Bab 1. Pendahuluan 1
Bab 1. Pendahuluan 1
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Khusus Riset 3
1.4. Manfaat Riset 3
1.5. Keutamaan Riset 3
1.6. Temuan Riset 3
1.7. Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan 3
1.8. Luaran……………………………………………………………... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Penelitian Terdahulu 4
2.2 Landasan Teori 5
BAB 3. METODE RISET 6
3.1. Tahapan Riset 6
3.2. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data 6
3.3. Teknik Analisa Data 7
3.4. Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Riset 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8
4.1. Anggaran Biaya 8
4.2. Jadwal Kegiatan 9
DAFTAR PUSTAKA 10 LAMPIRAN 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 21
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas 22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 23
Lampiran 5. Surat Kesediaan Perguruan Tinggi 24 BAB
1.PENDAHULUAN
“Teu Boga Sawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga
Beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat.”
“Tidak Punya Sawah Asal Punya Beras, Tidak Punya Beras Asal Dapat Menanak
Nasi, Tidak Punya Nasi Asal Makan, Tidak Makan Asal Kuat.”
Sunda Wiwitan berasal dari kata sunda dan wiwitan. dapat diartikan bahwa
Sunda Wiwitan berarti Sunda asal atau Sunda asli atau disebut juga agama Jati
Sunda. Ia diyakini sebagai sebuah agama yang besar. Agama leluhur bangsa yang
sangat peduli terhadap alam dan sopan santun. Adapun pandangan masyarakat
adat Cireundeu terhadap agama adalah ageman (pegangan) untuk tuntunan hidup
(keselamatan) yang tidak bisa lepas dari pemaknaan budaya yang artinya ketika
seseorang beragama maka secara tidak langsung dan tidak disadari ia sedang
menjalankan dan memaknai budaya yang melekat pada agama yang dianut.
Hal ini dikuatkan dengan adanya pepatah Sunda yang mengatakan bahwa
“ulah poho kana kulah getih sorangan” yang artinya jangan lupa akan tanah
kelahiran atau ibu pertiwi, serta sebuah ungkapan yang mengingatkan sebuah hak
dan bukan “budaya batur dimumule, budaya sorangan dipohokeun cul dogdog
1
tinggal igel” yang artinya budaya bangsa lain dipelihara, sementara budaya bangsa
sendiri dilupakan. Konsep agama dalam kepercayaan masyarakat adat Cireundeu
penganut Sunda wiwitan yakni Tuhan yang disebut “Gusti Sikang Sakang Sawiji
Wiji” atau di atas segalanya pencipta mereka, setiap manusia akan kembali kepada
Tuhan “Mulih Kajati Mulang Ka Asal”.
Hingga kini, masyarakat adat mengonsumsi singkong atau ketela yang disebut
dengan rasi sebagai makanan pokok secara turun temurun. Diawali pada tahun
1918 ketika sawah-sawah yang mengering. Kemudian para leluhur menyarankan
dan berpesan untuk menanamkan ketela sebagai pengganti padi. Karena tanaman
ketela dapat ditanam pada musim kering maupun musim hujan dan melihat
ketersediaan lahan untuk menanam padi semakin sempit dan kecil, banyak sawah-
sawah yang telah berganti gedung.
Sejak 1924 masyarakat adat Cireundeu mulai mengonsumsi ketela hingga saat
ini. Masyarakat adat mengolah singkong dengan cara digiling, diendapkan dan
disaring menjadi aci atau sagu. Ampas dari olahan sagu yang dikeringkan juga
dibuat menjadi rasi atau beras singkong. Tidak hanya itu, singkongpun diolah
menjadi berbagai camilan seperti opak, egg roll, cireng, simping, bolu, bahkan
dendeng kulit singkong yang dikemas dan dijual sebagai oleh-oleh.
Dengan konsistensi masyarakat adat yang mengonsumsi rasi sebagai
makanan pokok, membuat masyarakat adat tidak pernah mengonsumsi beras. Hal
ini bukan berarti masyarakat adat mengharamkan beras dari padi, namun
melestarikan dan mengikuti pesan sesepuh. Rasa kenyang dari konsumsi ketela
lebih lama dibandingkan dengan padi. Sehingga masyarakat adat cukup makan
dua kali sehari.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Penelitian ini adalah :
1. Bagaimana masyarakat Kampung Adat Cirendeu, mempertahankan adatnya dalam
penggaruh perubahan sosial dan kebudayaan dalam era globalisasi.
