Anda di halaman 1dari 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala


bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi
yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan
penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai


peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari
seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan
telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang


kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma Sehat-Sakit, saat ini telah
terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif
dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-
unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif.
Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
ikut berperan serta secara aktif dalam uoaya peningkatan status kesehatannya.
2

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek


pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan
mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan
masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu,
keluarga dan kelompok dalam masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu;


keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah
satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi
keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka
mahasiswa Program Studi Profesi Keperawatan ( Ners ) Fakultas Kedokteran
Universitas Malahhayati Bandar Lampung melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas di RT 1, RT 2, RT 3 dusun 2 desa Sidosari Kecamatan
Nartar Lampung Selatan dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan
keluarga, kelompok dan masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar, serta mampu bekerja sama
dengan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasikan status kesehatan masyarakat desa melalui
survey yaitu:
- Melakukan pengumpulan data dengan instrument/kuesioner
- Mengolah data dan tabulasi data kesehatan masyarakat
- Merumuskan permasalah yang dihadapi dalam masyarakat
- Bersama masyarakat mengidentifikasikan masalah kesehatan dan
masalah keperawatan.
a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang timbul.
3

b. Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disepakati


bersama-sama masyarakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
dihadapi.
c. Mengevaluasi seluruh kegiatan keperawatan yang telah dilaksanakan.
d. Mendokumentasikan data kesehatan masyarakat dalam laporan PKL-
PKMD.

C. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Anamnesa dan Wawancara


Dalam teknik ini peserta praktik keperawatan komunitas memperoleh data
dengan cara tanya jawab langsung dengan masyarakat Dusun II Desa
Sidosari, Natar, Lampung Selatan dengan format pengkajian yang telah
ditentukan.
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap keadaan masyarakat Dusun II
Desa Sidosari.
3. Dokumentasi dan Study Kepustakaan
Menggunakan buku-buku literatur yang relevan dengan fokus pemikiran
dari laporan praktik keperawatan komunitas sebagai pelengkap
memvalidasi data yang diperoleh.

E. Teknik Pengolahan Data

Data ditabulasi dengan cara dipilih-pilih berdasarkan kriteria yang telah di


tentukan, atau dengan cara manual perhitungan sendiri mahasiswa berdasarkan
4

survey yang telah dilakukan, kemudian disajikan dalam bentuk hasil laporan
Praktik Keperawatan Komunitas yang direncanakan.

F. Gambaran Desa Dan Data Demografi

1. Kronologi Terbentuknya Desa Sidosari


Pada tahun 1957 merupakan tonggak terbentuknya desa Sidosari
dengan sumber informasi yang didapat bahwa, desa yang saat ini bernama
Sidosari bernama Kampung Ulu Kibau yang berasal dari bahasa daerah
lampung yang artinya kepala Kerbau.
Konon cerita dahulu bahwa ada pencuri yang mencuri binatang
peliharaan Kibau dan dipotong di pinggir kali atau sungai kecil, dan
penduduk kampong Haji Mena dan sekitarnya menamakan areal atau
wilayah tersebut dinamakan KAMPUNG ULU KIBAU atau artiya
KAMPUNG KEPALA KERBAU.
Wilayah kampung ULU KIBAU adalah pilial KAMPUNG
HAJIMENA dan warga setempat banyak berasal dari daerah Garut dan
pada tahun 1965 terjadi pemekaran kampung dan terbentuk KAMPUNG
SUSUKAN yang diartikan PERKAMPUNGAN PINGGIR KALI
dengan pembagian 3 wilayah dusun yaitu: 1. Dusun I SIDOSARI, 2.
Dusun II UMBUL BARU, 3. Dusun III SIMBARINGIN.
Pada tahun 1965 KAMPUNG ULU KIBAU diganti nama
menjadi SIDASARI yang artinya SIDA-dimaksutkan JADI dan
SARI-dimaksuutkan RASA yang mengartikan perkampungan JADI
RASA. Pada tahun 1968 SIDASARI diubah nama menjadi
SIDOSARI yang artinya SIDO-JADI dan SARI-RASA yang
mengartikan perkamungan JADI RASA.
Pada tahun 1975 terjadi perubahann kepala susukan dari ABDUL
HAMID kepada ISMAIL dengan masa tugas sampai dengan 1982. Masa
kepemimpinan ismail tahun 1982 kampung SUSUKAN berubah setatus
5

menjadi desa dan SUNARDI menjadi kepala desa I serta pemekaran


wilayah dusun menjadi 5 dusun, terdiri dari:
1. Dusun I SIDOSARI
2. Dusun II UMBUL GARUT
3. Dusun III SIMBARINGIN
4. Dusun IV SINDANG LIWA
5. Dusun V UMBUL KUCINGAN
Pada tahun 1984 desa SIDOSARI terjaadi pemekaran dusun
menjadi 6 dusun dan penyempurnaan nama- nama dusun sebagai berikut
1. Dusun I SINAR BANTEN
2. Dusun II SIDOSARI
3. Dusun III SINDANG LIWA
4. Dusun IV BANGUNREJO
5. Dusun V SIMBARINGIN
6. Dusun VI KAMPUNG BARU
Kepala desa SIDOOSARI dijabat oleh bapak UNANG RATU sejak
tahun 1984 sampai tahun 1987 dan merupakan jabatan kepala desa ke_2.
Kepala desa SIDOSARI dari tahun 1987- saat ini akhir jabatan (2013) dijabat
oleh bapak M. AMIN ANSORI dan dari tahun 2013 sampai sekarang dijabat
oleh bapak PARYANTO.
2. Kondisi Wilayah Desa Sidosari
a. Luas Wilayah
1) Wilayah Pemukiman = 297 Ha
2) Pertanian Tadah Hujan = 102,8 Ha
3) Peladanga/ Tegalan = 130 Ha
4) Perkantoran = 0,37 Ha
b. Lokasi Strategis
1) Jarak ke Ibu Kota Provinsi = 8 km
2) Jarak Ke Kota Kecamatan = 8 km
3) Jumlah penduduk tahun ini = 4.088 jiwa
4) Jumlah penduduk tahun lalu = 3.751 jiwa
6

3. Batas- batas Wilayah


a. Barat = Desa Natar
b. Timur = Kota Bandar Lampung
c. Selatan = Desa Hajimena
d. Utara = Desa Muara Putih

