsi.
Visum et Repertum dibuat atas permintaan dari kepolisian dalam kasus kecelakaan lalu
lintas, penganiayaan, pembunuhan dan lain-lain yang dibuat oleh dokter yang pertama
kali memeriksa pasien tersebut. Pembuatan Visume et Repertum dapat dilayani apabila
ada permintaan dari kepolisian dan pada kasus-kasus kecelakaan / penganiayaan.
Prosedur pembuatan :
Berdasarkan permintaan dari kepolisian yang dilengkapi surat permintaan Visum
et Repertum dikirim ke Bagian Administrasi Umum untuk di disposisi
Setelah ada disposisi di kirim ke Rekam Medis, petugas Rekam Medis mencarikan
data pasien tersebut
Kemudian dikirim / serahkan ke dokter yang berwenang untuk mengisi data
medis / hasil / pemeriksaan dan di tandatangani serta nama terang dokter
Visum dibuat rangkap 2 (dua)
Lembar asli dipergunakan / dikirim ke kepolisian, tembusannya untuk arsip Unit
Rekam Medis.
JENIS LAPORAN
1. Laporan Interen
2. Laporan Ekteren
LAPORAN INTEREN
Pengertian :
Yang dimaksud Laporan Interen ialah :
Laporan kegiatan rumah sakit yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dihimpun menjadi
laporan dengan periode yang telah ditetapkan untuk membantu perkembangan rumah
sakit, perbaikan mutu pelayanan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang akan
diambil oleh pimpinan rumah sakit.
Laporan interen dibuat secara berkala : bulanan & tahunan meliputi :
1. Laporan Jumlah Persalinan.
2. Laporan Jumlah Operasi
3. Laporan Rekapan Sensus Harian Rawat Inap
4. Grafik dan Grafik Barber Johnson
Tujuan :
Menciptakan laporan yang menyeluruh, tepat waktu, benar dan akurat.
LAPORAN EKSTEREN
Pengertian :
Yang dimaksud dengan laporan eksteren ialah :
Laporan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan yang berlaku di Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan Dinas Kesehatan, bahwa setiap rumah sakit negri
maupun rumah sakit swasta diwajibkan membuat laporan kegiatannya sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
Tujuan :
1. Memberikan informasi guna membantu pemerintah untuk mengambil kebijakan
pembangunan kesehatan dalam rangka upaya percepatan penurunan angka kematian
ibu melahirkan dan angka kematian bayi.
2. Membantu pemerintah untuk penentuan berbagai indikator yang berhubungan
dengan penilaian kegiatan rumah sakit.
Dasar hukum :
1. SK Men.Kes RI No.691 A / MenKes / SK / XII / 1994 tentang “Pedoman Sistem
Pelaporan Rumah Sakit di Indonesia setiap rumah sakit yang tercatat di Dinas
Kesehatan harus mengikuti Sistem Pelaporan Rumah Sakit yang telah ditetapkan.”
2. Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis No.HK 00.05.1.4.5482 tentang
Perubahan Formulir Sistem Pelaporan rumah Sakit di Indonesia Revisi Ke-4.
PELAKSANAAN :
1. Menerima surat keterangan kematian dari ruangan.
2. Petugas Rekam Medis mengecek sesuai dengan buku pasien pulang dan
mengecek kelengkapan surat kematian sesuai dengan berkas rekam medis.
3. Apabila ada diagnosa yang kurang jelas atau belum diisi, Petugas Rekam Medis
menanyakan ke ruangan yang bersangkutan untuk dimintakan kelengkapannya
ke dokter yang merawat.
4. Setelah lengkap dicatat di buku catatan pasien meninggal.
5. Surat Keterangan Kematian meliputi :
Form A : Untuk keterangan pemeriksaan mayat, yang asli diberikan kepada
keluarga pasien untuk proses pemakaman
Form B : Surat persangkaan dan sebab kematian.
Pengertian :
Laporan bulanan kesehatan Ibu dan Anak adalah :
Data mengenai jumlah Ibu Hamil, Maternal, Persalinan, Perinatal dan Bayi, Anak
Balita dan APRAS, Deteksi Dini Tumbuh Kembang.