2. Bagaimana masyarakat Desa Cirendeu menjaga kerukunan suku dan beragama
tanpa terjadinya konflik ?
3. Bagaimana Masyarakat Desa Cirendeu meyakini bahwa Gunung Keramat menjadi
sumber makanan dari desa tersebut?
2
3. Untuk mengetahui bagaimana Masyarakat Desa Cirendeu meyakini silsilah turun
temurunnya percaya bahwa Gunung Keramat adalah sumber pangan Masyarakat
tersebut secara konkret dan rasional.
1.8 Luaran
Luaran yang diharapkan pada Penelitian ini adalah:
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Artikel Ilmiah
4. Publikasi Media Sosial (Youtobe)
3
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini membahas tentang kebiasaan pada masyarakat kampung adat
Cireundeu Cimahi dari segi ketaatan hukum. Dalam penelitian ini ditujukkan
proses adat istiadat yang dijaga dengan apik sampai sekarang oleh penganutnya
dan ketaatan warga masyarakat adat Cireundeu akan kepemilikan suatu identitas
sebagai ketaatan hukum warga negara. Penelitian ini didasarkan pada empat
permasalahan yaitu: Bagaimana asal mula kebiasaan masyarakat kampung adat
Cireundeu?. Kebiasaan-kebiasaan apa saja yang ada di kampung Adat Cireundeu
yang berkaitan dengan Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)?. Bagaimana
dampak kebiasaan makan singkong sebagai makanan pokok pada kehidupan
seharihari dalam ketaatan hukum masyarakat?. Apa makna dan hakikat dari tata
kebiasaan pada masyarakat kampung adat Cireundeu untuk membina warga
Negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen)? Penelitian mengenai
Kajian Tentang Kebiasaan Pada Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Cimahi
Dalam Perspektif Ketaatan Hukum Warga Negara ini, akan dilihat secara spesifik
pada momentum kebiasaan masyarakat dan penyelenggaraan upacara satu sura.
Penelitian ini dibangun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Melalui
pengamatan terlibat dan wawancara mendalam sebagai teknik utama
pengumpulan datanya, peneliti berusaha menggali informasi mengenai kebiasaan
yang dilakukan oleh masyarakat kampung adat Cireundeu, baik mengenai adat
istiadat, kebiasaan dan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku sebagai warga
negara. Penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1). Kebiasaan masyarakat kampung
adat Cireundeu berawal dari sebuah ajaran yang diajarkan oleh Pangeran Madrais,
Pangeran Madrais mengajarkan untuk mengalihkan beras ke singkong sebagai
makanan pokok dan melaksanakan upacara satu sura sebagai upacara besar
keagamaan. Makanan singkong sebagai makanan pokok yang awalnya dijadikan
sebagai peralihan karena sulit untuk mendapatkan beras dan sekarang menjadi
salah satu ciri khas masyarakat adat Cireundeu. Upacara satu sura adalah bentuk
dari kepercayaan yang dianut oleh masyarakat adat Cireundeu yaitu kepercayan
Madrais atau kepercayaan sunda wiwitan. 2). Kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan adalah melaksanakan Upacara satu Sura, serta kebiasaan beribadah
setiap malam jumat keliwon dan malam selasa keliwon sebagai wujud refleksi dari
rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa. Kebiasaan-kebiasaan tersebut merupakan
ajaran yang diajarkan dari kepercayaan yang dianut. Namun resiko yang harus
diambil oleh masyarakat adat Cireundeu adalah sulitnya untuk mendapatkan
sebuah identitas, karena agama mereka adalah aliran kepercayaan. Hampir
sebagian masyarakat adat Cireundeu tidak memiliki KTP atau kartu identitas
karena kendala agama dan walaupun dipaksakan untuk memiliki KTP harus
menginduk atau masuk kedalam agama yang lainnya yang diakui oleh negara. 3).
Dampak kebiasaan makan singkong sebagai makanan pokok pada kehidupan
sehari-hari dalam ketaatan hukum masyarakat dapat dilihat dari segi ekonomi,
singkong dapat menjadikan masyarakat adat Cireundeu hidup berkecukupan. Dari
segi kesehatan rasi dapat memperkuat daya tubuh dan dapat menahan dari rasa
lapar serta untuk mengurangi berbagai penyakit seperti penyakit diabetes.