4. Kondisi Geografis
a. Ketinggian dari laut = 82 m
b. Suhu Udara rata- rata = 24 320C

5.Fasilitas Pendidikan

No Nama pendidikan Jumlah sekolah Lokasi/dusun


01 TK/PAUD 1/1 Sinar Banten
02 SD/MI 1 Sidosari
03 SMP/MTS - -
04 SMA/MA - -
05 Lain-lain - -

7. Tempat Ibadah

No Tempat ibadah Jumlah

1 Mushola 7 buah
2 Gereja -
3 Pura -
4 Vihara 1 buah
5 Masjid 6 buah

8. Pembagian wilayah desa

No Nama Dusun Jumlah RT


1 Sinar Banten 2
2 Sidosari 3
3 Sindang Liwa 2
7

4 Bangun Rejo 2
5 Simbaringin 7
6 Kampung Baru 4

9. Fasilitas Olah Raga


Lapangan sepak bola : 1 bh
Lapangan bola volley : 2 bh
Lapanagan Bulu tangkis : 3 bh.
10. Organisasi Pemerintahan Desa
Kepala Desa : PARYANTO

Sekretaris : ALFIANTO
Kepala Urusan Umum : KUSTIKA NOVIANTI
Kepala Urusan Keuangan : SAKINAH
Kepala Urusan Perencanaan : MERIYANA SULASTRI
Kepala Seksi Kesra : SI. BINTANG ALAM
Kepala Seksi Pelayanan : KANDARNO
Kepala Seksi Pemerintahan : M. SOLEH ARISYA
Kepala Dusun Sinar Banten : ROHANI
Kepala Dusun Sidosari : SAWIRI
Kepala Dusun Sindang Liwa : SAMUDRA
Kepala Dusun Bangun Rejo : SUPRIYADI
Kepala Dusun Simbaringin : ABDUL HARIS, S.E.
Kepala Dusun Kampung Baru : SAIMIN. M.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup

sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan msyarakat

yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai

arti penting dalam


8

kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan

sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh

pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk

menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat

berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri

melalui perawatan kesehatan komunitas.

2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai

suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia

dan keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada

keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk

memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan

masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok

yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk,


peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam
pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut
American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
9

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks


2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Meerupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima
semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal
ini komunitas
10

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan


perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap
kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
11

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan


pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya,
ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
2.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai
dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.2.2 Tujuan Khusus


Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera
12

10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap


masalah kesehatan.

2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.

2.3.3 Kelompok Khusus


Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
13

d. Anal usia sekolah


e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita

2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan
dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi,
saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi
sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.

2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


14

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.4.1 Upaya Promotif


Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks

2.4.2 Upaya Preventif


Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
15

2.4.3 Upaya Kuratif


Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

2.4.4 Upaya Rehabilitatif


Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan
lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,
patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat

2.4.5 Upaya Resosialitatif


Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti
Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok
yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
16

masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha
pendekatan ilmiah keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.
17

2.6 Model Pendekatan


pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan
dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan
dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi
keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai
perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila
pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan
bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan
terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat disebut community approach.

2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
18

wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen


pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan
dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan
efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke
(1987) maslah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman
resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara
lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
19

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan


Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang
lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya
untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul (Effendi Nasrul, 1995).

2.7.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

2.7.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
20

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu


dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas
terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan
tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.

2.7.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output).
21

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,


sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat

pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang


terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan
22

keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,


sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan
yaitu melalui proses keperawatan.
23

BAB III

PENGKAJIAN, TABULASI, ANALISA DATA,


DIAGNOSA KEPERAWATAN, DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian Dan Tabulasi Data

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Laki-laki 355 51.7 51.7 51.7
Perempuan 331 48.3 48.3 100.0
Total 686 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 355 orang (51,7%).

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 0-5 Tahun 7 1.0 1.0 1.0
6-12 Tahun 62 9.0 9.0 10.1
13-18 Tahun 106 15.5 15.5 25.5
19-35 Tahun 292 42.6 42.6 68.1
35-54 Tahun 176 25.7 25.7 93.7
> 55 Tahun 43 6.3 6.3 100.0
Total 686 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan berusia 19-35 tahun yaitu sebanyak

292 orang (42,6%).


24

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Islam 684 99.7 99.7 99.7
Kristen 2 .3 .3 100.0
Total 686 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan beragama Islam yaitu sebanyak 684

orang (99,7%).

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid PNS 4 .6 .6 .6
Swasta 15 2.2 2.2 2.8
Tidak Bekerja 69 10.1 10.1 12.8
Pensiunan 7 1.0 1.0 13.8
Tani 443 64.6 64.6 78.4
Buruh 38 5.5 5.5 84.0
IRT 6 .9 .9 84.8
Pelajar 104 15.2 15.2 100.0
Total 686 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan bekerja sebagai petani yaitu

sebanyak 443 orang (64,6%).

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Tidak/ Belum Sekolah 7 1.0 1.0 1.0
SD 146 21.3 21.3 22.3
SMP 368 53.6 53.6 75.9
SMA 161 23.5 23.5 99.4
PT 4 .6 .6 100.0
Total 686 100.0 100.0
25

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan berpendidikan SMP yaitu sebanyak
368 orang (53,6%).

Jenis Perumahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Permanen 112 66.3 66.3 66.3
Semi Permanen 46 27.2 27.2 93.5
Tidak Permanen 11 6.5 6.5 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki rumah permanen yaitu
sebanyak 112Kepala Keluarga(66,3%).

Status Kepemilikan Rumah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Milik Sendiri 149 88.2 88.2 88.2
Numpang 6 3.6 3.6 91.7
Sewa 14 8.3 8.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki rumah dengan status milik
sendiri yaitu sebanyak 149Kepala Keluarga(88,2%).
Jenis Lantai Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Tanah 16 9.5 9.5 9.5
Tegel/ Semen 153 90.5 90.5 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki jenis lantai rumah tegel/

semenyaitu sebanyak 153Kepala Keluarga(90,5%).


26

Ventilasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Ada 168 99.4 99.4 99.4
Tidak Ada 1 .6 .6 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki ventilasi pada rumahnya

yaitu sebanyak 168Kepala Keluarga(99,4%).

Penerangan di Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Baik 165 97.6 97.6 97.6
Cukup 4 2.4 2.4 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki penerangan rumah yang

baik yaitu sebanyak 165Kepala Keluarga(97,6%).

Vektor Membahayakan di Sekitar Rumah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Lalat 15 8.9 8.9 8.9
Nyamuk 96 56.8 56.8 65.7
Kecoa 41 24.3 24.3 89.9
Burung 17 10.1 10.1 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan terdapat nyamuk sebagai vektor
membahayakan disekitar rumah yaitu sebanyak 96Kepala Keluarga(56,8%).
27

Halaman di Sekitar Rumah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Ada 151 89.3 89.3 89.3
Tidak Ada 18 10.7 10.7 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki halaman disekitar rumah
yaitu sebanyak 51Kepala Keluarga(89,3%).

