Karya Tulis Tradisi Marangi Keris
Karya Tulis Tradisi Marangi Keris
Daftar pertanyaan:
3) Berapa keris yang sudah pernah Anda warangi dan namanya apa saja?
Marangi Keris?
Marangi Keris?
7) Apa saja hal-hal khusus yang harus dilakukan oleh sang Resi?
9) Apa saja nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Marangi Keris?
10) Mengapa Anda masih setia menjadi seorang Resi sampai saat ini?
A. Kesimpulan
B. Saran
10
BAB II
METODOLOGI DAN PEMBAHASAN
A. Jadwal Penelitian
2) Jadwal Penelitian
B. Metode Penelitian
1) Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
4
5
b. Observasi
dimiliki oleh sang Resi atau orang yang melakukan Marangi Keris.
c. Wawancara
Keris.
2) Analisis Data
3) Penarikan Kesimpulan
yang diperoleh.
6
C. Pembahasan
Keris adalah senjata tikam gugusan belati yang termasuk salah satu
keris berasal dari bahasa Jawa kuno, yang merujuk pada kata 'kris' dalam
bahasa Sansekerta, yang artinya menghunus. Keris terbuat dari bahan dasar
besi, baja dan juga pamor yang ditempa berulang kali sampai berlapis-lapis.
Karena terbuat dari besi tentunya keris bisa berkarat, oleh karena itu
hanya dilakukan saat bulan suro (tahun baru Jawa) saja. Seseorang yang
karena apabila perempuan akan ada saat dimana perempuan tidak suci atau
datang bulan.
Gimun atau biasa dipanggil mbah Mun. Mbah Mun adalah orang asli dari
sekarang sudah 80 tahun. Saat ayahnya meninggal pada tahun 1963, mbah
ini. Dari 59 tahun mewarangi keris kira-kira sudah ada sebanyak 767 keris
7
yang sudah beliau bersihkan. Keris yang paling banyak beliau bersihkan
Gambar 3. Ladrangan
Gambar 4. Gabelan
Selain itu, juga ada Sampar Angin, Patrem, Sombro, dan Cundrik.
Biasanya setiap bulan suro mbah Mun bisa membersihkan kurang lebih 13
keris. Selama menjadi seorang Resi, mbah Mun tidak pernah memberikan
tarif harga akan jasanya. Karena, beliau murni ingin menolong masyarakat
untuk melestarikan tradisi dari leluhur. Selain menjadi seorang Resi, mbah
Tahap Persiapan
persiapan bahan.
i. Persiapan Diri
alami, di antaranya:
2. Warangan
b. Tahap Pelaksanaan
tidak berjamur.
dalamnya.
11
Pangudi Luhur yakni kerendah hatian dan suci. Dalam proses Marangi
Pamor dari keris inilah yang menghilangkan kesan seram dan gagah dari
tercermin pada kisah Kebo Ijo sahabar Ken Arok ketika dipinjami Keris
Ametung.
Selain itu, sebelum melakukan Marangi Keris sang Resi juga harus
sang Resi harus berpuasa satu hari satu malam terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk menyucikan diri sang Resi. Selain itu, sang Resi juga
harus menjaga tutur kata, sikap dan juga perbuatan selama melakukan
Hal ini terbukti dari beberapa kisah tradisional yang menyebut tentang keris,
seperti kisah Ken Arok dan Ken Dedes yang ada pada tahun 1965 dalam
buku Pararaton karangan R. Pitono. Senjata keris milik Indonesia dan resmi
Fungsi utama keris pada zaman dahulu sebagai senjata tradisional. Namun,
pada saat ini keris lebih berfungsi sebagai bagian kelengkapan pakaian adat
Jawa dan banyak disimpan masyarakat karena berbagai hal, seperti: untuk
lain sebagainya).
keris biasa yang bisa dibeli di toko aksesoris pernikahan yang bagian
dalamnya berupa kayu bukan besi. Sedangkan, keris yang digunakan untuk
1
2
pegangan adalah keris pusaka yang berasal dari peninggalan leluhur atau
dibuat oleh sang Empu. Contoh keris pusaka yang terkenal yaitu: keris Kyai
Setan Kober milik Adipati Jipang, keris Kyai Condong Campur milik Arya
Penangsang, keris Taming Sari milik Taming Sari, keris Mpu Gandring
milik Ken Arok, keris Nogososro milik Prabu Brawijaya, keris Kyai
Carubuk milik Sunan Kalijaga, keris Kyai Sengkelat milik kerajaan Demak,
keris Nyai Sombro milik Nyi Sombro dan keris Nyai Blorong milik Nyi
Blorong.
memandikan pusaka ini dilakukan saat bulan suro (tahun baru Jawa).
Adapun tujuan dari ritual Marangi Keris ini untuk menghindarkan diri sang
dalam melakukan ritual ini. Keris diperlakukan dengan baik dan tidak asal-
asalan karena keris dibuat dengan penuh filosofi, dibuat dengan harapan,
Jawa percaya bahwa sebuah keris memiliki ajaran moral berupa nilai-nilai
kehidupan. Nilai-nilai kehidupan ini tidak hanya terdapat pada sebuah keris,
Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan dibahas masih terlalu luas. Agar mampu menyusun
C. Tujuan Penelitian
kehidupan sehari-hari.
KARYA TULIS
TRADISI MARANGI KERIS SEBAGAI WARISAN BUDAYA JAWA
DALAM UPAYA PEMBENTUKAN NILAI-NILAI
SEPULUH KEUTAMAAN PANGUDI LUHUR
DI BANYURIPAN TIRTOSUWORO GIRIWOYO WONOGIRI
TAHUN 2022
Disusun oleh:
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
pada:
Di : Giriwoyo
Kepala Sekolah,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Pembahasan ................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran ..........................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
KARYA TULIS
TRADISI MARANGI KERIS SEBAGAI WARISAN BUDAYA JAWA
DALAM UPAYA PEMBENTUKAN NILAI-NILAI
SEPULUH KEUTAMAAN PANGUDI LUHUR
DI BANYURIPAN TIRTOSUWORO GIRIWOYO WONOGIRI
TAHUN 2022
Disusun oleh:
2022