Tujuan :
Mendapatkan data pasti mengenai :
a. Jumlah Ibu Hamil
b. Jumlah Persalinan
c. Jumlah aborsi dan KET
d. Jumlah kematian ibu dan penyebab kematian
e. Jumlah bayi lahir.
f. Jumlah kematian bayi dan penyebab kematian
g. Kunjungan Balita dan Anak Pra Sekolah
h. Jumlah Kunjungan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
PELAKSANAAN :
1. Mengambil data dari jumlah kunjungan Rawat Jalan
2. Mengabil data dari rekapan jumlah persalinan yang disesuaikan dengan formulir
standar dari Dinas Kesehatan.
3. Dibuatkan surat pengantar di tanda tangani Direktur Utama Rumah Sakit Putri
kemudian dikirim ke Dinas Keshatan Kotamadya Surabaya Kasubdin Kesehatan
Dasar
Pengertian :
Laporan bulanan pelayanan keluarga berencana adalah :
Tujuan :
Mendapatkan laporan bulanan pelayanan mengenai jumlah pasien keluarga
berencana
PELAKSANAAN :
1. Mengambil data dari rekapan pasien rawat jalan.
2. Mengabil data dari rekapan jumlah operasi dan rekapan pasien pulang yang
disesuaikan dengan formulir standar dari Dinas Kesehatan.
3. Dibuatkan surat pengantar di tanda tangani Direktur Utama Rumah Sakit Putri
kemudian dikirim ke Dinas Keshatan Kotamadya Surabaya Kabid KESMAS.
Tujuan :
a. Mengetahui rata-rata penggunaan tempat tidur.
b. Mengetahui frequensi penggunaan tempat tidur.
c. Mengetahui lamanya tempat tidur kosong.
d. Mengetahui angka kematian kasar maupun angka kematian netto.
e. Mengetahui Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
f. Mengetahui Jumlah Kunjungan Rawat Inap
PELAKSANAAN :
1. Mengambil data dari kunjungan pasien rawat jalan.
Pengertian :
Laporan bulanan Rekapitulasi Pasien Nyeri Paliatif Kanker adalah :
Laporan yang memuat data pasien kanker yang dirawat di rumah sakit.
Tujuan :
Mendapatkan laporan Rekapitulasi Nyeri Paliatif Kanker pada bulan tersebut di
rumah sakit.
PELAKSANAAN :
1. Data nihil karena tidak ada tim paliatif
2. Dibuatkan surat pengantar dan di tanda tangani oleh Direktur Utama Rumah
Sakit Putri kemudian dikirim ke Dinas Keshatan Kotamadya Surabaya Kasubdin
YanKes Khusus.
Tujuan :
1. Mengetahui jumlah Angka Gizi Buruk baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap
Tujuan :
1. Mengetahui jumlah Angka Persalinan
2. Mengetahui indikasi Persalinan
PELAKSANAAN :
1. Mengambil data dari buku register persalinan
2. Dibuatkan surat pengantar dan di tanda tangani oleh Direktur Utama Rumah
Sakit Putri kemudian dikirim ke Dinas Keshatan Kotamadya Surabaya Kasubdin
Kesehatan Dasar
Tujuan :
1. Mengetahui jumlah Angka Ibu Hamil
PELAKSANAAN :
1. Mengambil data dari laporan kunjungan di Poli Kandungan
Tujuan :
1. Mengetahui jumlah Angka KLB
PELAKSANAAN :
1. Mengambil data dari laporan kunjungan di Poli Kandungan
2. Dibuatkan surat pengantar dan di tanda tangani oleh Direktur Utama Rumah
Sakit Putri kemudian dikirim ke Dinas Keshatan Kotamadya Surabaya Kasubdin
Kesehatan Dasar
Tujuan :
Mendapatkan laporan gambaran kegiatan secara garis besar di RSIA Putri
PELAKSANAAN :
1. Mengabil data dari rekapan laporan bulanan intern dan ekstern yang disesuaikan
dengan formulir standar dari Dinas Kesehatan.
2. Dikirim melalui email
3. Dibuatkan surat pengantar dan di tanda tangani oleh Direktur Utama Rumah
Sakit Putri kemudian dikirim ke Dinas Keshatan Kotamadya Surabaya Kasubdin
Yankes Rujukan.
PELAKSANAAN :
1. Mengabil data dari rekapan laporan bulanan intern dan ekstern yang disesuaikan
dengan formulir standar dari Dinas Kesehatan.
2. Dikirim melalui online
Untuk mendukung terlaksananya Unit Rekam Medis yang optimal maka perlu adanya
dukungan logistic yang memadai dan tidak terputus. Persiapan dan pengadaan bahan dan
alat untuk kelangsungan Unit Rekam Medis perlu kerjasama antar bagian yang baik.