Pemanfaatan Pekarangan Rumah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Kebun 18 10.7 10.7 10.7
Kolam 6 3.6 3.6 14.2
Kandang 24 14.2 14.2 28.4
Tidak Dimanfaatkan 121 71.6 71.6 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memanfaatkan pekarangan
rumah yaitu sebanyak 121 Kepala Keluarga(71,6%).

Air Untuk Minum dan Masak


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Sumur Pompa 12 7.1 7.1 7.1
Sumur Gali 154 91.1 91.1 98.2
Sungai 3 1.8 1.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memilih sumur gali sebagai sumber

air untuk minum dan masak yaitu sebanyak 154Kepala Keluarga(91,1%).


28

Sistem Pengolahan Air Minum


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Dimasak 169 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa seluruh penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan mengolah air minum dengan cara

dimasakyaitu sebanyak 169Kepala Keluarga(100%).

Air Untuk Mandi dan Mencuci


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Sumur Pompa 12 7.1 7.1 7.1
Sumur Gali 154 91.1 91.1 98.2
Sungai 3 1.8 1.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memilih sumur gali sebagai sumber

air untuk mandi dan mencuci yaitu sebanyak 154Kepala Keluarga(91,1%).

Tempat Penampungan Air


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Bak 140 82.8 82.8 82.8
Ember 24 14.2 14.2 97.0
Gentong 5 3.0 3.0 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memilih bak sebagai tempat

penampungan air yaitu sebanyak 140Kepala Keluarga(82,8%).


29

Kondisi Tempat Penampungan Air


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Tertutup 57 33.7 33.7 33.7
Terbuka 112 66.3 66.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki tempat penampungan air

dengan kondisi terbukayaitu sebanyak 112Kepala Keluarga(66,3%)

Kondisi Air
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Berwarna 6 3.6 3.6 3.6
Tidak Berasa/ Tidak
163 96.4 96.4 100.0
Berbau/ Tidak Berwarna
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki kondisi air tidak berasa/

tidak berbau/ tidak berwarna yaitu sebanyak 163Kepala Keluarga(96,4%)

Pembuangan Sampah
Frequen Cumulative
Percent Valid Percent
cy Percent
Valid Tempat Pembuangan Sampah 54 32.0 32.0 32.0
Sungai 4 2.4 2.4 34.3
Timbun 76 45.0 45.0 79.3
Bakar 19 11.2 11.2 90.5
Sembarang Tempat 16 9.5 9.5 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan membuang sampah dengan cara
ditimbun yaitu sebanyak 76Kepala Keluarga(45,0%)
30

Tempat Pembuangan Sementara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Ada 73 43.2 43.2 43.2
Tidak Ada/ Sembarangan 96 56.8 56.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki tempat pembuangan
sampah sementara yaitu sebanyak 96Kepala Keluarga(56,8%)

Kondisi Tempat Pembuangan Sementara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Terbuka 79 46.7 46.7 46.7
Tertutup 67 39.6 39.6 86.4
Tidak Ada 23 13.6 13.6 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki kondisi tempat
pembuangan sampah sementara terbuka yaitu sebanyak 96Kepala
Keluarga(56,8%)
Jarak Penampungan Sampah dengan Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid < 5 Meter 46 27.2 27.2 27.2
> 5 Meter 123 72.8 72.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki jarak penampungan sampah

dengan rumah > 5 meter yaitu sebanyak 123Kepala Keluarga(72,8,8%)


31

Tempat Pembuangan Limbah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Got 156 92.3 92.3 92.3
Sungai 9 5.3 5.3 97.6
Sembarang Tempat 4 2.4 2.4 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan menggunakan got sebagai tempat

pembuangan limbah yaitu sebanyak 156Kepala Keluarga(92,3%)

Kondisi Saluran Limbah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Lancar 166 98.2 98.2 98.2
Tergenang 3 1.8 1.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki kondisi saluran limbah

yang lancar yaitu sebanyak 166Kepala Keluarga(98,2%)

Kebiasaan Buang Air Besar


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid WC 166 98.2 98.2 98.2
Sungai 3 1.8 1.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki kebiasaan BAB di WC

yaitu sebanyak 166Kepala Keluarga(98,2%)


32

Jenis Jamban yang Digunakan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Septik Tank 166 98.2 98.2 98.2
Lain-lain 3 1.8 1.8 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki jenis jamban dengan septik

tank yaitu sebanyak 166Kepala Keluarga(98,2%)

Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Ada 40 23.7 23.7 23.7
Tidak Ada 129 76.3 76.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki hewan ternak di

rumah yaitu sebanyak 129Kepala Keluarga(76,3%).

Letak Kandang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Didalam Rumah 16 9.5 9.5 9.5
Diluar Rumah 24 14.2 14.2 23.7
Tidak Ada Ternak 129 76.3 76.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki hewan ternak di
rumah yaitu sebanyak 129Kepala Keluarga(76,3%).
33

Kondisi Kandang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Terawat 14 8.3 8.3 8.3
Tidak Terawat 26 15.4 15.4 23.7
Tidak Ada Ternak 129 76.3 76.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki kondisi kandang yang
yaitu sebanyak 129Kepala Keluarga(76,3%).

Sarana Kesehatan yang Paling Dekat


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Rumah Sakit 4 2.4 2.4 2.4
Puskesmas 89 52.7 52.7 55.0
Posyandu 25 14.8 14.8 69.8
Balai Pengobatan 6 3.6 3.6 73.4
Perawat 33 19.5 19.5 92.9
Bidan 12 7.1 7.1 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki Puskesmas sebagai sarana
kesehatan yang paling dekatyaitu sebanyak 89Kepala Keluarga(52,7%).
Tempat Berobat Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Rumah Sakit 2 1.2 1.2 1.2
Puskesmas 90 53.3 53.3 54.4
Balai Pengobatan 12 7.1 7.1 61.5
Perawat 48 28.4 28.4 89.9
Bidan 17 10.1 10.1 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memilih Puskesmas sebagai tempat
berobat keluarga yaitu sebanyak 90Kepala Keluarga (53,3%).
34

Kebiasaan Sebelum Berobat


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Beli Obat Bebas 11 6.5 6.5 6.5
Jamu 9 5.3 5.3 11.8
Tidak Ada 149 88.2 88.2 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki kebiasaan sebelum
berobat yaitu sebanyak 149Kepala Keluarga (88,2%).

