Anda di halaman 1dari 40

KBM 1

PENGUKURAN DAN
ANGKA PENTING

FISIKA MEKANIKA-PRODI S1 TEKNIK MESIN-UNSIKA


TEDI HERYANTO
Kemampuan dasar yang akan Anda miliki
setelah mempelajari bab ini adalah
sebagai berikut:
• Dapat mengukur besaran fisika
(massa, panjang, dan waktu)
• Mengetahui Angka Penting

FISIKA MEKANIKA
KBM KE -1
MATERI

01 Pengukuran

02 Angka Penting
1. Pengukuran
A. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiaannya

a. Mistar
Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm.
Ketelitian atau ketidakpastian mistar adalah
½ x 1 mm = 0,5 mm atau 0,05 cm.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua skala, yaitu skala utama dan skala
nonius. Skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Beda skala nonius dengan skala utama adalah: 0,1 cm – 0,09 cm.
Ketelitian jangka sorong:
½ x 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm
Jangka Sorong
c. Mikrometer Skrup
Skala utama tertera pada selubang dan skala nonius tertera pada
selubang luar. Selubang luar memiliki 50 skala, 1 skala pada
selubang luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser
sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Skala terkecil mikrometer skrup adalah
0,01 mm atau 0,001 cm. Ketelitian mikrometer skrup adalah ½ x 0,01
mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.
Beberapa Teknik Pengukuran Panjang
Fathometer memancarkan pulsa elektronik.
Cepat rambat bunyi dalam air adalah
v = 1500 m/s.
Selang waktu antara pulsa pancar sampai pulsa pantul
diterima kembali oleh fathometer adalah t = 8 sekon

Kedalaman laut =

= 6000 m
B. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya
Alat ukur waktu yang umum adalah stopwatch.

Skala terkecilnya adalah sekon = 0,1 sekon


Ketelitian = x skala terkecil = x 0,1 sekon = 0,05 sekon
stopwatch
CARA PENGGUNAAN JS DAN MS
Masalah pada Pengukuran
a. Kesalahan
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai
benar x0.

Tiga macam kesalahan:


1. Keteledoran disebabkan oleh keterbatasan pengamat.

2. Kesalahan acak disebabkan fluktuasi-fluktuasi yang halus


pada kondisi-kondisi pengukuran.

3. Kesalahan sistematis menyebabkan kumpulan acak


bacaan hasil ukur distributif secara konsisten di
sekitar nilai rata-rata yang cukup berbeda dengan
nilai sebenarnya.
Penyebab kesalahan pengukuran antara lain sebagai
berikut.
 Kesalahan kalibrasi, yaitu penyesuaian pembubuhan nilai
pada garis skala pada saat pembuatannya.
 Kesalahan titik nol
 Kesalahan komponen lain,seperti melemahnya pegas.
 Kesalahan arah pandang membaca nilai skala
b. Ketidakpastian Hasil Percobaan
Ketelitian (akurasi) adalah suatu aspek yang menyatakan tingkat
pendekatan dari nilai hasil pengukuran alat ukur dengan nilai x0.
Ketidakpastian relative (KR) :

Ketepatan (persisi) adalah suatu aspek pengukuran yang


menyatakan kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran sama pada pengukuran berulang.
Pengukuran tunggal maupun pengukuran berulang
hasilnya dilapordkan sebagai x = x0± Δx
Δx dinamai ketidakpastian mutlak.
Ketidakpastian relatif, yaitu Δx/x.
Makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian
pengukuran tersebut.
Melaporkan Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai:

x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0


x adalah nilai ketidakpastian

(1) Pengukuran tunggal

(2) Pengukuran berulang


Contoh Hasil Pengukuran Berulang
=

2. TEORI RAMBAT RALAT (RALAT)


Rambat ralat adalah ralat yang diperoleh dari ralat besaran turunan yang diukur
tidak langsung. Sebab ralat rambat terdiri atas relasi penjumlahan, relasi
pengurangan, relasi perkalian, relasi pembagian dan relasi perpangkatan.
contoh :
sebuah benda bepindah sejauh 10,00 meter diukur dengan mistar, menempuh
waktu perpindahan sebesar 5,00 sekon menggunakan stopwatch. Hasil
pengukuran sebagai berikut:
Perpindahan (s) = 10, 00 m
Waktu tempuh = 5,00 s

Maka besar kecepatan yang ditempuh adalah:


=
=
Hasil pengukuran diatas dapat dilaporkan v= ]. Untuk
menentukan ketidakpastian , maka ini tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan ½ x NST (seperti pengukuran tunggal), karena
pengukuran kecepatan v tidak diukur dengan alat ukur secara
langsung melainkan diukur satu persatu perpindahan dan
waktunya. Kecepatan v diperoleh melalui hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus. Sedangkan untuk menghitung v ini (hasil
perhitungan) dilakukan dengan menggunakan teori ralat. Berikut
penjelasan perhitungan rambat ralat dengan pengukuran
tunggaldan berulang.
A. Perhitungan Rambat Ralat Dengan Pengukuran Tunggal
Misal suatu hasil pengukuran secara langsung masing-masing
variabel diukur x, y dan z, dengan x, y, z, ... masing-masing dilakukan
pengukuran hanya satu kali saja (pengukuran tunggal), maka dapat
dibentuk menjadi sebuah fungsi yaitu:
A=f(x, y, z,.....)
Turunannya adalah DA = Df (x, y, z, .....) kemudian dituliskan menjadi:

Δ A = Δ f (x, y, z,....) = + +

Dengan adalah suatu yang berharga mutlak.

diperoleh dari setengah nilai skala terkecil suatu alat ukur.


Beberapa operasi rambat ralat pada pengukuran tunggal
dilakukan melalui penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Berikut dapat dijelaskan satu persatu operasi
rambatan ralat pada pengukuran tunggal:
a) Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.
Misal suatu hasil perhitungan pengukuran A = x ± y, dimana x dan y hasil
pengukuran langsung, maka:
A=x±y
Setelah diproses maka bentuk rambat ralatnya adalah:

ΔA = +

ΔA = + =
Rambat ralat dari
Jika kedua persamaan dibagi maka diperoleh rambata
ralat bentuk penjumlahan dan pengurangan yaitu:
±1

=
b) Operasi Perkalian, Pembagian dan Perpangkatan.
Suatu besaran x dan y merupakan hassil pengukuran yang dilakukan secara
langsung, maka jika kedua variabel ini dihitung melalui rumus pembagian adalah:

A= = x.y-1
Dengan cara yang sama seperti penjumlahan dan pengurangan diatas, bentuk rambat ralatnya
adalah :
Aturan rambat ralat setelah dideferensialkan adalah:
ΔA = +
= +
Rambat ralatnya dari
y-1
=
x.y-2

= +
X=10,00 m
Mobil di atas bergerak dengan perpindahan sejauh 10,00 m dalam waktu tempuh5,20 sekon
dengan masing-masing nilai skala terkecil alat ukur yang digunakan adalah:
NST mistar = 0,1 cm
NST Stopwatch = 0,2 sekon
Tentukan ketidakpastian mutlak pengukuran kecepatan v?
Diketahui : perpindahan s = 10,00 m = 1000,00 cm
Waktu tempuh t = 5,20 sekon

Kecepatan dihitung dengan rumus


v = s/t = 10 m/ 5,20 s = 1,923076 m/s
= 1,92 m/s (3 angka penting)
Ketidakpastian mutlak pengukuran kecepatan, dapat dihitung melalui teori
operasi rambat ralat perkalian dan pembagian, yaitu:

v= = s.t-1 = +

=
Dengan menggunakan = ½ x NST, maka:
= ½ x 0,1 cm = 0,05 cm
t = ½ x 0,2 sekon = 0,1 sekon

Ketidakpastian mutlak dari kecepatan adalah:


= 3,707840232071
= = 3,708 (4 angka penting)

Jadi, besarnya kecepatan mobil


tersebut yang dilaporkan adalah =

= cm/s
B. Perhitungan Rambat Ralat Dengan Pengukuran Berulang
Dengan variabel yang sama seperti perhitungan rambat ralat dengan
pengukuran tunggal, yaitu variabel x, y, dan z, yang diukur secara
berulang kali (minimal tiga kali) maka dapat ditulis fungsi persamaannnya
adalah:
A=f(x, y, z,.....)
Turunannya adalah ΔA = Δf (x, y, z, .....) kemudian dituliskan menjadi:
Δ A = Δ f (x, y, z,....) =

Dengan adalah suatu yang berharga mutlak.


dapat ditentukan dengan cara:
1. Untuk pengukuran sebanyak 3 kali, maka ketidakpastian
mutlaknya adalah harga deviasi maksimum dari rata-rata
hasil pengukurannya
2. Untuk pengukuran sebanyak >3 kali, maka ketidakpastian
mutlaknya dapat diperoleh dengan menggunakan standar
deviasi.