Dengan pengadaan logistic yang memadai otomatis akan menghindarkan pengeluaran
dari rumah sakit yang berlebihan.
1. Pengadaan barang alat tulis kantor :
Membuat anggaran kebutuhan rutin setiap tahun
Membuat Bon Permintaan Barang ( BPB ) ke Unit Pengadaan Umum sesuai
dengan anggaran kebutuhan rutin.
Membuat Surat Permintaan Pengadaan ( SPP ) yang ditandatangani oleh
Direktur Utama apabila permintaan barang diluar anggaran rutin.
2. Pengadaan Alat penyimpanan berkas rekam medis
Membuat Surat Permintaan Pengadaan ( SPP ) yang ditandatangani oleh
Direktur Utama sesuai dengan kebutuhan.
Membuat Bon Permintaan Barang ( BPB ) ke Unit Pengadaan Umum sesuai
dengan Surat Permintaan Pengadaan.
Pemeliharaan alat alat listrik sepenuhnya ditanggung oleh Bagian IPS.
Keselamatan dan keamanan kerja ditujukan kepada petugas Rekam Medis dan
alatmeliputi hal hal sebagai berikut :
Pengendalian mutu Rekam Medis beriisi tentang evaluasi untuk menilai penampilan kerja staf
dan mutu pelayanan, ang akan diperbaharui secara teratur sesuai perkembangan ilmu dan
tuntutan masyarakat.
VIII.1. EVALUASI PENGENDALIAN MUTU :
Data pasien dan tindakan harus terekam dalam berkas rekam medis dengan
lengkap, jelas, benar dan terbaca.
Semua Berkas rekam medis dilakukan ceklis Ketidak Lengkapan Pencatatan
Catatan Medis ( KLPCM ).
Ceklis KLPCM secara berkala dilakukan evaluasi.
Memberikan umpan balik hasil evaluasi kepada Unit terkait dan pimpinan rumah
sakit.
Secara berkala mengevaluasi kinerja staf
Secara berkala mengevaluasi ketepatan laporan baik ke luar rumah sakit maupun
laporan interen.
Menganalisa dan mengevaluasi indikator mutu rekam medis.
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis ini mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan Unit Rekam Medis
Dengan adanya Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis diharapkan dapat menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit Putri Surabaya dan mampu memberikan informasi yang lengkap , tepat , akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan
Suko Budiyati
Direktur Utama
Sekretaris
4. Uraian Tugas :
1. Membantu Direktur Utama RS Putri dalam hal
peningkatan mutu dan pelayanan rekam medis
2. Menyusun dan mengusulkan perubahan format,
isi, bentuk dan ukuran sajian rekam medis kepada
Direktur Utama RS Putri.
3. Kegiatan monitoring tentang kebenaran dan
kelengkapan pengisian berkas Rekam Medis.
4. Mengevaluasi monitoring mutu rekam medis
meliputi :
Evaluasi Informed Consent ( Surat Persetujuan
Tindakan Medis ).
Evaluasi Pencatatan Rekam Medis.
Evaluasi Ketepatan Pengembalian Rekam
Medis.
5. Mengadakan pertemuan satu bulan sekali dalam
rangka evaluasi pelayanan guna meningkatkan mutu
pelayanan rekam medis.
4. Uraian Tugas :
1. Mengadakan pertemuan satu bulan satu kali dalam
rangka evaluasi pelayanan guna meningkatkan mutu
pelayanan rekam medis.
2. Memimpin Rapat Komite Rekam Medis.
3. Membuat Program Kerja Komite Rekam Medis
4. Membantu Direktur Utama RS Putri dalam hal
peningkatan mutu dan pelayanan rekam medis
5. Menyusun dan mengusulkan perubahan format,
isi, bentuk dan ukuran sajian rekam medis kepada
Direktur Utama RS Putri.
6. Kegiatan monitoring tentang kebenaran dan
kelengkapan pengisian berkas Rekam Medis.
7. Mengevaluasi monitoring mutu rekam medis
meliputi :
a. Evaluasi Informed Consent ( Surat Persetujuan
Tindakan Medis ).
b. Evaluasi Pencatatan Rekam Medis.
c. Evaluasi Ketepatan Pengembalian Rekam Medis.
d. Evaluasi Program Kerja Panitia Rekam Medis.