Sumber Pendanaan Kesehatan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Askes/ Jamsostek 4 2.4 2.4 2.4
Umum 17 10.1 10.1 12.4
BPJS/ KIS/ JPS 148 87.6 87.6 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan menggunakan BPJS/KIS/JPS sebagai
sumber pendanaan kesehatan yaitu sebanyak 148Kepala Keluarga (87,6%).

Penyakit yang diderita Keluarga 6 Bulan Terakhir


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Batuk Pilek 12 7.1 7.1 7.1
Diare 23 13.6 13.6 20.7
ISPA 78 46.2 46.2 66.9
DBD 4 2.4 2.4 69.2
Asam Urat/ Rematik 27 16.0 16.0 85.2
Hipertensi 15 8.9 8.9 94.1
Tidak Ada 10 5.9 5.9 100.0
Total 169 100.0 100.0
35

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan menderita penyakit ISPAdalam 6
bulan terakhir yaitu sebanyak 78Kepala Keluarga (46,2%)

Jumlah Pasangan Usia Subur


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Ada 62 36.7 36.7 36.7
Tidak Ada 107 63.3 63.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki pasangan usia subur
dalam keluarga yaitu sebanyak 107Kepala Keluarga (63,3%)

Jenis Kontrasepsi yang Digunakan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid IUD 17 10.1 10.1 10.1
Suntik 28 16.6 16.6 26.6
Pil 6 3.6 3.6 30.2
Kondom 11 6.5 6.5 36.7
Tidak Pakai 107 63.3 63.3 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak menggunakan alat
kontrasepsiyaitu sebanyak 107Kepala Keluarga (63,3%)

Umur Balita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 0-1 Tahun 5 3.0 3.0 3.0
1-5 Tahun 2 1.2 1.2 4.1
Tidak Ada 162 95.9 95.9 100.0
Total 169 100.0 100.0
36

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki balitayaitu sebanyak
162Kepala Keluarga (95,9%)

Kunjungan Posyandu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Ke Posyandu 7 4.1 4.1 4.1
Tidak Ada Balita 162 95.9 95.9 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki balita yaitu sebanyak
162Kepala Keluarga (95,9%)

Imunisasi Balita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Lengkap 2 1.2 1.2 1.2
Belum Lengkap 5 3.0 3.0 4.1
Tidak Ada Balita 162 95.9 95.9 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki balita yaitu sebanyak
162Kepala Keluarga (95,9%)

Kepemilikan KMS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Memiliki 7 4.1 4.1 4.1
Tidak Memiliki 162 95.9 95.9 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki KMSyaitu sebanyak
162Kepala Keluarga (95,9%)
37

Baca KMS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Bisa 7 4.1 4.1 4.1
Tidak Bisa 162 95.9 95.9 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa
Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak bisa membaca KMS yaitu
sebanyak 162Kepala Keluarga (95,9%)

Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Hijau 5 3.0 3.0 3.0
Diatas Kuning Hijau 2 1.2 1.2 4.1
Tidak Tahu/ Tidak ada
162 95.9 95.9 100.0
Balita
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki balita yaitu sebanyak

162Kepala Keluarga (95,9%)

Kegiatan Remaja di Luar Sekolah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Keagamaan 19 11.2 11.2 11.2
Karang Taruna 15 8.9 8.9 20.1
Olah Raga 26 15.4 15.4 35.5
Lain-lain 30 17.8 17.8 53.3
Tidak Ada Remaja 79 46.7 46.7 100.0
Total 169 100.0 100.0
38

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki remajayaitu sebanyak

79Kepala Keluarga (46,7%)

Kebiasaan Remaja yang Kurang Baik


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Merokok 74 43.8 43.8 43.8
Tidak Ada 16 9.5 9.5 53.3
Tidak Ada Remaja 79 46.7 46.7 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar remaja di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki kebiasaan

merokokyaitu sebanyak 74orang (43,8%)

Waktu Luang Remaja


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Begadang 47 27.8 27.8 27.8
Nonton TV 19 11.2 11.2 39.1
Olah Raga 24 14.2 14.2 53.3
Tidak Ada Remaja 79 46.7 46.7 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar remaja di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki kebiasaan begadang

pada malam hariyaitu sebanyak 47orang (27,8%)


39

Keluhan Lansia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Mengeluh 34 20.1 20.1 20.1
Tidak Ada Keluhan 9 5.3 5.3 25.4
Tidak Ada Lansia 126 74.6 74.6 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar lansia di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memiliki keluhan yang berkaitan

dengan kesehatanyaitu sebanyak 34orang (20,1%)

Penanganan Keluhan Lansia


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Periksa ke Sarana
8 4.7 4.7 4.7
Kesehatan
Obat Sendiri 25 14.8 14.8 19.5
Non Medis 10 5.9 5.9 25.4
Tidak Ada Lansia 126 74.6 74.6 100.0
Total 169 100.0 100.0
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar lansia di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan memilih untuk minum obat sendiri

untuk mengatasi keluhan yang berkaitan dengan kesehatannyayaitu sebanyak

25orang (14,8%)

Waktu Luang Lansia


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Berkebun 5 3.0 3.0 3.0
Rekreasi 2 1.2 1.2 4.1
Olah Raga 3 1.8 1.8 5.9
TIdak Ada Kegiatan 26 15.4 15.4 21.3
Mengurus Rumah 7 4.1 4.1 25.4
Tidak Ada Lansia 126 74.6 74.6 100.0
Total 169 100.0 100.0
40

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar lansia di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan menggunakan waktu luangnya tanpa

kegiatan yang berguna dengan kesehatannya yaitu sebanyak 26orang (15,4%)

Ibu Hamil
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Hamil 3 1.8 1.8 1.8
Tidak Hamil 166 98.2 98.2 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki anggota keluarga

yang sedang hamilyaitu sebanyak 166Kepala Keluarga (98,2%)

Ibu Menyusui
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Menyusui 5 3.0 3.0 3.0
Tidak Menyusui 164 97.0 97.0 100.0
Total 169 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Dusun 2 Desa

Sidosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tidak memiliki anggota keluarga

yang sedang menyusui bayi yaitu sebanyak 164 Kepala Keluarga (97,0%)
41

BATASAN MASALAH

Dari data tersebut di atas kami memfokuskan masalah masalah yang

kemungkinan dapat diselesaikan dengan mempertimbangkan kemampuan

mahasiswa dan sumber daya masyarakat dusun II Sidosari, antara lain mengenai

Kebiasaan hidup bersih dan sehat ( PHBS ), resiko peningkatan angka kesakitan

pada lansia, resiko peningkatan angka kesakitan ( ISPA, DBD dan diare ) pada

warga, kurangnya pemanfaatan pos yandu lansia, kurangnya kesadaran

masyarakat dalam berolah raga.