ΔX =

Keterangan

Δx = ketidakpastian mutlaknya (standar deviasi) besaran x

xi = data pengukuran ke-i

n = banyaknya data yang terukur


a) Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.
Dua variabel diukur secara langsung dengan menggunakan alat ukur masing-
masing x dan y, maka hasil perhitungan pengukuran jika operasinya
dijumlahkan atau dikurangkan adalah:
A=x±y
Setelah diproses maka bentuk rambat ralatnya adalah:

ΔA =

2
Rambat ralat dari

2
±1

ΔA =
b) Operasi Pembagian.
Misalkan x dan y adalah hasil pengurangan langsung tunggal, maka dengan
bentuk hasil perhitungan operasi pembagian adalah

A= = x.y-1 Aturan rambat ralat setelah dideferensialkan adalah:

Rambat ralatnya dari =

y-1
=
x.y-2

=
b) Operasi Pembagian.
Misalkan x dan y adalah hasil pengurangan langsung tunggal, maka dengan
bentuk hasil perhitungan operasi pembagian adalah

A = x/y = x.y-1

ΔA =

2
Setelah diproses maka bentuk rambat ralatnya adalah:
Rambat ralat dari

2
±1

ΔA =
Suatu rangkaian percobaan akan ditenttukan nilai hambatan listrik. Dari tiga pengukur
diperoleh data sebagai berikut:
No Tegangan listrik (V) Kuata Arus Listrik (A) Hambatan Listrik (R)

1 4,50 0,15 30,00

2 4,45 0,16 27,81

3 4,50 0,15 30,00

Dengan : NST volmeter = 0,2 V


NST ampermeter = 0,002 A

Hambatan rangkaian tersebut adalah:

Rumus hambatan listrik :


R = V/I

R= =29,87 Ω (4 angka penting).


Selanjutnya akan ditentukan nilai ΔR dengan menggunakan teori ralat, namun terlebih dahulu
menentukan nilai V dan I dengan metode deviasi (simpangan baku).
1) Untuk ΔV adalah : 2) Untuk Δx adalah:
= 0,02 V
= 0A
= 0,03 V
= 0 ,01A
= 0,02 V
Jadi yang dipilih yg nilai maksimum =0,003 V = 0A
Jadi yang dipilih adalah = 0,01 s

Jadi Nilai hambatan tersebut :


= R = (R ± ΔR)
= 0,0004 + 1,992 = (29,87 ± 1,41) ohm
= 1,411
3. ANGKA PENTING
a. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah dinyatakan sebagai

Notasi ilmiah, massa elektron


0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 9,11 kg
Ditulis 9,11 x 10-31 kg

Massa bumi
6,000 000 000 000 000 000 000 000, kg
Ditulis 6 x 1024 kg
b. Aturan Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksa dan
satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan)
Aturan-aturan Angka Penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka
penting
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang
ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting.
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah
bukan angka penting.
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki
angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar
jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan.
Berhitung dengan Angka Penting
Aturan penjumlahan dan pengurangan
Dalam penjumlahan, hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran.
Jumlahkan 2,74 x 104 g dan 5,950 x 103 g.
2,74 x 104 g = 27,4 x 103 g → 4 angka taksiran
5,950 x 103 g = 5,950 x 103 g  0 angka taksiran
+
33,350 x 103 g dibulatkan 33.4 x 103 g
notasi ilmiah 3,34 x 104 g

Aturan Perkalian dan Pembagian


0,628 cm x 2,2 cm = 1,38226 cm2
(3ap) (2ap) = 1,4 cm2
(2ap)
LATIHAN SOAL
1. Tentukanlah satuan dan dimensi dari besaran
t u r u n a n : massa jenis, tekanan, energi, momentum, Intensitas
bunyi dan gaya.
2. Lakukan analisis dimensi untuk menguji kebenaran rumus di
bawah ini:
a. Usaha = Energi Kinetik
b. Impuls = Momentum
c. Gaya = Berat
3. Sebuah benda bergerak dengan persamaan v = a + bt , dengan
v adalah kecepatan dan t adalah waktu. Tentukan dimensi a dan
b.
5. Viskositas ƞ suatu gas tergantung pada massa, diameter efektif
dan kecepatan rata-rata molekul. Gunakan analisa dimensi untuk
menentukan rumus ƞ sebagai fungsi variabel-variabel ini Jika dimensi
dari viskositas adalah ML-1T-1!

5. Gunakan metode dimensi untuk memperoleh rumus gaya angkat


pesawat per satuan panjang rentangan sayap pesawat. Pesawat
bergerak dengan kecepatan v melalui udara dengan kerapatan ρ.
Nyatakan rumusnya dalam l,v dan ρ (l adalah lebar sayap)!
6. Tentukan rumus kecepatan bunyi jika kecepatan ini tergantung pada
tekanan P dan massa jenis udara ρ!
7. Berapakah hasil pengukuran dari gambar berikut di bawah ini
THANK YOU
TEDI HERYANTO

Anda mungkin juga menyukai