4) .Masyarakat dan kebudayaan Cireundeu memiliki ciri khas yaitu rasi sebagai
makanan pokok dan upacara satu sura, nilai-nilai Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) masuk kedalam penerapan kebiasaan masyarakat adat Cireundeu. Pengaruh
4
tradisi yang sangat besar dapat menjadikan warga negara yang cerdas dalam
berfikir dan berprilaku. Kebiasaan yang dilakukan cerminan dari pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang ada ditengah-tengah masyarakat (Community
Civic).
a. Adat
Adat merupakan pencerminan dan kepribadian suatu bangsa, adat yang dimiliki
oleh daerah-daerah atau suku-suku bangsa adalah berbeda-beda meskipun dasar
serta sifatnya adalah satu yaitu keindonesiannya, adat diartikan sebagai kebiasaan
yang menururt dangan public telah terbentuk baik sebelum maupun sesudah
adanya masyarakat (Mirsa Astuti: 2022: 1) b. Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan menurut wakil presiden pertama Republik Indonesia
(RI), Moh Hatta mengatakan Kebudayaan banyak sekali macamnya. Menjadi
pertanyaan apakah agama itu suatu ciptaan manusia atau bukan. Keduanya bagi
saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan karena dengan beragama
manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakan agama adalah
bagian daripada kebudayaan" (detik.com: 2021) c. Alkultrasi Kebudayaan
Menurut Junal ilmiah M. Alie Humaedi (2014) adalah sikap puas ataupun
tidak puas kelompok indentitas tertentu terhadap realitas social dan politik yang
ada, salah satu upaya untuk meredam konflik tersebut dapat dilakukan jika
masyarakat bisa saling mengakui identitas kelompok masing-masing, baik
kelompok mayoritas maupun minioritas.
Akulturasi budaya menurut Koentjaraningrat adalah proses sosial yang
umumnya timbul karena masuknya unsur budaya asing sedemikian rupa, dan
terjadi dalam waktu terus menerus. Sehingga unsur-unsur budaya asing lambat
laun pun diterima dan menjadi bagian dari budayanya sendiri. (bakai.uma,ac.id :
2022) d. Multikultural
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
tentang ragam kehidupan di dunia, atau kebijakan kebudayaan yang menekankan
penerimaan tentang adanya keragaman, kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas
utama dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem sosial- budaya,
dan politik yang mereka anut, Konsensus dalam hal ini mengandaikan bahwa
masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda itu akan mampu
bertahan hidup karena para anggotanya menyepakati hal-hal tertentu sebagai
aturan bersama yang harus ditaati, sedangkan teori konflik justru memandang
sebaliknya bahwa masyarakat yang berbeda-beda itu akan bertahan hidup karena
adanya konflik. (ilmusosial.fisip.unair.ac.id: 2018)
5
BAB 3. METODE RISET
3.1.Tahapan Riset
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain secara holistik, serta dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah, pemiliham metode kualitatif kami gunakan meninjau
bahwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder dalam penelitian ini sesuai dengan definisi tujuan
penelitian ini.
Pendekatan kualitatif terhadap masyarakat Kampung Cirendeu dilakukan
dengan meriset perilaku kebudayaan adat desa sana, persepsi masyarakat
Kampung Cirendeu atas kebudayaan lokal, serta persepsi masyarakat Desa atas
kebudayaan dan adat masyarakat Kampung Cirendeu secara menyeluruh dan
berusaha menyatukan beraneka lapisan kaidah serta pandangan yang lebih luas.
Setelah melakukan pendekatan secara kualitatif dan mendapatkan data primer
maka akan dilakukan analisis data dengan data sekunder, dimana tim akan
melakukan ivestigasi, pembersihan, tranformasi dan pemodelan data bertujuan
untuk mengelola data menjadi informasi yang baru atau kesimpulan.
6
1) Observasi
Pengamatan langsung di wilayah studi dengan menggunakan
format yang telah disusun berdasarkan pilihan-pilihan tentang
alkultrasi kebudayaan masyarakat Kampung Cirendeu.