3.2. Analisa Data

DATA OBJEKTIF MASALAH / ETIOLOGI


1. Masih terdapat 2 rumah yang belum Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat

memiliki jamban . di dusun II desa Sidosari berhubungan

2. Penggunaan sungai untuk buang air besar dengan :

masih ada sebanyak 3 rumah. 1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang

3. Pembuangan sampah sembarang tempat ada perilaku hidup bersih dan sehat

16 rumah (9,5%), di sungai ada 4 rumah 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat

(2,4%). tentang pengolahan limbah

4. Penggunaan sungai untuk membuang 3. Kurangnya pengetahuan siswa SD tentang

limbah masih ada sebanyak 9 rumah dan pemanfaatan UKS dan TK tentang gosok

di selokan sebanyak 156 rumah , gigi yang benar.

sembarang tempat ada 4 rumah.


42

5. Data yang diperoleh pada kelompok khusus

di TK dusun II sidosari didapatkan bahwa

36 siswa mengalami caries gigi, 8 siswa

dengan gigi berlubang.

1. Sejumlah 43 Resiko terjadinya penurunan derajad

lansia yang menderita asam urat sebanyak kesehatan pada lansia dusun II Desa Sidosari

14 0rang. berhubungan dengan :

2. Sebanyak 34 1. Kurangnya pengetahuan warga tentang

lansia mengalami berbagai keluhan penyakit asam urat dan hipertensi

berkaitan dengan kesehatannya. 2. Kurangnya pemanfaatan pelayanan

3. Sebanyak 10 kesehatan

orang lansia mempunyai riwayat hipertensi. 3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan

4. Sebanyak 16 pentingnya olahraga

lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu 4. Kurangnya pengetahuan lansia dan

sebagian oleh keluarga. masyarakat tentang tumbang serta

5. Jumlah usia lanjut perubahan2 yang terjadi pada lansia.

di dusun II sebanyak 43 jiwa dari total

jumlah warga 686 jiwa.

6. Sebanyak 3 orang

dari 43 lansia yang rutin melakukan olah

raga atau dengan prosentase 1,8 %.


1. Terdapat 23 orang (13,6%) mengalami Resiko terjadinya peningkatan angka

diare kurun waktu 6 bln terakhir.. kesakitan ( DBD, diare, ISPA) pada warga
43

2. Terdapat 78 orang (46,2 %) mengalami dusun II Desa Sidosari berhubungan dengan :

ISPA. 1. Kurangnya kesadaran perilaku hidup

3. Rumah dengan anggota keluarga perokok bersih dan sehat.

sebanyak 74 (43,8%). 2. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang

4. Terdapat 2 rumah belum memiliki jamban . baik.

5. Penggunaan sungai untuk buang air besar

sebanyak 3 rumah.

6. Vektor membahayakan di sekitar rumah ;

lalat 15 (8,9%), Nyamuk 96(56,8%).


1. Posyandu lansia ada tapi tidak pernah aktif Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia

lagi. dusun II Desa Sidoosari berhubungan

2. Terdapat beberapa kader lansia tidak aktif dengan :

dari kader lansia. 1. Kurangnya kesadaran warga

3. Lansia dan keluarga kurang mengerti memanfaatkan fasilitas kesehatan.

manfaat pos yandu lansia. 2. Kurang aktifnya kader.

1. Tersedia 1 lapangan bola Kurangnya kesadaran masyarakat dalam

dan 1 lapangan bulu tangkis. berolahraga dusun II Desa Sidosari

2. Hanya sebanyak 24 dari 90 remaja yang berhubungan dengan kurangnya kesadaran

rutin melakukan olah raga dalam mengisi warga memanfaatkan fasilitas olahraga yang

waktu luangnya. tersedia.

3.3.Diagnosa keperawatan
44

1. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di dusun II

Desa Sidosari berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan

sehat

b. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah

c. Kurangnya pengetahuan siswa SD/TK tentang gosok gigi dan cuci

tangan yang benar.

Dimanefestasikan dengan :

1) Terdapat 2 rumah belum memiliki jamban.

2) Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 3 rumah (1,8%)

3) Pembuangan sampah sembarang tempat sebanyak 16 rumah (9,5%).

4) Penggunaan sungai untuk membuang limbah masih ada sebanyak 9

rumah dan di selokan sebanyak 156 rumah, sembarang tempat ada 4

rumah .

5) Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK dusun II Sidosari

didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8 siswa dengan

gigi berlubang, serta belum tahu cara cuci tangan yang benar.

2. Resiko terjadinya penurunan derajad kesehatan pada lansia dusun II Desa

Sidosari berhubungan dengan :

a. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat

b. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan

c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga


45

d. Kurangnya pengetahuan lansia dan masyarakat tentang tumbang dan

perubahan2 yang terjadi pada lansia.

Dimanifestasikan dengan :

1) Sejumlah 43 lansia yang menderita asam urat sebanyak 14 orang .

2) Sebanyak 34 lansia mengalami berbagai keluhan berkaitan dengan

kesehatannya.

3) Sebanyak 10 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi

4) Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian oleh

keluarga.

5) Jumlah usia lanjut di dusun II sebanyak 43 jiwa dari total jumlah

warga 686 jiwa.

6) Sebanyak 3 orang dari 43 lansia rutin melakukan olahraga (1,8 %).

3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan DBD,diare dan ISPA pada

warga dusun II Desa Sidosari berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Dimanefestasikan dengan :

1) Dalam 6 bulan terakhir terdapat 23 orang warga (13,6 %) mengalami

diare.

2) Terdapat 78 orang (46,2 %) mengalami ISPA.

3) Masih terdapat 2 rumah tidak memiliki jamban.

4) Penggunaan sungai untuk buang air besar masih ada sebanyak 3

rumah.
46

5) Rumah dengan anggota keluarga perokok sebanyak 74 ( 43,8% ).

6) Vektor membahayakan disekitar rumah ; lalat 15 (8,9%), nyamuk 96 (

56,8% ).

4. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dusun II Desa Sidosari

berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b. Kurang aktifnya kader.

Dimanifestasikan dengan :

1) Posyandu lansia ada, tapi tidak aktif lagi.

2) Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 3 kader lansia.

3) Lansia dan keluarga kurang mengerti manfaat pos yandu lansia.

5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolah raga dusun II Desa

Sidosari berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga memanfaatkan

fasilitas olahraga yang tersedia.

Dimanifestasikan dengan :

1) Tersedia 1 lapangan sepak bola dan 1 lapangan bulu tangkis.

2) Hanya sebanyak 24 dari 90 remaja yang memanfaatkan waktu luangnya

dengan berolah raga.

PRIORITAS DIAGNOSA

SESUAI
DIAGNOSA PERAN RESIKO RESIKO POTENSIAL MINAT KEMUNGKINAN
NO PROGRAM
KEPERAWATAN CHN TERJADI KEPARAHAN PENKES MASYARAKAT DIATASI TEM
PEMERINTAH
Kebiasaan hidup
1. yang kurang bersih 5 5 5 5 5 5 3 5
dan sehat
Resiko terjadinya
2. penurunan derajad 5 4 3 5 4 3 5 5
kesehatah lansia.
47

Resiko terjadinya
peningkatan angka
3. kesakitan 5 4 3 5 4 3 4 5
DBD,diare dan
ISPA pada warga.
Kurangnya
4. pemanfaatan 4 2 2 3 3 5 4 5
posyandu lansia .
Kurangnya
kesadaran
5. 5 2 2 4 2 4 3 5
masyarakat dalam
berolahraga

Keterangan:

Kriteria nilai ditentukan dengan rentang 1 5 dengan ketentuan:

5 : maksimal

4 : sedang

3 : kurang

2 : rendah 1 : tidak ada

3.4. Intervensi Keperawatan

TUJUAN KRITERIA EVAL


NO. DIAGNOSA STRATEGI SASARAN
TUPAN TUPEN KRITERIA ST
1. Kebiasaan hidup Meningkatny Setelah dilakukan KIM Dusun II DesaKognitif 1. Wa
a kebiasaan Sidosari mam
yang kurang tindakan Pergerakan Psikomotor
hidup bersih men
bersih dan sehat di dan sehat keperawatan Massa a. P
P
dusun II Desa selama 9 hari
H
Sidoosari dalam 3 minggu B
S
berhubungan diharapkan :
(P
dengan : b. K
1. Meningkatnya P
1. Kurangnya kesadaran KIE Kognitif
2. Wa
kesadaran masyarakat mam
masyarakat tentang perilaku men
a. P
tentang perilaku hidup bersih dan p
hidup bersih dan sehat. li
Siswa-siswi b. c
sehat 2. Meningkatnya p
KIM TK dusun II Kognitif
Kurangnya pengetahuan li
2. Demonstra Sidosari Psikomotor
3. Sis
pengetahuan masyarakat si
Kognitif mam
KIM
48

masyarakat tentang Demonstra Psikomotor a.Men


si asik
tentang pengolahan
tang
pengolahan limbah ben
b.Men
limbah
asik
gos
yan
3. Kurangnya
pengetahuan
siswa SD /TK
tentang gosok
gigi dan cuci
tangan yang
benar.

2. Resiko terjadinya Derajad Setelah dilakukan KIE Lansia dusun Kognitif Warga
penurunan derajad kesehatan tindakan II Desa menje
kesehatan pada lansia tidak keperawatan Sidosari.
KIM Psikomotor 1. Peng
lansia dusun II menurun dan selama 9 hari
asam
KIM Psikomotor
Desa Sidosari angka dalam 3 minggu hipe
berhubungan kesakitan pada diharapkan: KIM Afektif
2. Peny
dengan : lansia urat
a. Pengetahuan
berkurang KIM Psikomotor hipe
1. Kurangnya warga tentang
3. Penc
pengetahuan penyakit asam Afektif
terh
warga tentang urat dan pen
penyakit asam hipertensi urat
urat & hipertensi meningkat hipe
pada lansia. 4. Peraw
b. Pemanfaatan pad
2. Kurangnya
pelayanan pen
pemanfaatan
kesehatan asam
49

pelayanan meningkat hipe


kesehatan c. Kesadaran
3. Kurangnya masyarakat akan
kesadaran pentingnya
masyarakat akan olahraga
pentingnya meningkat
olahraga.
4. Kurangnya
pengetahuan
keluarga &
masyarakat
tentang tumbang
serta perubahan2
dapa lansia.
3. Resiko terjadinya Angka Setelah dilakukan KIE Warga di Kognitif Warga
Demontrasi Psikomotor
peningkatan angka kesakitan tindakan dusun II menje

kesakitan ( DBD, DBD,ISPA keperawatan selama Sidosari yang


1.
memiliki yang
diare, ISPA) pada dan diare pada 9 hari dalam 3 nge
minggu diharapkan: memiliki
warga dusun II warga diar
masalah
Sidosari menurun/ 1./ Kesadaran warga 2.
lingkungan.
berhubungan tidak terjadi tentang perilaku nye

dengan : diar
hidup bersih dan
3.
sehat meningkat
1. Kurangnya nce
2. Pengetahuan
kesadaran terh
warga tentang
perilaku hidup pen
kesehatan DB
bersih dan sehat.
sanitasi dan
2. Kondisi sanitasi
lingkungan 4.
lingkungan yang
meningkat awa
kurang baik.
pen
den
men
pem
Lar
50

Gar
5.
awa
pen
den
den
men
kec
nipi
4. Kurangnya Minat Setelah dilakukan KIM Lansia warga Kognitif 1. Lan
Psikomotor Des
pemanfaatan pemanfaatan tindakan dusun II Desa
men
posyandu lansia posyandu keperawatan selama Sidosari serta pos
2.kade
9 hari dalam 3 kader
dusun II desa lansia akti
minggu diharapkan: KIE posyandu Afektif mel
Sidosari meningkat. pos
lansia.
berhubungan seca
1.Warga mampu
memanfaatkan
dengan :
fasilitas kesehatan
Kognitif
yang ada.
1. Kurangnya 2. Kader posyandu
aktif dalam
kesadaran warga melaksanakan
memanfaatkan kegiatan
posyandu.
fasilitas
kesehatan.
2. Kurang aktifnya
kader pos yandu
lansia.

5. Kurangnya Angka Setelah dilakukan Pergerakan Warga dusun II Kognitif Warga


Psikomotor
kesadaran kesadaran tindakan massa Sidosari desa
Afektif
masyarakat dusun berolahraga keperawatan mamp
Psikomotor
selama 9 hari dalam mema
II Sidosari dalam meningkat.
3 minggu diharapkan Afektif sarana
berolahraga
warga mampu yang t
berhubungan
memanfaatkan
dengan kurangnya
sarana olahraga yang
kesadaran warga
tersedia
memanfaatkan
51

fasilitas olahraga
yang tersedia.
52

BAB IV
PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Pembukaan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas.