2) Wawancara
Dengan tatap muka dan melakukan proses tanya jawab kepada
beberapa narasumber di Kampung Cirendeu
7
kertas, bahan, dll) maksimal 60% Perguruan Tinggi
dari jumlah dana yang diusulkan
Instansi Lain (jika ada)
Jumlah
Muhammad Aditya
Rapat dan diskusi
1 Putra P
tim peneliti
Muhammad
Roihan
8
2 Membuat Muhammad Aditya
penyusunan Putra P
pedoman obeservasi
dan wawancara Muhammad Raziq
Ginting
DAFTAR PUSTAKA
Aer, A. 2021. Peran Polres Mimika Dalam Penyelesaian Konflik Antar Suku
Damal Melalui Pendekatan Perspektif Hukum. Jurnal Syntax
Transformation. 2(9)2721-2769
Astuti, M. 2022. Hukum Adat Dan Antropologi. Edisi Ke-1, CV. Pustaka Prima,
Medan.
9
Salsa Nuritsa. (2015). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Cirendeu Kelurahan
Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi
Saraswati dan Reiza Permanda Gulfa. (2017). Kearifan Budaya Lokal Kampung
Adat Cirendeu dan Konsep Swasembada Pangan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Ketua,
10
BiodataAnggota 1 A. Identitas Diri
1 NamaLengkap Muhammad Roihan
2 JenisKelamin Laki-laki
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM 2106200064
5 TempatdanTanggalLahir Medan, 20 Maret 2004
6 E-mail roihansaragih@gmail.com
7 NomorTelepon/Hp 082274246886
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Anggota,
Muhammad Roihan
11
6 E-mail faizritonga@gmail.com
7 Nomor Telepon/Hp 082214425949
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Anggota,
12
BiodataAnggota 3 A. Identitas Diri
1 NamaLengkap Muhammad Farhan Nabil
2 JenisKelamin Laki-Laki
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM 2306200385
5 TempatdanTanggalLahir Medan, 15 Juli 2005
6 E-mail awandubeng@gmail.com
7 NomorTelepon/Hp 081377317744
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Anggota,
13
BiodataAnggota 4 A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dinda Tiara Yusuf
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program studi Hukum
4 NIM 2306200363
5 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 12 April 2004
6 E-mail Dindatiarayusuf12@gmail.com
7 Nomor Telepon/Hp 082169235252
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Anggota,
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Thalita Syifa Salsabila Pohan
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program studi Ilmu Hukum
4 NIM 2306200369
5 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 28 april 2006
6 E-mail Thalitasyifa2006@gmail.com
7 Nomor Telepon/Hp 081553664324
14
B. Kegiatan Kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam kegiatan Waktu Dan
Tempat
1 Masa Ta’aruf Ikatan Peserta 2023, UMSU
Mahasiswa
Muhammadiyah
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Anggota,
15
Biodata Dosen Pendamping A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Chintya Hadita,SH.,MH
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Hukum
4 NIDN -
5 TempatdanTanggalLahir Medan, 22 November 1997
6 E-mail Chintyahadita@gmail.com
7 NomorTelepon/HP 081239882327
B. RiwayatPendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun
Lulus
1 Sarjana (S-1) Hukum UMSU 2019
2 Magister (S-2) Hukum USU 2021
3 Doktor (S-3) Hukum USU Sedang
Studi
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
17
a. Kegiatan Penyiapan 1 Rp. 950.000 Rp. 950.000
Survei Lapangan
Alokasi
Program Bidang Uraian
No Nama / NIM Waktu(jam/
Studi Ilmu Tugas
minggu)
18
1 Muhammad Aditya Ilmu Hukum _ 24 Minggu Menganalisis
sumber data
sekunder
seperti
jurnal,buku
dil,yang
memiki
keterkaitan
dengan
penelitian ini
2 Muhammad Roihan Ilmu Hukum _ 24 Minggu Melakukan
Observasi
terhadap
masyarakat
kampung
Cirendeu
19
Nama Ketua Tim : Muhammad Aditya Putra Pratama
Nomor Induk Mahasiswa : 2306200371
Program Studi : Hukum
Nama Dosen Pendamping : Chintya Hadita,SH.,MH
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM RSH saya dengan judul ”Hukum
Adat Desa Cirendeu Bagi Yang Memakan Nasi Yang Berlokasi Di Cireundeu,
Cimahi Selatan” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2023 adalah asli karya
kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Materai 10.000
20