Pembukaan praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan pada selasa, 12-12- 2016
pukul 09.00 11.45 WIB di kantor kecamatan Natar yang dihadiri oleh staf kecamatan, Ka.
Prodi PSIK beserta staf Unimal, Kepala Puskesmas Hajimena ,Kepala desa Sidosari beserta
jajarannya dan seluruh mahasiswa PSIK-FK Unimal prodi profesi keperawatan kelompok ( besar
) II.

Acara diisi dengan serah terima mahasiswa kepada pihak Puskesmas dan kelurahan oleh
Ka. Prodi PSIK Unimal untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan praktik klinik keperawatan
komunitas berlangsung.

Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar lingkungan, kebiasaan,
adat istiadat serta masalah kesehatan warga desa Sidosari, profil wilayah desa Sidosari, profil
wilayah Puskesmas Hajimena, dan profil kesehatan secara umum.

Pengkajian Data kesehatan Komunitas

Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 13 Desember 2016 sampai
31 Desember 2016. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi tiap RT, bekerjasama dengan
ketua RT, kader kesehatan dan PKK serta karang taruna. Mekanisme pengumpulan data
merupakan hak otonom masing-masing kelompok RT dengan tanpa meninggalkan prinsip
pengkajian keperawatan komunitas (daftar anggota kelompok RT terlampir).

Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali semua


permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya dilakukan pemecahan
masalah dengan menggunakan format pengkajian komunitas yang telah dikonsultasikan pada
pembimbing profesi PSIK-FK Unimal. Format tersebut mencakup teori konsep keperawatan
komunitas menurut Betty Newman yang meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat, yaitu:

a. Data Demografi
53

Data tersebut meliputi:

Identitas keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, pendapatan
perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan
Data anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal lahir/umur, hubungan dengan
KK, pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan keterangan.
b. Lingkungan Fisik
Data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan, sumber air,
pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban dan septik tank, pengurasan bak air,
keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan

c. Kondisi Kesehatan Umum


Meliputi pelayanan kesehatan, masalah kesehatan khusus.

d. Ibu Hamil dan Keluarga Berencana


Meliputi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan keikutsertaan keluarga berencana.

e. Balita
Meliputi Posyandu, KMS, BB balita, status imunisasi, pemberian ASI dan makanan
tambahan, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.

f. Anak dan Remaja


Meliputi kegiatan dan kebiasaan serta penyakit yang diderita anak dan remaja.

g. Usia Lanjut
Meliputi keberadaan lansia di keluarga, kesehatan lansia saat ini, keluhan, tindakan yang
diberikan dan kegiatan/aktifitas lansia.

Selain pengumpulan data melalui quesioner yang disebarkan, dilakukan observasi untuk
melengkapi data yang diinginkan, antara lain:

a. Lingkungan Fisik
Dilakukan observasi pada data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi,
pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban keberadaan jentik,
tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan.
54

b. Kondisi Kesehatan Umum


Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh warga meliputi Puskesmas, klinik, dokter praktik
dan bidan.

c. Balita
Meliputi kunjungan ke Posyandu, KMS, BB balita, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas
kesehatan.

Posyandu dilaksanakan setiap bulan sekali, tepatnya pada minggu ke IV pada hari Rabu
pukul 09.00 WIB.

d. Anak dan Remaja


Meliputi kegiatan dan organisasi kepemudaan, misalnya karang taruna dan remaja musholla
yang tersebar di masing-masing RT.

e. Usia Lanjut
Meliputi keberadaan lansia di keluarga dan kegiatan/aktifitas lansia, misalnya pengajian.

1) Tabulasi, analisa Data Komunitas dan Perencanaan


Setelah dilakukan pengumpulan data oleh mahasiswa penanggung jawab tiap RT, maka
dilakukan tabulasi data, analisa data, penentuan permasalahan dan perencanaan sementara.

Data yang telah direkapitulasi, dimasukkan ke dalam data komunitas oleh tim pengolahan
data untuk kemudian dilakukan diskusi penentuan permasalahan dan perencanaan sementara.
Setelah itu, maka siap dilakukan lokakarya kesehatan dengan kepala desa, kepala dusun, ketua
RT, toga dan toma.

2) Klarifikasi dan Desiminasi Data Kesehatan Komunitas


Setelah dilakukan perencanaan sementara sebagai suatu wacana bagi warga, maka
dilakukan klarifikasi untuk mencapai kesepakatan dan pembenaran atas data yang dikumpulkan
oleh mahasiswa. Klarifikasi dan lokakarya kesehatan komunitas dilakukan antara mahasiswa
dengan kepala desa, kepala dusun, ketua RT, perwakilan dari pembimbing akademik, staf
puskesmas yang diwakili oleh bidan desa serta sebagian warga di Balai Desa Sidosari pada
tanggal 31 Desember 2016 pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.Acara tersebut diisi
55

dengan presentasi oleh mahasiswa dan diskusi. Pada pertemuan tersebut ditemukan kata sepakat
tentang permasalahan dan perencanaan yang akan dilakukan. ( susunan panitia terlampir ).

Adapun masalah kesehatan komunitas dan rencana tindakan penyelesaiannya yang telah
disepakati bersama khusus dusun II desa Sidosari antara lain sebagai berikut :

1. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat di dusun II desa Sidosari.

2. Resiko terjadinya penurunan derajad kesehatan pada lansia dusun II Desa


Sidosari.

3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan ( DBD, diare, ISPA) pada warga
dusun II Sidosari.

4. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dusun II desa Sidosari.

5. Kurangnya kesadaran masyarakat dusun II Sidosari dalam berolah raga.

Beberapa rencana tindakan yang juga telah disepakati bersama adalah sebagai berikut :

1. Memberikan penyuluhan tentang PHBS, termasuk keluarga binaan tiap dusun.


2. Melakukan koordinasi dengan pengurus Dusun dalam melakukan kegiatan kerja bakti.
3. Memotivasi keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
4. Memasang baner/poster tentang kebersihan lingkungan dan akibat yang ditimbulkan
5. Memberikan penyuluhan tentang pengolahan limbah.
6. Memberikan Penyluhan tentang cara cuci tangan, cara makan yang sehat kepada murid
-murid TK dan SD

7. Memberikan penyuluhan dan Mengajarkan cara menggosok gigi yang baik kepada
murid2 TK dan SD

8. Memberikan penyuluhan tentang Asam Urat, Rhematik dan Hipertensi kepada warga
khususnya lansia.
9. Melakukan screening massal pada lansia di dusun II khususnya penyakit lansia.
10. Memberikan motivasi kepada lansia untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang tersedia.
11. Mengajarkan dan memotivasi pada lansia untuk senam lansia serta berolah raga secara
rutin.
12. Memberikan penyuluhan tentang tumbang dan perubahan2 yang terjadi pada lansia.
13. Memberikan penyuluhan DBD, diare dan ISPA.
14. Memberikan penyuluhan tentang PHBS, termasuk keluarga binaan .
56

15. Berkoordinasi dengan kepala dusun untuk mengaktifkan kembali kegiatan posyandu
lansia.
16. Memberikan motivasi kepada lansia dan keluarga yang mempunyai lansia untuk rutin
mengikuti posyandu dengan teratur.
17. Berkoordinasi dengan bidan desa untuk mengaktifkan kembali pos yandu lansia.

18. Mengajarkan pada ibu-ibu dan remaja senam aerobik


19. Motivasi pada ibu-ibu dan remaja untuk melakukan senam aerobik secara rutin .

20. Melakukan koordinasi dengan kepala dusun II untuk melaksanakan kegiatan jalan sehat
dan senam sehat bersama.

Implementasi keperawatan

1. Kesehatan masyarakat

a. Kerja bakti massal membersihkan lingkungan pekarangan masing masing dan


parit/siring air di jalan desa ( dusun II ) dilaksanakan hari minggu tgl. 08-01-17
pagi pukul 07.00 s/d 10.00 wib diikuti oleh 35 an warga di pimpin oleh kepala
dusun II ( Sawiri ) dan mahasiswa kelompok IV.

b. Pemasangan 2 buah Baner/Poster propaganda ukuran 1,5 m x 5 m tentang


pentingnya kebersihan lingkungan dan pencegahan DBD di perempatan jalan
utama desa/dusun II tgl. 06-01-17 sore oleh mahasiswa dan kepala dusun II.

c. Penyuluhan tentang pencegahan DBD kepada warga dusun II halaman dan teras
rumah kepala dusun II oleh mahasiswa Jaenal Aripin, Oktariyani dan Rahmawati
tgl. 07-01-17 jam 09.00 wib

d. Pembagian serbuk abate kepada peserta yang hadir warga dusun II dalam acara
penyuluhan secara cuma-cuma oleh mahasiswa kelompok IV.

e. Penyuluhan tentang penyakit asam urat / rhematik kepada warga dusun II oleh
mahasiswa Eka Agustina Dewi, Dewi Puspitasari dan Isrina Ramadani tgl.08-01-
17 pukul 16.30 wib di halaman salah satu warga dusun II.
57

f. Penyuluhan tentang diare oleh mahasiswa Andi Marniati , Mety Candika dan Heni
Mushidayati tgl.15-01-17 pukul 09.00 wib di halaman dan teras rumah ka.dus II (
Sawiri ).

g. Penyuluhan tentang hipertensi oleh mahasiswa Dewi Puspitasari, Sari Agung


Magdalena dan Sumartono, tgl. 06-01-2017 jam 16.00 wib diikuti oleh sejumlah
warga dusun II di halaman rumah salah satu warga ( Lilis ).

h. Senam Sehat bersama warga dusun II dan seluruh mahasiswa kelompok IV tgl.07-
01-17 pukul 07.00 wib di halaman ka.dus ( sawiri ), instruktur Heni Mushidayati.

i. Penyuluhan tentang ISPA oleh Tri Sukamti P dan M.Iqbal tgl. 15-01-2017 jam
16.00 diikuti oleh warga dusun II Sidosari.

2. Kesehatan Lansia

a. Skrining kesehatan lansia massal( Tekanan Darah, Gula Darah, Asam Urat )
kepada warga lansia dusun II, dilaksanakan tgl. 23-12-2016 jam 17.00 wib dan
tgl. 06-01-2017 jam 16.00 wib, di halaman kepala dusun, oleh seluruh mahasiswa
kelompok IV.

b. Senam lansia dilaksanakan tgl. 08-01-2017 jam 17.00 wib diikuti oleh lansia
warga dusun II Sidosari, di halaman kepala dusun, instruktur Heni Mushidayati.

c. Mengaktifkan kembali pos yandu lansia dengan nama Pos Yandu Mekar Sari
dusun II Sidosari yang berlokasi di tempat tinggal Kepala Dusun.

3. Kesehatan Anak Sekolah

Penyuluhan kesehatan cara cuci tangan dan gosok gigi yang baik kepada murid-
murid kelas II SD Negeri dusun II desa Sidosari oleh Kartina Setia Utami,
Rosalita Diana, dan M.Endang AK.

4. Kesehatan Balita

Untuk meningkatkan motivasi ibu ibu yang memiliki balita, ibu hamil, dan
lansia untuk berkunjung ke pos yandu, kami adakan penambahan fasilitas berupa
kursi sebanyak 20 buah dan papan nama posyandu yang baru untuk pos yandu-
58

pos yandu desa oleh kelompok besar mahasiswa di desa Sidosari, disaksikan oleh
bidan desa setempat sebagai perwakilan puskesmas Hajimena.

5. Praktik Klinik Keperawatan Keluarga

Pendekatan yang diguanakn mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan


keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan model pemecahan
masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk menerima mahasiswa sebagai
pembina kesehatan dalam keluarganya. Daftar keluarga binaan mahasiswa kelompok IV
terlampir.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan
keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.
Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan
supervisi minimal 2 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan memaklumi
tentang keberadaan hal tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
59

5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi
profesi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas malahayati tahun 2016/2017,
merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan
ilmiah.
Terdapat 2 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu
praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri dan praktik klinik keperawatan keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Hajimena Natar.
Pelaksanaan kedua praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 80%, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk meningkatkan
status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di
motori oleh aparat desa sebagai penanggung jawab tertinggi.

5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan komunitas dan
perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan
bimbingan yang lebih intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah
terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep
keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga mempermudah
mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan komunitas, maka diharapkan
adanya kerjasama antara PSIK-FK Unimal dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak
kerja/waktu tentang keberadaan praktik klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja
puskesmas yang telah ditentukan.
60

3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang


konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dala melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas.
4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian masyarakat
dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan
praktik klinik di masyarakat.
5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya kerjasama dan
bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa maupun Kelompok Kerja
Kesehatan yang ada di masyarakat.
6. Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara optimal sehingga
pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai tujuan.
61

BAB VI
LAMPIRAN DAN FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai